• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALYSIS OF INCOME ORNAMENTAL PLANTS FARMING IN AGRO ZONE LUBUK MINTURUN SUNGAI LAREH VILLAGE DISTRICT OF KOTO TANGAH PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALYSIS OF INCOME ORNAMENTAL PLANTS FARMING IN AGRO ZONE LUBUK MINTURUN SUNGAI LAREH VILLAGE DISTRICT OF KOTO TANGAH PADANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALYSIS OF INCOME ORNAMENTAL PLANTS FARMING IN AGRO

ZONE LUBUK MINTURUN SUNGAI LAREH VILLAGE DISTRICT OF

KOTO TANGAH PADANG

By :

Depritos 1Erna Juita2 Farida3 1

. Geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3

Lecturer at geography education department of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aims to get the data and analyzing of income ornamental plants farming in Agro Zone Lubuk Minturun Sungai Lareh Village of: 1) financing, 2) acceptance, 3) gain and 4) the value of a comparison of revenues and expenditures.

This type of research is classified as descriptive research using quantitative approach. The study population was all ornamental plant growers in Agro Zone Lubuk Minturun Sungai Lareh Villag Koto Tangah District of Padang, consisting of 12 ornamental group with 171 members. Samples were taken by proportional random sampling technique with a proportion of 25% of the population that numbered 45 people. Collecting data using item questionnaire, the analysis used was the analysis of costs, revenues, earnings, profits and analysis of R / C ratio.

The results showed as follows; 1) The average financing farming ornamental plant in Agro Zone Lubuk Minturun Sungai Lareh Villag Koto Tangah District of Padang is Rp. 20,980,866 per year, 2) average farm receipts ornamental plant in Agro Zone Lubuk Minturun Sungai Lareh Villag Koto Tangah District of Padang is Rp. 42,484,555 / year, 3) Average profit farming ornamental plant in Agro Zone Lubuk Minturun Sungai Lareh Villag Koto Tangah District of Padang is Rp 21,503,688 / year and 4) Value ratio between revenues and expenditures farming ornamental plant in Agro Zone Lubuk Minturun Sungai Lareh Villag Koto Tangah District of Padang is equal to 2.02, meaning farming ornamental plants in Agro Zone Lubuk Minturun Sungai Lareh Villag Koto Tangah District of Padang efficient.

(3)

PENDAHULUAN

Seiring perjalanan waktu dan perkembangan zaman, terdapat 3 sektor yang berkembang pesat yaitu 3T (Telekomunikasi, Transportasi dan Tourism). 2T terdepan (Telekomunikasi dan Transportasi) butuh perangkat mahal dan tergantung perubahan teknologi yang sangat cepat, sedangkan T terakhir (Tourism) tidak. Hal ini dapat dirasakan dimana telekomunikasi dan transportasi berkembang pesat, sedangkan pariwisata terus menuju perkembangan yang nyata.

Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial ekonomi. Baik atau tidaknya suatu daerah pariwisata kita harus mengetahui faktor-faktor yang sangat menentukan bagi perkembangan pariwisata yaitu: adanya kebebasan bergerak dalam arti melakukan perjalanan, kelengkapan, sarana transportasi dan komunikasi, adanya sarana akomodasi dan catering, adanya daya tarik daerah tujuan wisata, adanya faktor-faktor kemudahan yang lebih besar dalam mengunjungi daerah tujuan wisata, tersedianya unsur-unsur pelayanan memadai, termasuk bahan-bahan dan sarana informasi.

Pengembangan agrowisata pada hakikatnya merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama antara Mentri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, dan Mentri Pertanian No.KM.47/PW. DOW/MPPT-89 dan No.204/KPTS/ HK/050/4/1989 agrowisata sebagai bagian dari objek wisata, diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian.

Sebagai Negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang beragam, kekayaan tersebut mampu dimanfaatkan menjadi andalan perekonomian nasional sebagai sumber pendapatan jika dikelola dengan tepat. Kondisi pertanian (mencakup tanaman pangan, holtikultural, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan) dengan keragaman dan keunikan tinggi dan diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik kuat sebagai agrowisata dan secara tidak langsung akan meningkatkan sumber pendapatan.

Sumatera barat memiliki alam yang indah dan menawan. Dengan alam yang berbukit-bukit dan sebagian berada di dataran tinggi, alam

sumatera barat memberikan kesan yang sejuk bagi setiap wisatawan yang mengunjungi daerah ini. Oleh karena itu tidak hanya wisatawan domestik saja yang berkunjung, tetapi wisatawan mancanegara juga bisa menjadikan sumatera barat sebagai tempat wisata alam yang menarik, dan tentunya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar. Banyak daerah-daerah yang berpotensi dijadikan sebagai tempat wisata. Salah satunya terletak di kota Padang kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh yang memiliki keunggulan baik dari kondisi alamnya, pertanian, maupun sosial budayanya.

Potensi agrowisata di kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh sangat menjanjikan sebagai salah satu andalan perekonomia nasional. Potensi agrowisata di kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh memiliki keunggulan tersendiri dari tempat lainnya. Banyak faktor yang mendukung seperi pemandian Lori, pemandian Lubuk Minturun, objek wisata rohani berupa mesjid dan fasilitas pendukung untuk melakukan manasik haji bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana umroh. Dengan adanya objek wisata lain yang mendukung di kawasan Lubuk Minturun Sungai Lareh ini dapat mendongkrak usahatani tanaman hias di wilayah ini.

Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh berada di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dengan luas wilayah 23,29 km2 berbatasan langsung dengan Kabupaten Padang Pariaman di sebelah utara, Kecamatan Kuranji dan Pauh di sebelah selatan, Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto dan Air Pacah di sebelah barat dan Kabupaten Solok di sebelah timur. Dan juga terdiri atas dataran serta perbukitan dengan ketinggian rata-rata 22 meter dari permukaan laut. Dengan ketinggian rata-rata 22 meter dari permukaan laut sehingga kawasan ini bersuhu sejuk, dengan demikian sangat berpotensi sebagai kawasan agrowisata dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat (Koto Tangah dalam Angka, 2014). Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang terdapat 12 kelompok usahatani tanaman hias yaitu: Asosiasi Tanaman Hias, Bogenvil, Budi Sepakat, Delima Nurseri, Harapan Penerus, Kembang Seribu, Perindu, Pertiwi Nurseri, Prima Lestari, Tambun Prabu dan Telaga Biru dengan jumlah anggota 171 orang dari keseluruhan kelompok tani.

Potensi agrowisata yang ada saat ini belum sepenuhnya berkembangkan dan memberikan manfaat nyata secara optimal. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam mewujudkan

(4)

usahatani tanaman hias di kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh menjadi perekonomian yang handal. Adapun faktor yang dimaksud adalah keterbatasan kemampuan pengelolaan, kurangnya modal dan minimnya pengetahuan tentang tata cara pemasaran produk. Oleh karena itu, perlu dirumuskan langkah-langkah dan operasional kebijakan yang kongkrit guna tercapainya hrapan nyata menjadi sumber perekonomian nasional yang handal di era globalisasi, sebagai sumber pendapatan yang akan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat khususnya bagi usahatani tanaman hias

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Pembiayaan pengolahan tanaman hias dari pembibitan sampai panen, 2) Penerimaan perbulan usahatani tanaman hias, 3) Keuntungan/laba pertahun usahatani tanaman hias dan 4) Nilai perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengungkap tentang peranan biaya produksi, penerimaan, keuntungan dan R/C Ratio Petani Tanaman Hias di Kawasan Agrowisata Kelurahan Lubuak Minturun Sungai Lareh Kecamatan koto Tangah Kota Padang.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani tanaman hias di Kawasan Agrowisata Kelurahan Lubuak Minturun Sungai Lareh Kecamatan koto Tangah Kota Padang,yang terdiri dari 12 kelompok tani tanaman hias dengan 171 anggota. sampel responden dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik proporsional random sampling dengan proporsi 25% dari jumlah petani tanaman hias yang ada di wilayah penelitian. Maka diperoleh sampel responden sebanyak 45 orang

Analisis data menggunakan analisis financial dengan cara memperoleh data dari responden yang berpedoman dengan pertanyaan atau kuesioner, dikumpulkan kemudian ditabulasi dan di analisis. Kedua, menggunakan analisis finansial dengan cara menganalisis data yang telah diperoleh secara tabulasi yang meliputi biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan/laba dan R/C Ratio.

1. Biaya

Menurut Kasim (2004) untuk menghitung biaya digunakan rumus yaitu:

Dimana:

TC = Biaya Total usaha.

TCe = Besarnya biaya yang berupa biaya eksplisit (explicit costs)

TCi = Besarnya biaya yang berupa biaya implisit (implisit costs)

2. Penerimaan

Menurut Kasim (2004) untuk menghitung penerimaan digunakan rumus yaitu: Dimana: TR = Penerimaan Total P = Price/harga Q = Quantiti/jumlah produksi 3. Pendapatan

Menurut Kasim (2004) untuk menghitung pendapatan digunakan rumus yaitu:

Dimana:

I = Pendapatan usahatani TR = Total penerimaan (Rp) TCe = Total biaya eksplisit (Rp) 4. Keuntungan/Laba

Menurut Kasim (2004) untuk menhitung keuntungan atau laba, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

π = Keuntungan atau laba TR = Penerimaan total TC = Biaya total 5. R/C Ratio

Untuk mengetahui nilai perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran usahatani tanaman hias digunakan rumus Rahim dan Hastuti (2007) yaitu:

Dimana:

R/C Ratio = Revenue cost ratio (rasio penerimaan)

TR = Total revenue (total pendapatan) TC = Total production cost (total biaya produksi)

Jika R/C Ratio < 1 berarti tidak efisien Jika R/C Ratio > 1 berarti efisien TC =TCe + TCi I = TR - TCe π = TR - TC TR = P x Q R C Ratio⁄ =TR TC

(5)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Biaya awal usahatani tanaman hias berkisar antara Rp 1.000.000 sampai Rp 10.000.000, dimana biaya awal tertinggi adalah pada interval Rp 1.000.000 – Rp 2.800.000 (33,33%) dan biaya awal paling kecil > Rp 9.600.000 (4.44%), luas lahan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh umumnya 350 m2, Rata-rata biaya eksplisit usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 18.478.644 per satu kali periode tanam, artinya setiap masing-masing responden dari 45 responden mengeluarkan biaya sebesar Rp. 18.478.644 untuk satu tahun usaha tanaman hias, yaitu untuk biaya bibit, pemupukan, pestisida, media tanam dan upah.

Total biaya implisit usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 2.502.222 per satu tahun, artinya setiap masing-masing responden dari 45 responden mengeluarkan biaya sebesar Rp. 2.502.222 untuk satu tahun usaha tanaman hias, yaitu untuk biaya bibit, pemupukan, pestisida, media tanam dan upah.

Rata-rata total biaya usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 20.980.866 per satu tahun, artinya setiap masing-masing responden dari 45 responden mengeluarkan biaya sebesar Rp. 20.980.866 untuk satu tahun

Penerimaan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 42.484.555, berasal dari jumlah tanaman hias yang terjual dan harga jual. Penerimaan dihitung dalam 1 tahun.

Total keuntungan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 24.005.911/tahun dan keuntungan adalah Rp 21.503.688/tahun, artinya setiap masing-masing responden dari 45 responden memperoleh pendapatan sebesar 24.005.911/tahun dan memperoleh keuntungan dari pendapatan tersebut sebesar Rp 21.503.688/tahun

Rata-rata R/C Ratio sebesar 2,02, artinya setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh responden akan diperoleh keuntungan sebesar 0,202 rupiah, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang efisien, karena R/C Ratio > 1 berarti efisien

2. Pembahasan

Pertama, rata-rata pembiyaan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 20.980.866 per satu tahun, artinya setiap masing-masing responden dari 45 responden mengeluarkan biaya sebesar Rp. 20.980.866 untuk satu tahun. Biaya dikeluarkan untuk bibit, pemupukan, pestisida, upah bibit, upah semprot, upah pemupukan dan upah penanaman.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lalla dalam Tesa Rahayu (2014) bahwa Biaya dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu: Biaya eksplisit adalah semua biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani dalam penyelenggaraan usahatani. Seperti membajak tanah, biaya pupuk, biaya pemeliharaan dan upah langsung petani. Dan biaya implisit adalah biaya yang sifatnya hanya diperhitungkan saja sebagai biaya tidak benar-benar pengeluaran yang dibayar secara secara nyata oleh petani seperti transportasi, penyusutan alat.

Kedua, rata-rata penerimaan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 42.484.555, berasal dari jumlah tanaman hias yang terjual dan harga jual. Penerimaan dihitung dalam 1 tahun.

Samroni (2009; 79) penerimaan (revenue) adalah penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan outputnya. Menurut sumber lainnya menjelaskan bahwa penerimaan (revenue) adalah penerimaan yang diperoleh produsen dari hasil penjualan outputnya (Setyono, 2011; 283).

Ketiga, keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali periode tanam (biaya eksplisit dan biaya implisit), pendapatan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 24.005.911/tahun dan keuntungan adalah Rp 21.503.688/tahun, artinya setiap masing-masing responden dari 45 responden memperoleh pendapatan sebesar 24.005.911/tahun dan memperoleh keuntungan dari pendapatan tersebut sebesar Rp 21.503.688/tahun.

Estes dalam Nofarin (2007; 54 (2007; 54) bahwa income (laba, penghasilan) adalah kelebihan pendapatan (revenue) atas beban (expences) dan kekurangan yang terkait padanya untuk suatu priode. Laba menurut akuntansi keuangan berbeda dengan laba menurut pengertian akuntansi biaya (akuntansi manajemen). Menurut akuntansi keuangan, pengertian laba sebatas pada laba masa lalu

(6)

(historical income). Sedangkan laba menurut akuntansi manajemen meliputi laba masa lalu dan laba masa akan datang (future income).

Keempat, nilai perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, diketahui dengan menggunakan Analisis Revenue Cost Ratio (R/C) Ratio. Rata-rata penerimaan yang diperoleh Rp 42,484,555,56 dan rata-rata pembiyaan Rp. 20.980.866, maka setelah penerimaan rata-rata dibagi dengan biaya total rata-rata maka akan diketahui rata-rata R/C Ratio sebesar 2,02, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usahatani tanaman hias di di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang efisien, karena R/C Ratio > 1

Rahardi (1999) berpendapat bahwa R/C rasio menunjukkan pendapatan kotor (penerimaan) yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk memproduksi, sekaligus menunjang kondisi suatu usaha. Ukuran kondisi tersebut sangat penting karena dapat dijadikan penilaian terhadap keputusan perusahaan dan kemungkinan pengembangan usaha tersebut. Tujuan utama dari suatu usaha adalah untuk memperoleh pendapatan yang besar, disamping tujuan yang lebih utama adalah untuk mencapai suatu tingkat efisiensi yang tinggi. Pendapatan yang tinggi tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi, karena kemungkinan penerimaan yang besar tersebut diperoleh dari investasi yang besar. Efisiensi mempunyai tujuan memperkecil biaya produksi persatuan produk yang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah memperkecil biaya keseluruhan dengan mempertahankan produksi yang telah dicapai untuk memperbesar produksi tanpa meningkatkan biaya keseluruhan. Salah satu pengukur efisiensi adalah R/C rasio

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Rata-rata pembiyaan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 20.980.866 per tahun.

2. Rata-rata penerimaan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp. 42.484.555/ tahun.

3. Rata-rata keuntungan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah Rp 21.503.688/tahun.

4. Nilai perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh adalah sebesar 2,02, berarti usahatani tanaman hias di di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Kota Padang efisien.

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan :

1. Diharapkan kepada petani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Padang untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan keuntungan.

2. Diharapkan industri yang terkait dengan usahatani tanaman hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangah Padang untuk mempermudah akses pada usahatani tanaman hias.

3. Diharapkan kepada pemerintah untuk membantu petani tanaman hias, misalnya dalam bibit dan pupuk gratis.

DAFTAR PUSTAKA

Adisukarjo, Sudjatmoko. 2006. Horizon IPS Ilmi Pengetahuan Sosial. Jakarta: Yudistira. Ahmad, Eeng. 2007. Membina Kopetensi

Ekonomi. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Andini, Nurulitha. 2013. Pengorganisasian Komunitas dalam Pengembangan Agrowisata di Desa Wisata Studi Kasus: Desa Wisata Kembangarum, Kabupaten Sleman. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 21/No. 3 Desember 2013. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Case, Karl, E. Fair, Ray, C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Erlangga.

Fuad, M. dkk. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Helman, Nofri. 2013. Kondisi Sosial Ekonomi Peternak Jengkrik (gryullus mitratus) di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji kota Padang. Skripsi: STKIP PGRI Sumatera Barat.

(7)

Kuswardi. 2008. Pencatatan Keuangan Usaha Dagang Untuk Orang-Orang Awam. Jakarta: Gramedia.

Lukito, Agung. Prayugo, Surip. 2007. Paduan Lengkap Lobster Air Tawar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Maryam Syarifah. 2009. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Aglaonema (Aglaonema sp.) di Samarinda. Jurnal EPP Vol.6 (Nomor 1 Tahun 09) Hlm. 17-23. Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan.

Jakarta: Salemba Empat.

Nengsih, Fetri Silvia, Juita Erna, Elvi Zuriyani. 2014. “Studi tentang Usaha Tanaman Hias di Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh Kecamatan Koto Tangan Kota Padang. http://ejournal-s1.stkip-pgri-sumbar.ac.id/ index.php/ geografi/issue/view/43, diakses tanggal 4 November 2015

Pitojo, Setijo. 2004. Benih Buncis. Yogyakarta: Kanisius.

Purnomowati, Ida. dkk. 2007. Ragam Olahan Bandeng. Yogyakarta: Kanisius.

Rahardi, F. 1999. Agribisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta

Rahayu, Tesa, Juita Erna dan Farida. 2014. “Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah di Nagari Guguak Kuranji Hilir Kecamatan sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman”. http://ejournal-s1.stkip-pgri-sumbar.ac.id/ index.php/ geografi/issue/view/4, diakses tanggal 4 November 2015

Soekartawi. 2002. Analisis Pendapatan Usahatani Bunga Potong (Studi Kasus Petani Bunga Krisan Putih di Kelurahan Kakaskasem Dua Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon). Jurnal ASE Vol.7 (Nomor 2 tahun 11) Hlm. 5-14.

Tahir, M. idariani, Sitanggang Maloedyn. 2008. 165 Sansevieria Eksklusif. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.

Tinaprilla, Netti. Ilik, Elang, Martawijaya. 2008. Punya Bisnis Sendiri Itu Nikmat. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Zamroni, M. 2009. Buku Kantong Ekonomi SMA IPS. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kesembuhan pada penderita yang memiliki PMO lebih besar (55,4%) daripada penderita yang tidak memiliki PMO (35,7%) sehingga

Sesuai dengan tujuan penelitian dan hasil analisa pada bab sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan bahwa profil daya saing kontraktor lokal Papua dalam memenangkan

No Fungsi Aksi Hasil yang diharapka n Hasil nyata Hasil 3 Menghapus Pelanggan oleh admin Menekan tombol hapus pada salah satu pelanggan yang akan dihapus Pelanggan

Pengerusi Majlis Rasmi Kerajaan/ Timbalan Ketua Setiausaha Kanan Jabatan Perdana Menteri.. Aras 4, Setia Perdana 8 Kompleks

Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dan motivasi belajar secara sendiri-sendiri terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kota

Dari hasil analisis asam urat yang dilakukan dapat dilihat bahwa rataan nilai asam urat sebelum perlakuan (P0) adalah 2.20 mg/dL, setelah diberikan perlakuan

Produk bubuk bandeng memiliki kelemahan yaitu higroskopis, daya alir buruk dan mudah mengempal sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan granulasi pada