• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Ansed 8 (KLT))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Ansed 8 (KLT))"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN FARMASI

“Validasi Penetapan Kadar Sulfametoksazol dan Trimetoprim dalam

Tablet secara KLT Densitometri”

Oleh Kelompok A

(Gol.R) :

1.

Chintamiani Maria T.

(2443008072)

2.

Cicilia Priska Dian Pratiwi

(2443010056)

3.

Cindy Heryanti

(2443010085)

4.

Regina Carlosono

(2443010162)

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA

(2)

A. Tujuan

- Untuk memvalidasi metode penetapan kadar Sulfametoksazol dan Trimetoprim dalam tablet secara KLT Densitometri

- Menentukan nilai harga dari parameter validasi yaitu, Selektivitas, Linearitas, akurasi dan Presisi

B. Dasar Teori

a. Sulfametoksazol ( N’- (5-methyl-3-isoxazolyl) sulfanilamide) Rumus bangun:

BM C10H11N3O3S = 253,28

Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai hampir putih, praktis tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 50 bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam lautan NaOH.

Suhu Lebur : 170O-173O C ( FI III, P. 586).

Serapan UV : Serapan ultraviolet larutan Sulfametoksazol 0,001% b/v dalam larutan NaOH 0,1N menunjukkan maksimum pada panjang gelombang 256-257 nm dan minimum pada panjang gelombang 224-225 nm (FI IV, 1995). Khasiat : Antibakteri.

(3)

b. Trimetoprim ( 2,4-diamino-5-(3,4,5-trimetoksibenzil) pirimidina) Rumus bangun:

BM C14H18N4O3

= 290,3

Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat pahit.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 300 bagian etanol (95%) P, dalam 55 bagian kloroform P dan dalam 80 bagian metanol P, praktis tidak larut dalam eter P.

Suhu lebur : ± 200O C (FI III, P.613).

Serapan UV : Larutan Trimetoprim 0,002% b/v dalam larutan NaOH 0,1N dengan tebal sel 2 cm pada panjang gelombang 230-350 nm menunjukkan maksimum pada panjang gelombang 287 nm dengan serapan ± 0,980 (FI IV, 1995).

C. Alat dan Bahan

a. Alat : - beaker glass - botol timbang

- labu takar 5 mL dan 10 mL - pipet tetes

- batang pengaduk - HPLC

- membrane filter - mikropipet

(4)

- ketas saring - KLT Densitometri - Pipa Kapiler - Chamber - Silica Gel F254 b. Bahan : - sulfametoksazol - Trimetoprim - Sampel (Sanprima) - Metanol

- fase gerak Metanol : Air (3:1)

- fase gerak kloroform : n-hexane : etanol (3 : 3 : 3) - matriks tablet simulasi

D. Cara Kerja

 Cara pembuatan matrix:

Matrix Tablet 1R 3R Amylum 4% 28mg 84mg Talk 5% 7mg 21mg Mg Stearat 1% 35mg 105mg Laktosa ad 100% Matriks 1000ppm:

Timbang campuran matrix 20mg

Masukkan dalam labu takar 10ml

(5)

Ad kan 10ml dengan metanol  (2000ppm)

Pipet 2,5ml larutan tersebut

Masukkan dalam labu takar 5ml dan di ad.kan dengan metanol  (1000ppm)

 Baku Sulfametaksazol (40mg/ml=4000ppm) dari jurnal C1= 2mg/ml = 2000ppm C2= 1,5mg/ml = 1500ppm C3= 1mg/ml = 1000ppm  konsentrasi terpilih C4= 0,8mg/ml = 800ppm C5= 0,5mg/ml = 500ppm Baku sulfametaksazol 1000ppm : Timbang Sulfametaksazol 20mg

Masukkan dalam labu takar 10ml

Larutkan dengan sedikit metanol

Ad kan 10ml dengan metanol  (2000ppm)

(6)

Masukkan dalam labu takar 5ml dan di ad.kan dengan metanol  (1000ppm)

 Baku Trimetroprim (8mg/ml=800ppm)  dari jurnal C1= 0,4mg/ml = 400ppm C2= 0,3mg/ml = 300ppm C3= 0,2mg/ml = 200ppm  konsentrasi terpilih C4= 0,16mg/ml = 160ppm C5= 0,1mg/ml = 100ppm Timbang Trimetroprim 15mg

Masukkan dalam labu takar 10ml

Larutkan dengan sedikit metanol

Ad kan 10ml dengan metanol  (1500ppm)

Pipet 0,67ml larutan tersebut

Masukkan dalam labu takar 5ml dan di ad.kan dengan metanol  (200ppm)

 Pembuatan fase gerak / eluen :

(7)

Masing-masing 6,67ml.

Masukkan chamber dan jenuhkan. - Eluen II = Etilasetat : Metanol ( 3:1 )

Etilasetat 15ml , metanol 5ml

Masukkan chamber dan jenuhkan.

 Selektivitas :

Totolkan sebanyak 4 totolan pada plat KLT silika gel.

1. Baku sulfametaksazol (totolkan 4μl pada plat silika gel). 2. Baku trimetroprim (totolkan 4μl pada plat silika gel). 3. Matriks (totolkan 4μl pada plat silika gel).

4. Timbang sulfametaksazol 400mg + Trimetroprim 80mg + matriks 220mg  simpan sisa penimbangan  gerus ad homogen

Timbang 17,5 ad 10ml dengan metanol  saring  (totolkan 4μl pada plat silika gel).

 Linearitas (50%-150%) - Untuk Sulfametasazol (20mg/10ml)  2000ppm 50% = 500ppm = (500/2000)x5ml = 1,25 ad 5ml metanol 75% = 750ppm = (750/2000)x5ml = 1,875ml ad 5ml metanol 100% = 1000ppm = (1000/2000)x5ml = 2,5ml ad 5ml metanol 125% = 1250ppm = (1250/2000)x5ml = 3,125ml ad 5ml metanol 150% = 1500ppm = (1500/2000)x5ml = 3,75ml ad 5ml metanol. - Untuk Trimetroprim (15mg/10ml)  1500ppm 50% = 100ppm = = 0,3ml ad 5ml metanol 75% = 150ppm = = 0,5ml ad 5ml metanol 100% = 200ppm = = 0,6ml ad 5ml metanol

(8)

125% = 250ppm = = 0,83ml ad 5ml metanol 150% = 300ppm = = 1,0ml ad 5ml metanol.

Timbang sulfametaksazol 75mg + Trimetroprim 15mg

Campur ad homogen

Ad dengan metanol 10ml dalam labu takar.

50% = 500ppm = 0,33ml ad.kan 5ml metanol 75% = 750ppm = = 0,5ml ad.kan 5ml metanol 100% = 1000ppm = = 0,67ml ad.kan 5ml metanol 125% = 1250ppm = = 0,83ml ad.kan 5ml metanol 150% = 1500ppm = = 1,0ml ad.kan 5ml metanol .

Saring dengan kertas saring dan totolkan 1μl pada silika gel.

 Akurasi dan Presisi

Timbang sulfametaksazol 400mg + Trimetroprim 80mg + matriks 220mg Gerus ad homogen

Timbang 17,5mg sebanyak 6x

(9)

Saring dan totolkan 1μl pada silika gel.

 Penetapan kadar Timbang 2 tablet

Gerus ad homogen

Timbang 17,5mg sebanyak 3kali

Ad.kan dengan metanol 10ml dalam labu takar

Saring dan totolkan 1μl pada silika gel.

E. Hasil Pengamatan

1. Linearitas

Track Luas Area Peak 1 Luas Area Peak 2 Luas Area Peak 3

1 820,6 15138,2 - 2 1127,6 15993,4 - 3 1450,2 9963,7 6504,4 4 1626,9 16589,2 - 5 2192,9 16697,7 - 2. Akurasi Presisi

Track Luas Area Peak 1 Luas Area Peak 2 Luas Area Peak 3

1 3690,4 20618,8 - 2 3718,5 19613,8 - 3 3336,3 23003,0 - 4 3549,9 - - 5 3715,0 20818,6 - 6 3923,6 20091,3 -

(10)

3. Sampel

Track Luas Area Peak 1 Luas Area Peak 2 Luas Area Peak 3

1 3648,0 18849,8 -

2 3776,9 18631,6 -

3 3958,1 22672,8 -

F. Perhitungan

1. Selektivitas

 Fase Gerak Kloroform : n-hexane : etanol (3 : 3 : 3)

Rs = = = 1,54 > 1,5 (jelek) As = = (Sulfametoksazol) As = = (Trimetoprim) N = 5,54 ( )2 = 5,54 ( )2 = 1330,9 (Sulfametoksazol) N = 5,54 ( )2 = 5,54 ( )2 = 827,6 (Trometoprim) K’ = = = 9,3 sulfametosazol (masuk range) K’ = = = 11 trimetoprim (tidak masuk range)

Range K’ = 1-10

α =

=

(11)

 Fase gerak Etilasetat : MeOH (3 : 1) Rs = = = 1,8 > 1,5 (jelek) As = = (Sulfametoksazol) As = = (Trimetoprim) N = 5,54 ( ) 2 = 5,54 ( )2 = 288,9 (Sulfametoksazol) N = 5,54 ( )2 = 5,54 ( )2 = 1144,7 (Trometoprim) K’ = = = 6,5 sulfametosazol (masuk range) K’ = = = 11,5 trimetoprim (tidak masuk range)

Range K’ = 1-10 α = = = 1,7 > 1,2 (baik) 2. Linearitas Konsentrasi (ppm)

Luas area Sulfametoksazol Luas area trimetoprim

66 820,6 15138,2

100 1127,6 15993,4

(12)

166 1626,9 16589,2

200 2192,9 16697,7

Sulfametoksazol  a = 149,13 Trimetoprim  a = 13452,9

b = 9,7185 b = 10,6872

r = 0,9863 r = 0,2004

3. Akurasi dan Presisi

Sulfametoksazol : 17,5 mg ad 5 mL methanol Trimetoprim : 87,5 mg ad 5 mL methanol 136,8 mg matriks : 31,8 mg ad 5 mL methanol  sulfametoksazol  x 1000 = 3500 ppm = 17,5 mg/5 mL  trimetoprim  x 1000 = 17.500 ppm = 17,5 mg /5 ml X rata-rata = 9,86 X rata-rata = 2,74 SD = 0,024 SD = 0,36 KV = 0,2% KV = 13,1% Konsentrasi Teoritis (mg) Luas Area Sulfametok sazol Konsentrasi yang didapat (x caping) % recorvery Luas Area Trimetoprim Konsentrasi yang didapat (x caping) % recovery 17,5 3690,4 364,38 9,87% 20618,8 670,51 3,25% 17,5 3718,5 367,27 9,87% 19613,8 576,47 2,93% 17,5 3336,3 327,94 9,82% 23003,0 893,59 3,88% 17,5 3549,9 349,92 9,85 % - - - 17,5 3715,0 366,91 9,87% 20818,6 689,20 3,31% 17,5 3923,6 388,37 9,89% 20091,3 621,15 3,09%

(13)

4. Penetapan Kadar Sampel Sulfametoksazol  x 136,8 = 78,17 mg = 15.634 ppm = 15,63 µg / 5 mL Trimetoprim  x 136,8 = 15,63 mg = 3126,8 ppm = 3,12 µg / 5 mL X rata-rata = 9,88 X rata-rata = 4,05 SD = 0,02 SD = 1,58 KV = 1,2 % KV = 39,0 % G. Pembahasan 1. Selektivitas

Dari hasil pengamatan uji selektivitas yang dilakukan, maka dapat diketahui eluen dan panjang gelombang terpilih dari senyawa analisa. Di mana eluent yang terpilih adalah Etil asetat : Metatol (3 : 1) dan panjang gelombang terpilihnya adalah 284 nm. Pemilihan eluent didasarkan atas kemampuan fase gerak dalam memisahkan senyawa campuran di dalam sampel yang dianalisa. Dengan fase gerak yang digunakan yaitu Etil asetat : Metatol (3 : 1) senyawa Sulfametoksazol dan Trimetoprim dapat terpisah dengan baik.

Sampel Konsentrasi Teoritis (mg) Luas Area Sulfametoks azol konsentrasi yang didapat (x caping) % recovery Luas Area Trimetoprim Konsentrasi yang didapat (x caping) % recovery 1 15,63 3648,0 360,02 9,86% 18849,8 1082,42 5,74% 2 15,63 3776,9 373,28 9,88% 18631,6 484,56 2,6% 3 15,63 3958,1 391,92 9,90% 22672,8 862,70 3,80%

(14)

2. Linieritas

Dari hasil perhitungan kurva baku pada uji Linieritas di dapatkan nilai regresi Sulfametoksazol yang mendekati 1 yaitu dengan nilai 0,9863 sedangkan untuk Trimetoprim didapatkan nilai regesi yang jelek 0,2004, hal ini menunjukkan bahwa linearitas yang dilakukan kurang baik. Untuk peningkatan konsentrasi luas area yang terbaca mengalami peningkatan.

3. Akurasi dan Presisi

Secara teoritis dengan 6x replikasi kadar 100% menunjukkan konsentrasi dan luas area yang sama(presisi) dengan kadar yang di uji-kan atau di buat, namun kenyataannya hasil data nilai akurasi dan presisi tiap replikasi yang dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini dapat diakibatkan oleh pengambilan sampel, simulasi yang kurang maksimal sehingga sampel uji tertinggal sebagian pada mikro pipet atau alat sehingga tidak ikut di-ujikan.

4. Kadar sampel

Kadar sampel yang di dapat dari hasil analisa, menunjukkan persen recovery yang jauh dari kadar teoritis senyawa dalam sampel. Hal ini dapat diakibatkan karena kesalahan pada pemipetan sampel sehingga mengakibatkan penurunan kadar senyawa. Penurunan kadar senyawa diakibatkan karena sampel uji masih tertinggal dalam mikro pipet yang digunakan.

5. Kesimpulan

Perlu Validasi metode kembali dalam penetapan kadar Sulfametoksazol dan Trimetoprim dalam sampel.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dilakukan uji linieritas (uji hubungan antara kekuatan tekan dengan komposisi abu terbang) yang diperoleh dari hasil perhitungan regresi linier, sehingga didapat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hasil perhitungan uji normalitas data dengan model Jarque Bera berdistribusi normal, hasil uji linieritas dengan model Ramsey

Pada hasil uji linieritas, peneliti membagi hasil uji linieritas menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok strategi problem focused coping dengan nilai probabilitas

Berdasarkan Tabel 5 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan korelasi ganda dikemukakan dengan menggunakan uji-r regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai R hitung (R) diperoleh

Hasil penelitian menunjukan bahwa: Hasil perhitungan uji normalitas data dengan model Jarque Bera berdistribusi normal; Hasil uji linieritas dengan model Ramsey

Uji normalitas distribusi data dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS, sementara untuk uji linieritas regresi dapat dilihat dari nilai signifikansi (deviation

akan digunakan. Apabila dari hasil linieritas di dapatkan bahwa data.. penelitian harus diselesaikan dengan teknik analisis regresi linier. Tenik yang digunakan untuk

Hasil Penentuan Persamaan Regresi dari Kurva Kalibrasi Piroksikam Baku Pembanding (Hexpharm Jaya Laboratories) pada Panjang Gelombang 334 nm dalam Pelarut HCl 0,1 M...