Artikel Penelitian
PERBANDINGAN ANTARA MS-Q (
MIGRAINE SCREEN
QUESTIONNAIRE
) VERSI INDONESIA DENGAN
ID-MIGRAINE
TMSEBAGAI ALAT SKRINING MIGREN
THE COMPARISON OF MS-Q (MIGRAINE SCREEN QUESTIONNAIRE)
INDONESIAN VERSION AND ID-MIGRAINE
TMAS A MIGRAINE SCREENING TOOL
Yusuf Wibisono*, Retno Jayantri Ketaren**ABSTRACT
Introduction: Migraine is a popular disease not only found in adult population, but also in school children as it is the fifth leading cause of health problems in children and adolescents. There is an increase of migraine prevalence in school children aged 15-19 years old. Therefore, a validated migraine screening tool is needed for early diagnosis of migraine in school children.
Aims: To compare two validated migraine screening tools in Indonesia, Indonesian
version of Migraine Screen Questionnaire (MS-Q) and ID-MigraineTM.
Methods: A descriptive analysis from the validation of Indonesian version of MS-Q in 15
Public High School students and ID-MigraineTM in 6 Public High School students, Bandung.
Results: There were 306 subjects using Indonesian version of MS-Q and 286 subjects
using ID-MigraineTM showed the sensitivity 68.4% vs 81.8%, specificity 97.4% vs 71.3%, positive
predictive value (PPV) 90% vs 70.59%, negative predictive value (NPV) 89.8% vs 82.4%. Both MS-Q and ID-MigraineTM were valid, but ID-Migraine was not as reliable as MS-Q.
Discussions: MS-Q Indonesia version was valid and reliable as a migraine screening tool, as for ID-MigraineTM was valid but not reliable.
Keywords: Comparison, ID-migraineTM, MS-Q Indonesian version. ABSTRAK
Pendahuluan: Migren tidak hanya sering ditemukan pada populasi dewasa, namun juga pada anak usia sekolah, yaitu urutan lima besar masalah kesehatan pada anak. Prevalensi migren semakin meningkat pada anak usia 15-19 tahun. Peningkatan kejadian migren yang tidak terdiagnosis secara dini menunjukkan perlunya alat skrining migren yang terbukti validitasnya pada anak usia sekolah.
Tujuan: Membandingkan dua kuesioner migren yang telah divalidasi di Indonesia yaitu Migraine Screen Questionnaire (MS-Q) versi Indonesia dan ID-MigraineTM.
Metode: Studi deskriptif dari data yang telah diambil dari validasi MS-Q pada siswa di
SMA Negeri 15 Bandung dan ID-MigraineTM pada siswa di SMA Negeri 6 Bandung.
Hasil: Dari hasil MS-Q yang disebar pada 306 subjek dibandingkan dengan ID-MigraineTM pada 286 subjek, didapatkan sensitifitas 68,4% vs 81,8%, spesifisitas 97,4% vs 71,3%, nilai prediktif positif (NPP) 90% vs 70,6%, dan nilai prediktif negatif (NPN) 89,8% vs 82,4%.
Kuesioner MS-Q dan ID-MigraineTM sama-sama terbukti valid. MS-Q juga terbukti memiliki
reliabilitas yang baik, namun tidak terbukti pada ID-MigraineTM.
Diskusi: MS-Q dan ID-MigraineTM terbukti memiliki validitas yang baik sebagai suatu
kuesioner migren, namun reliabilitas MS-Q lebih baik dari pada ID-MigraineTM.
Kata Kunci: ID-MigraineTM, MS-Q versi Indonesia, perbandingan.
*Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS Hasan Sadikin, Bandung. Korespondensi: yusufwibisono_neuro@yahoo.com.
PENDAHULUAN
Migren adalah penyakit yang umum didapatkan tidak hanya pada populasi dewasa,
namun juga pada anak usia sekolah, yaitu urutan lima besar masalah kesehatan pada anak.
Insidensnya meningkat pada remaja dengan pravalensi 3% pada usia 3-7 tahun, 4-11%
pada usia 7-11 tahun, dan 8-23% selama remaja. Onset migren usia 7,2 tahun pada anak
laki-laki dan 10,9 tahun pada anak perempuan.
1,19,21Data lain menunjukkan prevalensi
migren 10,6% pada anak usia 5-15 tahun dan 28% pada anak usia 15-19 tahun.
Prevalensi migren yang cukup tinggi ini merupakan penyebab umum ketidakhadiran
anak dan remaja di sekolah secara bermakna.
6,7,8Menurut World Health Organization
(WHO), migren yang berat dapat menyebabkan disabilitas.
9,10,11,12Penegakan diagnosis
migren pada usia sekolah menjadi tantangan tersendiri, karena lebih sulit dibandingkan
pada usia dewasa, sehingga sering tidak terdiagnosis dengan baik. Beberapa survei yang
dilakukan sebelumnya menyatakan hanya setengah dari keseluruhan penderita migren
dinyatakan terdiagnosis migren oleh petugas kesehatan dan hanya sepertiga dari seluruh
Artikel Penelitian
penderita migren menerima pengobatan. Oleh karena itu, diperlukan alat skrining yang
singkat dan akurat, sehingga migren dapat segera diketahui dan diterapi untuk mencegah
disabilitas. Dari beberapa alat skrining yang telah digunakan dalam populasi besar adalah
ID Migraine
TMdan
Migraine Screening Questionaire
(MS-Q). Dalam penelitian ini akan
dibahas mengenai suatu perbandingan antara dua kuesioner migren yaitu MS-Q (
Migraine
Screening Questionnaire
) dan
ID-Migraine
TM. Kedua kuesioner ini dipilih peneliti karena
telah digunakan secara luas di luar negeri dan hanya kedua kuesioner inilah yang telah
divalidasi di Indonesia. Kedua kuesioner ini diujikan pada anak usia sekolah menengah
atas karena dianggap dalam usia sekian, anak telah dapat mengambil keputusan dan
kewaspadaan atas kesehatan dirinya sendiri.
MS-Q adalah kuesioner yang dikembangkan berdasarkan kriteria
International
Headache Society
(IHS) pada tahun 2005 untuk kepentingan klinisi maupun untuk
penelitian skala besar
.
28Kuesioner ini terdiri dari 5 pertanyaan, apabila responden mengisi
“ya” pada salah satu pertanyaan, maka akan diberikan nilai 1, namun bila mengisi “tidak”
maka akan diberikan nilai 0. Jumlah dari kelima jawaban tersebut mengarah ke migren jika
>4 dan tidak dicurigai migren apabila jumlah nilai kurang dari 4.
28,42ID-Migraine
TMadalah sebuah alat skrining migren yang telah dipatenkan oleh Pfizer
Inc, yang terdiri dari 2 pertanyaan tertulis mengenai preskrining dan 3 pertanyaan tertulis
mengenai skrining migren.
41,42,43,44,45ID-Migraine
TMtelah tervalidasi di berbagai negara
dan terbukti efektif untuk digunakan di sarana primer kesehatan.
42-43TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan uji validasi dan reliabilitas
kuesioner MS-Q dan
ID-Migraine
TMsebagai alat skrining migren pada pelajar SMA di
Bandung.
METODE
Suatu uji diagnostik dari validasi MS-Q dan
ID-Migraine
TMpada siswa di SMA.
Sebelumnya, kedua kuesioner asli dalam bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia (setelah mendapatkan persetujuan dari pembuatnya) dan disebarkan kepada para
siswa yang pernah menderita nyeri kepala dalam hidupnya serta mengisi kuesioner dengan
lengkap. Para siswa tersebut kemudian diperiksa secara individual oleh seorang dokter
spesialis saraf dan didiagnosis sebagai migren dan non-migren.
HASIL
Dilakukan penilaian MS-Q pada 306 subjek di SMA Negeri 15 dan
ID-Migraine
TMpada 286 subjek di SMA Negeri 6, Bandung. Dari total 592 subjek, didapatkan 19,6%
subjek mengalami migren pada kelompok MS-Q dan 52,9% pada kelompok
ID-Migraine
TM(Tabel 1). Perempuan lebih banyak mengalami migren, dua kali dari pada
laki-laki, baik pada kelompok MS-Q (13,1% vs 6,5%) maupun
ID-Migraine
TM(38,4% vs
14,5%).
Tabel 1. Karakteristik Subjek MS-Q (n=306) dan ID-MigraineTM (n=289) Kuesioner Migren Non-migren Total
n % n % MS-Q •Perempuan 40 13,1 137 44,8 147 •Laki-laki 20 6,5 109 35,6 129 Total 60 19,6 246 80,4 306 ID-MigraineTM •Perempuan 111 38,4 78 27,0 189 •Laki-laki 42 14,5 58 20,1 100 Total 153 52,9 136 47,1 289
Berdasarkan uji validitas dengan
Spearman
, maka kedua kuesioner, baik MS-Q
maupun
ID-Migraine
TMterbukti valid dengan nilai R>0,5. Sedangkan uji reliabilitas
dengan indeks Kappa, maka MS-Q terbukti memiliki reliabilitas yang baik dengan indeks
Kappa >0,7, sedangkan
ID-Migraine
TMtidak terbukti memiliki reliabilitas yang baik
karena memiliki indeks Kappa <0,7.
Didapatkan sensitifitas 68,4% vs 81,8%, spesifitas 97,4% vs 71,3%, NPP 90,0% vs
70,6%, dan NPN 89,8% vs 82,4%. Kuesioner MS-Q dan
ID-Migraine
TMsama-sama
terbukti valid berdasarkan nilai
Spearman
. Berdasarkan uji reliabilitas dengan indeks
Kappa, MS-Q juga terbukti memiliki reliabilitas yang baik, namun
ID-Migraine
TMbelum
Artikel Penelitian
DISKUSI
Dari hasil penelitian di atas didapatkan bahwa angka perempuan yang menderita
migren lebih banyak dibandingkan laki-laki. Hal ini sesuai dengan sebuah studi populasi
yang dilakukan di Amerika Serikat mendapatkan 19,2% penderita migren adalah wanita
dan 6,6% penderita adalah laki-laki, begitu pula penelitian yang dilakukan di Italia
membuktikan bahwa prevalensi migren lebih tinggi pada populasi perempuan
dibandingkan laki-laki.
13,32Pada penelitian
ID-Migraine
TMdidapatkan prevalensi migren yang lebih tinggi
dibandingkan penelitian MS-Q karena memang secara kebetulan ditemukan populasi
penderita migren lebih banyak di SMA Negeri 6 dibandingkan SMA Negeri 15 Bandung.
Dari hasil penelitian ini, baik MS-Q dan
ID-Migraine
TMversi Indonesia terbukti
valid berdasarkan uji validitas
Spearman
. Namun berdasarkan uji reliabilitas berdasarkan
indeks Kappa, hanya MS-Q yang terbutki memiliki reliabilitas yang baik, namun
ID-Migraine
TMbelum terbukti memiliki reliabilitas yang baik.
MS-Q terbukti merupakan suatu alat skrining migren yang memiliki tingkat
validitas dan reliabilitas yang baik dengan sensitivitas 82% dan spesifisitas 97%, serta nilai
prediksi positif (NPP) 95%, dan nilai prediksi negatif (NPN) 94%
.
28Pada penelitian MS-Q
versi Indonesia, didapatkan sensitivitas 68,35%, spesifisitas 97,36%, NPP 90% dan NPN
89,4%.
ID-Migraine
TMtelah tervalidasi di berbagai negara dan terbukti efektif untuk
digunakan di sarana primer kesehatan (sensitivitas 81% dan spesifitas 75%).
41,42,43Validitas
ID-Migraine
TMdi Unit Gawat Darurat Rumah Sakit di Italia terbukti memiliki sensitivitas
94%, spesifitas 83%, dan NPP 99% serta di tempat kerja di Turki (sensitivitas 70,9%,
spesifitas 79,1%, dan NPP 99%).
42-43Pada penelitian
ID-Migraine
TMdi Indonesia
didapatkan 81,82%, spesifisitas 71,34%, NPP 70,59% dan NPN 82,35%.
Penelitian mengenai validitas MS-Q versi Indonesia dan
ID-Migraine
TMbelum
pernah dilakukan di Indonesia. MS-Q versi Indonesia terbukti memiliki validitas dan
reliabilitas yang baik sebagai suatu kuesioner migren.
ID-Migraine
TMterbukti valid namun
tidak memiliki reliabilitas yang baik. Validasi kuesioner MS-Q di SMA Negeri 15
Bandung dan
ID-Migraine
TMyang dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung perlu dicoba
untuk dikembangkan di sekolah-sekolah lain untuk dapat menerapkan kuesioner ini
sebagai salah satu alat penapisan migren untuk anak sekolah sehingga dapat dihindari
berbagai dampak buruk akibat disabilitas yang diakibatkan migren.
KESIMPULAN
MS-Q versi Indonesia memiliki validitas dan reliabilitas yang baik sebagai suatu
alat skrining migren. Sedangkan
ID-Migraine
TMterbukti valid namun tidak memiliki
reliabilitas yang baik sebagai suatu alat skrining migren.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fallahzadeh MA. Prevalence of migraine and tension-type headache among school children in
Yazd, Iran. J Pediatric Neurosc. 2011;6:4.
2. Mavromichalis I, Anagnostopoulos D, Metaxas N, Papanastassiou E. Prevalence of migraine
in school children and some clinical comparisons between migraine with aura and without aura. Headache. 1999;39:728-36.
3. Zencir M, Ergin H, Sahiner T, Kilic I, Alkis E, Ozdel L, dkk. Epidemiology and
symptomology of migraine among school children: denzili urban area in turkey. Headache. 2004;44:780-5.
4. Akyol A, Kiylioglu N, Aydin I, Ertruk A, Kaya E, Telli E, dkk. Epidemiology and clinical
characteristics of migraine among school children in the menderes region. Cephalalgia. 2007;7:781-7.
5. Kalianda B. Pola klinik migren. Bandung: Universitas Padjadjaran; 1990.hlm.1-120.
6. Lewis DW. Pediatric migraine. Neurology Clincal. 2009;27:481-501.
7. Cvetkovic VV, Plavec D, Lovrencic-Huzjan A, Strineka M. Prevalence and clinical
characteristics of headache in adolescents: acroatian epidemiological study. Cephalalgia. 2013;10:1-10.
8. Ofovwe G. Prevalence and impact of headache and migraine among secondary school students
in nigeria. Headache. 2010;50:1570-5.
9. Abdollahpour I, Salimi Y, Jabbedari B, Hajji M. Prevalence of migraine and its triggers in
high school students in boukan 2010. Urmia MeD J. 2013;23:661-9.
10. Shivpuri D, Rajesh MS, Jain D. Prevalence and characteristics of migraine among adolescents:
Artikel Penelitian
11. Visudtibhan A, Siripornpanich V, Khongkhaitithum C, Chiemchanaya S. Migraine in Thai
children: prevalence in junior high school students. J Child Neurol. 2007;22:1117-20.
12. Boru UT, Kocer A, Luleci A, Sur H. Prevalence and characteristics of migraine in women of
reproductive age in Istanbul, Turkey: a population based survey. Tohoku JExplored Medicine. 2005;206:51-9.
13. Diamond M, Lipton RB. Prevalence and burden of migraine headache in the United States
data from the American study II. Headache. 2001;41:646-57.
14. Zarifoglu M, Karli N, Taskapilioglu O. Can ID migraine be used as a screening test for
adolescent migraine? Cephalalgia. 2007;28:65-72.
15. Sadeli HA. Migren atau bukan migren: diagnosis banding dan penanganan. Kumpulan
Makalah Simposium Nyeri Solo 2008. hlm. 1-8.
16. Leonardi M, Mathers C. Global burden of migraine in the year 2000: summary of methods and
data sources. Global Burden of Disease. 2000:1-18.
17. Fiona M, Gore PJNB, Patton GC, Ferguson J. Global burden of disease in young people aged
10–24 years: a systematic analysis. Lancet. 2011;377:10.
18. Natoli JL, Dean AMB, Butler Q, Turkel C, Stovner L, Lipton RB. Global prevalence of
chronic migraine: a systematic review. Cephalalgia. 2009;30(9):1-12.
19. Society HCSotIH. The international classification of headache disorders. Edisi ke-2. Oxford:
Blackwell Publishing; 2004.
20. Lipton RB, Sadovsky R. A self administered screener for migraine in primary care: the ID
migraine validation study. Neurology. 2003;61:375-85.
21. Siva A, Ertas MZ. Validity of the ID-migraine screener in the workplace. Neurology.
2008;70:1337-438.
22. Mostardini VA, Dugoni DE, Cerbo R. A possible role of ID-Migraine™ in the emergency
department: study of an emergency department out-patient population. Cephalalgia. 2009;9:1-6.
23. Cousins G, Van de Laar FA, Fahey T. Diagnostic accuracy of the ID migraine: a systematic
review and meta-analysis. Headache. 2011;51:1140-8.
24. Needet ME, Baykan B, Uzunkaya O, Saip S, Zarifoglu M, Siva A. The validation of ID
migraine screener in neurology outpatient clinics in turkey. J Headache Pain. 2007;8:217-23.
25. Sebnem NB, Over F, Saatci E. Prevalence of migraine diagnosis using ID migraine among
university students in Southern Turkey. J Headache Pain. 2008;9:159-64.
26. Serdar OK, Dagdeviren N, Celik Y. Migraine headaches among university students using id
migraine test as a screening tool. BMC Neurology. 2011;11:103-8.
27. Miguel J, Lainez JC, Manuel D, Gemma P. New uses of the migraine screen questionnaire
(MS-Q): validation in the primary care setting and ability to detect hidden migraine. MS-Q in Primary Care. BMC Neurology. 2010;10:39-47.
28. Nieri AB. Obesity and migraine progression: evidence and associations. Migraneas Cefuleias.
2007;66:8-18.
29. PERDOSSI. Konsensus Nasional III: Diagnostik dan penatalaksanaan nyeri kepala. Airlangga
University Press; 2010.
30. Aurora SK. Pathopysiology of migraine. Washington: Swedish Pain and Headache Centre,
Centre SH. 2007.
31. Lipton RB, Diamond M, Freitag F, Reed ML. Migraine prevalence, disease burden and the
need for preventive therapy. Neurology. 2007;68:343-9.
32. Roncolatoa LF, Recchiaa L, Cavazzutia G, Visonaa O, Brignolib GM. An epidemiological
study to assess migraine prevalence in a sample of italian population presenting to their GPs. European Neurol. 2000;43:102–106.
33. Victor T, Campbell JC, Buse DC, Lipton RB. Migraine prevalence by age and sex in the
United States: a life-span study. Cephalalgia. 2009;30(9):1065-73.
34. Boer H. Kombinasi migren tanpa aura dan tension type headache. Bandung: Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran; 1996.hlm.1-57.
35. World Health Organization. Atlas of headache disorders and resources in the world. Geneva.
2011.hlm.1-20.
36. Bille B. A 40 year follow-up of school children with migraine. Cephalalgia. 1997;17:488-91.
37. Stewart W, Wood C, Reed ML, Roy J. Cumulative lifetime migraine incidence in women and
men. Cephalalgia. 2008;20:1-9.
38. Stewart WF, Lipton RB, Liberman J. Variation in migraine prevalence by race. Neurology.
1996;47:52-9.
39. Patel NV, Kolodner KB. Prevalence and impact of migraine and probable migraine in a health
plan. Neurology. 2004;63:1432-41.
40. Sun CW. Questionnaire translation and psychometric properties evaluation. Health Policy.
2010;3:1-7.
41. Lainez MJ, Rejas J, Palacios G. Development and validation of the migraine screen
questionnaire (MS-Q). Headache. 2005;45:1328-38.
42. Barbara H, Forsyth SK, Lawrence D, Levin K, Willis GB. Methods for translating survey
questionnaires. Montreal, Canada: American Association for Public Opinion Reasearch; 2006.hlm.1-6.
Artikel Penelitian
43. Janet A, Harkness AS. Questionnaires in translation. Germany: World Values Survey;
1998.hlm.1-40.
44. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel. Jakarta: Salemba Medika; 2010.
45. Abdul G, Lalken AM. Clinical tests: sensitivity and specitivity. Critical Care and Pain.
Stockport. 2008.hlm.1-3.
46. Akobeng AK. Understanding diagnostic tests 1: sensitivity, specifity, and predictive values.
Acta Paediatrica. 2007;96:4.
47. Spitalnic S. Test properties I: sensitivity, specifity, and predictive values. Hospital Physician.
2004;9:1-5.
48. Golafshani N. Understanding reliability and validity in qualitative research. The qualitative
report. 2003;8:597-607.
49. Lee P, Balzac F. Men, women, and migraine: the role of sex, hormones, obesity, and PTSD.