• Tidak ada hasil yang ditemukan

SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Surabaya, 10 July 2012

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

ELEKTRONIK DI SURABAYA TIMUR

*

Roberto Prans

a)

, Ellina S. Pandebesie

b) a)

Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya-60111

b)

Dosen Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya-60111 Jurusan Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

a)

robertoprans@gmail.com, b)ellina@its.ac.id Abstrak

Perkembangan jaman mengakibatkan barang elektronik menjadi suatu kebutuhan. Barang elektronik sangat mudah didapat, dan barang ini memiliki masa pakai yang berbeda-beda bergantung pada jenis barang tersebut. Barang elektronik yang sudah tidak dapat beroperasi, ataupun melewati masa pakai, akan menjadi sampah elektronik. Semakin meningkatnya kebutuhan barang elektronik, sampah elektronik yang dihasilkan akan semakin besar. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah elektronik sangat rendah sehingga tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kesediaan masyarakat dalam berpartisipasi terhadap pengelolaan sampah elektronik. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dalam mengumpulkan data. Metode yang digunakan untuk pemilihan responden adalah dengan random sampling dengan jumlah responden sebanyak 178 responden. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor pengetahuan, perilaku, kemampuan finansial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan usia. Metoda yang digunakan untuk mengolah data dengan metoda Chi Kuadrat. Hasil yang didapat adalah bahwa masyarakat Surabaya Timur dapat berpartisipasi untuk menunjang pengelolaan sampah elektronik di Surabaya Timur. Berdasarkan metoda Chi Kuadrat, menyatakan bahwa masyarakat sangat mau berpartisipasi dalam pengelolaan sampah elektronik dengan golongan masyarakat yang paling siap untuk berpartisipasi adalah masyarakat berjenis kelamin perempuan dengan golongan usia sekitar 37 – 54 tahun.

Kata kunci: Partisipasi Masyarakat, Sampah Elektonik, Surabaya Timur Abstract

As the era goes on, the electronic tool has become an important thing in people’s life. The electronic tools has become very easy to get and they have different life time depends on the type of tools. Electronic tool which has been unable to be operated or has passed the life time would become electronic waste. As the necessity of electronic tools is rising, the resulting electronic waste will also get increased. The community participation on the electronic waste management was in a low value, so that the aim of this research was to acknowledge the community readiness to participate on the electronic waste management. This research used questionnaire method for collecting the data. Method which used for respondent selection was random sampling with 178 respondents. The factors researched in this research were knowledge, behavior, financial condition, education level, gender, and age. Methods used for preparing the data weas Chi Square method. The result gained was the fact that community of East Surabaya could participates for supporting the electronic waste management in East Surabaya. Using Chi Square method it was known that the community which most readily participates was the female community with age group of 37 – 54 years old.

(2)

Surabaya, 10 July 2012 1. Pendahuluan

Barang elektronik saat ini sangat mudah didapat. Penggunaan barang elektronik termasuk dalam waktu yang relatif singkat (Kang, 2005). Semakin besar barang elektronik, maka semakin besar pula sampah elektronik. Sampah dapat dikarakteristikkan menjadi berbahaya bila memiliki salah satu sifat seperti mudah terbakar, korosif, reaktif, dan beracun (Alumur dan Kara, 2007). Barang-barang elektronik yang nantinya menjadi sampah elektronik ini memiliki komponen-komponen yang berbahaya bagi lingkungan (Bengtsson dkk., 2010). sampah elektronik adalah barang elektronik termasuk didalamnya semua komponen penyusun utama dan sub penyusunnya yang telah usang dan tidak bermanfaat kembali oleh penggunanya (Kahhat dkk., 2008). Sampah elektronik tidak hanya mengandung logam, plastik pun menjadi komponen yang memiliki kandungan yang besar dalam sampah elektronik (Oguchi dkk, 2011). Ongondo dkk, 2011 menyatakan bahwa kandungan sampah elektronik adalah 60% logam, 15% plastik, 5% campuran logam dan plastik, dan sebagainya. Sampah elektronik tidak hanya mengandung komponen yang berbahaya, tetapi komponen yang juga bernilai ekonomi. Komponen yang bernilai tersebut seperti tembaga, emas, dan perak (Wager dkk., 2011). Sampah elektronik telah diidentifikasikan sebagai limbah yang membutuhkan prioritas untuk dikelola (Dimitrakakis dkk., 2009). Pengelolaan sampah elektronik ini harus sesuai, karena bila dikelola dengan metoda yang tidak tepat akan mengakibatkan resiko yang besar dan menghasilkan polusi terhadap lingkungan (Lakshmikantha, 2007., dan Bernstad dkk., 2010). Pengelolaan sampah elektronik meliputi pengurangan dari jumlah perangkat material pencemar menjadi perangkat material baru yang ramah lingkungan (Cui dan Zhang, 2008). Pengelolaan sampah elektronik dengan metoda daur ulang mampu memulihkan 95% material pada komputer untuk menjadi lebih bermanfaat dan 45% dari material yang berasal dari Cathode Ray Tube (CRT) (Ladou dan Lovegrove, 2008). Penggunaan teknologi tepat guna untuk mengelola sampah elektronik akan menimbulkan dampak yang baik bagi lingkungan (Aizawa dkk., 2007). Walaupun demikian pengelolaan dengan metoda daur ulang merupakan metoda yang sangat ekonomis dan memiliki dampak yang lebih baik untuk lingkungan (Hischier dkk., 2005). Pemerintah menginginkan adanya partisipasi dari masyarakat dalam pengelolaan. Masyarakat sekarang pada umumnya belum menerapkan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (Khetriwal, 2005). Banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat, sehingga masyarakat belum berpartisipasi secara maksimal terhadap pengelolaan sampah elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, faktor yang paling memiliki pengaruh bagi masyarakat. Pengaruh ini adalah kemauan dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah elektronik.

2. Metodologi

Penentuan jumlah sampel responden rumah tangga dilakukan dengan menggunakan rumus berdasarkan SNI 19-3694-1994. Bila jumlah penduduk ≤ 106 jiwa.

S = Cd ………... (2.1)

dimana, S = Jumlah sampel (jiwa) Cd = Koefisien jenis kota.

Cd = 1 kota metropolis. Cd > 1 kota besar. Cd < 1 kota kecil.. P = Jumlah penduduk.

Untuk menentukan kemauan dan kemampuan menggunakan metode Chi kuadrat. Metode menggunakan beberapa faktor pembanding dengan partisipasi masyarakat. Faktor pembanding yang digunakan dalam metode chi kuadrat adalah faktor usia, jenis kelamin,

(3)

Surabaya, 10 July 2012

nilai X2 bukan merupakan hubungan derajat hubungan atau perbedaan. Pengujian Chi kuadrat pertama adalah menentukan hipotesis berbentuk kalimat, dan menentukan tingkat signifikansi, menghitung nilai Chi kuadrat, lalu membuat suatu simpulan mengenai X2 hitung dan X2 tabel. Rumus yang digunakan sesuai (Riduwan, 2010) untuk menghitung X2 yaitu:

...(2.2) dimana:

= nilai chi kuadrat

= frekuensi yang diobservasikan = frekuensi yang diharapkan

Rumus yang digunakan untuk menghitung frekuensi teoritis (fe) sesuai dengan (Riduwan, 20 10) sebagai berikut:

...(2.3)

dimana:

= frekuensi yang diharapkan = jumlah frekuensi pada kolom Σ jumlah frekuensi pada baris

ΣT = jumlah keseluruhan baris dan kolom (Riduwan, 2010) 3. Analisa dan Pembahasan

Metoda chi kuadrat merupakan metoda membandingkan hasil dari Ho (simpulan awal) dengan nilai Ha (simpulan akhir). Bila didapat X2 hitung ≥ X2 tabel maka tidak homogen. Pengertian tidak homogen adalah nilai Ho ditolak dan nilai Ha diterima. Bila X2 hitung ≤ X2 tabel maka homogen. Pengertian homogen adalah nilai Ho diterima. Simpulan awal (Ho) diberikan terhadap suatu faktor yang ingin dikorelasikan.

Korelasi partisipasi yang dilakukan adalah kemauan masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga dengan sampah elektronik, kemauan masyarakat untuk bertangungjawab terhadap barang elektronik dan kemauan masyarakat untuk membayar mahal barang elektronik agar digunakan untuk pengelolaan sampah elektronik dengan faktor pembanding. Hasil korelasi yang dilakukan sebagai berikut:

1. Korelasi antara kemauan untuk melakukan pemilahan sampah elektronik dengan sampah rumah tangga terhadap kemampuan finansial

a. Penentuan Ho dan Ha, uji yang dilakukan adalah menghubungkan dua faktor maka, Ho, Tidak ada korelasi antara kemauan untuk melakukan pemilahan sampah

elektronik dengan sampah rumah tangga terhadap kemampuan finansial Ha, ada korelasi antara kemauan untuk melakukan pemilahan sampah elektronik

dengan sampah rumah tangga terhadap kemampuan finansial b. Menentukan frekuensi yang diharapkan (fe) dari setiap sel „mau‟ (a)

(4)

Surabaya, 10 July 2012

Tabel 1 Perhitungan (fe) Frekuensi yang Diharapkan

Kategori Frekuensi Total (a+b) (e)

Mau (fo) (a) Tidak mau (fo) (b)

sangat mampu 43 4 47 Mampu 48 1 49 kurang mampu 71 11 82 TOTAL 162 (c) 16 (d) 178 (f) = = = 42,775 ~ 43 = = = 44,595 ~ 44 = = = 76,011 ~ 75

Setelah melakukan perhitungan pada sel mau (a), dilakukan perhitungan untuk sel tidak mau (b). Hasil perhitungan seperti pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Perhitungan (fe) Frekuensi yang Diharapkan untuk Semua Sel

Kategori FREKUENSI Total

(a+b)

fe mau fe tidak

mau Mau (a) Tidak mau (b)

sangat mampu 43 4 47 43 4

Mampu 48 1 49 44 5

kurang mampu 71 11 82 75 7

TOTAL 162 16 178 162 16

c. Menentukan chi kuadrat (X2) dengan persamaan:

...(2.1)

Dilakukan perhitungan untuk setiap sel mau (a) dan sel tidak mau (b), hingga akhir. Setelah mendapat perhitungan dari setiap sel, ditentukan nilai chi kuadrat hitung ((X2) hitung) sebagai berikut:

(X2) hitung= 0 + 0,363 + 0,213 + 0 + 3,2 + 2,285

(X2) hitung= 6,061

d.Menentukan X2 tabel dengan rumus:

dk = (kolom – 1).(baris -1) (Riduwan,2010)...(3.1) dk = (3-1) x (2-1), dk = 2

Nilai X2 tabel untuk α 0,05 = 5,991

e. Melakukan perbandingan antara X2hitung dengan X2tabel X2 hitung = 6,061 dan X2 tabel = 5,991

Karena X2hitung > X2tabel maka, Ho nilai Ho tidak homogen atau ditolak. Didapat Ha bahwa antara kemauan untuk melakukan pemilahan sampah elektronik dengan sampah rumah tangga memiliki korelasi dengan faktor finansial. Setelah mendapatkan suatu kesimpulan dengan perhitungannya, dilakukan perhitungan selanjutnya. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui apakah ada suatu korelasi dengan faktor lainnya. Hasil perhitungan selanjutnya, sesuai dengan Tabel 3 sebagai berikut:

(5)

Surabaya, 10 July 2012

Partisipasi Faktor Pembanding yang

memiliki korelasi Kemauan untuk memilah sampah

elektronik dengan sampah organik

Faktor Kemampuan Finansial, faktor pendidikan, faktor jenis kelamin, faktor usia

Kemauan untuk bertanggung jawab terhadap barang elektronik agar pengeloaan sampah elektronik berjalan baik

Faktor pendidikan, faktor usia

Kemauan untuk membayar harga lebih mahal untuk kepentingan pengelolaan barang elektronik

faktor pendidikan, faktor jenis kelamin, faktor usia

Sesuai perhitungan, faktor yang memiliki korelasi terhadap pasrtisipasi masyarakat adalah faktor finansial terhadap kemauan untuk memilah sampah. Faktor pendidikan dengan kemauan untuk memilah sampah, bertanggungjawab, dan kemauan untuk membayar harga mahal. Faktor jenis kelamin, terutama perempuan dengan kemauan untuk memilah sampah, dan kemauan untuk membayar harga lebih mahal. Untuk faktor usia dengan rata-rata usia 36 – 54 tahun berpengaruh dengan kemauan membayar mahal.

4. Rekomendasi

Rekomendasi pengelolaan sampah elektronik dapat dilakukan aspek peran serta masyarakat. Sesuai dengan penelitian, maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya limbah B3 dan memberdayakan masyarakat untuk pengelolaan sampah elektronik. Peningkatan pengetahuan dilakukan melalui berbagai kegiatan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dapat bekerjasama dengan PKK untuk pengadaan kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah elektronik.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat memiliki kemauan dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah elektronik. Masyarakat yang paling siap berasal dari seluruh elemen finansial masyarakat dan kelompok masyarakat berjenis kelamin perempuan, dengan kisaran usia 36 – 54 tahun. Faktor yang berperan dalam pengelolaan sampah elektronik agar berlangsung dengan baik adalah faktor kemampuan financial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan usia responden. 6. Daftar Pustaka

Aizawa H, Yoshida H, Sakai SI. 2007. “Current Results and Future Perspectives for Japanese Recycling of Home Electrical Appliances. Conservation Recycling 52,1399–1410.

Alumur, S. dan Kara, B. 2007. “A New Model for The Hazardous Waste Location Routing Problem”. Computers and Operations Research 34, 1406-1423.

Bernstad, A., Jansen, J. C., dan Aspegren, H. 2010. “Property Close Source Separation of Hazardous Waste and Waste Electrical and Electronic Equipment – A Swedish Case Study”. Waste Management 31, 536-543.

Badan Standarisasi Nasional. 1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3964-1994.

(6)

Surabaya, 10 July 2012

Cui, J. dan Zhang, L. 2008. “Metallurgical Recovery of Metals From Electronic Waste: A Review”. Journal of Hazardous Materials 158, 228-256.

Dimitrakakis, E. Janz, A. Bilitewski, B. Gidarakos, E. 2009. “Small WEEE: Determining Recyclables and Hazardous Substances in Plastics”. Journal of Hazardous Material 161,913-919

Hischier R, Wager P, Gauglhofer J. 2005. The Environmental Impacts of The Swiss Take-Back and Recycling Systems for Waste Electrical and Electronic Equipment (WEEE). Environment Impact Assess 25,525–39.

Kahhat, R., Kim, J., Xu, M., Allenby, B., Williams, dan E., Zhang, P. 2008. “Review Exploring E-waste Management System In The United States”. Resources, Conservation and Recycling 52, 955-964.

Kang, H.Y. dan Schoenung, J.M. 2005. “Electronic Waste Recycling: A Review of U.S. Infrastucture and Techonolgy Options”. Resources, Conservation and Recycling 45, 368-400.

Khetriwal, D. S. 2005. “Global Perspective On E-waste”. Environmental Impact Assessment Review 25, 436-458.

Laksmikantha, H., Lakshminarasimaiah., 2007.Household Hazardous Waste Generation-Management. India.

LaDou J. Lovegrove S. 2008. “Export of Electronics Equipment Waste. Environment Health 14,251-2510.

Oguchi, M., Murakami, S., Sakanakura, H., Kida, A., dan Kameya, T. 2011. “A Preliminary Categorization of End of Life Electrical and Electronic Equipment as Secondary Metal Resources”. Waste Management 31, 2150-2160.

Ongondo, F. O., Williams, I. D., dan Cherrett, T. J. 2011. “How are WEEE doing? A Global Review of The Management of Electrical and Electronic Waste”. Waste Management 31, 714-730. Riduan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan ke-8. Bandung: Alfabeta.

Tsydenova, O. dan Bengtsson, M. 2011. “Chemical Hazard Associated with Treatment of Waste Electrical and Electronic Equipment”. Waste Management 31, 45-58.

Wager, P.A., Hischier, R., dan Eugster, M. 2011. “Environmental Impacts of the Swiss Collection and Recovery System for Waste Electrical and Electronic Equipment (WEEE): A Follow-up”. Science of the Total Environment 409, 1746-1756.

Gambar

Tabel 1 Perhitungan (fe) Frekuensi yang Diharapkan

Referensi

Dokumen terkait

dinyatakan lengkap oleh Tim Analis DKP, bukan saat pertama kali penerima beasiswa mengirimkan dokumen kepada Tim Analis DKP PROSEDUR PEMBAYARAN DANA BEASISWA PENDIDIKAN

Dengan cara yang sama dapat pula digunakan untuk menentukan status desa secara lebih rinci dari kelompok desa tidak miskin, ke dalam kelompok. amat kaya, kaya,

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi gangguan muskuloskeletal pada Anjing Kintamani Bali berdasarkan survei di beberapa klinik dan rumah sakit hewan

Dari tinjauan tersebut, maka Penulis merancang dan merealisasikan “Rancang Bangun Miniatur Sistem Sanitasi Air Dengan Kran, Pengatur Suhu, dan Daur Ulang Otomatis Berbasis

Oleh sebab itu dalam penelitian ini dicoba untuk menyusun suatu persamaan allometrik biomassa daun yang diharap- kan dapat digunakan untuk mengestimasi biomassa daun yang

Mahsiswa dapat memahami dan mengerti tentang pandangan hidup, cita-cita, kebajikan, keyakinan, usaha atau perjuangan, langkah- langkah pandangan hidup serta kaitannya dengan

Hal ini didukung dengan adanya studi yang telah dilakukan oleh Makinde &amp; Akinteye (2014) yang menyebutkan bahwa assertive training dapat mengembangkan harga

Pembahasaan pertama untuk menyelesaikan permasalahan sistem penyelesaian dua variabel seperti pada dua persamaan yang diberikan di atas adalah dengan metode substitusi. Ada