• Tidak ada hasil yang ditemukan

isi BGI.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "isi BGI.docx"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1.

1.1. Latar BelakangLatar Belakang

Sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Jurusan Teknik Pertambangan Sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional(STTNAS) Yogyakarta, mahasiswa Jurusan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional(STTNAS) Yogyakarta, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan diwajibkan untuk mengikuti matakuliah Praktikum Bahan Teknik Pertambangan diwajibkan untuk mengikuti matakuliah Praktikum Bahan Galian Industri dengan kegiatan utama adalah kunjungan ke perusahaan industri Galian Industri dengan kegiatan utama adalah kunjungan ke perusahaan industri kontruksi kegiatan Praktikumini berbobot 1 SKS.

kontruksi kegiatan Praktikumini berbobot 1 SKS. Sejalan

Sejalan dengan dengan perkembangan perkembangan dunia dunia industri, industri, khususnya khususnya industriindustri  pertambangan,

 pertambangan, Jurusan Jurusan Teknik Teknik PertambanganPertambangan –  – STTNAS berupaya memberikanSTTNAS berupaya memberikan  bekal

 bekal kepada kepada mahasiswa mahasiswa sesuai sesuai dengan dengan kebutuhan kebutuhan pasar, pasar, sehingga sehingga dapatdapat menghasilkan tenaga-tenaga Sarjana Teknik Pertambangan yang profesioanal. menghasilkan tenaga-tenaga Sarjana Teknik Pertambangan yang profesioanal.

Di dalam Praktikum ini, mahasiswa diperkenalkan secara langsung kegiatan Di dalam Praktikum ini, mahasiswa diperkenalkan secara langsung kegiatan industri konstruksi khususnya pengolahan

industri konstruksi khususnya pengolahan stone  stone crusher crusher ,, batcling plant batcling plant , dan, dan asphalt mixing plant 

asphalt mixing plant , sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman, sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman matakuliah Bahan Galian Industri yang ditempuh di semester IV.

matakuliah Bahan Galian Industri yang ditempuh di semester IV.

1.2.

1.2. Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan 1.

1. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam prosesMengetahui peralatan yang digunakan dalam proses  stone  stone crusher crusher ,, batcling plant 

batcling plant , dan, dan asphalt mixing plant asphalt mixing plant .. 2.

2. Mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam prosesMengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam proses  stone  stone crusher crusher ,, batcling plant 

batcling plant , dan, dan asphalt mixing plant asphalt mixing plant .. 3.

3. Mengetahui dan memahami prosedur kerja dari prosesMengetahui dan memahami prosedur kerja dari proses  stone  stone crusher crusher ,, batcling plant 

batcling plant , dan, dan asphalt mixing plant asphalt mixing plant .. 4.

4. Mengetahui produk atau hasil dari prosesMengetahui produk atau hasil dari proses  stone  stone crusher crusher ,, batcling plant batcling plant ,, dan

(2)

BAB II BAB II DASAR TEORI DASAR TEORI

2.1.

2.1. Profil Singkat PT. Aneka Profil Singkat PT. Aneka Dharma PersadaDharma Persada

PT. Aneka Dharma Persada (PT. ADP) berdiri sejak tahun 2009, merupakan PT. Aneka Dharma Persada (PT. ADP) berdiri sejak tahun 2009, merupakan sebuah perusahaan konstruksi dengan hasil produksi utama adalah beton dan sebuah perusahaan konstruksi dengan hasil produksi utama adalah beton dan hothot mix

mix  yang berlokasi Padukuhan Tegalyoso, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan  yang berlokasi Padukuhan Tegalyoso, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta.Kegiatan produksi meli Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta.Kegiatan produksi meli putiputi  produksi pegolahan b

 produksi pegolahan batuan, pengolahan beton dan pegoatuan, pengolahan beton dan pegolahan aspal.lahan aspal.

2.2.

2.2. Lokasi KegiatanLokasi Kegiatan

PT. Aneka Dharma Persada tepatnya berlokasi di Jl. Wonosari km.11, PT. Aneka Dharma Persada tepatnya berlokasi di Jl. Wonosari km.11, Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Berada di daerah dataran Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Berada di daerah dataran rendah dengan kesampaian lokasi yang sangat mudah. PT. Aneka Dharma Persada rendah dengan kesampaian lokasi yang sangat mudah. PT. Aneka Dharma Persada dapat dicapai dalam waktu

dapat dicapai dalam waktu 20 menit dari Kampus STTNAS Yogyakarta.20 menit dari Kampus STTNAS Yogyakarta.

Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. Aneka Dharma Persada Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. Aneka Dharma Persada

Sumber : Sumber :

htt

(3)

BAB II BAB II DASAR TEORI DASAR TEORI

2.1.

2.1. Profil Singkat PT. Aneka Profil Singkat PT. Aneka Dharma PersadaDharma Persada

PT. Aneka Dharma Persada (PT. ADP) berdiri sejak tahun 2009, merupakan PT. Aneka Dharma Persada (PT. ADP) berdiri sejak tahun 2009, merupakan sebuah perusahaan konstruksi dengan hasil produksi utama adalah beton dan sebuah perusahaan konstruksi dengan hasil produksi utama adalah beton dan hothot mix

mix  yang berlokasi Padukuhan Tegalyoso, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan  yang berlokasi Padukuhan Tegalyoso, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta.Kegiatan produksi meli Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta.Kegiatan produksi meli putiputi  produksi pegolahan b

 produksi pegolahan batuan, pengolahan beton dan pegoatuan, pengolahan beton dan pegolahan aspal.lahan aspal.

2.2.

2.2. Lokasi KegiatanLokasi Kegiatan

PT. Aneka Dharma Persada tepatnya berlokasi di Jl. Wonosari km.11, PT. Aneka Dharma Persada tepatnya berlokasi di Jl. Wonosari km.11, Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Berada di daerah dataran Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Berada di daerah dataran rendah dengan kesampaian lokasi yang sangat mudah. PT. Aneka Dharma Persada rendah dengan kesampaian lokasi yang sangat mudah. PT. Aneka Dharma Persada dapat dicapai dalam waktu

dapat dicapai dalam waktu 20 menit dari Kampus STTNAS Yogyakarta.20 menit dari Kampus STTNAS Yogyakarta.

Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. Aneka Dharma Persada Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. Aneka Dharma Persada

Sumber : Sumber :

htt

(4)

2.3.

2.3. Proses KegiatanProses Kegiatan

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat 20 Mei 2016, berangkat dari Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat 20 Mei 2016, berangkat dari kampus STTNAS pukul 08.00 WIB dan tiba di lokasi pukul 08.25 WIB yang kampus STTNAS pukul 08.00 WIB dan tiba di lokasi pukul 08.25 WIB yang dilanjutkan breffing oleh asisten dosen pengampu praktikum Bahan Galian dilanjutkan breffing oleh asisten dosen pengampu praktikum Bahan Galian Industri untuk pembagian kelompok-kelompok praktikum sesuai dengan sub-sub Industri untuk pembagian kelompok-kelompok praktikum sesuai dengan sub-sub  bagian

 bagian yang pada yang pada PT. PT. Aneka Aneka Dharma Dharma Persada Persada yang teyang terdiri rdiri dari dari tiga tiga bagian bagian yaituyaitu  stone crusher 

 stone crusher ,, batcling plant batcling plant , dan, dan asphalt mixing plant asphalt mixing plant , setelah itu tiap kelompok, setelah itu tiap kelompok dibawa ke masing-masing sub-sub bagian tersebut dengan didampingi oleh satu dibawa ke masing-masing sub-sub bagian tersebut dengan didampingi oleh satu orang pendamping dari PT. Aneka Dharma Persada. Kunjungan dilakukan selama orang pendamping dari PT. Aneka Dharma Persada. Kunjungan dilakukan selama 4 jam dan kembali ke

(5)

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Stone Crusher 3.1.1 Peralatan

1. Stone Crusher 

Stone Crusher   atau pemecah batu merupakan adalah suatu alat  perindustrian pertambangan yang lazim dimanfaatkan untuk melumatkan/menggiling/menghancur batu, rock, plastik, silikon, krikil, besi, refaktori, klinker tanah, bauksit disinter, aspal, arsenic, marmer, aluminium, batubara dan lain sebagainya yang teksturnya keras dan susah dihancukan dengan mesin biasa.

2. Whell Loader 

Berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) dari hasil proses crushing ke tempatpenumpukan material. Wheel Loader memiliki bucket   untuk membawa material dan bergerak dengan menggunakan roda karet, sehingga mobilitasnya tergolong cepat.

3. Dump Truck 

Dalam tahap crushing dump truck digunakan sebagai alat angkut yang digunakan untuk mengangkut material batuan andesit serta campuran material batu dan pasir dari  stockpile  menuju hopper maupun hasil crusher  menuju tempat penampungan.

4. Excavator

Alat ini berfungsi sebagai alat muat material yang berada di  stockpile  ke alat angkut (dump truck ) untuk diangkut menuju

(6)

Gambar 3.1. Stone Crusher Sumber : Dokumentasi Lapangan

(7)

Gambar 3.3. Dump Truck Sumber : Dokumentasi Lapangan

(8)

3.1.2. Bahan

1. Batuan andesit

Pemilihan batu andesit dalam pengolahan menjadi beton maupun aspal dipilih karena andesit memiliki kekerasan yang cukup tinggi. Selain itu andesit juga merupakan campuran yang baik karena memperkecil nilai abrasi pada campuran beton maupun aspal.

2. Pasir

Pasir merupakan material yang dibutuhkan untuk pembuatan  beton dan hotmix. Material pasir dalam pengolahan ini didapat dari  penambangan pasir rakyat di sungai Progo, daerah Kulon Progo dan  pasir Gunung Merapi.

3.1.3. Prosedur

1. Material berupa boulder  batuan andesit maupun boulder  andesit yang bercampur dengan pasir dari  stockpile  dimuat ke dalam dump truck   dengan menggunakan backhoe excavator   menuju hopper  untuk proses pemecahan.

2. Material tersebut akan berpindah ke bagian pemrosesan melalui belt conveyor . Pada bagian ini mesin  stone crusher   akan menghancurkan batu dan mengalirkan hasil pecahan batu.

3. Material yang sudah melalui crusher   primer akan disaring dengan alat berupa  screening   ke berbagai ukuran. PT. Aneka Dharma Persada memiliki 3 mesin  stone crusher  dengan proses  sizing  yang berbeda-beda.

4. Material yang telah melalui proses screening  kemudian dialirkan ke tempat penampungan sementara dengan menggunakan belt conveyor   sesuai dengan ukuran masing-masing di tiap belt conveyor .

5. Material yang sudah melalui crusher  primer apabila tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan akan mengalami  penghancuran material kembali dengan crusher   sekunder.

(9)

Setelah proses ini material akan mengalami proses  screening  kembali sampai memenuhi spesifikasi yang diinginkan.

3.1.4. Produk 

PT. Aneka Dharma Persadamemiliki tiga unit  stone crusher   yang menghasilkan produk pengolahan dengan ukuran batu yang berbeda- berbeda. Unit pertamamenghasilkan produk pengolahan batuan andesit dan  pasir untuk agregat kelas A dan B. Agregat kelas A dan B adalah material yang digunakan untuk pondasi jalan.Stone Crusher   pertama ini memproduksi material menjadi 1 fraksi.Unit kedua menghasilkan produk :

- Split 1-2. - Split 2-3. - Pasir.

- Debu Batu.

yang akan digunakan dalam pengolahan asphalt mixing plant.Pada alat ini material yang diolah adalah material yang memiliki kualitas dan kekerasan paling baik. Stone Crusher kedua ini memproduksi material menjadi 4 fraksi. Unit ketiga menghasilkan produk pengolahan batuan andesit dan pasir yang digunakan untuk pengolahan beton,  stone crusher  ketiga ini memproduksi material menjadi 2 fraksi.

(10)

Gambar 3.5. Stone Crusher  Unit 1 Sumber : Dokumentasi Lapangan

Gambar 3.6. Stone Crusher  Unit 2 Sumber : Dokumentasi Lapangan

(11)

\

Gambar 3.7. Stone Crusher  Unit 3 Sumber : Dokumentasi Lapangan

3.2. Batcling Plant 3.2.1. Peralatan

1. Batcling Plant

 Batching plant   adalah sebuah lokasi yang didalamnya terdapat alat-alat yang dipakai untuk mencampur atau membuat adukan  beton ready mix  dalam skala yang besar. Selain untuk memproduksi beton juga berfungsi sebagai tempat untuk mengendalikan produksi beton agar mutu,  slump, dan nilai strength dari beton itu sendiri terjaga.Bagian-bagian pada batcling plant terdiri atas :

a. Cement Silo

Berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga semen agar tetap baik.

 b. Belt Conveyor

Berfungsi untuk menarik bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) ke atas dari bin ke storage bin.

(12)

c. Bin

Berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) yang berasal dari  penumpukan bahan di  stockpile dengan bantuan wheel loader 

untuk di tarik ke atas (storage bin). d. Storage bin

Digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi menjadi 4 (empat) fraksi, yaitu agregat butir kasar( split ), butir menengah ( screening ), butir halus (pasir), dan fly ash.

e. Timbangan

Pada alat batching plant dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu timbangan untuk agregat, timbangan untuk semen, dan timbangan untuk air.

f. Dosage Pump

Digunakan untuk penambahan bahan admixture  seperti retarder .

g. Tempat Penampungan Air

Berfungsi sebagai supply kebutuhan air pada ready mix. 2. Dump Truck

Berfungsi untuk mengangkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) hasil pengolahan ke stockpile

3. Whell Loader

Berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) dari tempat penumpukan material menuju ke bin. Wheel Loader memiliki bucket   untuk membawa material dan  bergerak dengan menggunakan roda karet, sehingga mobilitasnya

tergolong cepat. 4. Cement Truck

Berfungsi sebagai pengangkutan semen curah dari pabrik semen ke base camp.

(13)

5. Concrete Mixer Truck

Kendaraan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer  yang fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton ready mix, sama dengan alat molen. Concrete Mixer Truck  digunakan untuk mengangkut adukan beton readymix  dari tempat  pencampuran beton ke lokasi proyek. Concrete Mixer Truck memiliki kapasitas 7 m3. Selama pengangkutan, mixer   terus  berputar dengan kecepatan 8-12 putaran/menit agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras.Dalam drum terdapat bilah- bilah baja, ketika dalam perjalanan menuju lokasi proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan putaran jarum jam sehingga adukan mengarah ke dalam. Perputaran di dalam  bertujuan agar tidak terjadi pergeseran ataupun pemisahan agregat sehingga adukan tetap homogen. Dengan demikian, mutu  beton akan selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan rencana. Ketika sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah putaran drum dibalikkan searah putaran jarum jam dan  percepatan putaran diperbesar sehingga adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready mix  diatur dengan memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu, karena hal-hal tersebut dapat mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan  pekerjaan pengecoran.

(14)

Gambar 3.8. Batcling Plant  Sumber : Dokumentasi Lapangan

(15)

Sumber : Dokumentasi Lapangan

Gambar 3.10. Cement Truck dan Concrete Mixer Truck Sumber : Dokumentasi Lapangan

3.2.2. Bahan

1. Split dan Screening

Batu belah yang didapat dari hasil tambang andesit yang telah diproses dengan stone crusher . Ukuran yang split  yang digunakan ada 2 ukuran yaitu split  1-2 dengan ukuran 10-20 mm dan  split 2-3 dengan ukuran 20-2-30 mm.

2. Pasir (Agregat Halus)

Hasil pengolahan sizing  oleh crusher , memiliki ukuran maksimal 0,75 inchi. Selain pasir digunakan juga abu batu yang merupakan hasil serpihan dari pengolahan  split   dan  screening   yang ukurannya mendekati pasir.

(16)

3. Semen

PT. Aneka Dharma Persada menggunakan semen yang diproduksi oleh PT. Semen Gresik. Pemilihan semen Gresik karena semen ini memiliki umur pengerasan awal lebih tinggi.

4. Admixture

 Admixture  dipakai dalam pencampuran adukan beton dengan fungsi-fungsi tertentu. Bahan mineral pembantu ini banyak ditambahkan ke dalam campuran beton dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi pemakaian semen, mengurangi temperatur akibat reaksi hidrasi, mengurangi atau menambah kelecakan beton segar  Admixture yang digunakan di PT Aneka. Dharma Persada adalah  sikament LN   yang berfungsi untuk mempercepat pengerasan beton dan plastiment VZ  yang berfungsi sebagai pengurang kadar air dalam beton yang berbentuk cairan. 5. Air

Air merupakan komponen yang dipakai untuk menghasilkan  beton dengan fungsi sebagai pelarut semua material tersebut.

Gambar 3.11. Admixture Sikament LN Sumber : Dokumentasi Lapangan

(17)

Gambar 3.12. Admixture Plastiment VZ Sumber : Dokumentasi Lapangan

3.2.3. Prosedur

Pengolahan beton PT. Aneka Dharma Persada hanya memproduksi dry mixed  sehingga prosedur kerja pembuatan beton adalah:

1. Produksi beton diawali dengan memasukkan tabel mix design di komputer batching plant   yang kesemuanya adalah angka-angka yang menentukan berat setiap komposisi pembuatan  beton.

2. Setelah penentuan formula/mix design, operator loader akan mengambil split  1-2, split  2-3, pasir, abu batu dari  stockpile ke dalam loadingbin.

3. Di bawah loading binbatching plant   tersebut terdapat belt conveyor  yang akan memindahkan material seperti split , pasir, abu batu ke tempat masing-masing untuk ditimbang sesuai dengan mix design yang sudah ditentukan.

4. Setelah masing-masing material ditimbang kemudian dipindahkan ke dalam concrete mixer truck . Setelah material

(18)

masuk ke dalam truk kemudian ditambahkan admixture dan air sesuai mix design yang telah dibuat.

5. Pada tipe dry mixed  ini pencampuran semua material dilakukan oleh concrete mixer truck kemudian dibawa ke lokasi proyek. Produktivitas batching plant yang dimiliki oleh PT. Aneka Dharma Persada adalah 60-70 m3/jam dengan asumsi setiap 1 unit concrete mixer truck akan terisi penuh selama 10 menit dari pengolahan dry mixed  beton.

Gambar 3.13. Proses Pemuatan Material ke Concrete Mixer Truck Sumber : Dokumentasi Lapangan

3.2.4. Produk

Produk yang dihasilkan PT Aneka Dharna Persada adalahbeton tipe dry mixed yaitu hasil pencampuran semua bahan-bahan pembuat beton sesuai dengan mix design  sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen atau kebutuhan pengerjaan konstruksi.Pencampuran semua material yang telah diberi air dan admixtur e dilakukan oleh concrete mixer truck kemudian dibawa ke lokasi proyek.

(19)

3.3. Asphalt Mixing Plant 3.3.1. Peralatan

1. Asphalt Mixing Plant

 Asphalt Mixing Plant  adalah suatu unit mesin atau peralatan yang digunakan untuk memproduksi material campuran antara aspal dengan material agregat batu.Penggunaan asphalt mixing plant  dimaksudkan untuk memproduksi material campuran perkerasan lentur dengan jumlah yang besar dengan mutu dan keseragaman campuran tetap terjamin (homogen).Bagian-bagian pada asphalt mixing plant  terdiri atas :

a. Cold Bin

Cold Bin adalah tempat untuk menampung agregat yang menjadi  bahan dasar dari proses yang akan dilakukan AMP.

 b. Belt Conveyor

 Belt Conveyor yang digunakan pada AMP tidak banyak karena transfer material hanya digunakan untuuk menghantar agregat dari coldbinke dryer  (dipasang pada sisi keluaran cold bin).

c. Dryer

 Dryer   menurut istilahnya yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dimaksudkan adalah pengering. Proses ini dilakukan sebab untuk menghasilkan mutu hotmix  yang baik maka agregat yang digunakan diupayakan tidak ada kandungan airnya.

d. Hot Elevator

 Hot elevator   ini yang akan menaikkan agregat panas tersebut untuk “diayak”  atau sizing pada  screen. Screen  pada AMP  biasanya diletakkan di bagian atas main frame  sehingga untuk

tujuan tersebutlah maka digunakan unit hot elevator ini. e. Screen

Berdasarkan penempatan unit AMP yang disebutkan sebagai main frameadalah body utama yang tersusun secara bertingkat dimulai dari urutan yang paling atas adalah  screen. Screen disini

(20)

digunakan untuk memisahkan/membagi ukuran-ukuran agregat sehingga terpisah menjadi 4 ukuran yang berbeda ( sizing ).

f. HotBin

 Hot Bin diposisikan persis dibawah  screensehingga agregat yang turun secara gravitasi tertampung pada bagian ini. pada bagian  bawahnya terdapat “ gate”  dengan bukaan hydraulik   atau air

cylider . g. Timbangan

Timbangan disini persis dibawah hot bin, timbangan berfungsi melakukan menimbang bobot masing-masing fraksi agregat sesuai dengan hasil akhir campuran yang diinginkan.

h. Mixer

 Mixer adalah kontruksi pengaduk biasanya disebut  pugmil . Mixer dilengkapi dengan gate yang dioperasikan secara pneumatic.

i. Filler

Filler adalah pemasuk untuk debu batu yang ikut memasok material ke dalam mixer.

 j. Aspal Tank

Tempat penyimpan aspal k. BC Tank

l. Hot Oil Heater

m. Dust Collection System Dry Type atau dengan Wet Type Dust Collector (optional).

Unit asphalt mixing plant selama melakukan prosesnya menghasilkan debu yang bisa menggangu lingkungan oleh sebab itu unit asphalt mixing plant ini sebaiknya dilengkapi pula dengan dry atau wet cylone(unit ini relatif lebih murah) yaitu tabung cylo yang menghisap debu hasil sisa pembakaran. Pilihan lain dari dust collectionini bisa pula berupa bag filter (berbentuk kotak yang didalamnya terdapat kondom penyaring).

(21)

2. Whell Loader

Berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus) dari tempat penumpukan material menuju ke cold bin.

3. Dump Truck 

Berfungsi untuk mengangkut hasil mixing   aspal yang sudah diolah ke tempat pelaksanaan proyek maupun penjualan.

Gambar 3.14. Aspahlt Mixing Plant Sumber : Dokumentasi Lapangan

(22)

Gambar 3.15. Cold Bin Sumber : Dokumentasi Lapangan

Gambar 3.16. Belt Conveyor Sumber : Dokumentasi Lapangan

(23)

Gambar 3.17. Dryer 

Sumber : Dokumentasi Lapangan

Gambar 3.18. Aspal Tank Sumber : Dokumentasi Lapangan

(24)

Gambar 3.19. Dust Collection System Dry Type Sumber : Dokumentasi Lapangan

3.2.2. Bahan

1. Batu Pecah/Agregat

Material yang diolah biasanya terdiri dari 4 fraksi split (agregat  butir kasar), screening (agregat butir menengah), pasir ( agregat  butir halus ), dan fly ash. Sehingga pada cold bin ada 4 hopper

yang memiliki kapasitas tampung 3-5 ton. 2. Aspal

Aspal merupakan bahan baku yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang satu dengan yang lainya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi satu padu, kuat, keras dan tahan terhadap perubahan cuaca. Jenis aspal yang digunakan adalah aspal emulsi yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi yang berasal dari PT. Pertamina dan diimpor dari  berbagai produsen yang ada maupun luar negeri seperti

(25)

Singapura.Pemilihan bahan baku aspal ini penting dilakukan tergantung dengan proyek yang dijalankan. Untuk proyek  pengaspalan jalan raya atau perbaikan jalan digunakan aspal dari Pertamina, sedangkan untuk proyek seperti bandara dan jalan tol aspal yang digunakan adalah aspal dengan kualitas tinggi yang  biasa diimpor dari luar negeri.

3. Air

Air digunakan untuk pengolahan debu hasil sisa pembakaran, debu sisa pembakaran tadi akan diseprotkan air agar mampu turun melalui saluran bawah untuk menuju kolam pengendapan.

3.3.3. Prosedur

1. Wheel Loader   akan mengangkut agregat yang diperoleh dari hasil penambangan dan telah diproses di unit stone crusher  yang kemudian disimpan pada bin-bin dingin (cold bin) sesuai dengan ukurannya masing-masing.

2. Dengan menggunakan belt conveyor   material tersebut disuplai atau diangkut menuju dryer  untuk dikeringkan dengan unit dryer  tujuannya untuk menghilangkan kadar air, kadar air harus seminim mungkin karena kalau tidak akan berpengaruh pada  pencampuran aspal nantinya. Proses pengeringan pada dryer 

adalah dengan cara membakar agregat di dalam kiln  yang  berputar dengan suhu ±1500C proses pembakaran dengan menggunakan bahan bakar solar, lama pembakaran ini  belangsung selama ±45 detik dengan kapasitas ±80 ton/jam. 3. Agregat yang panas yang telah melalui proses pembakaran dari

dryer   selanjutnnya di bawa oleh hot elevator   menuju ke atas tower untuk dilakukan pemisahan pada hot screen, proses  pemisahan agregat ini adalah dengan cara gravitasi agregat

dijatuhkan pada screen yang dirancang sedikit miring agar dapat mengayak atau memisahkan agregat sesuai dengan ukurannya

(26)

masing-masing. Pada screen dilengkapi alat bantu yaitu vibrator  yang berfungsi untuk menggetarkan ayakan agar terjadi ayakan yang optimal. Agregat yang telah disaring/dipisahkan  berdasarkan ukurannya kemudian masuk pada unit hot bin  guna untuk menampung sementara agregat yang akan masuk pada timbangan.

4. Proses akhiragregat yang telah dipanaskan dan telah melalui timbangan ditakar sesuai dengan komposisi yang diinginkan selanjutnya dituangkan kedalam mixer   dengan membuka pintu bin panas menggunakan sistem hidrolik yang dikendalikan secara otomatis/manual.

5. Proses pencampuran pada mixer adalah proses pencampuran antara agregat panas, aspal, dan filler  dengan suhu ±1500C cara  pengadukan dilakukan dengan memutar poros pengaduk dengan menggunakan motor listrik, lama pengadukan antara 30-40 detik  pengadukan dengan kapasitas 800 kg/30-40 detik.

6. Agregat yang telah benar-benar tercampur akan dituang langsung ke dalam dump truck dengan cara membuka pintu  bukaan yang ada pada bagian bawah mixer   dengan controlhidrolik . Dump Truck  tersebut akan ditutup menggunakan terpal di atasnya untuk menjaga suhu aspal. Campuran aspal  beton yang telah keluar dari mixer ini bersuhu ±1500C dan setiap  jamnya suhunya akan berkurang ±2.5-50C.

7. Debu hasil sisa pembakaran tidak langsung dibuang ke udara tetapi disemprotkan dengan air agar mampu turun melalui saluran bawah untuk menuju kolam pengendapan ( settling pond ).

(27)

Gambar 3.20. Pintu Bukaan untuk Memuat Aspal ke  Dump Truck Sumber : Dokumentasi Lapangan

Gambar 3.21. Kolam Pengendapan (Settling Pond ) Sumber : Dokumentasi Lapangan

(28)

3.3.4. Produk

Produk yang dihasilkan PT Aneka Dharna Persada adalah hot mixaspal   yang merupakan hasil pencampuran semua bahan-bahanseperti material batu pecah yang sudah dibagi menjadi 4 fraksi, aspal, dan air. Pemilihan material batu pecah dan aspal yang digunakan sebagai campuranhot mixaspal menyesuaikan sesuai dengan spesifikasi dan  permintaan konsumen atau kebutuhan pengerjaan pengaspalan jalan.

(29)

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

4.1.1. Stone Crusher

 Peralatan yang digunakan dalam proses ini, yaitu stone crusher ,

whell loader , dump truck , dan excavator .

 Bahan-bahan yangdigunakan dalam proses stone crusher  terdiri

dari batuan andesit dan pasir yang diperoleh dari pasir sungai Kulon Progo dan pasir Gunung Merapi.

 Prosedur yang dilakukan, material yang berupa boulder   batuan

andesit yang bercampur dengan pasir dimuat oleh excavator  dari  stockpile ke dalam dump truck  dan dibawa ke hopper dari hopper 

material akan berjalan ke stone crusher  primer menggunkan belt conveyor , didalam  stone crusher   batuan akan dihancurkan, kemudain material batuan yang sudah dihancurkan tadi akan melalui proses  screening   untuk dipiasahkan berdasarkan ukurannya. PT. Aneka Dharma Persada memiliki 3 mesin  stone crusher   dengan  proses sizing   yang berbeda-beda. Apabila material yang dihasilkan oleh  stone crusher   primer ukurannya tidak sesuai dengan yang diinginkan maka akan dihancurkan kembali menggunakan crusher  sekunder.

 Produk yang dihasilkan, untuk  stone crusher 

 pertamamemproduksi material menjadi 1 fraksi sehingga material yang dihasilkan adalah material dengan agregat kelas A dan B yang digunakan untuk pondasi jalan. Stone Crusher   kedua memproduksi material menjadi 4 fraksi yaitu  split 1-2, split 2-3,  pasir, dan abu batu yang digunakan untuk pengolahan asphalt

(30)

mixing plant . Stone Crusher   ketiga memproduksi material menjadi 2 fraksi yang digunakan untuk pengolahan beton.

4.1.2. Batcling Plant

 Peralatan yang diguakan dalam proses ini, yaitu batcling plant ,

dump truck , whell loader , cement truck , dan concrete mixer truck .

 Bahan-bahan yang digunakan dalam proses batcling plant   terdiri

dari split dan screening , pasir , semen, admixture, dan air.

 Prosedur yang dilakukan, diawail dengan memasukkan dan

menentukan formula/mix design, material seperti split , pasir, dan abu batu dipindahkan menggunakan belt conveyor   ke tempatnya masing-masing untuk ditimbang sesuai dengan mix design  yang telah ditentukan. Setelah material ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam concrete mixer truck   yang kemudain dicampurkan dengan air dan admixture yang terdiri dari sikament  LN dan  plastiment VZ , setelah itu material akan dibawa oleh

concrete mixer truck  ke lokasi proyek.

 Produkyang dihasilkan adalah beton tipe dry mixed yaitu hasil

 pencampuran semua bahan-bahan pembuat beton sesuai dengan mix design  sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen atau kebutuhan pengerjaan konstruksi.

4.1.3. Asphalt Mixing Plant

 Peralatan yang digunakan dalam proses ini, yaituasphalt mixing

 plant , whell loader , dan dump truck .

 Bahan-bahan yang digunakan dalam proses asphalt mixing plant 

terdiri dari batu pecah/agregat, aspal, dan air.

 Prosedur yang dilakukan, diawali dengan whell loader memuat

material dari stock pile menuju cold bin sesuai dengan ukurannya masing-masing, dengan menggunakan belt conveyor   material-material dari cold bin  akan di bawa menuju dryer   disana akan

(31)

dilakukan pengeringan hingga suhu ±1500C, agregat yang sudah dipanaskan akan di bawa oleh hot elevator  menuju ke atas untuk dilakukan pemisahan sesuai dengan ukurannya dengan hot screen. Setelah dilakukan pemisahan agregat selanjutnya akan dilakukan  penimbangan dan penakaran sesuai dengan komposisi yang digunakan, setelah itu agregat yang sudah selesai dilakukan  penimbangan dan penakaran akan dituangkan ke mixer untuk dilakukan proses pencampuran antara agregat panas, aspal, dan  filler . Kemudian setelah material benar-benar tercampur akan dituang langsung ke dump truck   dan membawanya ke lokasi  proyek. Debu hasil sisa pembakaran tidak langsung dibuang ke udara tetapi disemprotkan dengan air agar mampu turun melalui saluran bawah untuk menuju kolam pengendapan ( settling pond ).

 Produk yang dihasilkan adalah hot mix aspal. Pemilihan material

 batu pecah dan aspal yang digunakan sebagai campuran hot mixaspal menyesuaikan sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen atau kebutuhan pengerjaan pengaspalan jalan.

4.2. Saran

Pada wilayah operasi produksi PT. Aneka Dharma Persada masih kurang diperhatikannya masalah pelaksanaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terutama dalam hal pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) pada karyawannya, maka perlu adanya pengelolaan K3 yang baik dan benar teutama dalam hal  penggunaan APD sehingga dapat melindungi dan meminimalisir dari segala  bentuk kecelakaan dan kerugian.

(32)

Gambar

Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. Aneka Dharma PersadaGambar 2.1. Peta Lokasi PT. Aneka Dharma Persada
Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. Aneka Dharma PersadaGambar 2.1. Peta Lokasi PT. Aneka Dharma Persada
Gambar 3.1. Stone Crusher Sumber : Dokumentasi Lapangan
Gambar 3.3. Dump Truck Sumber : Dokumentasi Lapangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode pelaksanaan di proyek dengan analisa harga satuan bahan dan tenaga kerja tidak sesuai, karena  pada pelaksanaan digunakan bahan yang praktis, beton ready

Cara pembuatan campuran beton dimulai dari persiapan bahan dan alat sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan material pada saat perhitungan campuran. adukan