• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pembuatan Mono-Digliserida (MDG) dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) Secara Gliserolisis Enzimatis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Pembuatan Mono-Digliserida (MDG) dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) Secara Gliserolisis Enzimatis"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Minyak dan lemak nabati dunia pada tahun 2013 total produksinya sebanyak 189,5 juta ton dan diperkirakan akan mencapai 236 juta ton pada tahun 2020 (Amri, 2014). Kelapa sawit yang memiliki produk utama berupa minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sekarang menjadi komoditas utama sektor perkebunan Indonesia. Industri kelapa sawit sangat menjanjikan karena pertumbuhan luas lahan dan produksinya terus mengalami peningkatan setiap tahun (Maulida, 2007).

Indonesia merupakan negara penghasil CPO terbesar di dunia dengan produksi CPO mencapai 26 juta ton pada tahun 2012 (Direktorat Jendral Perkebunan, 2012). Menurut Hasan (2013) Pada tahun 2013 produksi CPO Indonesia diprediksi mencapai 28 juta ton. Sebanyak 75% dari CPO di Indonesia digunakan untuk ekspor, sedangkan hanya 25% saja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Hal ini menunjukkan bahwa industri minyak sawit masih dapat dikembangkan dengan cara mengolah CPO menjadi berbagai produk turunan terlebih dahulu kemudian diekspor. Diharapkan produk-produk turunan CPO tersebut bisa dijual dan diekspor dengan harga yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan devisa Negara (An, 2008).

Pemerintah Indonesia merespon kondisi tersebut dengan melakukan pembatasan ekspor CPO yaitu melalui peningkatan pajak ekspor CPO yang lebih tinggi dari pada produk hilirnya, untuk mengembangkan industri hilir komoditas kelapa sawit sehingga nilai tambah produk, investasi, devisa serta penyerapan

(2)

tenaga kerja dapat ditingkatkan (Wachyudi, 2007). Kesuksesan pengembangan industri hilir kelapa sawit sangat erat kaitannya dengan hasil-hasil penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis minyak sawit.

Minyak sawit dihasilkan dari ekstraksi daging buah kelapa sawit yang awalnya berupa minyak sawit kasar (crude palm oil). Untuk menghasilkan minyak goreng (minyak makan) maka perlu dilakukan proses lebih lanjut, yaitu CPO diolah menjadi RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) dengan proses pemurnian melalui tahapan pemisahan gum (degumming), pemisahan asam lemak bebas (deasidifikasi), penghilangan warna (bleaching) dan penghilangan bau (deodorisasi) (Ketaren, 2005).

Salah satu produk yang merupakan turunan dari minyak kelapa sawit adalah emulsifier yang berguna sebagai bahan penstabil pada berbagai produk makanan. Pengemulsi (emulsifier) adalah suatu bahan dengan karakteristik khusus yang dapat menyatukan air dengan minyak. Hampir semua produk yang merupakan campuran air dan minyak menggunakan bahan ini, seperti margarin,

mayonnaise, obat-obatan dan kosmetik. Karena itu, emulsifier memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dengan memproduksinya sendiri maka dapat mengurangi ketergantungan impor. Sekitar 70% dari total emulsifier yang digunakan dalam produk makanan merupakan campuran mono dan digliserida (MDG). MDG dapat dibuat melalui proses gliserolisis antara minyak dan gliserol atau esterifikasi antara asam lemak dan gliserol (O’Brien, 1998).

Secara komersil, MDG dihasilkan melalui proses gliserolisis, yaitu dengan mereaksikan trigliserida (TG) dan gliserol. Reaksi ini menggunakan proses batch

pada suhu tinggi (220-260oC) yang dibantu dengan katalis anorganik seperti

(3)

sodium, potassium atau kalsium hidroksida. Dalam proses ini, suhu tinggi menyebabkan warna gelap dan menimbulkan flavor yang tidak diinginkan pada produk. Namun sekarang penelitian tentang proses gliserolisis yang menggunakan biokatalis (enzim lipase) banyak dilakukan karena prosesnya membutuhkan energi yang lebih sedikit, ramah lingkungan dan dapat menghasilkan produk dengan warna yang lebih terang (Noureddini et al. 2014).

Pada proses gliserolisis, waktu dan suhu merupakan variabel penting yang berhubungan langsung dengan aktivitas, kecepatan dan kondisi reaksi. Sehingga pada penelitian ini ditentukan penggunaan waktu dan suhu reaksi terbaik untuk menghasilkan produk MDG yang diinginkan. Pada penelitian Anggirasti (2008), digunakan variabel waktu dan suhu dalam proses gliserolisis enzimatis pembuatan MDG. Namun, terdapat beberapa perbedaan antara lain variabel waktu dan suhu yang digunakan sangat banyak karena menentukan optimasi produksi, penggunaan konsentrasi katalis lebih banyak, pelarut hexan dan tidak ditentukan komposisi asam lemak produk MDG, sedangkan pada penelitian ini hanya menentukan perkiraan waktu terbaik proses gliserolisis, konsentrasi katalis lebih rendah, pelarut alkohol dan ditentukan komposisi asam lemak produk MDG.

Kebutuhan MDG pada industri pangan di Indonesia sangat tinggi, namun selama ini ketersediaan MDG masih diimpor dari luar negeri. Keadaan ini menunjukkan bahwa peluang untuk investasi dan produksi MDG di dalam negeri sangat baik. MDG dapat diperoleh dengan memanfaatkan berbagai jenis minyak sebagai bahan bakunya termasuk minyak sawit RBDPO. Pemanfaatan RBDPO merupakan salah satu cara untuk meningkatkan variasi produk hilir dan menambah nilai ekonomis produk-produk berbasis kelapa sawit.

(4)

Memperhatikan tingginya potensi minyak sawit, nilai ekonomis dan kebutuhan akan mono-digliserida, perlu dilakukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut tentang produksi MDG. Penggunaan teknik gliserolisis dengan biokatalis (enzim lipase) diharapkan dapat menghasilkan MDG dengan kualitas yang lebih baik. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang proses pembuatan mono-digliserida (MDG) dari refined bleached deodorized palm oil (RBDPO) secara gliserolisis enzimatis.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan nilai tambah dari minyak sawit dengan cara mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu MDG.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh waktu dan suhu pada sintesis MDG dengan proses gliserolisis menggunakan bahan baku RBDPO dan katalis enzim lipase. 2. Mengetahui sifat fisikokimia produk MDG yang dihasilkan.

Hipotesis Penelitian

1. Ho : waktu reaksi gliserolisis tidak berpengaruh terhadap parameter penelitian sintesis mono-digliserida (MDG).

H1 : waktu reaksi gliserolisis berpengaruh terhadap parameter penelitian

sintesis mono-digliserida (MDG).

2. Ho : suhu reaksi gliserolisis tidak berpengaruh terhadap parameter penelitian sintesis mono-digliserida (MDG).

H1 : suhu reaksi gliserolisis berpengaruh terhadap parameter penelitian

sintesis mono-digliserida (MDG).

Referensi

Dokumen terkait

Dari uji t diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak antara lain: Kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib

Faktor penyebab belum berhasilnya kegiatan pembelajaran karena anak kurang atau tidak tertarik dengan media yang dipakai dalam penyampaian waktu kegiatan proses

Layanan Pengadaan Polda Bali Pokja Konstruksi pada Dit.Lantas Polda Bali akan melaksanakan Pelelangan Umum Pembangunan Gedung Satpas dan Lapangan Uji Praktek SIM Polresta

Di dalamnya terdapat suatu tampilan yang terbuat dari lampu lantai panggung LED diode pemancar cahaya, yang di gunakan untuk menampilkan digit-digit dalam kalkulator. Komponen

--- Pada hari ini, Senin tanggal dua puluh sembilan bulan Agustus tahun dua ribu enam belas pukul sepuluh Waktu Indonesia Tengah, berdasarkan Keputusan Kabid Dokkes Polda Bali

Didalam website ini terdapat bermacam informasi Klinik Sosial Candra Naya / profile, informasi yang terdiri dari fasilitas umum dan jadwal praktek dokter, pelayanan yang terdiri

Layanan Pengadaan Polda Bali Pokja Konstruksi pada Biro Sarpras Polda Bali akan melaksanakan Pelelangan Pemilihan Langsung Pembuatan Fasum Gedung Kantor Sat Brimob

Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2011 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang