• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE. Lokasi Pengambilan Sampel. Wawancara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE. Lokasi Pengambilan Sampel. Wawancara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

METODE

Lokasi Pengambilan Sampel

Penelitian dilakukan dalam dua tahapan. Yaitu selama bulan Mei, Juni dan Juli tahun 2001 (Lestari 2001) dan bulan Juni tahun 2004 hingga bulan Februari tahun 2005. Pengambilan sampel dilakukan di tiga tempat yang mempunyai ketinggian berbeda, yaitu tempat dengan ketinggian di atas 1200 m dpl, *SO0 m dpl dan daerah pesisir dengan ketinggian *O m dpl. Tempat-tempat tersebut adalah Desa Katekan, Kecamatan Ngadiirejo, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah yang merupakan desa tertinggi di

kaki

Gunung Sindoro, yang berada pada ketinggian di atas 1200 m dpl. Desa Selopampang dan Desa B u l q Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, yang berada pada ketinggian *SO0 m dpl, dan juga Kelurahan Mega Mendung, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kemudian Kecamatan Cipari, Kecamatan Cilacap Tengah dan Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, F'rovinsi Jawa Tengah, yang merupakan daerah pesisir.

Wawancara

Wawancara dilakukan secara non formal dan bertahap dengan mendatangi rumah penduduk, sambil menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan meminta ijin kepada keluarga probandus. Peneliti berupaya menggali sebanyak mungkin informasi dari ibu melahirkan dan keluarganya mengenai riwayat persalinan sebelumnya, kesehatan, ekonomi, tingkat pendidikan dan hal-hal lainnya. Peneliti juga menjelaskan tujuan penelitian ini terhadap jasa medis seperti bidan, perawat dan komponen Puskesmas setempat, juga terhadap pemuka masyarakat.

(2)

Pengukuran Sampel

Plasenta yang diukur hams memenuhi syarat sebagai berikut: plasenta lahir secara utuh dan mempakan plasenta yang sehat, memiliki tali pusar yang mengandung dua arteri dan satu vena, berat lahir bayi lebih besar dari 2500 g, bukan kelahiran kembar, lahir cukup umur, ibu dan bayi yang dilahirkan dalam keadaan hidup dan sehat, dan dua generasi sebelurnnya mempakan penduduk asli daerah tersebut. Peneliti bempaya menunggu proses melahirkan hingga bayi ' dan plasentanya selesai dilahirkan. Jika tidak dapat menyaksikan proses persalinan maka plasenta secepatnya diamati, ditimbang dan diukur tidak lebih dari enam jam sejak kelahirannya. Peneliti berupaya mengambil sedikit bagian plasenta untuk pengamatan histologis, tetapi karena waktu penyimpanan spesimen terlalu lama maka spesimen menjadi rusak clan tidak dapat diamati.

Plasenta berbentuk hampir bulat, dengan ketebalan yang tidak merata, sehingga diambil satu ukuran dengan jangka sorong yang dianggap mewakili tebal plasenta. Diameter plasenta diukur dengan meteran. Pengukuran berat plasenta menggunakan timbangan Lion Star berkapasitas 2 kg dengan sensitivitas 10 g, dalam keadaan plasenta masih hangat setelah dilahirkan dan belum dicuci. Tali pusar dipotong menggunakan gunting plasenta oleh peneliti, dan dibatasi sepanjang 10 cm dari tempat perlekatannya dengan plasenta, untuk menghindari bias pada pengukuran berat plasenta (Yetter 1998). Pengukuran berat dan panjang bayi dilakukan oleh bidan.

(3)

HASIL

Selama penelitian ini berlangsung, didapatkan data dari sejumlah 264 ibu yang melahirkan. Sebanyak 153 data dihasilkan dari ketinggian 0 m dpl, 61 data dihasilkan dari ketinggian 800

m

dpl,

dan

50 data dihasilkan dari ketinggian di atas 1200 m dpl. Pada penelitian ini didapat rataan usia ibu ialah 26,89 tahun dan rataan usia ayah ialah 30,71 tahun. Rataan tinggi ibu ialah 154,18 cm dan rataan tinggi ayah ialah 162,45 cm. Kemudian digunakan juga data yang telah diambil oleh peneliti selama bulan Mei, Juni

dan

Juli 2001, yaitu sebanyak 37 data ibu melahirkan (Lestari 2001). Dengan rincian sebanyak 23 data dari ketinggian 0 m dpl, dan 14 data dari ketinggian 800 m dpl. Pada penelitian 2001 belum dilakukan pengambilan sampel pada ketinggian

di

atas 1200 m dpl. Total data dari ibu melahirkan yang dianalisis pada penelitian

ini dan

penelitian tahun 2001 ialah sebanyak 301.

Jumlah kelahiran bayi

dan

jenis kelamin bayi yang digunakan dalam analisis, ditunjukkan dalam Tabel 1

di

bawah

ini.

Tabel 1 Jumlah kelahiran

bayi

berdasarkan jenis kelamin clan ketinggian tempat

Ketinggian (m dpl) 0 800 1200 0 800 1200

Perempuan 72 36 27 13 6 0

Laki-laki 8 1 25 21 10 8 0

Jumlah 153 61 50 23 14 0

Pada penelitian

ini

di daerah pesisir dengan ketinggian 0 m dpl, dijumpai ibu dengan kehamilan yang pertama sebanyak 79 orang, ibu dengan kehamilan yang kedua sebanyak 59 orang, ibu dengan kehamilan yang ketiga sebanyak 23 orang, ibu dengan kehamilan yang keempat sebanyak 5 orang, ibu dengan kehamilan yang kelima sebanyak 6 orang, ibu dengan kebamilan yang keenam sebanyak 1 orang, ibu dengan kehamilan yang ketujuh sebanyak 2 orang, ibu dengan kehamilan yang kedelapan sebanyak 1 orang, dan sebanyak 3 orang ibu pemah mengalami keguguran. Di daerah dengan ketinggian 800 m dpl, dijumpai ibu dengan kehamilan

(4)

yang pertama sebanyak 37 orang, ibu dengan kehamilan yang kedua sebanyak 20 orang, ibu dengan kehamilan yang ketiga sebanyak 10 orang, ibu dengan kehamilan yang keempat sebanyak 3 orang, ibu dengan kehamilan yang kelima sebanyak 2 orang, ibu dengan kehamilan yang keenam sebanyak 3 orang, dan sebanyak 2 orang ibu pernah mengalami keguguran. Di daerah dengan ketinggian di atas 1200 m dpl dijumpai ibu dengan kehamilan yang pertama sebanyak 22 orang, ibu dengan kehamilan yang kedua sebanyak 15 orang, ibu dengan kehamilan yang ketiga sebanyak 7 orang, ibu dengan kehamilan yang keempat sebanyak 3 orang, ibu dengan kehamilan yang kelima sebanyak 2 orang, ibu dengan kehamilan yang keenam sebanyak 1 orang, dan sebanyak 3 orang ibu pemah mengalami keguguran.

Berat Bayi

Kisaran dan rataan berat bayi, berat plasenta dan tebal plasenta berdasarkan jenis kelaminnya pada ketiga ketinggian ditunjukkan oleh Tabel 2. Uji statistik berupa Student's t-Test dilakukan

untuk

mengetahui apakah terjadi fenomena dimorfisme kelarnin, yaitu perbedaan antara berat lahir, berat plasenta dan tebal plasenta antara bayi perempuan dengan bayi laki-laki. Pada ketinggian 0 m dpl, berat bayi perempuan sama besamya dengan berat bayi laki-laki (uji-t: P = 40,3%). Pada ketinggian 800 m dpl, berat bayi perempuan juga sama besamya dengan berat bayi laki-laki (uji-t: P = 29,9%), begitupun pada ketinggian di atas 1200 m dpl, berat bayi perempuan sama besamya dengan berat bayi laki-laki (uji-t: P = 7,7%). Tidak te rjadi perbedaan antara berat lahir bayi perempuan dengan berat lahir bayi laki-laki pada ketiga ketinggian.

(5)

Tabel 2 Kisaran berat

bayi,

berat plasenta, tebal plasenta dan dimofisme kelamin

Berat Bayi (g) Berat Plasenta (g) Tebal Plasenta (cm) 0 m dpI Perempuan Rataan 3187 55 1 1,88 Laki-laki Ki~aran 2500 - 4500 300 - 1000 1,l -3,O Rataan 3237 573,3 1,93 800 m dpl Perempuan Ki~aran 2450 - 4300 500

-

900 1,5 - 3,O Rataan 3220 636,3 2,26

Kisaran 2300

-

4300 500 - lo00 1,5 - 3,O

Rataan 3336 698,6 2,36

di atas 1200 m dpl Perempuan

Ki~aran 2500 - 4000 500 - 1000 2,O - 3,O

Rataan 3139 601,l 2,35

Kisaran 2900

-

4100 500 - 950 2,O - 3,O

Rataan 3350 6549 2,38

Probabilitas Statist* (%)

0 m dpl 40,3 18,s 38,2

800 m dpl 29,9 1,7 35,7

(6)

Analisis selanjutnya menggunakan Uji Tukey yang bertujuan untuk mengetahui te jadinya perbedaan berat bayi, berat plasenta dan tebal plasenta antara ketinggian 0 dengan 800 m dp1, antara ketinggian 0 dengan 1200 m dpl, dan antara ketinggian 800 dengan 1200 m dpl. Dari uji Tukey (Tabel 3) diketahui bahwa berat bayi pada ketinggian 0, 800 dan di atas 1200 m dpl tidak berbeda, dan berada pada kisaran yang sama, baik pada bayi perempuan maupun bayi laki-laki.

Berat Plasenta

Berat plasenta bayi perempuan di ketinggian 0 m dpl berada pada kisaran 300- 800

gram

dengan rataan 551

gram,

sedangkan berat plasenta bayi laki-laki berada pada kisaran 300-1000 gram, dengan rataan 573,7 gram. Berat plasenta bayi perempuan di ketinggian 800 m dpl berada pada kisaran 500-900 gram dengan rataan 636,3

gram,

sedangkan berat plasenta bayi laki-laki berada pada kisaran 500- 1000 gram dengan rataan 698,6 gram. Berat plasenta bayi perempuan pada ketinggian di atas 1200 m dpl berada pada kisaran 500-1000 gram dengan rataan 601,l gram, sedangkan berat plasenta bayi laki-laki berada pada kisaran 500-950 gram dengan rataan 650,9 gram (Tabel 2).

Pada ketinggian 0 m dpl, berat plasenta bayi perempuan sama besarnya dengan berat plasenta bayi laki-laki (uji-t: P = 18,8%). Pada ketinggian 800 m dpl, berat plasenta bayi perempuan hanya berbeda sedikit dari berat plasenta bayi laki-laki (uji-t: P = 1,7%), sedangkan pada ketinggian di atas 1200 m dpl berat plasenta bayi perempuan sama besarnya dengan berat plasenta bayi laki-laki (uji-t: P = 12,7%). Untuk analisis selanjutnya, dianggap tidak ada perbedaan antara berat plasenta bayi laki-laki dengan plasenta bayi perempuan.

Uji Tukey (Tabel 3) menunjukkan bahwa berat plasenta di ketinggian 0 berbeda dengan berat plasenta di ketinggian 800 m dpl. Berat plasenta pada ketinggian 0 juga berbeda dengan berat plasenta pada ketinggian di atas 1200 m dpl, sedangkan berat plasenta pada ketinggian 800 dan di atas 1200 m dpl tidak menunjukkan perbedaan.

(7)

Tebal Plasenta

Tebal plasenta bayi perempuan di ketinggian 0 m dpl berada pada kisaran 1-3 cm dengan rataan 1,88 cm, sedangkan tebal plasenta bayi laki-laki berada pada kisaran 1,5-3,O cm dengan rataan 1,93 cm. Tebal plasenta bayi perempuan di ketinggian 800 m dpl berada pada kisaran 1,5-3,O cm dengan rataan 2,26 cm, sedangkan tebal plasenta bayi laki-laki berada pada kisaran 1,5-5,O cm dengan rataan 2,36 cm. Tebal plasenta bayi perempuan pada ketinggian di atas 1200 rn dpl berada pada kisaran 2-3 cm dengan rataan 2,35 cm, sedangkan tebal plasenta bayi laki-laki berada pada kisaran 2-3 dengan rataan 2,38 cm (Tabel 2). Pada ketinggian 0 m dpl, tebal plasenta bayi perempuan sama besarnya dengan tebal plasenta bayi laki-laki (uji-t: P = 38,2%). Pada ketinggian 800 m dpl, tebal plasenta bayi perempuan juga sama besarnya dengan tebal plasenta bayi laki-laki (uji-t: P = 35,7%), begitupun halnya pada ketinggian di atas 1200 m dpl, tebal plasenta bayi perempuan sama besarnya dengan tebal plasenta bayi Iaki-laki (uji-t: P = 75,2%).

Hasil uji Tukey yang diperlihatkan oleh Tabel 3 menunjukkan terjadinya perbedaan ketebalan plasenta antara ketinggian 0 dengan 800 m dpl, dan antara ketinggian 0 dengan di atas 1200 m dpl, sedangkan pada ketinggian 800 dan di atas

1200 m dpl tidak terjadi perbedaan ketebalan plasenta.

Tabel 3 Probabilitas statistik untuk perbedaan ketinggian bagi berat bayi, berat plasenta dan tebal plasenta (Uji Tukey)

0 vs 800 m dpl 0 vs 1200 m dpl 800 vs 1200 m dpl Berat Bayi

Perempuan (Oh) 68,5 68,5 68,5

Berat Plasenta

Perempuan

(YO)

0,1 6,O 23,s

Laki-laki

(Oh)

0,o 16,O 19,6 Tebal Plasenta

Perempuan (Oh) 0,o 0,o 34,3

Referensi

Dokumen terkait

Jenis ektoparasit yang ditemukan menginfeksi ikan nila (Oreochromis niloticus) di Kolam Budidaya Kampung Hiung, Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, adalah

dari jaringan selular simplisia dengan pelarut yang selalu baru. sampai sempurna ( exhaustive extraction ) yang umumnya

Menyediakan informasi yang lengkap mengenai informasi sparepart dan informasi data service yang dibutuhkan pelanggan dan sistem ini juga akan menyediakan fitur booking service

Dusun Rohua dari 5 (lima) fam/marga/ matarumah 2 (dua) di antaranya adalah Kapitan, yaitu Leipai dengan posisi rumah adat berada pada bagian utara barat dari rumah adat matoke dan

Selain itu rencana kegiatan ( work plan ) oleh pihak penyelenggara kerjasama masih mengalami kendala. Pihak SEAMOLEC harus menanyakan dan mencatat keinginan work plan

Adapun masalah yang dimiliki oleh mitra adalah kurangnya kemampuan serta pengelolaan manajemen usaha mitra masih terbatas, terutama dalam memperkenalkan

Kesimpulan penelitian bahwa tanaman cabai keriting galur MG1012 lebih unggul dibanding tiga varietas pembanding pada beberapa parameter pengamatan yaitu memiliki tinggi

Variabel Kemampuan, Disiplin dan Motivasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah