• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelebihan dan Kekurangan Routing Protokol BGP dan OSPF untuk Failover Network PT.Orion Cyber Internet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kelebihan dan Kekurangan Routing Protokol BGP dan OSPF untuk Failover Network PT.Orion Cyber Internet"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kelebihan dan Kekurangan Routing

Protokol BGP dan OSPF untuk Failover

Network PT.Orion Cyber Internet

Jonathan Edward Lumanauw, Surya, Tony Putra

Abstrak

TUJUAN PENELITIAN ini adalah untuk menjelaskan bahwa protokol routing memiliki

kelebihan dan kekurangan. Protokol routing yang akan diujikan adalah protokol routing BGP dan OSPF. METODE PENELITIAN yang digunakan pada skripsi ini adalah pengumpulan data, analisis system yang sedang berjalan di PT. Orion Cyber Internet serta melakukan pengetesan untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. HASIL YANG DIHARAPKAN adalah mengetahui masing-masing kelebihan dan kekurangan protokol routing dalam proses failover. SIMPULAN hasil pengujian dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih suatu protokol routing pada network. Protokol routing yang digunakan juga harus disesuaikan dengan network yang akan dibuat.

Kata Kunci : failover, protokol routing, hold time, BGP, OSPF, link primary, link backup

PENDAHULUAN

Kestabilan koneksi pada suatu jaringan sangat diperlukan. Oleh karena itu, dibuat berbagai metode yang bertujuan meminimalisir terputusnya koneksi antar titik. Salah satu caranya adalah membuat link backup. Salah satu jenis backup yang bisa digunakan adalah failover. Prinsip dasar failover adalah jika kondisi link pada suatu jaringan terputus, maka link akan diarahkan ke jalur lain secara otomatis. Banyak cara untuk membuat sebuah failover, contohnya adalah routing protokol BGP dan OSPF.

PT. Orion Cyber Internet adalah sebuah perusahaan ISP (Internet Service Provider) sehingga harus mengutamakan kualitas networknya agar tidak sering down. Oleh karena itu, hampir setiap link di network PT. Orion Cyber Internet memiliki backup untuk menghindari down total dalam waktu lama. Suatu link

(2)

biasanya mengalami down dikarenakan beberapa hal seperti kerusakan perangkat atau kerusakan media transmitter. Setiap perusahaan memiliki cara yang berbeda dalam membuat backup untuk networknya. Sistem backup yang digunakan oleh PT. Orion Cyber Internet menggunakan sistem BGP failover , failover BGP menggunakan hold time (jeda waktu) yaitu sebagai waktu jeda sebelum link primary berpindah ke link backup sehingga setelah hold time (jeda waktu) tercapai dan link primary belum juga up, client baru akan merasakan koneksinya terputus, setelah itu link akan berpindah ke link backup dan koneksi client akan terhubung kembali sedangkan pada sistem OSPF tidak memiliki hold time (jeda waktu) sehingga ketika link primary down maka akan terjadi failover yang menyebabkan berpindahnya link primary ke link backup secara langsung jadi client tidak akan merasakan koneksinya terputus. Jika hold time (jeda waktu) terlalu rendah maka sesi BGP akan ditolak, waktu terkecil untuk mengsetting hold time pada BGP dengan menggunakan router mikrotik adalah 3s (tiga detik) (http://wiki.mikrotik.com). Karena mengingat client-client PT. Orion Cyber Internet masih menggunakan jaringan wireless maka tidak memungkinkannya untuk mengsetting hold time pada waktu terkecil sehingga hold time disetting sebesar 10s (sepuluh detik).

Kejadian down pada link dalam network yang ada memang jarang terjadi. Tetapi karena ini adalah perusahaan ISP yang memiliki banyak client dan harus menjaga kualitas sebagai perusahaan penyedia jasa, maka mereka harus tetap menyediakan backup sehingga pada saat terjadi kerusakan perangkat atau media transmitter, link tetap menyala melalui link backup. Masing-masing protokol mempunyai kelebihan dan kekurangan. Semakin cepat perpindahan link akan semakin baik kualitas kestabilan network bagi para customer.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Pengumpulan Data

Mempelajari dan mengumpulkan referensi konsep failover dengan metode BGP dan OSPF.

(3)

Menganalisis jaringan PT. Orion Cyber Internet untuk mencari kelebihan dan kekurangan yang ada saat ini dengan menggunakan BGP.

3. Pengetesan

Melakukan pengetesan routing protokol OSPF di PT. Orion Cyber Internet agar dapat melakukan analisis untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan failover menggunakan routing protokol BGP dan OSPF

4. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Berdasarkan Hasil Tes

Menganalisa kelebihan dan kekurangan failover menggunakan routing protokol BGP dan OSPF

5. Dokumentasi

Pembukuan semua hal, langkah-langkah yang sudah dilakukan selama proses penganalisisan.

HASIL DAN BAHASAN

(4)

Berikut perbedaan hasil traceroute pada saat menggunakan link primary dan link backup.

Gambar 2 Traceroute

Pada saat menggunakan link primary hasil traceroute hanya terdiri dari 2 hop. Hop yang pertama adalah gateway dari IP di notebook yang berada di router Mabes yaitu 192.19.2.1. Setelah melalui router Mabes langsung diteruskan ke router Cyber dimana di router Cyber itu terdapat IP destination yaitu 192.19.2.14. Sedangkan jika menggunakan link backup, pada saat traceroute akan menghasilkan 3 hop. Yang pertama gateway notebook yang ada di router Mabes setelah itu dilanjutkan ke router Rajawali yaitu 192.19.2.10 dan yang terakhir langsung menuju IP destination yang ada di router Cyber. Untuk lebih jelasnya melihat perpindahan yang terjadi, dapat kita lakukan pengecekan IP route di sisi Mabes dan Cyber.

Untuk hasil ping nya sama sekali tidak terjadi loss packet atau request time out (rto). Berikut ini merupakan hasil dari ping ke IP destination.

(5)

Gambar 3 Hasil Ping Pada Konfigurasi OSPF

Untuk hasil traceroutenya baik menggunakan BGP ataupun OSPF menghasilkan hop yang sama

Dari hasil pengujian di atas dapat diketahui bahwa pada protokol routing BGP terdapat jeda waktu sehingga pada saat link down maka routing tidak langsung putus akan tetapi menunggu waktu jeda itu habis atau dapat disebut hold time expired. Sedangkan pada protokol routing OSPF jika link mengalami down akan langsung berpindah ke link backup.

PT.Orion Cyber Internet menerapkan BGP sebagai protokol yang digunakan sebab BGP lebih stabil terutama jika digunakan pada network yang besar. Jika Orion menggunakan protokol routing OSPF ditakutkan akan rentan terhadap looping, mengingat masih ada beberapa link yang menggunakan media transmitter wireless. Pada OSPF jika suatu link mengalami down dia akan langsung berpindah ke link backup sehingga semua routing table pun akan berubah. Proses perubahan routing table tersebut dilakukan secara broadcast. Jika pada saat proses broadcast belum selesai dan link primary kembali normal maka routing table pun harus kembali membroadcast agar link kembali ke semula dan hal tersebut dapat menyebabkan looping. Jika pada suatu network mengalami looping maka akan menyebabkan link menjadi down. Oleh karena itu OSPF lebih cocok digunakan untuk link yang stabil dengan menggunakan media transmitter yang stabil seperti kabel fiber optic.

SIMPULAN DAN SARAN

(6)

1. Dengan adanya hold time pada BGP mengakibatkan routing tidak langsung terputus jika link hanya down sesaat kurang dari hold time yang ditentukan, jika link putus melebihi hold time yang ditentukan baru akan terjadi Hold Time Expired dan routing terputus.

2. OSPF tidak memiliki hold time sehingga jika link down walaupun hanya sesaat maka link akan langsung berpindah.

3. Routing OSPF baik digunakan jika media transmitter antar link yang

digunakan stabil seperti kabel fiber optic sedangkan jika media transmitter yang digunakan masih kurang stabil lebih cocok menggunakan BGP agar network tetap stabil.

Beberapa point yang dapat dijadikan sebagai saran dalam Skripsi ini adalah:

1. Sebaiknya untuk penelitian lebih lanjut pada masing-masing router diberi beban agar hasil yang didapat mendekati dengan realita.

2. Topologi yang digunakan lebih kompleks agar routing pendukung yang tersedia di BGP maupun OSPF dapat digunakan dan diuji hasilnya.

3. Untuk penyusunan selanjutnya lebih baik masing-masing link menggunakan media transmitter yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Towidjojo, Rendra. (2012). Konsep & Implementasi Routing dengan Router Mikrotik 100% Connected. Jakarta : Jasakom.

Tanenbaum, Andrew S. (1997). Jaringan Komputer Edisi Bahasa Indonesia dari Computer Networks Edisi III. Jakarta : Prenhallindo.

Black, Uyless. (2000). IP Routing Protocols. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice Hall PTR

Moy, John T. (1998). OSPF Anatomy of an Internet Routing Protocol. Canada : Addison-Wesley

(7)

Suryana, Nanang. (2009). Macem – Macem Kabel Jaringan [Online]. Tersedia : http://anangss.blogspot.com/2009/09/macam-macam-kabel-jaringan.html [01 April 2013]

Zaelani, Ahmad. (2010). Sekilas Tentang Fiber Optic [Online]. Tersedia : http://10110163.blog.unikom.ac.id/sekilas-tentang.4ak [01 April 2013]

APJII. (2002). Kebijakan untuk Manajemen Autonomous System Number di Kawasan Asia Pasifik. [Online]. Tersedia: http://www.apjii.or.id/DOC/Standard18/asn-policy.pdf [15 Maret 2013]

Artha, I Wayan Nody. (2008). OSPF (Open Shortest Path First) dan EIGRP

(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). [Online]. Tersedia:

http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/A16 OSPF & EIGRP _Kelompok 16_.pdf [15 Maret 2013]

Kuncoro, Dedy. (2010). Twisted Pair Ethernet Cable. [Online]. Tersedia: http://apotas.blogspot.com/2010/10/twisted-pair-ethernet-cable.html [15 Maret 2013]

Stiawan, Deris. (2001). Prinsip Dasar Routing. [Online]. Tersedia: http://deris.unsri.ac.id/materi/deris/routing_deris.pdf [15 Maret 2013]

http://cnap.binus.ac.id/ccna [04 April 2013]

http://mikrotik.com [04 April 2013]

RIWAYAT PENULIS

1. Jonathan Edward Lumanauw lahir di kota Paddington pada 16 Juni 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2013.

(8)

2. Surya lahir di kota Jakarta pada 24 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2013.

3. Tony Putra lahir di kota Jakarta pada 04 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2013.

Gambar

Gambar 1 Hasil Ping Pada Konfigurasi BGP
Gambar 2 Traceroute
Gambar 3 Hasil Ping Pada Konfigurasi OSPF

Referensi

Dokumen terkait