• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Keuangan Pada Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2015 dan 2016 (Study kasus BJB Syariah Kantor Cabang Pembantu Sumedang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kinerja Keuangan Pada Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2015 dan 2016 (Study kasus BJB Syariah Kantor Cabang Pembantu Sumedang)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kinerja Keuangan

Pada Bank Jabar Banten Syariah Tahun 2015 dan 2016

(Study kasus BJB Syariah Kantor Cabang Pembantu Sumedang)

Fanji Farman

STIE Sebelas April Sumedang Fanjifarman2501@gmail.com

ABSTRACT

In this study aims to obtain a clearer picture of the level of soundness of the bank, while the categories are healthy, fairly healthy, less healthy, and unhealthy. This research was conducted at BJB Syariah KCP Sumedang. Data collected in the form of balance sheet and income statement using CAMEL method based on 5 factors, namely Capital, Assets, Management, Earning, and Liquidity. But in this study the method used is CAEL. This assessment system uses a qualitative approach to sharing aspects that affect bank conditions and development. Based on the calculation of the capital ratio during 2015 and 2016, the CAR (Capital Adequecy Ratio) ratio so that it can be said to be healthy. Furthermore, in Assets, namely, the KAP ratio (productive asset quality) is in the healthy category and the Allowance for Earning Asset Losses (PPAP) on the healthy. In Earning that is, the Return on Assets (ROA) ratio in the healthy category in 2015 but in 2016 in the unhealthy category, this is due to not being able to produce relative profits. In the ratio of operating costs to operating income (BOPO) in the healthy category. And finally on Liquidity, namely, the value of cash ratio (CR) in the healthy category in 2015, while in 2016 in the unhealthy category ,. In the Loan to Deposit Ratio (LDR) in the healthy category

Keywords: Capital, Assets, Management, Earning, and Liquidity

(2)

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut UU No.21 Tahun 2008, ada dua jenis perbankan yaitu bank konvensional dan bank syariah, bank konvensional kegiatan usahanya berdasarkan pembayaran bunga sedangkan bank syariah kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah tanpa bunga dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiyaan rakyat syariah.

Terbitnya UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang merupakan penyerpurnaan dari UU No. 7 Tahun 1992, memicu perbankan-perbankan syariah. UU yang memberi peluang diterapkannya Dual Banking System dalam perbankan nasional ini dengan cepat telah mendorong dibukanya divisi syariah di sejumlah bank konvensional.

Menurut Sudarsono (2012:29), “Bank Syariah adalah lembaga keuangan negara yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya di dalam lalu lintas pembayaran dan juga peredaran uang yang beroperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah atau Islam”.

Secara umum yang membedakan bank syariah dan bank konvensional ada dua hal. Pertama, hubungan antara bank dan nasabah. Hubungan bank syariah dan nasabah tercakup dalam perjanjian (akad) yang menempatkan bank syariah dan nasabah sebagai mitra sejajar dengan hak (manfaat), kewajiban dan tanggung jawab (risiko) yang berimbang. Kedua, bahwa bank syariah beroperasi berdasarkan konsep muamalah islam yang menganjurkan keadilan dan keterbukaan serta melarang tindakan yang tidak sesuai dengan syariah islam.

Adanya persaingan antar bank syariah maupun bank konvensional lainnya yang tidak bisa dihindarkan, membawa dampak positif dan negatif bagi perkembangan sebuah bank, termasuk bagi bank syariah, dampak positivnya adalah memotivasi agar bank saling berpacu menjadi yang terbaik. Sedangkan dampak negatifnya adalah kekalahan dalam persaingan dapat menghambat laju perkembangan bank

yang bersangkutan. Kondisi ini akan membawa kerugian yang besar bagi bank, bahkan dapat mengakibatkan gulung tikar.

Langkah strategis yang dapat ditempuh oleh bank dalam rangka memenangkan persaingan, salah satunya dengan cara meningkatkan kinerja keuangan. Peningkatan kinerja keuangan mempunyai dampak yang luar biasa kepada usaha menjaga kepercayaan nasabah agar tetap setia menggunakan jasanya. Prinsip utama yang harus dikembangkan oleh bank syariah dalam meningkatkan kinerja keuangan adalah kemampuan bank syariah dalam melakukakan pengololaan dana.

Irham Fahmi (2014: 2) menyatakan bahwa : “Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”.

Dewasa ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin populer. Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank. Oleh karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis yang dilakukan disini berupa penilaian tingkat kesehatan bank. Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.

Analisis laporan keuangan perbankan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL(Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Aspek capital meliputi CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu perbandingan jumlah modal dengan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Ratio (ATMR), aspek asset meliputi KAP (Kualitas Aktiva Produktif) dan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif), aspek manajemen meliputi manajemen Umum dan Manajemen Risiko,

(3)

aspek earning meliputi ROA (Return On Asset) yaitu rasio laba kotor terhadap volume usaha, dan BO/PO (Belanja Operasionalterhadapan PendapatanOperasional), sedangkan aspek liquidity meliputi LDR (Loan to Deposit Ratio) yaitu besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber dan CR (Cash Ratio) yaitu alat likuid terhadap hutang lancar.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Perbankan yang diatur khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (IAI, 2012), yaitu empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, asset, management, earning, dan liquidity dinilai dengan menggunakan rasio keuangan.

Berdasarkan observasi pada PT Bank Jabar Banten Syariah KCP Sumedang. Pemilihan PT Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) sebagai objek penelitian dengan pertimbangan bahwa bank tersebut beroperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah serta bahwa BJBS merupakan Bank terpopuler di Sumedang, bahwa Metode CAMEL merupakan salah satu faktor untuk melihat kondisi kesehatan bank. Terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Rasio Keuangan Bank Jabar Banten Syariah KCP Sumedang

Periode 2015 - 2016

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa laporan keuangan Bank Jabar Banten Syariah KCP Sumedang terjadi permasalahan selama kurun waktu dua tahun, periode 2015-2016 atau fluktuatif bahwa terlihat rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan, karena dengan menggunakan metode analisis CAMEL bisa digunakan untuk menentukan predikat kesehatan suatu bank dan saling berkaitan. Adapun hal ini

didasari oleh beberapa alasan antara lain keuangan perusahaan perbankan sedikit berbeda dengan rasio keuangan-keuangan sejenis perusahaan lainnya dan rasio keuangan baik secara individu maupun secara construct.

Berdasarkan larat belakang, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan data laporan keuangan pada Bank Jabar Banten Syariah Sumedang. Sehingga dalam penelitian ini penulis menggambil judul: “Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode CAMEL Pada Bank Jabar Banten Syariah KCP. Sumedang”

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengkaji Kinerja Keuangan Pada Bank Jabar Banten Syariah KCP. Sumedang berada pada peringkat sehat atau tidak.

B. Kerangka Pemikiran

PT. Bank Jabar Banten Syariah KCP.Sumedang merupakan salah satulembaga keuangan berbasis syariah. Laporan keuangan perusahaan digunakan untuk melitah kinerja keuangan suatu bank. Dimana setiap bank perlu adanya penilaian kesehatan bank agar bank tersebut dapat berjalan dan berfungsi sebagai mana mestinya, serta dapat dipercaya oleh para nasabah. Oleh karena itu PT.Bank Jabar banten Syariah KCP.Sumedang menggunakan metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity) untuk menilai tingkat kesehatan bank. Dimana dalam pengukuran tingkat kesehatan bank berdasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut apa lagi apabila suatu bank mengalami permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor tersebut maka bank tersebut akan mengalami kesulitan. Pengukuran tingkat kesehatan bank dengan menggunakan faktor CAMEL digunakan pada PT. Bank Jabar Banten KCP. Sumedang. Berdasarkan kelima faktor tersebut dapat dinilai tingkat kesehatan bank sesuai dengan predikatnya masing-masing.

(4)

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian kualitatif merupakan penelitian tentang riset yang bersifat dekriptif. Dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Sementara itu, menurut Sugiyono (2020: 15) “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan semple sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi”.

3. HASIL PENELITIAN Berdasarkanhasil

analisiskinerjakeuanganpada BJB Syariah pada tahun2015

sampaidengantahun2016,dapatditarikkesimpulan sebagai berikut:

Kinerja keuangan pada Bank Jabar Banten Syariah KCP. Sumedang tahun 2015-2016 dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Manajemen, Earning, dan Liquidity) berada pada peringkat sehat terlihat pada rasio keuangan sebgai berikut :

a) NilairasioCAR (Capital Adequecy Ratio)

BJB Syariah pada tahun2015,dan2016sebesar11,88%,dan12,4 6%≥ 8% dikategorikandalamkelompokSEHAT. b) Bahwa Asset Rasiokualitasaktivaproduktif(KAP) BJB Syariah padatahun2015, dan 2016 sebesar1,05%, dan 0,52% ≤ 10,35%.DikategorikandalamkelompokSEH

AT. Dan

PenyisihanPenghapusanAktivaProduktif(PP AP) BJB Syariah pada tahun 2015, dan

2016 sebesar 106,93%,

dan101,33%≥81%dikategorikandalamkelo mpokSEHAT.

c) RasioReturnOnAssets(ROA) BJB Syariah padatahun2015 sebesar1,83% ≥ 1,22%. Dikategorikandalam

kelompokSEHAT.SedangkanRasioReturnO nAssets(ROA)padatahun2016sebesar0,84% ≤1,22%dikategorikan

dalamkelompokKURANG SEHAT. Dan Rasio Biaya Operasioan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) BJB Syariah pada tahun 2015, dan 2016 sebesar50,32%,dan57,05%≤93,52%dikateg orikandalamkelompokSEHAT.

d) Rasio Loan toDeposit Ratio (LDR) BJB

Syariah padatahun

2015,dan2016sebesar83,09%, dan 94,38% ≤94,75%dikategorikandalamkelompokSEH AT.Dan NilaiCashRatioBJB Syariah padatahun2015sebesar6,55%dan4,32%≥4,0 5%dikategorikandalamkelompokSEHAT. SedangkanCashRatiopadatahun2016sebesar

2,57% ≥ 4,05%

dikategorikandalamkelompokKURANGSE HAT.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada BJB Syariah pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kinerja keuangan pada Bank Jabar Banten Syariah KCP. Sumedang tahun 2015-2016 dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Manajemen, Earning, dan Liquidity) berada pada peringkat sehat

Dengan adanya berbagai kekurangan dan

keterbatasan yang penulis

alamiselamajalannyapenelitian,maka penulismemberikansaransebagai berikut:

1. Hampir sebagian besar rasio keuangan pada BJB Syariah termasuk dalamkategori sehat, sehingga kinerja BJB Syariah agarlebihditingkatkanuntukmempertahanka nnya.

2. ReturnOnAssets(ROA)danCashRatiopadata hun2016dikategorikan dalam kelompok kurang sehat, sebaiknya lebih diperhatikan kinerjanya agarditahundepantidakterulang, 3. Untuk menaikkan liquid bank harus

melakukan 1). Menambah modal sendiriuntukmenambahaktivalancar,2).Men gurangihutanglancardanmenambah modal

(5)

sendiri, 3). Mengurangi hutang lancar dari hasil penjualansebagianaktivatetap. 4. Banyaknyafaktoreksternalperusahaanyangb erpengaruhterhadapkinerja keuangan sepertifaktorpolitikpemerintah sebaiknya jugalebih diperhatikanuntukmeningkatkankinerjakeua ngan. 5. DAFTAR PUSTAKA

Irham Fahmi . 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. Cetakan ke empat, Buku satu. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Kasmir, 2017.Analisis Laporan Keuangan.Jakarta :Rajawali Pers

Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono.2020.Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta. Sudarsono, Heri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Edisi Keempat. Yogyakarta: Ekonisia.

Surat Edaran Bank Indonesia

No.30/21/KEP/DER tanggal 30 April 1997 Tentang Tata Cara Tingkat Kesehatan Bank. Undang-undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998.

http://www.bjbsyariah.co.id/

Bank Jabar Banten. 2015. Annual Report PT. Bank Jabar Banten (persero), Tbk. 2012 – 2016. www.bjb.co.id

Bank Jabar Banten. 2016. Annual Report PT. Bank Jabar Banten (persero), Tbk. 2012 – 2016. www.bjb.co.id

Bank Jabar Banten. 2016. Laporan Keuangan Triwulan PT. Bank Jabar Banten (persero), Tbk. 2012 – 2016. Bursa Efek Indonesia, Jakarta. www.idx.co

Referensi

Dokumen terkait

Program Studi Sistem Informasi, Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur yang telah

dipotong dengan frekuensi 4 hari sekali memiliki presentasi bunga mekar dan gugur yang nyata lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya, sehingga VQR bunga menjadi lebih tinggi

Filtrat toksin asam fusarat dari kultur Foc pada konsentrasi 60 dan 40% dapat digunakan VHEDJDL PHGLD GDODP SHQJXMLDQ NHWDKDQDQ SLVDQJ WLQJNDW LQ YLWUR 6HPDNLQ WLQJJL

Tujuan secara umum dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah agar dapat merencanakan struktur gedung yang menggunakan flat slab dengan sistem rangka pemikul momen khusus

3 Pemimpin saya tidak segan-segan untuk memberi solusi pada karyawan yang sedang kesulitan 4 Saya dan pemimpin saya lebih suka sibuk sendiri.. di ruang

Metode bercocok tanam dalam meningkatkan kecerdasan naturalis anak ini juga sebagi proses pembelajaran yang menyenangkan karena anak dapat mengeksplorasi diri dan

Expected return merupakan penilaian akan keuntungan atau ekspektasi seorang investor mengenai keuntungan yang akan diterima oleh investor atas suatu pilihan

Kerangka konseptual dan hipotesis Penelitian dilakukan dengan pendekatan jalur analisis gaya kepemimpinan transformasional, karakteristik individu, lingkungan kerja terhadap