• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Ketua Osis Pada Smk Swasta Nusa Penida Medan Dengan Metodesimple Additive Weighting & Weighted Summodel Berbasis Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Ketua Osis Pada Smk Swasta Nusa Penida Medan Dengan Metodesimple Additive Weighting & Weighted Summodel Berbasis Android"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung keputusan (SPK) atau dikenal dengan Decision Support System (DSS) pada tahun 1970-an sebagai pengganti istilah Managementinformation system (MIS). Tetapi pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari MIS yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya, maksud dan tujuan dari adanya sistem pendukung keputusan yaitu untuk mendukung pengambil keputusan memilih alternative keputusan yang merupakan hasil pengolahan informasi informasi yang diperoleh dengan menggunakan model-model pengambilan keputusan serta menyelesaikan masalah masalah bersifat terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur(Pristiwanto, 2014).

2.1.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Aplikasi komponen-komponen sistem pendukung keputusan dapat terdiri dari subsistem, diantaranya(Pristiwanto, 2014). :

1. Subsistem manajemen data.Subsistem manajemen data mencakup satudatabaseyang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh sistem manajemen basisdata (Data Base Management Systems (DBMS)). Subsistem manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori untun data perusahaan yang relevan untuk pengambil keputusan. Biasanya data disimpan atau diaksesvia server web databasel. Subsistem manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan datawarehouseperusahaan.

(2)

2. kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat.

3. Subsistem antarmuka pengguna. Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan DSS melalui subsistem ini. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari DSS berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.

4. Subsistem manajemen berbasis-pengetahuan. Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai komponen independen. Ia memberikan inteligensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan.

2.2.Android

Androidmerupakan sebuah sistem operasi telepon selular dan komputer tablet layar sentuh (touchscreen) yang berbasis Linux. Namun seiring perkembangannya Android berubah menjadi platform yang begitu cepat dalam melakukan inovasi(Kasman, 2013).

2.2.1. Versi Android

Keunikan dari nama sistem operasi Android adalah dengan menggunakan nama makanan penutup. Selain itu juga OS Androidmemiliki awal berurutan sesuai abjad; Cupcake, Donut, Eclair, Froyo, Gingerbread, Honeycomb, Ice Cream, Jelly Bean(Kasman, 2013)

1. AndroidBeta

7. Android2.2 Froyo ( Froze Youghurt) 8. Android2.3 Gingerbread

(3)

10.Android4.0 ICS ( Ice Cream Sandwich ) 11.Android4.1 ( Jelly Bean )

12.Android4.2 ( Jelly Bean ) 13.Android4.3 ( Jelly Bean ) 14.Android4.4 ( KitKat ) 15.Android5.0 ( Lollipop )

2.3. Simple Additive Weighting (SAW)

Metode ini merupakan metode yang paling diikenal dan banyak digunakan orang dalam menghadapi situasi MADM. Metode ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk sebuah alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating yang dapat dibandingkan lintas atribut) bobot dan tiap atribut.Ratingtiap atribut telah melewati proses normalisasi sebelumnya (Pristiwanto, 2014).

Metode SAW dikenal sebagai istilah penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut: dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n(Falah, 2014).

max

min

(4)

V =W x R dengan:

V = Nilai Matriks

w = Matriks rating kepentingan (bobot) r = rating

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. Setelah tujuan dan alternatif keputusan telah didapatkan, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kmpulan kriteria.Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan flowchart metode Simple Addditive Weighting

(5)

Tabel 2.1. Tabel Contoh Nilai SAW

Tabel 2.2. Tabel Hasil Normalisasi Nilai

Setelah proses normalisasi, maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai SAW.

Untuk alternatif Ani, maka nilai SAW yang diperoleh adalah :

= . × . + . × . + . × . + . × . + × .

+ . × . + . × . + . × . = .

Untuk alternatif Budi, maka nilai SAW yang diperoleh adalah :

= . × . + . × . + . × . + . × . + . × .

+ . × . + . × . + × . = .

Untuk alternatif Citra, maka nilai SAW yang diperoleh adalah :

= . × . + . × . + . × . + . × . + . × .

(6)

Untuk alternatif Doni, maka nilai SAW yang diperoleh adalah :

= . × . + . × . + × . + . × . + . × .

+ . × . + . × . + . × . = .

Berdasarkan perhitungan diatas, maka alternatif Citra lah yang paling baik, dikarenakan nilai preferensi SAW dari alternatif Citra mempunyai nilai yang tertinggi dari semua alternatif yang ada.

2.4. Weighted Sum Model (WSM)

Weighted sum model adalah salah satu model yang paling umum dan banyak digunakan untuk memodelkan permasalahan MADM. WSM mengurutkan semua kandidat berdasarkan atribut yang telah ternormalisasi. Normalisasi atribut dilakukan guna menjamin perbandingan antar atribut yang akan digunakan. Jika tidak demikian, maka atribut - atribut yang memiliki nilai yang tinggi akan membuat ketidakseimbangan pada nilai keseluruhan yang akan diperoleh(Falah, 2014).

Bentuk umum dari nilai alternatif pada Weighted Sum Model untuk permasalahan satu dimensi dapat dinyatakan sebagai berikut(Falah, 2014) :

. =

(7)

Gambar 2.2. Flowchart Metode Weighted Sum Model

Untuk lebih jelasnya diberikan contoh sebagai berikut. Terdapat sebuah permasalahan dalam memilih alternatif yang terbaik antara Ani, Budi, Citra dan Doni. Sedangkan kriteria yang menentukan proses pemilihan adalah ketidak hadiran, Interaksi, Kelakuan, Kebersihan, Tanggung Jawab, Kreatifitas, keaktifan dan Disiplin. Nilai bobot kriteria dan nilai kriteria dari masing-masing alternatif disajikan dalam Tabel2.3.

Tabel 2.3. Tabel Contoh Nilai WSM

Gambar 2.2. Flowchart Metode Weighted Sum Model

Untuk lebih jelasnya diberikan contoh sebagai berikut. Terdapat sebuah permasalahan dalam memilih alternatif yang terbaik antara Ani, Budi, Citra dan Doni. Sedangkan kriteria yang menentukan proses pemilihan adalah ketidak hadiran, Interaksi, Kelakuan, Kebersihan, Tanggung Jawab, Kreatifitas, keaktifan dan Disiplin. Nilai bobot kriteria dan nilai kriteria dari masing-masing alternatif disajikan dalam Tabel2.3.

Tabel 2.3. Tabel Contoh Nilai WSM

Gambar 2.2. Flowchart Metode Weighted Sum Model

Untuk lebih jelasnya diberikan contoh sebagai berikut. Terdapat sebuah permasalahan dalam memilih alternatif yang terbaik antara Ani, Budi, Citra dan Doni. Sedangkan kriteria yang menentukan proses pemilihan adalah ketidak hadiran, Interaksi, Kelakuan, Kebersihan, Tanggung Jawab, Kreatifitas, keaktifan dan Disiplin. Nilai bobot kriteria dan nilai kriteria dari masing-masing alternatif disajikan dalam Tabel2.3.

(8)

Berdasarkan Tabel 2.3, dapat kita ketahui nilai bobot yang diberikan pada kriteria adalah 0.1 atau 10 %, nilai bobot dan 0.2 atau 20%, nilai bobot. Selanjutnya untuk menghitung nilai WSM dari setiap alternatif, sehingga :

Untuk alternatif Ani, maka nilai WSM yang diperoleh adalah :

= . × + . × + . × . + . × + . × + . × + . ×

+ . × = .

Untuk alternatif Budi, maka nilai WSM yang diperoleh adalah :

= . × + . × + . × + . × + . × + . × + . ×

+ . × = .

Untuk alternatif Citra, maka nilai WSM yang diperoleh adalah :

= . × + . × + . × + . × + . × + . × + . ×

+ . × = .

Untuk alternatif Doni, maka nilai WSM yang diperoleh adalah :

= . × + . × + . × + . × + . × + . × + . ×

+ . × = .

Gambar

Gambar 2.1. Flowchart Metode Simple Additive Weighting
Tabel 2.1. Tabel Contoh Nilai SAW
Tabel 2.3. Tabel Contoh Nilai WSMTabel 2.3. Tabel Contoh Nilai WSMTabel 2.3. Tabel Contoh Nilai WSM

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pemilihan kosmetik perawatan kulit dengan menggunakan MADM dengan metode SAW diperlukan kriteria- kriteria dan bobot untuk melakukan perhitungannya sehingga akan

Metode yang akan digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah simple additive wighting (SAW), metode SAW ini dipilih karena dapat menentukan suatu nilai

Metode Simple Additive Weighting dalam sistem pendukung keputusan ini bertujuan untuk menentukan nilai dari hasil kriteria-kriteria yang sudah ditentukan dalam

Metode SAW dapat diterapkan sebagai metode pendukung keputusan promosi jabatan pegawai dengan pendekatan fuzzy MADM secara objektif dengan penentuan bobot preferensi

Metode Simple Additive Weighting dalam sistem pendukung keputusan ini bertujuan untuk menentukan nilai dari hasil kriteria-kriteria yang sudah ditentukan dalam

Proses seleksi menggunakan model Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) metode Simple Additive Weighted (SAW), digunakan untuk mendapatkan mahasiswa

Penilaian pada metode SAW menggunakan nilai kriteria dan bobot preferensi, metode ini juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari semua alternatif yang ada karena terdapat proses

Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah Metode Simple Additive Weighting SAW, karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan