• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE) Chapter III V"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara. Jl. Prof. A. Sofyan No. 1, Medan, Sumatera Utara.

3.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) resmi menjadi Fakultas pada tahun

1982 berdasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

1982.SK Presiden R.I tersebutmenetapkan FISIP merupakan fakultas ke 9 (Sembilan)

pada Universitas Sumatera Utara.Walaupun FISIP USU baru resmi terbentuk pada

tahun 1982, tetapi cikal bakal FISIP USU itu sudah muncul pada tahun 1980

berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor. 1181/PT.05/C.80, pada tanggal 1

Juli 1980. Perkuliahan pertamakali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan

jumlah mahasiswa hasil ujian SIPENMARU bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang.

Berdasarkan SK Mendikbud R.I tersebut, disebutkan FISIP USU mempunyai 6

(enam) jurusan dengan urutan berikut:

1. Jurusan Ilmu Administrasi

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan MKDU

6. Jurusan Antropologi

Dewasa ini FISIP USU mempunyai enam Departemen, satu Program Diploma-3, dan

tiga Program Pascasarjana yaitu sebagai berikut : Departemen Sosiologi terdiri dari

Program Studi S1 Sosiologi dan Program Studi S2 Magister Sosiologi, Departemen

Ilmu Kesejahteraan Sosial, Departemen Ilmu Administrasi terdiri dari dua program

studi yaitu Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi terdiri dari Program Studi S1 Ilmu

(2)

Sosial, Departemen Ilmu Politik. Program Studi S2 Magister Studi Pembangunan,

Program Studi S3 Doktor Studi Pembangunan, Program Studi Diploma-3

Administrasi Perpajakan.

Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Menjadi pusat pendidikan dan rujukan bidang-bidang ilmu sosial dan politik di

wilayah barat.

Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat

riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerja sama yang menguntungkan dengan seluruh

stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan

fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi

profesional pendidikan.Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu

dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu

melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu

menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi

staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas

dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang

dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh

sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun

suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan

prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan

kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi

masing-masing.

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang sangat potensial sebagai

(3)

pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Sendiri.

3.2 Metode Penelitian

Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh

karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka

langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah

dirumuskan(Nawawi, 65:2012). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deksriptif dengan pendekatan kuantitatif yakni tidak mencari hubungan, tidak

mencari hipotesis atau membuat prediksi. Namun bertujuan untuk menjelaskan,

meringkaskan berbagai kondisi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat

yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi (Bungin, 44:2011).

Dalam hal ini peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa ilmu

komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU terhadap pemberitaan demo Ahok di

Stasiun Televisi TV ONE.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikaphidup, dan

sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin,

109: 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi

jurnalistik FISIP USU program S-1 dari stambuk 2013 dan 2014. Alasan peneliti

memilih populasi ini adalah karena mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi

jurnalistik stambuk 2013 dan 2014 lebih dalam memahami tentang jurnalistik.

Dimana isi pembahasan dalam konsentrasi ini menyangkut dengan penelitian peneliti

yaitu tentang tayangan pada televisi. Stambuk 2013 dan 2014 sudah menyelsaikan

praktek kerja lapangan di tempat yang sesuai dengan konsentrasi jurnalistik. Artinya

stambuk ini sudah terjun langsung dalam penerapan teori-teori yang sudah dibahas

(4)

Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pra penelitian, jumlah mahasiswa stambuk

2013-2014 ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU sebanyak 75 orang.

Tabel 3.1

Populasi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

FISIP USU

Stambuk Jumlah

2013 31

2014 27

Total 58

Sumber : Dirmahasiswa.usu.ac.id

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari seluruhnya (populasi atau universal), yang menjadi

obyek sesungguhnya dari suatu penelitian ilmiah (Nasution dkk, 21: 2001). Subiakto

(1995: 173) menjelaskan bahwa besar sampel tidak ada ketentuan pasti, yang penting

dalam hal ini representatif. Untuk penelitian ini besar sampel ditentukan berdasarkan

rumus arikunto. Ariukunto mengatakan jika jumlah populasi hanya berkisar 100

orang ke bawah maka sebaiknya jumlah sampel adalah jumlah keseluruhan populasi

(total sampling), sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan kelengkapan atau pengembangan metode riset

yang dipilih, agar data bisa dikumpulkan. Metode (Kriyantono, 86: 2008). Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan yaitu studi yang dilakukan peneliti dengan cara mempelajari dan

mengumpulkan data melalui sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

(5)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey ke lokasi penelitian

melalui kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan sejumlah daftar

pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

Metode Kuesioner berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun

secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian diberikan ke responden

sebagai sampel penelitian untuk diisi. Setelah diisi Kuesioner akan dikembalikan ke

peneliti (Bungin, 2013 : 130).

Bentuk umum dari sebuah Kuesioner terdiri dari, pendahuluan berisikan pentunjukan

pengisian Kuesioner, bagian identitas berisikan identitas ressponden,kemudian

memasuki bagian isi yang berisiskan pertanyaan. Tipe kuesioner yang digunakan

adalah dengan menggunakan tipe pertanyaan tertutup yang meminta responden

membuat pilihan diantara satu set alternatif yang telah ditetapkan peneliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Kriyantono, 167:

2008). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis ke dalam bentuk

analisis table tunggal.

3.5.1 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi

variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan persentase setiap kategori

(Singarimbun, 266: 2008). Data-data yang telah terkumpul akan diproses sesuai

dengan tahapan yang telah ditetapkan, selanjutnya akan ditabulasi dan dianalisis,

(6)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data

Peneliti memulai beberapa tahap untuk melakukan penelitian dan pengumpulan data,

adapun tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Perizinan

Peneliti meminta izin untuk meneliti kepada Departemen Ilmu Komunikasi dan

Dekanat FISIP USU, untuk melakukan penelitian di Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara. Setelah memperoleh izin dari pihak dekanat,

peneliti memperoleh data mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang

menjadi Populasi dalam penelitian ini.

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada

responden dalam janga waktu empat belas hari yakni, 13 Maret 2015 sampai dengan

tanggal 27 Maret 2015. Jumlah Kuesioner yang disebar oleh peneliti yaitu sebanyak

46 eksamplar.

4.2 Teknik Pengolahan Data

Setelah kuesioner terkumpul dari responden, maka peneliti melakukan proses

pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi dari responden. Adapun tahapan

pengolahan data dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penomoran Kuesioner

Penomoran kuesioner yaitu memberi nomor kuesioner sebagai pengenal, yaitu 1-46.

(7)

Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap

jawaban yang meragukan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan anjuran

pengisian kuesioner.

3. Pengkodean

Pengkodean merupakan proses pemindahan jawaban-jawaban responden kedalam

kotak skor yang disediakan dalam bentuk angka.

4. Inventarisasi Variabel

Inventarisasi Variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan kedalam

lembar tabel Fortran Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam kesatuan.

5. Menyediakan kerangka table

Banyaknya kerangka tabel minimal sejumlah pertanyaan dalam kuesioner, maksimal

sesuai dengan kebutuhan analisis. Kerangka tabel ini dilengkapi dengan nomor tabel,

judul tabel, kolom vertikal dan horizontal, kategori dan indikator, frekuensi, persen

dan jumlah. Frekuensi kerangka tabel ini untuk mewadahi selebaran data penelitian.

6. Tabulasi Data

Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden yang sudah melalui pengkodean

dan inventarisasi variabel kedalam kerangka tabel. Adapun tabel sebanyak jumlah

pertanyaan dari kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan dirinci

melalui kategori, frekuensi dan persentase. Selanjutnya untuk memperjelas isi tabel,

data dianalisis melalui deskripsi teks.

4.3 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam pembahasan ini peneliti akan

merujuk pada sistem penyajian atau data yang akan diperoleh dari hasil jawaban

responden, dimana metode pengumpulan data dengan melalui kuesioner yang

(8)

4.3.1 Karakteristik Responden

Karateristik responden merupakan gambaran tentang responden dalam penelitian ini.

Karakteristik responden yang dimaksud dalam hal ini adalah Jenis Kelamin,

Stambuk, dan Umur responden.

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin F %

Laki-laki 15 25,7

Perempuan 43 74,3

Total 58 100

Sumber: P2/FC1

Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 58

orang, terdapat 15 orang (25,7%) jenis kelamin laki-laki dan 43 (74,3%) jenis

kelamin perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah responden dalam

(9)

Tabel 4.2 Stambuk

Angkatan F %

2013 23 39,7

2014 35 60,3

Total 58 100

Sumber: P3/FC2

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 58 orang jumlah responden, terdapat dua(2)

stambuk yang terdiri dari 2013 dan 2014. Pembagian responden telah ditentukan

dengan metode pengambilan sampel dari populasi yang telah didapatkan melalui

pra-penelitian, sehingga terdapat 23 responden (39,7%) berada di stambuk 2013 dan 35

responden (60,3%) yang berada di stambuk 2014. Tabel 4.2 menjelaskan bahwa

responden dalam penelitian ini mayoritas stambuk 2014 dengan persentase (60,3%).

Hal ini terjadi karena, dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah mahasiwa

Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik. Beberapa orang dari stambuk 2013 sudah

(10)

Tabel 4.3 Umur

Umur F %

<21 Tahun 19 32,8

21 Tahun 26 44,8

22 Tahun 8 13,8

>22 Tahun 5 8,6

Total 58 100

Sumber : P4/FC3

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 58 orang responden, terdapat empat (4)

klasifikasi umur yang telah ditetapkan peneliti. Diantaranya , 19 responden (32,8%)

berada pada umur <21 Tahun, 26 responden (44,8%) berada pada umur 21 Tahun, 8

responden (13,8%) berada pada umur 22 Tahun dan 5 responden (8,6%) berada pada

umur >22 Tahun. Data diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden berada pada

umur 21 Tahun dengan persentase 26 responden (44,8%).

4.3.2 Pemberitaan Demo Ahok di TV One.

Pemberitaan Demo Ahok di TV One dalam penelitian ini merupakan gambaran

tentang intensitas menonton televisi, intensitas menonton berita di TV One, intensitas

menonton berita tentang Demo Ahok di TV One, dan frekuensi menonton tayangan

berita di TV One dari respoden. Dari sisi ini peneliti akan melihat secara mendalam

tentang responden yang akan diteliti dalam keterkaitannya terhadap masalah dalam

(11)

Tabel 4.4

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa intensitas responden dalam menonton televisi adalah

sebagai berikut, 5 orang responden masuk dalam kategori Sangat Sering (3-4 Jam/

Hari) dengan persentase 8,6%, 30 orang responden masuk dalam kategori Sering (1-2

Jam/ Hari) dengan persentase 51,7%, 15 orang responden masuk dalam kategori

Tidak sering (45 Menit/ Hari) dengan persentase 25,9% dan 8 orang responden masuk

dalam kategori Sangat Tidak Sering (5-10 Menit/ Hari) dengan persentase 13,8%.

Data diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini rata-rata masuk

kedalam kategori Sering (1-2 Jam/ Hari) dalam menonton televisi dengan persentase

30 responden (51,7%). Menurut George Gebner dalam teori kultivasi, penonton 1-2

Jam/Hari masuk kedalam kategori penonton ringan (light viewers) (Baran 406 :

2010). Penonton ringan tidak menggunakan satu stasiun televisi untuk dijadikan

sebagai sumber informasi melainkan penonton menggunakan berbagai macam stasiun

televisi untuk memenuhi kebutuhan informasi terhadap suatu persoalan. Karena

(12)

Tabel 4.5

Intensitas Menonton Berita di TV One

Intensitas menonton televisi F %

Sangat Sering (3-4 Jam/

Hari)

1 1,7

Sering (1-2 Jam/ Hari) 5 8,6

Tidak Sering (45 Menit /

Hari)

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa intensitas responden menonton berita di TV One adalah

sebagai berikut, 1 orang responden masuk dalam kategori sangat sering (3-4

Jam/Hari) dengan persentase 1,7%, 5 orang responden masuk dalam kategori sering

(1-2Jam/Hari) dengan persentase 8,6%, 35 orang masuk dalam kategori tidak sering

(45 Menit/ Hari) dengan persentase 60,3% dan 17 orang masuk dalam kategori sangat

tidak sering (5-10 Menit/Hari) dengan persentase 29,3%. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik yang menjadi

responden dalam penelitian ini mayoritas tidak sering (45 Menit/ Hari) menonton

berita di TV One dengan responden sebanyak 35 orang dan persentase sebesar 60,3%.

Tabel 4.5 juga menunjukkan, ada hal menarik untuk diamati yaitu pada kategori

Sangat Sering (3-4 Jam/Hari) dengan persentase 1,7%(1 responden), dalam teori

kultivasi penonton 3-4 Jam/Hari masuk dalam kategori Heavy Viewers (Penonton

Berat). Penonton berat akan lebih percaya terhadap realitas yang dibentuk oleh media

dibandingkan dengan kepercayaannya terhadap realitas yang dia alami sendiri secara

(13)

lebih terbatas. Hal itulah yang menyebabkan mereka mengandalkan televisi sebagai

sumber informasi dan hiburan mereka. Karena keterpakuan pada satu media tersebut,

membuat keragaman alternatif informasi yang mereka miliki menjadi terbatas. Itulah

sebabnya kemudian mereka membentuk gambaran tentang dunia dalam pikirannya

sebagimana yang digambarkan pada televisi.

Tabel 4.6

Intensitas Menonton Berita tentang Demo Ahok di TV One

Intensitas menonton televisi F %

Sangat Sering (3-4 Jam/

Hari)

Tabel 4.6 menjelaskan bahwa intensitas responden menonton berita tentang Demo

Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 1 responden atau 1,7% berada dalam

kategori sangat sering (3-4 Jam/Hari), 14 responden atau 24,2% berada dalam

kategori Sering (1-2 Jam/Hari), 30 responden atau 51,7% berada dalam kategori

Tidak sering (45 Menit/Hari) dan 13 responden atau 22,4% berada dalam kategori

Sangat tidak sering (5-10Menit/Hari).

Peneliti melihat bahwa seluruh responden menonton berita di TV One dengan total 58

dan persentase 100%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa ilmu komunikasi

konsentrasi jurnalistik FISIP USU yang menjadi responden dalam penelitian ini

mengetahui konten pemberitaan tentang Demo Ahok yang disajikan oleh TV One.

(14)

ditonton dari tayangan TV One. Tabel 4.6 juga menunjukkan bahwa rata-rata

responden dalam menonton berita Demo Ahok di TV One berada pada kategori tidak

sering (45menit/ hari) dengan persentase 51,7% (30 responden).

Tabel 4.7

Segmentasi menonton tayangan berita tentang Demo Ahok di TV One

Segmentasi

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa segmentasi menonton responden terhadap pemberitaan

tentang Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 1 responden dengan

persentase 1,7% menonton keseluruhan tayangan, 14 responden dengan persentase

24,2% menonton ¾ tayangan (3-4 Segmen), 24 responden dengan persentase 41,4%

menonton ½ tayangan (2 Segmen) dan 19 responden dengan persentase 32,7%

menonton ¼ tayangan (1 segmen).

Segmentasi pada variabel ini bertujuan untuk melihat sejauh mana para responden

mengikuti tayangan berita Demo Ahok yang disajikan oleh TV One. Seperti program

acara Indonesia Lawyers Club, Apa Kabar Indonesia dsb. Segmentasi yang disajikan

oleh TV One rata-rata berdurasi 5-7 menit diselingi dengan commercial break(jeda

(15)

segmen) dengan persentase 41,4% (24 responden). Data tabel 4.8 juga menunjukkan

bahwasannya hampir seluruh responden tidak menonton tayangan berita berbentuk

dialog dengan keseluruhan segmen. Asumsi peneliti ini dikarenakan program acara

yang disajikan oleh TV One kurang menarik dalam segi penyampaian informasi

kepada masyarakat. Para responden menjadikan program acara dialog yang disajikan

hanya sebatas untuk mengetahui topik pembahasan pada berita tersebut.

4.3.3 Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik FISIP USU Stambuk 2013-2014

Persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan setiap manusia untuk

memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan , dan

proses tersebut mempengaruhi perilaku manusia tersebut. Dalam variabel ini akan

dijelaskan mengenai persepsi mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik

stambuk 2013-2014 yang meliputi proses seleksi, interpretasi, dan reaksi terhadap

pemberitaan tentang Demo Ahok. Proses persepsi ini juga dikemas dengan isi

pemberitaan yang selakyaknya memenuhi unsur fakta, terkini, seimbang, lengkap,

dan menarik.

Tabel 4.8

Pemberitaan Demo Ahok di TV One sebagai referensi utama

(16)

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa responden yang menyatakan pemberitaan Demo Ahok

yang disajikan oleh TV One menjadi referensi utama adalah sebagai berikut,

sebanyak 25 responden dengan persentase 43,1% menyatakan setuju, 29 responden

dengan persentase 50% menyatakan tidak setuju, dan 4 responden dengan persentase

6,9% menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan pemberitaan TV One

tidak dijadikan sebagai referensi utama dalam mencari informasi yang berkaitan

dengan Demo Ahok dengan persentase 56,9% (33 responden) dengan opsi tidak

setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini terjadi karena TV One bukanlah satu-satunya

stasiun televisi yang menyajikan tentang pemberitaan tersebut. Melainkan ada media

lain yang menyajikan tayangan berita tentang Demo Ahok. Seperti Metro TV yang

merupakan stasiun televisi swasta menjadikan program acara berita sebagai sajian

utama. Metro TV menjadi kompetitor TV One, selain sama-sama bergenre berita,

kedua stasiun televisi ini juga bersaing unggul dalam kecepatan menyajikan berita

tentang Demoa Ahok. Selain Metro TV dan TV One, masih banyak stasiun televisi

lain yang menyajikan informasi berita seputar Demo Ahok. Yakni, SCTV, MNCTV,

(17)

Tabel 4.9

Alasan memilih menonton TV One dalam pemberitaan Demo Ahok

Alasan F %

Tabel 4.9 menjelaskan bahwa alasan responden memilih menonton TV One dalam

pemberitaan Demo Ahok adalah sebagai berikut, 6 responden dengan persentase

10,3% memilih karena berita yang ditayangkan cukup jelas, 4 responden dengan

persentase 6,9% memilih karena berita yang ditayangkan cepat dan akurat, 45

responden dengan persentase 77,6% memilih karena TV One dijadikan sebagai

pembanding informasi dengan media televisi lainnya dan 3 responden dengan

persentase 5,2% memilih lainnya dengan jawaban untuk menambah informasi terkait

pilpres dan satu responden menjawab karena Tv One memang beda.

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa rata-rata responden memilih TV One dalam

pemberitaan Demo Ahok dengan alasan sebagai pembanding informasi dengan media

televisi lainnya dengan persentase 77,6% (45responden). Artinya, TV One dijadikan

sebagai sumber sekunder dalam pencarian informasi terkait Demo Ahok. Responden

menjadikan pemberitaan TV One sebagai angle (sudut pandang) lain untuk melihat

suatu persoalan dari stasiun televisi yang dijadikan sumber utama. Hal Ini juga

berkaitan dengan tabel 4.9 yang menyatakan bahwa 33 responden (56,9.%) tidak

(18)

Tabel 4.10

Kualitas pesan pemberitaan TV One tentang Demo Ahok

Kualitas Pesan F %

Tabel 4.10 dapat dideskripsikan bahwa kualitas pesan pemberitaan TV One tentang

Demo Ahok adalah sebagai berikut: 35 responden dengan persentase 60,3%

menyatakan kualitas pesan baik, 19 responden dengan persentase 32,8% menyatakan

kualitas pesan buruk dan 4 responden dengan 6,9% menyatakan kualitas pesan Sangat

buruk.

Variabel ini menjelaskan bagaimana kualitas pesan yang disajikan oleh stasiun

televisi TV One terkait Demo Ahok melalui berbagai program berita. Kualitas yang

dimaksud ialah penyampaian pesan oleh stasiun televisi tersebut kepada khalayak

ramai sehingga pesan yang disampaikan mudah untuk dipahami. Pada tabel 4.10

responden rata-rata memandang kualitas pesan yang disampaikan dalam pemberitaan

TV One tentang Demo Ahok baik, dengan persentase 60,3% (35 responden). Hal ini

dapat terjadi karena beberapa faktor, pertama penyampaian dari para host atau

pembawa acara yang tidak menggunakan bahasa yang terlalu formal, dan faktor

kedua ialah TV One juga menyediakan narasumber-narasumber untuk membahas

pesan yang disajikan kepada masyarakat, sehingga pesan tersebut mudah dimengerti

khalayak.

Fenomena ini dapat dilihat dari bentuk program acara yang disajikan oleh TV One

seperti Apa Kabar Indonesia, dimana bentuk penyampaian pesan dari program acara

(19)

narasumber-narasumber yang sudah ditentukan untuk membahas suatu persoalan.

Sehingga menjadikan khalayak dapat mudah dimengerti terhadap pesan yang

disampaikan oleh pembawa acara dan narasumber terkait.

Tabel 4.11

Pemahaman terhadap pemberitaan Demo Ahok di TV One

Pemahaman terhadap

Tabel 4.11 dapat dideskripsikan bahwa pemahaman responden terhadap pemberitaan

Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 44 responden dengan persentase

75,9% menyatakan baik, 13 responden dengan persetase 22,4% menyatakan buruk

dan 1 responden dengan persentase 1,7% menyatakan Sangat Buruk.

Pemahaman terhadap pemberitaan Demo Ahok di TV One bermaksud untuk melihat

sejauh mana responden memahami makna atau pesan yang disajikan oleh TV One

melalui program acara berita yang telah di sediakan. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa

rata-rata responden memahami dengan baik pesan yang disampaikan dengan

persentase 75,9% (44 responden). Merujuk pada tabel 4.10 yang menyatakan bahwa

kualitas pesan yang ditampilkan oleh TV One termasuk baik dapat dijadikan faktor

tingginya pemahaman para responden terhadap pemberitaan Demo Ahok. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa kualitas pesan mempengaruhi pemahaman terhadap pesan

(20)

Tabel 4.12

Social control dalam pemberitaan TV One tentang Demo Ahok

Kontrol sosial dalam

Tabel 4.12 dapat dideskripsikan social control (kontrol sosial) dalam pemberitaan

tentang Demo Ahok yang disajikan oleh TV One adalah sebagai berikut, 1 responden

dengan persentase 1,7% menyatakan Sangat Baik, 31 responden dengan persentase

53,4% menyatakan Baik, 25 responden dengan persentasen 43,2% menyatakan buruk

dan 1 responden dengan persentasenya 1,7% menyatakan sangat buruk.

Variabel ini menjelaskan sejauh mana peran media massa menjaga keteraturan sosial

dan kontrol sosial yang dilakukan oleh stasiun televisi TV One. Peran kontrol sosial

ini sebagian besar ditujukan kepada pemerintah dan aparat Negara dimana pada

waktu itu yang menjadi sorotan adalah para pro dan kontra Ahok. Tabel 4.12 diatas

menunjukkan bahwa rata-rata responden memandang kontrol sosial yang dilakukan

oleh TV One dalam pemberitaan Demo Ahok termasuk baik dengan persentase

53,4%.

Analasis dari peneliti melihat fenomena ini bisa terjadi karena selama Demo Ahok

berlangsung TV One masih menampilkan informasi-informasi yang dibutuhkan

masyakarat. Seperti halnya informasi mengenai kondisi Demo pada masa itu,

konflik-konflik yang ada, pendapat maupun debat antar pro dan kontra Ahok dan lain

(21)

Tabel 4.13

Penjelasan terhadap wacana provokatif yang berkembang dimasyarakat selama Demo

Ahok di TV One

Tabel 4.13 dapat dideskripsikan bahwa penjelasan terhadapat wacana-wacana yang

provokatif selama Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 1 responden (1,7%)

menyatakan sangat baik, 25 responden (43,2%) menyatakan baik, 31 responden

(53,4%) menyatakan buruk dan 1 responden (1,7%) menyatakan Sangat Buruk.

Variabel ini mencoba untuk menjelaskan sejauh mana stasiun televisi TV One

menjalankan fungsi penerangan sebagai tanggung jawab media. Fenomena yang

diambil adalah wacana-wacana provokatif yang dapat memecah belah atau

membingungkan kalangan masyarakat pada saat Demo Ahok berlangsung. Tabel 4.13

menjelaskan bahwa rata rata responden menyatakan fungsi penerangan yang

dilakukan oleh stasiun televisi TV One masuk dalam kategori buruk dengan

persentase 53,4%(31 responden).

Peneliti melihat bahwasannya stasiun televisi TV One belum mampu memberikan

sajian informasi yang dapat menjelaskan wacana-wacana provokatif yang muncul

dikalangan masyarakat. Pada masa Demo Ahok berlangsung TV One tidak

menjalakan fungsi media massa dengan baik. Konten-konten pemberitaan yang

disajikan oleh TV One juga banyak memunculkan wacana-wacana yang provokatif

(22)

Tabel 4.14

Pemberitaan Demo Ahok di TV One sesuai Fakta

Pemberitaan Demo Ahok di

TV One sesuai Fakta

F %

Tabel 4.14 menjelaskan bahwa fakta (kejadian atau peristiwa yang benar-benar

terjadi) pemberitaan Demo Ahok yang disajikan oleh TV One kepada khalayak

adalah sebagai berikut, 3 responden (5,1%) menyatakan sangat setuju, 25 responden

(43,2%) menyatakan setuju, 29 responden (50%) menyatakan Tidak Setuju, 1

responden (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

Variabel ini mencoba untuk menjelaskan apakah pemberitaan yang disajikan oleh

stasiun televisi TV One berdasarakan kejadian yang sebenarnya (fakta) pada Demo

Ahok. Data dari tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden dengan

persentase 51,7% menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju TV One telah

menyajikan informasi berita berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar-benar

terjadi.

Peneliti berpendapat bahwa fenomena ini terjadi di tataran responden karena

beberapa pemberitaan yang ditayangkan oleh TV One selama Demo Ahok tidak kuat

landasan faktualnya. Seperti salah satu contoh pemberitaan pada Demo Ahok yang

dilakukan oleh TV One, yang ditampilkan oleh media ini sangat jauh berbeda dengan

(23)

Tabel 4.15

TV One sebagai Sumber Informasi Tercepat pada Demo Ahok

TV One sebagai Sumber

Informasi tercepat pada

Demo Ahok

F %

Sangat Setuju 0 0

Setuju 34 58,6

Tidak Setuju 21 36,2

Sangat Tidak Setuju 3 5,2

Total 58 100

Sumber : P17/FC15

Tabel 4.15 menggambarkan stasiun televisi TV One sebagai sumber informasi

tercepat pada Demo Ahok adalah sebagai berikut, 34 responden (58,6%) menyatakan

setuju, 21 responden (36,2%) menyatakan Tidak Setuju dan 3 responden (5,2%)

menyatakan sangat tidak setuju.

Variabel ini mendeskripsikan pandangan dari responden terhadap stasiun televisi TV

One dari segi kecepatan penyebaran informasi yang dilakukan media tersebut. Tabel

4.16 menjelaskan bahwa rata-rata responden menyatakan setuju dengan persentase

58,6% (34 responden) TV One sebagai sumber informasi tercepat pada Demo Ahok.

Peneliti melihat hal ini terjadi karena TV One menyajikan informasi langsung yang

baru terjadi dan sedang terjadi. Ini terlihat pada kegiatan-kegiatan Demo Ahok.

Stasiun televisi TV One meliput dan menayangkan secara langsung (live) acara

(24)

Tabel 4.16

TV One mengikuti perkembangan situasi dan kondisi kekinian pada Demo Ahok

TV One mengikuti

perkembangan kekinian

pada Demo Ahok

F %

Sangat Setuju 1 1,7

Setuju 45 77,6

Tidak Setuju 11 19,0

Sangat Tidak Setuju 1 1,7

Total 58 100

Sumber : P18/FC16

Tabel 4.16 menjelaskan bahwa apakah stasiun televisi TV One sebagai media yang

mengikuti perkembangan situasi dan kondisi kekinian pada Demo Ahok adalah

sebagai berikut, 1 responden (1,7%) menyatakan Sangat Setuju, 45 responden

(77,6%) menyatakan Setuju, 11 responden (19,0%) menyatakan tidak setuju dan 1

responden (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

Variabel ini berfungsi untuk menjelaskan sejauh mana stasiun televisi TV One

melalui pemberitaannya mengikuti perkembangan situasi dan kondisi kekinian pada

Demo Ahok. Tabel 4.16 menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan setuju

stasiun TV One dalam menyajikan informasi mengikuti perkembangan situasi dan

(25)

Tabel 4.17

Pemberitaan Demo Ahok berasal dari narasumber terkait

Pemberitaan Demo Ahok

Tabel 4.17 menjelaskan bahwa responden yang menyatakan pemberitaan Demo Ahok

berasal dari narasumber terkait adalah sebagai berikut, 4 responden (6,9%)

menyatakan sangat setuju, 48 responden (82,8%) menyatakan setuju, 6 responden

(10,3%) menyatakan tidak setuju.

Variabel ini menjelaskan pemberitaan yang disajikan oleh TV One selama Demo

Ahok berasal dari narasumber yang sesuai dengan permasalahan-permasalah yang

sedang dibahas. Tabel 4.17 menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan

setuju pemberitaan Demo Ahok yang disajikan TV One berasal dari narasumber

terkait dengan persentase 82,8% (48 responden).

Peneliti berpendapat hal ini terjadi karena program acara berita yang disajikan oleh

TV One selalu menghadirkan tokoh atau narasumber yang sesuai dengan pokok

pembahasan. Seperti program acara Apa Kabar Indonesia, program ini merupakan

program berita sekaligus dialog terkait persoalan yang sedang terjadi. Pada program

acara Apa Kabar Indonesia di pembahasan Demo Ahok, TV One menghadirkan

narasumber-narasumber yang berasal dari kubu yang berbeda. Hal inilah yang

menjadi salah satu parameter responden memberikan tanggapan setuju terhadap

(26)

Tabel 4.18

Objektivitas pemberitaan Demo Ahok di TV One

Objektivitas pemberitaan

Tabel 4.18 menjelaskan bahwa objektifitas pemberitaan Demo Ahok di TV One

adalah sebagai berikut, 13 responden (22,4%) menyatakan setuju, 34 responden

(58,6%) menyatakan tidak setuju dan 11 responden (19,0%) menyatakan sangat tidak

setuju.

Variabel ini menjelaskan objektivitas dari pemberitaan yang disajikan oleh TV One

selama Demo Ahok berlangsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Objektivitas merupakan sikap, jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan

pribadi atau golongan dalam mengambil keputusan atau tindakan. Objektivitas dalam

pemberitaan merupakan berita yang disajikan tidak berdasarkan pemilik media

melainkan berdasarkan keseluruhan elemen yang terkait. Tabel 4.18 menunjukkan

bahwa rata-rata responden menyatakan pemberitaan Demo Ahok yang disajikan oleh

TV One belum masuk dalam kategori objektif. Responden menyatakan tidak setuju

dengan persentase 77,6% (45 responden).

Peneliti berpendapat hal ini terjadi karena pemberitaan yang ditayangkan oleh TV

One masih berasal dari pengaruh-pengaruh orang yang berkaitan dengan media

tersebut, yakni pemilik media. Sehingga dapat saya simpulkan, isi pemberitaan yang

ditampilkan oleh TV One selama Demo Ahok berlangsung didikte atau diatur oleh

(27)

Tabel 4.19

Independensi pemberitaan Demo Ahok di TV One

Independensi pemberitaan

Tabel 4.19 menjelaskan bahwa independensi pemberitaan Demo Ahok di TV One

adalah sebagai berikut, 21 responden (36,2%) menyatakan baik, 26 responden (44,8)

menyatakan buruk dan 11 responden (19,0%) menyatakan sangat buruk.

Variabel ini menjelaskan independensi yang dijalankan oleh stasiun televisi TV One

selama Demo Ahok berlangsung. Independesi dalam pemberitaan ialah berita-berita

yang disajikan tidak diintervensi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Berita

yang disajikan kepada khalayak harus bebas, tidak terikat. Tabel 4.19 menunjukkan

bahwa rata-rata responden dengan persentase 63,8% (37 responden) menyatakan

pemberitaan Demo Ahok yang disajikan oleh TV One masih jauh dari kata

independensi.

Peneliti berpendapat hal ini terjadi karena kebebasan dan ketidakterikatan

(independensi) dari stasiun televisi TV One selama Demo Ahok dirusak oleh pemilik

media itu sendiri. Pemberitaan yang disajikan pada Demo selalu memberikan dampak

positif kepada pihak ko yang diusung oleh pemilik media. Akan tetapi memberikan

dampak negatif terhadap lawan atau yang berpihak terhadap Ahok. Ketidak

berimbangan dalam pemberitaan ini yang menggambarkan independensi dari stasiun

(28)

Tabel 4.20

Keakuratan pemberitaan Demo Ahok di TV One

Keakuratan pemberitaan

Demo Ahok di TV One

F %

Sangat Baik 0 0

Baik 20 34,5

Buruk 35 60,3

Sangat Buruk 3 5,2

Total 58 100

Sumber : P22/FC20

Tabel 4.20 menjelaskan bahwa responden menyatakan keakuratan pemberitaan Demo

Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 20 responden (34,5%) menyatakan baik, 35

responden (60,3%) menyatakan buruk dan 3 responden (5,2%) menyatakan sangat

buruk.

Variabel ini menjelaskan tentang keakuratan berita yang ditayangkan oleh stasiun

televisi TV One selama Demo Ahok. Keakuratan berita ini dimaksudkan untuk

ketepatan isi konten berita yang berhubungan dengan data-data yang sudah ada untuk

dipublikasikan kepada masyarakat. Tabel 4.20 menunjukkan bahwa rata-rata

responden menyatakan keakuratan dari pemberitaan TV One mengenai Demo Ahok

(29)

Tabel 4.21

Kelengkapan pemberitaan Demo Ahok di TV One

Kelengkapan pemberitaan

Demo Ahok di TV One

F %

Sangat Baik 3 5,2

Baik 21 36,2

Buruk 33 56,9

Sangat Buruk 1 1,7

Total 58 100

Sumber : P23/FC21

Tabel 4.21 menjelaskan bahwa responden menyatakan kelengkapan pemberitaan

Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 3 responden (5,2%) menyatakan

sangat baik, 21 responden (36,2%) menyatakan baik, 33 responden (56,9%)

menyatakan buruk, 1 responden (1,7%) menyatakan sangat buruk.

Variabel ini menjelaskan tentang kelengkapan pemberitaan Demo Ahok yang

disajikan oleh TV One. Kelengkapan berita yang dimaksud ialah sesuai dengan

unsur-unsur berita yakni 5w+1h. Suatu berita dianggap sebagai berita yang lengkap

apabila menggunakan keseluruhan unsur tersebut. Tabel 4.21 menunjukkan bahwa

rata-rata responden menyatakan kelengkapan pemberitaan Demo Ahok di TV One

masuk dalam kategori buruk dengan persentase 56,9% (33 responden).

Menurut peneliti hal ini terjadi karena TV One dalam menyajikan informasi selama

Demo Ahok kepada khlayak tidak memenuhi syarat lengkap atau tidak sesuai dengan

(30)

Tabel 4.22

Pemberitaan Demo Ahok di TV One merangsang Empati

Pemberitaan Demo Ahok di

TV One merangsang Empati

F %

Sangat Setuju 0 0

Setuju 24 41,4

Tidak Setuju 33 56,9

Sangat Tidak Setuju 1 1,7

Total 58 100

Sumber : P24/FC22

Tabel 4.22 menjelaskan bahwa responden menyatakan Empati yang dimunculkan dari

pemberitaan Demo Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 24 responden (41,4%)

menyatakan setuju, 33 responden (56,9%) menyatakan Tidak Setuju dan 1 responden

(1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

Variabel ini menjelaskan tentang empati (merasakan keadaan) yang dimunculkan

oleh TV One melalui berita-berita tentang Demo Ahok. Pemberitaan yang

memunculkan empati yaitu pemberitaan yang mampu mengajak khalayak untuk ikut

serta merasakan keadaan terhadap hal-hal yang diberitakan. Dalam hal ini adalah

Demo Ahok. Tabel 4.22 menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan tidak

setuju Stasiun televisi swasta TV One melalui pemberitaan selama Demo Ahok

mampu memunculkan rasa empati dari khlayak yang menonton tayangan tersebut.

Peneliti berpendapat bahwa hal ini terjadi karena stasiun televisi swasta TV One

kurang baik dalam menjalankan fungsi dari media massa selama Demo Ahok. Fungsi

media massa yakni, sebagai fungsi penerangan, pendidikan serta hiburan tersebut

(31)

Tabel 4.23

Pemberitaan Demo Ahok di TV One merangsang Simpati

Pemberitaan Demo Ahok di

TV One merangsang

Tabel 4.23 menjelaskan bahwa responden menyatakan simpati yang dimunculkan

oleh TV One dalam pemberitaan Demo Ahok adalah sebagai berikut, 1 responden

(1,7%) menyatakan sangat setuju, 25 responden (43,1%) menyatakan setuju dan 31

responden (53,4%) menyatakan tidak setuju.

Variabel ini menjelaskan tentang rasa simpati (menaruh perhatian) yang dimunculkan

oleh stasiun televisi TV One melalui berita-berita tentang Demo Ahok. Pemberitaan

yang memunculkan simpati yaitu pemberitaan yang mampu mengajak khalayak untuk

ikut serta menaruh perhatian terhadap hal-hal yang diberitakan. Dalam hal ini adalah

pemberitaan tentang Demo Ahok. Tabel 4.23 menunjukkan bahwa rata-rata

responden menyatakan pemberitaan di stasiun televise TV One tidak mampu

merangsang simpati khalayak penonton untuk Demo Ahok dengan persentase 53,4%

(31 responden).

Peneliti berpendapat hal itu terjadi karena pemberitaan yang disajikan oleh TV One

cenderung terlihat berlebihan dalam menyampaikan informasi kepada khalayak

penonton. Pemberitaan yang dimunculkan oleh TV One tidak berimbang, beberapa

(32)

satu faktor membuat masyarakat tidak terlalu simpati terhadap isi konten yang

disajikan oleh TV One selama Demo Ahok berlangsung.

Tabel 4.24

Pemberitaan Demo Ahok di TV One bermanfaat bagi penonton

Pemberitaan Demo Ahok di

TV One bermanfaat bagi

penonton

Tabel 4.24 menjelaskan bahwa responden yang menyatakan pemberitaan Demo Ahok

di TV One bermanfaat bagi penonton adalah sebagai berikut, 3 responden (5,2%)

menyatakan sangat setuju, 44 responden (75,9%) menyatakan setuju, 10 responden

(17,2%) dan 1 responden (1,7%) menyatakan sangat tidak setuju.

Variabel ini menjelaskan tentang manfaat dari konten pemberitaan yang disajikan

oleh stasiun televisi TV One selama Demo Ahok berlangsung. Konten berita yang

bermanfaat yaitu mampu menjalankan fungsi dari media. Fungsi dari media yakni

mampu memberikan penerangan, pendidikan dan hiburan kepada khalayak. Sehingga

keberadaan dari media itu dapat dirasakan oleh khalayak itu sendiri. Tabel 4.24

menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan setuju terhadap pemberitaan

Demo Ahok di TV One memberikan manfaat bagi penonton dengan persentase

75,9% (44 responden).

Peneliti berpendapat hal ini terjadi karena tujuan khalayak dalam menonton televisi

(33)

berita selama Demo Ahok masih menjalankan peran sebagai media massa yang

memberikan informasi kepada khalayak. Seperti informasi tentang kondisi kekinian

Demo, aksi-aksi yang berkelanjutan dan sebagainya.

Tabel 4.25

Penilaian terhadap Pemberitaan Demo Ahok di TV One

Penilaian terhadap

Pemberitaan Demo Ahok di

TV One

Tabel 4.25 menjelaskan bahwa penilaian responden terhadap pemberitaan Demo

Ahok di TV One adalah sebagai berikut, 18 responden (31%) menyatakan positif dan

40 responden (69%) menyatakan negatif.

Variabel ini menjelaskan tentang penilaian atau pendapat dari para responden secara

menyeluruh terhadap konten pemberitaan yang disajikan oleh stasiun televisi TV One

selama Demo Ahok berlangsung. Penilaian atau pendapat terhadap pemberitaan

diklasifikasikan dalam dua opsi yakni positif dan negatif. Tabel 4.25 menunjukkan

rata-rata responden menyatakan penilaian negatif terhadap konten pemberitaan yang

disajikan oleh stasiun televisi TV One dengan persentase 69,6% (32 responden).

Adapun responden yang menyatakan negatif memberikan alasan TV One tidak

objektif dan tidak netral, berpihak terhadap pemilik media, pemberitaannya tidak

sesuai kaedah jurnalistik dan lain sebagainya. Sedangkan responden yang

menyatakan positif rata-rata memberikan alasan informasi yang disampaikan oleh TV

One cukup baik dan jelas, membantu dalam pemenuhan informasi, berita yang

(34)

4.4 Pembahasan

Pembahasan berguna untuk mengungkap penemuan-penemuan dari pokok masalah

yang telah diteliti. Penemuan itu muncul dari analisis tabel tunggal yang sebelumnya

sudah dideskripsikan sesuai dengan tanggapan dari para responden. Pembahasan ini

meliputi persepsi mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik terhadap

pemberitan Demo Ahok distasiun televisi swasta TV One. Stasiun televisi TV One

merupakan media massa yang memiliki keunggulan dari segi audio (suara) dan visual

(gambar).

Media massa merupakan alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan

secara serempak, cepat kepada khalayak yang luas dan heterogen (Nurudin, 9: 2007).

Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi

secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada orang banyak (khalayak). Media massa

bukan sekedar alatsemata-mata,melainkan jugainstitusionalisasi dalam masyarakat

sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui

kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatanlain. Media massa

khususnya televisi memiliki tanggung jawab yang besar terhadap penyampaian

informasi kepada khalayak. Salah satu metode yang digunakan ialah dengan

menyajikan informasi dalam bentuk berita. Berita yang disajikan haruslah sesuai

dengan fungsi dari media itu sendiri.

Menurut Deddy Iskandar Muda (23: 2003), dalam bukunya “Jurnalistik Televisi

Menjadi Reporter Profesional”, pengertian berita adalah suatu fakta atau ide atau

opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar

pembaca, pendengar maupun penonton. Berita memiliki andil besar dalam mengatur

wacana atau isu yang muncul di permukaan khalayak. TV One merupakan stasiun

televisi swasta yang menjadikan berita sebagai sajian utama. TV One menjadi salah

satu corong dalam pemberitaan tentang Demo Ahok. Banyaknya pemberitaan yang

disajikan stasiun televisi TV One tidak sesuai dengan kaedah jurnalistik membuat

(35)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik FISIP USU yang notabene

terbiasa akan teori dan analisis terhadap media massa menjadi responden dalam

penelitian ini. Peneliti menggunakan teori persepsi dalam mengupas tanggapan atau

pandangan responden terhadap fenomena pemberitaan TV One selama Demo Ahok.

Persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan kita memilih,

mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses

tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 179: 2003). Komponen-komponen

yang terdapat dalam proses persepsi banyak menjadi pembahasan bagi para ahli.

Namun, peneliti tertarik untuk memakai komponen yang dikemukakan oleh alex

soubur. Alex soubur dalam buku psikologi umum (447: 2003), menjelaskan ada tiga

(3) komponen dalam proses persepsi yakni, Seleksi, interpretasi dan reaksi.

Seleksi merupakan proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar.

Proses penyaringan yang dilakukan pada tahap seleksi ini mendapatkan alasan

mendasar terhadap rangsangan luar yang akan masuk kedalam pikiran. Tahap ini

dengan diperbantukan kuesioner yang diberikan kepada responden, peneliti mencoba

untuk mengupas apakah stasiun televisi TV mampu menjadi referensi utama pada

Demo Ahok. Hasil yang diperoleh rata-rata responden menyatakan tidak setuju

dengan persentase 50% (23 responden). Selanjutnya peneliti mengupas lebih dalam

pada tahap seleksi dengan mencari alasan responden menonton stasiun televisi TV

One pada Demo Ahok. Peneliti memperoleh hasil yang menyatakan rata-rata

responden menonton TV One dengan alasan sebagai pembanding informasi dengan

media televisi lainnya dengan persentase 77,6% (45 responden).

Hasil dari proses seleksi yang telah dianalisis oleh peneliti menunjukkan bahwa

responden yakni mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU

teruji melakukan proses seleksi terhadap pemberitaan yang disajikan oleh TV One.

Responden tidak menjadikan stasiun televisi TV One sebagai sumber utama dalam

mencari informasi seputar Demo Ahok. Responden menjadikan TV One sebagai

pembanding informasi dengan media televisi lainnya yang juga memberitakan

(36)

informasi berita yang akan masuk kedalam indra responden telah disaring atau

dipilah-pilah. Sehingga informasi yang diterima disesuaikan dengan kebutuhan dari

responden tersebut.

Interpretasi merupakan proses pengorganisasian informasi sehingga memiliki arti

bagi seseorang. Interpretasi dapat diartikan sebagai kesan terhadap informasi yang

telah melalui proses seleksi. Pada tahap ini peneliti menganalisis interpretasi

responden terhadap tayangan Demo Ahok. Data yang diperoleh peneliti menunjukkan

interpretasi responden terhadap pemberitaan Demo Ahok cukup tinggi. Hal ini

terlihat dari interpretasi responden terhadap kualitas pesan yang disajikan TV One.

Dimana rata-rata responden menyatakan baik dengan persentase 60,3% (35

responden). Selain itu peneliti menganalisis interpretasi responden dari segi

pemahaman terhadap pesan yang disajikan oleh TV One. Data tersebut menjelaskan

bahwa rata-rata responden menyatakan baik dengan persentase 75,9% (44

responden). Stasiun televisi TV One juga mendapat interpretasi yang cukup baik dari

responden dalam segi hal kontrol sosial yang dilakukan dengan persentase 53,4% (31

responden). Interpretasi responden sangat rendah pada proses penerangan yang

dilakukan oleh TV One terhadap wacana atau isu yang membingungkan masyarakat

saat Demo Ahok berlangsung. Rata-rata responden menyatakan buruk terhadap

persoalan tersebut dengan persentase 53,4% (31 responden).

Hasil dari proses interpretasi yang telah dianalisis peneliti menunjukkan bahwasannya

interpretasi responden terhadap penyampaian pesan yang disajikan stasiun televisi TV

One rata-rata sudah cukup baik. Responden mampu menganalisis dengan objektif,

sehingga interpretasi yang muncul disesuaikan dengan apa yang ia dapatkan dari

stasiun televisi TV One tersebut.

Reaksi merupakan proses akhir dalam persepsi yang menunjukkan sikap terhadap

suatu persoalan. Reaksi ini juga mencakup penilaian atau tanggapan dari hasil proses

seleksi dan interpretasi yang telah dilakukan seseorang. Komponen reaksi menurut

(37)

dengan melihat tanggapan responden terhadap syarat kelayakan berita ditayangkan

kepada khalayak. Adapun syarat kelayakan suatu berita yakni fakta, terkini,

seimbang, lengkap dan menarik.

Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan

penilaian negatif terhadap tayangan berita Demo Ahok yang disajikan oleh TV One

dengan persentase 69,0% (40 responden). Responden menilai fakta dari pemberitaan

yang disajikan oleh TV One buruk dengan persentase 50% (29 responden).

Keberimbangan pemberitaan yakni objektifitas yang disajikan oleh TV One juga

mendapat tanggapan buruk dari responden dengan persentase 58,6% (34 responden).

Selain itu, responden juga menilai penjagaan terhadap nilai-nilai independensi dari

pemberitaan yang disajikan oleh TV One juga buruk dengan persentase 63,8% (37

responden).

Secara garis besar dari pembahasan yang telah peneliti uraikan dengan menggunakan

teori persepsi dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa ilmu komunikasi

konsentrasi jurnalistik FISIP USU terhadap pemberitaan Demo Ahok di stasiun

televisi TV One cenderung mengarah ke negatif. Peneliti melihat fenomena ini terjadi

karena stasiun televisi TV One tidak berada pada titik ideal dalam menayangkan

berita tentang Demo Ahok. Isi konten pemberitaan yang disajikan oleh TV One pada

Demo Ahok cenderung berpihak terhadap kepentingan pemilik media. Sehingga

syarat kelayakan suatu berita dapat ditayangkan yakni fakta, terkini, seimbang,

(38)

BAB V

SIMPULAN & SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melalui proses analisis data mengenai “Persepsi mahasiswa departemen

ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU terhadap pemberitaan pemilihan

presiden Republik Indonesia 2014 di Stasiun Televisi TV One” maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Seleksi mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU

terhadap pemberitaan Demo Ahok di stasiun televisi TV One adalah

responden tidak menjadikan tayangan tersebut sebagai referensi utama dalam

mencari informasi seputar Demo Ahok. Responden menjadikan tayangan

yang disajikan oleh TV One sebagai pembanding informasi dengan media

televisi lainnya.

2. Interpretasi mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU

terhadap pemberitaan Demo Ahok di stasiun televisi TV One adalah

responden menyatakan kualitas pesan, pemahaman dan kontrol sosial yang

dilakukan oleh TV One untuk menyampaikan informasi terkait Demo Ahok

kepada khalayak cukup baik. Interpretasi responden menurun atau buruk

dalam hal proses penerangan yang dilakukan TV One terhadap wacana atau

isu kontroversi yang berkembang dikalangan masyarakat.

3. Reaksi mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU

terhadap pemberitaan Demo Ahok di Stasiun televisi TV One adalah negatif.

Responden menyatakan tayangan pemberitaan Demo Ahok yang disajikan

oleh TV One tidak menjalankan kaedah-kaedah jurnalistik dengan baik.

Pemberitaan TV One mengenai Demo Ahok masih jauh dari kejadian yang

benar-benar terjadi (Fakta), nilai-nilai independensi (seimbang) dan

unsur-unsur berita 5w+1h (Lengkap).

4. Mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU stambuk 2013

(39)

perkembangan pemberitaan televisi dengan baik. Hal itu terlihat dari

kemampuan responden dalam mempersespikan masalah-masalah dalam

pemberitaan yang disajikan oleh TV One tentang Demo Ahok dengan baik

dan objektif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama

melakukan penelitian, ada beberapa hal yang menjadi masukan untuk kebaikan segala

elemen yang terkait dalam skripsi ini yakni :

1. Mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU stambuk 2013

dan 2014 yang telah menjadi responden dalam penelitian ini, diharapkan

mampu menerapkan hal-hal ideal yang menjadi penilaian dalam penelitian ini

pada media tempat bekerja nantinya.

2. Mahasiswa ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik FISIP USU diharapkan

terus menganalisis setiap persoalan media massa baik itu elektronik maupun

cetak pada masa kini hingga masa yang akan datang, sehingga mahasiswa

tetap melek akan media massa.

3. Penelitian ini diharapkan mampu dilanjutkan dengan menggunakan

pendekatan metode penelitian lain yang dapat menggali lebih dalam

masalah-masalah pada media massa.

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan positif bagi objek

penelitian yakni stasiun televisi TV One dalam meningkatkan nilai-nilai ideal

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 Stambuk
Tabel 4.3 Umur
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,345 yang berarti variable Pengamalan Keagamaan Siswa dapat

Tuesdays with Morrie is a biographical novel which tells about personality development of the main character, Mitch Albom, who is influenced by his former professor named

Rumah Betang atau Huma betang adalah rumah adat khas Kalimantan Tengah yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan Tengah, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya

Analisis Kebijakan: Dari Formulasi Ke Penyusunan Model- Model Implementasi Kebijakan Publik, Bumi

Pada tepi caudal m.popliteus a.tibialis anterior berjalan ke arah ventral melalui tepi. cranialis membrana interossea cruris, lalu berjalan ke arah distal dan berada

Berdasarkan analisis terhadap dimensi budaya dan pendidikan, Alwasilah memandang Etnopedagogi sebagai praktik pendidikan berbasis kearifan lokal dalam berbagai ranah

Secara umum dadih mempunyai cita rasa yang khas asam dengan aroma perpaduan antara bambu dan susu, berwarna putih kekuningan dengan tekstur kental.. Dadih yang disukai

Di bawah ini yang bukan merupakan bahan dasar limbah lunak anorganik yang dapat.. dijadikan