SPESIFIKASI
SPESIFIKASI
FUS
FUS
E
E C
C
U
UTO
TOU
UT
T
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Jakarta Selatan 12160
STANDAR
STANDAR
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (PERSERO)
SPLN D3.026: 2017
SPLN D3.026: 2017
Lampiran Keputusan DireksiLampiran Keputusan Direksi PT PLN
SPESIFIKASI
SPESIFIKASI
FUS
FUS E
E C
C U
UTO
TOU
UT
T
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Jakarta Selatan 12160
PT PLN (PERSERO)
Disusun oleh:
Kelompok Bidang SPLN Distribusi Standardisasi
dengan Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan (
R esearch Ins titute
) No. 0439.K/PUSLITBANG/2016Kelompok Kerja Standardisasi
Fus e C utout
dengan Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan (R esearch I nstitute) No. 0431.K/GM/2015
Diterbitkan oleh:
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standarisasi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian danPengembangan (R esearch I nstitute) No. 0439.K/PUSLITBANG/2016
1. Ignatius Rendroyoko, ST, MEng.Sc : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Buyung Sufianto Munir, ST, MSc : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Ir. Hadi Suhana, MT : Sebagai Anggota
4. Ir. Rudy Setyobudi, MT : Sebagai Anggota 5. Ir. Muhammad Rusli, MM,MT : Sebagai Anggota 6. Ir. Indradi Setiawan, MM : Sebagai Anggota 7. Ir. Christiana Samekta : Sebagai Anggota 8. Ir. Imam Agus Prayitno : Sebagai Anggota 9. I Ketut Gede Agus Sutopo : Sebagai Anggota
Susunan Kelompok Kerja Standardisasi
Fus e C utout
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan (R esearch I ns titute) No. 0431.K/GM/2015
1. Dr. Zainal Arifin : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Ir. Christiana Samekta : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Haryo Lukito, ST. MT : Sebagai Anggota
4. Effendi Memed, ST : Sebagai Anggota 5. Muh. Zuhdi Irwansyah, ST : Sebagai Anggota
Nara Sumber:
1. M. Solikhudin, ST. MT
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR TABEL ... iv PRAKATA ... vii 1. Ruang Lingkup ... 1 2. Tujuan ... 1 3. Acuan Normatif ... 1
4. Istilah dan Definisi ... 1
5. Kondisi Pelayanan ... 2
6. Nilai Pengenal ... 3
7. Persyaratan Konstruksi ... 3
7.1 Umum ... 3
7.1.1 Bagian utama ... 3
7.1.2 Pemasangan fuse link ... 4
7.1.3 Mekanisme kontak ... 4
7.1.4 Cara pengoperasian ... 5
7.1.5 Persyaratan material logam ... 5
7.2 Fuse base ... 6 7.2.1 Insulator ... 6 7.2.2 Rakitan atas ... 7 7.2.3 Rakitan bawah ... 8 7.2.4 Fuse carrier ... 9 7.2.5 Bracket ...10 7.3 Fuse link ...12 7.3.1 Dimensi ...12
7.3.2 Karakteristik arus waktu ...12
8. Penandaan ...14 8.1 Fuse-base ...14 8.2 Fuse-carrier ...15 8.3 Fuse-link ...15 9. Pengujian ...15 9.1 Uji jenis ...15 9.1.1 Fuse cutout ...15 9.1.2 Fuse link ...17 9.2 Uji rutin ...18 9.3 Uji serah-terima ...18 LAMPIRAN A ...19
A.1 Galah tipe 1 ...19
A.2 Galah tipe 2 ...20
A.3 Load Buster ...21
LAMPIRAN B ...23
B.1 Proteksi transformator distribusi ...23
B.2 Proteksi SUTM cabang ...26
LAMPIRAN C ...27
SPLN D3.026: 2017
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Fuse cutout ... 4
Gambar 2. Posisi kontak antara fuse carrier dengan fuse base. ... 5
Gambar 3. Rakitan atas fuse base ... 7
Gambar 4. Terminal ... 7
Gambar 5. Rakitan bawah ... 8
Gambar 6. Bagian-bagian fuse carrier ... 9
Gambar 7. Dimensi fuse carrier ... 9
Gambar 8. Kepala tabung dengan arc shortening rod terintegrasi ... 10
Gambar 9. Dimensi bracket ... 11
Gambar 10. Dimensi fuse-link ... 12
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai pengenal fuse cutout... 3Tabel 2. Nilai pengenal fuse link ... 3
Tabel 3. Tebal lapisan galvanis ... 6
Tabel 4. Nilai batas karakteristik arus-waktu pra-busur fuse link tipe K ... 13
Tabel 5. Nilai batas karakteristik arus-waktu pra-busur fuse link tipe T ... 14
Tabel 6. Daftar mata uji fuse cutout ... 16
Tabel 7. Batas kenaikan suhu ... 17
Tabel 8. Daftar mata uji fuse link ... 17
PRAKATA
SPLN D3.026: 2017 ini merevisi sebagian dari ketentuan pada SPLN 64: 1985
“Petunjuk pemilihan dan penggunaan pelebur pada sistem distribusi tegangan menengah”. Materi yang direvisi adalah yang berhubungan dengan ketentuan fuse cutout sebagai suatu produk.
Standar fuse cutout sebagai produk dirasa perlu diterbitkan dalam suatu SPLN tersendiri. Dengan tumbuhnya pabrikan dalam negeri yang telah memproduksi peralatan tersebut, diperlukan suatu panduan desain dan ketentuan komponen, agar diperoleh fuse cutout dengan mutu standar dan cocok digunakan pada instalasi PLN.
Dengan diterbitkannya SPLN D3.026: 2017 maka ketentuan pada SPLN 64: 1985 yang terkait dengan persyaratan produkfuse cutout dinyatakan tidak berlaku lagi.
Spesifikasi
Fus e Cutout
1. Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan teknis fuse cutout dan fuse link -nya untuk penggunaan pada saluran udara tegangan menengah dan transformator distribusi. Fuse cutout merupakan pelebur jenis expulsion, di mana operasi pemutusan dilakukan dengan pengeluaran gas yang dihasilkan oleh busur listrik.
Kinerja fuse cutout secara keseluruhan ditentukan oleh kombinasi dari fuse base, fuse carrier dan fuse link yang telah diuji sesuai dengan standar ini.
2. Tujuan
Sebagai ketentuan persyaratan teknis pada pengadaan dan pemesanan bagi unit-unit PLN, acuan desain dan pembuatan bagi pabrikan serta ketentuan uji bagi pabrikan dan institusi penguji.
3. Acuan Normatif
a. IEC 60282-2 (2008-04), High-voltage fuse - Part 2: Expulsion fuses;
b. ANSI C37.42-1996, Specification for High-Voltage Expulsion Type Distribution Class Fuses, Cutouts, Fuse Disconnecting Switches and Fuse Links;
c. IEC 61952 (2008-05), Insulators for overhead lines - Composite line post insulators for A.C. systems with a nominal voltage greater than 1 000 V - Definitions, test methods and acceptance criteria;
d. IEC 62217 (2012-09), Polymeric HV insulators for indoor and outdoor use -General definitions, test methods and acceptance criteria;
e. IEC 60587: 2007, Electrical insulating materials use under severe ambient conditions – Test methods for evaluating reistance to tracking and erosion.
4. Istilah dan Definisi
Definisi dan istilah yang tidak tercantum di bawah ini mengikuti Term and Definition pada IEC 60282-2 butir 3.
4.1
Fus e bas e
Bagian tetap dari fuse cutout yang terdiri dari insulator, kontak dan terminal.
4.2
Fus e carrier
Bagian bergerak dari fuse cutout yang didesain untuk memasang fuse-link.
4.3
Fus e holder
SPLN D3.026: 2017
4.4 Fus e link
Bagian dari fuse cutout yang harus diganti setelah beroperasi (putus).
4.5 Terminal
Bagian konduktif dari fuse cutout yang berfungsi untuk menghubungkan ke konduktor eksternal.
4.6 Kecepatan pemutusan fus e link
Ditunjukkan dengan huruf K atau T, berhubungan dengan rasio antara nilai arus pra-busur pada dua nilai yang ditentukan dari waktu pra-pra-busur.
CATATAN:
1) Waktu pra-busur dinyatakan untuk 0,1 s dan 300 s (atau 600 s);
2) Fuse link dinyatakan dalam arus pengenal diikuti dengan desain kecepatan pemutusan; contoh: 125 K adalah fuse link arus pengenal 125 A dengan kecepatan pemutusan K.
4.7 Load buster
Alat yang digunakan untuk membuka fuse cutout dalam kondisi berbeban.
4.8 Pembawa fus e carrier
Alat bantu untuk membawafuse carrier dari dan ke fuse base.
4.9 Galah
Galah insulasi yang berfungsi untuk disambungkan dengan pembawa fuse carrier atau
load buster dalam mengoperasikan fuse cutout .
4.10 Loto
Lock Out Tagout, Pengunci fuse carrier untuk pengamanan agar tidak dioperasikan saat pemeliharaan.
5. Kondisi Pelayanan
Kondisi pelayanan fuse cutout yang ditetapkan pada standar ini adalah kondisi pelayanan normal, sebagai berikut:
a) Suhu udara sekitar tidak melebihi 40°C dan suhu harian rata-rata tidak melebihi 35°C;
NOTE 1 Attention is drawn to the fact that the time-current characteristics may be influenced by changes in ambient temperature.
b) Radiasi sinar matahari tidak melebihi 1 kW/m;
d) Tekanan angin tidak melebihi 700 Pa (kecepatan angin 34 m/s);
e) Ketinggian pemasangan tidak melebihi 1000 m. Untuk lokasi pemasangan yang melebihi 1000 m, lihat Lampiran C.
6. Nilai Pengenal
Nilai pengenal fuse cutout tercantum pada Tabel 1 dan nilai pengenal fuse link pada Tabel 2.
Tabel 1. Nilai pengenal fus e cutout 1. Tegangan pengenal 24 kV
2. Arus pengenal 100 A, 200 A
3. Frekuensi pengenal 50 Hz 4. Tingkat insulasi
a) Tegangan ketahanan impuls 1,2/50 µs 125 kV b) Tegangan ketahanan frekuensi daya 50 kV
5. Kapasitas pemutusan (rms) 8 kA atau 10 kA atau 12,5 kA atau 16 kA
6. Kelas TRV 100 A kelas A atau B ; 200 A kelas B Tabel 2. Nilai pengenal fus e link
1. Tegangan pengenal 24 kV
2. Arus pengenal Lihat Tabel 4 dan Tabel 5
7. Persyaratan Konstruksi
7.1 Umum
7.1.1 Bagian utama
SPLN D3.026: 2017
Bagian utamafuse cutout : a) Fuse holder , terdiri dari:
Fuse base
①
Fuse carrier②
b) Bracket③
Gambar 1. Fus e cutout
7.1.2 Pemasangan
fus e link
Fuse link dipasang di dalam tabung fuse carrier . Bagian kepala fuse link dihubungkan ke lubang berulir pada arc shortening rod (7.2.4.3), sedangkan bagian ekornya dihubungkan ke trunnion(0) di bagian terminalnya (mur/baut).
7.1.3 Mekanisme kontak
Fuse carrier terhubung dengan fuse base melalui mekanisme kontak. Pada saat fuse cutout posisi tutup, posisi kontak antara fuse carrier dan fuse base adalah seperti Gambar 2.
③
③
①
②
②
①
0 0Gambar 2. Posisi kontak antara fus e carri er dengan fus e bas e.
Di bagian atas, mekanisme kontak terjadi antara kepala tabung (7.2.4.3) pada fuse carrier dengan kontak atas (7.2.2.2) pada fuse base, sedangkan pada bagian bawah antaratrunnion(0) pada fuse carrier dengan kontak bawah (7.2.3.2) pada fuse base. Kontak bawah (7.2.3.2) terpasang pada engsel (7.2.3.1). Bidang kontak trunnion akan terhubung dengan kontak bawah pada posisi fuse cutout tertutup dan tidak terhubung pada posisi terbuka.
7.1.4 Cara pengoperasian
Pengoperasian fuse cutout dilakukan dengan bantuan galah (hot stick ). Jenis-jenis galah yang dapat digunakan dapat dilihat pada Lampiran A.
Penutupan dilakukan melalui pull ring pada konektor atas (7.2.4.2). Pembukaan dalam kondisi berbeban harus dilakukan dengan load buster dengan cara mengaitkan terlebih dahulu ke pengait (7.2.2.3) pada rakitan atas fuse base. Pengait juga berfungsi untuk memandu arah pemasukan fuse carrier ke fuse base.
Pada penutupan dengan galah tipe 1, pengangkatan fuse carrier untuk dimasukkan ke engsel (7.2.3.1) pada fuse base dilakukan melalui lubang pada trunnion.
7.1.5 Persyaratan material logam
Kontak-kontak pada fuse cutout harus dilapis dengan perak. Daya pegas kontak harus diperkuat dengan komponen bantu yang dibuat dari stainless steel .
Pelat tembaga yang berfungsi sebagai jalur arus antara terminal ke kontak harus dilapis perak atau timah.
Komponen yang dibuat dari baja harus dilapis galvanis yang diproses dengan sistem celup panas (hot dip). Tebal lapisan harus memenuhi Tabel 3.
Kepala tabung
Trunnion Kontak atas
SPLN D3.026: 2017
Tabel 3. Tebal lapisan galvanis
Komponen Tebal lapisan [µm] rata-rata minimum Baut, mur,washer 54 43
Komponen lain 85 70
Komponen yang dibuat dari tembaga paduan (kuningan atau perunggu) harus mempunyai nomor kode komponen ( part number ) atau penandaan merek.
7.2
Fus e bas e
Fuse base terdiri dari insulator, rakitan atas dan rakitan bawah.
7.2.1 Insulator
7.2.1.1 Insulator terdiri dari inti dan selungkup.
7.2.1.2 Material inti adalah epoksi resin dengan penguatan fiberglass. Inti harus bebas dari retak dan rongga (void ) yang dapat mempengaruhi sifat mekanis dan elektris fuse cutout .
7.2.1.3 Inti harus dilengkapi dengan fasilitas pemegang yang terbuat dari baja galvanis:
a) Pemegang tengah (mounting pin; strap) berfungsi untuk pemasangan fuse cutout ke bracket . Pemegang dipasang di bagian tengah dari panjang inti. Konstruksi pemegang adalah sedemikian sehingga fuse cutout dapat terpasang dengan kemiringan 15° s/d 20° sumbu vertikal.
b) Pemegang atas untuk pemasangan rakitan atas c) Pemegang bawah untuk pemasangan rakitan bawah
7.2.1.4 Selungkup harus menggunakan material karet silikon (silicone rubber ) yang diproses secara high temperature vulcanizing (HTV); denganfiller aluminium tri hydrate (ATH). Material karet silikon harus memenuhi:
a) Flammability kelas V0;
b) Passing voltage level 4,5 kV, sesuai IEC 60587.
7.2.1.5 Selungkup diekstrusi langsung di atas inti dan harus menempel dengan ketat komponen yang berada di bawahnya. Tebal selungkup yang berada di atas inti harus tidak kurang dari 3 mm. Jarak rambat harus tidak kurang dari 480 mm.
7.2.1.6 Selungkup harus menutupi inti secara keseluruhan untuk melindungi masuknya air dan lembab ke dalam inti.
7.2.2 Rakitan atas
Contoh rakitan atas adalah seperti Gambar 3.
CATATAN: Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman.
Gambar 3. Rakitan atas fus e base
7.2.2.1 Terminal atas
Terminal atas menggunakan konektor alur paralel ( parallel groove; Gambar 4), yang terbuat dari tembaga paduan.
Terminal atas harus dapat dipasangi konduktor dengan ukuran:
Arus pengenal 100A : 16 mm2 – 95 mm2 Arus pengenal 200A : 70 mm2 – 150 mm2
Keping konektor yang terpasang di sebelah bawah harus menempel dengan tetap dan kuat pada pijakannya, sehingga mur dapat dikencangkan dengan hanya satu alat pengencang.
Sistem mur-baut pada konektor menggunakan ukuran M10.
CATATAN:
Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman. Gambar 4. Terminal
Terminal atas
Pengait Pegas kontak
Kontak atas
SPLN D3.026: 2017
7.2.2.2 Kontak atas
Kontak atas dibuat dari pelat tembaga dan harus dilapis perak.
Bidang kontak harus dilengkapi dengan pegas yang dibuat dari stainless steel . Pegas harus dikonstruksi sedemikian sehingga tidak mudah lepas dan selalu berada pada posisinya.
7.2.2.3 Pengait
Pengait harus didesain sedemikian sehingga fungsi-fungsi tersebut pada 7.1.4 alinea ke-2 dapat dilakukan dengan baik.
Pengait dibuat dari baja galvanis dengan diameter minimum 8,0 mm.
7.2.3 Rakitan bawah
Contoh rakitan bawah adalah seperti Gambar 5.
CATATAN:
Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman. Gambar 5. Rakitan bawah
7.2.3.1 Engsel
Engsel (trunnion hinge) harus dibuat dari tembaga paduan.
7.2.3.2 Kontak bawah
Kontak bawah terdiri dari dua buah pelat yang dipasang sejajar pada engsel. Pelat dibuat dari tembaga dilapis perak.
Pemasangan kontak ke engsel menggunakan paku keling tembaga.
Kontak harus dilengkapi dengan penguat yang dibuat dari pelat stainless steel untuk menjaga kestabilan daya pegas.
7.2.3.3 Terminal bawah
Persyaratan terminal bawah sama dengan terminal atas (7.2.2.1).
Engsel
Terminal bawah Kontak bawah
Konduktor jalur arus
Penguat kontak
7.2.4
Fus e carrier
Bagian-bagian fuse carrier adalah seperti Gambar 6.
CATATAN:
Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman. Gambar 6. Bagian-bagian fus e carri er
Dimensi fuse carrier tercantum pada Gambar 7.
Gambar 7. Dimensi fus e carri er 7.2.4.1 Tabung pelebur
Tabung pelebur dibuat dari high strength fiber glass yang diberi lapisan UV inhibitor . Tabung harus dilengkapi dengan pita night vision reflector yang dipasang melingkari tabung di bagian atas.
7.2.4.2 Konektor tabung pelebur
Bagian atas dan bawah tabung pelebur dilengkapi dengan konektor yang dibuat dari tembaga paduan.
Konektor atas harus mempunyai pull ring sebagai sarana untuk pengoperasian hot stick dan load buster .
Konektor bawah harus mempunyai fasilitas untuk pemasangan trunnion.
Pulling ring Tabung pelebur Kepala tabung Konektor atas Konektor bawah Flipperspring Trunnion Baut/mur terminal Nightvisionreflector
SPLN D3.026: 2017
7.2.4.3 Kepala tabung
Kepala tabung dibuat dari tembaga paduan dilapis perak. Konstruksi kepala tabung harus mempunyai fasilitas untuk kunci pengencang.
Kepala tabung harus dilengkapi dengan arc shortening rod yang menempel pada kepala tabung dan dikonstruksi sedemikian sehingga tidak mudah dilepas. Arc shortening rod dibuat dari tembaga atau tembaga paduan.
Ulir pada bagian dalam tabung arc shortening rod harus dapat dipasangi fuse link dengan dimensi tersebut pada 7.3.1.
Gambar 8. Kepala tabung denganarc s hortening rod terintegrasi
7.2.4.4
Trunnion
Trunnion dibuat dari tembaga paduan dilapis perak.
Trunnion harus mempunyai ruang untuk pengoperasian hot stick . Setelah dirakit pada fuse carrier , ruang tersebut harus bebas dari komponen dan objek lainnya yang dapat mengganggu masuk-keluarnya bagian pengait (hook ) dari galah.
Trunnion harus mempunyai baut/mur terminal untuk pemasangan ekor fuse link . Jenis kepala baut/mur terminal adalah hex-flange dengan ukuran M10. Baut/mur terminal dibuat dari tembaga atau tembaga paduan.
Trunnion harus dilengkapi dengan flipper spring untuk meningkatkan kecepatan drop-out dan menjaga kekencangan fuse link terpasang. Flipper spring harus dibuat dari stainless steel .
7.2.5
Bracket
SPLN D3.026: 2017
7.3
Fus e link
7.3.1 Dimensi
Fuse link harus dari jenis removable head dan dilengkapi dengan arc-quenching tube. Dimensi fuse link pada Gambar 10.
Arus
pengenal [A] A B C D
1 –50 19,0 ± 0,3 ≥ 500 ≤ 5,0 Dapat masuk dengan bebas pada
fuse carrier yang mempunyai diameter dalam: 1 A – 50 A : 7,9 mm 63 A –100 A : 11,1 mm 140 A – 200 A : 17,5 mm 63 –100 - ≥ 500 ≤ 8,0 140 –200 - ≥ 500 ≤ 9,5
Gambar 10. Dimensi fus e-link
7.3.2 Karakteristik arus waktu
Karakteristik arus-waktu pada suhu 20 °C tercantum pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Karakteristik arus pra-busur untuk tipe K dan T harus tidak lebih kecil dari nilai minimum yang ditentukan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Karakteristik arus pra-busur ditambah dengan toleransi pabrikan untuk tipe K dan T harus tidak lebih besar dari nilai maksimum pada Tabel 4 dan Tabel 5.
ØA B Ø C Ø D Ulir M6 x 1 E
Tabel 4. Nilai batas karakteristik arus-waktu pra-busur fus e link tipe K Arus pengenal [A] Arus pra-busur Speed ratio 300 s atau 600 s1) 10 s 0,1 s
Min Maks Min Maks Min Maks
Preferred values 6,3 / 62) 12,0 14,4 13,5 20,5 72 86 6,0 10 19,5 23,4 22,5 34 128 154 6,6 16 / 152) 31,0 37,2 37,0 55 215 258 6,9 25 50 60 60 90 350 420 7,0 40 80 96 96 146 565 680 7,1 63 / 652) 128 153 159 237 918 1100 7,2 100 200 240 258 388 1520 1820 7,6 160 / 1402) 310 372 430 650 2470 2970 8,0 200 480 576 760 1150 3880 4650 8,1 Intermediate values 8 15 18 18 27 97 116 6,5 12,5 / 122) 25 30 29,5 44 166 199 6,6 20 39 47 48 71 273 328 7,0 31,5 / 302) 63 76 77,5 115 447 546 7,1 50 101 121 126 188 719 862 7,1 80 160 192 205 307 1180 1420 7,4 Low rating 1 2 2,4 - 10 - 58 -2 4 4,8 - 10 - 58 -3 6 7,2 - 10 - 58 -CATATAN:
1) 300 s untuk fuse link dengan arus pengenal ≤ 100 A; 600 s untuk arus pengenal > 100A;
SPLN D3.026: 2017
Tabel 5. Nilai batas karakteristik arus-waktu pra-busur fus e link tipe T
Arus pengenal [A] Arus pra-busur Speed ratio 300 s atau 600 s1) 10 s 0,1 s
Min Maks Min Maks Min Maks
Preferred values 6,3 / 62) 12,0 14,4 15,3 23,0 120 144 10,0 10 19,5 23,4 26,5 40,0 224 269 11,5 16 / 152) 31,0 37,2 44,5 67,0 388 466 12,5 25 50 60 73,5 109 635 762 12,7 40 80 96 120 178 1040 1240 13,0 63 / 652) 128 153 195 291 1650 1975 12,9 100 200 240 319 475 2620 3150 13,1 160 / 1402) 310 372 520 775 4000 4800 12,9 200 480 576 850 1275 6250 7470 13,0 Intermediate values 8 15 18 20,5 31,0 166 199 11,1 12,5 / 12 2) 25 30 34,5 52,0 296 355 11,8 20 39 47 57,0 85,0 496 595 12,7 31,5 / 30 2) 63 76 93 138 812 975 12,9 50 101 121 152 226 1310 1570 13,0 80 160 192 248 370 2080 2500 13,0 Low rating 1 2 2,4 - 11 - 100 -2 4 4,8 - 11 - 100 -3 6 7,2 - 11 - 100 -CATATAN:
1) 300 s untuk fuse link dengan arus pengenal ≤ 100 A; 600 s untuk arus pengenal > 100A;
2) Arus pengenal untuk fuse link yang mengikuti desain IEEE.
8. Penandaan
8.1
Fuse-base
Fuse base harus diberi penandaan:
a) Merek atau logo atau pabrik pembuat; b) Nomor SPLN;
c) Tipe (bila ada); d) Tegangan pengenal; e) Arus pengenal;
f) Nomor seri produksi.
Penandaan a) s/d e) pada bagian insulasi di dekat pemegang tengah secara cetak timbul. Penandaan f) dapat dengan cara cetak laser.
8.2
Fuse-carrier
Fuse carrier harus diberi penandaan: a) Merek atau logo pabrik pembuat b) Nomor SPLN
c) Tegangan pengenal d) Arus pengenal
e) Kapasitas pemutusan pengenal dan kelas TRV f) Frekuensi pengenal
g) Nomor seri produksi
Penandaan pada permukaan luar tabung pelebur secara cetak laser.
8.3
Fuse-link
Fuse link harus diberi penandaan: a) Merek atau logo pabrik pembuat; b) Tipe (bila ada);
c) Arus pengenal dan kecepatan pemutusan (K atau T); d) Tegangan pengenal.
9. Pengujian
9.1 Uji jenis
Uji jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe yang mewakili suatu tipe fuse cutout atau fuse link yang dibuat oleh pabrikan untuk membuktikan apakah tipe tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan standar ini. Pengujian jenis dilakukan sebelum produksi masal.
9.1.1
Fus e cutout
Untuk keperluan uji jenis, pabrikan harus menyampaikan: a) Gambar desain yang disertai data:
dimensi utama;
diameter inti, jarak rambat dan ukuran sirip insulator; diameter dalam dan diameter luar tabung pelebur; ukuran konduktor jalur arus (atas dan bawah); diameter luar dan panjang arc shortening rod .
b) Informasi mengenai:
inti insulator: jenis material, merek, pabrik pembuat dan data uji karakteristik; karet silikon: merek atau nama pabrik pembuat dan data uji karakteristik,
meliputi: kuat tarik, pemuluran, density , kekerasan dan ketahanan tracking dan erosi.
Merek dan tipe fuse link .
CATATAN: Data uji karakteristik dapat menggunakan: data uji rutin, sertifikat uji atau katalog resmi.
SPLN D3.026: 2017
Ketentuan sampel Jumlah sampel uji Merek fuse link
Fuse cutout dinyatakan memenuhi uji jenis bila dapat lulus semua mata uji tercantum pada Tabel 6.
Tabel 6. Daftar mata uji fus e cutout
No Mata uji Metode uji / persyaratan J 1) R 1) S 1)
1 2 3 4 5 6
1. Pemeriksaan penandaan Butir 8.1 dan 8.2
2. Pemeriksaan konstruksi Butir 7. 2)
3. Kelengkapan komponen Butir 7. 2) 2)
4. Pengujian dimensi Gambar desain pada 9.1.1 a)
5. Jarak rambat selungkup Butir 7.2.1.5
6. Uji ketahanan impuls petir IEC 60282-2 sub ayat 8.4.4
7. Uji ketahanan tegangan
Kering IEC 60282-2 sub ayat 8.4.5
Basah IEC 60282-2 sub ayat 8.4.6
8. Uji kenaikan suhu IEC 60282-2 sub ayat 8.5
Tabel 7
9. Uji pemutusan IEC 60282-2 sub ayat 8.6
10. Uji mekanikal IEC 60282-2 sub ayat 8.8.1
11. Uji operasi dengan peralatan
Operasi dengan galah tipe 1 Galah harus dapat beroperasi
dengan baik
Operasi denganload buster
(tanpa beban)
Load buster harus dapat
beroperasi dengan baik
12. Uji polusi artifisial fuse base IEC 60282-2 sub ayat 8.9.2
13. Pengujian material inti IEC 61952: 2008 4)
14. Pengujian material selungkup IEC 61952: 2008 4)
15. Pengujiantracking dan erosi IEC 60587
CATATAN
1) J = Uji jenis ; R = Uji rutin ; S = Uji serah-terima;
2) Diverifikasi terhadap data pada Laporan Pengujian Jenis
3) Dilakukan sebanyak 10 kali;
4) Dilakukan dengan membandingkan nilai uji jenis, maksimum perbedaan 10%;
5) Dapat menggunakan data Laporan Pengujian Desain produk insulator yang dikeluarkan oleh PLN
Tabel 7. Batas kenaikan suhu
No. Komponen Nilai maksimum
Suhu [°C] Kenaikan suhu [K] 1. Terminal Terminal atas 7.2.2.1 105 65 Terminal bawah 7.2.3.3 105 65 2. Kontak Kontak atas 7.2.2.2 105 65 Kepala tabung 7.2.4.3 105 65 Kontak bawah 7.2.3.2 105 65
Trunnion (pada bidang kontak) 7.2.4.4 105 65
3. Komponen lain
Pegas atas 7.2.2.2 -
- Flipper spring 7.2.3.2 -
- Fuse link 7.3 1) 1)
CATATAN:
1) Diperiksa secara visual; tidak boleh terlihat pemburukan.
9.1.2
Fus e link
Untuk keperluan uji jenis, pabrikan harus menyampaikan: a) Gambar konstruksi.
b) Informasi mengenai bahan arc-quenching tube.
Ketentuan sampel
Fuse link dinyatakan memenuhi uji jenis bila dapat lulus semua mata uji tercantum pada Tabel 8. No. 1 s/d 6.
Tabel 8. Daftar mata uji fus e link
No Mata uji Metode uji/persyaratan J 1) R 1) S 1)
1 2 3 4 5 6
1. Pemeriksaan penandaan Butir 8.3
2. Uji dimensi Butir 7.3.1
3. Uji pemutusan IEC 60282-2 sub ayat 8.6
4. Uji karakteristik arus-waktu IEC 60282-2 sub ayat 8.7
5. Uji mekanikal
Statis IEC 60282-2 sub ayat 8.8.2.1 Dinamis IEC 60282-2 sub ayat 8.8.2.2
6. Pengukuran resistans IEC 60282-2 sub ayat 10
Uji khusus
SPLN D3.026: 2017
9.2 Uji rutin
Uji rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap fuse cutout dan fuse link yang diproduksi untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari persyaratan standar.
Mata uji rutin tercantum pada kolom 5 Tabel 6 dan Tabel 8. Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin.
9.3 Uji serah-terima
Uji serahterima dilakukan terhadap sampel yang mewakili sejumlah fuse cutout yang akan diserah-terimakan.
Mata uji serah-terima tercantum pada Tabel 6 kolom 6.
Uji serah-terima disaksikan oleh personil PLN yang ditugaskan. Jumlah sampel dan ketentuan penerimaan tercantum pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah sampel pada uji serah terima
Jumlah yang
diserahterimakan Jumlah sampel
Jumlah gagal maksimum Jumlah sampel ulang ≤ 15 2 0 0 16 s/d 25 2 0 0 26 s/d 90 3 1 3 91 s/d 150 5 1 5 151 s/d 500 8 2 8 501 s/d 1200
CATATAN: Bila pada sampel ulang masih terdapat kegagalan, maka dilakukan pengujian
terhadap seluruh sisa barang yang diserahterimakan. Barang yang diterima adalah barang yang memenuhi persyaratan standar.
LAMPIRAN A
SPLN D3.026: 2017
A.2 GALAH TIPE 2
Pemasukan fuse carrier ke engsel pada fuse base
LAMPIRAN B
B.1 PROTEKSI TRANSFORMATOR DISTRIBUSIAda dua buah kurva yang perlu diperhatikan pada proteksi transformator, yaitu kurva ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan (transient ) transformator. Ketahanan transformator distribusi desain SPLN D3.002-1: 2007 terhadap arus hubung-singkat yang terjadi pada terminal busing sekunder adalah 2 detik. Untuk
transformator dengan tegangan impedans 4% (≤ 630 kVA), arus hubung-singkat yang mengalir pada belitan primer dan sekunder adalah 25 kali (pu) arus nominal transformator. Dengan durasi 2 detik, maka ketahanan belitan transformator (didefinisikan sebagai I²t) adalah 1250. Nilai 1250 ini berlaku untuk arus gangguan s/d 6,3 In, sehingga durasi ketahanan hubung-singkat dapat mengikuti persamaan:
2
1250
I
t ... (1)
Dengan :
t durasi hubung-singkat [detik]
I arus hubung-singkat simetris transformator [pu]
Pada arus gangguan yang lebih rendah, durasi hubung-singkat dapat berlangsung lebih lama, karena intervensi minyak pendingin akan menghambat kenaikan suhu belitan yang dibangkitkan arus hubung-singkat. Ketahanan transformator terhadap arus gangguan yang lebih rendah adalah:
2 pu dengan durasi 30 menit 3 pu dengan durasi 5 menit 4,75 pu dengan durasi 60 detik
Dari nilai-nilai arus-waktu di atas, kurva ketahanan transformator dapat digambarkan dengan kurva A-B pada gambar B1 dan berlaku untuk transformator s/d 630 kVA.
Selama operasi transformator, akan timbul arus-lebih yang bersifat peralihan. Arus-lebih ini harus dapat ditahan oleh pelebur atau proteksi (terutama sisi primer), tanpa beroperasi memutus.
a) Arus awal (inrush ; magnetization inrush current )
Arus inrush timbul bila transformator yang tidak terhubung dengan beban mulai diberi tegangan (enerjais). Besar arus inrush ditentukan oleh residual magnetik pada inti besi dan nilai tegangan-sesaat pada waktu transformator dienerjais. Efek termal dari arus
inrush terhadap pelebur sisi primer dapat diperhitungkan setara dengan:
25 pu dengan durasi 0,01 detik 12 pu dengan durasi 0,1 detik
b) Arus beban peralihan
Arus inrush jenis lainnya adalah hot load pickup yang timbul bila pasokan daya pada transformator yang sedang beroperasi, padam akibat gangguan temporer dan kemudian re-close. Pada kasus ini arus inrush akan terdiri dari dua komponen yaitu arusinrush magnetisasi dan arus peralihan dari beban terhubung (load inrush current ).
SPLN D3.026: 2017
Efek termal dari hot load pickup diperhitungan setara dengan 12 s/d 15 kali arus nominal dengan durasi 0,1 detik.
Bila pasokan daya padam dalam waktu yang cukup panjang, akan timbul fenomena cold load pickup. Arus peralihan ini cenderung berdurasi panjang dan terjadi pada transformator yang memasok beban residensial dengan daya terpasang mendekati atau lebih besar dari kapasitas transformator. Cold load pickup dapat berlangsung hingga 30 menit, sejak re-enerjais, karena beberapa beban seperti AC, refrigerator dan heater umumnya dikendalikan secara termostatik dan on-off secara random satu sama lain. Akibat hilangnya pasokan daya dalam waktu yang cukup lama, kendali peralatan ini akan keluar dari batas set-point. Setelah pasokan tersedia, termostat kemudian menghubung dan peralatan segera menyerap daya.
Efek termal dari arus cold load pick-up diperhitungkan setara dengan :
6 pu dengan durasi 1 detik 3 pu dengan durasi 10 detik
Kurva dari arus-arus peralihan operasi transformator dapat digambarkan seperti kurva C-D pada gambar A1.
Pemilihan rating arus atau setting proteksi (terutama proteksi sisi primer) dapat dilakukan dengan mengkaji kurva arus-waktunya. Kurva tersebut harus berada dibawah kurva A-B dan diatas kurva C-D.
Gambar A1. Kurva ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan
Kurva proteksi transformator 160 kVA dengan NH fuse link 200 A yang terpasang pada sisi sekunder, dikoordinasikan dengan pelebur 10 K pada sisi primer, dapat dilihat pada gambar A2.
A D C B 0,01 0,1 1 10 100 1000 10000 1 10 100 Arus [pu] w a u s
Gambar A2. Kurva proteksi transformator 160 kVA
Sebagai contoh, fuse link gG 200 A dapat memproteksi transformator dengan menutup
semua garis ketahanan transformator. Keberadaan fuse link ini dapat memperbaiki
cakupan proteksi fuse link pada cutout , yang hanya dapat memproteksi untuk arus
gangguan > 4 In.
Bila fuse link sisi primer dikoordinasikan dengan fuse link sisi sekunder, kedua kurva
perlu dipisahkan sejauh 25%. Kurva arus-waktu 75% fuse link sisi primer harus lebih
kanan dari kurva fuse link sisi sekunder (gambar A2). Kurva 75% didefinisikan sebagai
kurva waktu rusak pelebur (time damaging curve). Pemberian jarak 25% dimaksudkan
agar semua gangguan pada JTR, yang telah berhasil diamankan oleh fuse link sisi
sekunder, tidak menimbulkan pengaruh kerusakan pada fuse link sisi primer.
Dengan pola tersebut di atas, arus pengenal fuse link untuk saklar utama (fuse switch)
pada sisi sekunder dikoordinasikan dengan fuse link sisi primer, dapat menggunakan
Tabel B1. A C D B K - 10A 75% 10K gG 200A 0,01 0,1 1 10 100 1000 10000 1 10 100 Arus [pu] w a u s 4
SPLN D3.026: 2017
Tabel B1. Rating pelebur sisi primer yang dikoordinasi dengan pelebur NH gG/gL
Kapasitas transformator
[KVA]
Rating arus fuse-link
Minimum Maksimum 25 2A1) 2) 3A1) 50 3A1) 6,3/6A 100 8A 10A 160 10 A 16/15 A 200 16/15A 20A 250 20A 25A 315 25A 31,5/30A 400 31,5/30A 40A CATATAN :
1) perlu dipastikan dengan kurva arus-waktu dari merek pelebur yang akan
digunakan
2) rentan terhadap arus cold-load pickup danhot-load pickup
B.2 PROTEKSI SUTM CABANG
LAMPIRAN C
C.1 FAKTOR KOREKSI KETINGGIAN PEMASANGANWhen fuses are required for use above 1 000 m, the rated insulation levels to be specified should be determined by multiplying the standard insulation levels given in Tables 4 and 5 by the appropriate correction factors given in Table 1, or reducing overvoltages by using appropriate overvoltage limiting devices.
The rated current of the equipment or the temperature rise specified in Table 12 can be corrected for altitudes exceeding 1 000 m by using appropriate factors given in Table 2, columns 2 and 3 respectively. Use one correction factor from columns 2 or 3, but not both for any one application.