• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH UNSUR HARA DALAM TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH UNSUR HARA DALAM TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER ILMU TANAH

PENGARUH UNSUR HARA DALAM TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

Dosen Pembimbing : Ir. Mulyono, MP.

Disusun Oleh :

Ihda Andrey Yanuar Setiawan (20150210093)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

LATAR BELAKANG

Tanah dalam bahasa Yunani yaitu “pedon” ataupun dalam bahasa latin yaitu “solum” mempunyai pengertian yaitu suatu bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan atau bahan organik. Tanah ini juga dapat diartikan sebagai lapisan teratas sebelum atmosfer yang melapisi dan mengelilingi bumi, menyediakan kebutuhan bagi organisme yang hidup di atasnya, serta mengandung unsur-unsur kimia dengan fungsi berbeda yang dimiliki oleh setiap unsurnya. Dari hal tersebut, apabila dikaitkan dengan bidang pertanian, tanah ini sendiri merupakan suatu sumber daya yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan demi mendapatkan hasil produksi tanaman yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena tanah digunakan sebagai media alami dengan berbagai fungsi dari suatu sistem yang kompleks, salah satu fungsi yang biasa diketahuinya yaitu sebagai media tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup, yaitu tanaman.

Dalam proses pertumbuhan, perkembangan, maupun produksi suatu tanaman sangat ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Unsur hara ini sangat berpengaruh dalam kesuburan tanah. Hal ini didasarkan pada penilaian status kesuburan tanah yang mutlak diperlukan untuk menentukan jenis dan jumlah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Adapun kadar unsur hara harus tersedia dari dalam tanah yang meliputi unsur esensial dan unsur non esensial dengan seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman demi menunjang pertumbuhan tanaman untuk mendapatkan produksi yang yang diinginkan.

(3)

PEMBAHASAN

Dalam konsep kesuburan tanah, pada dasarnya mengkaji kemampuan tanah untuk menyuplai unsur hara yang tersedia bagi tanaman guna mendukung pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Unsur hara yang tersedia dalam tanah akan diserap langsung oleh akar tanaman. Apabila kelebihan unsure hara, tanaman akan mengalami toksin (keracunan) dan apabila kekurangan akan menyebabkan defisiensi yang menimbulkan kurang optimalnya tanaman dalam pertumbuhan dan proses pruduksinya. Adapun suplai unsur hara tersedia sangat dipengaruhi oleh sifat tanah fisik, kimia, maupun biologis. Ketiga sifat ini saling berinteraksi dalam mengkondisikan tanah dalam kesuburan tanah yang selalu berkonotasi dengan produktivitas suatu tanah yang diperlihatkan oleh hasil tanaman per satuan tanah.

Secara umum, unsur hara yang ada di dalam tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Unsur hara esensil

Merupakan unsur hara yang sangat penting diperlukan oleh tanaman untuk menyelesaikan siklus hidupnya dan tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya. Dalam hal ini, unsur ini sangat mutlak diperlukan oleh segala macam tanaman. Terdapat kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur hara dapat disebut sebagai unsur esensial, yaitu :

a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal.

b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain.

c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan secara tidak langsung.

d. Defisiensi unsur hara tersebut menyebabkan tanaman tidak mungkin dapat menyelesaikan stadium vegetatif dan reproduktifnya.

e. Defisiensi adalah bersifat spesifik pada unsur yang dimaksudkan, dan hanya dapat dihindari atu diperbaiki dengan menambahkan unsur tersebut.

(4)

f. Unsur tersebut terlibat langsung dalam nutrisi tanaman.

Dari kriteria tersebut, unsur hara esensil dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan atas dasar jumlah yang diperlukan tanaman (bukan jumlahnya dalam tanah), yaitu:

a) Unsur hara makro

Merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar dengan kadar setiap tanaman berbeda-beda, yaitu unsur hara primer (N, P, dan K) dan unsur hara sekunder (Ca, Mg, dan S). Adapun fungsi dari unsur ini antara lain :

 Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang sangat penting dan diperlukan dalam jumlah besar. Tanaman menyarap unsur ini dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion ammonium (NH4+). Unsur ini secara langsung berperan dalam pembentukan protein, memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorifil, asam amino, lemak enzim dan persenyawaan lain. Adapun gejala yang ditimbulkan apabila kekurangan unsur hara nitrogen (N) adalah :

1) Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya.

2) Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.

3) Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.

4) Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas.

5) Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.

(5)

Fosfor merupakan unsur makro yang menyusun komponen setiap sel hidup. Fosfor dalam tumbuhan sangat membantu pembentukan protein dan mineral yang sangat penting bagi tanaman, merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji lebih berbobot. Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar. Adapun gejala yang ditimbulkan dari kekurangan unsure P, yaitu :

1) Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun.

2) Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.

3) Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang.

 Kalium (K)

Kalium merupakan unsur makro seperti nitrogen dan fosfor, dengan kalium berperan penting dalam fotosintesis, karena secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan luas daun. Disamping itu kalium dapat meningkatkan pengambilan karbondioksida, memindahkan gula pada pembentukan pati dan protein, membantu proses membuka dan menutup stomata, kapasitas menyimpan air, memperluas pertumbuhan akar, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperkuat tubuh tanaman supaya daun bunga dan buah tidak gampang rontok Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif/menambah rasa manis pada buah, mensuplai karbohidrat yang banyak terutama pada tanaman umbi-umbian. Adapun gejala yang ditimbulkan dari kekurangan unsur K, yaitu :

1) Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering

(6)

pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati.

2) Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil. 3) Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan

tidak tahan disimpan.

4) Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur

5) Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.

 Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan golongan unsur makro sekunder dengan fungsi kalsium adalah untuk menyusun klorofil. Kalsium ini juga dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel meristem serta kalsium juga berperan dalam mengotrol membuka dan menutupnya stomata. Adapun gejala yang ditimbulkan dari kekurangan unsur Ca, yaitu :

1) Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati.

2) Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati.

3) Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk.

4) Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita. 

(7)

 Magnesium (Mg)

Magnesium merupakan golongan unsur makro sekunder dengan diserap tanaman dalam bentuk ion Mg2+ dan merupakan satu-satunya mineral penyusun klorofil. Sebagai regulator/pengatur dalam penyerapan unsur lain seperti P dan K, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, membantu translokasi pati dan distribusi fosfor didalam tanaman, serta aktifator berbagai jenis enzim tanaman. Adapun gejala yang ditimbulkan dari kekurangan unsur Mg, yaitu :

1) Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan.

2) Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut

3) Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.

 Belerang atau Sulfur (S)

Sulfur merupakan golongan unsur makro sekunder dengan fungsi sebagai unsur pembentuk asam amino, tiamin, dan biotin. Tiamin dan biotin sangat penting sebagai vitamin. Dalam hal ini, sulfur juga berfungsi untuk pembentukan bintil akar pada kacang-kacangan dimana bintil akar tersebut sangat penting untuk menambat nitrogen (bekerja sama dengan bakteri rhizobium). Adapun gejala yang ditimbulkan dari kekurangan unsur S, yaitu :

1) Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya

2) Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau.

3) Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil

(8)

5) Jumlah anakan terbatas. b) Unsur hara mikro

Unsur hara mikro adalah unsure hara essensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun keberadaan unsur hara mikro ini tidah dapat diabaikan. Unsur yang termasuk dalam unsur hara mikro ini adalah Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl, dan Co. Adapun fungsi dari unsur ini antara lain :

 Besi (Fe)

Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Secara fungsional Fe memiliki fungsi antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Adapun fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabkan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna, dengan mengakibatkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe dan juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.

 Boron (B)

Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terserap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah

(9)

yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis. Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3). Adapun fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, serta perkecambahan serbuk sari. Gejala defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.

 Mangan (Mn)

Mangan diserap dalam bentuk ion Mn2+. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat. Mangan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn2+ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.

Mn dalam tanaman merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, dan karbohidrat dengan berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Adapun defisiensi unsur Mn antara lain pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip defisiensi pada Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna

(10)

keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, dan split seed pada tanaman lupin.

 Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu2+ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman baik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks. Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], dan brosanit [Cu4(OH)6SO4]. Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Unsur hara mikro Cu berpengaruh pada klorofil, karotenoid, plastokuinon, dan plastosianin. Adapu fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin. Dalam hal ini, apabila tanaman mengalami gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.

 Seng (Zn)

Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn2+ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Kadar dari Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit

(11)

[(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Peranan dari Zn ini dalam tanaman antara lain : sebagai pengaktif enzim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase, sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase, dan peptidase. Dalam hal ini Zn juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang. Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terutama pada tanah berkapur. Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.

 Molibden (Mo)

Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritis dengan toksin relatif besar. Bila kandungan Mo tanaman terlalu tinggi, selain toksin bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), dan powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan berperan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat. Adapun fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi ini dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi

(12)

daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.

 Klor (Cl)

Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air drainase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain, untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen. Adapun defisiensi klor antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.

2. Unsur hara non esensil

Merupakan unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk aktivitas hidupnya dan tanaman masih dapat hidup normal tanpa adanya unsur hara ini. Hal ini dikarenakan belum diketahuinya fungsi unsur tersebut didalam tubuh tanaman guna mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Unsur hara non-esensial ini diantaranya adalah Al, Na, V, Si, J, Co, Br, Ni, dan F. Adapun beberapa penelitian yang menyebutkan fungsi dari beberapa unsur ini antara lain :

(13)

Belum diketahui apakah cobalt dibutuhkan oleh tanaman meskipun telah ditemukan beberapa pengaruh dari unsur ini terhadap jenis leguminosao. Cobalt dibutuhkan oleh rhizobium untuk fiksasi nitrogen sehingga bertitik tolak dari produksi polong-polongan secara biasa, maka unsur ini dapat dinilai esensial. Cobalt penting untuk rhisobium karena ia merupakan pembentuk vitamin B12 (cyanicibalamine), yang sangat penting untuk pembentukkan heamoglobin dan diperlukan untuk fiksasi nitrogen. Penelitian-penelitian tentang peranan Co terhadap efektivitas rhizobium menunjukkan bahwa rhizobium yang diinokulasi pada tanaman legume dengan media bebas cobalt, tidak tumbuh. Percobaannya sulit karena konsentrasi yang dipakai terlalu kecil, berkisar antara 0.1 – 1.0 ppb (part per billion : 1 billion = 1.000.000.000) sesuai dengan kebutuhan organisme-organisme ini. Cobalt dapat memperbaiki pertumbuhan, transpirasi dan photosintesa dan pada kacang-kacangan dan mustard, kadar chlorophyl dalam daun baik. Selanjutnya dikemukakan bahwa kadar air dan aktivitas katalase dalam daun bertambah, sedangkan konsentrasi cairan sel berkurang karena perlakuan cobalt.

Peranan cobalt selain dalam sinthesa vitamin B12, masih belum diketahui. Tetapi ada percobaan yang menunjukkan bahwa kemungkinan cobalt merupakan salah satu dari logam-logam yang mengaktifkan enzim-enzim arginase, lecithinase, exalacetic decarboxylase, dan enzem malat, tetapi unsur ini tidak mempunyai fungsi khusus.

 Natrium (Na)

Kadar unsur natrium dalam tanaman dapat berkisar dari 0.1 – 10 % dalam daun kering. Natrium diabsorpsi dalam bentuk Na+. Secara umum natrium belum diakui sebagai unsur esensial, tetapi telah terbukti essensial bagi tanaman-tanaman dari golongan C4. namun hasil-hasil percobaan menunjukkan bahwa unsur ini esensial untuk tanaman bit dan bukan sekedar sebagai pengganti peranan kalium. Telah lama diketahui bahwa pertumbuhan beberapa tanaman distimulir oleh perlakuan natrium dan terutama terjadi pada tanah-tanah yang kekurangan kalium. Natrium ini mempengaruhi pengikatan air oleh tanaman dan menyebabkan

(14)

tanaman itu tahan kekeringan. Pada tanah-tanah dengan kadar natrium rendah, daun-daun tanaman bit menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu. Gejala nekrotik diantara tulang daun dapat juga terjadi seperti kalium. Peranan natrium dalam proses fisiologi belum banyak diketahui, tetapi beberapa yang telah diketahui adalah (1) dalam akumulasi asam eksalat, (2) peran bersama dengan K, (3) dalam pembukaan stomata, dan (4) mengatur reduktase nitrat.

 Silikon (Si)

Dalam tanah, silikon (Si) dapat dijumpai dalam bentuk Si(OH)4 dan diduga tanaman menyerap dalam bentuk unsur ini. Esensialitas dari Si untuk pertumbuhan tanaman masih dalam tanda pertanyaan. Namun, akhir-akhir ini telah ditetapkan bahwa Si esensial bagi padi, tebu, dan rumput disamping beberapa tanaman lain seperti gandum, ketimun, desmondium clover, lettuce, dan lain sebagainya. Pentingnya Si bagi ganggang telah lama diketahui tetapi akhir-akhir ini peneliti-peneliti Jepang dalam percobaan dengan kultur hara menemukan bahwa pada tanaman padi silikon dapat menambah tinggi tanaman, jumlah batang, berat basah, dan berat kering tanaman. Apabila pada masa reproduksi pemberian Si dihentikan maka jumlah butir tiap malai dan persentase biji yang masa berkurang. Diduga mungkin Si juga esensial untuk beberapa tanaman lain seperti ketimun dan gandum. Namun, secara umum fungsi Si dalam proses metabolisme dan fisiologi tanaman belum ditemukan. Namun Si nampaknya berperan dalam menjaga agar daun-daun tidak terkulai sehingga meningkatkan photosintesa, meningkatkan resistensi terhadap hama, dan meningkatkan daya oksidasi akar sehingga tanaman padi lebih toleran terhadap kadar Fe dan Mn yang tinggi.

 Vanadium (V)

Unsur hara vanadium (V) merupakan unsur yang esensial bagi ganggang hijau, scenedesmus, tetapi untuk tanaman lainnya belum terbukti. Vanadium dapat mengganti molybden sampai batas-batas tertentu dalam butriso azotobakter. Beberapa peneliti mengemukakan pendapat tentang peranan V pada rhizobium, tetapi belum diterima secara umum. Hubungan unsur ini dengan nutrisi tanaman sama sekali belum diketahui.

(15)
(16)

Tanah merupakan lapisan teratas sebelum atmosfer yang melapisi dan mengelilingi bumi, menyediakan kebutuhan bagi organisme yang hidup di atasnya, serta mengandung unsur-unsur kimia dengan fungsi berbeda yang dimiliki oleh setiap unsurnya. Unsur inilah yang suatu sumber daya yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan demi mendapatkan hasil produksi tanaman yang diinginkan terutama dalam bidang pertanian. Secara umum, unsur hara terbagi menjadi dua yaitu unsur hara esensial (makro dan mikro) dan unsur hara non esensial. Unsur hara esensial merupakan unsur hara yang sangat penting diperlukan oleh tanaman untuk menyelesaikan siklus hidupnya dan tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya sedangkan unsur hara non esensial merupakan unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk aktivitas hidupnya dan tanaman masih dapat hidup normal tanpa adanya unsur hara ini. Unsur – unsur tersebut harus seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Apabila suatu tanah memiliki tingkat kesuburan yang kurang atau minim (unsur hara tidak tercukupi), akan dapat terlihat tanaman tersebut terjadi defisiensi ketika ditanam pada tanah tanah tersebut. Namun, apabila unsur hara pada tanah akan menyebabkan keracunan pada tanaman.

(17)

Benny, S. 2012. Unsur Benefical. http://www.slideshare.net/bennysatria/unsur-beneficial. Diakses pada 10 Mei 2016.

Joko, W. Pengertian Unsur Hara dan Pengaruhnya terhadap Tanaman.

http://jokowarino.id/pengertian-unsur-hara-dan-pengaruhnya-terhadap-tanaman/. Diakses pada 7 Mei 2016.

Lahuddin. 2007. Aspek Unsur Mikro dalam Kesuburan Tanah.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/711/1/08E00142.pdf. Diakses pada 7 Mei 2016.

Putri, N. R. 2013. Definisi Unsur hara, makro dan mikroelemen.

http://dokumen.tips/documents/unsur-hara-55cd86e9a8680.html.

Diakses pada 8 Mei 2016.

Pemkab Kulon Progo. 2013. http://kp4k.kulonprogokab.go.id/article-8-unsur-hara-dalam-tanah.html. Diakses pada 8 Mei 2016.

Universitas Brawijaya. 2011. Unsur Hara Tanah.

http://dasarilmutanah.lecture.ub.ac.id/files/2011/09/DIT-09-Unsur-Hara-Compatibility-Mode.pdf. Diakses pada 9 Mei 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Dinas kelautan dan Perikanan dalam pelaksanaan program PUGAR di Kabupaten Brebes berwenang dalam administrasi.Tim pendamping dalam program PUGAR ini adalah pihak

Diantara kelima variabel kualitas pelayanan di ketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasaan anggota adalah variabel lingkungan fisik,yang di

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PERTANYAAN SEBAGAI

“Memanggil karyawan untuk di berikan tugas secara lisan agar maksud dan tujuan tersampaikan dengan baik jelas agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam melaksanakan

Untuk mengetahui apakah rangkaian sensor yang telah dirangkai dapat bekerja sesuai yang diinginkan maka dilakukan pengujian rangkaian sensor yang dihubungkan

(3) Pendidikan reproduksi sehat di sekolah tingkat menengah lebih memungkinkan apabila diintegrasikan dengan materi pelajaran fiqih. Hasil penelitian Wahab tentang

4) Nilai budaya merupakan sesuatu yang menjadi sebuah kebiasaan dilingkungan masyarakat tertentu yang dilakukan sejak dahulu kala dan masih dipertahankan hingga saat ini. Sama

Pengujian secara simultan, Uji F ini digunakan untuk menunjukkan semua variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap