• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN IBU-IBU KELOMPOK DASA WISMA MELALUI PENGEMBANGAN USAHA SAMBAL PECEL DI KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN IBU-IBU KELOMPOK DASA WISMA MELALUI PENGEMBANGAN USAHA SAMBAL PECEL DI KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN IBU-IBU KELOMPOK DASA WISMA MELALUI

PENGEMBANGAN USAHA SAMBAL PECEL DI KECAMATAN

TAMAN KOTA MADIUN

1

Vinsensius Widdy Tri Prasetyo, 2Agus Purwanto

Program Studi Teknik Industri Universitas Katolik Widya Mandala Madiun vinsen@staff.widyamandala.ac.id

ABSTRAK

Madiun merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Timur yang memiliki makanan khas “Sambal Pecel”. Dalam perkembangannya, jumlah usaha sambal pecel di Kota Madiun dalam sepuluh tahun terakhir tidak mengalami kenaikan namun cenderung stagnan. Selain itu, sambal pecel diproduksi dengan cara konvensional serta terbatas dengan modal yang ada. Semakin meningkatnya harga dan kebutuhan pokok mendorong ibu-ibu rumah tangga mencari peluang untuk menambah pendapatan keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan: 1) Terbentuknya wirausaha baru sambal pecel ibu-ibu rumah tangga, 2) Ibu-ibu rumah tangga mengetahui cara mengisolasi dan identifikasi Aspergillus flaveus (racun pada kacang tanah), dan 3) Ibu-ibu rumah tangga mengetahui komposisi bahan baku sambal pecel yang tepat, menentukan biaya produksi, dan harga jual. Kegiatan ini dilakukan di kelompok ibu-ibu dasa wisma Delima RT. 36 RW. 09 Kelurahan Mojorejo dan kelompok dasa wisma Larasati RT. 44 RW. 14 Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kota Madiun dengan metode pelatihan (seminar dan workshop) dan pendampingan. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama 3 (tiga) kali kegiatan. Ipteks yang diterapkan yang pertama pengenalan kewirausahaan untuk menggali dan mengembangan potensi diri ibu-ibu untuk berwirausaha. Setelah itu ibu-ibu diberikan wawasan dan keterampilan tentang identifikasi Aspergillus flaveus dan kontaminasinya pada kacang tanah. Pada pelatihan ini ibu-ibu diberi pengetahuan dan keterampilan proses pemilihan kacang tanah yang benar agar ibu-ibu tidak hanya mencari penghasilan namun lebih peduli terhadap kesehatan orang lain, selain sambal kacang akan lebih awet. Selanjutnya ibu-ibu diberi pelatihan teknik produksi sambal pecel, pengelolaan keuangan, dan manajemen pemasaran. Untuk memastikan proses pembelajaran ibu-ibu dalam memulai usaha baru bisa berjalan baik, dilakukan pendampingan seminggu sekali selama 1 (satu) bulan. Kesimpulan kegiatan ini adalah: 1) Terbentuk 4 kelompok wirausaha usaha yaitu: kelompok usaha sambal pecel Delima 1, Delima 2, Larasati 1, dan Larasati 2 dengan rata-rata omset selama pendampingan Rp. 500.000,- per minggu, 2) Ibu-ibu rumah tangga dapat memilih kacang tanah dengan benar, 3) Ibu-ibu rumah tangga bisa memproduksi sambal pecel berdasarkan komposisi bahan baku yang tepat, menghitung biaya produksi, dan penentuan harga jual sambal pecel.

Kata Kunci: pemberdayaan, ibu-ibu, sambal pecel, kacang tanah, kontaminasi

1.

PENDAHULUAN

Sambal pecel adalah makanan yang berbahan dasar utama kacang tanah sebagai makanan pelengkap. Sambal pecel harus memiliki beberapa kondisi yang dapat menunjang fungsinya seperti pemilihan bahan baku, pengolahan, dan penyajiannya sehingga memiliki kualitas rasa yang diinginkan oleh pembeli. Dalam perkembangannya, jumlah usaha rumahan sambal pecel di Kota Madiun sepuluh tahun terakhir tidak mengalami kenaikan namun cenderung stagnan (Disperindagkopar Kota Madiun, 2015). Pada umumnya usaha rumahan sambal pecel di kota Madiun didominasi oleh para ibu-ibu rumah tangga yang memproduksinya pun tidak dikelola dengan baik dan serius karena dikerjakan pada saat longgar saja, sehingga dalam memproduksi sambal pecel terkesan asal sesuai dengan pengalaman dan

keterampilan masing-masing ibu rumah tangga. Dalam membuat rajikan bumbu sambal pecel hanya berdasarkan intuisi pribadi dan cita dan jenis rasa sambal pecel tidak berdasarkan orientasi konsumen. Rajikan bumbu yang kurang proposional akan mempengaruhi cita rasa sambal pecel.

Semakin meningkatnya harga dan kebutuhan pokok rumah tangga saat ini mendorong ibu-ibu rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan mencari peluang dan potensi diri yang bisa untuk menambah pendapatan keluarga. Hal ini seperti yang dibuktikan oleh Rahayu et.al. (2012) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa terdapat 54% wanita atau ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Taman Kota Madiun bekerja untuk mencari tambahan pendapatan keluarga dengan berwirausaha. Peran berwirausaha bagi ibu-ibu rumah tangga

(2)

selain mendapatkan tambahan penghasilan keluarga juga berperan untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi ibu-ibu rumah tangga di sekitarnya dan bagi perekonomian Kota Madiun dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk bisa memenuhi permintaan konsumen akan sambal pecel, diperlukan pengetahuan akan kebutuhan konsumen, keterampilan, dan kreatifitas dalam memproduksinya, pemilihan bahan baku yang tepat, pengolahan bahan baku yang benar, proposional racikan bumbu-bumbu yang tepat, penyediaan macam-macam ukuran rasa sambal (agak pedas, sedang, sangat pedas), sampai pada pengemasan sambal pecel yang menarik, serta cara pemasarannya yang efektif. Adapun yang menjadi permasalahan obyek pengabdian, adalah sebagai

berikut:

Tabel 1. Permasalahan Obyek Pengabdian

Aspek Permasalahan Obyek

Pengabdian

Manajemen

Belum memiliki kemampuan mengatur waktu di sela kegiatannya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga

Belum mengetahui bagaimana menggali potensi diri dan mengembangkannya sehingga dapat menghasilkan nilai jual

Teknis dan Produksi

Belum mengetahui bagaimana proposi racikan bumbu dan bahan baku lainnya yang tepat Belum mengetahui bagaimana caranya agar sambal pecel tidak mudah basi

Keuangan

Belum memiliki modal kerja untuk membuka usaha sambal pecel

Belum memiliki kemampuan dalam perencanaan, pencatatan dan pengendalian keuangan suatu usaha

Pasar dan Pemasaran

Belum mengetahui siapa konsumen yang akan membeli Belum memiliki keterampilan bagaimana cara memasarkan sambal pecel yang benar

2.

METODE PENGABDIAN

2.1. Waktu dan Tempat Pengabdian

Kegiatan pengabdian dilaksanakan mulai tanggal 29 Juli sampai dengan September 2017

kelompok ibu-ibu dasa wisma Delima RT. 36 RW. 09 Kelurahan Mojorejo dan kelompok dasa wisma Larasati RT. 44 RW. 14 Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kota Madiun.

2.2. Metode dan Rancangan Pengabdian

Metode pelaksanaan pengabdian dibagi dalam beberapa aspek, yaitu aspek manajemen, teknis dan produksi, keuangan, serta pasar dan pemasaran. Dari masing-masing aspek dibuat rancangan kegiatan sesuai dengan permasalahan obyek pengabdian. Model yang diterapkan adalah melalui seminar, workshop, dan demonstrasi. Adapun metode dan rancangan kegiatan pengabdian ini seperti pada yang terlihat pada Tabel 2.

2.3. Pengambilan Sampel

Sampel kegiatan pengabdian ini mengambil 10 (sepuluh) ibu-ibu rumah tangga tiap dasa wisma, dan kemudian tiap dasa wisma dibagi menjadi 2 kelompok usaha. Dengan demikian jumlah kelompok usaha kegiatan pengabdian ini ada 4 (empat) kelompok usaha, yaitu kelompok usaha sambal pecel Larasati 1, Larasati 2, dan kelompok usaha sambal pecel Delima 1 dan Delima 2.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang dicapai kegiatan pengabdian ini terdiri dari kegiatan persiapan dan evaluasi, kegiatan pelatihan dan pendampingan. Adapun yang dijabarkan dalam makalah ini adalah kegiatan pelatihan dan pendampingan seperti berikut.

a. Pelatihan Kewirausahaan

Kegiatan pelatihan kewirausahaan ini dilaksaksanakan pada hari Jum’at, 29 Juli 2017 dengan materi “Kewirausahaan: Potensi Diri dan Pengembangannya”. Model pelatihan ini dengan seminar dan workshop. Hasil yang dicapai pelatihan ini ibu-ibu dapat mengetahui makna dan konsep dari wirausaha dan kewirausahaan sebagai wadah untuk mengembangkan dan mengaktualisasi diri yang tidak sekedar untuk mendapatkan materi. Dengan melalui kegiatan workshop pengenalan dan pengembangan potensi diri ibu-ibu dapat mengenali potensi diri untuk berwirausaha di sela-sela rutinitas sebagai ibu rumah tangga dan mengetahui bagaimana mengembangkan potensi diri tersebut untuk diimplementasikannya.

(3)

Tabel 2. Metode dan Rancangan Pengabdian

Aspek Rancangan Kegiatan Model Materi

Manajemen

Pelatihan kewirausahaan Seminar dan Workshop Wirausaha, kewirausahaan, peluang dan tantangan Pelatihan penggalian potensi diri

dan pengembangannya Seminar dan Workshop

Potensi diri dan pengembangannya

Teknis dan Produksi

Pelatihan isolasi dan identifikasi

Aspergillus flaveus (racun pada kacang tanah)

Seminar, Workshop, dan Demonstrasi

Isolasi dan identifikasi

Aspergillus flaveus (racun pada kacang tanah) Pelatihan meracik bumbu dan

bahan baku sambal pecel dan pengemasannya

Demonstrasi dan Workshop

Komposisi bahan baku sambal pecel sesuai dengan selera rasa dan pengemasan

Keuangan

Pengadaan peralatan produksi

sambal pecel Pengadaan Alat

Pengadaan peralatan produksi sambal pecel

Pelatihan manajemen keuangan Seminar dan Workshop

Pencacatan laporan keuangan, penentuan harga pokok produksi, perhitungan rugi laba

Pasar dan Pemasaran

Pelatihan menyusun strategi

pemasaran Seminar dan Workshop

Strategi segmenting, targeting, positioning

Pelatihan branding Seminar dan Workshop Strategi 4P : product, price,

place, promotion dan merek

Gambar 1. Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan b. Pelatihan teknik produksi (pemilihan

bahan baku)

Kegiatan berikutnya adalah pelatihan teknik produksi. Pelatihan ini secara khusus mengambil pemilihan bahan baku dengan materi: “Identifikasi Aspergillus flaveus (racun pada kacang tanah) dan kontaminasinya pada Kacang Tanah” yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 4 Agustus 2017 dan dengan model seminar dan workshop. Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan dan menginformasikan kepada ibu-ibu bahwa pada kacang tanah terdapat kandungan racun, di mana jika racun kacang tanah ini dikonsumsi dalam jangka panjang akan mengakibatkan kanker serta memberikan pelatihan identifikasi Aspergillus flaveus dan cara pemilihan kacang tanah dalam upaya meminimalkan cemaran Aspergillus flaveus dan kontaminasi aflatoksin pada kacang tanah sebagai bahan baku utama sambal pecel.

Gambar 2. Kegiatan Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Aspergillus Flaveus

c. Pelatihan teknis produksi, keuangan dan pemasarannya

Pelatihan selanjutnya adalah pelatihan memproduksi berdasakan komposisi racikan bumbu sambal pecel yang sesuai dengan selera konsumen, pelatihan pencacatan laporan keuangan, penentuan harga pokok produksi, dan perhitungan rugi laba dan akhirnya sampai pada teknik pengemasan dan pemasarannya. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Agustus 2017 dengan model seminar, workshop dan demonstrasi.

(4)

Gambar 3. Kegiatan Pelatihan Teknik Produksi, Keuangan dan Pemasarannya

Dengan pelatihan ini ibu-ibu bisa membuat sambel pecel, menentukan harga pokok produksi, pengemasan dan memasar-kannya. Dalam pelatihan ini ibu-ibu dibagi dalam 4 kelompok yang mempraktekkan membuat sambal pecel. Setelah pelatihan ini ibu-ibu diminta untuk mempraktekkan produksi sambal pecel menurut kelompok usaha di tempat kelompok dasa wisma masing-masing. Untuk itu pada pelatihan ini juga dilakukan pemberian peralatan memasak dan subsidi modal usaha untuk membeli bahan baku untuk memproduksi sambal pecel. Dalam usaha untuk memperlancar produksi sambel pecel oleh kelompok usaha ibu-ibu dilakukan pendampingan.

Gambar 4. Penyerahan Bantuan Peralatan Memasak dan Subsidi Modal Usaha d. Pendampingan ibu-ibu kelompok usaha Pendampingan ibu-ibu kelompok usaha dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Jum’at yang dimulai seminggu setelah pelatihan teknik produksi (Jum’at, 11 Agustus 2017) hingga minggu ke-4 bulan September atau sebanyak 7 kali pendampingan.

Gambar 5. Kegiatan Pendampingan dan Hasil Produksi Sambal Pecel

Kegiatan pendampingan dilakukan untuk memastikan apakah ibu-ibu dalam memproduksi sambal pecel telah sesuai dengan petunjuk dan arahan pada waktu pelatihan, di antaranya:

 Apakah pemilihan kacang tanah sudah dilakukan dengan benar

 Apakah komposisi bumbu racikan sudah diukur dengan benar

 Apakah harga sambal pecel sudah ditetapkan dengan cara yang benar

 Apakah sambal pecel dipacking dengan benar, dan

 Apakah sambal pecel sudah dipasarkan dengan cara yang benar.

Untuk membantu mempromosikan produk sambal pecel hasil olahan kelompok usaha ibu-ibu dasa wisma Larasati dan Delima, hasil produksi sambal pecel diikutkan pada kegiatan Pelatihan dan Silaturrahim KAMPUS-PRENEUR#1 dan bazar produk hasil olahan UMKM pada tanggal 23 Agustus 2017 di Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.

Gambar 6. Kegiatan Bazar Sambal Pecel Hasil Produksi Kelompok Usaha Dasa Wisma Hasil selama pendampingan ibu-ibu kelompok usaha terlihat bahwa ibu-ibu sangat antusias dan bersemangat untuk memproduksi sambal pecel walaupun di tengah rutinitas sehari-hari. Hasil penjualan pada minggu-minggu pertama rata-rata Rp. 500.000,- setiap minggu, namun pada minggu ke-3 hingga ke-7 pada masa pendampingan omzetnya naik

(5)

rata-4.

SIMPULAN,

SARAN,

DAN

TINDAK LANJUT

4.1 Simpulan

Setelah melalui serangkaian program kegiatan IbM dari survey awal hingga pelaksanaan akhir, penyusun menyimpulkan: a. Ibu-ibu rumah tangga dapat mengetahui

potensi diri serta dapat mengimplementasikannya untuk berwirausaha dengan segala keterbatasan waktu yang ada

b. Ibu-ibu rumah tangga bisa membuat sambal pecel yang sehat dengan mengetahui upaya meminimalkan cemaran Aspergillus flaveus (racun pada kacang tanah) dan kontaminasi terhadap kesehatan tubuh manusia

c. Ibu-ibu rumah tangga bisa menentukan komposisi bahan baku sambal pecel yang sesuai dengan selera konsumen, menentukan biaya produksi, harga jual, dan strategi pemasarannya.

4.2 Saran

a. Ibu-ibu rumah tangga lebih memahami lagi cara mengetahui potensi diri, karena ibu-ibu rumah tangga masih kesulitan dalam menentukan potensi dirinya

b. Ibu-ibu rumah tangga lebih teliti dalam memilih kacang tanah

c. Ibu-ibu lebih berkreatifitas dalam membuat sambal kacang supaya dapat menanggapi permintaan konsumen.

4.3 Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat dan simpulan pada makalah ini dapat dibuat rekomendasi, sebagai berikut: a. Ibu-ibu kelompok usaha dasa wisma tetap

menjaga konsistensi dalam menentukan pemilihan bahan baku kacang yang baik b. Ibu-ibu kelompok usaha dasa wisma selalu

melakukan survey konsumen dan berkreatif dalam memenuhi permintaan konsumen terkait dengan rasa sambal pecel

c. Ibu-ibu kelompok usaha dasa wisma tetap komitmen dalam menjalankan usaha sambal pecel sehat

d. Ibu-ibu kelompok usaha dasa wisma mengembangkan sumber modal secara mandiri dengan pihak atau lembaga pembiayaan yang ada.

5.

DAFTAR PUSTAKA

Disperindagkopar Kota Madiun, 2015.

Herjanto, Edi. 2008. Manajemen Operasi. Jakarta. Edisi Ketiga. Penerbit: Grasindo. http://lifestyle.okezone.com. diakses pada

tanggal: 27 Maret 2015.

Prasetyo, Vinsensius W. 2015. Identifikasi Kebutuhan Konsumen dalam Mengkonsumsi Sambal Pecel (tidak dipublikasikan).

Prasetyo, Vinsensius W. dan Syafar, Syafril. 2015. Identifikasi Karakteristik Kualitas dan Penentuan Komposisi Bahan Baku Sambal Pecel Madiun. Seminar Nasional IDEC 2015. UNS. 9 September 2015. P. 14-19.

Rahayu, ML Endang Edi, Mulyati, Tatik, dan Sumarlan. 2012. Motivasi Wanita Bekerja dan Pengaruhnya Terhadap Kontribusi Pendapatan Keluarga, (Studi Kasus di Kecamatan Taman Kota Madiun). Ekomaks. Vol.1. No. 2.

Soejanto, I. 2009. Desain Eksperimen dengan Metode Taguchi. Yogyakarta Penerbit: Graha Ilmu.

Gambar

Tabel 2. Metode dan Rancangan Pengabdian
Gambar 3. Kegiatan Pelatihan Teknik Produksi,  Keuangan dan Pemasarannya

Referensi

Dokumen terkait