• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN RELAWAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMANFAATAN WARUNG INTERNET PERDESAAN. Rinda Cahyana 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN RELAWAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMANFAATAN WARUNG INTERNET PERDESAAN. Rinda Cahyana 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN RELAWAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMANFAATAN WARUNG INTERNET PERDESAAN

Rinda Cahyana1

Jurnal Informatika

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Jl, Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia Email : jurnal@sttgarut.ac.id

1

rindacahyana@sttgarut.ac.id

Abstrak - Relawan Teknologi Informasi memiliki peran dalam pemanfaatan Warung Internet Perdesaan. Perannya tersebut dapat diidentifikasi dari permasalahan yang ada. Penelitian ini mendefinisikan peran Relawan Teknologi Informasi berdasarkan permasalahan Warung Internet Perdesaan di Garut yang dilaporkan dalam literatur yang dirujuk, sebagai salah satu entitas Quadruple Helix yang mempengaruhi layanan Warung Internet Perdesaan. Tidak seperti entitas Pemerintah dan Perusahaan yang mempengaruhi dalam area pengadaan, Relawan sebagaimana masyarakat berpengaruh dalam area pemanfaatan. Peran relawan ini dijabarkan dalam bentuk program pelatihan dan pendampingan bagi pengguna dan pengelola fasilitas tersebut. Dalam kaitannya dengan pelatihan, ada tiga jenis pelatihan yang diperlukan yakni untuk relawan TI itu sendiri, serta untuk masyarakat umum di tempat ataupun bergerak.

Kata Kunci - Teknologi Informasi, Relawan, Internet, Perdesaan

I. PENDAHULUAN

Disebutkan di dalam brosur yang diterbitkan Kementrian Komunikasi dan Informatika [1] bahwa Wardes (Warung Internet Perdesaan) adalah tempat yang menyediakan keperluan akses internet dan layanan konten digital serta berbagai fasilitas lain untuk mendukung terlaksananya transaksi bisnis secara online. Manfaat yang diharapkan dari wardes antara lain sebagai berikut :

1. Mengenal dan belajar tentang komputer dan internet;

2. Memperkaya informasi, data dan fakta dari berbagai peristiwa; 3. Memperluas wawasan dan cakrawala ilmu dan pengetahuan;

4. Menyambungkan silaturahmi teman dan kerabat dari berbagai penjuru dunia; 5. Meningkatkan daya pemikiran dan kemampuan menelaah secara kritis;

Namun dalam pemanfaatannya ada sejumlah kendala teknis yang dihadapi pengguna dan pengelola Wardes. Ringkasan permasalahan Wardes dan CAP di Garut tahun 2012 yang tercatat dalam kartu kendali data relawan TI (Teknologi Informasi) antara lain sebagai berikut [2] :

1. Linux tidak digunakan karena penggunanya tidak mengenal jenis sistem operasi ini.

2. Komputer rusak karena tidak ada stabilizer yang dapat menahan lonjakan listrik secara tiba-tiba.

(2)

3. Layanan firewall, update, dan anti virus dalam sistem operasi Microsoft Windows tidak difungsikan.

4. Pengguna tidak dapat menggunakan Netbook. 5. Koneksi internet terputus atau lambat.

6. Sistem internet billing atau server tidak berfungsi. 7. Spesifikasi komputer tidak bersaing dengan pesaing. 8. Lambatnya dukungan teknis.

Tidak hanya menemukan masalah, relawan TI juga harus berperan dalam menangani masalah tersebut. Relawan TI adalah seseorang atau sekelompok orang yang membantu masyarakat dalambidang TI tanpa bayaran. Penelitian ini akan mengidentifikasi peran relawan TI dalam pemanfaatan Wardes.

II. SOLUSI PERMASALAHAN

Permasalah terkait Wardes di Garut sudah dilaporkan dalam dokumen laporan penelitian Sekolah Tinggi Teknologi Garut yang berjudul Perancangan dan Penerapan Kerangka Kerja Program Relawan Teknologi Informasi di Negara Berkembang [2]. Bagian ini dikutip dari sumber literatur tersebut sebagai bahan analisis untuk mengidentifikasi peran relawan TI.

Berdasarkan temuan masalah yang disampaikan pada bagian Pendahuluan, ditetapkanlah solusi sebagai mana tampak pada tabel 1.

Tabel 1 Masalah Wardes / CAP dan Solusinya [2]

Sumber Masalah Solusi

Pengguna 1. Linux tidak digunakan karena penggunanya tidak mengenal jenis sistem operasi ini. [PM1] 2. Netbook tidak digunakan karena

pengguna tidak mau menggunakannya. [PM2]

Pelatihan Linux bagi pengguna

Manajer 1. Spesifikasi komputer tidak bersaing dengan pesaing. [MM1]

2. Layanan firewall, update, dan anti virus dalam sistem operasi Microsoft Windows tidak difungsikan. [MM2]

1. Pelatihan

pemeliharaan fasilitas TIK bagi pengelola 2. Pelatihan manajemen

dan bisnis

Rekanan 1. Koneksi internet terputus atau lambat. [RM1]

2. Sistem internet billing atau server tidak berfungsi. [RM2] 3. Komputer rusak karena tidak

ada stabilizer yang dapat menahan lonjakan listrik secara tiba-tiba. [RM3]

4. Lambatnya dukungan teknis [RM4] 1. Evaluasi terhadap spesifikasi fasilitas TIK 2. Perbaikan layanan internet dan dukungan teknis 3. Pengawasan bersama keberfungsian fasilitas TIK 4. Solusi alternatif

(3)

Dari sekian solusi yang diidentifikasi, ada beberapa yang bisa ditangani oleh relawan TI. Dengan demikian entitas yang mempengaruhi pelayanan Wardes antara lain pemerintah dan perusahaan yang mengadakan Wardes, masyarakat selaku pengguna Wardes, dan relawan TI yang membantu menangani permasalahan Wardes. Penyebab masalah tersebut meliputi aktivitas-aktivitas daur hidup penerapan / aplikasi informatika yang meliputi analisis dan perancangan [AD], Implementasi [I], dan Pemeliharaan [M]. Misalnya masalah komputer rusak di Wardes yang disebabkan karena tidak adanya stabilizer yang dapat menahan lonjakan listrik secara tiba-tiba [RM3] adalah disebabkan karena kelemahan dalam analisis dan perancangan [AD] di sisi Perusahaan dan Pemerintah.

Gambar 1 Model Pemasalahan Wardes dan CAP [2]

Solusi untuk permasalahan dengan memperhatikan model tersebut dapat melalui tindakan atau aktivitas sebagaimana tampak pada tabel 2.

Tabel 2 Solusi Permasalahan Wardes Berdasarkan Entitas [2]

Kasus Sousi

[RM3] : [AD] Pemerintah mengadakan perangkat pelindung perangkat keras komputer melalui kontraktor [PM1,PM2] : [I] Relawan TI menyelenggarakan pelatihan TI dasar

bagi pengguna disekitar Wardes.

[RM1, RM2, RM4] : [M] 1. Memberikan alternatif penyedia layanan internet

2. Menyediakan basis pengetahuan online agar terwujud aktivitas berbagi pengetahuan di antara pengelola, relawan, dan kontraktor. 3. Menggunakan layanan relawan TI untuk

mengatasi masalah perangkat lunak yang bersifat sementara sebelum ditangani oleh kontraktor.

[MM1, MM2] : [I] Relawan TI atau kontraktor memberikan pendidikan dan pelatihan terkait model bisnis dan pemeliharaan Wardes

(4)

Solusi tersebut dapat dilaksanakan dengan melibatkan seluruh entitas dengan fungsi-fungsi tersebut, yang secara sederhana dimodelkan sebagaimana tampak pada gambar 1.

Gambar 2. Model Quadruple Helix Aplikasi Informatika [2]

III. PERAN RELAWA TEKNOLOGI INFORMASI Pencapaian Program Terkini

Program yang sudah dilaksanakan Relawan TI Garut yang melibatkan pemberdayaan Wardes adalah program bersama Korea IT Volunteers sepanjang bulan Juli sampai dengan Agustus 2012. Dengan berdasarkan hasil tinjauan langsung ke sampel Wardes dan rancangan solusi, Relawan TI menyelenggarakan pelatihan bagi pengelola Wardes, di mana Korea IT Volunteers menyajikan materi

Troubleshooting dan Relawan TIK Garut menyajikan materi Jaringan Komputer. Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan diskusi yang dihadiri Relawan TI Indonesia Wilayah Jawa Barat, untuk mendengarkan kebutuhan Wardes.

Aktor Yang Terlibat

Dengan memperhatikan model Quadruple Helix,didefinisikan peran enttas / aktor dalam penyediaan Wardes sebagai berikut :

a. Relawan TI sebagai pelaksana program, baik yang berhimpun dalam Relawan TIK (Tekologi Informasi dan Komunikasi) Indonesia ataupun Komunitas TIK.

b. Pemerintah sebagai bagian tim pelaksana program atau hanya sebatas penunjang program, yakni Dinas dan Kementrian Komunikasi dan Informatika.

c. Masyarakat sebagai sasaran program, yakni pengelola Wardes dan pengguna di sekitar Wardes.

Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan Relawan TI adalah sesuai dengan kebijakan Perusahaan (seperti misalnya kebijakan garansi). Relawan TI tidak masuk dalam area pengadaan Wardes dan hanya bergerak dalam area pemanfaatan Wardes. Saran pengembangan Wardes dari Relawan TI akan disampaikan melalui Pemerintah atau pengelola Wardes yang kemudian melanjutkannya kepada Perusahaan.

(5)

Gambar 3 Area Peran Entitas

Kebutuhan Program

Berikut ini solusi permasalahan Wardes berdasarkan tabel 2 :

1. Pemerintah mengadakan perangkat pelindung perangkat keras komputer melalui kontraktor

2. Relawan menyelenggarakan pelatihan pengguna disekitar Wardes. 3. Memberikan alternatif penyedia layanan internet

4. Menyediakan basis pengetahuan online agar terwujud aktivitas berbagi pengetahuan di antara pengelola, relawan, dan kontraktor.

5. Menggunakan layanan relawan TI untuk mengatasi masalah perangkat lunak yang bersifat sementara sebelum ditangani oleh kontraktor.

6. Relawan TI atau kontraktor memberikan pendidikan dan pelatihan terkait model bisnis dan pemeliharaan Wardes.

Dengan memperhatikan solusi tersebut, program yang perlu diadakan oleh Relawan TI untuk Wardes adalah sebagai berikut :

1. Program pelatihan untuk masyarakat pengelola dan pengguna Wardes. Materi pelatihannya meliputi :

1) Pengenalan perangkat TIK dan penggunaannya secara baik dan benar. 2) Pengembangan model bisnis dan pemeliharaan aset TIK.

2. Program pendampingan Wardes, yang meliputi :

1) Penyampaian informasi kebutuhan Wardes dan saran pengembangan Wardes kepada Pemerintah, dan kepada Perusahaan terkait non pengembang, seperti Internet Service Provider, Bengkel, atau Perusahaan Manufaktur Platform TIK yang digunakan.

2) Pemanfaatan jejaring sosial sebagai Knowladge Management System, di mana Relawan TI berfungsi sebagai penyampai pengetahuan dan

helpdesk alternatif apabila Wardes mengalami masalah teknis.

Level Kematangan Wardes

Daur proses dalam program kerjasama perlu dilaksanakan terus menerus agar masyarakat dapat memperoleh seluruh manfaat Wardes [1] yang tersebut dalam bagian pendahuluan. Dari ringkasan permasalahan Wardes [2] diketahui bahwa manfaat peningkatan taraf kehidupan atau perluasan pengetahuan dan jejaring sosial tidak akan tercapai apabila permasalahan tersebut belum diatasi. Oleh karenanya stakeholders – yang termasuk Relawan TI di dalamnya, perlu menghantarkan pengguna Wardes dari kematangan dasar hingga kematangan puncak. Dalam konteks ini yang disebut dengan pengguna adalah pengelola dan pelanggan Wardes. Dengan memperhatikan manfaat Wardes yang telah

(6)

disampaikan pada bagian Pendahuluan, tingkat kematangan pengguna Wardes yang harus diusahakan adalah sebagaimana tampak dalam gambar 4.

Gambar 4. Tahap Pemberdayaan Wardes

Perluasan pengetahuan dan jejaring sosial tidak akan dicapai oleh pengguna Wardes apabila mereka tidak menguasai komputer dan internet. Misalnya apabila dikembalikan kepada permasalahan Wardes [2], pengguna Wardes tidak akan mencapai kematangan tingkat 2 apabila masih :

a. Tidak dapat mengoperasikan Linux yang mungkin digunakan di Wardes b. Tidak dapat menggunakan Netbook.

Atau apabila Wardes belum mendapatkan dukungan teknis yang cepat baik dari perusahaan yang mengadakan Wardes atau dari ISP. Berdasarkan permasalahan umum di Garut, pengguna Wardes kemungkinan masih berada pada tingkat kematangan pertama / dasar. Untuk mengetahui secara pasti pada tingkat berapa perlu diukur persentase permasalahannya.

Demikian pula apabila pengguna Wardes tidak tahu bagaimana memperluas pengetahuan mereka dan memanfaatkan jejaring sosial, maka mereka tidak akan dapat mencapai peningkatan tarap kehidupan dengan Wardes. Satu tingkat kematangan bergantung kepada tingkat kematangan lainnya. Relawan TI khususnya harus dapat mendorong pengguna Wardes dapat melewati tingkat demi tingkat agar semua manfaat Wardes dapat diperoleh pengguna. Relawan TI dapat memperhatikan tingkat kematangan pengguna ini sebagai dasar penentuan waktu dan materi edukasi bagi pengguna Wardes.

Bentuk Kerjasama

Pengelola dan pengguna Wardes wajib menguasai kompetensi TIK dasar agar sampai pada tahap kematangan pengguna Wardes yang pertama dan kedua. Dengan berdasarkan hal tersebut, Relawan TI harus melaksanakan program kerjasama sebagai berikut :

a. Program pelatihan TIK dasar untuk Relawan TI. Dengannya diharapkan tersedianya banyak Relawan TI yang dapat diturunkan untuk membawa banyak pengguna Wardes kepada tingat kematangan satu dan dua. Program pelatihan ini dilaksanakan satu minggu sekali, atau dilaksanakan secara mandiri.

b. Program pelatihan TIK dasar untuk umum, termasuk pengguna Wardes. Program ini disediakan bagi mereka yang hanya memerlukan pengetahuan dan tidak ingin menjadi Relawan TI. Dengan pilihan seperti itu maka bentuk

(7)

pelatihannya dapat berbayar. Penghasilan dari pelatihan tersebut selain untuk sertifikat, perbanyakan modul latihan, dan insentif instruktur, juga untuk membiayai operasional Relawan TI. Program pelatihan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang dipilih peserta latihan. Program ini dapat juga diselenggarakan di Wardes, di mana disepakati modul latihan disediakan oleh Relawan TI agar konten latihannya terus diperbaharui sesuai perkembangan Teknologi oleh tim Relawan TI. Relawan TI juga dapat mengeluarkan sertifikat untuk peserta Wardes.

c. Program pelatihan TIK dasar bergerak. Program ini sesuai dengan namanya dilaksanakan Relawan TI, mungkin juga bersama pemerintah atau pemilik fasilitas bergerak lainnya, dari satu tempat ke tempat lainnya. Yang dimaksud fasilitas bergerak ini seperti kendaraan MCAP (Mobil Community Access Point) atau MPLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan). Materi yang dilatihkan adalah sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kegiatan bergerak juga digunakan oleh Relawan TI untuk mengukur tingkat kematangan pengguna Wardes untuk keperluan perencanaan dalam pengembangan masyarakat informasi.

III. KESIMPULAN

Peningkatan kapasitas pengguna Wardes ini bergantung kepada kerjasama atau kolaborasi. Dalam hal ini Relawan TI merupakan salah satu stakeholders

pemilik konsep, program, dan sumber daya manusia dalam pemberdayaan Wardes khususnya dan pembangunan masyarakat informasi umumnya. Tidak cukup bagi Relawan TI dengan apa yang dimilikinya sekarang ini untuk meningkatkan kapasitas pengguna Wardes atau membangun masyarakat informasi. Kerjasama atau kolaborasi adalah salah satu jalan yang dapat ditempuh agar program dapat dilaksanakan oleh Relawan TI sehingga konsep pembangunan masyarakat informasi mereka terwujud.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Relawan TIK Indonesia dan Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika yang telah memberi kesempatan untuk menganalisis permasalahan Wardes Garut dan memberikan solusi bersama Relawan TI Korea Selatan di pertengahan tahun 2012, yang dengannya makalah ini dapat dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

[1] KEMKOMINFO, W@rdes – Warnet Desa, brosur yang diterbitkan KEMKOMINFO

[2] Cahyana R. (2012), Perancangan dan Penerapan Kerangka Kerja Program Relawan Teknologi Informasi di Negara Berkembang, Studi Kasus Program Korea IT Volunteers Garut – Indonesia, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

Gambar

Tabel 1 Masalah Wardes / CAP dan Solusinya [2]
Gambar 1 Model Pemasalahan Wardes dan CAP [2]
Gambar 2. Model Quadruple Helix Aplikasi Informatika [2]
Gambar 3 Area Peran Entitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

(5) (a) dalam hal perlawanan diajukan bersama-sama dengan permintaan banding oleh terdakwa atau penasihat hukumnya kepada pengadilan tinggi, maka dalam waktu empat

31 perbedaan yang signifikan antara peningkatan sikap siswa kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.Nilai peningkatan kelompok perlakuanlebih tinggi dibanding

Klasifikasi agregat menjadi kasar, halus dan filler adalah berdasarkan ukurannya yang ditentukan menggunakan saringan. Mutu agregat mempengaruhi kekuatan dan ketahanan konkrit. Adapun

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka penggalang di SD Jaranan Banguntapan Bantul dapat dilihat dari 1) perencanaan pihak

Seseorang yang mempunyai titik dekat 60cm ingin melihat dengan jelas benda yang berjarak 20cm dari mata.. Orang tersebut harus memkai kacamata dengan jenis lensa

Instrumen Kaji Bandin ter!ait Asri3 Im3/ementasi 0an di3ers0arat!an. Instrumen Kaji Bandin ter!ait SPO

Intensitas cahaya atau kuat penerangan matahari yang diterima permukaan tanah di bawah kanopi, merupakan interaksi antara faktor atmosfir tutupan awan dengan

Dalam GAW alur yang digunakan adalah alur lurus, dan tahap pertama dalam GAW ini yaitu mengenalkan tokoh sebagai pembuka cerita, pemberian informasi awal agar