• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORITIS. A. Tinjauan Pustaka. efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. Tinjauan Pustaka

1. Manajemen Operasi dan Produksi

Manajemen produksi dan operasi memiliki kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, sumber daya dana dan sumber daya bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.

Menurut Heirzer dan Render (2005), manajemen operasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan penciptaan barang dan jasa melalui adanya pengubahan input menjadi output.

Sedangkan menurut (Sobarsa Kosasih, 2009:3), manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang mengolah faktor-faktor produksi untuk menciptakan produk (barang atau jasa) agar bernilai tambah (Added Value) melalui proses transformasi.

Dari beberapa pengertian diatas disimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan suatu kegiatan, aktivitas dalam upaya untuk mengkonversi input menjadi output dengan menggunakan sumber daya manusia, sumber modal yang ada dalam perusahaan tersebut.

(2)

2. Strategi Operasi

Dalam menghasilkan peningkatan kegiatan produksi dan keunggulan bersaing yang berkelanjutan sesuai dengan tujuan perusahaan, maka perusahaan perlu menerapkan dan membuat strategi-strategi perusahaan. Strategi yang dilakukan perusahaan antara lain dengan menerapkan dan membuat keputusan dalam wilayah sepuluh manajemen operasional. Berdasarkan Heizer dan Render (2005) terdapat sepuluh keputusan penting dalam manajemen operasional :

1) Perancangan barang dan jasa

Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses tranformasi yang dilakukan.

2) Mutu

Harapan Kualitas pelanggan harus diterapkan, peraturan serta prosedur harus dibakukan untuk mengenali dan mencapai kualitas tersebut.

3) Perancangan proses dan kapasitas

Keputusan proses yang diambil mengikat manajemen akan teknologi kualitas dan penggunaan sumber daya manusia dan pemiliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan.

4) Pemilihan Lokasi

Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa sangat menentukan kesuksesan sebuah perusahaan.

(3)

5) Perencanaan tata letak

Aliran bahan baku, kapasitas yang diperlukan , tingkat karyawan keputusan teknologi, dan kebutuhan persediaan kesemuanya mempengaruhi tata letak 6) Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan

Kualitas lingkup kerja yang diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhkan dan upah harus ditentukan secara jelas

7) Manajemen rantai pasokan

Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus diteliti. Pertimbangan ada pada kualitas, pengiriman dan inovasi semuanya harus ditingkat harga yang memuaskan. Kepercayaan akan pembeli pada penjual sangat dibutuhkan untuk proses pembelian yang efektif.

8) Persediaan

Keputusan persediaan hanya bisa dioptimalkan bila hanya kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan sumber daya manusia dipertimbangkan.

9) Penjadwalan

Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan 10) Pemeliharaan

Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan kestabilan yang diinginkan.

(4)

3. Fleksibilitas Manufaktur

Pengembangan fleksibilitas manufaktur akhir-akhir ini menjadi salah satu perhatian penting bagi para manajer untuk mempertahankan perusahaan dalam posisi yang kompetitif. Fleksibilitas telah menjadi prioritas bersamaan dengan biaya dan kualitas, seiring dengan meningkatnya perubahan lingkungan dengan dinamis, persaingan yang semakin luas dan ketat, meningkatnya inovasi teknologi, siklus hidup produk yang semakin pendek, dan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan Daniels (dalam Camison dan Lopez, 2010).

Penting untuk mengetahui peran fleksibilitas bagi suatu perusahaan saat ini, terutama bagi perusahaan yang bergerak diindustri manufaktur. Di dalam lingkungan yang dinamik, industri manufaktur kelas dunia memiliki empat tujuan utama (Gaspersz, 2001), yaitu:

a. Memproduksi produk-produk berkualitas tinggi b. Mempertahankan penyerahan produk tepat waktu

c. Meningkatkan produktivitas agar lebih kompetitif dalam harga produk d. Membentuk struktur manufaktur yang fleksibel

Sebelum kita memahami pengertian fleksibilitas kerja manufaktur, terlebih dahulu hendaknya kita memahami apa yang dimaksud dengan fleksibilitas itu sendiri.

Pengertian fleksibilitas sendiri bermacam-macam tergantung dari ruang lingkup fleksibilitas itu ditempatkan. Sulit untuk mendapatkan pengertian yang tepat mengenai fleksibilitas manufaktur, karena perbedaan situasi dan masalah yang harus dihadapi perusahaan manufaktur. Menurut Noori dan Radford (dalam Camison dan

(5)

Lopez, 2010), secara umum fleksibilitas diartikan sebagai kemampuan untuk merespon atau mengikuti, menghadapi situasi atau kondisi baru dengan efektif dan efisien yang berhubungan dengan proses, produk dan infrasturktur.

Fleksibilitas menjadi semakin penting setelah dikenalnya siklus hidup produk dalam sistem produksi. Semakin ketatnya persaingan, dinamisnya perubahan, dan meningkatnya ketidakpastian, dan secara otomatis akan memperpendek siklus hidup produk tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi fleksibilitas manufaktur untuk pengembangan dan pengenalan produk baru dengan lebih cepat.

Sedangkan manufaktur dianggap suatu unsur penting dalam suatu perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Kyoo Shin, Seung. 2005). Strategi manufaktur harus menyusun rencana untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian unik, yang akan memungkinkan perusahaan untuk dapat melakukan sesuatu lebih baik daripada pesaingnya. Dalam hubungannya dengan strategi perusahaan, Gupta dan Somers (dalam Camison dan Lopez, 2010) melakukan penelitian mengenai hubungan antara strategi bisnis, fleksibilitas kerja manufaktur, dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas kerja manufaktur dan strategi bisnis sama-sama mempengaruhi kinerja perusahaan.

Suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dampak fleksibilitas terhadap suatu sistem kinerja, menunjukkan bahwa fleksibilitas sumber daya yang lengkap, yakni ketika tiap sumber daya dapat dialokasikan untuk setiap dan seluruh tahapan proses produksi, dapat meningkatkan sistem kinerja sebesar 60% . Daniels (dalam Camison dan Lopez, 2010).

(6)

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa fleksibilitas manufaktur merupakan kemampuan perusahaan dalam merespon berbagai perubahan secara efisien. Kemampuan respon perusahaan tersebut diantaranya adalah kemampuan memproduksi banyak produk yang berbeda, merespon permintaan pelanggan, dan melakukan produksi secara efektif.

4. Inovasi

a. Pengertian Inovasi

Inovasi merupakan perpaduan dari usaha pemahaman sebuah gagasan (idea) atau penemuan (invention) dan usaha untuk mengubah idea atau invention tersebut menjadi suatu produk bermanfaat. Roberts (1999). Inovasi adalah usaha dimana bahan – bahan, produk – produk, metode – metode, bahkan organisasi diciptakan dan dikembangkan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. White dan Bruton (dalam Prajogo I.D et.al., 2008).

Dengan kata lain inovasi bukan hanya membuat ide, penciptaan produk saja tetapi meliputi seluruh upaya untuk menggali, mengembangkan dan menerapkan ide dalam mengolah bahan, mendesain, memproses serta menyesuaikannya dengan harapan dan masyarakat. White dan Bruton (dalam Prajogo I.D et.al., 2008) menyimpulkan bahwa pada sebagian besar perusahaan melakukan inovasi pada dua hal yaitu: didalam produk inovasi dan proses inovasi bisa berupa penciptaan produk yang betul – betul baru berupa pengembangan atau perbaikan produk yang sudah ada, dua – duanya akan berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam pengolahan untuk mewujudkannya. Dalam inovasi yang dilakukan uantuk menciptakan produk

(7)

yang betul – betul baru, disebut inovasi radikal. Matheson dan Mike (1994) karena dilakukan dengan usaha yang sangat ketat dan dengan biaya yang relatif besar pula. Pavitt (2001) “teknologi yang digunakannya juga biasanya betul – betul baru, karena disebut juga sebagai dorongan teknologi dalam inovasi yang berupa pengembangan produk – produk yang sudah ada, peralatan dan teknologinya tidak semua baru. Inovasi seperti ini biasanya dilakukan secara bertahap untuk merespon keinginan pasar, karena itu disebut inovasi tarikan pasar (full market).

b. Pengertian Produk

Agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan, pihak perusahaan harus melakukan kegiatan – kegiatan pemasaran sesuai dengan strategi pemasaran yang diambil oleh pihak manajemen. Dalam melakukan kegiatan pemasaran, pihak pemasar selalu mengkombinasikan elemen – elemen dasar dari pemasaran. Salah satu diantar elemen tersebut adalah produk. Definisi produk menurut beberapa ahli antara lain : Menurut Keegan (1995 : 381), produk adalah suatu barang, jasa atau ide yang dapat ditawarkan kepada pasar dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Kotler (2006) produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa bhan mentah, seperti metal atau hasil pertanian, sering pula disebut sebagai komoditas.

(8)

Definisi produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan pada satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen (Kotler, 2006). Produk identik dengan barang, sedangkan produk yang tidak berwujud disebut jasa. Dalam manajemen produk, identifikasi dari produk adalah barang dan jas yang ditawarkan kepada konsumen. Kata produk digunakan untuk tujuan mempermudah pengujian pasar dan daya serap pasar, yang akan sangat berguna bagi tenaga pemasaran, manajer, dan bagian pengendalian kualitas.

c. Produk inovasi (Product Innovation)

Product innovation adalah pengembangan dan pengenalan produk baru untuk pasar atau modifikasi keberadaan produk dalam fungsi waktu, konsistensi kualitas, atau penampilan. Liao et al, (2007). Sedangkan menurut Joe tidd cs. (2005) bahwa product innovation adalah merupakan proses untuk meningkatkan dan mengembangkan sesuatu yang baru baik itu produk, proses, material maupun jasa yang berbeda dari kondisi sebelumnya yang akan diperkenalkan kepada masyarakat atau konsumen yang membutuhkan.

Inovasi merupakan proses yang berkesinambungan dan lintas-fungsional dari pembelajaran dan perbaikan yang melibatkan dan mengintegrasikan semakin banyak kompetensi di dalam dan di luar batas organisasi. Merangsang penciptaan pengetahuan, perwujudan dan transfer untuk mendorong inovasi menjadi salah satu

(9)

tugas manajerial utama.Karena itu membutuhkan model manajemen baru dan lebih memadai dan alat-alat. Secara historis, pengembangan produk dan inovasi produk telah menjadi poin kuat dari perusahaan-perusahaan dari negara-negara industri yang penuh melalui kegiatan penelitian dan pengembangan atau merger dan akuisisi mampu memperkenalkan produk-produk baru yang kemudian dipasarkan secara negara-negara industri, namun memiliki volume penjualan lebih kecil di global. Produk-produk baru dan inovatif telah penetrasi pasar yang cukup besar di negara-negara kurang berkembang. Produk seperti perabot, peralatan komputer dan telekomunikasi, ketika dipasarkan di negara-negara berkembang tidak pernah mencapai tingkat yang dicapai di sebagian besar negara industri. Bahkan beberapa produk rumah tangga yang umum digunakan di negara-negara industri seperti mandi dan deterjen tidak mudah diakses oleh konsumen di negara-negara kurang berkembang karena harga yang relatif tinggi barang-barang dan rendah pendapatan rumah tangga yang sesuai Chandra dan Niilankavil (2008). Dengan kata lain bahwa proses inovasi produk sangat diperlukan untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi bagi perusahaan.

5. Kinerja

Menurut Wibowo (2007) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis perusahaan, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

(10)

Menurut Whitmore, John (1997) : “Performance is function execution claimed from somebody, performance is an deed, an achievement, an skilled public exhibition”.

Kinerja adalah pelaksanaan fungsi – fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan.

Menurut Rivai, Veizal (2004) mengemukakan kinerja adalah “Representing behaviour of reality presented each and anyone as labour capacity yielded by employees as according to his rote in company”.

Merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Menurut Cushway, Barry (2002) : “performance is assess how somebody have worked compared to buy a goals which have been determined”

Kinerja adalah menilai bagaimana seorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja dari karyawan ataupun perusahaan dalam memberikan kemampuan secara kualitas dan kuantitas demi mencapai hasil yang telah ditentukan berdasarkan kecakapan, pengalaman yang telah diperoleh demi kepuasan pelanggan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja : menurut Jackson, John H. and Mathis, Robert L (2001) faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu : 1. Kemampuan mereka, 2. Motivasi, 3. Dukungan yang dterima, 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5. Hubungan mereka dengan

(11)

perusahaan. Berdasarkan pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai fleksibilitas manufaktur muncul pada pertengahan abad kedua puluh, tercetus oleh adanya tantangan-tantangan baru yang dihadapi oleh perusahaan. Lingkungan baru ini membutuhkan produksi berjumlah besar yang dikombinasikan dengan efisiensi, dan pada waktu yang sama juga membutuhkan kemampuan untuk mengelola sumber daya manufaktur sedemikian rupa sehingga perubahan dalam permintaan dan selera konsumen dapat ditangani.

Oke (dalam Camison dan Lopez, 2010) menganggap fleksibilitas manufaktur sebagai senjata kompetitif utama bagi perusahaan - perusahaan manufaktur yang beroperasi dalam lingkungan yang tidak pasti. Namun, bukti empiris mengenai efek nyata dari fleksibilitas manufaktur terhadap kinerja perusahaan tidaklah meyakinkan.

Vokurka dan O’Leary-Kelly (dalam Camison dan Lopez, 2010) melakukan tinjauan terhadap penelitian empiris yang ada mengenai fleksibilitas manufaktur dan mengidentifikasi dua arah penelitian yang saling bersaing. Di satu sisi, beberapa studi membela keberadaan hubungan langsung antara fleksibilitas manufaktur dan kinerja perusahaan Gupta dan Somers (dalam Camison dan Lopez, 2010).

(12)

Perbedaan pendapat dalam penelitian sebelumnya membahas mengenai sifat kompetitif dari sistem manufaktur yang fleksibel dapat diakibatkan adanya variabel-variabel yang mengontrol hubungan antara fleksibilitas manufaktur dan kinerja (Camison dan Lopez, 2010).

Dari perspektif resource based view, kemampuan inovatif mempresentasikan variabel tertentu yang relevan dengan penelitian ini, karena kemampuan perusahaan dalam inovasi merupakan sumber paling berharga bagi keuntungan kompetitif dan kinerja yang luar biasa Hamel (dalam Camison dan Lopez, 2010). Nilai aset inovasi tersebut dianggap sebagai sumber keuntungan kompetitif yang digunakan perusahaan sebagai keunggulan untuk bersaing. Inovasi adalah satu-satunya cara agar perusahaan dapat melindungi dirinya dari resiko dalam persaingan, dan dapat memastikan keunggulannya dalam pasar.

C. Kerangka Pemikiran

Perusahaan harus menganggap perubahan dan ketidakpastian permintaan sebagai tantangan dan kesempatan untuk maju dalam persaingan, dengan memanfaatkan semua potensi serta mulai berkonsentrasi pada fleksibilitas perusahaan. Untuk itu perusahaan harus meningkatkan sistem fleksibilitas manufaktur yang baik untuk mempertahankan perusahaan dalam posisi yang kompetitif. Dengan fleksibilitas kerja yang baik perusahaan memiliki kemampuan untuk merespon dan menyesuaikan diri dengan baik terhadap setiap bentuk perubahan secara efektif dan efisien. Perusahaan harus mampu meningkatkan sistem

(13)

fleksibilitas manufaktur dalam menghasilkan atau menciptakan produk yang inovatif demi keunggulan bersaing yang akan berdampak pada peningkatan kinerja pada perusahaan.

Mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010) maka peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh Fleksibilitas Manufaktur terhadap Kinerja Perusahaan melalui peran mediasi Inovasi Produk. Berikut ini adalah gambar bagan kerangka pemikiran dalam penelitian ini:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

D. Perumusan Hipotesis

Seperti yang dijelaskan oleh Nemetz dan Fry (dalam Camison dan Lopez, 2010), inovasi produk tidak hanya penting untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga karena sistem fleksibilitas manufaktur cenderung memaksimalkan penggunaan peralatan dengan lebih efisien. Dengan demikian, kami menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan permintaan dan selera konsumen akan memiliki kemampuan yang lebih untuk

Kinerja Organisasional Inovasi Produk Fleksibilitas Manufaktur

(14)

menciptakan atau memodifikasi produk, dan bahwa proses tersebut akan memiliki efek positif terhadap inovasi produk. Maka, hipotesis pertama kami adalah:

H1. Fleksibilitas manufaktur berpengaruh terhadap inovasi produk.

Perusahaan lebih menekankan inovasi produk sebagai kompetensi utama mereka dalam memperoleh keuntungan kompetitif. OCDE (dalam Camison dan Lopez, 2010). Inovasi produk akan mendorong peningkatan terhadap kinerja, yang akan memajukan perusahaan karena dapat menghasilkan dan mengembangkan suatu produk yang baru yang sesuai dengan selera dan permintaan konsumen, yang akan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja. Maka, hipotesis yang kedua adalah sebagai berikut :

H2. Inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian ini juga menganalisis mengenai variabel inovasi produk yang memediasi hubungan antara fleksibilitas manufaktur dengan performa organisasional. Nemetz dan Fry (dalam Camison dan Lopez, 2010), menyatakan bahwa inovasi produk tidak hanya penting untuk memenuhi kebutuhan pelangga, tetapi juga kebutuhan dari sistem manufaktur yang cenderung memaksimalkan penggunaan peralatan lebih efisien. Karena itu, perusahaan yang memiliki fasilitas manufaktur akan lebih menekankan pada inovasi produk sebagai faktor yang memberikan keunggulan bersaing. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan permnintaan dan selera konsumen akan memilki kemampuan yang lebih untuk menciptakan atau memodifikasi produk sehingga proses tersebut akan berpengaruh

(15)

positif terhadap kinerja perusahaan. Maka, hipotesis yang ketiga dapat dinyatakan hipotesisnya sebagai berikut :

H3. Fleksibilitas manufaktur berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang dimediasi oleh inovasi produk.

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis data yang akan digunakan adalah metode kuantitatif dimana data-data yang telah terkumpul tersebut dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis nilai

Instrumen pengukuran kompetensi adalah alat atau perangkat yang digunakan untuk mengukur tingkat kompetensi SDM Aparatur dari aspek pemahaman (pengetahuan) serta

1. Penerapan Model Project Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Disini pada siklus pertama memakai materi IPS sebagai mata pelajaran penelitian, dengan

dari pihak luar. 4) kemiskinan struktural: situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial

Dari hasil yang diperoleh dalam Perancangan Pump Installation Maintenance Trainer maka langkah-langkah Perancangan dan Pembuatan Pump Installation Maintenance Trainer

Konsep pemasaran sosial (social marketing) seringkali keliru dipahami sebagai pemasaran berwawasan sosial (societal marketing) dan belum secara luas dikaji di

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bangka Nomor 2 Tahun 1980 tentang Retribusi Pembuangan Sampah Dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Bangka

percaya, ketika melakukan ritual-ritual tertentu, arwah nenek moyang masuk ke dalam wayang sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan arwah-arwah nenek moyang mereka.