• Tidak ada hasil yang ditemukan

IPSUM LOREM APBNP 2017 DAN PERSIAPAN APBN 2018 EXECUTIVE GATHERING. Jakarta, 22 Januari 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IPSUM LOREM APBNP 2017 DAN PERSIAPAN APBN 2018 EXECUTIVE GATHERING. Jakarta, 22 Januari 2018"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LOREM

IPSUM

DOLOR

KINERJA REALISASI

APBNP 2017

DAN PERSIAPAN

PELAKSANAAN

APBN 2018

Jakarta, 22 Januari 2018

DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

(2)

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO TAHUN 2017 DAN 2018

Pertumbuhan ekonomi (%, yoy)

Lifting

minyak (ribu barel per hari)

Harga minyak mentah Indonesia (US$/barel)

Inflasi (%, yoy)

Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)

Nilai tukar (Rp/US$)

Lifting

gas (ribu barel setara minyak per hari)

5,2

4,3

5,2

13.400

48

815

1.150

5,05*

3,6

5,0

13.384

50*

801*

1.129*

5,4

3,5

5,2

13.400

48

800

1.200

Indikator

2017

2018

APBNP

Realisasi

APBN

(3)

APBNP 2017 menunjukkan realisasi menggembirakan dari sisi pendapatan,

belanja serta terjaganya keberlanjutan fiskal.

APBNP

2017 dan

APBN

2018

Realisasi Pendapatan

Negara 2017 :

1.655,8 T*

95,4% dari APBN-P

6,4%

dari LKPP 2016, Tanpa TA, tumbuh 12,4%

PPN tumbuh 16,0% (2016:

-2,7%

)

PPh non migas tumbuh 10,9%, tanpa TA (2016:

-4,8%

)

Cukai tumbuh 6,8% (2016:

-0,8%)

Bea Masuk tumbuh 7,7% (2016:4,0%)

Bea Keluar tumbuh 34,9% (2016:

-19,5%

)

APBN 2018

Rp1.894,7T

14,4% dari real. 2017

7,4%

dari LKPP 2016

Realisasi Belanja Negara

2017 :

2.001,6T*

93,8% dari APBN-P

Penyerapan Belanja K/L

Blj. Pegawai : 93,9% (2016 : 98,4%)

Efisiensi belanja operasional

Blj. Barang : 96,9% (2016 : 85,7%)

Perencanaan lebih baik (flat policy)

Blj. Modal : 92,8% (2016 : 82,0%)

tertinggi 3 th terakhir

Bansos : 100,0% (2016 : 100,4%)

perlindungan sosial dan bencana

Penyerapan Belanja non K/L

Penurunan subsidi : Rp166,3 T (2016 : Rp174,2T)

s.d 30 Des 2017, penerimaan

perpajakan bertambah sekitar

Rp3,8 T (run 19 Jan)

Defisit mendekati 2,5% thd PDB

Defisit anggaran dalam batas aman, jauh lebih rendah

dari APBNP 2017 (2,92% PDB)

Realisasi 2017 lebih baik dari 2016 sebesar 103,9%

Keseimbangan Primer lebih rendah dari APBNP 2017

(Rp129,3 T atau 72,6% dari APBNP 2017)

Realisasi Defisit

2017

: 345,8T*

87,1% dari APBN-P

APBN 2018

Rp2.220,7T

10,9% dari real. 2017

Defisit anggaran 2017 terjaga pada

2,57%* dari PDB

APBN 2018

Rp325,9T

2,19% PDB

-5,8 dari real. 2017

(4)

Realisasi penerimaan perpajakan 2017 tumbuh 4,3% (dengan TA)

atau 12,4% (tanpa TA)

Perbaikan iklim investasi dunia usaha, termasuk

pemberian insentif

Mengoptimalkan potensi ekonomi dan langkah

reformasi perpajakan

Pertumbuhan (%)

Tax Ratio

Automatic

Exchange of Information

(AEoI)

meningkatkan basis pajak

mencegah praktik penghindaran pajak dan

erosi perpajakan (

Base Erosion Profit Shifting

)

.

Data Dan Sistem Informasi Perpajakan

up to date

dan terintegrasi a.l. melalui

e-filing

,

e-form

dan

e-faktur.

Kepatuhan Wajib Pajak

membangun kesadaran pajak (

sustainable

compliance

) a.l. melalui

e-service, mobile tax

unit

, KPP Mikro, dan

outbond call.

Insentif Perpajakan

tax holiday

dan

tax allowance

reviu kebijakan e

xemption tax

pada

beberapa barang kena PPN.

SDM dan regulasi

Peningkatan Pelayanan dan efektifitas

organisasi

Langkah Perbaikan Perpajakan

Kepabeanan

& Cukai

194,1

PPh Migas

Pajak Nonmigas

38,1

1.385,9

1.424,0

Penerimaan Pajak

(triliun rupiah)

2014:

1.146,9

2015:

1.240,4

2016 dg TA:

1.285,0

8,2 3,6 6,5

20,8

Real Sementara

2017 dgn TA:

1.339,8

4,3

2018:

1.618,1

12,4 -4,8

2016 tanpa TA:

1.181,0

Real Sementara

2017 tanpa TA:

1.327,8

21,9

2018

(5)

205,8 203,6 216,9 78,2 44,1 82,4 80,3 20,0 22,8 24,0 22,8 20,8 28,6 23,3 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 2012 2013 2014 2015 2016 Real Sementara 2017 APBN 2018

Perkembangan PNBP SDA, 2012-2018

SDA Migas

SDA Nonmigas

Triliun Rp 225,8 64,9 101,0 240,8 226,4 111,0 103,7 21,7 24,6 29,7 35,3 41,9 44,7 43,3 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0 2012 2013 2014 2015 2016 Real Sementara 2017 APBN 2018

Perkembangan Pendapatan BLU, 2012-2018

30,8 34,0 40,4 37,6 37,1 43,9 44,7 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0 2012 2013 2014 2015 2016 Real Sementara 2017 APBN 2018

Pendapatan Bagian Laba BUMN, 2012-2018

53,1 46,9 56,1 62,4 102,0 86,8 63,4 12,3 12,9 15,5 7,3 4,5 5,6 6,1 8,1 9,8 16,2 11,9 11,4 16,3 14,2 0 20 40 60 80 100 120 140 2012 2013 2014 2015 2016 Real Sementara 2017 APBN 2018

Perkembangan PNBP Lainnya, 2012-2018

PNBP K/L DMO Penj. Hasil Tambang

Triliun Rp 73,5 69,7 87,7 81,7 117,9 108,8 83,8

Realisasi PNBP tahun 2017 meningkat signifikan :

PNBP SDA meningkat dan menunjukkan adanya pembalikan di tahun 2017

Pendapatan Bagian Laba BUMN meningkat dan tertinggi sejak 2012

(6)

Penyerapan belanja pemerintah pusat tahun 2017 meningkat

tertinggi dalam 3 tahun terakhir, didukung pertumbuhan belanja

modal dan bantuan sosial

Perbaikan kualitas belanja Pemerintah Pusat tercermin dari:

Perbaikan pola penyerapan anggaran, peningkatan efisiensi belanja barang, dan peningkatan kinerja pada

belanja modal

Menjamin pencapaian output outcome

Simplifikasi pertanggungjawaban anggaran untuk meningkatkan efisiensi;

Subsidi dan bantuan sosial lebih tepat sasaran

1. Belanja K/L

577,2

95,8

(1,0)

732,1

92,0

26,8

684,2

89,1

(6,5)

759,6

95,1

11,0

a. Belanja Pegawai

155,4 101,4 10,8 186,5 101,5 20,0 205,7 98,4 10,3 209,9 93,9 2,1

b. Belanja Barang

176,6 90,6 4,1 233,1 89,9 32,0 259,5 85,7 11,3 286,7 96,9 10,5

c. Belanja Modal

147,3 91,6 (18,5) 215,4 85,2 46,2 169,5 82,0 (21,3) 208,4 92,8 23,0

d. Bantuan Sosial

97,9 104,9 6,3 97,2 97,6 (0,8) 49,6 100,4 (48,9) 54,6 100,0 10,0

2. Belanja Non K/L

626,3

92,4

13,0

451,2

86,1

(28,0)

469,8

87,2

4,1

500,0

88,0

6,4

1.203,6 94,0 5,8 1.183,3 89,7 (1,7) 1.154,0 88,3 (2,5) 1.259,6 92,1 9,1

growth

(%)

Growth

(%)

2016

2017

2015

Growth

(%)

2014

LKPP

Audited

JUMLAH

Realisasi

Sementara

% thd

APBNP

growth

(%)

APBNP

% thd

Belanja Pemerintah Pusat

(triliun Rupiah)

LKPP

(7)

Kualitas Belanja Pemerintah Pusat di Tahun 2017 menjadi

fondasi untuk pelaksanaan APBN 2018 yang lebih baik

Perbaikan

perencanaan

penyerapan

anggaran

-

Penyerahan DIPA sebelum tahun anggaran berjalan

-

Rencana Penarikan Dana (RPD) dan persiapan dokumen lebih baik

Peningkatan efisiensi

Zero growth policy

pada belanja pegawai (2017 =

tumbuh 2,1% dengan penyerapan 91,0%)

negative

side

: perencanaan kurang baik

Flat policy

pada belanja barang: tumbuh 10% (2017 =

94,6%; 2016 = 85,9%)

Peningkatan kinerja belanja modal

Penyerapan

tertinggi

dalam

3

tahun

terakhir

(2017 = 89% thd pagunya; 2016 = 82,0%; 2015 =

85,2%)

Menjamin pencapaian output – outcome

Meskipun dilakukan efisiensi, target output-outcome tetap

tercapai

Perbaikan pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN

- mempermudah dan mempersingkat waktu pencairan

- Pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran (LPJ) diatur dalam PMK Tata Cara

Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan APBN

Lebih tepat sasaran

Pelaksanaan program subsidi dan bantuan sosial menjangkau target yang

diharapkan:

Rastra dialihkan ke Bantuan Pangan Non-tunai;

Subsidi listrik hanya untuk pengguna dengan kapasitas 450 VA dan

900 VA

Penghapusan subsidi benih dan diintegrasikan dengan program

bantuan langsung benih unggul (BLBU)

1

2

3

4

(8)

Efisiensi belanja masih perlu ditingkatkan (khususnya belanja

operasional)

Belanja pegawai:

Kinerja tahun 2017 efisien (tumbuh 2,1%), termasuk efisiensi honorarium (tumbuh

negatif);

Namun,

pada tahun 2018

, efisiensi

harus dilanjutkan

terutama gaji dan tunjangan

(dapat dioptimalkan untuk kebijakan Gaji 13 + THR) dan honorarium (tumbuh 39,6%);

Menjadi perhatian dalam review baseline tahun 2019.

2014

Real

Real

Growth(%)

Real

Growth(%)

Real.

Smntra

Growth (%) Compound Growth Rate (%)

APBN

Growth(%)

a. Gaji dan Tunjangan

120,0

136,6

13,8

151,0

10,6

153,4

1,6

8,5

160,5

4,6

b. Honorarium, vakasi, dan lembur

35,3

49,8

41,0

54,6

9,6

56,5

3,4

16,9

66,9

18,5

- Honorarium, vakasi, dan lembur

2,4

2,3

-5,2

2,7

19,3

2,2

-21,1

-3,7

3,0

39,6

- Tunjangan khusus dan pegawai transito

32,9

47,5

44,4

51,9

9,2

54,3

4,7

18,2

63,9

17,7

155,4

186,5

20,0

205,7

10,3

209,9

2,1

10,6

228,5

8,9

T O T A L

2017

Uraian

(9)

Belanja barang dalam APBN 2018 mencapai 2,28% dari PDB, lebih

tinggi dibandingkan realisasi sementara 2017 sebesar 2,12% dari PDB

Belanja Barang:

Tahun 2017 telah menunjukkan perencanaan yang membaik (tumbuh alamiah sekitar 10%);

Upaya efisiensi harus dilanjutkan pada tahun 2018 karena

Belanja Barang, Jasa, dan Perjalanan

, tumbuh

di

atas pertumbuhan tahunan

3 tahun terakhir;

Belanja barang untuk diserahkan

kepada masyarakat atau pemda

harus dikendalikan

(dalam 3 tahun

terakhir tumbuh 77%), dan dalam APBN 2018 dialokasikan Rp55,1 triliun atau tumbuh 31,9%;

Perlu untuk mulai

menerapkan konsep

value for money

pada review baseline 2019.

2014

real

real

growth

real

growth

real

growth

APBN

growth

- BARANG

75,4

97,9

29,9

94,4

(3,6)

104,3

10,5

20,2

130,8

25,5

- BELANJA JASA

22,6

26,3

16,3

26,8

2,0

29,0

8,3

15,1

34,4

18,6

- PEMELIHARAAN

18,2

33,8

85,9

30,3

(10,5)

43,5

43,8

25,4

35,9

(17,5)

- PERJALANAN

31,5

29,6

(6,2)

33,7

14,1

33,9

0,4

12,0

44,3

30,9

- BLU

18,8

19,4

3,3

34,7

79,2

36,6

5,3

26,8

38,3

4,7

- BARANG UNTUK DISERAHKAN

KEPADA MASYARAKAT/PEMDA

9,9

26,1

162,8

39,5

51,3

41,8

5,7

77,0

55,1

31,9

2018

Growth

2014 - 17

2015

2016

2017

Jenis

(10)

Selain itu, terdapat permasalahan umum yang masih

dialami dalam pelaksanaan belanja pemerintah pusat

Tidak semua anggaran infrastruktur memiliki korelasi secara proporsional

terhadap pertumbuhan ekonomi. Terdapat anomali, baik secara kewilayahan

maupun sektoral (Kajian Bidang Infrastruktur, 2017)

- Kenaikan anggaran infrastruktur tidak selalu berbanding lurus dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi (untuk

wilayah dan sektor tertentu);

- Sebaliknya penurunan anggaran infrastruktur juga tidak serta merta mengakibatkan penurunan pertumbuhan;

- Tinjauan lapangan: rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal pada proyek-proyek infrastruktur.

Penerima subsidi LPG 3 Kg masih

non-targeted

dan

belum merata

.

Beban

subsidi

terus mengalami

peningkatan.

Akurasi data kepesertaan untuk program PKH, Program Indonesia Pintar, dan PBI

JKN (Program Bansos)

Kenaikan anggaran

pendidikan dan kesehatan secara umum

belum diikuti

oleh

(11)

APBNP Real APBNP Real

Sem entara APBN 1 KEMENHA N 108,7 98,1 114,8 112,5 107,7 2 KEMEN PU PERA 97,1 83,3 104,2 95,2 107,4 3 POLRI 79,3 78,0 98,2 93,1 95,0 4 KEMENA G 56,2 53,1 63,5 60,2 62,2 5 KEMENKES 62,7 57,0 55,9 55,1 59,1 6 KEMENHUB 42,9 31,8 44,6 41,2 48,2 7 KEMENKEU 38,1 39,2 40,5 40,4 45,7 8 KEMENSOS 13,1 12,3 17,3 17,2 41,3 9 KEMENRI ST EK DI KT I 40,6 37,7 39,5 37,3 41,3 10 KEMENDI KBUD 43,6 38,6 38,0 36,9 40,1 11 KEMENT A N 27,6 21,1 24,1 21,9 23,8 12 KPU 1,9 4,0 3,3 5,3 12,5 13 KEMENKUMHA M 11,3 10,6 11,2 10,4 10,6 14 KEMEN A T R/BPN 6,0 5,2 6,6 5,7 9,1 15 MA 8,8 8,3 8,2 7,9 8,3 637,9 578,2 670,0 640,4 712,2 129,9 106,0 128,6 119,2 135,3 767,8 684,2 798,6 759,6 847,4 Selisih Realisasi dan Pagu 83,6 39,0

No. KEMENTERIAN / LEMBAGA

2016 2017 2018

JUMLA H 15 K/L T ERBESA R JUMLA H K/L LA I NNY A

JUMLAH

Jumlah realisasi belanja KL sebesar 759,6T termasuk estimasi pengesahan yang dilakukan pada awal tahun 2018.

Rata rata penyerapan belanja K/L tahun 2017 lebih tinggi dari

tahun 2016, menunjukkan dorongan APBN terhadap pertumbuhan

Triliun Rp

M

encerminkan value for money

Pembangunan LRT Jabodebek Rp29,9 T

Dukungan APBN melalui PMN hanya Rp9 T (KAI Rp7,6T dan Adikarya

Rp1,4 T)

(12)

Capaian beberapa output strategis K/L sampai dengan Desember 2017

secara umum mendekati target yang ditetapkan

1

Indikator

Target

Real

s.d.

Des

KEMENDIKBUD

Penyaluran KIP

(siswa)

17,9

juta

18,2

juta

Rehab/bangun

ruang kelas

42,9

ribu

39,9

ribu

KEMENAG

Penyaluran KIP

(siswa)

1,8 juta

1,6 juta

Penyaluran BOS

(siswa)

8,3 juta

8,0 juta

Penyaluran Bidik

Misi (mahasiswa)

25,9 rb

25,1 rb

KEMENRISTEKDIKTI

Penyaluran Bidik

Misi (mahasiswa)

340,1

rb

339,3

rb

Indikator

Target

Real

s.d.

Des

KEMENPUPR

Pembangunan

Jalan Baru (km)

873,8

794

Pembangunan

Jalan Tol (km)

30,1

33,1

Pembangunan

Jembatan (m)

10.441

9.072

KEMENHUB

Pembangunan

Bandara

a. Selesai

b. Berlanjut

a. 3

b. 8

a. 3

b. 8

Pembangunan

Rel KA (km’sp)

674,3

618,3

Indikator

Target

Real s.d. Des

KEMENKES

Penyaluran JKN-KIS

(jiwa)

92,4 jt

92,09 jt

KEMENSOS

Penyaluran PKH (KPM)

6,0 jt

5,99 jt

Bantuan Pangan

Nontunai (KPM)

1,28

juta

1,21 juta

KEMENHAN

Peningkatan/

Pengadaan/

Penggantian Alutsista,

a.l:

2,9 jt

2,9 jt

Alpung, Kri, Kal dan

Ranpur/ Rantis Matra

Laut

28

28

MKK (unit)

2,7 jt

2,7 jt

POLRI

Progres Pengadaan

Almatsus (unit)

522.61

3

433.374

(13)

410,4

2)

Kemiskinan dan

Kesenjangan

Pertanian

• Peningkatan Produksi

pangan dan

pembangunan sarpras

• Pengembangan

hortikultura

Sektor Unggulan

Pariwisata

• Pengembangan 10

destinasi wisata

• Peningkatan

wisatawan

• Promosi pariwisata

Pembangunan

Jalan

832 km

Infrastruktur

Pembangunan Irigasi

781 km

Kesejahteraan

aparatur dan

pensiunan

Aparatur Negara dan

Pelayanan Masyarakat

Kenaikan uang lauk

pauk TNI/Polri

Rp5 ribu dari

Rp55.000 menjadi

Rp60.000/org/hari

Pembangunan Rusun

13.405 unit

Perikanan

• Peningkatan daya

saing produk olahan

perikanan

• Bantuan kapal

nelayan 1048 unit

• Kelestarian

lingkungan

Perbaikan sistem dan

manfaat pensiun

aparatur negara

Rasio Elektrifikasi

95,15 %

Peningkatan

reformasi birokrasi

untuk meningkatkan

kualitas pelayanan

publik

34,8

3) 3) Alokasi Kementan, KKP, dan Kemenpar

284,4

1)

1) Termasuk Dana Desa dan subsidi (di luar subsidi pajak)

2) termasuk TkDD dan

Pembiayaan 4) Termasuk pensiunan aparatpemda

Pertahanan

Pencapaian MEF tahap

2 dan pengembangan

industri pertahanan

Pertahanan Keamanan

dan Demokrasi

220,8

Keamanan

Pemeliharaan

keamanan dan

ketertiban dan

penyelidikan/

penyidikan pidana

Demokrasi

Penyelenggaran

pilkada 2018 dan

persiapan pemilu 2019

5) 5) Alokasi Kemenhan, Polri, KPU, dan Bawaslu

(triliun rupiah)

365,8

4)

Program

perlindungan sosial

(PKH) --> Naik dari 6

juta menjadi 10 juta

Keluarga Penerima

Manfaat

Perluasan Bantuan

Pangan non Tunai

(BPNT): dari rastra

Pelayanan Kesehatan

: PBI 92,4 juta jiwa

Pendidikan

Program Indonesia

Pintar : 19,7 juta

siswa Bidik misi :

401,5 ribu mahasiswa

Belanja Pemerintah tahun 2018

difokuskan untuk Pembangunan Nasional, terutama

bidang infrastruktur serta bidang pertahanan keamanan dan demokrasi

212,9

312,7

31,2

376,1

271,7

Real. Sementara 2017

APBN 2018

1

(14)

Dana Desa

Dalam APBN 2018

, Alokasi untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Dukungan pada

Masyarakat Berpendapatan Rendah terus diperkuat

(triliun rupiah)

PKH

Program

Indonesia

Pintar

JKN bagi

warga

miskin/PBI

Bantuan

Pangan

Bidik

Misi

Program Keluarga Harapan

6 juta RTS

Program Indonesia

Pintar

19,8 juta siswa

Penerima Bantuan Iuran

dalam rangka JKN

92,4 juta jiwa

Penyediaan Bantuan Kelompok

Usaha Ekonomi Produktif

117,7 rb KK

74.958 Desa

*) diluar subsidi pajak

17,3

12,4

10,8

10,7

25,5

25,5

20,8

4,1

3,7

Bantuan Pangan

15,6 juta

Keluarga Penerima Manfaat

(KPM)

Perluasan Bantuan pangan non tunai (

pengalihan

dari subsidi rastra ke bansos

)

Subsidi

*)

145,5

Alokasi 2018

284,0

Sasaran (

sementara

)

Dana

Desa

60,0

Dana Desa

14

10 juta RTS

1,21 juta

(KPM)

92,1 juta jiwa

19,7 juta siswa

Real Sementara 2017

APBN 2018

157,2

59,8

20,5

298,7

(15)

2018

A. Subsidi Energi

94,4

106,8

113,2

(10,3)

97,6

108,7

(8,6)

94,5

1.

Subsidi BBM & LPG

43,7

43,7

100,0

(28,1)

47,0

105,7

7,7

46,9

2.

Subsidi Listrik

50,7

63,1

124,5

8,2

50,6

111,5

(19,8)

47,7

B.

Subsidi Non Energi

83,4

67,4

80,9

0,8

68,6

86,9

1,8

61,7

1)

Pangan

22,5

22,1

98,1

1,1

19,5

98,6

(11,7)

0,0

2)

Pupuk

30,1

26,9

89,3

(14,3)

28,8

92,6

7,4

28,5

3)

Benih

1,0

0,4

40,9

274,1

0,8

59,2

82,4

0,0

4)

PSO

3,8

3,7

96,6

12,5

4,3

99,8

17,4

4,4

5)

Subsidi Bunga Kredit Program

15,8

5,1

32,3

170,6

6,1

47,1

20,3

18,0

6)

Subsidi Pajak / Pajak DTP

10,2

9,3

91,1

10,2

9,1

96,4

(2,4)

10,8

177,8

174,2

98,0

(6,3)

166,3

98,5

(4,6)

156,2

JUMLAH

APBN

Realisasi

Sementara

% thd

APBNP

growth

(%)

% thd

APBNP

growth

(%)

APBNP

Audited

LKPP

2016

2017

Subsidi

(triliun Rupiah)

(Triliun Rupiah)

ICP (US$/Barel)

40

Nilai Tukar Rupiah (RP/US$)

13.500

50

13.384

40

13.307

48

13.400

Realisasi subsidi tahun 2017 lebih rendah dibandingkan realisasinya

di tahun 2016

(16)

Dana Bagi Hasil

Dana alokasi Umum

Dana Insentif Daerah

DAK Fisik

DAK Non Fisik

Otsus & Keistimewaan

Aceh, Papua, DIY

Memperluas penggunaan DBH

Cukai Hasil Tembakau;

DBH Dana Reboisasi (DR) selain

utk Rehabilitasi Hutan & Lahan,

jg penanganan kebakaran hutan,

penataan batas kawasan &

pembenihan.

25% untuk belanja

infrastruktur.

Pagu bersifat dinamis;

Bobot wilayah laut naik

menjadi 100%;

25% untuk belanja

infrastruktur.

Memacu perbaikan kinerja

pengelolaan keuangan,

pelayanan pemerintahan

umum, pelayanan dasar publik,

dan kesejahteraan.

Berdasarkan usulan daerah (

proposal

based

) sesuai bidang dan kegiatan

yang ditentukan untuk mencapai

sasaran prioritas pusat dan daerah

Mengejar ketertinggalan infrastruktur

layanan publik

Afirmasi kepada daerah tertinggal,

perbatasan, kepulauan, dan

transmigrasi

Mengurangi beban masyarakat

terhadap pelayanan publik

terutama perbaikan kualitas

pendidikan, kesehatan, serta

pelayanan pemerintah

BOS untuk 47,4 juta siswa;

TPG 1,2 juta guru;

BOK 9.785 Puskesmas.

Percepatan pembangunan

infrastruktur Papua & Papua

Barat, pendanaan pendidikan,

sosial, dan kesehatan di Aceh,

serta mendukung kewenangan

keistimewaan dan

pembangunan di DIY.

89,2

401,5

62,4

123,5

8,5

21,1

88,2

398,6

7,5

62,1

105,6

20,2

Realisasi TKDD tahun 2017 sebesar Rp741,9 T (96,8% APBNP) jauh lebih tinggi dari tahun

sebelumnya yang hanya 91,5%. Hal ini menunjukkan efektifitas APBN untuk mendorong

perekonomian daerah

Pertumbuhan (%) 2014:

573,7

2015:

623,1

2016:

710,3

14,0 11,8 Realisasi Sementara 2017:

742,0

4,5 6,8 8,6 2018:

766,2

3,3

742

Evaluasi

pelaksanaan s.d. tahun 2017

Penyaluran berdasarkan

kinerja

Reformulasi

dengan semakin fokus untuk pengentasan

kemiskinan, memerhatikan pemerataan dan keadilan

Dana Desa

60,0

59,8

(17)

Sustainabilitas APBN tetap terjaga, dengan pembiayaan anggaran yang

hati-hati, terukur dan efisien

(triliun rupiah)

17

325,9

Pembiayaan Utang

Pembiayaan Investasi

Pemberian Pinjaman

Kewajiban Penjaminan

Pembiayaan Lainnya

399,2

(65,7)

(6,7)

(1,1)

0,2

SBN (neto)

414,5

Pinjaman kepada BUMN Pemda (neto)

BUMN:

3,6

BLU:

57,4

Pinjaman (neto)

(15,3)

Alokasi 2018

2014:

248,9

2015:

323,1

4,8 29,8 3,5 8,5 2017:

364,5

2016:

334,5

Pertumbuhan (%) -10,2

Lembaga Lainnya:

2,5

Organisasi/LKI/BUI:

2,1

91,8 % dari APBNP 2017

(93,3)

(142,5)

(125,6)

(129,3)

(87,3)

Keseimbangan primer

426,1

(1,2)

(0,4)

(59,8)

(1,0)

Real sementara 2017

APBN 2018

441,8

(15,7)

6,4 3,2 48,2 2,0

• Konsisten menjaga defisit

dibawah 3%, rasio utang

rendah

• Berbagai indikator risiko

portofolio utang masih

terkendali

• Peningkatan peringkat kredit

Indonesia menjadi investment

grade dari S&P dan

(18)

KESIMPULAN

Realisasi APBNP 2017 menunjukkan kinerja yang sangat memuaskan, baik dari sisi pendapatan, belanja

maupun pembiayaan, ditandai defisit yang terjaga dan keseimbangan primer yang membaik.

Semakin baiknya penyerapan dan pola belanja kementerian/lembaga perlu dilanjutkkan terutama untuk

mendorong efektifitas belanja modal dan bantuan sosial dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi,

pengentasan kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan

Belanja infrastruktur perlu lebih dioptimalkan dengan pelibatan peran swasta dan BUMN melalui berbagai

skema pembiayaan kreatif sehingga defisit tetap terjaga namun target akselerasi pembangunan

infrastruktur dapat tercapai.

Tata kelola yang baik perlu terus dijaga integritasnya untuk meningkatkan kredibilitas pengelolaan

keuangan negara.

Terdapat beberapa risiko yang perlu diantisipasi diantaranya harga minyak internasional, nilai tukar, dan

suku bunga.

(19)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, beliau bisa disebut di antara sedikit kiai yang mengajarkan dua kitab hadits karya ulama Uzbekistan, yaitu Shahih Bukhari dan Sunan At-Tirmidzi..

bertanggungjawab atas kebenaran dan keabsahan data yang diisikan serta terikat dengan peraturan dan atau ketentuan yang berlaku.. *) Peserta Mengulang.. 19600801 198209 1 002

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mengetahui secara empiris pengaruh

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur

Selain menganalisa dari segi sintaksis, penulis juga menganalisa sosial faktor yang mempengaruhi perubahan bahasa atau variasi bahasa Inggris yang digunakan pemeran utama

Sedangkan Dessler (2005:85) mendefinisikan kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang berlaku bagi pekerjaan yang mempunyai dua komponen, yaitu:

Persentase Jumlah usaha dan / atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara Persentase lahan kritis

Hubungan antara keyakinan foto profil Facebook berupa desain fotografi terhadap perlunya menampilkan identitas gender pada akun Facebook 48. Hubungan antara tingkat menggunakan