• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Mengajar Dalam Pembentukan Karakter Anak Autis Di Yayasan Tali Kasih Medan (Studi Etnografi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Budaya Mengajar Dalam Pembentukan Karakter Anak Autis Di Yayasan Tali Kasih Medan (Studi Etnografi)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM YAYASAN TALI KASIH MEDAN 2.1 Sejarah Perkembangan Pendidikan Anak Luar Biasa di Indonesia

Para ahli sejarah pendidikan biasanya menggambarkan mulainya pendidikan

luar biasa pada akhir abad ke 18 atau awal abad ke 19. Di Indonesia sejarah

perkembangan pendidikan luar biasa dimulai ketika belanda masuk ke Indonesia

tahun 1596 – 1942, mereka memperkenalkan sistem persekolahan dengan orientasi

barat. Bagi pendidikan untuk anak–anak penyandang cacat di buka lembaga-lembaga

khusus. Lembaga pertama yang didirikan adalah untuk pendidikan anak tuna netra

dan tuna grahita di dirikan tahun 1927. Kemudian didirikan untuk anak tuna rungu

pada tahun 1930, Ketiganya terletak di kota Bandung.8

Pada masa kemerdekaan, keberadaan sekolah bagi penyandang cacat makin

terjamin dengan adanya UUD 1945 yang menyatakan setiap warga Negara berhak

mendapatkan pendidikan. Disamping itu UU pendidikan No 12 tahun 1954 memuat

ketentuan tentang pendidikan dan pengajaran luar biasa. Pemerintah RI

mengundang-undangkan yang pertama mengenai pendidikan terhadap anak- anak yang

mempunyai kelainan fisik atau mental , yang diatur undang-undang tersebut yang

menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk

www.kompasiana.com/.../perkembangan-pendidikan-anak-berkebutuhan...

(2)

mereka yang membutuhkan ( pasal 6 ayat 2 ) dan untuk semua anak-anak yang sudah

berumur 6 tahun dan 8 tahun berhak dan diwajibkan belajar disekolah sedikitnya 6

tahun (pasal 8). Dengan ini berlakunya undang-undang tersebut maka

sekolah-sekolah baru yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat termasuk untuk anak

tuna daksa dan tuna laras, sekolah ini disebut sekolah luar biasa yang dilindungi

negara.

Konsep pendidikan terpadu diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1978 yang

bertujuan khusus untuk anak tuna netra. Pasal-Pasal yang melandasi Pendidikan Luar

Biasa Seluruh warga negara tanpa terkecuali apakah dia mempunyai kelainan atau

tidak mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal ini dijamin oleh

UUD 1945 pasal 31 ayat1 yang mengumumkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak

mendapat pengajaran. Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan undang- undang no

20 tentang sistem pendidikan nasional ( UUSPN ). Dalam undang-undang tersebut

dikemukakan hal- hal yang erat hubungan dengan pendidikan bagi anak-anak dengan

kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut ; Bab 1( pasal 1 ayat 18 ) Wajib belajar

adalah program pendidikan minimal yang harus di ikuti oleh warga negara Indonesia

atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Bab II ( pasal 4 ayat 1 )

Pendidikan diselenggarakan secara demokratis berdasarkan HAM, agama, kultural,

dan kemajemukan bangsa. Bab IV ( pasal 5 ayat 1 ) Setiap warga negara mempunyai

hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu baik yang memiliki

kelainan fisik,emosionl,mental,intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan

(3)

bagi peserta yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

karena kelainan fisik,emosional,mental,sosial atau memiliki potensi kecerdasan.

Perhatian pendidikan terus diutamakan untuk menciptakan bangsa yang cerdas tanpa

adanya pengecualian serta menciptakan keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia

dalam memperoleh pendidikan.

Berdasarkan urutan sejarah berdirinya SLB pertama untuk masing-masing

katagori kecacatan SLB itu dikelompokan menjadi 6 bagian yaitu:

a. SLB bagian A untuk anak tuna netra

b. SLB bagian B untuk anak tuna rungu

c. SLB bagian C untuk anak tuna grahita

d. SLB bagian D untuk anak tuna daksa

e. SLB bagian E untuk anak tuna laras

f. SLB bagian F untuk anak tuna ganda 9

9

Tuna netra adalah orang yang mengalamin gangguan pada mata atau buta.

Tuna runggu adalah seseorang yang mengalami kekurangan dalam mendengar atau tuli.

Tuna grahita adalah kelainan dalam pertumbuhan mental dan perkembangan dalam mental intelektual.

Tuna ganda adalah sesorang yang mengalami kombinasi kelainan (kelainan mental dan fisik). Tuna daksa adalah seseorang yang tidak memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna sempurna

atau sering disebut cacat tubuh.

Tuna laras adalah sesorang yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan control sosial dan individu

(4)

Meskipun demikian penyelenggaraan SLB dibina oleh pemerintah yang

mula-mula oleh Seksi Pengajaran Luar Biasa merupakan bagian dari Balai Pendidikan

Guru kemudian oleh Urusan Pendidikan Luar Biasa, bagian dari Jawatan Pengajaran,

selanjutnya oleh Urusan Pendidikan Luar biasa, bagian dari Jawatan Pendidikan

Umum. Sejak tahun 1980 SLB dibina oleh Subdirektorat Pembinaan Sekolah Luar

Biasa (Subdit. PSLB), di bawah Direktorat Pendidikan Dasar pada Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Selanjutnya Subdit. PSLB ditingkatnya

fungsinya menjadi Direktorat Pendidikan Luar Biasa (Dit. PLB). Dan terakhir

Direktorat ini berubah menjadi Dit. PSLB.

Perjalanan pendidikan bagi penyandang cacat telah berjalan lebih dari satu

abad. Selama kurun waktu tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan luar

biasa telah berkembang secara kuantitatif maupun kualitatif. Jumlah SLB makin

meningkat, lembaga pemerintah yang mengurusnya semakin besar, Lembaga

penyiapan gurunya juga telah berkembang hingga di LPTK perguruan tinggi, sistem

layanan pendidikannya bervariasi seturut dengan perkembangan kesadaran

masyarakat nasional maupun internasional. Meskipun demikian, kemajuan PLB di

Indonesia tidak luput dari berbagai masalah atau tantangan dalam perkembangannya.

Dalam rangka mengembangkan PLB di Indonesia, beberapa isu penting

mengenai PLB baik dalam skala nasional maupun internasional perlu mendapat

(5)

Paradigma 10

Yayasan tali kasih salah satu lembaga pendidikan masyarakat yang berdiri

pada tahun 2000. Yayasan ini memiliki perbedaan dengan sekolah-sekolah yang lain,

dimana murid-murid yang diajarkan tidak selayaknya seperti orang normal. Murid-dan konsep PLB dalam persepektif Internasional, (2) Sistem layanan

pendidikan, (3) Fungsi dan peran SLB, (4) Profesionalisme PLB.

Sesuai dengan yang terlihat dilapangan peraturan pemerintah yang dari dulu

dikeluarkan tidak begitu diterapkan terhadap sekolah-sekolah yang mendidik anak

autisme. Terlihat kurangnya peran pemerintah dalam memfasilitasi sekolah anak

autisme dari segala aspeknya. Keadilan pendidikan terhadap penyandang autis kurang

di perhatiakan sehingga pendidikan anak autis khusunya di medan tidak terlalu

banyak.

Jumlah sekolah autis yang sedikit di bangun khususnya di kota Medan

menjelaskan bahwa perhatian pemerintah tidak penuh terhadap pendidikan anak autis.

Bahkan tidak ada sekolah negeri yang di bangun oleh pemerintah khusus terhadap

pendidikan anak autis. Kebanyakan sekolah anak autis dikelolah oleh swasta dan

sebagaian sekolah autis tidak mendapat campur tangan dari pemerintah seperti

Yayasan Tali Kasih Medan.

2.1.1 Awal Terbentuknya Yayasan Tali Kasih Medan

10

(6)

murid yang diajarkan seluruhnya mengalami kelainan mental atau sering juga disebut

anak autisme sehingga memiliki metode pengajaran yang berbeda.

Yayasan Tali Kasih awalnya dibentuk atau didirikan oleh bapak Sahid Hamid

dan bapak B. Saragih. Awalnya kepedulian mereka terhadap dunia pendidikan anak

autisme yang pada saat itu belum ada berdiri di kota Medan dan menjadi sekolah

autisme yang pertama kali berdiri. Bapak Sahid Hamid yang menjadi pemilik yayasan

tersebut awalnya mendirikan sekolah ini di jalan K.H Wahid Hasyim dan selang satu

tahun kemudian beliau mendirikan kembali sekolah ini di jalan Sei Alas no 18

Medan. Seiring berjalannya waktu selama 10 tahun tepatnya tahun 2010, sekolah

yang didirikan di jalan K.H Wahid Hasyim ditutup dan sekolah yang berada di jalan

Sei Alas menjadi fokus utama dalam pengembangan pendidikan anak autisme. Hal

yang menjadi pemicu utama ditutupnya sekolah yang berada dijalan K.H Wahid

Hasyim adalah kurangnya pendanaan dalam membangun fasilitas yang lengkap serta

dalam menggaji pengajar. Hal ini karena siswa yang diajarkan tidak sesuai dengan

pemasukan terhadap sekolah tersebut.

Pada tahun 2010 mulai banyak berdiri yayasan yang berhubungan dengan

pendidikan anak autis. Yayasan Tali Kasih sempat mengalami kemunduran dengan

kemunculan sekolah-sekolah autis baru. Padahal Yayasan Tali Kasih merupakan

sekolah yang pertama didirikan dan terlama di kota Medan. Ternyata metode

pengenalan yang dilakukan hanya dilakukan dari mulut ke mulut tidak ada

(7)

yang memperkenalkan sekolahnya melalui media sosial. Sejak tahun 2010 Yayasan

Tali Kasih melakukan promosi secara baik, hasil dari promosi itu kemajuan sekolah

ini mengalami peningakatan dalam memperoleh murid dan di dukung dengan

metode-metode pembelajaran serta pengalaman dalam mengatasi anak autis dari

tahun 2000, sekarang ini sekolah tersebut menjadi sekolah autis yang diperhitungakan

di kota Medan. Orang yang berusaha dalam memajukan sekolah ini adalah ibu Nani

Suwarni. Semua perkembangan sekolah ini diarahkan oleh ibu Nani Suwarni

sehingga sekolah ini mengalami perkembangan yang lebih baik. Beliau adalah salah

satu penasehat di Yayasan Tali Kasi. Semua arahan-arahan yang diberikan oleh

beliau harus dilaksanakan bagi semua pengajar yang ada disekolah tersebut.

Table 2.1.1.1

Identitas Yayasan Tali Kasih Medan Normor Izin Yayasan 420/13423/02

Tanggal Izin di Keluarkan 7 November 2002

Nama Yayasan Yayasan Tali Kasih Medan

Alamat Jln, Sei Alas No 18 Medan

Kelurahan : Sei Kambing D Kecamatan : Medan Petisah Kota : Medan

Jenis Pendidikan Autisme dan Wicara

Rumpun Pendidikan Khusus

Setatus Pendidikan Non Formal

Pemimpin/Pemilik Said Hamid, SE

Penyelenggara Yayasan Tali Kasih Medan

(8)

Kepala sekolah di Yayasan ini sudah memiliki banyak pergantian. Setiap

kepala sekolah memiliki metode tersendiri dalam mengarahkan tenaga pengajar

dalam mendidik murid. Tahap perkembanganpun berjalan dengan seiringnya

pergantian kepala sekolah, dari yang dulunya sekolah ini kurang dikenal hingga

menjadi sekolah yang lebih dikenal dalam mendidik anak autis. Adapun urutan

kepemimpinan kepala sekolah mulai dari tahun 2000 sampai dengan sekarang adalah:

Tabel. 2.1.1.2

Urutan Kepala sekolah Yayasan Tali Kasih Medan dari tahun 2000 Sampai dengan tahun 2015

No Nama Kepala Sekolah Tahun Kepemimpinan

1 Nani Sumari, Spd 2000-2005

2 Sundari, Spsi 2005-2008

3 Tri Nani 2008-2010

4 Erwiyati, Spsi 2010-2013

5 Endang 2013 Sampai Dengan Sekarang 2015

Bapak Said Hamid yang menjadi pemilik yayasan tidak pernah menjadi

kepala sekolah di Yayasan tersebut. Beliau memiliki pekerjaan sebagai pengusaha

diluar dari mendirikan yayasan tersebut. Beliau juga turut dalam memberikan

arahan-arahan untuk memajukan yayasan dan beliau juga sering mengikuti seminar

didampingi dengan kepala sekolah tentang anak autis baik di kota Medan maupun

diluar kota dengan tujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang pendidikan anak

autis. Hingga akhirnya Yayasan Tali Kasih berhasil melakukan seminar tentang

(9)

khusus dan lembaga pendidikan pemerintah. Melalui seminar ini pihak yayasan selain

menjelaskan tentang pendidikan anak autis, mereka juga menerangkan

metode-metode pembelajaran di Yayasan Tali Kasih sebagai bentuk pengenalan sekolah

tersebut.

2.2. VISI DAN MISI

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional harus menjalankan perannya dengan baik.

Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelolah

dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan

dengan optimal. Pengelolaan sekolah yang tidak professional dapat menghambat

proses pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat langkah sekolah

dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal.

Agar pengelolaan sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan

rencana strategis sebagai suatu upaya/cara untuk mengendalikan organisasi (sekolah)

secara efektif dan efisien, untuk sampai kepada implementasi garis terdepan,

sehingga tujuan dan sasarannya tercapai. Perencanaan strategis merupakan landasan

bagi sekolah dalam menjalankan proses pendidikan. Komponen dalam perencanaan

strategis paling tidak terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai

tujuan dan sasaran). Perumusan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi

tersebut harus dilakukan pengelola sekolah, agar sekolah memiliki arah kebijakan

(10)

memberikan potensi untuk menarik seseorang termasuk orang tua murid untuk

memilih sekolah tersebut untuk menjadi sekolah anaknya.

Yayasan Tali Kasih yang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

mengajar anak berkebutuhan khusus yaitu anak autis, juga memiliki visi dan misi

dalam menentukan arah untuk mencapai tujuan yang diharapakan. Visi dan misi ini

juga diharapkan dapat menarik daya orang tua untuk menyekolahkan anaknya di

Yayasan Tali Kasih.

Adapapun visi dan misi Yayasan Tali Kasih Medan adalah:

• Visi Yayasan Tali Kasih Medan

Memberikan harapan kepada orang tua dan memberikan harapan terhadap

masa depan anak.

• Misi Yayasan Tali Kasih Medan

Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu untuk menolong orang tua

yang mempunyai anak autis dan berkebutuhan khusus dalam meraih masa

depannya.

Visi dan misi menerangkan bahwa Yayasan Tali Kasih Medan dapat

memberikan harapan kepada orang tua yang mempunyai anak autis dapat diatasi oleh

metode-metode pembelajaran yang diberikan oleh tenaga pengajar yang ada di

yayasan tersebut. Serta Yayasan Tali Kasih menerangkan bahwa keberadaan sekolah

(11)

masyarakat. Dengan adanya visi dan misi yang dimiliki yayasan ini membuat orang

tua yang mempunyai anak autis memiliki kepercayaan untuk anaknya disekolahkan di

yayasan tersebut.

Visi dan misi yang dimiliki oleh Yayasan Tali Kasih Medan, selain sebagai

arah dari kebijakan untuk mencapai tujuan juga menjelaskan visi dan misi tersebut

sebagai identitas sekolah tersebut yang membuat berbeda dengan sekolah lainya.

Denah Lokasi Yayasan Tali Kasih Medan Gambar 2.2.1

Yayasan Tali Kasih terletak didalam jalan yang tidak banyak di lewati

kendaraan. Tidak ada angkot yang melewati dari depan yayasan tersebut. Butuh jarak

200 meter untuk jalan ke jalan Darusalam untuk mendapatkan fasisilitas kendaraaan

umum. Letak ini cukup strategis, karena tidak membahayakan bagi anak-anak pada

(12)

saat bermain di depan halaman atau daerah pagar, karena aktifitas olahraga yang

dilakukan pihak sekolah terhadap anak anak murid dilakukan di halaman depan

sekolah. Kecilnya halaman sekolah membuat tidak ada pepohonan didepan halaman

sehingga terkadang tidak terlihat lebih baik.

Gambar 2.2.2

Gambar diatas adalah jalan Sei Alas, lokasi dimana Yayasan Tali Kasih

Medan didirikan. Tampak salah satu orang tua murid sedang mengantarkan anaknya

ke sekolah. Terlihat jalan ini aman untuk dilalui anak-anak karena tidak banyak

kendaraan yang berlalu lalang. Meskipun demikian, semua orang tua murid tetap

(13)

2.3. Sarana Dan Prasarana

Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan

upaya mewujudkan tujuan tersebut, seringkali masalah dapat muncul.

Masalah-masalah itu dapat di kelompokan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang

menjadi tanggung jawab administrator sekolah, sehingga merupakan substansi

tugas-tugas administratif kepala sekolah selaku administrator. Di antaranya adalah tugas-tugas

yang di kelompokan menjadi substansi perlengkapan sekolah.

Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam

pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut

dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan

pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan

adalah hal yang penting dalam menunjang kemajuan suatu pendidikan untuk

mencapai tujuan yang baik. Begitupun dengan Yayasan Tali Kasih yang memiliki

sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar. adapun

(14)

Tabel 2.2.1

Fasilitas-fasilitas di Yayasan Tali Kasih Medan

No FASILITAS JUMLAH

Diatas bangunan seluas 225 m2 inilah semua fasilitas berada, dengan luas

tanah 300 m2. Sekolah ini memang tidak memiliki ukuran yang besar tetapi semua

(15)

sampai dengan sekarang. Semua tersusun rapi setiap benda yang ada didalam yayasan

tersebut. Dengan dilengkapi pendingin ruangan membuat keadaan didalam ruang

terasa sejuk dan nyaman, di dukung dengan kebersihan ruangan yang di jaga setiap

harinya. Setiap guru memang dianjurkan untuk menjaga kebersihan ruangan kelas

serta menerapkannya kepada anak autis sebagai salah satu bentuk terapi dalam

menjaga kebersihan lingkungan.

Tabel 2.2.2

Fasilitas Alat Terapi Anak Autis di Yayasan Tali Kasih Medan

No Alat terapi Jumlah Fungsi

1 Infrared (IR) 1 Membantu memperlancar peredaran

darah anak

2 Variabel 1 Melatih fisik anak dan motorik anak

3 Bola Besar 2 Melatih konsentrasi anak

4 Tangga 1 Melatih kelincahan anak / melatik

gerak tubuh anak

5 Oral 35 Untuk membantu proses

penyembuhan anak autis yang kaku dalam berbicara

Alat terapi anak ini membantu untuk proses pembentukan karakter anak

secara biologis agar mengalami peningkatan yang lebih baik. Alat terapi ini memang

tidak menjamin membantu kesembuhan anak hingga 100% melainkan membantu

proses perkembangan anak menuju arah yang lebih baik. Misalnya seperti anak yang

hanya memiliki kebiasaan menyendiri atau pendiam, dengan bantuan alat terapi ini

(16)

menjalankan alat terapi diyayasan tersebut. Alat terapi ini dikendalikan oleh guru

yang berlatar belakang pendidikan fisioterapi, agar dapat sesuai dengan

metode-metode terapi yang sebenarnya. Selain untuk membantu pembentukan karakter anak

kearah yang lebih normal, alat ini juga membantu kesehatan anak secara biologis. Hal

ini dapat dilihat dari proses pelancaran peredaran darah serta media variable yang

membuat anak harus berlatih untuk bergerak setiap terapinya. Selain itu juga alat

terapi ini merupakan sebagai bentuk dari olahraga terhadap anak autis seperti bola

(17)

Gambar 2.2.3

Denah bangunan Yayasan Tali kasih medan

Bangunan di Yayasan Tali Kasih Medan tampak seperti rumah biasa layaknya

dan ukurannya yang tidak besar seperti layaknya sekolah-sekolah besar yang ada di

Medan, tetapi yayasan ini memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan

anak autisme. Sepanjang observasi dan wawancara penulis, tidak ada kendala dalam

Ruang

(18)

sistem bangunan di Yayasan Tali Kasih. Tidak ada keluhan masalah ruangan kurang

ataupun fasilitas yang kurang. Hingga saat ini sarana dan prasarana Yayasan Tali

Kasih tidak ada yang memerlukan perbaikan, semua masih dalam kondisi

baik.Sekolah yang memiliki status non-formal ini tetap memiliki prosedur-prosedur

layaknya seperti pendidikan formal. Hanya saja ada pembentukan prosedur yang

dibentuk sendiri oleh Yayasan Tali Kasi tanpa ada keterkaitan terhadap dinas

pendidikan misalnya metode pembelajaran anak murid.

Gambar 2.2.4

Gambar orang tua murid yang menunggu anaknya di ruang tunggu

Terlihat orang tua murid yang tampak nyaman sambil menunggu anaknya di

ruang tunggu. Sambil menonton televisi orang tua murid juga dapat saling

berinteraksi terhadap sesama orang tua murid. Tidak jarang juga sesama orang tua

murid saling bercerita tentang anak mereka masing-masing. Mereka terkadang saling

bertukar pikiran dalam mengarahkan setiap perilaku-perilaku anaknya. Kebanyakan

(19)

pulang. Ada juga orang tua yang membawa makanan setiap hari untuk anaknya. Hal

ini juga bertujuan untuk melatih kemandirian anak. Setiap makanan yang dibawak

oleh orang tua murid selalu dititipkan melalui guru. Ketika tiba waktunya makan,

maka guru memberikan makanan terhadap anak muruid dengan cara mereka

memakannya sendiri tanpa disuapin. Hal ini bertujuan untuk melatih kemandirian

anak dalam membenahi diri. Seperti Amelia (5 tahun) contohnya, setiap harinya

ibunya membawakan makanan kepada anaknya agar anaknya bisa terlatih secara

mandiri. Ini salah satu yang dikeluhkan ibu dari Amelia karena dirumah tidak bisa

mandiri terutama dalam makan sendiri. Ibu Amelia meminta pihak guru untuk

mengajar anaknya mandiri dalam bersikap terutama mandiri dalam makan. Karena

untuk memegang sendok saja butuh latihan 3 minggu untuk dapat

mempergunakannya. Akhirnya Amalia berhasil makan sendiri dan mampu

mempergunakan sendok dalam kurun waktu terapi selama 30 hari.

Di ruang tunggu ini juga guru-guru dan orang tua saling berinteraksi, Saling

berkomunikasi tentang kemajuan ataupun perkembangan anaknya. Sering juga guru

menyarankan orang tua untuk memperlakukan anaknya sama dengan disekolah agar

terapi anak untuk menjadi lebih baik cepat terjadi.

2.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi ataupun lembaga dalam menjalankan

(20)

dengan jelas pemisahaan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisai yang

baik, harus menjelaskan hubungan wewenang siapa yang berhak dalam mengambil

(21)

Pembagian tugas kerja di dalam Yayasan Tali Kasih dapat di gambarkan

dengan struktur yang ada diatas. Dengan jumlah guru (tenaga terapis) yang tidak

terlalu banyak, membuat beberapa guru harus melakukan 2 pekerjaan seperti ibu

Endang dan bapak Faisal sebagai kepala sekolah dan administrasi turut juga mengajar

(22)

anak autisme yang ada di Yayasan Tali Kasih. Tapi hal ini tidak menggangu posisi

mereka sebagai kepala sekolah dan administrasi sekolah, mereka dapat menjalankan

kedua profesi mereka dengan baik.

Melalui struktur Organisasi tersebut setiap bagiannya memiliki fungsi tersebut

dalam menjalankan perangkat sekolah agar semua sistem yang berada di dalam

sekolah dapat berjalan dengan baik. Adapun fungsi dari bagian-bagian struktur yang

ada di Yayasan Tali Kasih Medan melalui wawancara saya dengan Ibu Endang

adalah sebagai berikut :

1. Pemimpin Yayasan

Pemimpin yayasan tersebut merupakan orang yang memiliki yayasan

tersebut. Semua modal dalam membiayai mulai dari bangunan dan fasilitas

yang ada di keluarkan oleh pemimpin yayasan yaitu bapak Said Hamid.

Diluar dari beliau menjadi seorang pengusaha tetapi beliau turut dalam

memajukan Yayasan Tali Kasih. Adapun fungsi dari pemimpin yayasan

sekaligus pemilik yayasan tersebut adalah:

• Sebagai pemodal utama dalam bentuk dana yang diperlukan yayasan

• Sebagai penentu dari setiap keputusan

• Mencari informasi tentang pendidikan anak autis

2. Penasihat Sekolah

Penasehat sekolah memiliki peran penting dalam mengawas setiap

(23)

harus dimusyawarahkan dan harus diperkirkan oleh penasehat bagaimana

resiko dan keuntungan dari setiap keputusan yang diambil oleh sekolah.

Contohnya dalam menentukan uang sekolah, penasehat memiliki wewenang

untuk memberikan saran besarnya uang sekolah yang dikenakan terhadap

murid. Hal ini bertujuan untuk tidak dapat menarik perhatian orang tua dalam

menyekolahkan anaknya di yayasan tersebut dengan fasilitas dan tenaga

terapis yang ada.

Jadi adapun tugas dari penasehat adalah sebagai berikut:

• Memberikan masukan ataupun saran terhadap kebijakan sekolah

• Mempromosikan sekolah

3. Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki peran banyak dan penting dalam

memperhatikan setiap sistem yang ada di lingkungan sekolah. Banyak hal-hal

yang harus diciptakan kepala sekolah dalam memajukan sekolah tersebut

seperti program-program misalnya. Kepala sekolah harus memiliki

kemampuan yang kompeten dalam memimpin semua bidang yang berjalan,

agar tidak ada terjadi kesalahan dalam berjalannya proses pendidikan.

Begitu juga kepala sekolah di Yayasan Tali Kasih memiliki peran penting

dalam menjalankan proses pendidikan. Adapun tugas dari kepala sekolah

diyayasan tersebut adalah sebagai berikut:

(24)

• Perencanaan metode pembelajaran

• Pengawasan dan evaluasi

• Memberikan keputusan dalam memajukan sekolah

• Bertanggung jawab atas setiap perencanaan

• Menyiapkan buku pedoman sekolah

• Melakukan analisis kebutuhan guru dan murid

• Mencari informasi tentang terapi dan pendidikan anak autis

4. Administrasi Sekolah

Tenaga administrasi merupakan suatu tenaga yang memiliki peran

penting dalam menjalankan sistem yang ada didalam sebuah lembaga. Hampir

semua lembaga pemerintah maupun swasta memiliki tenaga administrasi.

Begitu juga di Yayasan Tali Kasih yang memerlukan tenaga administrasi

dalam menjalankan program sekolah. Adapun tugas dari administrasi tersebut

adalah sebagai berikut:

• Menyusun program sekolah

• Mengatur pengeluaran dan pemasukan dana sekolah

• Megeluarkan gaji tenaga guru ataupun terapis

• Memperhatikan perlengkapan sekolah

• Menyimpan dokumen penting sekolah

• Menyimpan data-data guru dan murid sekolah

(25)

• Mengatur surat-surat yang berhubungan dengan sekolah

5. Guru (Tenaga Terapis)

Guru merupakan ikon terpenting didalam sekolah, karena program

yang terpenting di dalam sekolah adalah proses belajar mengajar yang

dijalankan oleh guru. Setiap sekolah pasti memiliki guru. Karena orang yang

memiliki peran penting dalam mencerdaskan murid adalah guru.

Adapun tugas guru (tenaga terapis) di Yayasan Tali Kasih Medan adalah

sebagai berikut:

• Mendidik anak murid

• Memberikan contoh teladan terhadap murid

• Menjalankan program yang ditentukan kepala sekolah

• Menjaga nama baik sekolah

• Melatih murid autis dalam berinteraksi

6. Assisten Terapis

Assisten terapis memiliki peran penting diYayasan Tali Kasih dalam

membantu guru utama dalam mengajarkan anak autisme. Beda halnya dengan

sekolah normal dalam satu kelas terdapat satu guru dalam mengajar anak

murid. Di yayasan ini, berhubungan anak autisme memiliki sifat yang

beranekaragam membut mengajar satu anak itu harus terdapat dua orang

tenaga guru dalam mengajarinya. Terutama anak murid yang memiliki sifat

(26)

dua tenaga guru. Dimana satu guru yang menjelaskan atau menerangkan

materi dan assisten terapis yang menjaga anak agar tetap tenang. Cara

mengajarnya adalah dengan cara guru utama berada didepan murid dan

assisten terapis berada dibelakang murid.

Jadi adapun tugas dari tenaga terapis adalah sebagai berikut:

• Membantu guru utama dalam mengajar anak autis

• Membantu guru ataupun terapis dalam menjalakan alat terapi saat anak

diterapi

• Mengajar anak autis apabila guru utama berhalangan masuk

2.5. Keadaan Guru dan Siswa di Yayasan Tali Kasih

Setiap guru dan siswa di sekolah memiliki banyak perbedaan mulai dari

peraturan-peraturan yang harus di jalankan dan juga kegiatan-kegiatan yang

dilakukan. Semua hal-hal antara guru dan siswa memiliki keterkaitan yang erat dalam

berjalannya sistem sekolah. Sehingga perlu adanya perhatian terhadap guru dan siswa

di sekolah dalam menjalankan semua program sekolah.

2.5.1. Guru di Yayasan Tali kasih Medan.

Guru ataupun sering disebut tenaga terapis di Yayasan Tali Kasih, memiliki

sifat dan cara berkomunikasi yang baik. Hal ini di sebabkan karena murid yang

diajarkan adalah anak berkebutuhan khusus sehingga memiliki kesabaran yang baik

(27)

termasuk saya sebagai orang yang melakukan observasi dan wawancara di yayasan

tersebut. Guru yang diutamakan disini selain memiliki latar belakang pendidikan

yang sesuai dengan murid yang diajarkan. Guru yang berada diyayasan tersebut juga

harus memiliki tingkat kesabaran dan emosi yang terkontrol. Agar murid yang

diajarkan tidak merasa rendah ataupun takut terhadap guru. Disini guru dituntut

mampu untuk memberikan rasa nyaman dalam mengajar kepada anak autisme.

Karena sifat anak autis yang menyendiri memerlukan perhatian khusus agar anak

murid mau belajar dengan baik.

Guru di Yayasan Tali Kasih memiliki beberapa peraturan untuk membuat

guru tetap konsisten dalam berkerja. Setiap guru diwajibkan melaksanakan peraturan

selama didalam sekolah. Peraturan ini diperbuat juga untuk bertujuan membuat guru

disiplin dan dapat menjadi contoh teladan bagi murid dan lingkungan sekolah.

Adapun beberapa aturan yang harus dilaksanakan adalah:

1. Masuk tepat pukul 7.45

2. Bertanggung jawab terhadap setiap anak yang diajarkan

3. Loyal kepada yayasan

4. Bertutur kata yang sopan

5. Rapi

6. Mengenakan seragam sesuai jadwal dan kegiatan yang ditentukan

7. Menjalankan perintah kepala sekolah

(28)

Table 2.5.1.1

Guru-Guru di Yayasan Tali Kasih Medan

No Nama Guru Agama Umur Pendidikan Guru

1 Endang Kesuma Islam 37 Pendidikan Anak Usia Dini 2 Faisal Isnain Islam 31 Sajarna Psikologi

3 Roma Vidiawati Kristen 34 Sarjana Psikologi

4 Mintauli Sinurat Kristen 36 Pendidikan Taman Kanak-Kanak 5 Rina Oktavia Islam 31 D3 Fisioterapi

6 Kartini Ginting Islam 30 D3 Fisioterapi

7 Agustini Islam 30 Sarjana Bahasa Indonesia 8 Elvi Mulya Islam 27 Sarjana Fisoterapi

9 Hermansyah Islam 28 Sarjana Pendidikan Olahraga

10 Nurleli Islam 32 Sarjana pendidikan Bahasa Indonesia 11 Nani Suwarni Islam 40 Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

Jumlah guru yang ada di sekolah ini memang tidak sebanyak guru disekolah

lainnya, kepala sekolah juga turut membantu dalam mengajar anak autis. Semua guru

tetap sama mengajarkan semua materi pembelajaran terhadap anak autis tanpa ada

sepesifikasi mata pelajaran yang harus diajarkan oleh guru kecuali guru yang berlatar

belakangkan fisioterapi dan psikologi memiliki peran yang lebih dalam

menyembuhkan anak yang menggunakan alat terapi.

Setiap guru harus memiliki tanggung jawab terhadap murid yang diajarkan

karena sistem mengajar di yayasan tersebut satu murid di ajarkan dengan satu guru.

Berbeda dengan anak yang dibawah 5 tahun satu murid diajarkan oleh dua guru . Hal

inipun bertujuan untuk seorang guru dapat membuat rasa nyaman terhadap anak

murid. Karena guru disini dibentuk seolah-olah menjadi seperti orang tua mereka.

(29)

Tabel 2.5.1.2

Warna celana Ukuran celanan

Jas Hitam Panjang Senis-selasa Mengajar

2 Hitam kuning

Kaos Berkera

Hitam Panjang Rabu-kamis Mengajar

3 Batik coklat

Kemeja Hitam Panjang Jumat-sabtu Mengajar

4 Hijau orange

Kain olahraga

Hitam Panjang Rabu Olahraga

5 Hitam kaos hitam panjang Akhir bulan Membawa

anak-anak jalan-jalan

Dalam mengutamakan keindahan sekaligus sebagai identitas guru di Yayasan

Tali Kasih Medan, setiap guru harus menggunakan seragam tepat pada jadwal yang

ditentukan. Hal ini juga menuntut buat guru untuk disiplin dalam mengutamakan

kerapian. Melihat keseragaman guru-guru yang ada di sekolah tersebut membuat

suasana sekolah terlihat lebih nyaman. Kebersihan dan keindahan yang ada membuat

(30)

2.5.2. Murid di Yayasan Tali Kasih Medan

Murid di yayasan Tali Kasih Medan memiliki keanekaragaman suku, ras dan

agama yang berbeda. Tidak ada pengecualian dari sudut pandang suku, ras dan agama

di yayasan tersebut, semua murid disama ratakan dalam hal apapun.

Murid di yayasan tersebut tidak memiliki peraturan tertulis yang selayaknya murid

normal lain lakukan. Hal ini dikarenakan tingkat IQ mereka yang rendah serta sikap

yang tidak normal membuat mereka tidak diberikan peraturan-peraturan yang

selayaknya. Kecuali jam masuk untuk proses belajar, hal inipun hanya diberi tauh

oleh orang tua.

Murid di sekolah ini memiliki jadwal dalam mengikuti pelajaran. Proses

belajar mengajar berlangsung dari pukul 8.00 sampai pada 17.00. setiap siswa dalam

satu hari hanya memiliki waktu 2 jam dalam mengikuti proses belajar mengajar,

termasuk juga dalam melakukan terapi yang diberikan oleh guru. Proses belajar

mengajar yang diberikan terhadap murid diyayasan tersebut dilakukan 3 kali dalam

seminggu sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan oleh pihak yayasan. Setiap

jadwal mengajar memiliki sesi dalam mengajar anak setiap harinya. Hal ini bertujuan

untuk semua anak yang diajarkan memiliki waktu dan tempat dalam menerima

pelajaran dan terapi, karena jumlah anak murid Yayasan Tali Kasih ada 35 anak. Ada

4 sesi yang di bentuk pihak sekolah dalam proses belajar mengajar yang diberikan

terhadap murid yang berbeda, adapun pembagian sesi tersebut adalah:

1. Sesi pertama 08.00 – 10.00

(31)

3. Sesi ketiga 13.00 – 15.00

4. Sesi kempat 15.00 – 17.00

Setiap murid sudah ditentukan jadwal belajarnya dan tidak bisa mengantikan jadwal

belajar dalam keadaan apapun.

Meskipun sekolah ini bersifat non formal tapi tingkat kedisiplinan murid sangat

diutamakan. Setiap murid diajarkan mandiri agar sifat tersebut dapat diterapkan diluar

dari lingkungan sekolah.

Table 2.5.2.1

Murid-murid di Yayasan Tali Kasih Medan

(32)

19 Ardi Laki-laki 5 Autisme

20 Gunawan Laki-laki 4 Autisme

21 Fransiska Perempuan 11 Autisme

22 Tomy Laki-laki 12 Daung Sindrom

23 Taruna Laki-laki 10 Autisme

24 Yasmin Perempuan 8 Autisme

25 Petra Raditya Laki-laki 5 Retardasi Mental

26 Novita Perempuan 6 Autisme

27 Amalia Peremuan 5 Autisme

28 shelly Perempuan 8 Autisme

29 Ardian Laki-laki 10 Autisme

30 Natalia Perempuan 7 Autisme

31 Musepini Perempuan 10 Retardasi Mental

32 William Laki-laki 9 Autisme

33 Gilang Laki-laki 6 Autisme

34 Riski Laki-laki 7 Autisme

35 Rio Laki-laki 5 Autisme

Dalam penerimaan murid di Yayasan Tali Kasih, setiap siswa juga harus

memenuhi siarat dalam melakukan pendaftaran. Ada pun syarat pendaftaran tersebut

adalah:

1. Menyerahkan surat keterangan dokter bahwa anak mengalami ganguan mental

2. Mengisi formulir pendaftaran

3. Menyerahkan uang pendaftaran

4. Menyerahkan pas photo 3 x 4 sebanyak 2 lembar

(33)

Sebelum melakukan proses belajar mengajar terhadap murid baru. Siswa

dibagi atas 2 golongan dalam melakukan penerapan belajar. Adapun 2 hal yang

diterapakan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan umur

Umur 5 tahun kebawah proses belajar mengajar lebih banyak dibentuk

seperti kegitaaan bermain. Tetapi didalam bermain tersebut seorang guru

sudah menerapkan proses belajar dan terapi, hal ini bertujuan agar murid mau

belajar dengan rasa nyaman.

Berbeda dengan siswa yang berumur diatas 5 tahun. Murid lebih ditekankan

pada sistem belajar yang serius, seperti pengenalan angka, huruf, cara

berbicara, melatih kemandirian, mengenal warna dan mengenal gambar. tetapi

kegiataan bermain tetap dilakukan dengan frekuensi waktu yang sedikit

dibandingkan dengan murid dibawah 5 tahun.

2. Berdasarkan keterangan dokter

Proses belajar mengajar juga ditentukan oleh surat keterangan dokter

terhadap murid baru yang mengikuti proses belajar mengajar di yayasan ini.

Karena beda gangguan anak beda sistem penerapan proses belajar yang

diberikan terhadap anak meskipun memiliki materi yang sama dengan belajar.

Ada 3 jenis pengolongan penerapan belajar anak yang diberikan di yayasan

ini, yaitu:

1. Anak Autisme

(34)

3. Anak Retardasi Mental

Dengan mengetahui diagnosa dokter dari surat keterangan yang ada,

maka pihak sekolah dapat memberikan sistem penyampaian pengajaran yang

tepat terhadap siswa yang memiliki ganguan yang berbeda juga. Dengan ini

guru bisa melakukan metode pembelajaran sesuai yang telah ditentukan oleh

pihak sekolah terhadap masing-masing ganguan anak yang berbeda.

2.6. Sumber dana sekolah

Setiap sekolah pasti memiliki sumber dana baik dari pemerintah, donatur dan

juga dari uang sekolah siswa-siswi. Tapi tidak semua sekolah mendapatkan bantuan

pemerintah dan juga donatur. Yayasan Tali Kasih Medan termasuk sekolah non

formal yang tidak mendapatkan bantuan dana dari pemerintah dan juga donatur.

Semua biaya sekolah ataupun sumber dana sekolah berasal dari uang sekolah anak.

Uang sekolah anak yang menjadi sumber dana utama dalam membenahi semua

sistem yang ada didalam sekolah ini, mulai dari gaji guru-guru, biaya listrik dan biaya

air. Hingga saat ini biaya yang hanya berasal dari uang sekolah anak murid tidak ada

Gambar

Table 2.1.1.1
Tabel. 2.1.1.2
Gambar 2.2.1
Gambar 2.2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsep ini disebut modal kerja bersih atau ( net working capital ). Keuntungan konsep ini adalah terlihat tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar

yakin kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".. gending yang selanjutnya disebut gending sekar. Demikian juga sekar macapat mijil ludira laras pelog pathet

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pijakan dalam perumusan desain penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan lebih komprehensif khususnya yang berkenaan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji, menganalisis, dan mengetahui apakah rasio lancar, rasio hutang atas modal, return on assets, return on equity, dan ukuran

Atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan nikmat sehat dan sempat dalam rangka menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir Teknologi Hasil Pertanian ya ng

Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul :“ Hubungan Antara Pemanfaatan Fasilitas Belajar Dan Motivasi

General Policy Speech by Prime Minister Junichiro Koizumi to the 163'd Session of the

Distribusi panas berupa perubahan temperatur tiap waktu dan dan nilai deformasi yang terbentuk pada pipa digunakan untuk validasi hasil analisa thermal dan