• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH NOMOR: 020/SK/K/STAI-DF/II/2021 TENTANG PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH STAIDAF TAHUN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH NOMOR: 020/SK/K/STAI-DF/II/2021 TENTANG PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH STAIDAF TAHUN 2021"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERATURAN KETUA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH

NOMOR: 020/SK/K/STAI-DF/II/2021

TENTANG

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH STAIDAF

TAHUN 2021

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH

2021

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, penyusunan buku Pedoman Penulisan karya ilmiah pada STAI Darul Falah Cihampelas Bandung Barat ini dapat diselesaikan. Penulisan karya ilmiah merupakan wujud penyelenggaraan Tri Dharma perguruan tinggi yang menjadi proses akademik dalam perjalanan perkuliahan. Berbagai bentuk karya ilmiah yang perlu dipahami oleh setiap mahasiswa mengingat karya tulis dibuat sebagai bentuk pemahaman kajian disiplin ilmu yang dipelajari.

Pedoman penulisan karya ilmiah ini adalah bertujuan memberikan pedoman tata cara dan rambu-rambu kepada para sivitas akademika khususnya mahasiswa STAI Darul Falah Cihampelas Bandung Barat yang harus disusun sebelum menyelesaikan studinya. Dengan demikian, buku ini diharapkan tercipta keseragaman tata cara penulisan bagi mahasiswa STAI Darul Falah Cihampelas Bandung Barat sesuai dengan kaidah penulisan akademik yang berlaku.

Pedoman penulisan karya ilmiah dapat diselesaikan karena adanya partisipasi aktif berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan tugasnya. Semoga pedoman yang telah dibuat ini dapat bermanfaat bagi seluruh sivitas akademika STAI Darul Falah.

Bandung Barat, 13 Februari 2021 Ketua STAI Darul Falah.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... III SURAT KEPUTUSAN PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI

AGAMA ISLAM DARUL FALAH ... VI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. PENULISAN KARYA ILMIAH DI STAIDARUL FALAH ... 1

1.2. TUJUAN PENYUSUNAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ... 1

1.3. STRUKTUR PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ... 1

BAB II PENULISAN TUGAS KULIAH DAN PENYELESAIAN STUDI TUGAS AKHIR DALAM BENTUK SKRIPSI ... 2

2.1. PRINSIP-PRINSIP MENULIS ... 2

2.2. PENULISAN TUGAS KULIAH ... 3

2.3. PENYELESAIAN STUDI TUGAS AKHIR DALAM BENTUK SKRIPSI ... 4

2.3.1. Pengertian Skripsi ... 4

2.3.2. Dasar Pemikiran ... 4

2.3.3. Tujuan Penyusunan Skripsi ... 5

BAB III SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI ... 6

3.1.FORMAT PENULISAN SKRIPSI ... 6

3.1.1. Halaman Utama (Cover) ... 6

3.1.2. Jenis Kertas dan Ukuran Huruf ... 6

3.1.3. Tata Letak Tulisan (Lay Out) ... 6

3.2.SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI ... 6

3.2.1. Halaman Judul ... 7

3.2.2. Halaman Pengesahan ... 7

3.2.3. Halaman Pernyataan Tentang Keaslian Skripsi ... 7

3.2.4. Halaman Ucapan Terima Kasih ... 8

3.2.5. Abstrak ... 8

3.2.6. Daftar Isi... 9

(4)

3.2.8. Daftar Gambar ... 9

3.2.9. Daftar Lampiran ... 9

3.2.10. Bab I Pendahuluan ... 10

3.2.11. Bab II Kajian Pustaka... 12

3.2.12. Bab III Metode Penelitian ... 13

3.2.13. Bab IV Temuan dan Pembahasan ... 16

3.2.14. Bab V Simpulan dan Rekomendasi... 18

3.2.15. Daftar Pustaka ... 18

3.3. PENULISAN JURNAL AL-BURHAN... 18

BAB IV TINDAKAN PLAGIARISME ... 20

BAB V TEKNIK PENULISAN ... 22

5.1.PENULISAN HURUF ... 22

5.1.1. Huruf kapital ... 22

5.1.2. Huruf miring ... 24

5.1.3. Huruf tebal ... 25

5.2.PENULISAN ANGKA DAN BILANGAN ... 25

5.3.PENGGUNAAN TANDA BACA ... 26

5.4.PENULISAN JUDUL, SUB JUDUL DAN ANAK SUB JUDUL ... 28

5.5.PENOMORAN ... 29

5.6.PENULISAN NAMA TABEL DAN GAMBAR ... 29

5.7.PENULISAN KUTIPAN DAN SUMBER KUTIPAN ... 30

5.7.1. Penulisan kutipan langsung ... 30

5.7.2. Penulisan sumber kutipan ... 31

5.7.3. Sumber kutipan merujuk sumber lain ... 32

5.7.4. Kutipan dari penulis berjumlah dua orang dan lebih ... 32

5.7.5. Kutipan dari penulis berbeda dan sumber berbeda ... 33

5.7.6. Kutipan dari penulis sama dengan karya yang berbeda ... 33

5.7.7. Kutipan dari penulis sama dengan sumber berbeda ... 34

5.7.8. Kutipan dari tulisan tanpa nama penulis ... 34

5.8.PENULISAN DAFTAR RUJUKAN ATAU REFERENSI ... 34

(5)

Lampiran 1. Contoh Halaman Judul Skripsi ... 36

Lampiran 2. Contoh Halaman Pengesahan Proposal Penelitian ... 37

Lampiran 3. Contoh Halaman Pengesahan Skripsi ... 38

Lampiran 4. Contoh Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ... 39

Lampiran 5. Contoh Daftar Isi Skripsi (Kuantitatif) ... 40

Lampiran 6. Contoh Daftar Isi Skripsi (Kualitatif) ... 42

Lampiran 7. Contoh Daftar Pustaka ... 44

(6)

SURAT KEPUTUSAN PERATURAN

KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH Nomor: 020/SK/K/STAI-DF/II/2021

TENTANG

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH STAIDAF TAHUN 2021

KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH

Menimbang : 1. Bahwa penelitian ilmiah khususnya skripsi merupakan tugas akhir program studi tingkat sarjana strata satu (S1) dan sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana;

2. Bahwa untuk memberikan keseragaman bentuk dan ketetapan kaidah baku penulisan, serta memberikan bimbingan mengenai prosedur penulisan skripsi maka perlu adanya pedoman penulisan karya ilmiah;

3. Bahwa untuk membuat pedoman penulisan karya ilmiah tersebut perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah Kabupaten Bandung Barat.

Mengingat : 1. PP No. 60 Tahun 1999 tentang pendidikan Tinggi;

2. Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa;

3. Keputusan Mendiknas Nomor 045/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi;

4. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

5. Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

6. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

8. Statuta Sekolah Tinggi agama Islam Darul Falah Kabupaten Bandung Barat.

(7)

Memperhatikan : Keperluan pedoman penulisan karya ilmiah bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah Kabupaten Bandung Barat.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH STAIDAF TAHUN 2021

Pertama : Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah Kabupaten Bandung Barat Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2021;

Kedua : Pedoman penulisan karya ilmiah sebagaimana dalam isi keputusan ini bersifat rujukan yang sistematikanya harus diikuti oleh sivitas akademika;

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;

Keempat : Jika di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandung Barat Pada tanggal : 13 Februari 2021 Ketua STAI Darul Falah

Drs. A. Saeful Mu’min, M.Ag NIDK.8876860018

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Penulisan Karya Ilmiah di STAI Darul Falah

Penulisan karya ilmiah memiliki peran penting dalam tuntutan penyelenggaraan akademik. Pedoman karya ilmiah dapat berupa tugas kuliah yang di berikan oleh dosen kepada mahasiswa dalam bentuk esai, artikel, makalah, telaah buku, jurnal ataupun merupakan salah satu syarat penyelesaian akhir studi untuk memperoleh gelar sarjana dalam bentuk skripsi.

1.2. Tujuan Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Tujuan penyusunan pedoman penulisan karya ilmiah ini untuk memberikan panduan kepada sivitas akademik STAI Darul Falah terutama para mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. Melalui tata aturan yang disampaikan di dalamnya, di harapkan mampu menyamakan persepsi para mahasiswa dari segi sistematika penulisannya yang ada di lingkungan STAI Darul Falah.

1.3. Struktur Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Pedoman penulisan karya ilmiah yang di buat memuat hal terkait sistematika penulisan dan kaidah yang berlaku. Pedoman ini terdiri dari 5 bab. Bab I memuat gambaran umum mengenai pedoman penulisan karya ilmiah, meliputi tujuan dan hal-hal yang diatur di dalamnya. Bab II memuat pedoman penulisan karya ilmiah dalam bentuk berupa tugas kuliah serta pedoman penulisan tugas penyelesaian studi dalam bentuk skripsi. Bab III memuat sistematika penulisan skripsi sesuai dengan metode dan pendekatan penelitian yang digunakan. Bab IV memaparkan mengenai tindakan plagiarisme dan sangsi bagi yang melakukan perbuatan plagiat. Bab V memaparkan teknis penulisan spesifik yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Untuk memberikan gambaran prosedur operasional, pada lampiran diberikan contoh teks serta sistematika struktur penulisan karya ilmiah. Sementara untuk daftar pustaka merujuk pada sistem American Psychological Association (APA) menjadi sistem baku STAI Darul Falah.

(9)

BAB II

PENULISAN TUGAS KULIAH DAN PENYELESAIAN STUDI TUGAS AKHIR DALAM BENTUK SKRIPSI

2.1. Prinsip-Prinsip Menulis

Menulis sebagai sebuah bentuk tugas kuliah sering kali menjadi beban dan tantangan tersendiri bagi para mahasiswa. Sebelum berbicara secara lebih khusus mengenai berbagai bentuk tulisan yang biasa ditugaskan, alangkah baiknya para mahasiswa memahami sedikit mengenai klaim-klaim filosofis tentang menulis. Berikut ini disampaikan empat klaim mengenai menulis yaitu;

Pertama, menulis berarti mengonstruksi. Klaim ini menyatakan bahwa menulis bukan sekedar mengeluarkan ide atau pendapat secara bebas, melainkan proses mengomposisi, dalam kata lain sebuah keterampilan untuk membuat atau membangun sesuatu. Dalam proses membangun ini seorang penulis perlu melakukan kontrol terhadap beberapa hal utama, yakni argumen, struktur informasi, struktur teks, gaya bahasa, tata bahasa dan teknik penulisan, serta penyajiannya.

Kedua, menulis melibatkan proses rekonstruksi yang berkelanjutan.

Kebanyakan proses menulis, apa pun jenis tulisannya, mengalami proses revisi secara berulang. Proses menulis yang diikuti kegiatan membaca hasil tulisan secara berulang menjadi suatu tahapan yang lumrah dalam melihat hal-hal yang masih memerlukan perbaikan, penekanan, dan penguatan dari segi makna, pilihan kata, gaya bahasa, atau aspek penulisan lainnya.

Ketiga, menulis adalah cara berpikir. Dalam hal ini menulis dipandang sebagai alat. Seperti halnya berbagai bentuk diagram visual dan hasil penghitungan angka, praktik berpikir dapat dilakukan dengan cara menulis. Menulis membantu penulis dalam mengorganisasikan ide ke dalam urutan atau sistematik tertentu yang tidak mudah dilakukan secara simultan dalam pikirannya. Karena itulah pikiran memerlukan alat untuk dapat muncul dan terefleksi. Pada dasarnya pembaca dapat melihat bagaimana cara berpikir penulis melalui tulisan yang dibuatnya.

Keempat, menulis berbeda dengan berbicara. Saat berkomunikasi secara lisan, pendengar dapat menginterupsi pembicara untuk memberikan klarifikasi mengenai berbagai hal yang dibicarakan sehingga pemahaman dapat

(10)

berjalan lebih mudah. Berbeda dengan komunikasi tertulis, pembaca tidak dapat melakukan klarifikasi seperti yang dilakukan saat orang mendengarkan dan berbicara. Hal ini kemudian mengharuskan penulis untuk menyediakan semaksimal mungkin hal-hal yang menguatkan pemahaman pembacanya. Itu lah mengapa menulis sifatnya cenderung lebih formal dan lebih terikat oleh banyak aturan.

Dengan membaca dan memahami klaim-klaim tersebut secara kritis, diharapkan saat menjalani proses menulis nantinya, mahasiswa dapat secara cermat menyadari bahwa menulis pada dasarnya lebih merupakan proses yang memiliki tujuan dan ciri khas tertentu dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.

2.2. Penulisan Tugas Kuliah

Esai adalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini tentang subyek tertentu. Esai merupakan salah satu bentuk tulisan yang sering kali ditugaskan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan berserta alasannya serta mendorong penyampaian ide dalam isi tulisannya .

Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan di media online maupun cetak (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Penulis Artikel adalah orang atau individu yang bertindak dalam pengarangan sebuah tulisan, penggabungan beberapa kata menjadi kalimat yang menarik dan enak dibaca sehingga membuat pembaca dapat mengetahui apa yang tidak mereka ketahui sebelumnya.

Makalah merupakan jenis karya ilmiah yang berkaitan dengan lingkungan akademik . Isi makalah merupakan kajian atau ulasan ilmiah sebagai hasil gagasan pribadi penulis yang disajikan dalam bentuk tulisan. Makalah harus mengandung solusi penyelesaian dari suatu permasalahan. Bagian isi dari makalah terdiri dari prosedur atau metode pemecahan masalah, pembahasan, dan simpulan. Berdasarkan prosedur pemecahan masalah, makalah dapat dibedakan menjadi makalah deduktif dan makalah induktif. Makalah deduktif adalah makalah yang menggunakan cara berpikir rasional atau melalui telaah kepustakaan dalam pemecahan masalahnya. Makalah induktif adalah makalah yang menggunakan cara berpikir empiris melalui data dan fakta yang diperoleh dari lapangan untuk pemecahan masalahnya. Berdasarkan kandungan informasi yang disajikan,

(11)

makalah dibedakan menjadi makalah informatif dan makalah solutif. Makalah informatif berisi konsep, teori atau informasi mengenai suatu topik secara rinci.

2.3. Penyelesaian Studi Tugas Akhir Dalam Bentuk Skripsi 2.3.1. Pengertian Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam dan berisi sumbangan pemikiran baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang disusun oleh mahasiswa program sarjana sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang sesuai program studi masing-masing.

Penulisan skripsi merupakan beban kurikulum yang harus dipenuhi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah Program Strata Satu (S1) dengan bobot 6 SKS. Skripsi ini adalah sebagai tugas akhir (final assigment) mahasiswa program strata satu (S1) dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan dari mahasiswa dalam melakukan kegiatan.

Sebelum menyusun skripsi, mahasiswa wajib membuat proposal yang berisi rancangan penelitian sesuai dengan fokus kajian program studinya. Proposal tersebut harus menggambarkan problem penelitian yang akan dibahas dan diteliti yang tercermin dari latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, landasan teori, prosedur penelitian dan daftar pustaka.

2.3.2. Dasar Pemikiran

1. Skripsi merupakan salah satu bentuk karya ilmiah yang disusun mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi program sarjana strata satu (S1). Karya tersebut menggunakan penalaran empiris dan non empiris dengan pendekatan tertentu sesuai dengan bidang studi yang didalaminya.

2. Skripsi disusun berdasarkan hasil penelitian mandiri terhadap suatu masalah yang dilakukan secara seksama dan terbimbing. Penelitian dimaksud dilaksanakan dengan memenuhi prinsip metodologi ilmiah di bawah bimbingan dosen pembimbing yang memenuhi syarat akademik.

3. Skripsi harus mencerminkan tingkat akademik dan penguasaan keilmuan. Hal ini diharapkan dapat membawa citra akademik yang baik bagi STAI Darul Falah Cihampelas Bandung Barat.

(12)

2.3.3. Tujuan Penyusunan Skripsi

1. Tujuan penyusunan skripsi

a. Untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah secara ilmiah atas topik atau pokok bahasan yang sesuai dengan aturan program studi masing-masing.

b. Untuk menilai keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan metode penelitian secara benar.

c. Untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam melakukan penalaran secara logis.

2. Kemampuan yang diharapkan dari mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah:

a. Merangkum dan mengaplikasikan semua pengalaman pendidikan untuk memecahkan masalah dalam bidang keahlian/bidang studi tertentu secara sistematis dan logis, kritis dan kreatif, berdasarkan data atau informasi yang akurat dan didukung analisis yang tepat

b. Membentuk sikap mental ilmiah dan mengidentifikasikan serta merumuskan masalah penelitian yang berdasarkan rasional tertentu yang dinilai penting dan bermanfaat.

c. Melakukan kajian secara kualitatif atau kuantitatif dan menarik kesimpulan yang jelas serta mampu merekomendasikan hasil penelitiannya.

(13)

BAB III

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI 3.1. Format Penulisan Skripsi

3.1.1. Halaman Utama (Cover)

Halaman utama (cover) skripsi di jilid menggunakan hard cover berwarna hijau muda, dengan tulisan berwarna hitam dan memuat logo STAI Darul Falah yang timbul dan dilaminasi.

3.1.2. Jenis Kertas dan Ukuran Huruf

Kertas yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah A4 80 gram dan tidak bolak balik. Jenis huruf yang digunakan yaitu Times New Roman dengan ukuran huruf 12. Sedangkan untuk huruf Arab digunakan jenis huruf Traditional Arabic ukuran huruf 16, dengan spasi 1.

3.1.3. Tata Letak Tulisan (Lay Out)

1) Margin

Margin yang digunakan dalam penulisan skripsi yaitu kiri berjarak 4 cm; kanan berjarak 3 cm; atas berjarak 3 cm; dan bawah berjarak 3 cm.

2) Jarak penulisan pengetikan adalah 1,5 spasi.

3) Margin yang digunakan dalam penulisan skripsi yaitu kiri berjarak 4 cm; kanan berjarak 3 cm; atas berjarak 3 cm; dan bawah berjarak 3 cm.

4) Nomor halaman ditulis pada bagian kanan atas kecuali pada awalan halaman bab ditulis di bagian tengah bawah. Jenis angka yang digunakan untuk format bagian muka menggunakan angka Romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv, v, vi, vii, viii, ix, x dan seterusnya. Untuk format isi setiap bab dan bagian akhir menggunakan angka Arab, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan seterusnya.

5) Rentang jumlah kata penulisan skripsi biasanya berada pada kisaran 15.000 sampai dengan 20.000 kata.

3.2. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi disesuaikan dengan disiplin ilmu dan program studi yang ada di STAI Darul Falah. Secara umum, penulisan skripsi terdiri dari

(14)

beberapa bagian yang dipaparkan lebih spesifik pada subbagian berdasarkan urutan penulisannya sebagai berikut.

3.2.1. Halaman Judul

Secara format, halaman judul memuat : 1) Judul Skripsi

Judul Skripsi dirumuskan secara menarik dan informatif, dituliskan secara singkat, jelas dan mudah dipahami serta menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD).

2) Pernyataan Penulisan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana

3) Logo STAI Darul Falah yang sesuai

4) Nama lengkap penulis beserta Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 5) Identitas program studi, institusi beserta tahun penulisan.

3.2.2. Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan dimaksudkan memberikan legalitas bahwa semua isi data skripsi telah disahkan oleh pembimbing skripsi I dan II, diketahui oleh ketua program studi dan disetujui oleh kepala bagian akademik. Secara format, nama lengkap dan gelar, serta kedudukan tim pembimbing disebutkan.

3.2.3. Halaman Pernyataan Tentang Keaslian Skripsi

Halaman pernyataan tentang keaslian skripsi berisi penegasan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh mahasiswa adalah benar-benar asli karya mahasiswa yang bersangkutan, pernyataan ini juga harus mengemukakan bahwa skripsi ini bebas plagiat.

Redaksi pernyataan keaslian skripsi adalah sebagai berikut:

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “...” beserta seluruh isi yang ada di dalamnya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan dan plagiat terhadap karya orang lain dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya

(15)

pelanggaran plagiarisme atau ada klaim orang lain terhadap keaslian skripsi saya ini.

Mengingat tindakan plagiat atau penjiplakan adalah pencurian ide dan karya orang lain, serta akan membawa pengaruh negatif terhadap individu dan institusi kampus, maka pernyataan tentang keaslian skripsi wajib ditandatangani oleh mahasiswa yang bersangkutan di atas materai Rp.10.000. dan dibubuhi tandatangan di atasnya. Pernyataan ini dibuat sebanyak 3 lembar asli pada skripsi sebelum diajukan untuk ujian sidang.

3.2.4. Halaman Ucapan Terima Kasih

Halaman ucapan terima kasih mengemukakan ucapan dan apresiasi kepada pihak-pihak yang terlibat dan telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih bersifat akademis, sebaiknya ditujukan kepada orang yang paling berperan dalam penyelesaian skripsi dengan disampaikan secara singkat dan benar. Diharapkan mahasiswa tidak memasukkan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak relevan dan membuat ucapan yang berlebihan.

3.2.5. Abstrak

Saat membaca skripsi, bagian pertama kali yang akan dibaca biasanya adalah judul penelitian dan abstrak. Abstrak menjadi bagian penting yang berisikan informasi yang ringkas dan secara singkat dari hasil keseluruhan isi penelitian. Abstrak umumnya memuat informasi umum penelitian yang dilakukan, tujuan penelitian, alasan dilaksanakannya penelitian, metode penelitian yang digunakan, temuan penelitian serta rekomendasi hasil penelitian.

Terkait format penulisan abstrak adalah sebagai berikut :

1) Abstrak ditulis dengan jumlah kata antara 200-250 kata, diketik dengan satu spasi, dengan jenis huruf Times New Roman ukuran 11. Bagian margin kiri dan kanan dibuat menjorok ke dalam.

2) Penulisan abstrak ditulis dengan menggunakan 2 bahasa yaitu, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

3) Pada bagian akhir abstrak di tulis kata kunci sebagai kode atau frase yang menonjol yang menggambarkan isi satu dokumen.

(16)

3.2.6. Daftar Isi

Daftar isi merupakan daftar urutan isi tulisan yang sistematis berdasarkan posisi halamannya. Daftar isi mempermudah pembaca untuk mencari judul, ataupun bagian yang telah ditulis. Oleh karena itu, judul dan subjudul yang telah ditulis harus berisikan nomor halamannya agar pembaca dapat mudah mencari apa yang diinginkannya. Pembuatan daftar isi dapat dilakukan dengan fasilitas yang terdapat pada aplikasi Microsoft Office agar lebih mudah dan akurat dalam membuat dokumen yang sistematis.

3.2.7. Daftar Tabel

Daftar Tabel menyajikan informasi mengenai tabel yang digunakan dalam isi skripsi beserta judul tabel dan posisi halamannya secara berurutan. Nomor tabel pada daftar tabel ditulis dengan 2 angka, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor urut bab dan nomor urut tabel.

Contoh :

Tabel 1.3 yang berarti tabel pada Bab I nomor 3.

3.2.8. Daftar Gambar

Daftar gambar menyajikan gambar-gambar secara berurutan, mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang tercantum dalam skripsi. Nomor gambar ditulis dengan 2 angka, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor urut bab dan nomor urut gambar.

Contoh :

Gambar 3.3 yang berarti tabel pada Bab III nomor 3.

3.2.9. Daftar Lampiran

Daftar lampiran menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama sampai dengan lampiran terakhir. Berbeda dengan daftar tabel dan daftar gambar, nomor lampiran berdasarkan pada kemunculannya dalam skripsi. Lampiran yang pertama kali disebut dinomori lampiran 1. dan seterusnya.

(17)

3.2.10.Bab I Pendahuluan

Bab I pendahuluan ini menjadi dasar awal mula penelitian yang dilakukan. Bab I pendahuluan terdiri dari:

1) Latar belakang penelitian

Dalam latar belakang ini diuraikan berbagai peristiwa pendidikan yang berlawanan dengan harapan masyarakat, teori yang ada atau peraturan yang berlaku. Jelaskan bahwa masalah yang terjadi itu esensial, krusial dan aktual, dan uraikan pula keterangan kenapa penelitian ini perlu dilakukan.

Selanjutnya dalam latar belakang masalah berisi penjelasan mengenai problematik yang akan diteliti dan atau alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti, serta belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu, sehingga menunjukkan orisinalitas persoalan yang akan diteliti. Oleh karena masalah yang dihadapi sangat kompleks dan banyak aspeknya maka perlu ditentukan fokus yaitu titik pusat penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan skripsi yang diajukan. Latar belakang disusun berdasarkan studi pendahuluan (lapangan dan atau kepustakaan) mengenai masalah yang diteliti.

Untuk membantu memperoleh masalah yang layak dan menarik untuk diteliti, seorang peneliti harus menelaah buku-buku yang terkait dengan disiplin ilmu yang ditekuni agar menguasai teori-teori ilmiah. Seorang peneliti juga bisa memperoleh bantuan melalui diskusi dengan sesama teman. Pertanyaan utama yang perlu dijawab adalah bagaimana peneliti dapat menemukan masalah yang layak dan menarik untuk diteliti. Meskipun tidak ada kaidah yang baku untuk menemukan suatu persoalan, namun ada beberapa hal yang hendaknya dijadikan pijakan untuk menemukan masalah penelitian.

2) Rumusan masalah penelitian

Bagian ini memuat identifikasi spesifik dan batasan masalah mengenai permasalahan yang akan di teliti. Perumusan masalah biasanya ditulis dalam bentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah diuraikan secara umum, kemudian diuraikan masalah khususnya sesuai dengan jumlah pertanyaan yang disesuaikan dengan sifat dan kompleksitas penelitian yang akan dilakukan.

(18)

Rumusan masalah mempertimbangkan urutan dan kelogisan posisi pertanyaannya. Pertanyaan penelitian dibuat untuk mengidentifikasi topik atau variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, pertanyaan penelitian mengidentifikasi pola yang akan dicari yaitu untuk mengetahui bagaimana variabel tersebar dalam sebuah populasi atau untuk mengetahui apakah ada hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, dijelaskan terlebih dahulu fokus kajian penelitian, lalu identifikasi pertanyaan-pertanyaan penelitian sesuai dengan indikator fokus kajian penelitian.

3) Tujuan penelitian

Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan masalah yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah. Penulis diharapkan dapat mengidentifikasi dengan jelas tujuan umum dan khusus dari penelitian yang dilaksanakan sehingga dapat terlihat jelas cakupan yang diteliti. Hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Tujuan penelitian adalah tujuan keilmuan, bukan tujuan pribadi peneliti. b. Tujuan penelitian harus terkait dengan permasalahan (bahkan urutan pun

harus sesuai dengan pernyataan masalah)

c. Untuk pendekatan kuantitatif, Penulis dapat menyampaikan hipotesisnya karena pada dasarnya hipotesis penelitian adalah apa yang akan dilakukan pengujian penelitian.

4) Manfaat penelitian

Bagian ini menggambarkan mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian dapat berupa manfaat dari segi teoritis, dari segi kebijakan, dari segi praktik yang memberikan solusi dalam memecahkan masalah spesifik serta dari segi sosial kelembagaan.

5) Sistematika Organisasi Skripsi

Bagian ini menjelaskan tentang sistematika penulisan skripsi dengan memberikan unsur-unsur di setiap babnya. Setiap bab perlu menjelaskan urutan

(19)

unsur-unsur di dalamnya serta keterkaitan antara satu bab dengan bab lainnya sehingga membentuk suatu kerangka utuh skripsi.

3.2.11.Bab II Kajian Pustaka

Kajian teori atau deskripsi teori maksudnya adalah menguraikan teori yang relevan untuk digunakan dalam menjelaskan variabel penelitian dan dijadikan dasar dalam membahas atau menjawab dan menjelaskan permasalahan yang diteliti. Teori yang digunakan bukan sekedar pendapat seseorang tapi harus teori yang benar-benar telah diuji. Kajian pustaka ditunjukkan perkembangan terbaru dalam dunia keilmuan dari teori yang sedang dikaji dalam bidang ilmu yang diteliti.

Kajian teori juga dijabarkan dari kajian pustaka dan buku-buku teks (Grand Theory) yang ditulis oleh para ahli, kemudian disusun sendiri oleh mahasiswa sebagai tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan atau merumuskan hipotesis. Kajian teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan yang berkaitan dengan bidang ilmu yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti perlu didefinisikan secara jelas minimal 5 teori pendukung yang sesuai dengan variabel penelitian. Definisi dari variabel didasarkan atas pendapat para ahli.

Kajian pustaka berisikan konsep-konsep, teori-teori model-model serta turunannya dalam bidang yang dikaji. Kajian pustaka memuat penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur, subjek dan temuannya. Pemaparan kajian pustaka dalam skripsi lebih berfokus pada deskriptif dan mengedepankan sumber rujukan yang terbaru.

Kajian pustaka memuat kerangka pemikiran yang merupakan model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting untuk diteliti. Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian. Teori tersebut di samping diperlukan untuk pemecahan masalah yang diteliti, selain itu juga sangat diperlukan sebagai dasar pembenaran gagasan dan argumentasi keilmuan yang diajukan. Setiap variabel harus dapat diuraikan secara jelas dan ilmiah (didukung oleh pendapat para ahli) sebelum peneliti membuat kesimpulan tentang masing-masing variabel yang dan diharapkan mampu menjelaskan permasalahan dan hubungan antar variabel yang diteliti.

(20)

Dalam pendekatan kuantitatif pada Bab II disertakan kerangka pikir penelitian yang berkaitan dengan sistem alur pikir penelitian dimulai dari input, process, output dan outcome. Kerangka pikir penelitian menjelaskan garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian dengan merepresentasikan suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan di antara konsep-konsep tersebut. Pada bagian Bab II, disertakan hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. hipotesis berupa penjelasan sementara yang diajukan untuk menerangkan fenomena problematik atau persoalan penelitian yang dihadapi.

3.2.12.Bab III Metode Penelitian

Bagian ini merupakan bagian yang sistematis dan prosedural karena mengarahkan pembaca untuk mengetahui alur rancangan penelitian mulai dari pendekatan penelitian yang digunakan, instrumen yang dilakukan, tahapan pengumpulan data serta langkah analisis data yang diterapkan.

Berikut alur pemaparan metode penelitian yang digunakan untuk skripsi yang menggunakan pendekatan kuantitatif:

1) Desain penelitian

Bagian ini menjelaskan secara eksplisit apakah penelitian dilakukan menggunakan kategori survei (deskriptif dan korelasional) atau kategori eksperimental. Lebih lanjut dapat dijelaskan secara lebih detail sesuai dengan kebutuhan desain penelitian.

2) Partisipan, populasi dan sampel

Bagian ini menjelaskan partisipan yang terlibat, karakteristik partisipan dan dasar pertimbangan pemilihan partisipan sebagai responden penelitian. Pemilihan partisipan dilalui dengan cara penentuan populasi dan bagaimana teknik pengambilan sampel penelitian.

3) Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(21)

Bagian ini menyampaikan secara rinci mengenai alat pengumpul data/instrumen yang dipergunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian ini dapat berupa angket, catatan observasi, atau soal tes. Secara rinci terkait kisi-kisi instrumen, jenis instrumen, sumber instrumen, pengecekan validitas dan reliabilitasnya, serta teknis penggunaannya di sampaikan pada bagian ini.

5) Prosedur penelitian

Bagian ini memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian yang dilakukan sehingga desain penelitian dapat teroperasionalkan secara nyata.

Adapun contoh tahapan-tahapan yang ditunjukkan pada gambar alur penelitian sebagai berikut :

6) Analisis data

Bagian ini secara khusus menyampaikan langkah-langkah pengolahan data dan jenis analisis data statistik beserta jenis aplikasi bantuan yang digunakan (contoh: SPSS, AMOS, Excel). Statistik deskriptif dan inferensial yang mungkin dibahas dan dihasilkan nantinya disampaikan beserta langkah-langkah pemaknaan hasil temuannya,

Sementara itu untuk penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

yang digunakan untuk skripsi, tahapannya adalah sebagai berikut: Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Masalah Penelitian Studi Literatur Penyusunan Instrumen Validitas dan Reliabilitas Pengumpulan Data

(22)

1) Desain penelitian

Bagian ini menjelaskan jenis penelitian yang digunakan dengan menyebutkan kategori desain penelitian kualitatif misalnya etnografi atau studi kasus.

2) Partisipan dan lokasi penelitian

Bagian ini dimunculkan untuk jenis penelitian yang melibatkan subjek manusia sebagai sumber pengumpulan datanya. Pertimbangan pemilihan partisipan dan tempat penelitian perlu dijelaskan secara jelas dan terperinci. Konsep populasi atau sampel pada penelitian kualitatif disebut sebagai sumber data atau informan pada situasi sosial tertentu yang menjadi subjek penelitian atau unit analisis. Pada dasarnya kegiatan penelitian harus memiliki sumber data agar data yang diperoleh valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif tidak dapat ditetapkan rumus ataupun jumlah sumber data dengan menggunakan perhitungan statistik seperti halnya penelitian kuantitatif, karena belum tentu perhitungan tersebut dapat menjawab permasalahan penelitian sehingga pada saat memasuki lapangan peneliti dapat menentukan sampel lainnya berdasarkan pertimbangan peneliti guna memenuhi kebutuhan data atau informasi dalam memberikan data yang lebih lengkap. Maka dalam penelitian ini penentuan sumber data dilakukan secara purposif (purposive sample) dan snowball sampling agar menyesuaikan dengan tujuan penelitian dan memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam.

3) Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

4) Pengumpulan data

Bagian ini menjelaskan jenis data yang diperlukan, instrumen apa yang digunakan dan tahapan pengumpulan datanya. Dimungkinkan dalam

(23)

pendekatan kualitatif menggunakan lebih dari instrumen karena untuk memenuhi triangulasi data dan meningkatkan kualitas dan reliabilitas data.

5) Analisis data dan keabsahan data

Pada bagian ini penulis menjelaskan secara rinci dan jelas langkah-langkah yang ditempuh setelah berhasil mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik triangulasi dan dilakukan secara terus menerus sampai data tersebut jenuh. Secara umum dalam alur analisis data kualitatif, peneliti berbicara banyak mengenai langkah-langkah identifikasi, kategorisasi, kodifikasi, reduksi, pemetaan pola, dan sistesis dari hasil pelaksanaan rangkaian tahapan tersebut.

Aktivitas dalam analisis data meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi (conclution drawing/ verification). Dalam penelitian kualitatif, suatu temuan atau data dapat dinyatakan valid jika tidak ada perbedaan antara data yang dilaporkan dengan kenyataan yang sesungguhnya terjadi pada subyek yang diteliti. Namun, perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat jamak dan tergantung pada konstruksi dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental setiap individu dengan berbagai latar belakangnya.

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif, yaitu “meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas)”.

Penjelasan mengenai unsur-unsur yang muncul pada Bab III metode penelitian baik yang menggunakan pendekatan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif pada dasarnya memungkinkan mengalami variasi dan penyesuaian sesuai dengan kekhasan bidang yang diteliti.

3.2.13.Bab IV Temuan dan Pembahasan

Bab ini memaparkan dua hal utama, yakni 1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan data dengan bentuk menyesuaikan dengan rumusan masalah penelitian, 2) pembahasan dan analisis temuan penelitian untuk menjawab

(24)

pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Pemaparan temuan dan pembahasan dapat dipisahkan atau digabungkan.

Pemaparan Dipisahkan Digabungkan

Temuan Temuan 1 Temuan 1

Pembahasan 1 Temuan 2 Temuan 3 Temuan 2 Pembahasan 2 Pembahasan Pembahasan 1 Pembahasan 2 Temuan 1 Pembahasan 2 Pembahasan 3

Untuk pemaparan pendekatan kuantitatif disampaikan terlebih dahulu hasil pengolahan data dan penjelasannya, dapat berbentuk tabel dan grafik yang di dalamnya berisikan data statistik bersifat deskriptif dan inferensial sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Pemaparan data disajikan dengan baik agar dapat memudahkan pembaca untuk memahami hasil dan maksud penelitian yang telah dilakukan. Untuk penjelasan data dibuat sesuai dengan data yang apa adanya dan sesuai dengan fakta di lapangan.

Pada bagian pembahasan dan analisis, yang perlu dilakukan adalah melihat rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang telah di buat. Pada umumnya peneliti menyatakan apakah akan menerima atau menolak hipotesis penelitian. Hasil temuan di analisis dengan kajian pustaka yang terkait sesuai dengan grand theory yang dipakai kemudian mengaitkan dengan memberikan konfirmasi terhadap kesamaan ataupun perbedaan terhadap hasil penelitian sebelumnya yang relevan.

Sementara untuk pemaparan pendekatan kualitatif, peneliti memaparkan temuan yang dihasilkan dari analisis data apakah menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya. Penelitian yang bersifat kualitatif biasanya menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan perilaku daripada menggunakan data yang berbentuk analisis statistik.

Pendekatan kualitatif membuat peneliti mengharuskan melakukan analisis induktif dan dalam analisis dilakukan pengelompokan data dengan memberikan kode yang mengidentifikasi unit informasi yang terpisah dari teks isian analisis.

(25)

Setelah pengelompokan data, peneliti mengkategorikan data sesuai dengan persamaan makna dan tujuan dari data tersebut. Proses ini memerlukan perubahan yang dinamis sesuai dengan kebutuhan data yang dimaksud dan sampai data tersebut tepat dan dapat menjadi tambahan suatu kategori dan tidak memberikan informasi baru.

Perlu diperhatikan ketika melakukan analisis dan pembahasan, penulis harus kembali kepada kajian teori yang dirujuk di Bab II dan mengintegrasikan analisis dan pembahasan dengan hasil penelitian yang relevan dan terbaru sesuai dengan fokus penelitian dan variabel-variabel penelitian yang di teliti.

3.2.14.Bab V Simpulan dan Rekomendasi

Bab ini berisi tentang simpulan dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran hasil pembahasan dan analisis temuan yang memberikan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Alternatif penulisan simpulan dapat menggunakan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat. Penulisan dengan cara uraian padat dipandang lebih baik karena simpulan harus menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah dan tidak lagi mencantumkan angka ataupun hasil uji statistik.

Rekomendasi ditulis setelah simpulan yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil penelitian, kepada peneliti berikutnya yang berminta untuk melakukan penelitian selanjutnya dan kepada pemecahan masalah di lapangan sebagai tindak lanjut hasil penelitian.

3.2.15.Daftar Pustaka

Bagian ini memaparkan hasil referensi yang dikutip merujuk pada sistem American Psychological Association (APA) menjadi sistem baku STAI Darul Falah. Daftar pustaka dapat menggunakan fasilitas dari Microsoft Office, Mendeley, Zotero dan aplikasi lainnya yang mendukung fasilitas referensi secara otomatis.

3.3. Penulisan Jurnal Al-Burhan

Sesuai dengan kebijakan pengelolaan karya ilmiah sivitas akademik STAI Darul Falah, sebagai salah satu syarat kelulusan, setiap mahasiswa yang menulis skripsi diwajibkan menulis juga artikel berupa ringkasan skripsi dalam bentuk jurnal yang termuat pada Jurnal Al Burhan STAI Darul Falah. Sistematika

(26)

penulisan dan ketentuan penulisan dapat dilihat pada template yang telah disediakan.

(27)

BAB IV

TINDAKAN PLAGIARISME

Tindakan yang dapat masuk ke dalam jenis plagiat meliputi tindakan-tindakan atau hal-hal berikut ini.

1) Salin & Tempel (copy & paste). Tindakan ini adalah yang paling populer dan sering dilakukan. Plagiator mengambil sebagian porsi teks yang biasanya dari sumber daring (online) kemudian dengan dua double keystrokes (CTRL + C dan CTRL + V) salinan dokumen kemudian diambil dan disisipkan ke dalam tulisan yang dibuat. Dari penggabungan dokumen ini sebenarnya dosen sering kali dapat melihat kejomplangan ide dan gaya penulisan. Di bagian tertentu tulisan terlihat sangat baik sementara di bagian lainnya tidak.

2) Penerjemahan. Penerjemahan tanpa mengutip atau merujuk secara tepat juga sering dilakukan. Plagiator biasanya memilih bagian teks dari bahasa sumber yang akan diterjemahkan kemudian secara manual atau melalui perangkat lunak penerjemah melakukan penerjemahan ke dalam draf kasar. Tak jarang karena menggunakan perangkat lunak yang tidak peka terhadap konteks kalimat, misalnya, hasil terjemahan pun menjadi rancu.

3) Plagiat terselubung. Yang dimaksud plagiat terselubung di sini adalah tindakan mengambil sebagian porsi tulisan orang lain untuk kemudian mengubah beberapa kata atau frasa dan menghapus sebagian lainnya tanpa mengubah sisa dan konstruksi teks lainnya.

4) Shake & paste collections. Tindakan ini mengacu pada pengumpulan beragam sumber tulisan untuk kemudian mengambil darinya ide dalam level paragraf bahkan kalimat untuk menggabungkannya menjadi satu. Sering kali hasil teks dari penggabungan ini tidak tersusun secara logis dan menjadi tidak koheren secara makna.

5) Clause quilts. Tindakan ini adalah mencampurkan kata-kata yang dibuat dengan potongan tulisan dari sumber-sumber yang berbeda. Potongan teks dari berbagai sumber digabungkan dan tak jarang sebagian merupakan kalimat yang belum tuntas digabung dengan potongan lain untuk melengkapinya. Beberapa ahli menamakannya mosaic plagiarism.

(28)

6) Plagiat struktural. Jenis tindakat plagiat ini adalah terkait peniruan pola struktur tulisan, dari mulai struktur retorika, sumber rujukan, metodologi, bahkan sampai tujuan penelitian.

7) Pawn sacrifice. Tindakan ini merupakan upaya mengaburkan berapa banyak bagian dari teks yang memang digunakan walaupun penulis menuliskan sumber kutipannya. Sering kali bagian teks dari sumber lain yang dikutip dan diberi pengakuan hanya sebagian kecil saja, padahal bagian yang diambil lebih dari itu.

8) Cut & slide. Pada dasarnya mirip dengan pawn sacrifice dengan sedikit perbedaan. Plagiator biasanya mengambil satu porsi teks dari sumber lain. Sebagian teks tersebut dikutip dan diberi pengakuan dengan cara yang benar dengan kutipan langsung, sementara sebagian lain yang jelas-jelas diambil langsung tanpa modifikasi dibiarkan begitu saja masuk dalam tulisannya. 9) Self-plagiarism. Jenis tindakan ini adalah menggunakan ide dari

tulisan-tulisan sendiri yang telah dibuat sebelumnya namun menggunakannya dalam tulisan baru tanpa kutipan dan pengakuan yang tepat. Walaupun penulis merasa bahwa ide tersebut adalah miliknya dalam tulisan sebelumnya dan dapat menggunakannya secara bebas sesuai keinginannya, hal ini dianggap sebagai praktik akademik yang tidak baik.

10)Other dimensions. Jenis-jenis tindakan plagiat lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Plagiator dapat menjiplak dari satu sumber atau lebih, atau menggabungkan dua atau lebih bentuk plagiat yang disebutkan di atas dalam tulisan yang dia buat. Yang pasti, tindakan plagiat masih memungkinkan untuk berkembang dengan modifikasi dimensi dari tindakannya.

Apabila mahasiswa melakukan tindakan plagiat dan terbukti secara jelas dan sah dalam pembuatan karya ilmiahnya, maka pihak kampus dapat melakukan tindakan tegas dengan merujuk pada aturan yang berlaku sesuai dengan Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Dalam aturan tersebut, pada Pasal 12 Ayat 1 dan 2 dinyatakan secara eksplisit mengenai sanksi tindakan plagiat baik untuk mahasiswa, dosen, peneliti, maupun tenaga kependidikan.

(29)

BAB V

TEKNIK PENULISAN

Penulisan skripsi di STAI Darul Falah berpedoman pada format penulisan di bawah ini:

5.1. Penulisan huruf

Penulisan huruf yang dibahas dalam pedoman ini terutama berkaitan dengan penggunaan (1) huruf kapital, (2) huruf miring, dan (3) huruf tebal.

5.1.1. Huruf kapital

1) huruf pertama pada awal kalimat (misalnya: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif);

2) huruf pertama petikan langsung (misalnya: Dia bertanya, “Mengapa kamu terlihat menyendiri?”);

3) huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan (misalnya: Islam, Kristen, Quran, Alkitab, dll.);

4) huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang (Misalnya: Sultan Tritayasa, Haji Agus Salim);

5) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang (misalnya: Dia baru saja menunaikan ibadah haji);

6) huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu (misalnya: Walikota Bandung, Jenderal Sudirman);

7) huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya (misalnya: (1) Rapat itu dipimpin oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, (2) Rapat itu dipimpin oleh Menteri);

8) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu (misalnya: Sejumlah menteri hadir dalam rapat kabinet kemarin sore);

9) huruf pertama unsur-unsur nama orang (misalnya: Chairil Anwar, Imam Bonjol);

(30)

10)huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal) (misalnya: van Nisterlooy);

11)huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti (misalnya: Abdullah bin Abdul Musthafa, Fatimah binti Muhammad Husen);

12)huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran (misalnya: joule per Kelvin, Newton);

13)huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran (misalnya: 15 watt, mesin diesel);

14)huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa (misalnya: suku Sunda, bahasa Jawa, bangsa Afrika);

15)huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan (misalnya: pengindonesiaan kata asing, keinggris-inggrisan);

16)huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya (misalnya: bulan Februari, hari Idul Fitri);

17)huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa sejarah (misalnya: Perang Salib, Konferensi Meja Bundar);

18)huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama (misalnya: Para pahlawan berjuang demi kemerdekaan Indonesia);

19)huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi (misalnya: Jawa Barat, Bandung);

20)huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi (misalnya: Sungai Citarum, Gunung Tangkuban Perahu);

21)huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi (misalnya: Adik suka berenang di sungai); 22)huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang

digunakan sebagai penjelas nama jenis (misalnya: kunci inggris, pisang ambon);

(31)

23)huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk (misalnya: Republik Indonesia, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak);

24)huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi (misalnya: kerja sama antara pemerintah dan rakyat); 25)huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama

lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan (misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dasar-Dasar Ilmu Hukum);

26)huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal (misalnya: Dia suka membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma);

27)huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri (misalnya: Dr. untuk doktor, S.H. untuk sarjana hukum);

28)huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan (misalnya: (1) Surat Saudara sudah saya terima, (2) “Kapan Bapak berangkat?” tanya Andi);

29)huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan (misalnya: Kami akan berkunjung ke rumah paman dan bibi di Jakarta); dan 30)huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan (misalnya:

Berapa lama Anda tinggal di Bandung?).

5.1.2. Huruf miring

Penggunaan huruf miring dilakukan pada kondisi penulisan di bawah ini:

1. untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan (misalnya: Gosip itu bermula dari berita di surat kabar Pos Kota);

(32)

2. untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata (misalnya: (1) Huruf pertama kata abad adalah a, (2) Susunlah sebuah kalimat dengan menggunakan kata moratorium);

3. untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia (misalkan: nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana); dan 4. untuk ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia dan

penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia (misalnya: Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus).

5.1.3. Huruf tebal

Penggunaan huruf tebal dilakukan pada kondisi penulisan di bawah ini:

1) untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran;

2) tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring; dan

3) huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi

5.2. Penulisan angka dan bilangan

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu dicermati terkait penulisan angka dan bilangan. Bilangan dalam penulisan dapat dinyatakan dalam angka atau kata. Dalam hal ini angka berperan sebagai lambang bilangan atau nomor dengan jenis lazim yang digunakan yakni angka Arab atau angka Romawi. Lihat contoh di berikut ini:

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1000), V (5000)

Beberapa ketentuan terkait penulisan angka dan bilangan adalah sebagai berikut:

1) bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti

(33)

dalam perincian atau paparan (misalnya: (1) Saya menonton film tersebut sampai

lima kali, (2) Dari 30 peserta lomba 10 orang anak-anak, 24 orang remaja, dan 10 orang dewasa);

2) bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat (misalnya: Empat puluh siswa kelas 9 lulus Ujian Akhir Nasional);

3) angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca (misalnya: Pabrik tersebut merugi sebesar 250 milyar rupiah);

4) angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah (misalnya: 25 liter, Rp1.000,00, tahun 2021);

5) angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar (misalnya: Jalan Pesantren V No.15);

6) angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci (misalnya: Bab IX, Pasal 5, halaman 120);

7) penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan angka Romawi kapital atau huruf dan angka Arab (misal: abad XX, abad ke-20, abad kedua puluh); 8) penulisan bilangan yang mendapat akhiran -an dipisahkan oleh tanda

hubung (misalnya: tahun 2000-an, pecahan 20.000-an); dan

9) bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi)

5.3. Penggunaan tanda baca

Tanda titik digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:

1) pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan (misalnya: Ibuku seorang guru.);

2) tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik (misalnya: Penulis itu bernama Dedi Mizwar, M.A.);

(34)

3) di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar;

4) untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu (misalnya: pukul 07.30 pagi);

5) tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu (misalnya: 3.30.45 jam untuk menunjukkan 3 jam, 30 menit, 45 detik); dan

6) untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah (misalnya: Warga miskin di provinsi ini berjumlah 1.250 orang.). Tanda koma digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:

1) di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan (misalnya: Dia ditugaskan membeli buku, pensil, tinta, dan penggaris.);

2) untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali (misalnya: Aku ingin pergi, tetapi banyak pekerjaan yang harus diselesaikan

dulu.);

3) untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya (misalkan: Karena lelah, saya tidak jadi pergi ke rumah dia.);

4) di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu;

5) untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,dan kasihan,atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata-kata lain yang terdapat di dalam kalimat;

6) untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat (misalnya: Kata Paman, “Aku mau pergi ke Surabaya”.);

7) tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru (misalnya: “Di manakah Kamu sekolah?” tanya Pak Budi.);

(35)

8) di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan (misalnya: Sdr. Egan, Jl. Mahmud V, Bandung);

9) di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga (misalnya: Gilang Ramadan, S.Pd.);

10)di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka (misalnya: 25,5 m, Rp5000,50); dan

11)untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi (misalnya: Dosen kami, Pak Ari, tegas sekali.).

Tanda titik koma digunakan dalam kondisi penulisan sebagai berikut:

1) sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara (misalnya: Dian membersihkan kamarnya; Raisa merapikan buku di ruang baca);

2) untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata (Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan); dan

3) untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung (misalnya: Rapat ini akan membahas pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan rancangan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja).

5.4. Penulisan judul, sub judul dan anak sub judul

Judul bab ditulis dengan huruf kapital dan dicetak tebal dalam format centering (di tengah) seperti contoh berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Subjudul ditulis dengan menggunakan huruf kapital hanya pada inisial atau huruf pertama setiap kata (kecuali konjungsi, preposisi, dan partikel) dan dicetak tebal dalam format rata kiri sesuai dengan batas margin kiri seperti contoh berikut:

(36)

1.1 Latar Belakang

Anak subjudul ditulis dalam format yang sama dengan subjudul seperti contoh berikut:

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Definisi Pendidikan Agama Islam

Anak dari anak subjudul ditulis dalam format yang sama dengan anak subjudul seperti contoh berikut:

1.1 Latar Belakang 1.1.1 Agama Islam

1.1.1.1 Pendidikan Agama Islam

5.5. Penomoran

Penomoran multilevel untuk judul/subjudul/anak subjudul mengikuti format berikut.

2.1 Pengertian Agama Islam

2.1.1 Pendidikan Agama Islam

2.1.1.1 Pendidikan Agama Islam Aswaja

Format penomoran dan penulisan di atas hanya berlaku untuk penulisan daftar isi.

5.6. Penulisan nama tabel dan gambar

Berdasarkan Pedoman APA Edisi VII, ada perbedaan penulisan nama tabel dan gambar, yang dicontohkan di bawah ini:

Contoh Format Penulisan Nama Tabel :

Tabel 3.10 Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 - 1,000 Sangat Tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 - 0,399 Rendah

(37)

Contoh Format Penulisan Nama Gambar :

Sumber : Northouse (2013, hal. 247)

(Diadaptasi dari Luthans,F,& Avolio,B.J.2003.”Authentic leadership development”. Dalam K.S.Cameron.J.E. Dutton,&R.E.Quinn(Eds.) Positive

organizational scholship (h. 241-258). San Fransisco: Berrett,2003:danW.L.Gardener.B.J.Avolio,F.Luthans,D.R.May.& F.O.Walumbwa.2005.”Can u see the real me”. A self-based model of authenticleader and followerdevelopment, Leadership Quarterly, 16, 343-3

Gambar. 2.3

Bagan Komponen Kepemimpinan Otentik 5.7. Penulisan kutipan dan sumber kutipan

Sesuai dengan yang disampaikan pada bagian pendahuluan, sistem penulisan dalam penulisan karya ilmiah yang direkomendasikan adalah sistem American Psychological Association (APA). Contoh-contoh penulisan kutipan di bawah ini akan mengacu pada buku Publication Manual of the American Psychological Association, yang telah disesuaikan penggunaannya dalam bahasa Indonesia.

5.7.1. Penulisan kutipan langsung

Kutipan ditulis dengan menggunakan "dua tanda petik" jika kutipan ini merupakan kutipan langsung atau dikutip dari penulisnya dan kurang dari 40 kata. Jika kutipan itu diambil dari kutipan maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan 'satu tanda petik'.

(38)

Dalam perspektif bimbingan konseling berbasis budaya, diperlukan pemahaman konseling multibudaya yang memerhatikan keragaman karakteristik budaya sebagai “…a sensitivity of the possible ways in which different cultures function and interact…” [sensitivitas terhadap berbagai cara di mana budaya-budaya yang berlainan dapat tumbuh dan berinteraksi…] (McLeod, 2004, hal. 245).

Dalam hal ini apabila kutipan diambil dari bahasa selain bahasa yang ditulis, maka penulisannya dicetak miring, dan disediakan terjemahannya dalam bahasa Indonesia tanpa dicetak miring. Dalam kutipan yang berjumlah 40 kata atau lebih maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik menjorok sama dengan kalimat pertama pada awal paragraf. Baris kedua dari kutipan itu ditulis menjorok sama dengan baris pertama.

Contoh:

Tannen (2007) menyatakan bahwa discourse analysis memerlukan kemampuan untuk menggabungkan berbagai pemahaman teori ke dalam satu kajian. Dia mengatakan

bahwa

Discourse analysis is uniquely heterogeneous among the many subdisciplines of linguistics. In comparison to other subdisciplines of the field, it may seem almost dismayingly diverse. Thus, the term “variation theory” refers to a particular combination of theory and method employed in studying a particular kind of data. (hal. 33)

Terkait pengutipan langsung ini, proporsi kutipan langsung dalam satu halaman maksimal ¼ halaman. Apabila dalam pengutipan langsung ada bagian dari yang dikutip yang dihilangkan, penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik (lihat contoh kutipan kurang dari 3 baris).

5.7.2. Penulisan sumber kutipan

Jika sumber kutipan mendahului kutipan langsung, maka cara penulisannya adalah nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip. Tahun dan halaman diletakkan di dalam kurung.

(39)

Contoh:

Bill George (2003, hal. 11) mengemukakan teori mengenai authentic leadership, “to become authentic, each of us has to develop our own leadership style, consistent with our personality and character”. Pemimpin bukan perkara gaya seperti apa yang akan dijalankan, tetapi bagaimana menjadi otentik atas dirinya sendiri.

Contoh:

Manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses tersebut (Wibowo, 2006, hal. 37).

5.7.3. Sumber kutipan merujuk sumber lain

Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, sumber kutipan yang ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.

Contoh:

Kutipan atas pendapat Hawes dari buku yang ditulis Muchlas Samani dan Hariyanto:

Hawes (dalam Samani dan Hariyanto, 2011, hal. 6) mengemukakan bahwa "...when character is gone, all gone, and one of the richest jewels of life is lost forever” [... ketika karakter sirna, semuanya sirna dan salah satu perhiasan termahal hidup pun hilang selamanya]

5.7.4. Kutipan dari penulis berjumlah dua orang dan lebih

Jika penulis terdiri atas dua orang, nama keluarga kedua penulis tersebut harus disebutkan, misalnya: Sharp dan Green (1996). Apabila penulisnya lebih dari dua orang, untuk penulisan yang pertama, nama keluarga dari semua penulis ditulis lengkap. Jika penulis berjumlah tiga – lima orang, nama belakang/keluarga setiap penulis harus disebutkan pada penyebutan pertama dalam teks, dan hanya nama belakang penulis pertama disertai dkk. untuk penyebutan berikutnya.

(40)

Kurniawan, Hermawan, Darmawan, dan Gunawan (2019) mengatakan... (penyebutan pertama dalam teks)

... dalam artikel jurnal internasional (Kurniawan, Hermawan, Darmawan, & Gunawan, 2019) (penyebutan pertama dalam teks)

Kurniawan dkk. (2019) juga menegaskan bahwa... (penyebutan berikutnya) ... dalam jurnal terindeks Sinta dan Scopus (Kurniawan, dkk., 2019) (penyebutan berikutnya)

Apabila penulisnya berjumlah lebih dari lima orang, maka dari awal pengutipan dalam teks hanya nama belakang orang pertama yang disebutkan.

Contoh:

Kurniawan dkk. (2019) meyakini bahwa...

... dalam artikel jurnal internasional (Kurniawan dkk., 2019). Perhatikan penggunaan titik setelah dkk

5.7.5. Kutipan dari penulis berbeda dan sumber berbeda

Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda, cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut. Perhatikan bahwa penyebutan nama penulis diurutkan berdasarkan urutan alfabet, bukan berdasarkan tahun terbit. Contoh:

Beberapa studi tentang berpikir kritis membuktikan bahwa membaca dan menulis merupakan cara yang paling ampuh dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis (Avolio, dkk. 2002; Bass, 2005; Hoy & Miskel, 2013).

5.7.6. Kutipan dari penulis sama dengan karya yang berbeda

Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada tahun yang sama, cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.

(41)

5.7.7. Kutipan dari penulis sama dengan sumber berbeda

Jika kutipan berasal dari penutur teori yang sama, yang membuat pernyataan yang sama, tetapi terdapat dalam sumber yang berbeda, cara penulisannya seperti berikut.

Contoh:

Menurut Halliday ada dua konteks yang berpengaruh terhadap penggunaan bahasa, yaitu (1) konteks situasi, yang terdiri atas field, mode atau channel of communication (misalnya bahasa lisan atau tulisan), dan tenor (siapa penulis/ pembicara kepada siapa); dan (2) konteks budaya yang direalisasikan dalam jenis teks (1985a, b, c).

5.7.8. Kutipan dari tulisan tanpa nama penulis

Jika sumber kutipan itu tanpa nama, penulisannya adalah sebagai berikut. Contoh: (Tanpa nama, 2013, hal. 18).

Sebagai catatan, perlu diingat bahwa model kutipan tidak mengenal adanya catatan kaki untuk sumber dengan berbagai istilah seperti ibid., op.cit., loc.cit. vide, dan seterusnya. Catatan kaki diperbolehkan untuk memberikan penjelasan tambahan terhadap suatu istilah yang ada pada teks tetapi tidak mungkin ditulis pada teks karena akan mengganggu alur uraian. Nama penulis dalam kutipan adalah nama belakang atau nama keluarga dan ditulis sama dengan daftar rujukan.

5.8. Penulisan daftar rujukan atau referensi

Istilah daftar rujukan atau referensi digunakan dalam pedoman ini sesungguhnya untuk menekankan bahwa sumber-sumber yang dikutip pada bagian tubuh (isi) teks dipastikan ditulis pada daftar rujukan atau referensi, begitu pula sebaliknya.

Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendorong dan meminimalkan potensi praktik plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah. Beberapa catatan umum yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar rujukan dengan menggunakan sistem APA antara lain sebagai berikut.

1) Memasukkan nama keluarga semua penulis dan inisialnya sampai dengan tujuh penulis. Apabila lebih dari tujuh, yang ditulis adalah sampai penulis

Gambar

Tabel 3.10       Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait