1
SMP KELAS VIII
Hosnul Khotimah, Siti Zubaidah, dan Umie Lestari
Universitas Negeri Malang Jalan Semarang, 5 Malang 65145
Email: hosnul.khotimah@yahoo.com
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimentsemu dengan Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Brawijaya Smart School. Sampel penelitian yaitu kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dan VIII-B sebagai kelas eksperimen melalui uji kesetaraan kemampuan awal. Hasil menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping terhadap motivasi belajar (P=0.000), (2) ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping terhadap hasil belajar siswa kelas VIII (P=0.015 untuk kompetensi pengetahuan, P=0,025 untuk kompetensi sikap dan P=0,003 untuk kompetensi keterampilan).
Kata Kunci: inkuiri terbimbing, mind mapping, motivasi belajar, hasil belajar
ABSTRACT: The aim of this research was to know the effect of guided inquiry with mind mapping technique to motivation and student achievement of VIII year class. This research applied quasy experimental design with Nonequivalent Control Group Design. The population was of VIII year class students in SMP Brawijaya Smart School. The sample was A class as control class and VIII-B as experiment class. The result showed that (1) there was effect of guided inquiry with mind mapping techinique to students motivation (P=0.000), (2) there was effect of guided inquiry with mind mapping techinique to student achievement (P=0.015 for kognitif, P=0,025 for afektif and P=0.003 for psikomotor).
Keywords: guided inquiry, mind mapping, students motivation, students achievement
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang membuat siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran IPA diperlukannya daya penggerak dari diri siswa untuk mau belajar yaitu motivasi dan minat belajar. Peran motivasi dalam proses pembelajaran yakni motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Motivasi belajar yang tinggi
akan meningkatkan semangat belajar siswa. (Dimyati dan Mudjiono, 2006. Siswa yang termotivasi akan melibatkan diri dalam berbagai aktivitas pembelajaran. Termotivasinya siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya, karena motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran dan peningkatan kemampuan mental siswa.
Berdasarkan observasi di SMP Brawijaya Smart School pada tanggal 19 November 2014 diketahui motivasi siswa terhadap pelajaran IPA masih rendah yang ditandai dengan kurangnya perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan dan lebih memilih mencontoh tugas temannya, siswa terlihat lebih mengandalkan pekerjaan temannya dan ketika ditanya materi sebelumnya siswa sudah tidak ingat. Hasil belajar ditinjau dari hasil ulangan tengah semester diketahui hanya 38% siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Proses pembelajaran siswa dibelajarkan dengan model inquiry discovery, namun penerapan dari model tersebut belum efektif karena tidak semua sintaks dilakukan. Permasalahan yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan (Ruhmawati, 2013; Anggraini, 2015; dan Rizki, 2014) dimana siswa memiliki aktivitas belajar yang sangat rendah, siswa terlihat kurang perhatian, kurang senang dan kurang termotivasi sehingga menyebabkan hasil belajar siswa kurang memuaskan.
Salah satu pembelajaran yang diduga efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping. Dengan pembelajaran ini diharapkan siswa dapat aktif secara fisik maupun aktif berpikir. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri memberikan ppengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar dan pemahaman konsep sains siswa (Kholifuddin, 2012; Deta, 2013; Tusinawati, 2012). Castronova (2012) menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan inkuiri dapat membantu meningkatkan motivasi, retensi dan hasil belajar siswa. Pembelajaran menggunakan inkuiri, siswa akan diajak untuk menanyakan pertanyaan mereka sendiri, menganalisis dan mendiskusikan penyelesaian serta mengkonstruksikan dengan apa yang telah mereka ketahui (Jack , 2013). Model pembelajaran inkuiri terbimbing dipadu dengan mind mapping dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa baik dari segi sikap, pengetahuan,
maupun keterampilan proses (Khumairo, 2014; Mahardika, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Hilman (2014) menyimpulkan bahwa pengaruh positif yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar IPA kelas VIII SMP Negeri 1 Papalang diperoleh oleh siswa setelah diberi pembelajaran inkuiri terbimbing dengan mind mapping.
Hasil penelitian sebelumnya tentang penerapan model inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping dalam pembelajaran dinyatakan bahwa model pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengungkap pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu atau quasy experimental dengan rancangan penelitian yaitu Nonequivalent Control Group Design. Penelitian dilaksanakan di SMP Brawijaya Smart School pada bulan Maret hingga April semester genap tahun ajaran 2014/2015. Desain eksperimen dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rancangan Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
O1 :Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen O2 :Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X :Pemberian perlakuan
O3 :Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol O4 :Pengukuran kemampuan akhir kelompok kontrol
Populasi di dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Brawijaya Smart School. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A dan kelas VIII-B dipilih secara acak didahului dengan uji kesetaraan kemampuan awal menggunakan uji t (Independent Sample T-Test). Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping, lembarobservasi keterlaksanaan pembelajaran kelas
Subjek Pretest Perlakuan Posttest
E O1 X O2
kontrol, lembar observasi dan angket motivasi, soal tes dan instrument penelitian. Motivasi belajar disusun ke dalam beberapa pernyataan menggunakan skala Likert
dengan rentang skor 1-5. Soal tes hasil belajar kognitif berupa soal pilihan ganda dan uraian. Instrumen haisl belajar sikap dan keterampilan adalah lembar observasi. Instrumen untuk mengukur variabel terikat dilakukan uji coba terlebih dahulu kemudian analisis butir. Soal tes dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya beda, dan kesukaran butir soal. Uji validitas menggunakan SPSS 21.0 for Windows dengan Uji Product Moment Pearson dan uji reliabilitas menggunakan
SPSS 21.0 for Windows dengan teknik Sperman-brown. Hasil data dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu melalui uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya uji hipotesis menggunakan uji ANAKOVA untuk data motivasi dan kompetensi pengetahuan, uji Independent sampel t-test untuk kompetensi sikap dan keterampilan. Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut.
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka ditolak dan Hipotesis penelitian diterima, artinya ada perbedaan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang diberi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping
dengan siswa yang diberi pembelajaran biasa.
Jika nilai signifikansi > 0,05, maka diterima dan Hipotesis penelitian ditolak, artinya ada perbedaan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang diberi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping dengan siswa yang diberi pembelajaran biasa.
HASIL
A. Hasil Uji Keterlaksanaan Pembelajaran
Analisis keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan dua cara, antara lain melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan analisis regresi linier yang diperoleh dari skor pretest dan skor postest. Setelah diuji menggunakan statistik hasil uji analisis regresi untuk menguji keterlaksanaan sintaks inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping menunjukkan nilai tingkat paralel data sebesar 0,559 sedangkan tingkat koinsidensi data sebesar 0,342.
Ringkasan hasil uji konsistensi keterlaksanaan sintaks disajikan pada Tabel 2. Grafik hasil uji konsistensi keterlaksanaan sintaks ditunjukkan oleh Gambar 1.
Tabel 2 Hasil Uji Konsistensi Sintaks
Model Sum of Squares df Mean
Square F Sig. Regression 16961,633 3 5653,878 88,282 0,000 b1,b2 22,206 1 22,206 0,347 0,559 b1,b2,b3 140,758 2 70,379 1,099 0,342 Residual 3074,074 48 64,043 Total 20035,707 51
Gambar 1 Grafik Konsistensi Keterlaksanaan Sintaks
Berdasarkan hasil observasi, rata-rata keterlaksanaan sintaks pembelajaran adalah 100% yaitu semua sintaks sudah terlaksana. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai. Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran biasa pada kelas kontrol dilihat pada saat observasi juga menunjukkan presentase 100%. Berdasarkan persentase keterlaksanaan pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa pembelajarannya sudah berjalan dengan cukup baik.
B. Hasil Uji Data Motivasi Belajar Siswa
Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Anakova dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows. Dari uji hipotesis ini diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Hipotesis penelitian diterima yang artinya ada perbedaan motivasi antara siswa yang diberi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping dengan siswa yang diberi
Tabel 3 Hasil Uji Anakova Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Siswa
Dependent Variable: Postest
Source Type III Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1519.429a 2 759.715 45.395 .000 Intercept 911.584 1 911.584 54.469 .000 Pretest 844.530 1 844.530 50.463 .000 Kelas 597.119 1 597.119 35.679 .000 Error 803.316 48 16.736 Total 591584.000 51 Corrected Total 2322.745 50
Dari hasil pretest didapatkan data rata-rata motivasi belajar siswa kelas eksperimen adalah 81 sedangkan rata-rata nilai posttestnya adalah 111. Rata-rata hasil pretes motivasi belajar kelas kontrol adalah 80 sedangkan rata-rata nilai posttestnya adalah 104. Dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata motivasi belajar siswa kelas eksperimen 6,99% lebih tinggi dari kelas kontrol. Data rerata hasil pretest
dan posttest motivasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Rerata Nilai Pretest dan Posttest Motivasi Belajar Siswa
No Kelas Rata-rata Selisih Rata-Rata Terkoreksi Pretest Posttest 1 Eksperimen 81 111 30 111,1987 2 Kontrol 80 104 24 103.9244
C. Hasil Uji Data Hasil Belajar Siswa
Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Anakova dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows untuk kompetensi pengetahuan. Dari uji hipotesis ini diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,015. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Hipotesis penelitian diterima yang artinya ada perbedaan hasil belajar kompetensi pengetahuan antara siswa yang diberi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping dengan siswa yang diberi pembelajaran biasa. Ringkasan hasil uji anakova dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Uji Anakova Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Kompetensi Pengetahuan Siswa
Dependent Variable: post
Source Type III Sum of Squares
df Mean Square F Sig. Corrected Model 1462.282a 2 731.141 17.580 .000 Intercept 8308.542 1 8308.542 199.770 .000 pre 1183.500 1 1183.500 28.456 .000 kelas 262.229 1 262.229 6.305 .015 Error 1996.346 48 41.591 Total 344008.750 51 Corrected Total 3458.627 50 a. R Squared = .423 (Adjusted R Squared = .399)
Uji hipotesis yang dilakukan pada data kompetensi sikap adalah uji Indepent Sampel t-test. Dari uji hipotesis tersebut diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi yang digunakan adalah 0,025. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Hipotesis penelitian diterima. Uji hipotesis untuk kompetensi keterampilan diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi yang digunakan adalah 0,003. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Hipotesis penelitian diterima.
Dari hasil pretest kompetensi pengetahuan didapatkan data rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 49,12 sedangkan rata-rata nilai posttestnya adalah 84,10. Rata-rata hasil pretes hasil belajar siswa kelas kontrol adalah 48,81 sedangkan rata-rata nilai posttestnya adalah 79,43. Dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 5,88% lebih tinggi dari kelas kontrol. Data rata-rata hasil pretest dan posttest hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 6. Data hasil belajar kompetensi sikap dan keterampilan dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 6 Rerata Nilai Pre test dan Posttest Hasil Belajar Siswa Kompetensi Pengetahuan
No Kelas Rata-rata Selisih Rata-Rata Terkoreksi Pretest Posttest 1 Eksperimen 49,12 84,10 34,98 84,0966 2 Kontrol 48,81 79,42 30,61 79,4263
Tabel 7 Rerata Kompetensi Sikap
Kelas Mean Std.Deviation N
Kontrol 3.29 0.5035 26
Tabel 8 Rerata Kompetensi Keterampilan
Kelas Mean Std.Deviation N
Kontrol 3.02 0.4701 26
Eksperimen 3.40 0.3985 25
PEMBAHASAN Motivasi Belajar
Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai
signifikansi Sig.(0,000) < 0,05. Hasil uji lanjut terlihat bahwa motivasi belajar kelas eksperimen berbeda nyata dengan kelas kontrol yaitu rerata terkoreksi kelas
eksperimen sebesar 111,987 dan kelas kontrol sebesar 103,9244. Berdasarkan perbandingan rerata terkoreksi kelas eksperimen memiliki motivasi 6,99% lebih tinggi dari kelas kontrol. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan motivasi antara siswa yang diberi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping dengan siswa yang diberi pembelajaran biasa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa model pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Khumairo, 2014; Mahardika, 2014; Maqfiroh, 2012)
Adanya pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping pada materi sistem pendengaran dan sonar serta indra penglihatan dan alat optik terhadap motivasi belajar siswa ini, berkaitan dengan sintaks inkuiri yang diorentasikan dengan penggunaan mind mapping yang menarik. Motivasi belajar akan muncul apabila siswa memiliki minat belajar. Minat belajar dapat diperoleh dari langkah inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping yang pertama yaitu menampilkan/memberikan sebuah fenomena untuk siswa yang dapat membangkitkan rasa ingin tahunya. Hal ini sesuai dengan Krause, Bochner, & Duchesne (2003) yang menyatakan bahwa konsep motivasi terkait erat dengan aspek lain di bidang pendidikan dan psikologi seperti aspek perhatian, kebutuhan, tujuan dan kepentingan yang semuanya berkontribusi untuk merangsang minat siswa dalam belajar dan niat mereka untuk terlibat dalam kegiatan tertentu dan mencapai berbagai tujuan. Penelitian yang dilakukan oleh Suardiantini (2014) juga menjelaskan bahwa
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing divariasikan dengan media mind mapping berpengaruh sangat nyata (0,000<0,05) terhadap minat belajar biologi siswa kelas VII SMP.
Pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi rasa ingin tahu tersebut sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih menarik. Rasa ingin tahu yang dimiliki siswa bisa membuat siswa termotivasi untuk belajar dengan kata lain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terutama aspek ketertarikan
(attention). Hal ini sesuai dengan pernyataan Uno (2010) bahwa, teknik dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran yaitu dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan dengan membuat siswa merasa penasaran, dan dengan sendirinya menyebabkan siswa akan berupaya keras menemukan jawaban dari rasa penasaranya. Dalam proses mengumpulkan data dan informasi aspek motivasi (confidence) siswa mengalami peningkatan. Siswa terlihat percaya diri dan mampu dalam mengerjakan LKS yang diberikan. Selain itu siswa percaya diri mengajari teman lainnya yang belum memahami maksud dari soal yang ada di LKS. Siswa juga percaya diri dalam membuat kesimpulan dalam bentuk mind mapping.
Jauhar (2011) menyatakan, pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya ilmuwan serta membiasakan siswa bekerja keras memperoleh pengetahuan.
Penggunaan mind mapping sebagai kesimpulan meningkatkan aspek motivasi kepuasan (satisfaction) Penelitian oleh Ersanto (2012) juga menjelaskan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa yang ditandai dengan meningkatnya ketuntasan klasikal siswa sebesar 50%.
Hasil Belajar
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menggunakan uji anakova dan uji t menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan mempunyai nilai signifikansi 0,015 < 0,05. Untuk kompetensi sikap menunjukkan hasil uji-t yang nilai signifikansinya 0,025. Nilai signifikansi < 0,05 berarti hipotesis penelitian diterima.
Untuk kompetensi keterampilan menunjukkan hasil uji-t yang nilai signifikansinya 0,003. Nilai signifikansi < 0,05 yang artinya hipotesis penelitian diterima. Dengan melihat hasil analisis hipotesis tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada semua kompetensi/ranah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar (Khumairo, 2014; Mahardika, 2014; Listawati, 2012; Hanif 2012; Luchiana, 2014).
Kompetensi yang dicapai pada ranah kognitif mencapai 5 sasaran kemampuan berpikir yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi. Sasaran kemampuan berpikir yang belum tercapai adalah mencipta. Kompetensi sikap yang dicapai adalah aspek keaktifan, kerjasama dan sikap menghargai.Kompetensi keterampilan dapat tercapai ketika siswa melakukan kegiatan praktikum. Aspek keterampilan yang dicapai yaitu menyiapkan alat dan bahan praktikum, pelaksanaan prosedur praktikum, dan hasil praktikum. Pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping memberikan pengaruh pada semua ranah/kompetensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luchiana (2014) yang menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan think pair and share dengan penugasan mind mapping mampu meningkatkan hasil belajar IPA yang mencakup ranah kognitif dan afektif. Penelitian yang dilakukan oleh Hilman (2014) menyebutkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dengan mind mapping memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Papalang dibandingkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan konvensional. Pola berpikir dan pola kerja inkuiri terbimbing, membantu kemampuan keterampilan proses sains siswa sedangkan mind mapping membantu siswa dalam mengorganisasikan materi, pemahaman, asosiasi materi, dan memberikan gambaran visual materi yang diyakini lebih mudah diterima daripada gambaran verbal.
Pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping mampu meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Siswa harus mengeksplor,
menemuan, menggeneralisasikan dan mengembangkan konsep yang berhubungan dengan apa yang dipelajarinya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferlina (2012) yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran guided inquiry dengan teknik mind mapping dapat meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dari hasil aktivitas siswa yang meningkat dari pra siklus sampai dilaksanakan siklus I dan II dan juga peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan motivasi siswa akan mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Semakin meningkat motivasi siswa maka akan meningkat pula hasil atau prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh penelitian Damayanti (2011) yang menyatakan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa akan meningkatkan hasil belajar siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping terhadap motivasi belajar siswa dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 dan rata rata terkoreksi 79,492. Perbedaan motivasi diketahui dari rata-rata motivasi siswa kelas eksperimen 6,99% lebih tinggi dari kelas kontrol.
2. Ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping terhadap hasil belajar dengan nilai signifikasi sebesar 0,015 untuk kompetensi pengetahuan; 0,025 untuk kompetensi sikap dan 0,003 untuk kompetensi keterampilan serta rata-rata terkoreksi sebesar 84,028. Perbedaan hasil belajar diketahui dari rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 5,88% lebih tinggi dari kelas kontrol.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan teknik mind mapping
sebaiknya diaplikasikan dalam pembelajaran di sekolah karena telah terbukti bahwa model pembelajaran ini mampu berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa
DAFTAR RUJUKAN
Anggraini, 2015. Penerapan Metode Pembelajran Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIID SMP Brawijaya Smart School. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang; Universitas Negeri Malang
Castronova, Joyce A. 2002. Discovery Learning for the 21st Century: What is it and How Does it Compare to Traditional Learning in Effectiveness in the 21st Century ? . Action ResearchExchange. Vol 1 (1).
Damayanti, 2011.Pengaruh Cara Belajar, Lingkungan keluarga, Lingkungan Sekolah, dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi siswa Kelas XI Ilmu Sosial Di SMA Negeri 8 Purworejo (Online)
http://lib.unnes.ac.id/10716/1/12210.pdf. Diakses tanggal 13 Mei 2015 Deta, Suparmi, S.Widha. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek,
Kreativitas, serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 9:28-34
Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka cipta. Ersanto, Ganang Fajar. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teams Games
Tournament Dipadu Dengan Inkuiri Terbimbing melalui Lesson Study untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X.10 SMA Negeri 1 Batu. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Ferlina, Okta. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquirydengan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Aktivitas dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi (Siswa Kelas VII.2 Tahun Ajaran 2011/2012 SMP Negeri 1 Srono Banyuwangi. Skripsi Tidaka DIterbitkan. Jember: Universitas Negeri Jember Hanif. 2012. Penerapan Student Team Achievement (STAD) yang Dipadu Dengan
Mind Mapping Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IA 2 Di SMA Negeri 7 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang;Universitas Negeri Malang
Hilman. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Mind Map terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar IPA.Jurnal Pendidikan Sains. 4 (2): 221-229
Jack, Gladys U. 2013. Concept Mapping and Guided Inquiry as Effective Techniques for Teaching Difficult Concepts in Chemistry. Journal of Education and Practice. Vol.4(5):9-15
Khumairo, Anisa.2014. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry disertai mind mapping terhadap hasil belajar spiritual, keterampilan proses, dan
pengetahuan biologi siswa berkemampuan akademik berbeda kelas XI IPA MAN MALANG. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang Krause, Bochner, & Duchesne. 2003. Educational psychology for learning and
teaching. Australia:Thomson
Listawati, Rizki Mei. 2012. Pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)terhadap hasil belajar kognitif dan retensi siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang.Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang;
Universitas Negeri Malang
Luchiana , Cici Meria, Nandang Hidayat, Susi Sutjihati. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Think Pai Share (TPS) Dengan Penugasan Mind Mapping. (Online),
(http://ejournal.unpak.ac.id > download) Diakses tanggal 26 Juni 2015 Mahardika, Eka Arum Sasi. 2014. Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan
Mind Mapping Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA SMA Nasional Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas NegeriMalang.
Rizki, Serly Frida Silvia. 2014. Penerapan Pembelajaran Kooperatif NHT Dipadu dengan STAD pada Mata Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-MIPA 2 SMA Negeri 1 Tumpang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Jakarta.
Ruhmawati, Ima. 2012. Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Fotosintesis Kelas VIII SMP Negeri 4 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Suardiantini, Ni Putu Nita.2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan dengan Media Mind Mapping Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi Tidak Diterbitkan. Denpasar: Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Tursinawati.2012.Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Pemahaman Hakikat Sains Siswa. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Volume 11. Nomor 2. SSN 1693-4849