• Tidak ada hasil yang ditemukan

ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Maret 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Maret 2018"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) EDISI Maret 2018 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Selamat memasuki masa Prapaskah tahun ini yang dimulai dengan Hari Rabu Abu 14 Februari 2018. Lama masa Prapaskah adalah 40 hari sesuai dengan lamanya puasa Yesus di padang gurun seperti yang disampaikan oleh penginjil Matius 4:1-11, Markus 1:12-15 dan Lukas 4:1-13. Dalam masa ini umat Katolik di seluruh dunia menjalani puasa dan pantang dalam suasana doa, tobat dan perbuatan amal. Di masa ini liturgi ditandai dengan warna tobat ungu dan di paroki-paroki secara teratur diadakan upacara Jalan Salib dan Lenten Program.

KKI Melbourne juga telah memulai masa Prapaskah dengan misa Rabu Abu di gereja St Joseph, Port Melbourne pada tanggal 14 Februari yang lalu. Jalan Salib bersama diadakan di Ta Pinu, Bacchus Marsh seperti biasanya, disusul dengan Misa di Kapel. Pada kesempatan misa ada upacara khusus scrutiny bagi para katekumen dewasa yang akan dibaptis pada Misa Vigil Paskah KKI di gereja St Joseph, Port Melbourne. Ya, kali ini ada 6 katekumen dewasa yang tengah mempersiapkan diri untuk dibaptis. Hampir setahun lamanya mereka mengikuti program katekumen sebagai persiapan mereka untuk dibaptis. Setiap hari Selasa malam mereka ke SVD Box Hill mengikuti program katekisasi di bawah pimpinan chaplain kita Romo Bonifasius dan tim katekisasi. Marilah kita berdoa untuk keenam katekumen ini dan mari kita menyambut mereka sebagai anggota Gereja Katolik dan anggota KKI.

Seperti kita ketahui puncak masa Prapaskah adalah Holy Week atau Pekan Suci yang dimulai dengan Minggu Palma dan berakhir dengan Vigil Paskah. KKI sudah mulai dengan persiapan-persiapan menyambut Pekan Suci. Upacara Minggu Palma kita akan diadakan di St Pascal’s, Box Hill. Upacara Kamis Putih di St Joseph Port Melbourne, Jumat Agung di St Martin de Porres Laverton dan Misa serta upacara Vigil Paskah pada hari Sabtu malam diadakan di gereja St Joseph, Port Melbourne. Misa Minggu Paskah dan perayaannya tahun ini akan diadakan di gereja St Martin de Porres, Laverton, jadi bukan di Box Hill seperti tahun-tahun yang lalu. Details mengenai kegiatan-kegiatan kita di Pekan Suci dan Hari Raya Paskah dapat Anda baca di milis KKI Melbourne.

Dalam edisi ini Anda dapat membaca refleksi masa Prapaskah “Perjalanan” sumbangan Frans Suryana. Selain itu disajikan juga di sini Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus untuk Masa Prapaskah 2018. Juga ada 10 Tips Paus Fransiskus untuk umat Katolik dalam menjalani masa Prapaskah. Semoga semua ini menjadi bahan renungan yang berguna serta dapat membantu kita untuk menjalani masa Prapaskah dengan lebih baik.

Ibu-bapak, saudara-saudari, selamat membaca, sampai jumpa dalam kegiatan-kegiatan

MISA KKI Minggu, 1 April 2018 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.15 Minggu, 8 April 2018 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC

Pukul: 11.00 Minggu, 15 April 2018 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:30 Minggu, 22 April 2018 St. Paschal 98-100 Albion Rd

Box Hill VIC Pukul: 11.00 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church

631 Bourke Street Melbourne VIC

(2)

Perjalanan

Franciscus Suryana

Saat ini kita sedang memasuki masa Prapaskah yang lamanya 40 hari. Suatu perjalanan yang memakan waktu lebih dari satu bulan. Lebih-lebih kalau kita tambahkan dengan masa selepas Paskah yang berujung di Pantekosta yaitu 50 hari. Jadinya kalau ditotal jangka waktunya dari hari Rabu Abu sampai Pantekosta adalah kurang lebih 3 bulan (90 hari). Perjalanan yang cukup panjang karena 3 bulan adalah sama dengan seperempat tahun.

Namun justru perjalanan ini amatlah penting dalam kehidupan Kristiani kita karena gereja Katolik melihat perayaan

Paskah sebagai perayaan yang terbesar dalam tahun liturgi. Dari segi perhitungan waktu memang sekarang ini kita semua sedang berada di dalam masa Prapaskah dan saya percaya sebagian besar dari kita telah secara rohani ikut serta dalan perjalananan. Tapi mungkin juga beberapa dari kita merasa ragu atau khawatir untuk turut serta dalam perjalanan ini. Entah karena waktunya yang lama atau karena merasa tidak layak. Pepatah dari negeri tirai bambu berbunyi “perjalanan seribu li dimulai dengan satu langkah kecil”. Mungkin selayaknya kita masuk dulu ke dalam perjalanan ini dengan satu langkah sederhana yaitu dengan menyerahkan hidup kita, apapun bentuknya, kepada Tuhan. Sehabis masuk barulah kita isi perjalanan ini dengan doa and mati raga (berpuasa and berpantang) sekaligus memeriksa kehidupan pribadi kita termasuk hubungan kita dengan sesama. Kita mohon pengampunan kepada Tuhan atas segala kekhilafan kita dan sekaligus kita ampuni semua pihak yang bersalah kepada kita. Dengan demikian niscaya keraguan dan kekhawatiran yang dulu melekat akan sirna dan diganti dengan keteguhan iman. Keteguhan iman inilah yang tentunya kita nanti-nantikan sebagai salah satu dari sekian beragam berkat Paskah. Akhir kata, daripada berdiam diri mari kita langkahkan satu tapak kecil dalam hati kita untuk memasuki perjalanan yang panjang tapi mulia ini.

Salam,

Franciscus Suryana

Warga KKI lingkungan St Yohanes

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus

Untuk Masa Prapaskah 2018

“Karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Mat 24:12) Saudara-saudari yang terkasih,

Sekali lagi Paskah Tuhaan semakin dekat! Dalam persiapan kita untuk Paskah, Allah dalam penyelenggaraan-Nya memberikan kepada kita setiap tahun masa Prapaskah sebagai “tanda sakramental pertobatan kita”(1). Masa Prapaskah memanggil kita, memampukan kita, untuk kembali kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan dalam setiap aspek hidup kita. Dalam pesan ini saya ingin sekali lagi pada tahun ini untuk membantu seluruh Gereja mengalami waktu rahmat yang diperbarui, dengan sukacita dan dalam kebenaran. Saya ingin mengambil petunjuk dari sabda Yesus dalam injil Matius: “Karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (24:12).

Sabda ini muncul dalam pengajaran Yesus tentang akhir zaman. Kata-kata itu diucapkan di Yerusalem, di Bukit Zaitun, di mana penderitaan Tuhan dimulai. Untuk menjawab pertanyaan para murid, Yesus menubuatkan sebuah kesusahan besar dan menjelaskan situasi di mana komunitas orang beriman sangat mungkin akan berada: di tengah-tengah pencobaan berat, nabi-nabi palsu akan menyesatkan orang-orang dan kasih yang merupakan intisari Injil akan menjadi dingin di hati banyak orang.

(3)

Nabi-nabi palsu

Marilah kita mendengarkan kutipan Injil tersebut dan berusaha memahami kedok yang bisa dipakai oleh nabi-nabi palsu tersebut.

Mereka bisa tampak sebagai “ular-ular penggoda” yang memanipulasi emosi-emosi manusia demi memperbudak orang lain dan menggiring mereka ke arah mana mereka inginkan. Betapa banyak anak-anak Allah terpesona oleh kesenangan sesaat, salah mengira bahwa hal itu adalah kebahagiaan sejati! Betapa banyak perempuan dan laki-laki hidup terpukau oleh mimpi akan kekayaan, yang hanya membuat mereka menjadi budak demi keuntungan dan kepentingan-kepentingan remeh! Betapa banyak yang menjalani hidup dengan mempercayai bahwa mereka tercukupi oleh diri mereka sendiri, dan akhirnya terjebak oleh kesepian!

Nabi-nabi palsu juga bisa menjadi “penipu” yang menawarkan jalan keluar yang mudah dan cepat terhadap penderitaan yang segera terbukti sama sekali tak berguna. Betapa banyak orang-orang muda yang terbius oleh obat mujarab narkoba, hubungan yang rapuh, keuntungan mudah tetapi tidak jujur! Betapa lebih banyak lagi yang terjerat dalam eksistensi “maya” yang menyeluruh, di mana hubungan-hubungan yang tampak cepat dan lugas, hanya terbukti tak bermakna! Para penipu ini, dalam menjajakan barang-barang yang tak memiliki nilai riil, merampok semua hal yang paling berharga dari orang-orang: martabat, kebebasan dan kemampuan mengasihi. Mereka menarik keangkuhan kita, kepercayaan kita akan penampilan, tetapi pada akhirnya mereka hanya membodohi kita. Juga, kita tidak perlu heran. Supaya mengacaukan hati manusia, setan, yang adalah “pendusta dan bapa segala dusta” (Yoh. 8:44), selalu menyajikan kejahatan sebagai kebaikan, kepalsuan sebagai kebenaran. Itulah sebabnya setiap dari kita dipanggil untuk memeriksa batin kita untuk melihat apakah kita sedang menjadi mangsa kebohongan para nabi palsu ini. Kita harus belajar untuk melihat lebih dekat, di bawah permukaan, dan untuk mengenali apa yang meninggalkan tanda baik dan lama dalam hati kita, karena itulah yang berasal dari Allah dan sungguh untuk kebaikan kita.

Hati yang dingin

Dalam gambarannya tentang neraka, Dante Alghieri melukiskan setan duduk di atas takhta es (2), dalam pengasingan yang membeku dan tanpa kasih. Kita bisa bertanya pada diri kita sendiri dengan baik bagaimana hal itu terjadi bahwa cinta kasih bisa menjadi dingin dalam diri kita. Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kasih kita mulai menjadi dingin?

Lebih dari segala hal lain, apa yang merusak cinta kasih adalah ketamakan akan uang, “akar segala kejahatan” (1Tim, 6:10). Penolakan akan Allah dan damai-Nya akan segera mengikuti; kita lebih menyukai desolasi kita daripada kenyamanan yang ditemukan dalam sabda-Nya dan sakramen-sakramen (3). Semua ini mengarah kepada kekerasan melawan siapa pun yang kita anggap sebagai ancaman terhadap “kepastian” kita sendiri: anak yang tidak dilahirkan, para orang tua dan yang menderita, migran, orang asing di antara kita, atau sesama kita yang tidak memenuhi harapan kita. Ciptaan sendiri menjadi saksi bisu atas mendinginnya kasih. Bumi diracuni oleh penolakan, dibuang karena keteledoran atau demi kepentingan diri sendiri. Lautan, yang tercemari, menelan sisa-sisa korban kapal rusak yang tak terhitung banyaknya dari migrasi paksa. Surga, yang dalam rencana Allah, diciptakan untuk mengidungkan pujian-pujian-Nya dirobek oleh mesin-mesin yang menghujani alat-alat kematian.

Kasih juga dapat menjadi dingin dalam komunitas-komunitas kita sendiri. Dalam Seruan Apostolik Evangelii Gaudium, saya berusaha menjelaskan tanda-tanda nyata kurangnya kasih ini: keegoisan dan kemalasan rohani, pesimisme mandul, godaan pada keterkungkungan diri, permusuhan terus menerus di antara kita, dan mentalitas duniawi yang membuat kita khawatir hanya untuk penampilan, dan dengan demikian mengurangi semangat missioner kita (4).

(4)

Apa yang hendaknya kita lakukan?

Barangkali kita melihat, jauh di dalam diri kita sendiri dan semua tentang kita, tanda-tanda yang baru saja saya jelaskan. Tetapi Gereja, Bunda dan Guru kita, bersama dengan obat kebenaran yang sering kali terasa pahit, menawarkan kepada kita dalam masa Prapaskah ini obat yang meringankan rasa sakit yakni doa, derma dan puasa.

Dengan mencurahkan lebih banyak waktu untuk doa, kita memungkinkan hati kita untuk membasmi kebohongan-kebohon-gan rahasia dan bentuk-bentuk penipuan diri kita (5) dan kemudian menemukan konsolasi yang ditawarkan Allah. Dialah Bapa kita dan Dia ingin kita menghayati hidup dengan baik.

Derma membebaskan kita dari ketamakan dan membantu kita untuk memandang sesama kita sebagai saudara dan saudari. Apa yang saya miliki tidak pernah menjadi milik saya sendiri. Betapa saya ingin agar derma menjadi gaya hidup sejati kita masing-masing! Betapa saya ingin kita, sebagai orang-orang Kristiani, mengikuti teladan para Rasul dan melihat dalam berbagi kepemilikan kita kesaksian nyata persekutuan kita dalam Gereja. Untuk alas an ini, saya menggemakan seruan Santo Paulus kepada umat di Korintus untuk mengumpulkan dana bagi komunitas Yerusalem sebagai sesuatu yang akan memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri (bdk. 2 Kor 8:10). Ini semua lebih mengena selama masa Prapas-kah, ketika banyak kelompok mengumpulkan dana untuk membantu Gerja-Gereja dan masyarakat yang membutuhkan. Namun saya juga berharap bahwa, bahkan dalam perjumpaan kita sehari-hari dengan mereka yang meminta bantuan kita, kita dapat memandang permintaan itu seakan berasal dari Allah sendiri. Ketika kita memberi derma, kita berbagi dalam kepedulian penyelengaraan Allah bagi masing-masing dari anak-anak-Nya. Jika melalui saya Allah membantu seseorang hari ini, bukankan Dia besok menyediakan kebutuhanku sendiri? Sebab tidak ada orang yang bermurah hati seperti Allah (6).

Puasa melemahkan kecenderungan kita terhadap kekerasan; puasa melucuti kita dan menjadi kesempatan penting untuk bertumbuh. Di satu pihak, hal itu memungkinkan kita untuk mengalami apa itu kekurangan dan kelaparan yang harus ditanggung. Di pihak lain, itu juga mengungkapkan kelaparan dan kehausan rohani kita sendiri untuk hidup dalam Allah. Puasa membangunkan kita, membuat kita lebih memberi perhatian kepada Allah dan sesama kita. Itu membangkitkan kembali hasrat kita untuk mematuhi Allah, hanya Dialah yang mampu memuaskan dahaga kita.

Saya juga ingin mengajak melampaui batas-batas Gereja Katolik, dan untuk menjangkau Anda semua, laki-laki dan perem-puan berkehendak baik, yang terbuka untuk mendengarkan suara Allah. Barangkali, seperti kami, Anda terganggu oleh menyebarluasnya kedurhakaan di dunia, Anda khawatir dengan kedinginan yang melumpuhkan hati dan tindakan, dan Anda melihat melemahnya citarasa kita sebagai anggota dari keluarga manusia yang satu. Maka, bergabunglah bersama kami memanjatkan permohonan kami kepada Allah, dalam berpuasa, dalam memberikan apa pun yang Anda bisa berikan kepada para saudara-saudari kita yang membutuhkan!

Api Paskah

Terutama, saya mendesak para anggota Gereja untuk memulai perjalanan Prapaskah dengan antusiasme, ditopang oleh derma, puasa dan doa. Jika kadang-kadang nyala kasih tampak redup dalam hati kita masing-masing, ketahuilah bahwa hal ini tidak pernah terjadi dalam hati Allah! Dia terus menerus memberi kita kesempatan untuk mengasihi secara baru. Satu saat berahmat semacam itu akan terjadi, sekali lagi dalam tahun ini, yakni prakarsa “24 jam bagi Tuhan” yang men-gundang seluruh komunitas Kristiani untuk merayakan Sakramen Rekonsiliasi dalam konteks penyembahan Ekaristi. Pada tahun 2018, diilhami oleh kata-kata Mazmur 130:4, “Pada-Mu ada pengampunan” hal ini akan berlangsung dari Jumat, 9 Maret sampai Sabtu, 10 Maret. Di setiap keuskupan, setidak-tidaknya satu gereja akan tetap terbuka selama dua puluh empat jam terus menerus dengan menawarkan kesempatan baik untuk penyembahan Ekaristi maupun Sakramen Pen-gakuan.

(5)

Dari Vatikan 1 November 2017 Hari Raya Semua Orang Kudus

(1) Misale Romawi, Doa Pembukaan Mingu Pertama Masa Prapaskah (bhs Italia) (2) Inferno XXXIV, 28-29

(3) “Sungguh mengherankan, tetapi sering kali kita takut akan konsolasi, menjadi terhibur. Atau memang, kita merasa lebih aman dalam kesedihan dan desolasi. Anda tahu mengapa? Karena dalam kesedihan kita merasa hampir sebagai para tokoh utama. Namun demikian, dalam konsolasi, Roh Kuduslah sang Pemeran Utama!” (Angelus, 7 Desember 2014)

(4) Evangelii Gaudium, 76-109

(5) Bdk. Benediktus XVI, Ensiklik Spe Salvi, 33 (6) Bdk. Pius XII, Ensiklik Fidei Donum, III

(7) Misale Romawi (Edisi Ketiga), Vigili Paskah Lucernarium (Sumber: DOKPEN KWI)

10 Tips Paus Fransiskus Untuk Umat Katolik

Dalam Menjalani Masa Prapaskah

Ini adalah momen istimewa untuk bertobat dan kembali ke jalan yang lurus. Namun seringkali kita tak tahu harus berbuat apa saat masa Prapaskah selain berpuasa dan pantang.

1 Buang semua kemalasan

“Prapaskah adalah sebuah titik balik yang bisa mendorong kita perubahan dan pertobatan dalam diri kita masing-masing. Kita semua perlu memperbaiki, berubah menjadi lebih baik. Masa Prapaskah membantu kita untuk maju dan dengan demikian kita meninggalkan kebiasaan lama yang malas.” (Audiensi Umum, 5 Maret 2014)

2 Jangan bersikap acuh tak acuh

“Ketidakpedulian terhadap sesama kita dan kepada Tuhan juga merupakan godaan nyata bagi kita orang Kristiani. Setiap tahun selama Masa Prapaskah kita perlu sekali lagi mendengar suara para nabi yang berteriak dan mendesak hati nurani kita. Tuhan tidak acuh tak acuh terhadap dunia kita; Dia sangat mencintai kita sehingga Dia memberikan Anak-Nya untuk keselamatan kita. ” (Pesan Prapaskah 2015)

3 Berdoa: Jadikan hati kami seperti milik-Mu Tuhan!

“Selama masa Prapaskah ini, mari kita semua bertanya kepada Tuhan: ‘Fac cor nostrum secundum cor tuum‘: Jadikan hati kami seperti milik-Mu (Litani dari Hati Kudus Yesus). Dengan cara ini kita akan menerima hati yang tegas dan penuh belas kasih, penuh perhatian dan murah hati, hati yang tidak tertutup, acuh tak acuh.” (Pesan Prapaskah, 2015)

4 Merayakan Ekaristi, Sakramen Mahakudus

“Masa Prapaskah adalah saat yang tepat untuk membiarkan Kristus melayani kita sehingga kita pada gilirannya dapat menjadi lebih seperti Dia. Hal ini terjadi setiap kali kita mendengar firman Allah dan menerima sakramen, terutama Ek-aristi. Di situlah kita menjadi apa yang kita terima: Tubuh Kristus. ” (Pesan Prapaskah, 2015)

5 Tekun Berdoa

“Dalam menghadapi begitu banyak luka yang menyakiti kita dan bisa membuat hati kita keras, kita dipanggil untuk me-nyelam ke lautan doa, yang merupakan lautan cinta Tuhan yang tak terbatas, untuk merasakan kelembutanNya. Masa Prapaskah adalah waktu doa, doa yang lebih intens, lebih lama, lebih tekun, lebih mampu untuk memenuhi kebutuhan saudara-saudara; doa di hadapan Tuhan atas banyak situasi kemiskinan dan penderitaan. ” (Homili, 5 Maret 2014)

(6)

7 Beramal

“Dengan beramal membantu kita untuk mengalami pemberian dengan bebas, yang mengarah pada kebebasan dari ob-sesi untuk memiliki, dari rasa takut kehilangan apa yang kita miliki, dari kesedihan orang yang tidak ingin berbagi kekay-aannya dengan orang lain. ” (Homili, 5 Maret, 2014)

8 Membantu kaum miskin

“Di dalam orang miskin dan terbuang kita melihat wajah Kristus; dengan mencintai dan menolong orang miskin, kita men-gasihi dan melayani Kristus.” (Pesan Prapaskah, 2014)

9 Wartakan kabar gembira Injil

“Tuhan meminta kita untuk menjadi pembawa kabar gembira tentang pesan belas kasihan dan pengharapan ini! Sangat membahagiakan untuk mengalami sukacita dalam menyebarkan kabar baik ini, membagikan harta karun yang diper-cayakan kepada kita, menghibur hati yang patah hati dan menawarkan harapan kepada saudara dan saudari kita yang mengalami kegelapan. ” (Pesan Prapaskah, 2014)

10 Pertobatan

Masa Prapaskah harus menjadi sebuah momen untuk bisa membawa diri lebih baik, menjadi dekat dengan Tuhan. Kita harus bisa menaggalkan dosa dan kebiasaan buruk yang lama dan kembali hidup seturut kehendak Tuhan.

Nah, itu tadi 10 pesan dan tips Paus Fransiskus bagi kita yang akan menjalani masa Prapaskah. Mungkin kita tidak bisa melaksanakan semua itu. Sebagai gantinya, pilih salah satu hal yang bisa kamu lakukan di masa Prapaskah tahun ini. by Juan Henry, February 14, 2018 (Sumber: Gerejawi.com)

Referensi

Dokumen terkait

tertulis atau cetak yang berisi materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, dan latihan yang disusun secara sistematis dan menarik untuk

Dari definisi di atas kiranya dapat di tarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

Dalam mengeksiskan Pesantren sebagai organisasi Islam modren di masa penjajahan penuturan Azyumardi Azra tersebut diperkuat oleh Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh

Pondok merupakan tempat tinggal bersama antara kyai dengan para santrinya.Di Pondok, seorang santri patuh dan taat terhadap peraturan – peraturan yang diadakan, ada

Cultural transform dan jenis konteks arkeologi di situs Benteng Putri Hijau Berdasarkan laporan penelitian tahun 2008 dan 2009, data artefaktual yang diperoleh dari

Public INIFileName As String Public pathload As String Public Sub getisistr() Dim iSa1 As String * 20 Dim iSa2 As String * 20 Dim iSa3 As String * 20 Dim iSa4 As String * 20

Konversikan 3 digit Data RF dan 3 digit Data biaya ke dalam nilai.

ADRIA