BAB II
GAMBARAN UMUM YAYASAN TALI KASIH MEDAN 2.1 Sejarah Perkembangan Pendidikan Anak Luar Biasa di Indonesia
Para ahli sejarah pendidikan biasanya menggambarkan mulainya pendidikan
luar biasa pada akhir abad ke 18 atau awal abad ke 19. Di Indonesia sejarah
perkembangan pendidikan luar biasa dimulai ketika belanda masuk ke Indonesia
tahun 1596 – 1942, mereka memperkenalkan sistem persekolahan dengan orientasi
barat. Bagi pendidikan untuk anak–anak penyandang cacat di buka lembaga-lembaga
khusus. Lembaga pertama yang didirikan adalah untuk pendidikan anak tuna netra
dan tuna grahita di dirikan tahun 1927. Kemudian didirikan untuk anak tuna rungu
pada tahun 1930, Ketiganya terletak di kota Bandung.8
Pada masa kemerdekaan, keberadaan sekolah bagi penyandang cacat makin
terjamin dengan adanya UUD 1945 yang menyatakan setiap warga Negara berhak
mendapatkan pendidikan. Disamping itu UU pendidikan No 12 tahun 1954 memuat
ketentuan tentang pendidikan dan pengajaran luar biasa. Pemerintah RI
mengundang-undangkan yang pertama mengenai pendidikan terhadap anak- anak yang
mempunyai kelainan fisik atau mental , yang diatur undang-undang tersebut yang
menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk
www.kompasiana.com/.../perkembangan-pendidikan-anak-berkebutuhan...
mereka yang membutuhkan ( pasal 6 ayat 2 ) dan untuk semua anak-anak yang sudah
berumur 6 tahun dan 8 tahun berhak dan diwajibkan belajar disekolah sedikitnya 6
tahun (pasal 8). Dengan ini berlakunya undang-undang tersebut maka
sekolah-sekolah baru yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat termasuk untuk anak
tuna daksa dan tuna laras, sekolah ini disebut sekolah luar biasa yang dilindungi
negara.
Konsep pendidikan terpadu diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1978 yang
bertujuan khusus untuk anak tuna netra. Pasal-Pasal yang melandasi Pendidikan Luar
Biasa Seluruh warga negara tanpa terkecuali apakah dia mempunyai kelainan atau
tidak mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal ini dijamin oleh
UUD 1945 pasal 31 ayat1 yang mengumumkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran. Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan undang- undang no
20 tentang sistem pendidikan nasional ( UUSPN ). Dalam undang-undang tersebut
dikemukakan hal- hal yang erat hubungan dengan pendidikan bagi anak-anak dengan
kebutuhan pendidikan khusus sebagai berikut ; Bab 1( pasal 1 ayat 18 ) Wajib belajar
adalah program pendidikan minimal yang harus di ikuti oleh warga negara Indonesia
atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Bab II ( pasal 4 ayat 1 )
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis berdasarkan HAM, agama, kultural,
dan kemajemukan bangsa. Bab IV ( pasal 5 ayat 1 ) Setiap warga negara mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu baik yang memiliki
kelainan fisik,emosionl,mental,intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan
bagi peserta yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik,emosional,mental,sosial atau memiliki potensi kecerdasan.
Perhatian pendidikan terus diutamakan untuk menciptakan bangsa yang cerdas tanpa
adanya pengecualian serta menciptakan keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia
dalam memperoleh pendidikan.
Berdasarkan urutan sejarah berdirinya SLB pertama untuk masing-masing
katagori kecacatan SLB itu dikelompokan menjadi 6 bagian yaitu:
a. SLB bagian A untuk anak tuna netra
b. SLB bagian B untuk anak tuna rungu
c. SLB bagian C untuk anak tuna grahita
d. SLB bagian D untuk anak tuna daksa
e. SLB bagian E untuk anak tuna laras
f. SLB bagian F untuk anak tuna ganda 9
9
Tuna netra adalah orang yang mengalamin gangguan pada mata atau buta.
Tuna runggu adalah seseorang yang mengalami kekurangan dalam mendengar atau tuli.
Tuna grahita adalah kelainan dalam pertumbuhan mental dan perkembangan dalam mental intelektual.
Tuna ganda adalah sesorang yang mengalami kombinasi kelainan (kelainan mental dan fisik). Tuna daksa adalah seseorang yang tidak memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna sempurna
atau sering disebut cacat tubuh.
Tuna laras adalah sesorang yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan control sosial dan individu
Meskipun demikian penyelenggaraan SLB dibina oleh pemerintah yang
mula-mula oleh Seksi Pengajaran Luar Biasa merupakan bagian dari Balai Pendidikan
Guru kemudian oleh Urusan Pendidikan Luar Biasa, bagian dari Jawatan Pengajaran,
selanjutnya oleh Urusan Pendidikan Luar biasa, bagian dari Jawatan Pendidikan
Umum. Sejak tahun 1980 SLB dibina oleh Subdirektorat Pembinaan Sekolah Luar
Biasa (Subdit. PSLB), di bawah Direktorat Pendidikan Dasar pada Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Selanjutnya Subdit. PSLB ditingkatnya
fungsinya menjadi Direktorat Pendidikan Luar Biasa (Dit. PLB). Dan terakhir
Direktorat ini berubah menjadi Dit. PSLB.
Perjalanan pendidikan bagi penyandang cacat telah berjalan lebih dari satu
abad. Selama kurun waktu tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan luar
biasa telah berkembang secara kuantitatif maupun kualitatif. Jumlah SLB makin
meningkat, lembaga pemerintah yang mengurusnya semakin besar, Lembaga
penyiapan gurunya juga telah berkembang hingga di LPTK perguruan tinggi, sistem
layanan pendidikannya bervariasi seturut dengan perkembangan kesadaran
masyarakat nasional maupun internasional. Meskipun demikian, kemajuan PLB di
Indonesia tidak luput dari berbagai masalah atau tantangan dalam perkembangannya.
Dalam rangka mengembangkan PLB di Indonesia, beberapa isu penting
mengenai PLB baik dalam skala nasional maupun internasional perlu mendapat
Paradigma 10
Yayasan tali kasih salah satu lembaga pendidikan masyarakat yang berdiri
pada tahun 2000. Yayasan ini memiliki perbedaan dengan sekolah-sekolah yang lain,
dimana murid-murid yang diajarkan tidak selayaknya seperti orang normal. Murid-dan konsep PLB dalam persepektif Internasional, (2) Sistem layanan
pendidikan, (3) Fungsi dan peran SLB, (4) Profesionalisme PLB.
Sesuai dengan yang terlihat dilapangan peraturan pemerintah yang dari dulu
dikeluarkan tidak begitu diterapkan terhadap sekolah-sekolah yang mendidik anak
autisme. Terlihat kurangnya peran pemerintah dalam memfasilitasi sekolah anak
autisme dari segala aspeknya. Keadilan pendidikan terhadap penyandang autis kurang
di perhatiakan sehingga pendidikan anak autis khusunya di medan tidak terlalu
banyak.
Jumlah sekolah autis yang sedikit di bangun khususnya di kota Medan
menjelaskan bahwa perhatian pemerintah tidak penuh terhadap pendidikan anak autis.
Bahkan tidak ada sekolah negeri yang di bangun oleh pemerintah khusus terhadap
pendidikan anak autis. Kebanyakan sekolah anak autis dikelolah oleh swasta dan
sebagaian sekolah autis tidak mendapat campur tangan dari pemerintah seperti
Yayasan Tali Kasih Medan.
2.1.1 Awal Terbentuknya Yayasan Tali Kasih Medan
10
murid yang diajarkan seluruhnya mengalami kelainan mental atau sering juga disebut
anak autisme sehingga memiliki metode pengajaran yang berbeda.
Yayasan Tali Kasih awalnya dibentuk atau didirikan oleh bapak Sahid Hamid
dan bapak B. Saragih. Awalnya kepedulian mereka terhadap dunia pendidikan anak
autisme yang pada saat itu belum ada berdiri di kota Medan dan menjadi sekolah
autisme yang pertama kali berdiri. Bapak Sahid Hamid yang menjadi pemilik yayasan
tersebut awalnya mendirikan sekolah ini di jalan K.H Wahid Hasyim dan selang satu
tahun kemudian beliau mendirikan kembali sekolah ini di jalan Sei Alas no 18
Medan. Seiring berjalannya waktu selama 10 tahun tepatnya tahun 2010, sekolah
yang didirikan di jalan K.H Wahid Hasyim ditutup dan sekolah yang berada di jalan
Sei Alas menjadi fokus utama dalam pengembangan pendidikan anak autisme. Hal
yang menjadi pemicu utama ditutupnya sekolah yang berada dijalan K.H Wahid
Hasyim adalah kurangnya pendanaan dalam membangun fasilitas yang lengkap serta
dalam menggaji pengajar. Hal ini karena siswa yang diajarkan tidak sesuai dengan
pemasukan terhadap sekolah tersebut.
Pada tahun 2010 mulai banyak berdiri yayasan yang berhubungan dengan
pendidikan anak autis. Yayasan Tali Kasih sempat mengalami kemunduran dengan
kemunculan sekolah-sekolah autis baru. Padahal Yayasan Tali Kasih merupakan
sekolah yang pertama didirikan dan terlama di kota Medan. Ternyata metode
pengenalan yang dilakukan hanya dilakukan dari mulut ke mulut tidak ada
yang memperkenalkan sekolahnya melalui media sosial. Sejak tahun 2010 Yayasan
Tali Kasih melakukan promosi secara baik, hasil dari promosi itu kemajuan sekolah
ini mengalami peningakatan dalam memperoleh murid dan di dukung dengan
metode-metode pembelajaran serta pengalaman dalam mengatasi anak autis dari
tahun 2000, sekarang ini sekolah tersebut menjadi sekolah autis yang diperhitungakan
di kota Medan. Orang yang berusaha dalam memajukan sekolah ini adalah ibu Nani
Suwarni. Semua perkembangan sekolah ini diarahkan oleh ibu Nani Suwarni
sehingga sekolah ini mengalami perkembangan yang lebih baik. Beliau adalah salah
satu penasehat di Yayasan Tali Kasi. Semua arahan-arahan yang diberikan oleh
beliau harus dilaksanakan bagi semua pengajar yang ada disekolah tersebut.
Table 2.1.1.1
Identitas Yayasan Tali Kasih Medan Normor Izin Yayasan 420/13423/02
Tanggal Izin di Keluarkan 7 November 2002
Nama Yayasan Yayasan Tali Kasih Medan
Alamat Jln, Sei Alas No 18 Medan
Kelurahan : Sei Kambing D Kecamatan : Medan Petisah Kota : Medan
Jenis Pendidikan Autisme dan Wicara
Rumpun Pendidikan Khusus
Setatus Pendidikan Non Formal
Pemimpin/Pemilik Said Hamid, SE
Penyelenggara Yayasan Tali Kasih Medan
Kepala sekolah di Yayasan ini sudah memiliki banyak pergantian. Setiap
kepala sekolah memiliki metode tersendiri dalam mengarahkan tenaga pengajar
dalam mendidik murid. Tahap perkembanganpun berjalan dengan seiringnya
pergantian kepala sekolah, dari yang dulunya sekolah ini kurang dikenal hingga
menjadi sekolah yang lebih dikenal dalam mendidik anak autis. Adapun urutan
kepemimpinan kepala sekolah mulai dari tahun 2000 sampai dengan sekarang adalah:
Tabel. 2.1.1.2
Urutan Kepala sekolah Yayasan Tali Kasih Medan dari tahun 2000 Sampai dengan tahun 2015
No Nama Kepala Sekolah Tahun Kepemimpinan
1 Nani Sumari, Spd 2000-2005
2 Sundari, Spsi 2005-2008
3 Tri Nani 2008-2010
4 Erwiyati, Spsi 2010-2013
5 Endang 2013 Sampai Dengan Sekarang 2015
Bapak Said Hamid yang menjadi pemilik yayasan tidak pernah menjadi
kepala sekolah di Yayasan tersebut. Beliau memiliki pekerjaan sebagai pengusaha
diluar dari mendirikan yayasan tersebut. Beliau juga turut dalam memberikan
arahan-arahan untuk memajukan yayasan dan beliau juga sering mengikuti seminar
didampingi dengan kepala sekolah tentang anak autis baik di kota Medan maupun
diluar kota dengan tujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang pendidikan anak
autis. Hingga akhirnya Yayasan Tali Kasih berhasil melakukan seminar tentang
khusus dan lembaga pendidikan pemerintah. Melalui seminar ini pihak yayasan selain
menjelaskan tentang pendidikan anak autis, mereka juga menerangkan
metode-metode pembelajaran di Yayasan Tali Kasih sebagai bentuk pengenalan sekolah
tersebut.
2.2. VISI DAN MISI
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional harus menjalankan perannya dengan baik.
Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelolah
dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan
dengan optimal. Pengelolaan sekolah yang tidak professional dapat menghambat
proses pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat langkah sekolah
dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal.
Agar pengelolaan sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan
rencana strategis sebagai suatu upaya/cara untuk mengendalikan organisasi (sekolah)
secara efektif dan efisien, untuk sampai kepada implementasi garis terdepan,
sehingga tujuan dan sasarannya tercapai. Perencanaan strategis merupakan landasan
bagi sekolah dalam menjalankan proses pendidikan. Komponen dalam perencanaan
strategis paling tidak terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai
tujuan dan sasaran). Perumusan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi
tersebut harus dilakukan pengelola sekolah, agar sekolah memiliki arah kebijakan
memberikan potensi untuk menarik seseorang termasuk orang tua murid untuk
memilih sekolah tersebut untuk menjadi sekolah anaknya.
Yayasan Tali Kasih yang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
mengajar anak berkebutuhan khusus yaitu anak autis, juga memiliki visi dan misi
dalam menentukan arah untuk mencapai tujuan yang diharapakan. Visi dan misi ini
juga diharapkan dapat menarik daya orang tua untuk menyekolahkan anaknya di
Yayasan Tali Kasih.
Adapapun visi dan misi Yayasan Tali Kasih Medan adalah:
• Visi Yayasan Tali Kasih Medan
Memberikan harapan kepada orang tua dan memberikan harapan terhadap
masa depan anak.
• Misi Yayasan Tali Kasih Medan
Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu untuk menolong orang tua
yang mempunyai anak autis dan berkebutuhan khusus dalam meraih masa
depannya.
Visi dan misi menerangkan bahwa Yayasan Tali Kasih Medan dapat
memberikan harapan kepada orang tua yang mempunyai anak autis dapat diatasi oleh
metode-metode pembelajaran yang diberikan oleh tenaga pengajar yang ada di
yayasan tersebut. Serta Yayasan Tali Kasih menerangkan bahwa keberadaan sekolah
masyarakat. Dengan adanya visi dan misi yang dimiliki yayasan ini membuat orang
tua yang mempunyai anak autis memiliki kepercayaan untuk anaknya disekolahkan di
yayasan tersebut.
Visi dan misi yang dimiliki oleh Yayasan Tali Kasih Medan, selain sebagai
arah dari kebijakan untuk mencapai tujuan juga menjelaskan visi dan misi tersebut
sebagai identitas sekolah tersebut yang membuat berbeda dengan sekolah lainya.
Denah Lokasi Yayasan Tali Kasih Medan Gambar 2.2.1
Yayasan Tali Kasih terletak didalam jalan yang tidak banyak di lewati
kendaraan. Tidak ada angkot yang melewati dari depan yayasan tersebut. Butuh jarak
200 meter untuk jalan ke jalan Darusalam untuk mendapatkan fasisilitas kendaraaan
umum. Letak ini cukup strategis, karena tidak membahayakan bagi anak-anak pada
saat bermain di depan halaman atau daerah pagar, karena aktifitas olahraga yang
dilakukan pihak sekolah terhadap anak anak murid dilakukan di halaman depan
sekolah. Kecilnya halaman sekolah membuat tidak ada pepohonan didepan halaman
sehingga terkadang tidak terlihat lebih baik.
Gambar 2.2.2
Gambar diatas adalah jalan Sei Alas, lokasi dimana Yayasan Tali Kasih
Medan didirikan. Tampak salah satu orang tua murid sedang mengantarkan anaknya
ke sekolah. Terlihat jalan ini aman untuk dilalui anak-anak karena tidak banyak
kendaraan yang berlalu lalang. Meskipun demikian, semua orang tua murid tetap
2.3. Sarana Dan Prasarana
Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan
upaya mewujudkan tujuan tersebut, seringkali masalah dapat muncul.
Masalah-masalah itu dapat di kelompokan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang
menjadi tanggung jawab administrator sekolah, sehingga merupakan substansi
tugas-tugas administratif kepala sekolah selaku administrator. Di antaranya adalah tugas-tugas
yang di kelompokan menjadi substansi perlengkapan sekolah.
Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam
pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut
dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan
pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan
adalah hal yang penting dalam menunjang kemajuan suatu pendidikan untuk
mencapai tujuan yang baik. Begitupun dengan Yayasan Tali Kasih yang memiliki
sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar. adapun
Tabel 2.2.1
Fasilitas-fasilitas di Yayasan Tali Kasih Medan
No FASILITAS JUMLAH
Diatas bangunan seluas 225 m2 inilah semua fasilitas berada, dengan luas
tanah 300 m2. Sekolah ini memang tidak memiliki ukuran yang besar tetapi semua
sampai dengan sekarang. Semua tersusun rapi setiap benda yang ada didalam yayasan
tersebut. Dengan dilengkapi pendingin ruangan membuat keadaan didalam ruang
terasa sejuk dan nyaman, di dukung dengan kebersihan ruangan yang di jaga setiap
harinya. Setiap guru memang dianjurkan untuk menjaga kebersihan ruangan kelas
serta menerapkannya kepada anak autis sebagai salah satu bentuk terapi dalam
menjaga kebersihan lingkungan.
Tabel 2.2.2
Fasilitas Alat Terapi Anak Autis di Yayasan Tali Kasih Medan
No Alat terapi Jumlah Fungsi
1 Infrared (IR) 1 Membantu memperlancar peredaran
darah anak
2 Variabel 1 Melatih fisik anak dan motorik anak
3 Bola Besar 2 Melatih konsentrasi anak
4 Tangga 1 Melatih kelincahan anak / melatik
gerak tubuh anak
5 Oral 35 Untuk membantu proses
penyembuhan anak autis yang kaku dalam berbicara
Alat terapi anak ini membantu untuk proses pembentukan karakter anak
secara biologis agar mengalami peningkatan yang lebih baik. Alat terapi ini memang
tidak menjamin membantu kesembuhan anak hingga 100% melainkan membantu
proses perkembangan anak menuju arah yang lebih baik. Misalnya seperti anak yang
hanya memiliki kebiasaan menyendiri atau pendiam, dengan bantuan alat terapi ini
menjalankan alat terapi diyayasan tersebut. Alat terapi ini dikendalikan oleh guru
yang berlatar belakang pendidikan fisioterapi, agar dapat sesuai dengan
metode-metode terapi yang sebenarnya. Selain untuk membantu pembentukan karakter anak
kearah yang lebih normal, alat ini juga membantu kesehatan anak secara biologis. Hal
ini dapat dilihat dari proses pelancaran peredaran darah serta media variable yang
membuat anak harus berlatih untuk bergerak setiap terapinya. Selain itu juga alat
terapi ini merupakan sebagai bentuk dari olahraga terhadap anak autis seperti bola
Gambar 2.2.3
Denah bangunan Yayasan Tali kasih medan
Bangunan di Yayasan Tali Kasih Medan tampak seperti rumah biasa layaknya
dan ukurannya yang tidak besar seperti layaknya sekolah-sekolah besar yang ada di
Medan, tetapi yayasan ini memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan
anak autisme. Sepanjang observasi dan wawancara penulis, tidak ada kendala dalam
Ruang
sistem bangunan di Yayasan Tali Kasih. Tidak ada keluhan masalah ruangan kurang
ataupun fasilitas yang kurang. Hingga saat ini sarana dan prasarana Yayasan Tali
Kasih tidak ada yang memerlukan perbaikan, semua masih dalam kondisi
baik.Sekolah yang memiliki status non-formal ini tetap memiliki prosedur-prosedur
layaknya seperti pendidikan formal. Hanya saja ada pembentukan prosedur yang
dibentuk sendiri oleh Yayasan Tali Kasi tanpa ada keterkaitan terhadap dinas
pendidikan misalnya metode pembelajaran anak murid.
Gambar 2.2.4
Gambar orang tua murid yang menunggu anaknya di ruang tunggu
Terlihat orang tua murid yang tampak nyaman sambil menunggu anaknya di
ruang tunggu. Sambil menonton televisi orang tua murid juga dapat saling
berinteraksi terhadap sesama orang tua murid. Tidak jarang juga sesama orang tua
murid saling bercerita tentang anak mereka masing-masing. Mereka terkadang saling
bertukar pikiran dalam mengarahkan setiap perilaku-perilaku anaknya. Kebanyakan
pulang. Ada juga orang tua yang membawa makanan setiap hari untuk anaknya. Hal
ini juga bertujuan untuk melatih kemandirian anak. Setiap makanan yang dibawak
oleh orang tua murid selalu dititipkan melalui guru. Ketika tiba waktunya makan,
maka guru memberikan makanan terhadap anak muruid dengan cara mereka
memakannya sendiri tanpa disuapin. Hal ini bertujuan untuk melatih kemandirian
anak dalam membenahi diri. Seperti Amelia (5 tahun) contohnya, setiap harinya
ibunya membawakan makanan kepada anaknya agar anaknya bisa terlatih secara
mandiri. Ini salah satu yang dikeluhkan ibu dari Amelia karena dirumah tidak bisa
mandiri terutama dalam makan sendiri. Ibu Amelia meminta pihak guru untuk
mengajar anaknya mandiri dalam bersikap terutama mandiri dalam makan. Karena
untuk memegang sendok saja butuh latihan 3 minggu untuk dapat
mempergunakannya. Akhirnya Amalia berhasil makan sendiri dan mampu
mempergunakan sendok dalam kurun waktu terapi selama 30 hari.
Di ruang tunggu ini juga guru-guru dan orang tua saling berinteraksi, Saling
berkomunikasi tentang kemajuan ataupun perkembangan anaknya. Sering juga guru
menyarankan orang tua untuk memperlakukan anaknya sama dengan disekolah agar
terapi anak untuk menjadi lebih baik cepat terjadi.
2.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi ataupun lembaga dalam menjalankan
dengan jelas pemisahaan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisai yang
baik, harus menjelaskan hubungan wewenang siapa yang berhak dalam mengambil
Pembagian tugas kerja di dalam Yayasan Tali Kasih dapat di gambarkan
dengan struktur yang ada diatas. Dengan jumlah guru (tenaga terapis) yang tidak
terlalu banyak, membuat beberapa guru harus melakukan 2 pekerjaan seperti ibu
Endang dan bapak Faisal sebagai kepala sekolah dan administrasi turut juga mengajar
anak autisme yang ada di Yayasan Tali Kasih. Tapi hal ini tidak menggangu posisi
mereka sebagai kepala sekolah dan administrasi sekolah, mereka dapat menjalankan
kedua profesi mereka dengan baik.
Melalui struktur Organisasi tersebut setiap bagiannya memiliki fungsi tersebut
dalam menjalankan perangkat sekolah agar semua sistem yang berada di dalam
sekolah dapat berjalan dengan baik. Adapun fungsi dari bagian-bagian struktur yang
ada di Yayasan Tali Kasih Medan melalui wawancara saya dengan Ibu Endang
adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin Yayasan
Pemimpin yayasan tersebut merupakan orang yang memiliki yayasan
tersebut. Semua modal dalam membiayai mulai dari bangunan dan fasilitas
yang ada di keluarkan oleh pemimpin yayasan yaitu bapak Said Hamid.
Diluar dari beliau menjadi seorang pengusaha tetapi beliau turut dalam
memajukan Yayasan Tali Kasih. Adapun fungsi dari pemimpin yayasan
sekaligus pemilik yayasan tersebut adalah:
• Sebagai pemodal utama dalam bentuk dana yang diperlukan yayasan
• Sebagai penentu dari setiap keputusan
• Mencari informasi tentang pendidikan anak autis
2. Penasihat Sekolah
Penasehat sekolah memiliki peran penting dalam mengawas setiap
harus dimusyawarahkan dan harus diperkirkan oleh penasehat bagaimana
resiko dan keuntungan dari setiap keputusan yang diambil oleh sekolah.
Contohnya dalam menentukan uang sekolah, penasehat memiliki wewenang
untuk memberikan saran besarnya uang sekolah yang dikenakan terhadap
murid. Hal ini bertujuan untuk tidak dapat menarik perhatian orang tua dalam
menyekolahkan anaknya di yayasan tersebut dengan fasilitas dan tenaga
terapis yang ada.
Jadi adapun tugas dari penasehat adalah sebagai berikut:
• Memberikan masukan ataupun saran terhadap kebijakan sekolah
• Mempromosikan sekolah
3. Kepala Sekolah
Kepala sekolah memiliki peran banyak dan penting dalam
memperhatikan setiap sistem yang ada di lingkungan sekolah. Banyak hal-hal
yang harus diciptakan kepala sekolah dalam memajukan sekolah tersebut
seperti program-program misalnya. Kepala sekolah harus memiliki
kemampuan yang kompeten dalam memimpin semua bidang yang berjalan,
agar tidak ada terjadi kesalahan dalam berjalannya proses pendidikan.
Begitu juga kepala sekolah di Yayasan Tali Kasih memiliki peran penting
dalam menjalankan proses pendidikan. Adapun tugas dari kepala sekolah
diyayasan tersebut adalah sebagai berikut:
• Perencanaan metode pembelajaran
• Pengawasan dan evaluasi
• Memberikan keputusan dalam memajukan sekolah
• Bertanggung jawab atas setiap perencanaan
• Menyiapkan buku pedoman sekolah
• Melakukan analisis kebutuhan guru dan murid
• Mencari informasi tentang terapi dan pendidikan anak autis
4. Administrasi Sekolah
Tenaga administrasi merupakan suatu tenaga yang memiliki peran
penting dalam menjalankan sistem yang ada didalam sebuah lembaga. Hampir
semua lembaga pemerintah maupun swasta memiliki tenaga administrasi.
Begitu juga di Yayasan Tali Kasih yang memerlukan tenaga administrasi
dalam menjalankan program sekolah. Adapun tugas dari administrasi tersebut
adalah sebagai berikut:
• Menyusun program sekolah
• Mengatur pengeluaran dan pemasukan dana sekolah
• Megeluarkan gaji tenaga guru ataupun terapis
• Memperhatikan perlengkapan sekolah
• Menyimpan dokumen penting sekolah
• Menyimpan data-data guru dan murid sekolah
• Mengatur surat-surat yang berhubungan dengan sekolah
5. Guru (Tenaga Terapis)
Guru merupakan ikon terpenting didalam sekolah, karena program
yang terpenting di dalam sekolah adalah proses belajar mengajar yang
dijalankan oleh guru. Setiap sekolah pasti memiliki guru. Karena orang yang
memiliki peran penting dalam mencerdaskan murid adalah guru.
Adapun tugas guru (tenaga terapis) di Yayasan Tali Kasih Medan adalah
sebagai berikut:
• Mendidik anak murid
• Memberikan contoh teladan terhadap murid
• Menjalankan program yang ditentukan kepala sekolah
• Menjaga nama baik sekolah
• Melatih murid autis dalam berinteraksi
6. Assisten Terapis
Assisten terapis memiliki peran penting diYayasan Tali Kasih dalam
membantu guru utama dalam mengajarkan anak autisme. Beda halnya dengan
sekolah normal dalam satu kelas terdapat satu guru dalam mengajar anak
murid. Di yayasan ini, berhubungan anak autisme memiliki sifat yang
beranekaragam membut mengajar satu anak itu harus terdapat dua orang
tenaga guru dalam mengajarinya. Terutama anak murid yang memiliki sifat
dua tenaga guru. Dimana satu guru yang menjelaskan atau menerangkan
materi dan assisten terapis yang menjaga anak agar tetap tenang. Cara
mengajarnya adalah dengan cara guru utama berada didepan murid dan
assisten terapis berada dibelakang murid.
Jadi adapun tugas dari tenaga terapis adalah sebagai berikut:
• Membantu guru utama dalam mengajar anak autis
• Membantu guru ataupun terapis dalam menjalakan alat terapi saat anak
diterapi
• Mengajar anak autis apabila guru utama berhalangan masuk
2.5. Keadaan Guru dan Siswa di Yayasan Tali Kasih
Setiap guru dan siswa di sekolah memiliki banyak perbedaan mulai dari
peraturan-peraturan yang harus di jalankan dan juga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan. Semua hal-hal antara guru dan siswa memiliki keterkaitan yang erat dalam
berjalannya sistem sekolah. Sehingga perlu adanya perhatian terhadap guru dan siswa
di sekolah dalam menjalankan semua program sekolah.
2.5.1. Guru di Yayasan Tali kasih Medan.
Guru ataupun sering disebut tenaga terapis di Yayasan Tali Kasih, memiliki
sifat dan cara berkomunikasi yang baik. Hal ini di sebabkan karena murid yang
diajarkan adalah anak berkebutuhan khusus sehingga memiliki kesabaran yang baik
termasuk saya sebagai orang yang melakukan observasi dan wawancara di yayasan
tersebut. Guru yang diutamakan disini selain memiliki latar belakang pendidikan
yang sesuai dengan murid yang diajarkan. Guru yang berada diyayasan tersebut juga
harus memiliki tingkat kesabaran dan emosi yang terkontrol. Agar murid yang
diajarkan tidak merasa rendah ataupun takut terhadap guru. Disini guru dituntut
mampu untuk memberikan rasa nyaman dalam mengajar kepada anak autisme.
Karena sifat anak autis yang menyendiri memerlukan perhatian khusus agar anak
murid mau belajar dengan baik.
Guru di Yayasan Tali Kasih memiliki beberapa peraturan untuk membuat
guru tetap konsisten dalam berkerja. Setiap guru diwajibkan melaksanakan peraturan
selama didalam sekolah. Peraturan ini diperbuat juga untuk bertujuan membuat guru
disiplin dan dapat menjadi contoh teladan bagi murid dan lingkungan sekolah.
Adapun beberapa aturan yang harus dilaksanakan adalah:
1. Masuk tepat pukul 7.45
2. Bertanggung jawab terhadap setiap anak yang diajarkan
3. Loyal kepada yayasan
4. Bertutur kata yang sopan
5. Rapi
6. Mengenakan seragam sesuai jadwal dan kegiatan yang ditentukan
7. Menjalankan perintah kepala sekolah
Table 2.5.1.1
Guru-Guru di Yayasan Tali Kasih Medan
No Nama Guru Agama Umur Pendidikan Guru
1 Endang Kesuma Islam 37 Pendidikan Anak Usia Dini 2 Faisal Isnain Islam 31 Sajarna Psikologi
3 Roma Vidiawati Kristen 34 Sarjana Psikologi
4 Mintauli Sinurat Kristen 36 Pendidikan Taman Kanak-Kanak 5 Rina Oktavia Islam 31 D3 Fisioterapi
6 Kartini Ginting Islam 30 D3 Fisioterapi
7 Agustini Islam 30 Sarjana Bahasa Indonesia 8 Elvi Mulya Islam 27 Sarjana Fisoterapi
9 Hermansyah Islam 28 Sarjana Pendidikan Olahraga
10 Nurleli Islam 32 Sarjana pendidikan Bahasa Indonesia 11 Nani Suwarni Islam 40 Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia
Jumlah guru yang ada di sekolah ini memang tidak sebanyak guru disekolah
lainnya, kepala sekolah juga turut membantu dalam mengajar anak autis. Semua guru
tetap sama mengajarkan semua materi pembelajaran terhadap anak autis tanpa ada
sepesifikasi mata pelajaran yang harus diajarkan oleh guru kecuali guru yang berlatar
belakangkan fisioterapi dan psikologi memiliki peran yang lebih dalam
menyembuhkan anak yang menggunakan alat terapi.
Setiap guru harus memiliki tanggung jawab terhadap murid yang diajarkan
karena sistem mengajar di yayasan tersebut satu murid di ajarkan dengan satu guru.
Berbeda dengan anak yang dibawah 5 tahun satu murid diajarkan oleh dua guru . Hal
inipun bertujuan untuk seorang guru dapat membuat rasa nyaman terhadap anak
murid. Karena guru disini dibentuk seolah-olah menjadi seperti orang tua mereka.
Tabel 2.5.1.2
Warna celana Ukuran celanan
Jas Hitam Panjang Senis-selasa Mengajar
2 Hitam kuning
Kaos Berkera
Hitam Panjang Rabu-kamis Mengajar
3 Batik coklat
Kemeja Hitam Panjang Jumat-sabtu Mengajar
4 Hijau orange
Kain olahraga
Hitam Panjang Rabu Olahraga
5 Hitam kaos hitam panjang Akhir bulan Membawa
anak-anak jalan-jalan
Dalam mengutamakan keindahan sekaligus sebagai identitas guru di Yayasan
Tali Kasih Medan, setiap guru harus menggunakan seragam tepat pada jadwal yang
ditentukan. Hal ini juga menuntut buat guru untuk disiplin dalam mengutamakan
kerapian. Melihat keseragaman guru-guru yang ada di sekolah tersebut membuat
suasana sekolah terlihat lebih nyaman. Kebersihan dan keindahan yang ada membuat
2.5.2. Murid di Yayasan Tali Kasih Medan
Murid di yayasan Tali Kasih Medan memiliki keanekaragaman suku, ras dan
agama yang berbeda. Tidak ada pengecualian dari sudut pandang suku, ras dan agama
di yayasan tersebut, semua murid disama ratakan dalam hal apapun.
Murid di yayasan tersebut tidak memiliki peraturan tertulis yang selayaknya murid
normal lain lakukan. Hal ini dikarenakan tingkat IQ mereka yang rendah serta sikap
yang tidak normal membuat mereka tidak diberikan peraturan-peraturan yang
selayaknya. Kecuali jam masuk untuk proses belajar, hal inipun hanya diberi tauh
oleh orang tua.
Murid di sekolah ini memiliki jadwal dalam mengikuti pelajaran. Proses
belajar mengajar berlangsung dari pukul 8.00 sampai pada 17.00. setiap siswa dalam
satu hari hanya memiliki waktu 2 jam dalam mengikuti proses belajar mengajar,
termasuk juga dalam melakukan terapi yang diberikan oleh guru. Proses belajar
mengajar yang diberikan terhadap murid diyayasan tersebut dilakukan 3 kali dalam
seminggu sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan oleh pihak yayasan. Setiap
jadwal mengajar memiliki sesi dalam mengajar anak setiap harinya. Hal ini bertujuan
untuk semua anak yang diajarkan memiliki waktu dan tempat dalam menerima
pelajaran dan terapi, karena jumlah anak murid Yayasan Tali Kasih ada 35 anak. Ada
4 sesi yang di bentuk pihak sekolah dalam proses belajar mengajar yang diberikan
terhadap murid yang berbeda, adapun pembagian sesi tersebut adalah:
1. Sesi pertama 08.00 – 10.00
3. Sesi ketiga 13.00 – 15.00
4. Sesi kempat 15.00 – 17.00
Setiap murid sudah ditentukan jadwal belajarnya dan tidak bisa mengantikan jadwal
belajar dalam keadaan apapun.
Meskipun sekolah ini bersifat non formal tapi tingkat kedisiplinan murid sangat
diutamakan. Setiap murid diajarkan mandiri agar sifat tersebut dapat diterapkan diluar
dari lingkungan sekolah.
Table 2.5.2.1
Murid-murid di Yayasan Tali Kasih Medan
19 Ardi Laki-laki 5 Autisme
20 Gunawan Laki-laki 4 Autisme
21 Fransiska Perempuan 11 Autisme
22 Tomy Laki-laki 12 Daung Sindrom
23 Taruna Laki-laki 10 Autisme
24 Yasmin Perempuan 8 Autisme
25 Petra Raditya Laki-laki 5 Retardasi Mental
26 Novita Perempuan 6 Autisme
27 Amalia Peremuan 5 Autisme
28 shelly Perempuan 8 Autisme
29 Ardian Laki-laki 10 Autisme
30 Natalia Perempuan 7 Autisme
31 Musepini Perempuan 10 Retardasi Mental
32 William Laki-laki 9 Autisme
33 Gilang Laki-laki 6 Autisme
34 Riski Laki-laki 7 Autisme
35 Rio Laki-laki 5 Autisme
Dalam penerimaan murid di Yayasan Tali Kasih, setiap siswa juga harus
memenuhi siarat dalam melakukan pendaftaran. Ada pun syarat pendaftaran tersebut
adalah:
1. Menyerahkan surat keterangan dokter bahwa anak mengalami ganguan mental
2. Mengisi formulir pendaftaran
3. Menyerahkan uang pendaftaran
4. Menyerahkan pas photo 3 x 4 sebanyak 2 lembar
Sebelum melakukan proses belajar mengajar terhadap murid baru. Siswa
dibagi atas 2 golongan dalam melakukan penerapan belajar. Adapun 2 hal yang
diterapakan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan umur
Umur 5 tahun kebawah proses belajar mengajar lebih banyak dibentuk
seperti kegitaaan bermain. Tetapi didalam bermain tersebut seorang guru
sudah menerapkan proses belajar dan terapi, hal ini bertujuan agar murid mau
belajar dengan rasa nyaman.
Berbeda dengan siswa yang berumur diatas 5 tahun. Murid lebih ditekankan
pada sistem belajar yang serius, seperti pengenalan angka, huruf, cara
berbicara, melatih kemandirian, mengenal warna dan mengenal gambar. tetapi
kegiataan bermain tetap dilakukan dengan frekuensi waktu yang sedikit
dibandingkan dengan murid dibawah 5 tahun.
2. Berdasarkan keterangan dokter
Proses belajar mengajar juga ditentukan oleh surat keterangan dokter
terhadap murid baru yang mengikuti proses belajar mengajar di yayasan ini.
Karena beda gangguan anak beda sistem penerapan proses belajar yang
diberikan terhadap anak meskipun memiliki materi yang sama dengan belajar.
Ada 3 jenis pengolongan penerapan belajar anak yang diberikan di yayasan
ini, yaitu:
1. Anak Autisme
3. Anak Retardasi Mental
Dengan mengetahui diagnosa dokter dari surat keterangan yang ada,
maka pihak sekolah dapat memberikan sistem penyampaian pengajaran yang
tepat terhadap siswa yang memiliki ganguan yang berbeda juga. Dengan ini
guru bisa melakukan metode pembelajaran sesuai yang telah ditentukan oleh
pihak sekolah terhadap masing-masing ganguan anak yang berbeda.
2.6. Sumber dana sekolah
Setiap sekolah pasti memiliki sumber dana baik dari pemerintah, donatur dan
juga dari uang sekolah siswa-siswi. Tapi tidak semua sekolah mendapatkan bantuan
pemerintah dan juga donatur. Yayasan Tali Kasih Medan termasuk sekolah non
formal yang tidak mendapatkan bantuan dana dari pemerintah dan juga donatur.
Semua biaya sekolah ataupun sumber dana sekolah berasal dari uang sekolah anak.
Uang sekolah anak yang menjadi sumber dana utama dalam membenahi semua
sistem yang ada didalam sekolah ini, mulai dari gaji guru-guru, biaya listrik dan biaya
air. Hingga saat ini biaya yang hanya berasal dari uang sekolah anak murid tidak ada