• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bank Sampah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bank Sampah"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISAS

SOSIALISASI DAN I DAN PENERAPAN GERAKAN GEMAR MENABUNG SAMPAHPENERAPAN GERAKAN GEMAR MENABUNG SAMPAH UNTUK SISWA SD NEGERI DI TEMBALANG SEBAGAI SALAH SATU UPAYA UNTUK SISWA SD NEGERI DI TEMBALANG SEBAGAI SALAH SATU UPAYA

PENINGKATAN KEPEDULIAN TERHADAP SAMPAH SEJAK USIA DINI PENINGKATAN KEPEDULIAN TERHADAP SAMPAH SEJAK USIA DINI

 Diajukan untuk memenuhi tuga

 Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembans Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat gan Masyarakat 

HALAMAN JUDUL

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh: Disusun oleh:  Nevya Rizki  Nevya Rizki 2108011011001721080110110017 Danny

Danny Perkasa Perkasa 2108011011001721080110110017 D

Diiaan n PPrriimmaassaarrii 2211008800111100111100001177 A

Addhhrriiaanni i PPuujji i LL 2211008800111100111100001177 B

Biimmaassttyyaajji i SSuurryya a RR 2211008800111100112200001199

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK 

FAKULTAS TEKNIK 

UNDIP

UNDIP

SEMARANG

SEMARANG

2012

2012

(2)
(3)

KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadiran Tuhan Yang Mahas Esa karena hanya dengan limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah Pengembangan Masyarakat “ Sosialisasi dan Penerapan Gerakan Gemar Menabung   Sampah Untuk Siswa SD Negeri di Tembalang Sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan  Kepedulian Terhadap Sampah Sejak Usia Dini “ ini dengan baik dan tepat waktu.

Rasa terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih ditujukan kepada dosen  pengampu mata kuliah Pengembangan Masyarakat yang telah memberikan tugas makalah ini kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimaksih kepada pihak- pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari tak ada gading yang tak retak dan tak ada sesuatupun didunia ini yang sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan keterbukaan penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang sifatnya membangun. Sehingga di lain kesempatan penulis dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat.

Semarang, 21 November 2012

(4)
(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...iii BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...2

1.4 Luaran Yang Diharapkan... 2

1.5 Kegunaan...2

BAB II PEMBAHASAN...4

i. Pengertian Sampah Anorganik...4

i. Pengertian Sampah Anorganik...4

ii. Jenis-jenis Sampah Anorganik...4

ii. Jenis-jenis Sampah Anorganik...4

iii. Dampak Sampah Anorganik...4

iii. Dampak Sampah Anorganik...4

iv. Cara Mengolah Sampah Anorganik...5

iv. Cara Mengolah Sampah Anorganik...5

v. Pengertian Bank Sampah...6

v. Pengertian Bank Sampah...6

vi. Fungsi Bank Sampah...7

vi. Fungsi Bank Sampah...7

(6)
(7)

vii. Kinerja Bank Sampah...7

viii. Pengelolaan Bank Sampah...8

viii. Pengelolaan Bank Sampah...8

ix. Bank Sampah dalam Perspektif Ekonomi...8

ix. Bank Sampah dalam Perspektif Ekonomi...8

x. Kondisi Masyarakat Sasaran... 9

x. Kondisi Masyarakat Sasaran... 9

xi. Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran...9

xi. Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran...9

xii. Metode Pelaksanaan Program...10

xii. Metode Pelaksanaan Program...10

BAB III KESIMPULAN...12

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Selama ini penerapan pengelolaan sampah adalah dari sumber (rumah tangga/masyarakat) langsung dibuang ke Tong Sampah dan selanjutnya diambil oleh Petugas Gerobak baik dari partisipasi masyarakat/RW atau DKP diangkut ke TPS dan dari TPS diangkut oleh Petugas DKP ke TPA. Belum ada proses pengelolaan sampah dengan menggunakan metode 3 R (Reduce, Reuse dan Resycle) dari sumber. Beberapa masyarakat sadar lingkungan telah memilah sampah pada sampah basah dan sampah kering, tetapi oleh  petugas gerobak dicampur kembali karena komposisi warga yang memilah dan yang tidak 

memilah hanya sebagian kecil yang memilah selain fasilitas gerobak yang belum ada  pemisahnya.

Beberapa warga dalam lingkup RT ada yang telah mengumpulkan sampah kering untuk dijual tetapi belum maksimal karena belum ada administrasi menabung dan mereka  belum mengetahui potensi ekonomis sampah. Sebagian besar masyarakat belum peduli

terhadap pengelolaan sampah dan walaupun ada pengelolaan sampah masih bersifat individual dan belum terorganisir secara terpadu, sehingga intensitas kebersamaan dalam social kemasyarakatan sangat rendah.

Belum ada nilai ekonomis terhadap pengelolaan sampah, selain masyarakat belum  paham terhadap pengelolaan sampah yang mempunyai nilai ekonomis dengan 3R dan sebagian besar kesadaran terhadap pengelolaan sampah masih rendah dikarenakan masyarakat masih menganggap bahwa sampah merupakan sisa dari sebuah proses yang tidak  diinginkan dan tidak mempunyai nilai ekonomis. Masih adanya masyarakat yang membuang sampah bukan pada tempatnya terutama di sungai/saluran dan dibakar yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor,timbulnya berbagai macam penyakit, pencemaran lingkungan dan rusaknya ekosistem.

Kurangnya pendidikan terhadap pengelolaan sampah dan kurangnya kesadaran masyarakat membuat masalah pengelolaan sampah menjadi masalah yang cukup rumit. Padahal jika setiap orang memiliki kepedulian dalam pengelolaan sampah yang baik,  bukannya tidak mungkin maalah persampahan di Indonesia bisa diselesaikan. Salah satu hal

(10)
(11)

yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan edukasi pada anak anak tentang pengelolaan sampah. Agar lebih menyenangkan dan efektif, pemberitahuan soal pengelolaan sampah ini  bisa langsung dipraktekkan, tidak hanya sekadar teori saja. Salah satu caranya adalah dengan Gerakan GemarMenabung Sampah. Dengan metode ini diharapkan anak-anak bisa belajar  cara pengelolaan sampah di lingkungan sekitar dengan cara yang menyenangkan sehingga ketika dewasa, mengelola sampah pada sumbernya menjadi sebuah budaya dan kebiasaan yang baik karena pendidikan usia dini dapat membentuk karakter seseorang ketika dewasa. Selain itu, metode ini juga bisa memupuk kesadaran anak anak untuk menabung.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas oleh program ini adalah:

1. Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran pengelolaan sampah pada anak-anak sejak dini (siswa sekolah dasar)?

2. Bagaimana cara menumbuhkan budaya menabung sampah pada siswa sekolah dasar?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan ini, adalah:

1. Menumbuhkan kesadaran lingkungan, terutama masalah pengelolaan sampah pada anak  anak sejak dini.

2. Menumbuhkan budaya menabung sampah pada siswa sekolah dasar.

1.4 Luaran Yang Diharapkan

Adapun luaran yang di harapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai  berikut:

1. Terciptanya kesadaran anak anak terhadap pengelolaan sampah di lingkungan sekitar  2. Peningkatan kesadaran menabung sampah pada siswa sekolah dasar 

3. Terbentuknya suatu sistem bank sampah di sekitar Tembalang Semarang

1.5 Kegunaan

Adapun kegunaan dari program “Gerakan Gemar Menabung Sampah” ini, adalah: 1. Bagi lingkungan sosial

• Menumbuhkan sikap rajin menabung bagi siswa SD Sumur Boto • Membantu menangulangi sampah di kota Semarang

(12)
(13)

• Memfasilitasi potensi diri siswa SD untuk berkreasi. 2. Bagi mahasiswa pelaksana

• Memberikan kesempatan untuk mengembangkan wawasan dalam berinteraksi sosisal. • Mengembangkan kemampuan dalam bekerja sama,baik dengan peserta, pendamping

(14)
(15)

BAB II

PEMBAHASAN

i. Pengertian Sampah Anorganik 

Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara  biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

ii. Jenis-jenis Sampah Anorganik 

Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas,  botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.

Sampah jenis ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau dapat pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna, batu-batuan untuk  mengurug tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur  kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan tulang-belulang bila dihaluskan (dan diproses) dapat unutk pupuk dan lain-lain.

iii. Dampak Sampah Anorganik 

(16)
(17)

Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong enularan infeksi; Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;

• Menurunnya kualitas lingkungan • Menurunnya estetika lingkungan

Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak  indah untuk dipandang mata;

• Terhambatnya pembangunan negara

Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

iv. Cara Mengolah Sampah Anorganik 

Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan kreativitas, sampah ini  bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Ada beberapa sampah yang bisa dimanfaatkan: • Sampah kertas

Sampah kertas bisa dikumpulkan menjadi satu bagian yang dipisahkan dari sampah lainnya. Entah selanjutnya dibuang ke tempat sampah atau dijual ke tukang loak, minimal kita sudah memudahkan langkah para pengelola sampah untuk melakukan pengolahan tingkat lanjut. Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti topeng, patung, dan kertas daur ulang. Nilai jual sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi dari sekadar sampah kertas biasa. Kertas daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai bahan  pembuat kerajinan tangan, atau Anda sendiri yang membuat karya seni yang menghasilkan. • Sampah kaleng 

Banyak sekali kemasan kaleng yang digunakan untuk barang-barang keperluan sehari-hari. Sementara sumber daya tambang tidak dapat diperbaharui, jika bisa pun butuh waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk membentuknya. Suatu saat bahan tambang tersebut akan habis dieksplorasi. Oleh karena itu, akan bijak jika kita ikut andil dalam gerakan menyukseskan daur ulang. Kaleng baja 100% dapat didaur ulang karena siklus hidupnya tidak akan pernah berakhir.

(18)
(19)

Membuat baja dari kaleng bekas hanya memerlukan 75% energi yang digunakan untuk  membuat baja dari bijih besi. Itu berarti, setiap kita mendaur ulang 1 ton baja, akan dihemat 1.131 kg bijih besi, 633 kg batu bara, dan 54 kg kapur.

Perlakuan kaleng bekas tergantung jenis kegunaan wadahnya. Kaleng bekas wadah makanan memiliki tutup yang cenderung tajam, sebaiknya bagian itu dimasukkan ke arah dalam, lalu digepengkan untuk menghemat ruang di tempat sampah. Kaleng cat harus dibersihkan dari sisa-sisa catnya dengan kertas koran dan biarkan kering, kemudian digepengkan. Kertas kaleng minyak goreng juga begitu. Kaleng yang mengandung aerosol, seperti parfum dan cat semprot harus ditangani hati-hati, jangan ditusuk atau digepengkan. Untuk kaleng drum bisa dimanfaatkan sebagai tempat sampah atau pot.

• Sampah botol 

Botol beling memiliki nilai tinggi, apalagi masih utuh. Jika sudah tidak utuh akan didaur  ulang lagi bersama dengan berbagai jenis kaca lainnya untuk dicetak menjadi botol baru. Harga sampah botol bekas minuman lebih rendah karena bentuknya khusus sehingga  pembelinya terbatas perusahaan minuman itu. Botol kecap lebih mahal karena banyak produk 

yang bisa dikemas dengan botol itu. Usaha botol bekas juga memberi peluang kerja bagi ibu-ibu sebagai pencuci botol.

• Sampah plastik 

Saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar sampah plastik seperti tas, dompet, cover meja, dan tempat tisu.

• Sampah B3 (limbah berbahaya dan beracun)

Limbah B3 ternyata bisa menghasilkan uang. Cairan cuci cetak film (fixer), bisa menghasilkan perak murni. Memang diperlukan pengetahuan proses kimia yang memadai karena melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun.

• Sampah kain

Sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai bahan baku kerajinan. Pakaian yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan, atau dijual dengan harga miring. Sisa kain atau kain perca juga dimanfaatkan untuk banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser, magic jar, dan lainnya.

v. Pengertian Bank Sampah

Bank sampah memiliki arti hamper sama dengan bank-bank pada umumnya. Namun bank  sampah disini adalah suatu wadah tempat penerimaan sampah dari masyarakat yang kemudian mereka akan merasakan hasil dari sampah yang disetorkan ke teller bank sampah.

(20)
(21)

Pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk Rupiah (uang).

Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain, untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan pengolah pupuk organik  untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan.

vi. Fungsi Bank Sampah

Adapun fungsi dari bank sampah dapat kita kategorikan sebagai berikut;

a. Sebagai media edukasi bagi anak-anak usia dini tentang bagaimana kita memelihara lingkungan

 b. Sarana belajar untuk masyarakat lebih terampil dalam mengolah sampah c. Menghindari pencemaran lingkungan

d. Menjadikan sampah yang tidak dipandang menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis

e. Dari segi ekonomi, membantu para pengepul sampah dan bagi masyarakat yang mengumpulkan sampah akan memperoleh imbalan berupa uang.

vii. Kinerja Bank Sampah

Tujuan didirikannya bank sampah adalah untuk menjaga lingkungan dan agarmasyarakat mampu membudayakan barang bekas menjadi sesuatu yang bisa dijadikan uang. Kinerjanya lebih pada sampah di sekitar masyarakat dipilah-pilah, lantas ditimbang. Dari hasil timbangan tersebut, pihak bank baru menentukan berapa uang yang diberikan. Kinerjanya mirip bank   pada umumnya. Masyarakat dibuatkan buku tabungan, uang tidak langsung diberikan pada  penabung, tapi lebih dulu dimasukkan ke dalam tabungan. Jumlahnya pun tidak langsung  besar, dari mulai rupiah yang kecil-kecil terlebih dahulu.

(22)
(23)

viii. Pengelolaan Bank Sampah

Bank sampah ini fungsinya bukan untuk menumpuk sampah, namun bak ini menyalurkan sampah yang didapat sesuai dengan kebutuhan. Missal, sampah basah hasil rumah tangga yang terdiri dari sayuran, dikumpulkan untuk menjadi pupuk kompos.

Sampah kering berupa botol, kaeng, dan kertas dipidah lagi. Biasanya sampah kering dijadikan barang kembali dari hasil daur ulang dan semua berupa kerajinan tangan. Misal, vas  bunga dari kaleng bekas, tas dari rajutan sedotan, atau pipet yang dianyam dengan benang

dan jarum, bungkus rorok dibentuk asbak, dan masih banyak lagi.

ix. Bank Sampah dalam Perspektif Ekonomi

Ide tentang bank sampah sungguh unik. Ternyata, bank bukan hanya bergerak dalam hal keuangan, tapi juga terhadap benda yang sudah dibuang. Ide untuk menanamkan bank  sampah membuat pandangan tentang mengumpulkan sampah menjadi berbeda.

Dengan gitu perspektif juga berbeda, malah lebih terkesan keren. Harus diingat juga,  perbedaan tersebut ternyata berpengaruh besar terhadap ekonomi. Bank sampah justru bisa

mendatangkan uang dari barang bekas bernama sampah, ditambah lagi memberikan tambahan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

(24)
(25)

x. Kondisi Masyarakat Sasaran

Kawasan sumurboto merupakan salah satu kawasan yang mulai padat penduduknya karena letaknya yang dekat dengan perguruan tinggi di Semarang. SD Negeri Sumurboto terletak di kelurahan Sumurboto, kecamatan Banyumanik, Semarang. Warga SD Negeri Sumurboto terdiri atas 22 guru dan karyawan dengan jumlah siswa laki-laki 256 siswa dan  jumlah siswa perempuan 197 siswa. Sebagai sasaran utama pada kegiatan ini adalah siswa

SD kelas V karena dipandang sudah cukup mengerti dan mudah menangkap informasi yang kami berikan.

xi. Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran

Dunia pendidikan merupakan salah satu sarana yang terbaik untuk memberikan informasi tentang bermasyarakat., termasuk di dalamnya adalah pentingnya mengelola sampah dari sumbernya. Siswa Sekolah Dasar merupakan elemen yang paling penting dalam  pembentukan karakter cinta lingkungan karena anak-anak merupakan elemen masyarakat yang paling mudah untuk dibentuk karakternya. Sebagai Salah Satu SD Negeri yang memiliki misi untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan, melalui Gerakan Gemar Menabung Sampah ini diharapkan anak anak bisa  belajar cara pengelolaan sampah di lingkungan sekitar dengan cara yang menyenangkan dan kemudian dapat menarik masyarakat, dalam hal ini orang tua murid dan guru tertarik untuk  menabung sampah.

(26)
(27)

xii. Metode Pelaksanaan Program

Sosialisasi dan penerapan program ini merupakan salah satu sarana untuk  meningkatkan kesadaran dan keinginan siswa untuk menabung khususnya untuk menabung sampah. Program ini merupakan modifikasi dari metode pelaksanaan bank sampah ‘Gemah Ripah’ Bambang Suwerda, tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Penilaian

Pada tahap awal ini, penilaian dilakukan untuk mencari tahu tingkat pengetahuan atau  pemahaman siswa tentang pengelolaan persampahan di rumah masing-masing. Selain itu,  penilaian juga dilakukan untuk melihat animo siswa terhadap konsep gemar menabung sampah yang kami lakukan. Penilaian dilakukan di semua kelas dan pada akhirnya akan diambil satu kelas untuk sampel dan mencoba gagasan ini. Tahapan ini dilakukan dengan cara kuesioner dan sosialisasi tahap pertama dengan bantuan para wali kelas untuk  mempermudah proses pemberian informasi.

2. Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan cara sosialisasi system dan konsep yang akan kami ajukan. Siswa diberikan pengertian oleh fasilitator (panitia pelaksana) dan pemberian  beberapa peralatan pendukung gagasan, yang meliputi :

a. Buku tabungan

 b. Pamflet dan surat untuk diberikan ke orang tua 3. Pelaksanaan

Pelaksanaan rangkaian kegiatan workshop Gerakan Gemar Menabung Sampah dilakukan selama satu bulan dengan pengambilan sampah setiap hari sabtu yang meliputi kertas bekas, kardus dan koran. Pemilihan hari di hari sabtu adalah karena penyesuaian  jadwal dimana siswa SD N Sumurboto setiap hari sabtu terdapat kegiatan ekstrakulikuler 

mulai jam 06.30-07.00 dan 11.00-12.30. Setiap kali menabung, siswa diberi catatan oleh  pelaksana kegiatan pada buku tabungannya dan hasil penjualan sampah akan diakumulasikan

dan diberikan pada akhir pelaksanaan program. Program ini dilengkapi dengan system reward  bagi penabung terbanyak di akhir sesi sehingga meningkatkan keinginan siswa untuk 

menabung sampah. 4. Monitoring

Monitoring dilakukan bersamaan dengan kegiatan menabung setiap minggunya di SDN Sumurboto. Monitoring akan lebh difokuskan kepada tingkat keinginan siswa untuk  menabung, karena pada minggu terakhir pelaksanaan program ini, gerakan gemar menabung sampah diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk merealisasikan visi dan misi SDN

(28)
(29)

Sumurboto untuk berdedikasi terhadap lingkungan. Di akhir program, selain memberikan uang hasil tabungan siswa dan reward, pelaksana kegiatan juga memberikan grafik tabungan siswa dari minggu ke minggu untuk mendapatkan data keinginan siswa untuk menabung sampah.

5. Evaluasi

Evaluasi diadakan pada akhir kegiatan yang akan dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat yang didampingi oleh dosen Teknik Lingkungan UNDIP dan pihak terkait, seperti perwakilan pengepul dan Badan Lingkungan Hidup. Evaluasi dilakukan dengan cara  pemberian kuesioner akhir dan kesan pesan dari siswa dan warga SDN Sumurboto terkait

dengan program Gerakan Gemar Menabung Sampah.

Indikator dari evaluasi untuk menilai tingkat perkembangan yang sudah mengikuti workshop ini adalah:

a. Mengalami peningkatan pengetahuan tentang Gerakan Gemar Menabung Sampah  b. Mengalami peningkatan keinginan untuk menabung sampah

c. Mampu menerapkan konsep pemilahan sampah dengan benar 

Setelah peserta mengikuti seluruh tahap pelatihan ini, maka para siswa akan mendapatkan sertifikat dari tim pengabdian masyarakat.

(30)
(31)

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa diambil dari makalah pengembangan masyarakat ini adalah :

• Menumbuhkan kesadaran pengelolaan sampah pada anak-anak sejak dini (siswa sekolah

dasar) dapat dilakukan dengan memunculkan gerakan gemar menabung sampah dan mensosialisasikannya secara bertahap sehingga muncul kesadaran dan budaya  pengelolaan sampah di kemudian hari.

• Menumbuhkan budaya menabung sampah pada siswa sekolah dasar dapat dilakukan

dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan sosialisasi sekaligus workshop gerakan gemar menabung sampah dengan cara yang menyenangkan dan bertahap.

(32)
(33)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008. Tentang Pengelolaan Sampah. Diunduh dari

http://www.kompas.com/data/photo/2008/05/01/124751.jpg.

Anonim.2010. Nabung di Bank Sampah.http://menabungsampah.com diakses pada tanggal 20 Februari 2012

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2008. Belitung DalamAngka 2007. Indonesia http://www.buletinbelantara.com/2012/05/sampah-organik-dan-anorganik.html http://istiqomah-hakim.blogspot.com/2012/04/bab-i-pendahuluan.html

http://www.anneahira.com/bank-sampah.htm

Kementerian Negara Lingkungan [KNLH] Republik Indonesia. 2008. Statistik   Persampahan Indonesia. Indonesia

Pimpi. 2009. Pertama Di Dunia. http://dreamIndonesia.comdiakses pada tanggal 20 Februari 2012

Ramadani, Mutia. 2010. Menabung Sampah yang Benar. http://bankplastik.com diakses pada tanggal 20 Februari 2012

Suwerda, Bambang. 2006. Bank Sampah 1. Werda Press : Yogyakarta. Suwerda, Bambang. 2006. Bank Sampah 2. Werda Press : Yogyakarta

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara informan yang ketiga berinisial DS yang bekerja sejak 2016 menyatakan bahwa jabatan yang diemban informan saat ini membuat informan mudah merasa stres

Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke

UNESCO yang bekerja di negara Indonesia telah menunjukan upayanya dalam memberikan bantuan sebagai fungsinya yaitu fungsi informasi dan fungsi pembuat aturan

Hal ini menjelaskan bahwasanya lingku gan kerja dan kepemimpinan yang baik mempunyai pengaruh positif dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja pegawai yang berimplikasi terhadap

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam pengembangan bahan ajar berbasis ensiklopedia pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam untuk meningkatkan kemampuan

perkecambahan adalah salah satu saat kritis terhadap suhu rendah (Cruz and Milach, 2004), maka seleksi padi toleran suhu rendah dapat dilakukan pada fase ini,

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 220.1 Tahun 2010 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil Kementerian

Pada prinsipnya, Oktora (2009) menyatakan bahwa pengobatan secara menyeluruh baik terhadap individu ternak yang sakit maupun terhadap sumber penyebabnya, yakni tungau,