• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dr. K.H. Tulus Musthofa, Lc. MA Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dr. K.H. Tulus Musthofa, Lc. MA Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RAMADHAN

Standar Kehidupan Normal Seorang Muslim

Dr. K.H. Tulus Musthofa, Lc. MA

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

ُﷲا

ُﷲا ، َﱪْﻛَأ

ُﷲا ، َﱪْﻛَأ

ُﷲا ، َﱪْﻛَأ

ُﷲا ، َﱪْﻛَأ

ُﷲا ، َﱪْﻛَأ

ُﷲا ، َﱪْﻛَأ

ُﷲا ، َﱪْﻛَأ

ُﷲا ، َﱪْﻛَأ

. َﱪْﻛَأ

ُذ ْﻮُﻌَﻧ َو ،

ِﻪْﻴَﻟِإ ُبْﻮُﺘَﻧَو ُه ُﺮِﻔْﻐَﺘ ْﺴَﻧَو ُﻪُﻨْﻴِﻌَﺘ ْﺴَﻧَو ُه ُﺪَﻤ ْﺤَﻧ ،َ ْﲔَِﳌﺎَﻌْﻟا ﱢبَر ِِّﷲ ُﺪْﻤ َﺤـْﻟا

ِﷲﺎِﺑ

ُﻪَﻟ َي

ِدﺎ َﻫ َﻼَﻓ ْﻞِﻠ ْﻀُﻳ ْﻦَﻣَو ،ُﻪَﻟ ﱠﻞ ِﻀُﻣ َﻼَﻓ ُﷲا ِﺪْ َﳞ ْﻦَﻣ ،ﺎَﻨِﻟ َﲈْﻋَأ ِتﺎَﺌﱢﻴ َﺳَو ،ﺎَﻨ ِﺴُﻔْﻧَأ ِرْو ُ ُﴍ ْﻦِﻣ

.

.ُﻪُﻟ ْﻮ ُﺳ َر َو ُه ُﺪْﺒَﻋ ا ًﺪﱠﻤَ ُﳏ ﱠنَأ ُﺪ َﻬ ْﺷَأ َو ،ُﻪَﻟ َﻚْﻳ ِ َ

ﴍ َﻻ ُه َﺪ ْﺣ َو ُﷲا ﱠﻻِا َﻪﻟِا َﻻ ْنَا ُﺪَﻬ ْﺷَأ

َو

ِﻪِﻟاَء َﲆَﻋَو ٍﺪﱠﻤَ ُﳏ ﺎَﻨﱢﻴِﺒَﻧ َﲆَﻋ ﱢﻞ َﺻ ﱠﻢُﻬﱠﻠﻟا

َأ

ُﻪَﻌِﺒَﺗ ْﻦ َﻣ َو

ِﻪِﺑﺎ َﺤ ْﺻ

ِإ

. ِﻦْﻳ ﱢﺪﻟا ِم ْﻮَﻳ َﱃ

: ُﺪْﻌَﺑ ﺎ ﱠﻣَأ

ِﰱ َﱃﺎَﻌَﺗ ُﷲا َلﺎَﻗ . َن ْﻮ ُﺤ

ِﻠْﻔُﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ِﻪِﺘَﻋﺎَﻃَو ِﷲا َﻮْﻘَﺘِﺑ ِﴘْﻔَﻧَو ْﻢُﻜْﻴ ِﺻْوُأ :ﷲا َدﺎَﺒِﻋﺎَﻴَﻓ

ُﻘْﻟا

:ِﻢْﻳ ِﺮَﻜْﻟا ِنآ ْﺮ

))

َن ْﻮ ُﻤ

ِﻠ ْﺴُﻣ ْﻢُﺘْﻧَاَو ﱠﻻِا ﱠﻦُﺗْﻮُ َﲤ َﻻَو ِﻪِﺗﺎَﻘُﺗ ﱠﻖ َﺣ َﷲا اﻮُﻘﱠﺗا اﻮُﻨَﻣَا َﻦْﻳِﺬﱠﻟا ﺎَ ﱡﳞَاﺎَﻳ

((

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu Kaum Muslimin Yang Berbahagia

Kembali puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wata’la yang telah

(3)

baru saja kita lalui, bahkan ibadah shalat Ied kita pada pagi ini. Pagi ini kita layak bergembira dalam suasana Iedul Fitri ini:

َنﻮُﻌ َﻤْ َﳚ ﺎﱠ ﱢﳑ ٌ ْﲑ َﺧ َﻮ ُﻫ اﻮ ُﺣ َﺮْﻔَﻴْﻠَﻓ َﻚ

ِﻟ َٰﺬِﺒَﻓ ِﻪِﺘَ ْﲪ َﺮِﺑَو ِﱠﷲا ِﻞ ْﻀَﻔِﺑ ْﻞُﻗ

“Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu

adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (Qs. Yunus: 51)

Karenanya kita berharap, semoga semua karunia ini dapat mengokohkan ketakwaan

kita kepada Allah Subhanahu wata’la dalam menjalani sisa kehidupan kita di dunia.

Ketakwaan yang membuat kita bisa keluar dari berbagai persoalan hidup dan mengangkat

derajat kita menjadi amat mulia di hadapan Allah Subhanahu wata’la.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad

Shallallahu alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari

akhir nanti.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu Kaum Muslimin Yang Berbahagia

Ramadhan telah banyak merubah hidup kita dari yang tidak normal atau kurang normal menjadi normal. Hal itu tidak lepas dari berbagai fasilitas yang Allah berikan kepada kita selama bulan Ramadhan. Hal-hal yang biasanya menjadi kendala seseorang untuk melakukan ketaatan disingkirkan oleh Allah di bulan Ramadhan. Sehingga tanpa kita sadari, kita telah diarahkan untuk menjadi pribadi yang mempunyai semangat dalam beribadah. Fasilitas yang Allah berikan tercermin dalam sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam:

ُﻪْﻨَﻋ ُﱠﷲا َ

ﴈ َر َة َﺮْﻳ َﺮ ُﻫ ِﰊَأ ْﻦَﻋ

ِ

ﱠنَأ

ﷲا ﱠﲆ َﺻ ِﱠﷲا َلﻮ ُﺳ َر

َﻢﱠﻠ َﺳ َو

ِﻪْﻴَﻠَﻋ

َلﺎَﻗ

:

ِرﺎﱠﻨﻟا ُبا َﻮْﺑَأ ْﺖَﻘﱢﻠُﻏ َو

ِﺔﱠﻨ َْﳉا ُباَﻮْﺑَأ ْﺖ َﺤﱢﺘُﻓ ُنﺎ َﻀَﻣَر َءﺎ َﺟ اَذِإ

ُﲔ

ِﻃﺎَﻴ ﱠﺸﻟا ْت َﺪﱢﻔ ُﺻَو

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Ketika Ramadhan datang, pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup, dan syetan-syetan

(4)

dibelenggu.” (HR. Muslim)

Dibukanya pintu surga telah menghembuskan angin surga ke dalam kalbu setiap

mukmin untuk bersemangat melakukan berbagai ibadah kepada Allah subhanahu wata'ala.

Ditutupnya pintu neraka menjadi peredam gejolak hati seorang mukmin melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Sementara dibelenggunya syaitan menjadikan kemauan fitrah manusia untuk melakukan berbagai macam kebaikan dan meninggalkan berbagai kejelekan dengan mudah terlaksana.

Dalam suasana Iedul Fitri ini kita perlu merenungkan kembali makna syahadat kita yaitu:

ُﺪ َﻬ ْﺷَأ

ﷲا ﱠﻻِإ َﻪَﻟِإ َﻻ ْنَأ

َو

ُﺪ َﻬ ْﺷَأ

ُﻪُﻟﻮ ُﺳ َر َو ُه ُﺪْﺒَﻋ ا ًﺪ ﱠﻤَ ُﳏ ﱠنَأ

Syahadat ini tidak hanya mengandung pengakuan tentang eksistensi Allah subhanahu

wa ta’ala sebagai satu-satunya Tuhan kita, begitu juga bukan hanya sekedar pengakuan

bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah. Akan tetapi

terkandung juga didalamnya ikrar atau janji setia untuk senantiasa taat kepada perintah Allah dan menjadikan Rasul Muhammad sebagai suri tauladan utama kita, dalam setiap langkah dan aktifitas kehidupan kita. Ikrar syahadat kita tidak mengenal limitasi waktu; tidak dibatasi hari, pekan, bulan dan tahun. Allah subhanahu wata'ala berfirman :

ُﲔ

ِﻘَﻴْﻟا َﻚَﻴِﺗْﺄَﻳ ٰﻰﱠﺘ َﺣ َﻚﱠﺑَر ْﺪُﺒْﻋاَو

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang sampai

tiba ajalmu.” (Qs. Al-Hijr: 99)

Dengan demikian, ketika pada bulan Ramadhan Allah telah menolong kita untuk bisa melakukan kebaikan-kebaikan dengan mudah, maka hendaklah kita menjadikan aktifitas pada bulan Ramadhan sebagai standar kehidupan kita sebagai seorang muslim. Jika sebelum Ramadhan sebagian kita belum mampu menjalankan shalat lima waktu tepat pada waktunya, dan kemudian ketika Ramadhan hal itu terasa mudah dilakukan, maka hendaklah kita menjadikannya sebagai standar normal ibadah kita sehari-hari. Bukankah Allah telah

(5)

berfirman:

ﺎًﺗﻮُﻗ ْﻮ َﻣ ﺎًﺑﺎَﺘ

ِﻛ َﲔِﻨِﻣ ْﺆُْﳌا َﲆَﻋ ْﺖَﻧﺎَﻛ َةﻼ ﱠﺼﻟا ﱠنِإ

“Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya

atas orang-orang yang beriman.” (Qs. An-Nisa: 103)

Jika sebelum Ramadhan masjid terasa jauh dan berat untuk didatangi, kemudian ketika Ramadhan hati kita menjadi tertambat ke masjid sehingga senantiasa rindu untuk mengunjunginya, maka itulah seharusnya kondisi normal kehidupan kita. Allah berfirman:

َة َﻼ ﱠﺼﻟا َمﺎَﻗَأ َو ِﺮ

ِﺧ ْﻵا ِم ْﻮَﻴْﻟاَو ِﱠﷲﺎِﺑ َﻦَﻣآ ْﻦَﻣ ِﱠﷲا َﺪِﺟﺎ َﺴَﻣ ُﺮُﻤْﻌَﻳ َﲈﱠﻧِإ

ﱠﻻِإ َ

ﺶْ َﳜ ْ َﱂ َو َةﺎَﻛﱠﺰﻟا ﻰَﺗآ َو

َﱠﷲا

ۖ◌

ٰﻰ َﺴَﻌَﻓ

َﻚِﺌَٰﻟوُأ

ْنَأ

اﻮُﻧﻮُﻜَﻳ

َﻦ

ِﻣ

َﻦﻳ

ِﺪَﺘْﻬُْﳌا

“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan

termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs.

At-Taubah 18).

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga bersabda dalam hadis yang diriwayatkan

oleh Ibnu Majah:

اَذِإ

ْﳌا ُدﺎَﺘْﻌَﻳ َﻞ ُﺟ ﱠﺮﻟا ُﻢُﺘْﻳَأ َر

َـ

ِن َﲈﻳِ ْﻹﺎِﺑ ُﻪَﻟ او ُﺪ َﻬ ْﺷﺎَﻓ ، َﺪ ِﺟﺎ َﺴ

“Jika kalian melihat seorang laki laki selalu mendatangi ke masjid maka

saksikan bahwa ada iman pada dirinya.” (HR. Ibnu Majah)

Ketika sebelum Ramadhan kita merasa berat untuk bangun malam dan melakukan

qiyamullail, kemudian di bulan Ramadhan hampir pasti setiap malam kita bangun untuk

shalat tahajjud yang diikuti dengan makan sahur, maka itulah sebenarnya aktifitas normal seorang muslim yang memahami keutamaan waktu tersebut, sebagaimana disampaikan oleh Rasulallah yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan lainnya:

(6)

ُﺚُﻠُﺛ ﻰَﻘْﺒَﻳ َﲔ

ِﺣ ﺎَﻴْﻧ ﱡﺪﻟا ِء َﲈ ﱠﺴﻟا َﱃِإ ٍﺔَﻠْﻴَﻟ ﱠﻞُﻛ َﱃﺎَﻌَﺗَو َكَرﺎَﺒَﺗ ﺎَﻨﱡﺑَر ُلِﺰْﻨَﻳ

ُلﻮُﻘَﻳ ُﺮ

ِﺧ ْﻵا ِﻞْﻴﱠﻠﻟا

:

ُﻪَﻟ َﺐﻴِﺠَﺘ ْﺳَﺄَﻓ ِﲏﻮُﻋ ْﺪَﻳ ْﻦ َﻣ

،

ُﻪَﻴِﻄْﻋُﺄَﻓ ﻲِﻨُﻟَﺄ ْﺴَﻳ ْﻦَﻣ

،

ُﻪَﻟ َﺮ

ِﻔْﻏَﺄَﻓ ِﲏ ُﺮِﻔْﻐَﺘ ْﺴَﻳ ْﻦَﻣ

“Allah turun ke langit dunia dan berfirman : Adakah yang berdoa maka akan saya kabulkan, adakah yang meminta kepada maka akan saya berinya, adakah yang meminta ampun maka akan saya ampuni.” (Muttafaun Alaih)

Jika sebelum Ramadhan seorang muslim jarang menjamah dan mengkaji al-Quran, dan kemudian selama Ramadhan al-Qur’an menjadi teman akrabnya dan bagian dari wirid wajibnya, maka ini adalah standar normal seorang muslim; manusia terbaik yang dipilih Allah karena selalu mengkaji dan mengajarkan al-Qur’an, sebagaimana sabda Rasulullah

ُﻪ َﻤﱠﻠَﻋ َو َنآ ْﺮُﻘْﻟا َﻢﱠﻠَﻌَﺗ ْﻦ َﻣ ْﻢُﻛُ ْﲑ َﺧ

. “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan

mengajarkannya.”(Hr. al-Bukhari)

Jika sebelum Ramadhan perasaan dengki, sombong, kikir, mudah menyalahkan orang lain, bahkan memusuhi sesama muslim, sering menghinggapi hati kita, kemudian dengan Ramadhan kita terkondisikan dengan ritme kehidupan puasa yang penuh kekhusukan dan penuh kecintaan kepada saudara seiman, karena semua larut dalam ibadah dalam rangka mengharap ridha dan ampunan-Nya, sehingga timbul perasaan tawadhu’, senantiasa bersyukur, dan cinta kasih yang tulus, maka ini adalah kondisi yang normal dalam kehidupan seorang muslim, karena Allah sudah berfirman:

ْﻢُﻜْﻳ َﻮ َﺧَأ َ ْﲔَﺑ اﻮ ُﺤ

ِﻠ ْﺻَﺄَﻓ ٌةَﻮ ْﺧِإ َنﻮُﻨِﻣْﺆُْﳌا َﲈﱠﻧِإ

ۚ◌

اﻮُﻘﱠﺗا َو

َﱠﷲا

َﻌَﻟ

ْﻢُﻜﱠﻠ

َنﻮُ َﲪ ْﺮُﺗ

“Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah

(7)

Kaum Muslimin Yang Berbahagia

Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan pada bulan Ramadhan itulah kehidupan normal yang harus kita pertahankan, bahkan kita tingkatkan pada bulan-bulan lain. Adalah satu kesalahan persepsi jika menganggap aktifitas pada bulan Ramadhan sebagai kondisi darurat yang hanya dilakukan sekali dalam setahun, dan segera setelah kita keluar dari Ramadhan, aktifitas yang baik itupun kita tinggalkan.

Ibarat orang yang bepergian jauh melintasi benua yang mengalami gangguan terhadap ritme tubuh yang dikenal dengan istilah Jet-lag, maka aktifitas selama Ramadhan itulah kondisi normal bagi ruh dan jasad kita. Sehingga jika di bulan Syawal kita meninggalkan aktifitas-aktifitas tersebut, secara otomatis kita akan mengalami Jet-lag dan gangguan dalam ruh dan jasad.

Semua ibadah yang dengan mudah kita laksanakan pada bulan Ramadhan harus terus kita jaga setelah Ramadhan. Mulailah untuk meneruskan kebiasaan tersebut pada bulan Syawal, dengan melakukan puasa sunnah Syawal dan semua ibadah lain yang sudah rutin kita lakukan. Jangan sampai kita mulai menyepelekan dan meninggalkan rutinitias di bulan Ramadhan sesaat kita memasuki bulan Syawal. Seperti kebanyakan orang yang mulai meninggalkan puasa sunnah, tidak mengontrol pola makan, kembali jauh dari masjid, tidak lagi bermesra dengan al-Qur’an, lupa dengan shalat malam dan amalan-amalan buruk

lainnya. Na’udubillahi in dzalik. Al-Quran telah mengingatkan kita jangan sampai terjebak

dalam situasi seperti ini dalam firman Allah:

ﺎًﺛﺎَﻜْﻧَأ ٍة ﱠﻮُﻗ

ِﺪْﻌَﺑ ْﻦِﻣ ﺎََﳍْﺰَﻏ ْﺖ َﻀَﻘَﻧ ﻲِﺘﱠﻟﺎَﻛ اﻮُﻧﻮُﻜَﺗ َﻻَو

"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan

benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai

kembali.” (Qs. An-Nahl: 92)

Telah diungkapkan dalam sebuah kata hikmah:

ُﻛ

ْﻦ

َر

ﱠﺑ

ِﻧﺎ

َو ﺎ

َﻻ

َﺗ

ُﻜ

ْﻦ

َر

َﻣ

َﻀ

ِﻧﺎ

ﻴﺎ

(8)

menjadi orang yang beribadah hanya karena ramadhan

.

” Kaum Muslimin Yang Berbahagia

Secara ringkas, hal yang harus kita lakukan setelah Ramadhan adalah:

1. Jangan merasa berpisah dengan Ramadhan, tetapi tumbuhkan perasaan selalu

bersama dengan Ramadhan, sehingga ketika memasuki bulan Syawal-pun kita bersiap-siap melakukan ketaatan dan ibadah yang maksimal, sebagai dulu kita menyambut bulan Ramadhan.

2. Apa yang sudah kita capai dalam bulan Ramadhan dengan memperbaiki shalat kita

dari sisi kedisiplinan, shalat berjamaah dan kekhusuan, hendaklah terus kita jaga hingga ajal menjemput kita.

3. Jika pada bulan Ramadhan kita telah mampu menjadikan puasa sebagai tameng dan

penjagaan diri dari berbagai maksiaat, maka jangan biarkan hidup kita diluar Ramadhan tanpa tameng dan penjagaan. Berusahalah untuk melakukan puasa sunnah agar kehidupan kita selalu terjaga.

4. Jika seluruh ibadah kita didalam bulan Ramadhan didasarkan karena iman dan

mengharap ridha Allah, maka sikap ini harus mendasari seluruh aktifitas kita di luar Ramadhan.

5. Jika selama Ramdhan kita mampu mengalahkan aktifitas kita yang sangat padat untuk

membaca bahkan menghatamkan al-Quran, maka jangan sampai diluar Ramadhan kondisinya menjadi terbalik; kita lebih memproriataskan aktifitas dan kesibukan dunia dari pada membaca al-Quran. Seharusnya, semakin banyak aktifitas kita, semakin kita butuh untuk membaca al-Quran.

6. Ketika di dalam Ramadhan sedikit banyak kita mampu membersihkan hati kita dengan

menjaga anggota badan kita dari berbagai maksiat, maka jangan sampai kita terjebak kembali dengan tipu daya syetan dengan dan larut dalam kemaksiatan yang akan mengotori kembali hati kita.

Kepada saudara-saudaraku yang belum mampu melakukan perubahan diri selama bulan Ramadhan, hendaklah berusaha lebih keras lagi mentarbiyah diri menjadi lebih baik

(9)

konsisten di bulan Ramadhan-pun bisa lupa dan terlena setelah Ramadhan, apalagi yang lupa dan terlena selama Ramadhan membersamainya. Walaupun demikian, janganlah ada sedikitpun perasaan putus asa karena Allah berjanji akan menganerugarahkan petunjuk-Nya kepada orang-orang yang bersungguh-sungguh. Allah berfirman:

ﱠﻟا َو

ﺎَﻨَﻠُﺒ ُﺳ ْﻢ ُﻬﱠﻨَﻳ

ِﺪ ْﻬَﻨَﻟ ﺎَﻨﻴِﻓ او ُﺪَﻫﺎ َﺟ َﻦﻳِﺬ

ۚ◌

ﱠنِإ َو

َﻪﱠﻟا

َﻊََﳌ

َﲔِﻨ ِﺴ ْﺤُْﳌا

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang

berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)

Berdoalah kepada Allah agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan dan berjanjilah untuk memanfaatkan kesempatan itu untuk beribadah seoptimal mungkin.

Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala:

َﻴ ْﺣَﻷَا

ِتﺎَﻨِﻣ ْﺆُْﳌا َو َ ْﲔِﻨِﻣْﺆُْﳌاَو ِت َﲈِﻠ ْﺴُْﳌاَو َ ْﲔِﻤِﻠ ْﺴُﻤْﻠِﻟ ْﺮِﻔْﻏا ﱠﻢُﻬﱠﻠﻟَا

تا َﻮ ْﻣَﻷا َو ْﻢ ُﻬْﻨ

ِﻣ ِءﺎ

،

ِإ

ِتا َﻮْﻋ ﱠﺪﻟا ُﺐْﻴِ ُﳎ ٌﺐْﻳ ِﺮَﻗ ٌﻊْﻴ

ِﻤ َﺳ َﻚﱠﻧ

.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

ﺎ َﻣ َﻚِﺘَﻋﺎَﻃ ْﻦِﻣَو َﻚِﺘَﻴ ِﺼْﻌَﻣ َ ْﲔَﺑَو ﺎَﻨَﻨْﻴَﺑ ُلْﻮُ َﲢﺎَﻣ َﻚِﺘَﻴ ْﺸ َﺧ ْﻦِﻣ ﺎَﻨَﻟ ْﻢ ِﺴْﻗا ﱠﻢُﻬﱠﻠﻟَا

َﻨُﻐﱢﻠَﺒُﺗ

ﺎَﻴْﻧ ﱡﺪﻟا َﺐ

ِﺋﺎ َﺼَﻣ ﺎَﻨْﻴَﻠَﻋ ِﻪِﺑ ُنﱢﻮَ ُﲥﺎَﻣ ِ ْﲔِﻘَﻴْﻟا َﻦِﻣَو َﻚَﺘﱠﻨ َﺟ ِﻪِﺑﺎ

.

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini.

ِرﺎﱠﻨﻟا َبا َﺬَﻋ ﺎَﻨ

ِﻗ َو ًﺔَﻨ َﺴ َﺣ ِة َﺮ ِﺧَﻷا ِﰱَو ًﺔَﻨ َﺴ َﺣ ﺎَﻴْﻧ ﱡﺪﻟا ِﰱ ﺎَﻨِﺗَا ﺎَﻨﱠﺑَر

.

(10)

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

َو

ِﺧآ

ُﺮ

َد

ْﻋ

َﻮ

َﻧا

َأ ﺎ

ِن

ْﻟا

ـ

َﺤ

ْﻤ

ُﺪ

َر ﷲ

ﱢب

ْﻟا

َﻌ

َﳌﺎ

.

Referensi

Dokumen terkait