• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI MISI MELANJUTKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BENGKULU UTARA : TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL DAN SEJAHTERA DIDUKUNG SUMBERDAYA MANUSIA BERKUALITAS"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VISI MISI MELANJUTKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BENGKULU UTARA : TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL DAN SEJAHTERA DIDUKUNG SUMBERDAYA MANUSIA BERKUALITAS""

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

VISI MISI

MELANJUTKAN PEMBANGUNAN

KABUPATEN BENGKULU UTARA :

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL DAN SEJAHTERA

DIDUKUNG SUMBERDAYA MANUSIA BERKUALITAS"

Ir. H. MIAN - ARIE SEPTIA ADINATA, SE, M.AP

CALON BUPATI - CALON WAKIL BUPATI BENGKULU UTARA

TAHUN 2021-2024

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Hal.

PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKULU UTARA 1

A Kondisi Geografis 1 B. Wilayah Administratif 2 C. Topografi 3 D. Geologi 3 E. Klimatologi 4 F. Hidrologi 4 G. Penggunaan Lahan 5 H. Demografi 5

BAB II. POTENSI KABUPATEN BENGKULU UTARA 6 A. Potensi Sektor Perkebunan 6 B. Potensi Sektor Pertanian 7 C. Potensi Sektor Kelautan dan Perikanan 8 D. Potensi Sektor Pertambangan 9 E. Potensi Sektor Pariwisata 9 BAB III. PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN BENGKULU

UTARA

11 A. Visi Misi Pembangunan 11 B. Prioritas Pembangunan 14

C. Major Project 16

(4)

BAB I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKULU UTARA

A. Kondisi Geografis

Posisi geografis Kabupaten Bengkulu Utara terletak antara 101° 32’-1020° 8’ BT dan 2°15’-4° LS. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu, Kota Bengkulu ditetapkan sebagai tiga Ibukota pemerintahan yaitu sebagai Ibukota Provinsi Bengkulu, Ibukota Kotamadya Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan semakin kompleksnya permasalahan pembangunan dan kemasyarakatan seiring dengan perkembangan pembangunan, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1976, Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara dipindahkan ke Kota Arga Makmur pada Tanggal 8 Oktober 1976.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003, Kabupaten Bengkulu Utara dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Muko-Muko. Kemudian pada Tahun 2008, Kabupaten Bengkulu Utara kembali memekarkan wilayahnya yaitu Kabupaten Bengkulu Tengah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah di Provinsi Bengkulu dan sejak saat itu pengelolaan wilayah serta Pemerintahan Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Muko-Muko dan Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi terpisah.

Kondisi secara umum Kabupaten Bengkulu Utara ditinjau dari pola ruang eksisting wilayah perencanaan, dapat dikelompokkan meliputi pedalaman, terpencil, pesisir, pegunungan serta kepulauan. Wilayah pedalaman banyak terdapat di sekitar perbatasan kawasan hutan lindung yang memanjang dari utara sampai selatan wilayah Kabupaten Bengkulu Utara sepanjang Bukit Barisan, dengan aksesibilitas transportasi yang masih sangat minim. Demikian juga wilayah pegunungan merupakan kawasan hutan lindung atau cagar alam sepanjang Bukit Barisan. Sedangkan wilayah pesisir berada sepanjang pantai barat Kabupaten Bengkulu Utara dengan panjang 115,9 km.

Selain wilayah daratan atau wilayah yang berada di Pulau Sumatera, Kabupaten Bengkulu Utara juga memiliki wilayah kepulauan yaitu Pulau Enggano dan Pulau Mega. Secara administratif, Pulau Enggano adalah merupakan wilayah kecamatan sendiri dengan nama Kecamatan Enggano, dengan luas wilayah 400 km2, terletak di zona perairan Samudera Hindia pada posisi antara

102,05° BT dan 5,17° - 5,31° LS. Selain Pulau Enggano dan Pulau Mega, terdapat pulau lainnya yang berada di sekitar Pulau Enggano dan terintegrasi dalam wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu

(5)

dengan sumber daya alam, baik yang terdapat di daratan maupun di perairan lautnya. Di pulau tersebut terdapat dua kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam yaitu Taman Buru Gunung Nanu’ua dan Taman Wisata Alam Laut Enggano. Di Taman Buru Gunung Nanu’ua, terdapat dua spesies burung langka yang dilindungi oleh pemerintah, yaitu Burung Kacamata Enggano dan Buru Celepuk Enggano. Selain di Taman Buru Gunung Nanu’ua, spesies burung sebaran terbatas itu dapat juga dijumpai di lahan pertanian, terutama perkebunan kelapa, dan lahan-lahan terbuka di sekitar perkampungan.

Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan yang berada di Provinsi Bengkulu yaitu berada pada kepulauan terluar yaitu Pulau Enggano dan Pulau Mega yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara. Pulau Enggano dan Pulau Mega adalah kelompok kepulauan yang terletak di Samudra Hindia yang merupakan satu dari dua belas pulau kecil terluar nasional yang berhadapan dengan laut lepas. Keberadaannya sebagai pulau terluar di kawasan NKRI menjadikannya kawasan strategis pertahanan keamanan nasional.

B. Wilayah Administratif

Luas wilayah Kabupaten Bengkulu Utara seluas 4.424,6 km2,

mengacu pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah di Provinsi Bengkulu. Kabupaten Bengkulu Utara dengan Ibukota Arga Makmur, yang terdiri dari 19 Kecamatan secara administrasi termasuk ke dalam Wilayah Provinsi Bengkulu.

Jumlah kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara pada Tahun 2008 sebanyak 12 Kecamatan. Namun dengan adanya pemekaran Kabupaten Bengkulu Utara dengan dasar hukum terbitnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah di Provinsi Bengkulu dan sehubungan dengan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan langsung kepada masyarakat, maka pada Tahun 2010 Kabupaten Bengkulu Utara melakukan pemekaran kecamatan yaitu Kecamatan Air Padang dan Kecamatan Hulu Palik, sehingga pada Tahun 2010 total kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara berjumlah 14 Kecamatan. Pada Tahun 2012 Kabupaten Bengkulu Utara melakukan pemekaran wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Arma Jaya, Kecamatan Tanjung Agung Palik, dan Ulok Kupai, sehingga pada Tahun 2012 total Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara berjumlah 17 Kecamatan. Kemudian pada Tahun 2015 Kabupaten Bengkulu Utara kembali melakukan pemekaran wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Pinang Raya dan Kecamatan Marga Sakti Sebelat, sehingga sampai dengan Tahun 2018 ini total Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara berjumlah 19 Kecamatan.

(6)

Sumber: Perda RTRW Kabupaten Bengkulu Utara, 2015 - 2035

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Bengkulu Utara

C. Topografi

Kondisi geografis Kabupaten Bengkulu Utara sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian di bawah 150 m dpl terdapat di bagian barat membujur searah pantai dari selatan ke utara, di bagian timur topografinya berbukit-bukit dengan ketinggian 541 m dpl, sedangkan dibagian utara yang berbatasan dengan Provinsi Jambi mencapai ketinggian 2300 m.

Wilayah Kabupaten Bengkulu Utara pada umumnya merupakan tanah bergelombang yang ditandai dengan adanya bukit-bukit yang memiliki ketinggian yang bervariasi. Daerah datar dengan ketinggian 10-150 meter di atas permukaan laut (dpl) terdapat di bagian pantai barat yang terbentang dari selatan ke utara. Sedangkan di bagian timur merupakan daerah yang berbukit dengan ketinggian rata-rata 541 meter dpl. Kondisi topografi merupakan faktor utama yang paling besar pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan jika dibandingkan dengan faktor-faktor lain. Ketinggian yang dimaksud adalah ketinggian lahan yang dinyatakan dalam meter. Kabupaten Bengkulu Utara didominasi oleh wilayah dengan ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut (dpl) yaitu sebanyak 50,58% atau dengan total luas 2.187,44 km2. Selanjutnya, ketinggian yang dominan lainnya di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara adalah ketinggian mencapai 100-300 meter seluas 901,83 km2 atau sekitar

(7)

D. Geologi

Kondisi tanah di Kabupaten Bengkulu Utara terdiri dari beberapa jenis tanah yaitu Organosol 0,42%, Alluvial 7,07%, Regosol 30,09%, Padsolik Merah Kuning PMK 13,14%, Latosol 5,65%, Asosiasi Latosol dan Andosol 30,46%, Asosiasi Andosol dan regosol 6,08%, dan Asosiasi Podsolik Coklat dan PMK/ Litosol 7,09%.

E. Klimatologi

Kabupaten Bengkulu Utara merupakan daerah yang mempunyai temperatur rata-rata tahunan antara 22-24˚C dengan curah hujan tahunan selama Tahun 2012-2016 sebanyak 4.215,60 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 201 kali/tahun. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmid dan Ferguson, daerah ini tergolong tipe iklim C dengan tinggi kelembaban 60-70%. Curah hujan meningkat dimulai dari bulan November dan meningkat sampai bulan Maret. Keadaan demikian tentunya cukup mendukung bagi berkembangnya semua sektor kegiatan penduduk khususnya pertanian dan perkebunan. Jumlah rata-rata hari hujan terbanyak berada di bulan Maret, Februari, Januari dan November. Sedangkan jumlah hari hujan terendah terjadi di bulan April. Dengan melihat pola hujan demikian, dan sesuai dengan pola iklim global, maka wilayah Kabupaten Bengkulu Utara ini tergolong kepada wilayah dengan Iklim Tropis Basah yang relatif tanpa musim kering (Humid Tropical Climate with No Dry Season), yang diberi simbol Af (sesuai dengan Kriteria Koppen serta selaras dengan klasifikasi menurut Schmid dan Ferguson menurut Oldeman dan menurut Mohr). Dengan tipe iklim tropis basah ini, maka potensial bagi pengembangan pertanian. Namun dilain pihak dengan karakter topografi/ morfologi wilayah di atas, sangat penting adanya kawasan lindung berupa kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya khususnya kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air.

Rata-rata hari hujan dan curah hujan, sangat mempengaruhi pola aktivitas pertanian yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara. Sehubungan dengan rata-rata curah hujan yang sangat relevan maka curah hujan dimaksud sangat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas peningkatan produksi pertanian yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara.

F. Hidrologi

Penelaahan aspek hidrologi mencakup sisi ketersediaan dan pemanfaatan sumbar-sumber air di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Ketersediaan air dapat diidentifikasi terutama dari aliran masuk (run-in) atau aliran permukaan (surface run-off). Sedangkan sisi pemanfaatannya tergantung dari jenis pemakaian (irigasi,sumber energi, konsumsi penduduk, serta faktor kehilangan air (discharges) secara alami. Untuk aliran air permukaan, di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara terdapat 14 (empat belas) Daerah Aliran Sungai (DAS)

(8)

dengan karakteristik luas DAS yang relatif kecil dari hulu sampai dengan hilir. Debit air yang mengalir pada sungai-sungai di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara terutama pada sungai-sungai besar seperti Air Lais, Air Sebelat, Air Ketahun, Air Bintunan dan Air Serangai yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan air dalam berbagai jenis pemanfaatannya.

Terdapat 4 (empat) sumber air/mata air dan terdapat sebelassungai besaryang pada umumnya berhulu di kawasan hutan lindung dan taman nasional yang berada di wilayah utara dan timur Kabupaten Bengkulu Utarayang bermuara di Samudera Hindia, sehingga kelestarian hutan lindung dan hutan konservasi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air untuk berbagai keperluan di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara.

G. Penggunaan Lahan

Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan, telah terjadi penggunaan lahan yang melalui prosedur administrasi untuk kepentingan pembangunan lahan terbangun dan non terbangun. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bengkulu Utara masih didominasi oleh hutan, lahan budidaya pertanian, semak/belukar dan hanya sebagian kecil terdiri dari lahan-lahan yang terdegradasi. Kondisi hutan sebagian besar terdapat di kawasan pegunungan dengan kemiringan lahan diatas 25%, sedangkan pada daerah tengah sebagian terdiri dari hutan bekas terbangun. Tutupan lahan pada wilayah Kabupaten Bengkulu Utara meliputi: hutan (44,61%), pertanian dan perkebunan (37,14%), persawahan (4,47%), tegalan (2,71%), permukiman (1,65%), dan lain-lain (9,42%).

Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, Kabupaten Bengkulu Utara termasuk wilayah kabupaten yang masih memungkinkan untuk memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) yaitu minimal 30% area dari luas wilayah kota.

H. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2019 diproyeksikan sebesar 310.003 jiwa yang terdiri atas 158.988 jiwa laki-laki dan 151.015 jiwa. Dengan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bengkulu Utara mengalami pertumbuhan sebesar 2,03 persen. Kepadatan penduduk Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2019 mencapai 70 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per

(9)

BAB II. POTENSI KABUPATEN BENGKULU UTARA

A. Potensi Sektor Perkebunan

Sektor perkebunan juga memiliki kontribusi yang besar dalam struktur perekonomian di Kabupaten Bengkulu Utara dengan komoditi yang dominan adalah sawit dan karet. Perkebunan yang dikelola terbagi dalam perkebunan perusahaan swasta dan perkebunan rakyat. Dari 4.324,6 km2 luas wilayah Kabupaten

Bengkulu Utara, sekitar 19,29% adalah lahan tanaman perkebunan. Meskipun luasnya relatif kecil, namun telah memberikan kontribusi yang besar dalam rangka menggerakkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bengkulu Utara. Adapun luas tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Bengkulu Utara

Investasi swasta di bidang perkebunan di merupakan yang dominan dalam menggerakkan perekonomian, baik untuk budidaya maupun pengolahaan. Sampai dengan Tahun 2018 terdapat sebanyak 26 Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang terdiri dari 20 Perkebunan Besar Swasta (PBS) dengan komoditi kelapa sawit, 4 Perkebunan Besar Swasta (PBS) dengan komoditi karet dan 3 Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang khusus membuka pabrik CPO, dengan luas Izin yang sudah dikeluarkan mencapai 74.897,49 Ha.

Sedangkan investasi dalam pengolahan produk perkebunan, sebelum Tahun 2006 hanya terdapat satu pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (crude palm oil) dengan kapasitas 45 ton per jam tandan buah segar (TBS). Namun hingga Tahun 2014 terdapat 6 pabrik CPO dengan kapasitas keseluruhan 270 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, dan 1 pabrik lagi dengan kapasitas 45 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam sedang dalam proses pembangunan. Apabila 7 pabrik CPO tersebut seluruhnya telah beroperasi, maka di Kabupaten Bengkulu Utara akan memiliki kapasitas keseluruhan maksimal sebesar 315 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam.

Meskipun demikian, keseluruhan kapasitas pabrik pengolahan kelapa sawit tersebut masih belum mampu secara optimal menampung produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang berasal dari PBS dan kebun rakyat. Hal ini ditambah dengan masuknya TBS dari kabupaten lain di sekitar Kabupaten Bengkulu Utara. Keterbatasan kapasitas tersebut telah mengakibatkan lemahnya posisi tawar petani kebun sawit dalam hal harga produksi sehingga menyebabkan rendahnya tingkat harga TBS di tingkat petani.

Permasalahan dalam rangka pengembangan perkebunan di Kabupaten Bengkulu Utara adalah harga yang masih relatif rendah bila dibandingkan dengan harga kelapa sawit di beberapa provinsi lain di Sumatera. Selain itu, produktivitas perkebunan rakyat di Kabupaten Bengkulu Utara juga masih relatif rendah dibandingkan daerah lain, yang antara lain disebabkan oleh banyak faktor seperti, masih sulitnya memperoleh sarana produksi, terutama pupuk dan

(10)

bibit bermutu, serta masih rendahnya kualitas infrastruktur transportasi di sentra-sentra perkebunan rakyat, yang mengakibatkan tingginya biaya transportasi yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya pendapatan petani kebun kelapa sawit.

B. Potensi Sektor Pertanian

Komoditi yang tetap menjadi andalan adalah tanaman pangan, utamanya padi sawah dan jagung. Dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara memiliki angka produksi padi tertinggi dengan luas tanam padi yang tinggi juga. Tanaman bahan makanan memiliki kontribusi besar dalam pertanian dan memiliki peran yang sangat strategis dalam kaitannya dengan ketahanan pangan daerah. Meskipun demikian, kontribusinya terhadap perekonomian daerah cenderung mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Secara riil, hal ini antara lain disebabkan oleh tingginya tingkat konversi lahan dari lahan tanaman pangan menjadi lahan non tanaman pangan, khususnya tanaman perkebunan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan milik perusahaan besar swasta. Sementara kecenderungan petani melakukan konversi lahan tersebut antara lain disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pendapatan yang diperoleh dari usaha tani tanaman pangan. Terjadinya konversi pada lahan sawah beririgasi teknis, terutama disebabkan tidak tercukupinya air irigasi secara memadai dan berkelanjutan, serta tingginya gangguan hama penyakit tanaman. Implementasi dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah hal mendesak dalam rangka antisipasi konversi lahan tersebut serta dalam rangka peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Bengkulu Utara di masa yang akan datang.

Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan antara lain, dengan pemberian bantuan benih/bibit, perbaikan infrastruktur pertanian,Penyediaan sarana produksi pertanian (saprodi), peningkatan kemampuan SDM petani dan aparatur pertanian, penyediaan permodalan serta perbaikan sistem pemasaran hasil pertanian khususnya tanaman pangan.

Tanaman bahan makanan meliputi padi, palawija, merupakan kebutuhan pokok masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara. Produksi padi sawah dan padi ladang di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2018 sebesar 122.962 ton Gabah Kering Panen (GKP) atau setara 68.838 ton beras dari Hasil panen areal seluas 28.765 ha.

Tanaman palawija yang diusahakan di Kabupaten Bengkulu Utara adalah tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Tanaman palawija yang banyak diusahakan petani adalah tanaman jagung. Dengan luas panen 3.549,9 Ha, produksi tanaman jagung pada Tahun 2018 sebesar 18.101,31 Ton. Untuk produksi palawija berfluktuasi. Hal ini disebabkan petani menanam tanaman palawija sangat dipengaruhi oleh harga dan kondisi cuaca, sehingga petani akan memilih tanaman yang cocok dan menguntungkan secara

(11)

C. Potensi Sektor Kelautan dan Perikanan

Dengan panjang pantai 239,1 km dan sumber daya air yang tersedia, Kabupaten Bengkulu Utara memiliki potensi yang besar dalam pengembangan sub sektor perikanan, dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara. Dalam hal perikanan budidaya, sentra produksinya yaitu di sekitar wilayah Kecamatan Kerkap, Kecamatan Arga Makmur dan Kecamatan Padang Jaya masih berada di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Selanjutnya jumlah produksi menurut jenis usaha budi daya di Kabupaten Bengkulu Utara mulai Tahun 2012-2016 menunjukan fluktuatif dikarenakan banyak faktor antara lain adalah ketersedian bahan pakan ikan yang masih sangat sulit di dapat dengan oleh pelaku usaha budi daya ikan.

Hambatan lain berupa keterbatasan ketersediaan sarana produksi dan permodalan juga merupakan salah satu penyebab utama, begitu juga dengan keterbatasan dalam ketersediaan bibit yang berkualitas serta pakan dan obat-obatan.Belum optimalnya peran dari Balai Benih Ikan (BBI) yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara salah satu penyebab terbatasnya ketersediaan bibit ikan. Hal ini ditunjukkan dengan potensi produksi bibit dari BBI sebanyak 20.000.000 bibit hanya mampu berproduksi 40% dari kapasitas tersebut. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya biaya operasional yang tersedia pada masing-masing BBI, antara lain untuk pengadaan pakan, obat-obatan, biaya tenaga kerja dan biaya operasional rutin lainnya. Sementara itu harga pakan yang tinggi menyebabkan ketidakmampuan petani ikan untuk mengoptimalkan lahan yang dimiliki.

Sedangkan untuk perikanan tangkap, besarnya potensi laut yang dimiliki oleh Kabupaten Bengkulu Utara tidak sebanding dengan produksi yang terealisasi. Keterbatasan sarana dengan teknologi yang masih sederhana yang dimiliki oleh para nelayan menyebabkan terbatasnya jangkauan pencarian ikan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dalam rangka pembangunan sub sektor perikanan masih terfokus pada pembangunan infrastruktur. Hal ini terkait dengan sumber pendanaan untuk pembangunan sub sektor perikanan masih mengandalkan dana transfer dari pemerintah pusat khususnya dana alokasi khusus dan dana penyesuaian infrastruktur daerah yang masing-masing sesuai dengan ketentuan yang dialokasikan untuk kegiatan fisik.

Produktivitas nelayan di Kabupaten Bengkulu Utara pada umumnya masih rendah. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki nelayan, masih rendahnya teknologi penangkapan ikan hingga pasca produksi perikanan, rendahnya kualitas SDM nelayan sehingga menyebabkan timbulnya hambatan-hambatan dalam mengadopsi teknologi penangkapan ikan, serta aspek jangkauan pemasaran serta berbagai infrastruktur dibidang perikanan laut. Selain itu lemahnya permodalan nelayan juga berdampak pada rendahnya produktivitas perikanan tangkap di Kabupaten Bengkulu Utara.

(12)

D. Potensi Sektor Pertambangan

Sektor pertambangan dan penggalian memiliki peran/ kontribusi yang cukup signifikan terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Bengkulu Utara. Lapangan usaha pertambangan dan penggalian merupakan kontributor terbesar kedua terhadap PDRB Kabupaten Bengkulu Utara, setelah tanaman pertanian, kehutanan dan perikanan. Komoditas yang dominan pada lapangan usaha ini adalah batubara. Produksi terbesar batubara se Provinsi Bengkulu adalah di Kabupaten Bengkulu Utara, sehingga KabupatenBengkulu Utara juga merupakan kontributor terbesar pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian PDRB Provinsi Bengkulu. Selain pertambangan batubara, terdapat pertambangan danpenggalian lainnya, seperti batu, pasir dan lain-lain.

Izin Usaha Pertambangan tersebut tersebar di beberapa kecamatan lingkup Kabupaten Bengkulu Utara, antara lain: Kecamatan Putri Hijau, Kecamatan Napal Putih, Kecamatan Ulok Kupai, Kecamatan Ketahun, dan Kecamatan Hulu Palik. Komoditi Batubara adalah bahan tambang unggulan sub sektor pertambangan di Kabupaten Bengkulu Utara. Cadangan batubara di Provinsi Bengkulu sebagian besar terdapat di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara mencapai 127.997.720 ton.

Kontribusi dan laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Bengkulu Utara sebagaimana pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. : Kontribusi dan Laju Pertumbuha Sektor Pertambangan dan Penggalian Berdasarkan PDRB Harga Berlaku Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2015-2019

(13)

Kabupaten Bengkulu Utara Nomor 4 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPARDA) Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2017-2021. Kabupaten Bengkulu Utara harus memiliki daya saing tinggi dan meningkatkan citra pariwisatanya. maka dari itu sektor pariwisata dapat dijadikan sebagai sektor unggulan dan memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan konsep pengembangan pariwisata yang komprehensif dan dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Bengkulu Utara perlu melihat kepentingan masyarakat lokal dapat dipertimbangakan perlu juga dibentuk komunitas pariwisata di dalam masyarakat, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan sosial dan ekonomi. Objek wisata di Bengkulu Utara menurut asal usul masih didominasi dari Objek wisata alam sebanyak 65% sedangkan buatan baik berasal dari sejarah maupun usaha pariwisata sebesar 35%.

(14)

BAB III. PEMILIHAN KEPALA DAERAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA

A. Visi Misi Pembangunan

Dalam waktu empat tahun ini, kita telah memulai perjalanan di jalan perubahan untuk mewujudkan pemerintahan Kabupaten Bengkulu Utara yang adil untuk kesejahteraan rakyat berdasarkan nilai-nilai akhlakul karimah dan semangat gotong royong. Alhamdulillah, selama empat tahun tersebut sebagai wujud perwujudan visi misi Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2016-2021 telah mulai menunjukan hasil yang nyata dan menjawab tantangan yang ada.

Orientasi pembangunan yang yang dilaksanakan menghadirkan rasa keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara. Desa-desa yang merupakan bagian dari lokus utama masyarakat sudah kita transformasi menjadi kantong-kantong kekuatan yang berdikari, dengan keberpihakan dalam wujud pengalokasian dana desa dan pembangunan yang sangat signifikan. Upaya pembangunan melalui penguatan konektivitas, dan peningkatan pelayanan masyarakat yang baik serta penumbuhan ekonomi kerakyatan yang ditunjang tata kelola pemerintahan yang adil dan berwibawa dalam rangka mewujudkan Kabupaten Bengkulu Utara menjadi daerah yang maju, bermartabat, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Ini terbukti dengan penurunan angka persentase kemiskinan kita sudah mencapai angka 11,65% pada September 2019. Tingkat kesenjangan kita berada pada di tingkat 0,350. Indeks Pembangunan Manusia terus meningkat pada tahun 2018 pada angka 68,36. Pertumbuhan ekonomi secara konsisten dapat dijaga pada angka 5,00%. Artinya, perjalanan kita untuk memenuhi cita-cita pembangunan sudah berada di jalur yang benar.

Atas berkat rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan perjuangan seluruh elemen masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara, berbagai lompatan kemajuan yang telah kita capai dalam empat tahun terakhir menjadi fondasi yang kuat untuk Kabupaten Bengkulu Utara dapat bergerak lebih maju, lebih cepat, lebih kuat ke depan. Fondasi yang kuat itu memungkinkan kita untuk melangkah menyongsong masa depan.

Untuk itu sebagai upaya kelanjutan, percepatan, dan pengembangan dari visi di tahun 2016-2021, selama 4 tahun ke depan tahun 2021-2024, maka visi Kabupaten Bengkulu Utara sebagai berikut :

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL DAN SEJAHTERA DIDUKUNG SUMBERDAYA MANUSIA BERKUALITAS”

(15)

Masyarakat adil yang dimaksudkan adalah suatu kondisi

masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara yang telah mencapai suatu tingkatan keadilan dinikmati oleh seluruh masyarakat. Masyarakat memperoleh apa yang menjadi haknya dan apa yang seharusnya diterima olehnya, sehingga masyarakat dapat menjalankan kewajibannya. Masyarakat memperoleh hak bebas berpendapat, hak memperoleh hidup aman dan tertib, hak mendapatkan pendidikan yang layak, hak bebas menunaikan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya. Masyarakat sejahtera yang dimaksudkan adalah suatu kondisi masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara yang terpenuhi kebutuhan pokok/dasarnya secara lahir dan batin dalam berbagai aspek, memiliki rasa aman damai dan tenteram serta memiliki daya saing, serta adanya keserasian dan keharmonisan lingkungan sekitarnya baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Kondisi masyarakat adil dan sejahtera tercipta oleh pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good government) yaitu pemerintahan yang partisipatif, transparan, akuntabel, bersih, melayani, efektif dan efisien yang didukung oleh aparatur yang kompeten dan profesional serta menerapkan organisasi yang modern berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan penerapan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan kaidah-kaidah lingkungan secara konsisten.

Sumberdaya manusia yang berkualitas adalah suatu kondisi

sumberdaya manusia Kabupaten Bengkulu Utara yang komprehensif dalam berfikir dan selalu mengantitispasi tuntutan masa depan, memiliki sikap positif, berperilaku terpuji, dan berwawasan serta memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian sesuai dengan kebutuhan di berbagai bidang serta sektor pembangunan.

Visi Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2021-2024 yaitu: “Terwujudnya Masyarakat Adil dan Sejahtera Didukung Sumberdaya Manusia Berkualitas”, merupakan Visi yang selaras dengan Visi Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2006-2026 yaitu “Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara Yang Sejahtera, Bersatu dan Beriman Berbasis Ekonomi Kerakyatan Didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas” sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bengkulu utara Tahun 2006-2026.

Upaya melanjutkan kemajuan Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2021-2024 ditempuh dengan misi, yaitu :

1. Meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing

Misi ini bertujuan untuk mewujudkan kualitas sumberdaya manusia yang unggul di Kabupaten Bengkulu Utara, termasuk di peningkatan akses dan pemerataan layanan pendidikan untuk semua lapisan masyarakat; peningkatan sarana dan prasarana pendidikan; dan peningkatan kuantitas/kualitas guru (kualitas pendidikan); peningkatan kualitas pembelajaran (daya saing di pasar kerja); pemerataan kualifikasi dan penempatan guru; dan pemantapan kesejahteraan guru. Penanganan pandemi Covid-19,

(16)

peningkatan kapasitas dan kualitas fasilitas layanan kesehatan yang menjadi kewenangan daerah baik dari sisi SDM maupun sarana prasarana, terutama dalam kemampuan penanganan pandemi Covid-19; peningkatan akses pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah terpencil; peningkatan kuantitas dan kualitas dokter dan paramedis; kepastian layanan jaminan kesehatan; dan pemantapan kesejahteraan dokter dan paramedis; meningkatkan kesetaran gender dan pemberdayaan perempuan; dan peningkatan peran pemuda untuk tumbuh kembang prestasi.

2. Memperkuat infrastuktur untuk mendukung ekonomi dan pelayanan dasar

Misi ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera melalui peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar dan infrastruktur strategis. Kualitas dan kuantitas infrastruktur strategis dilakukan melalui peningkatan kapasitas dan pembangunan sarana dan prasarana irigasi perdesaan; jalan dan jembatan; peningkatan jangkauan listrik perdesaan; pembangunan dan/atau perbaikan jalan desa ke sentra-sentra produksi; dan peningkatan akses penduduk terhadap sanitasi dan air bersih dan revitalisasi pasar desa. Sementara kualitas dan kuantitas infrastuktur pelayanan dasar berupa sanitasi, air minum, perumahan, persampahan, infrastuktur pendidikan dan kesehatan. Misi ini terutama ditujukan untuk menanggulangi kemiskinan dan ketertinggalan desa-desa terpencil dan terisolir. Selain itu pembangunan infrastuktur diharapkan dapat membuka keterisolasian dan/atau kelancaran arus barang dan orang agar memiliki keunggulan kompetitif dan berdaya saing untuk menarik minat investasi.

3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui ekonomi kerakyatan

Misi ini difokuskan pada upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara meliputi peningkatan pembangunan sektor unggulan pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, pariwisata, peningkatan akses permodalan bagi pengusaha kecil, menengah dan koperasi dalam bentuk kemitraan yang saling menguntungkan, peningkatan daya saing produk UMKM melalui pelatihan dan pendampingan; pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal; revitalisasi koperasi dan kelompok usaha baru (KUB); peningkatan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES); menggalakkan ekspose produk UMKM di tingkat nasional dan regional, dan peningkatan daya saing daerah dan investasi.

(17)

4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya

Misi ini bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif, terpercaya, dan profesional melalui perbaikan tata kelola pemerintahan; pengelolaan APBD yang efisien, transparan, akuntabel dan partisipatif serta konsisten dengan perencanaan daerah; mewujudkan aparatur yang bersih dan berwibawa; peningkatan kualitas pengelolaan pemerintahan melalui model e-goverment.

B. Prioritas Pembangunan

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan di atas terdapat 4 (empat) agenda program pembangunan yang perlu diprioritaskan dengan arah dan sarasan sebagai berikut :

1. Program peningkatan kualitas dan daya saing sumberdaya manusia

a. Mengembangkan investasi sumberdaya manusia di bidang pendidikan melalui percepatan pemerataan sarana prasara pendidikan dan infrastuktur pendukungnya, meningkatkan akses warga miskin memperoleh bantuan pendidikan, dan mempercepat pemerataan kualitas pendidikan;

b. Mengembangkan investasi sumberdaya manusia di bidang kesehatan melalui memperkuat program promotif dan preventif dengan pembudayaan gerakan hidup sehat, percepatan pemerataan pembangunan infrastuktur dasar kesehatan, meningkatkan akses warga miskin memperoleh bantuan kesehatan, dan mempercepat pemerataan fasilitas dan kualitas layanan kesehatan;

c.

Pencegahan dan penanggulangan Covid-19 melalui peningkatan kapasitas dan kualitas fasilitas layanan kesehatan yang menjadi kewenangan daerah baik dari sisi SDM maupun sarana prasarana, terutama dalam kemampuan penanganan pandemi Covid-19, penyediaan dan penyiapan fasilitas yang menunjang protokol kesehatan dalam rangka adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman pada berbagai fasilitas umum seperti pasar, terminal, kantor layananan pemerintah dan fasilitas-fasilitas lainnya;

d. Mengembangkan sistem jaminan gizi dan tumbuh kembang akan melalui menurunkan angka stunting dengan pemberian asupan gizi, perbaikan pola asuh keluarga, dan perbaikan fasilitas air minum dan sanitasi;

e. Meningkatkan kepersertaan KB mandiri dan menciptakan generasi berencana;

f. Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan melalui pelibatan perempuan dalam pembangunan, politik, dan pemerintahan, meningkatkan akses

(18)

perempuan/ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan kesehatan reproduksi;

g. Mengembangkan pemuda dan olah raga untuk tumbuhkan prestasi;

h. Peningkatan pelayanan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), dan pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS);

i. Menciptakan tenaga kerja siap pakai melalui pelatihan di BLK. 2. Program penguatan infrastuktur untuk mendukung ekonomi

dan pelayanan dasar

a. Meningkatkan pembangunan infrastuktur pelayanan dasar meliputi air minum, sanitasi, rumah layak huni dak akses persampahan.

b. Meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan untuk menciptakan konektivitas yang terintegrasi dengan pengembangan sektor ekonomi unggulan daerah untuk pemerataan pembangunan;

c. Mendorong pola pembangunan dengan padat karya tunai dalam rangka pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19; d. Menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas dan

berkelanjutan.

3. Program peningkatan kesejahteraan rakyat melalui ekonomi

kerakyatan

a. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan dan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19;

b. Meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi, yang dilakukan dengan memfasilitasi percepatan adopsi inovasi teknologi budi daya dan pascapanen, mengembangkan aspek agrobisnis yang dapat meningkatkan pendapatan petani, serta mendorong agar terjadi konsolidasi kelompok tani menjadi besar sehingga memiliki daya saing yang kuat;

c. Fasilitasi bantuan sarana produksi, alat dan mesin serta prasarana pertanian/perkebunan;

d. Penguatan perbenihan/pembibitan tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan dengan pembentukan kelembagaan dan penyediaan sarana pendukungnya;

e. Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata dan peningkatan promosi pariwisata;

(19)

4. Program peningkatan tata kelola pemerintahan yang bersih,

efektif dan terpercaya

a. Mengembangkan Aparatur Sipil Negara yang bersih, berwibawa, dan profesional;

b. Meningkatkan transparansi perencanaan dan penganggaran, serta akuntabilitas birokrasi;

c. Melaksanakan secara konsisten Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang fokus pada perizinan dan tata niaga, keuangan negara, serta penegakan hukum dan reformasi birokrasi di setiap Perangkat Daerah, dan pemangku kepentingan lainnya; d. Meningkatkan kapasitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah

(APIP);

e. Mengembangkan budaya sadar hukum;

f. Memantapkan pelayanan publik berbasis online yang transparan dan memberikan kepastian;

g. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyampaikan pengaduan pelayanan publik berbasis elektronik sehingga kualitas pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat. C. Major Project

Dalam pelaksanaan prioritas pembangunan, maka akan ditempuh dengan pelaksanaan major project pembangunan di Kabupaten Bengkulu Utara, meliputi :

1. Peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Dilakukan dengan upaya untuk menjadikan Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan dasar secara bertahap akan dibangun dengan prototipe standar nasional dan meningkatkan kelas RSUD KTM Lagita sebagai fasilitas kesehatan rujukan kelas C;

2. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, pemenuhan pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan kualitas dan kesejahteraan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, serta kualitas pendidikan;

3. Percepatan penurunan kematian ibu dan stunting. Dilakukan dengan upaya konvergensi menurunkan angka kematian ibu hingga 183 orang per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan prevalensi stunting hingga <10%;

4. Revitalisasi kawasan transmigrasi Lagita. Dilakukan dengan lanjutan pembangunan sarana dan prasarana di kawasan KTM Lagita dan menjadikan KTM Lagita menjadi kawasan cepat tumbuh, serta melanjutkan konektivitas pembangunan antar kawasan;

5. Peningkatan sarana infrastuktur jalan dan jembatan serta transportasi untuk mendukung konektivitas antar kawasan. Dilakukan dengan melanjutkan pembangunan infrastuktur jalan dan jembatan antar kawasan yang terkoneksi dengan jalan nasional dan provinsi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan;

(20)

6. Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi (air limbah domestik) layak dan aman. Dilakukan dengan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi untuk meningkatnya jumlah rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak menjadi 90%;

7. Penyediaan sarana dan prasarana air bersih layak dan aman di semua kawasan. Dilakukan dengan pembangunan sarana dan prasarana air besih dan berupaya meningkatnya akses air bersih layak dan aman sampai dengan 2024 menjadi 100%;

8. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi Pulau Enggano. Dilakukan dengan pembangunan dan peningkatan jalan lingkar Pulau Enggano, revitalisasi pelabuhan Malakoni dan Kahyapu, serta peningkatan sarana dan prasarana Bandara Enggano. Diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan mobilitas barang dan penumpang untuk menurunkan harga komoditas, meningkatkan produktivitas ekonomi wilayah, mendorong percepatan pembangunan wilayah;

9. Mengembangkan 5 destinasi wisata prioritas yaitu Palak Siring, Curug 9, Lemo Nakai, PLG Sebelat, dan Enggano. Dilakukan dengan pembangunan sarana dan prasarana fasilitasi wisata di 5 destinasi wisata prioritas dan penyelenggaraan even pariwisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan kontribusi PDRB sektor pariwisata;

10. Revitalisasi kawasan Minapolitan. Revitalisasi kawasan minapolitan dilakukan dengan pembangunan sarana dan prasarana kawasan minapolitan, membangun jaringan pemasaran kawasan minapolitan;

11. Revitalisasi kawasan pertanian pangan di Padang Jaya, Hulu Palik, dan Marga Sakti Sebelat. Revitalisasi kawasan pertanian dilakukan dengan pembangunan sarana dan prasarana pertanian untuk mngoptimalkan pembangunan sektor pertanian;

12. Pengembangan RPKP Agroekowisata yang berpusat di Kecamatan Hulu Palik. RPKP ini diharapkan dapat mendorong optimalisasi potensi pariwisata dan pertanian di kawasan tersebut. Diharapkan RKPK Agroekowisata ini dapat berdampak pada kecamatan-kecamatan pendukung yaitu Kecamatan Arma Jaya, Kecamatan Kerkap, Kecamatan Air Besi, Kecamatan Tanjung Agung Palik, dan Kecamatan Air Napal;

13. Pengembangan kawasan industri kabupaten berbasis potensi daerah. Direncanakan membangun kawasan industri kabupaten di Kecamatan Ketahun, dengan fokus kawasan industri adalah sebagai pendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pulau Baai. Adapun rencana kawasan industri ini adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang di pertambangan batubara dan hilirisasi produksi perkebunan; 14. Pembangunan sarana dan prasarana sosial dalam rangka

(21)

Gambar

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Bengkulu Utara
Gambar 2.  :  Kontribusi  dan  Laju  Pertumbuha  Sektor  Pertambangan  dan  Penggalian  Berdasarkan  PDRB  Harga  Berlaku  Kabupaten  Bengkulu  Utara  Tahun  2015-2019

Referensi

Dokumen terkait