• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B 1 PENDAHULUAN. penyakit menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B 1 PENDAHULUAN. penyakit menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

B A B 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Di berbagai negara masalah penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit menular, baik karena kualitas lingkungan, masalah sarana sanitasi dasar maupun akibat pencemaran lingkungan. Sehingga insidens dan prevalensi penyakit menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut ditetapkanlah Visi Indonesia Sehat 2015 yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan dengan perilaku yang sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan tujuan tersebut diselenggarakan upaya pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota maupun oleh masyarakat termasuk swasta.

(2)

Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap orang dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka tuntutan untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu dan optimal menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.

Perubahan Paradigma Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan lebih diprioritaskan pada upaya pencegahan dan promosi dengan tanpa meninggalkan kegiatan kuratif dan rehabilitatif, telah mendorong upaya dari dinas kesehatan umumnya dan dalam bidang penyehatan lingkungan permukiman serta tempat – tempat umum dan industri pada khususnya untuk lebih menggali kemampuan dan kemauan masyarakat untuk dapat meningkatkan dan memecahkan permasalahan kesehatannya sendiri.

Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Mobilitas dan Peningkatan jumlah penduduk, penyediaan air bersih, Pemanfaatan Jamban, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, polusi udara,air dan tanah dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan Penyakit Menular.

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, RI 2004).

Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan kesehatan (Depkes RI, 2004).

(3)

B A B 2

MAKSUD TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 MAKSUD

Penyusunan POA Program P2M ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi Puskesmas beserta pihak-pihak lain yang terkait dalam pemberian pelayanan kesehatan yang lebih mnegutamakan aspek promotif, preventif agar terwujud pelayanan kesehatan yang efektif, efesien, rasional, bermutu dan proporsional

2.2 TUJUAN 2.2.1 Umum

Meningkatnya upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif dalam mencapai menurunkan kasus penyakit menular (P2M)

2.2.2 Khusus

1. Tersedianya alokasi anggaran operasional untuk upaya program P2M di Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu. 2. Tersusunnya perencanaan program P2M di Puskesmas untuk penyelenggaraan upaya kesehatan di wilayah kerja.

3. Terlaksananya kegiatan upaya program P2M di Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes/Polindes dan Posyandu dan tempat pelayanan kesehatan lainnya. 4. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif dalam program P2M

2.3 MANFAAT POA

1. Terciptanya rencana kerja yang efektif, efesien dan proporsional

(4)

B A B 3

PROFIL PUSKESMAS

3.1 KONDISI GEOGRAFIS

Puskesmas Kasembon merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Malang yang berbatasan dengan :

Sebelah utara : Kabupaten Jombang

Sebelah timur : kecamatan Ngantang

Sebelah selatan : Kabupaten Kediri

Sebelah Barat : Kabupaten Kediri

Luas wilayah kerja puskesmas Kasembon 2.772 ,41KM2., merupakan daerah pegunungan. Jarak tempuh desa ke puskesmas terjauh sekitar 10 KM sedangkan akses jalan semua desa bisa dilewati kendaraan roda 2 maupun roda 4.

Luas wilayah per desa dapat dilihat pada tabel berikut ini : NO NAMA KELURAHAN /

DESA WILAYAHLUAS (KM2)

JUMLAH DESA JARAK KE PUSKESMAS (KM) Kelurahan Desa 1 Sukosari 404.24 0 1 1 2 Kasembon 415.56 0 1 1 3 Wono Agung 672.86 0 1 3 4 Pait 479.72 0 1 7 5 Bayem 5.886 0 1 2 6 Pondok Agung 6113 0 1 7 2.772.41 0 6

Sumber data : Data Luas Wilayah Kecamatan Kasembon tahun 2015

(5)

Jumlah penduduk di Puskesmas Kasembon tahun 2016 mencapai 65.686 jiwa. Tabel data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kasembon tahun 2016

NAMA

DESA/KELURAHAN JUMLAH PENDUDUKL P TOTAL

Sukosari 2.907 2.914 2150 Kasembon 2.068 2434 4917 Wono Agung 1.892 2164 4833 Pait 2.251 2473 4396 Bayem 2.864 3022 5625 Pondok Agung 2.973 3140 5865 14.955 16.178 30272

Sumber Data :Data Statistik Kec. Kasembon 2015

3.3 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KECAMATAN KASEMBON Secara umum jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berada di Kecamatan

Kasembon dapat dilihat pada tabel berikut:

NO JENIS SARANA YAN KES JUMLAH KETERANGAN

1 RSU PEMERINTAH 1 5 PUSKESMAS 1 6 PUSTU 2 7 PONKESDES 3 8 PUSLING 3 9 POLINDES 3 10 APOTEK 1

11 DOKTER PRAKTEK SWASTA 1

(6)

14 RUMAH BERSALIN 0 TOTAL

Sumber data: Data Profil Puskesmas Kasembon tahun 2015

PETA WILAYAH PUSKESMAS KASEMBON

3.4 KETENAGAAN DI PUSKESMAS BESERTA JARINGANNYA

(7)

No. Pendidikan Status Kepegawaian P N S P T T KONTRAK MAGANG 1 Dokter Umum 1 0 0 1 2 Dokter Gigi 0 0 1 0 3 Apoteker 0 0 0 0 5 S1 Keperawatan 1 0 0 0 6 Akper 3 0 6 1 SPK 1 0 0 0 7 AKL 1 0 0 0 8 AKZI 1 0 0 0 9 AKBID 8 1 0 2 10 SPRG 1 0 0 0 11 Amd Farm 1 0 2 1 12 Analis Kesehatan 0 0 1 0 17 SLTA 2 0 0 0 18 SLTP 0 0 0 2 J U M L A H 58 8 17 10

Sumber data: Data Kepegawaian Puskesmas Kasembon tahun 2015

3.5 SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG

Bangunan gedung puskesmas Kasembon merupakan bangunan 1 lantai yang terdiri dari ruang pelayanan , sedangkan lantai atas sebagai ruang Kepala Puskesmas dan administrasi

NO NAMA RUANG JUMLAH

Lantai bawah :

1. Pelayanan Rawat Jalan 4 Unit

2 UGD 1 Unit

3 Loket 1 Unit

4 Apotik 1 Unit

(8)

6 Kamar Bersalin 1 Unit

7 Laboratorium 1 Unit

8 Rawat inap 2 Unit

9 Pojok Gizi 1 Unit

10 Gudang Obat 1 Unit

11 Ruang Penyimpanan Vaksin 1 Unit

12 Ruang Kepala Puskesmas 1 Unit

13 Ruang Tata Usaha 1 Unit

14 Ruang Bendahara 1 Unit

15 Ruang Rapat / Aula 1 Unit

16 Mushola 1 Unit

17 Dapur 1 Unit

18 Gudang 1 Unit

19 Rumah Dinas 2 Unit

Dalam rangka pelaksanaan program P2M di Puskesmas beserta jaringannya dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang berupa obat-obatan /unit farmasi, laboratorium, Ambulan maupun alat kesehatan lainnya yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

No. Jenis Sarana Penunjang

Jumlah Sarana Penunjang Kurang Cukup Lebih

1. Obat obatan x

2. Laboratorium x

3 Alkes lainnya x

(9)

Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Kasembon

JUMLAH TENAGA KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Bidan di Puskesmas :

a). Bidan Koordinator : 1 Orang

b). Bidan di poli P2M, dan K Bersalin : 3 Orang

c). Bidan Magang : 2 Orang

2. Bidan di Desa/ Kelurahan : 6 Orang

3. Bidan Magang di desa :

-MITRA KERJA

1. Jumlah Kader Posyandu :

a) Terlatih : 220

b) Tidak terlatih :

‘-2. Jumlah Dukun :

-PERALATAN

1. Pemeriksaan Ibu Hamil : 2

2. Polindes Kit : 6

SARANA

1. Ruang Programer P2M : 1 Ruangan

2. Poli P2M : 1 Ruangan

3. Poli KB : 1 Ruangan

4. Pustu : 2 Pustu

5. Polindes : 3 Ponkesdes

3.6 CAKUPAN PROGRAM p2m TAHUN 2015

(10)

CAPAIAN PROGRAM DEMAM BERDARAH DENGUE DIBANDING TARGET

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN Target s/d

DES

1 PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA 300 KK 120 80%

3 ANGKA BEBAS JENTIK 95% 68% 95%

4 PENDERITA DBD DITANGANI 100% 100% 100%

5 PENDERITA DBD DITANGANI 100% 100% 100%

6 CAKUPAN PENYELIDIKAN

EPIDEMOLOGI 100% 100% 100%

7 PENANGGULANGAN FOCUS DBD 100% 100% 100%

CAPAIAN PROGRAM DIARE DIBANDING TARGET

Dengan melihat indikator keberhasilan program diatas bila dibandingkan dengan target indikator keberhasilan adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN Target s/d

DES

1 Penemuan Penderita Diare Di Puskesmas

Dan Kader 413/ mil 10,13% 10,13%

3 Cakupan Pelayanan Diare 100% 100,13% 100,13%

4 Angka Penggunaan Oralit 100% 100% 100%

5 Angka penggunaan rl 1% 82% 82%

6 Proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zink

100% 100% 100%

7 Case fataliti rate klb diare < 1% 0% 0%

3.8 CAPAIAN PROGRAM MALARIA DIBANDING TARGET

(11)

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN Target s/d DES

1 Penderita malaria dilakukan pemeriksaan

darah 100% 0% 0%

3 Positif malaria diobati sesuai standart ACT 100% 0% 0%

4 Penderita malaria di follow up 100% 100% 100%

5 Pengangkatan lumut 100% 100% 100%

6 Penyemprotan larvasida 100% 100% 100%

7 Spot cek 80% 100% 100%

8 Mass fever survey 80% 100% 100%

8 CAPAIAN PROGRAM TBC DIBANDING TARGET

Dengan melihat indikator keberhasilan program diatas bila dibandingkan dengan target indikator keberhasilan adalah sebagai berikut :

N O URAIAN TARGET TH.20 12 % TH.20 13 % TH.20 15 % TH.20 16 % 1 Proporsi suspek diperiksa 100% 50,9 37 12,9 33,51

2

Proporsi penderita TB paru BTA

positif 5-15 % 10,3 11,6 14 19,2

diantara suspek yg diperiksa dahaknya

(12)

positif

diantara seluruh penderita TB paru tercatat

4 Case Detection Rate (CDR) 70% 53,1 43,8 18,2 18,2 5 Case Notification ate (CNR)

Ada Kenaikan 51,5 43,8 - 108,4 5% setiap th 6 Angka konversi >80 % 100 85,7 - 66,7 7 Angka kesembuan >85 % 100 85,7 - 72 8 Succes Rate >95 % 100 85,7 - 72 9 LQAS Indikator baik - - -

-3.9 KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT

Kegiatan dalam setiap UKM Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas dan penanggung jawab UKM tidak hanya mengacu pada pedoman dan acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi maupun Dinas Kesehatan Kabupaten, namun demip2mn perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat terutama sasaran program. Dalam hal ini kami perlu mengadakan survey untuk mengetahui kebutuhan masyarakat.

Survey dilaksanakan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup dan terbuka,

No Pertanyaan Tertutup Ya Tidak

1 Apakah Anda mengenal tentang penyakit TB Paru sangat menular 2 Apakah anda tau pengobatan TBC di puskesmas iti gratis

3 Apakah menurut anda bila ada penderita (DBD) demam berdarah dengue harus lapor puskesmas

4 Apakah menurut anda perlu melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,mengubur,menutup, untuk mencegah timbulnya demam berdarah dengue

6 Apakah menurut anda bila diare harus minum oralit

7 Apakah menurut anda program usaha kesehatan sekolah diperlukan untuk meningkatkan derajat bkesehatan siswa

(13)

petugas malaria

9 Apakah menurut anda bila terjadi wabah harus melaporkan kepada petugas di puskesmas

10 Apakah Anda membutuhkan informasi tentang penyakit HIV-AIDS

11 Apakah anda memahami tentang kasus keputihan / infeksi menular seksual 12 Apakah menurut anda di puskesmas kasembon perlu di buka poli mata dan telinga 13 Apakah menurut anda perlu diadakan POSYANDU LANSIA di daerah anda 14 Apakah menurut anda perlu di buka poli BABY SPA di puskesmas kasembon 15 Apakah menurut anda perlu program perawatan pada pasien gangguan jiwa 16 Apakah anda tau bila tindakan pasung itu bisa di pidanakan

17 Apakah balita Anda mendapatkan imunisasi dasar (Hepatitis B, BCG, Polio, DPT, Campak)

18 Apakah anda perlu informasi tantang penyakit tipoid typoid 19 Taukah anda sakit influensa tidak harus minum antibiotik

1. Apakah anda membutuhkan pelayanan kesehatan lain selain yang tersebut di atas?... Bila ya sebutkan :……… ...

B A B 4

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

4.1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

Dengan melihat uraian pada bab terdahulu nampak masih ditemukan permasalahan program P2M, hal ini dapat dilihat bila kita bandingkan hasil cakupan kegiatan dengan indikator keberhasilan program menghasilkan berbagai kondisi yang tidak sesuai dengan target capaian,serta melihat dari harapan masyarakat sehingga dapat diperoleh beberapa permasalahan program P2M yaitu:

(14)

1. Pencapaian suspek masih rendah 75.% 2. Penemuan BTA positif masih kurang 30% 3. Angka bebas jentik < 95%

4. Pemeriksaan jentik berkala kurang dari 100 % 5. Ckupan (IR) diare tinggi yaitu 100,13 %

6. Angka penggunaan rl / dehidrasi sedang / berat masih tinggi yaitu 82 % 7. Penderita Malaria Yang Dilakukan Pemerisaan Darah 0%

8. Positif malaria diobati sesuai standart ACT

B. PENYEBAB MASALAH TBC

1. Penjaringan suspect di BP masih rendah

2. Penjaringan di Pustu, Polindes, Ponkesdes dan swasta masih kurang 3. Sputum pot yang diberikan ke suspect banyak yang tidak kembali 4. Banyak masyarakat berobat ke layanan swasta

5. Banyak masyarakat berobat ke RS swasta C. PENYEBAB MASALAH DBD

6. Kesadaran tentang kebersihan lingkungan masih kurang 7. Belum dibentuk kader jumantik

(15)

8. Jadwal penmeriksaan jentik belum ditepati

9. Masyarakat masih cenderung foging daripada PSN 10. Koordinasi lintas sektor belum optimal

D. PENYEBAB MASALAH diare

11. Pengetahuan masyarakat tentang diare dan penanganan nya masih kurang 12. Masih ada masyarakat yang bab di sungai

E. PENYEBAB MASALAH malaria

13. Kesadaran masyarakat untuk melapor bila ada kasus malaria masih kurang

14. Belum ada koordinasi dengan pelayanan swasta

15. Penjaringan kasus malaria belum jalan

16. Obat malaria sesui standar ( akterapin / primaquin ) stok terbatas

4.2. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan dari analisis penentuan permasalahan diatas maka perlu ditentukan prioritas masalah agar terwujud pelaksanaan kegiatan yang menganut prinsip efektif, efesien, proporsional serta rasional dengan mengunakan alat analisis manajemen yaitu: MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment) sebagai berikut:

TBC

No Kriteria Bobot (B) Masalah

Keterangan

1 2 3 4 5

Spc tbc masih

rendah (75%) Bta post ( 30% )

S BS S BS

1 Besarnya masalah kesehatan 25 3 75 4 100 2 Keseriusan masalah 40 3 120 4 160

(16)

kesehatan

3 Kemampuan Sumber Daya 35 5 175 3 105 Jumlah

BS 375 365

Ranking 1 2

Keterangan:

B : Bobot (Nilai untuk menyatukan tingkat kepentingan)

S : Skor 1 – 5 ( 1 = Tdk penting, 2 = Kurang penting, 3 = Penting, 4 = Lebih penting, 5 = Sangat penting )

DBD

No Kriteria Bobot (B) Masalah

Keterangan

1 2 3 4 5

ABJ < 95% BERKALA < 100%PEM JENTIK

S BS S BS

1 Besarnya masalah kesehatan 25 3 75 5 125 2 Keseriusan masalah kesehatan 40 3 120 3 120 3 Kemampuan Sumber Daya 35 3 175 5 175 Jumlah BS 375 420

(17)

Ranking 2 1 Keterangan:

B : Bobot (Nilai untuk menyatukan tingkat kepentingan)

S : Skor 1 – 5 ( 1 = Tdk penting, 2 = Kurang penting, 3 = Penting, 4 = Lebih penting,5 = Sangat penting ) DIARE

No Kriteria Bobot (B) Masalah

Keterangan 1 2 3 4 5 IR DIARE 100,13% PENGGUNAAN RLTINGGI 80% S BS S BS 1 Besarnya masalah kesehatan 25 3 75 4 100 2 Keseriusan masalah kesehatan 40 3 120 4 160

3 Kemampuan Sumber Daya 35 3 175 4 140 Jumlah

BS 375 400

Ranking 2 1

Keterangan:

B : Bobot (Nilai untuk menyatukan tingkat kepentingan)

S : Skor 1 – 5 ( 1 = Tdk penting, 2 = Kurang penting, 3 = Penting, 4 = Lebih penting,5 = Sangat penting ) MALARIA

No Kriteria Bobot (B) Masalah

Keterangan

1 2 3 4 5

PENEMUAN

PENDERITA 0% STANDART 0%PENGOBATAN

S BS S BS

(18)

2 Keseriusan masalah kesehatan 40 4 160 5 200 3 Kemampuan Sumber Daya 35 3 175 4 140 Jumlah

BS 435 415

Ranking 1 2

Keterangan:

B : Bobot (Nilai untuk menyatukan tingkat kepentingan)

S : Skor 1 – 5 ( 1 = Tdk penting, 2 = Kurang penting, 3 = Penting, 4 = Lebih penting,5 = Sangat penting )

4.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH

Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan mencoba menelusuri faktor penyebab yang berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan alat analisis diagram tulang ikan (fish bone analizer). Beberapa faktor akar penyebab masalah tersebut dikelompokan dalam berbagai kelompok faktor internal (sumberdaya) maupun faktor eksternal (lingkungan) yang dapat dilihat sebagai berikut:

Angka bebas jentik kurang dari 95 % :

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Dukungan linsek kurang Kader kurang aktif

Biaya pemantauan kurang

Belum ada dana untuk

Ketidaktahuan masalah yg dihadapi

(19)

PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA KURANG 100 %

Angka bebas jentik < 95% METODE MATERIAL Kesiagaan masyarakat kurang Peralatan pemeriksaan jentik kkurang memadai

Kurangnya koordinasi antar petugas

Belum terbentuknya jumantik

Sistem pelaporan kurang efektif

Pemeriksaan jentik berkala kurang 100%

DANA

MANUSIA

LINGKUNGAN

Petugas kurang aktif mematuhi jadwal

Geografis pegunungan Dana pemantauan belum

ditertipkan Kurang dukungan linsek

Petugas merangkap tugas berat

(20)

PENCAPAIAN SUSPEC TBC KURANG 75%

Pencapaian suspec tbc masih rendah

DANA

MANUSIA LINGKUNGAN

Petugas kurang aktif mengumpulkan dahak Biaya transpor

pengiriman dahak mahal

Sebagian petugas belum terlatih pengambilan dahak

Biaya perlengkapan pengumpulan dahak mahal

Kurang dukungan linsek

METODE MATERIAL

Belum ada kader jumantik

Jadwal pemantauan belum ada

Kurangnya leaflet ttg psn

Supervisi dari pimpinan kurang

(21)

PENEMUAN BTA POSITIF KURANG 30%

Biaya penemuan bta positif kurang

METODE MATERIAL

Penemuan penderita positif kurang dari

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Pemantauan pengiriman dahak kurang adekuat

Penyuluhan ttg perawatan bayi RT kurang maksimal

Kurangnya leaflet dan poster tentang penangan dahak

Petugas kurang aktif dalam penemuan kasus

(22)

INSUDEN RATE DIARE TINGGI

METODE MATERIAL

IR ( insiden rate) diare tinggi DANA

MANUSIA

LINGKUNGAN

Koordinasi petugas dg kader bidan / perawat desa kurang optimal

Terlambat melaporkan

Pot dahak kurang

Tempat rujukan tidak memberikan umpan balik

Leaflet kurang

Banyak masyarakat bab di sungai Pendidikan masyarakat kurang Kurangnya pengetahuan masyarakat ttg phbs kurang mendukung linsek

Petugas kurang aktif Dana pemantauan

(23)

CAKUPAN DIARE DEHIDRASI SEDANG / BERAT MASIH TINGGI

METODE MATERIAL

Leaflet ttg diare masih kurang

Sosialisasi dan promosi ttg diare kurang

Diare dehidrasi sedang / berat masih tinggi

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Dana penyuluhan kurang

Perlengkapan demo

Kurangnya pengetahuan ttg

penangan diare Kurang dukungan linsek

(24)

PENEMUAN PENDERITA MALARIA 0%

METODE MATERIAL

Leaflet ttg Asi masih kurang

Sosialisasi dan promosi kurang

Penderita malaria dilakukan

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Dana penyuluhan kurang

Kurangnya pengetahuan ttg penangan malaria Kurang dukungan linsek

Petugas kurang aktif melakukan kunjungan ulang

Laporan masyarakat masih kurang

(25)

PENGOBATAN PENDERITA MALARIA SESUAI STANDART 0%

METODE MATERIAL

Leaflet ttg malaria masih kurang

Belum dilakukan penaringan ke masyarakat

Sosialisasi dan promosi kurang Belum ada relasi di

masyarakat

PENGOBATAN MALARIA SESUAI STANDART

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Dana pengambilan obat dari dinas mahal

Kurangnya pengetahuan petugas tentang pengobatan standart malaria Kurang dukungan pemerintah

(26)

METODE MATERIAL

Obat malaria hanya ada di dinkes

Penyetokan obat malaria untuk puskesmas belum ada

(27)

4.3 PENENTUAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH

TABEL 4.3.1 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT PENCAPAIAN SUSPEC TBC RENDAH

NO. PENYEBAB MASALAH I TIM MANAJEMEN PUSK TOTAL

syaiful suharti maria 1. Penjaringan suspect di

BP masih rendah

5 5 5 125

2. Penjaringan di Pustu, Polindes, Ponkesdes dan swasta masih kurang

4 2 2 16

3. Sputum pot yang

diberikan ke suspect banyak yang tidak kembali 2 4 4 32 4. Banyak masyarakat berobat ke layanan swasta 1 1 1 1 5 Banyak masyarakat berobat ke RS swasta 2 3 3 18

TABEL 4.3.2 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT ANGKA BEBAS JENTIK KURANG DARI 95%

NO. PENYEBAB MASALAH I TIM MANAJEMEN PUSK TOTAL

syaiful suharti maria

1. Belum ada jumantik 7 7 7 225

2. Masyarakat kurang peduli dengan

lingkungan/lingkungan kurang memenuhi syarat phbs

5 6 5 150

3. Sosialisasi tentang penangan DBD masih kurang

4 4 4 64

4. Sebagian daerah masih sulit air sehingga cenderung menampung air

6 5 6 180

5 Kurangnya dukungan lintas sektor

TABEL 4.3.3 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA KURANG DARI 100%

(28)

NO. PENYEBAB MASALAH I TIM MANAJEMEN PUSK TOTAL syaiful suharti maria

1. Kurang Dukungan Lintas sektor

1 1 1 1

2. Belum adanya kader jumantik 4 5 5 100 3. Petugas DBD merangkap tugas berat 3 3 2 18 4. Kurangnya leflet pemberantasan jentikl 2 2 3 12

5 Kurangnya koordinasi lintas sektor

5 4 4 80

TABEL 4.3.4 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT INSIDEN RATE DIARE TINGGI

NO. PENYEBAB MASALAH I TIM MANAJEMEN PUSK TOTAL

syaiful suharti maria

1. Dukungan lintas sektor kurang 2 1 1 2 2. Sosialisasi diare kemasyarakat

masih kurang

4 5 5 100

3. Masih ada masyarakat buang air di sungai

5 6 4 120

TABEL 4.3.5 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT DIARE DEHIDRASI SEDANG BERAT TINGGI

NO. PENYEBAB MASALAH I TIM MANAJEMEN PUSK TOTAL

syaiful suharti maria 1. Kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang penanganan diare

1 1 2 2

2. Masih ada masyarakat buang air di sungai

4 4 4 64

TABEL 4.3.3 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT PENDERITA MALARIA DILAKUKAN PEEIKSAAN DARAH 0 %

(29)

NO. PENYEBAB MASALAH I TIM MANAJEMEN PUSK TOTAL syaiful suharti maria

1. Kurang Dukungan Lintas sektor

1 1 1 1

2. Belum dilakukan penjaringan penderita malaria di

masyarakat

4 5 5 100

3. Pelayanan swasta tidak melaporkan kasus malaria

3 3 2 18

4.4 MENCARI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Setelah masalah prioritas terpilih maka tahap selanjutnya perlu dicari alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan alat analisis sebagai berikut:

PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH DENGAN CARL PADA KASUS ANGKA BEBAS JENTIK KURANG DARI 95% Tabel 4.4.1

No.

PEMECAHAN MASALAH ANGKA BEBAS JENTIK < 95%

SKOR HASIL

CxAxRxL

RANKING

C A R L

1. Memanfaatkan kerja sama dengan lintas sektor,pendidikan ,kecamatan,dan kelurahan, 3 4 4 6 288 4 2. Mengadakan kegiatan penyuluhan PSN 4 6 5 6 720 2 3. Pembentukan jumantik 3 4 5 6 360 3

4. Meningkatkan koordinasi lintas program,

7 6 5 7 1470 1

PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH DENGAN CARL PADA KASUS PENCAPAIAN SUSPEC TBC RENDAH Tabel 4.4.2

(30)

No. PEMECAHAN MASALAH PENCAPAIAN SUSPEC TBC MASIH RENDAH SKOR HASIL CXAXRXL RANKING C A R L

1. Menetapkan Target Di Tiap - Unit Pelayanan 2 suspec tiap hari

3 3 3 4 108 2

2. Kerja sama dengan pelayanan swasta untuk pengiriman dahak

4 4 4 4 256 1

(31)

1.7 MENENTUKAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH

NO. PRIORTAS MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH RANGKING KETERANGAN 1. 1. Angka bebas jentik

< 95%

Belum ada jumantik Memanfaatkan kerja sama dengan lintas sektor,pendidikan ,kecamatan,dan kelurahan,

1

Pembentukan jumantik 2

Sosialisasi tentang penangan DBD masih kurang

Sosialisasi pentingya PSN 3

Sebagian daerah masih sulit air sehingga cenderung menampung air

Sosialisasi cara pemberantasan sarang nyamuk yang benar 4 Kurangnya dukungan lintas sektor Mengadakan pertemuan lintas sektor secara lebih baik 5

Memanfaatkan kerja sama dengan lintas sektor,pendidikan ,kecamatan,dan kelurahan,

6

NO. PRIORTAS MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN RANGKING KETERANGAN

2 2. Pencapaian suspek

masih rendah 75%

Penjaringan suspect di BP masih rendah

Menetapkan Target Di pelayanan bp 2 suspec tiap hari 1

Penjaringan suspect di pustu dan polindes masih rendah

(32)

Sputum pot yang diberikan ke suspect banyak yang tidak kembali

Kunjungan rumah ke suspec tbc 3

Banyak masyarakat berobat ke layanan swasta

Koordinasi lintas sektor terkait 4

NO. PRIORTAS MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN RANGKING KETERANGAN

3 3Pemeriksaan jentik

berkala kurang dari 100 %

Dukungan Lintas sektor masih kurang Memanfaatkan kerja sama dengan lintas sektor,pendidikan ,kecamatan,dan kelurahan,

2

Belum adanya kader jumantik Pembentukan jumantik 1

Jadwal pemeriksaan jentik belum terbentuk Koordinasi lintas program terkait 3

NO. PRIORTAS MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN RANGKING KETERANGAN

4 Penemuan BTA

positif masih 33,3 %

Penjaringan suspect di BP masih rendah

Menetapkan Target Di pelayanan bp 2 suspec tiap hari 1

Penjaringan suspect di pustu dan polindes masih rendah

(33)

Sputum pot yang diberikan ke suspect banyak yang tidak kembali

Kunjungan rumah ke suspec tbc 3

Banyak masyarakat berobat ke layanan swasta

Koordinasi lintas sektor terkait 4

NO. PRIORTAS MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN RANGKING KETERANGAN

5 Ckupan (IR) diare

tinggi yaitu 100,13 %

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penanganan diare

Sosialisasi penaganan diare 1

Masih ada masyarakat buang air di sungai Koordinasi petugas kesling 2

Penyuluhan phbs 3

NO. PRIORTAS MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN RANGKING KETERANGAN

6 Diare dehidrasi

sedang / berat masih tinggi

Kurang pengetahuan tentang diare dan penangananya

(34)

NO. PRIORTAS MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN RANGKING KETERANGAN

4 Penemuan penderita

malaria 0%

Kurangnyan sosialisasi penanganan dan pelaporan kasus malaria

Sosialisasi kasus dan penanganan malaria 1 Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor 2

Belum dilakukan penjaringan di masyarakat Jadwal penjarigan malaria lebih di tepati 3 Meningkatkan kerjasama lintas sektor 4

(35)

Gambar

TABEL 4.3.1 MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT  PENCAPAIAN SUSPEC TBC RENDAH
TABEL 4.3.4  MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT   INSIDEN RATE DIARE TINGGI

Referensi

Dokumen terkait

Hasil: Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 25 subjek penelitian diperoleh hasil yaitu terjadi penurunan rata-rata kadar trigliserida sebelum dan sesudah senam

Yang Berdampak Sistemik.. assistance ) apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 16 a) Pemegang saham telah menyetorkan modal minimal 20% dari perkiraan biaya

Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengetahuan tentang kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi dari berbagai jenis

Pohon kurma merupakan salah satu tanaman yang paling banyak disebut dalam Al-Qur’an. Pohon kurma dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam konservasi tanah dan

Disertasi ini menelaah pengalaman perempuan peranakan Arab Ba-Alawi di Jakarta (disingkat perempuan Ba-Alawi) dalam sistem perkawinan, serta peran mereka sebagai

menunjukkan bahwa tingkat efisien saluran pemasaran rumput laut di Desa Biangkeke Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng yang paling efisien pada saluran I tingkat

Hal ini dikarenakan pada kecepatan potong yang tinggi pahat frais mendapat beban yang sangat besar pada saat pemotongan sehingga pahat mengalami laju keausan

Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tinggi badan ibu dengan kejadian stunting, hal ini sejalan dengan penelitian yang menyebutkan bahwa tinggi