• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA TERTIB PERSIDANGAN PEMILIHAN PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR STKIP PGRI PACITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TATA TERTIB PERSIDANGAN PEMILIHAN PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR STKIP PGRI PACITAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

~ 1 ~

TATA TERTIB PERSIDANGAN

PEMILIHAN PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP PGRI PACITAN

BAB I Ketentuan Umum

Pasal 1

Pemilihan Ketua Umum dilakukan melalui Pemungutan Suara dalam Musyawarah Anggota yang dihadiri oleh seluruh anggota aktif dan anggota biasa, secara langsung, bebas dan rahasia.

BAB II

Kriteria Ketua Umum Pasal 2

1. Ketua Umum adalah mahasiswa aktif Program Studi PGSD maksimal semester V. 2. Ketua Umum yang dapat dipilih yang memenuhi kriteria :

a. Berdomisili di Kabupaten Pacitan untuk kepentingan efektivitas dan efisiensi organisasi; (alternatif I)

b. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia (alternatif II)

c. Tidak menjadi anggota organisasi politik, dan organisasi terlarang yang ada di Negara Republik Indonesia;

d. Memiliki konsep visi dan misi yang jelas, melalui penyampaian visi dan misi di Sidang Pleno Musyawarh Anggota ini;

e. Memiliki Kapasitas, kapabilitas dan akseptabilitas;

f. Mampu bekerjasama secara kolektif pada tingkat lokal dan nasional;

g. Memiliki komitmen dan kompetensi untuk memimpin Organisasi Himaprodi PGSD berdasarkan AD/ART dan Program Kerja Organisasi

Bab III

Penjaringan Bakal Calon Ketua Umum dan Penetapan Calon Ketua Umum Pasal 3

Penjaringan Bakal Calon Ketua Umum

1. Bakal Calon Ketua Umum diusulkan oleh dan dari utusan kelas atau tingkat; 2. Masing-masing utusan tersebut dalam ayat (1) pasal ini mengusulkan paling sedikit

1 (satu) orang dan paling banyak 2 (dua) orang Bakal calon Ketua Umum;

3. Dalam mengusulkan calon ketua umum utusan tingkat wajib melibatkan utusan kelas di dalamnya.

4. Nama-nama Bakal Calon Ketua Umum tersebut dalam ayat (2) pasal ini disampaikan kepada Pimpinan Musyawarah Anggota oleh masing-masing utusan

(2)

~ 2 ~

5. Pimpinan Musyawarah Anggota melakukan penghitungan suara Bakal Calon Ketua Umum secara terbuka di hadapan peserta Musyawarah Anggota

6. Bakal Calon Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga), ditetapkan menjadi Calon Ketua Umum dan berhak mengikuti Pemilihan Ketua Umum.

7. Dalam hal bakal calon ketua umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) lebih dari 3 (tiga) orang, akan dilakukan penjaringan ulang putaran ke 2 atas bakal calon ketua umum yang memperoleh suara sama banyaknya lebih dari 3 orang bakal calon ketua umum.

8. Dalam hal bakal calon ketua umum yang diajukan hanya 1 (satu) orang, maka bakal calon ketua umum yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon ketua umum.

Pasal 4

Penetapan Calon Ketua Umum

1. Pimpinan Musyawarah Anggota menetapkan maksimal 3 (tiga) Calon Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) secara alfabetis untuk menentukan nomor urut Calon Ketua Umum;

2. Pimpinan Musyawarah Anggota mengumumkan paling banyak 3 (tiga) Calon Ketua Umum dengan nomor urutnya kepada peserta Musyawarah Anggota untuk dipilih;

Pasal 5

Penyampaian Visi dan Misi Calon Ketua Umum

1. Sebelum dilakukan pemilihan Ketua Umum, maka setiap Calon Ketua Umum berkewajiban menyampaikan Visi dan Misinya maksimal 15 menit, di depan peserta Musyawarah Anggota;

2. Agenda kegiatan penyampaikan Visi dan Misi para Calon Ketua Umum dipimpin oleh Pimpinan Musyawarah Anggota.

3. Pimpinan Musyawarah Anggota, berhak mengingatkan dan menghentikan penyampaian Visi dan Misi dari setiap Calon Ketua Umum bila telah melewati waktu sesuai ayat (1) pasal ini

4. Calon ketua umum yang tidak menyampaikan visi dan misi dinyatakan gugur. BAB IV

Pemungutan Suara Pasal 6

Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada pasal 1, dilakukan secara langsung oleh Peserta Musyawarah Anggota.

Pasal 7

Hak Suara Peserta Musyawarah Anggota diatur sebagai berikut : 1. Anggota biasa mempunyai 1 (satu) suara;

(3)

~ 3 ~ Pasal 8

1. Peserta pada pasal 7, mengisi formulir yang disediakan oleh Panitia Musyawarah Anggota, dan segera menyerahkan kepada Pimpinan Musyawarah Anggota;

2. Pimpinan Musyawarah Anggota memeriksa dan meneliti formulir tersebut pada ayat (1) pasal ini;

3. Pimpinan Musyawarah Anggota dibantu oleh Panitia Musyawarah Anggota menetapkan calon pemilih menjadi pemilih untuk selanjutnya akan memanggil satu persatu guna menerima surat suara;

4. Sebelum dilakukan pemungutan suara, pimpinan Musyawarah Anggota wajib melakukan:

a. Penghitungan surat suara secara terbuka sebelum dibagikan sesuai daftar pemilih yang telah ditetapkan;

b. Memeriksa kotak suara yang akan digunakan dalam mengumpulkan surat suara pemilihan Ketua Umum dan menunjukkan kepada Peserta Musyawarah Anggota kotak suara yang kosong;

c. Setelah butir (b) ayat (4) dari pasal ini, pimpinan Musyawarah Anggota melakukan penyegelan dengan kunci gembok dan disaksikan secara terbuka oleh Peserta Musyawarah Anggota

5. Dalam hal calon ketua umum hanya terdapat 1 orang sebagaimana dimaksud pada pasal 3, maka calon yang bersangkutan langsung ditetapkan sebagai ketua umum terpilih setelah menyampaikan visi dan misi.

Pasal 9

1. Pimpinan Musyawarah Anggota memanggil satu persatu peserta Musyawarah Anggota yang ditetapkan sebagai pemilih sesuai ayat (3) pasal 8 secara tertib, dan teratur agar pemilih tidak bertumpuk pada saat akan mengisi surat suara

2. Pemilih yang telah menerima surat suara langsung menentukan pilihannya sesuai pasal 4;

3. Pemilih dalam menentukan pilhannya di surat suara dilakukan dengan menulis nomor urut Calon Ketua Umum yang dipilihnya sesuai pasal 4;

4. Pemilih yang sudah menentukan pilihannya sesuai ayat (2) pasal ini, memasukkan surat suara ke dalam kotak suara yang telah disiapkan;

BAB V

Penghitungan Suara Pasal 10

1. Penghitungan suara diawali dengan membuka gembok kotak suara yang telah berisi surat suara yang telah diisi oleh pemilih;

2. Pelaksanaan ayat (1) pasal ini dilakukan oleh Panitia Musyawarah Anggota secara terbuka dan disaksikan oleh saksi sebanyak 3 (tiga) orang yang telah ditunjuk oleh masing-masing Calon Ketua Umum;

3. Panitia Musyawarah Anggota yang disaksikan para saksi membuka surat suara dan membacakan secara keras nomor calon Ketua Umum dan atau nama Calon Ketua Umum yang dicatat/dipilih oleh pemilih dalam surat suara;

(4)

~ 4 ~

4. Surat Suara sah bila hanya memuat 1 (satu) nomor Calon Ketua Umum atau memuat nama Calon Ketua Umum dan atau nomor dan nama Calon Ketua Umum yang telah ditetapkan sesuai pasal 4;

5. Sah atau tidaknya suarat suara diputuskan oleh Pimpinan Musyawarah Anggota disaksikan dan disetujui oleh 3 (tiga) orang saksi yang telah ditunjuk oleh masing-masing calon Ketua Umum;

6. Setelah diputuskan sah oleh Pimpinan Musyawarah Anggota maka, panitia Musyawarah Anggota menskore sesuai dengan nomor urut dan nama Calon Ketua Umum, dilakukan dan disaksikan oleh Peserta Musyawarah Anggota secara terbuka.

Pasal 11

1. Setelah semua surat suara dalam kotak suara telah dibuka dan habis, serta telah dinilai sah oleh Pimpinan Musyawarah Anggota s yang disaksikan para saksi, maka Pimpinan Musyawarah Anggota dibantu oleh Panitia Musyawarah Anggota melakukan penjumlahan suara sesuai dengan suara yang telah dikumpulkan dan dicatat di white board/papan/kertas penghitungan suara;

2. Setelah dilakukan ayat (1) pasal ini, Pimpinan Musyawarah Anggota membacakan hasil pemungutan suara dengan menyebutkan nama-nama Calon Ketua Umum dan jumlah peroleh suaranya, termasuk suara abstain atau tidak sah.

3. Calon Ketua Umum dianggap sah terpilih, apabila mendapatkan suara 50% + 1 dari suara pemilih yang telah ditetapkan sesuai ayat (3) dari tata tertib ini.

4. Apabila jumlah suara belum memenuhi ketentuan ayat (3) pasal ini, maka dilakukan pemilihan kembali terhadap calon Ketua Umum yang mendapat suara terbanyak 1 (satu) dan 2 (dua) untuk mendapatkan suara terbanyak;

5. Pelaksaan ayat (4) pasal ini sesuai mekanisme pemilihan Calon Ketua Umum sebelumnya.

Pasal 12

Pimpinan Musyawarah Anggota mengesahkan dan menetapkan nama Calon Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSDPeriode 2014-2015.

BAB VI

Pembentukan Kepengurusan

Pasal 13

Ketua Umum terpilih diberi mandat penuh oleh Musyawarah Anggota untuk menyusun komposisi personalia Badan Pengurus Harian Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSD Periode 2014-2015., selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak pemilihan Ketua Umum dilaksanakan.

BAB VII Ketentuan Penutup Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

(5)

~ 5 ~

Ditetapkan di : Pacitan

Pada Tanggal : 9 Oktober 2014

MUSYAWARAH ANGGOTA PERTAMA HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PGSD

Ketua Presidium Sidang ____________________________ _____________________

Wakil Ketua Presidium Sidang

____________________________ _____________________

Wakil Ketua Presidium Sidang

Referensi

Dokumen terkait