• Tidak ada hasil yang ditemukan

audit jasa ASURANSI DAN FACTORING2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "audit jasa ASURANSI DAN FACTORING2"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ASURANSI DAN FACTORING

BANK AND OTHER FINANCIAL INSTITUTION

Kelompok 5 :

1. Muhammad Faiq Izzulhaq Alauza’i (34392)

2. Marie Yosefina (34220)

3. Febrika Hoad (34184)

4. Irsalina Dafina Putri (34387)

5. Mahendra Restu Aji (34389)

Dosen Pembina: Anang Amir Kusnanto, MM

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Resiko di masa mendatang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaanya. Dalam dunia bisnis resiko yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau resiko lainya. Oleh karena itu, setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan di masa yang akan datang, seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit bank atau resiko lainya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut. Perusahaan Asuransi adalah perusahaan yang mau menanggung resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggungjawaban terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.

Anjak piutang (Bahasa Inggris: factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan atau penjualan, hambatan utama yang dapat menjadi ancaman adalah banyaknya penjualan kredit yang tidak dapat tertagih alias macet.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

ASURANSI A.Pengertian Asuransi

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis (akta yang dibuat secara tertulis ) yang menjamin perlindungan tersebut.

Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246: "Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”

Berdasarkan pengertian pasal 246 KUHD diatas dapat disimpulkan ada tiga unsur dalam asuransi, yaitu :

1. Pihak tertanggung, yakni yang mempunyai kewajiban membayar uang premi kepada pihak penanggung baik sekaligus atau berangsur-angsur. 2. Pihak penanggung, yakni yang mempunyai kewajiban untuk membayar

sejumlah uang kepada pihak tertanggung baik sekaligus atau berangsur-angsur apabila unsur ketiga berhasil.

(4)

Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), asuransi juga memiliki berbagai manfaat yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi sebagai berikut:

A. Fungsi Asuransi

1. Fungsi Utama (Primer) a) Pengalihan Resiko

Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian (chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.

b) Penghimpun Dana

Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau biaya ber-asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.

c) Premi Seimbang

Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarif premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai Pertanggungan.

2. Fungsi Tambahan (Sekunder)

a) Export Terselubung (invisible export)

Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-barang tak nyata (intangible product) keluar negeri.

b) Perangsang Pertumbuhan Ekonomi (stimulus ekonomi)

Untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan..

(5)

B. Tujuan Asuransi

1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.

2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.

3. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.

4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang. 5. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan

dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.

6. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat berfungsi (bekerja)

C. Prinsip Dasar Asuransi 1. Insurable Interest

Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. Seseorang boleh mengansurasikan barang apabila mempunyai kepentingan atas barang yang dipertanggungjawabkan.

2. Utmost Good Faith ( Prinsip Etika Baik )

Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Dalam perjanjian kontrak asuransi, pihak tertanggung dan pihak penanggung tidak boleh menyembunyikan informasi yang merugikan pihak lain.

3. Indemnity ( Prinsip Ganti Rugi )

(6)

sebesar kerugian yang sesungguhnya diderita tertanggung. Artinya tertanggung tidak dibenarkan mencari keuntungan dari kompensasi asuransi.

4. Subrogation

Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar. Apabila tertanggung sudah dapat ganti rugi dari penanggung atas dasar Indemnity, maka tertanggung tidak berhak lagi dapat ganti rugi dari pihak lain.

5. Contribution

Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama-sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan Indemnity. Apabila penanggung telah membayar penuh ganti rugi kepada tertanggung, maka penanggung berhak menuntut perusahaan asuransi lain yang terlibat dalam penanggungan sebesar kontribusi pertanggungan yang ditutupnya.

6. Proximate Cause ( Prinsip Sebab Akibat )

Adalah suatu penyebab aktif dan efisien yang menggerakkan rangkaian peristiwa secara terus-menerus sehingga menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.

D. Macam Asuransi

1. General Insurance ( Asuransi Umum )

Merupakan sebuah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan kerugian, kehilangan manfaat, tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. General Insurance terdiri dari :

a) Asuransi Kebakaran

Asuransi yang mempertanggungkan kerugian akibat kebakaran yang terjadi di daratan. Kalau suatu bangunan telah diasuransikan terhadap bencana kebakaran, maka dicantumkan dalam perjanjian.

b) Asuransi Pengangkutan

Asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan resiko terhadap pengangkutan barang. Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi :

 Asuransi pengangkutan darat – sungai  Asuransi pengangkutan laut

 Asuransi pengangkuran udara c) Asuransi Aneka, yang meliputi

(7)

 Kendaraan bermotor  Penyimpanan 2. Life Insurance

Merupakan perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup/mati seseorang yang dipertanggungkan. Pembayaran klaim dilakukan di akhir kontrak atau kepada ahli waris bila terjadi kematian.

3. Reinsurance

Merupakan perusahaan yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap resiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi. Reasuransi diperlukan karena biasanya asuransi menentukan batas maksimal nilai pertanggungan dan jika terjadi suatu kelebihan maka akan diasuransikan.

2. Social Insurance

perusahaan asuransi yang menyelenggarakan program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasar Undang-undang dengan tujuan memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Seperti BPJS

E. Terjadinya dan Kapan Berakhirnya Asuransi

Untuk menyatakan kapan perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung itu terjadi dan mengikat kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori perjanjian tersebut:

1. Teori tawar-menawar (bargaining thoery).

Menurut teori ini, setiap perjanjian hanya akan terjadi antara kedua belah pihak apabila penawaran (offer) dari pihak yang satu dihadapkan dengan penerimaan (acceptance) oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya. Keunggulan toeri tawar-menawar adalah kepastian hukum yang diciptakan berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh kedua pihak dalam asuransi antara tertanggung dan penanggung.

2. Teori penerimaan (acceptance theory).

(8)

kemudian dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh penanggung yang disebut polis asuransi.

Berakhirnya Asuransi. Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi berakhir, antara lain sebagai berikut:

1. Karena Terjadi Evenemen ( misal pada asuransi jiwa ) 2. Karena Jangka Waktu Berakhir

3. Karena Asuransi Gugur 4. Karena Asuransi Dibatalkan

ANJAK PIUTANG ( FACTORING ) A.Pengertian Anjak Piutang (Factoring)

Anjak Piutang atau disebut juga Factoring apabila dilihat secara leksikal terdiri dari dua kata yaitu Anjak dan Piutang. Anjak artinya berpindah atau bergerak sedangkan Piutang artinya uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih dari seseorang), tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan dapat dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya tagihan. Sehingga secara leksikal Anjak Piutang artinya adalah berpindahnya piutang. Sehingga perjanjian anjak piutang adalah perjanjian yang mendasari perpindahan tagihan sejumlah piutang kepada pihak lain.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan pasal 1 (e) bahwa Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Sedangkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan pasal 1 dan Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan bahwa perusahaan Anjak Piutang adalah Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

(9)

perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.

Anjak piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank.

1. Penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan.

2. Anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset (piutang).

3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.

Dari keseluruhan pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah utang piutang, baik pengambilalihan atau pembelian piutang yang bertujuan memperlancar kegiatan perusahaan dan menghindari kredit macet agar perusahaan yang mempunyai masalah utang piutang dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan baik dan lancar. Perusahaan anjak piutang tersebut juga akan mendapatkan diskon atau fee tertentu dari perusahaan yang mempunyai masalah utang piutang.

B.Kegiatan Anjak Piutang

Berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan pasal 4 bahwa (1) Kegiatan Anjak Piutang dilakukan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. (2) Kegiatan anjak piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (Without Recourse) dan Anjak piutang dengan jaminan dari penjual piutang (With Recourse).

(10)

Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, kegiatan anjak piutang terdiri dari :

1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.

2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang sesuai dengan kesepakatan.

3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.

Kegiatan diatas dapat dilakukan oleh perusahaan anjak piutang dengan terlebih dahulu melakukan perjanjian anjak piutang. Perjanjian Anjak Piutang ini terdiri dari tiga serangkaian hukum yaitu Subyek Hukum, Obyek hukum, dan Hubungan hukum atau peristiwa hukum. Subyek Hukum, adalah penjual, pembeli, dan perusahaan anjak piutang. Namun penamaan tersebut dirubah disesuaikan dengan hakikat anjak piutang. Perusahaan anjak piutang dikenal sebagai Factor, yaitu badan usaha yang menawarkan anjak piutang. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa dari anjak piutang, yaitu penjual atau supplier. Nasabah atau konsumen merupakan pihak yang mengadakan transaksi dengan klien. Obyek Hukum, merupakan piutang itu sendiri, baik dijual atau dialihkan atau di urus oleh pihak lain. Peristiwa Hukum, merupakan perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian antara perusahaan anjak piutang dengan klien.

C. Manfaat Anjak Piutang

Manfaat anjak piutang bagi perusahaan (klien) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana tunai sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa digunakan untuk modal kerja perusahaan. Aliran kas (cash in flow) akan lebih lancar karena perusahaan tidak perlu menunggu pencairan piutang sampai jatuh tempo.

2. Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat dialihkan ke lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu mengelola administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and collection service).

(11)

4. Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang dapat dibayar tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini tidak merusak hubungan baik antara perusahaan (klien) dengan pelanggannya (customer).

D.Peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang Dalam Mengatasi Permasalahan Pada Perusahaan

Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut pada prinsipnya berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target penjualan tidak tercapai. Disamping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha peningkatan produksi dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan secara kredit (Piutang) masih terabaikan.

Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada gilirannya dapat menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari lembaga keuangan.

Beberapa peran lembaga anjak piutang dalam rangka mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya penjualan.

2. Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan Crediet standing perusahaan.

3. Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan internasional.

4. Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan perputaran modal kerja.

5. Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang. 6. Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan

(12)

BAB III PENUTUP A.Kesimpulan

Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Peransuransian, asuransi atau peranggungan adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tanungan dan sumber pendapatan, sebagai alat pembayaran resiko, serta dapat membantu meningktakan kegiatan usaha.

Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan pemberian jasa penagihan, pembelian, dan pengelolaan penjualn kredit kliennya agar klien tersebut dapat lebih terfokus pada kegiatan usaha lainnya. Berbagai macam fasilitas yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang semuanya didasari dengan mempertimbangkan faktor risiko piutang yang tidak dapat ditagih atau macet. Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan yang memang sedang membutuhkan uang dengan segera yang semua kegiatannya diatur sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku agar tidak merugikan salah satu pihak.

(13)
(14)

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi (Diakses tanggal 1 Desember 2017). http://asuransibinagriya.blogspot.co.id/2011/11/disamping-sebagai-bentuk-pengendalian.html (Diakses tanggal 1 Desember 2017).

http://asuransibinagriya.blogspot.co.id/2011/11/dalam-dunia-asuransi-ada-6-macam.html (Diakses tanggal 1 Desember 2017).

https://anisahaseena.wordpress.com/2014/09/24/pengertian-asuransi-dan-jenis-jenisnya-serta-contoh-perusahaan-asuransi/ (Diakses tanggal 1 Desember 2017). https://id.wikipedia.org/wiki/Anjak_piutang (Diakses tanggal 1 Desember 2017). https://ekonomiwae.wordpress.com/2010/01/10/anjak-piutang-sekilas/(Diakses tanggal 1 Desember 2017).

https://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-piutang-dalam-ekonomi-indonesia/(Diakses tanggal 1 Desember 2017).

(15)

LOG BOOK

NO NAMA NPK KEGIATAN TTD

1 MUHAMMAD FAIQ

IZZULHAQ ALAUZA’I

34392 KONSEPTOR

2 MARIE YOSEFINA 34220 MENCARI

BAHAN MATERI

3 FEBRIKA HOAD 34184 MENCARI

REFERENSI 4 IRSALINA DAFINA PUTRI 34387 MEMBUAT PPT

5 MAHENDRA RESTU AJI 34389 EDITOR DAN

PRINT

Malang, 01 Desember 2017

Ketua Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Saya tidak akan bercerita tentang diri saya kepada orang yang baru saya

Pemanggilan dengan nilai merupakan cara yang dipakai untuk seluruh fungsi buatan yang telah dibahas pada praktikum sebelumnya.. Pada pemanggilan dengan nilai, nilai dari

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN BRONKITIS DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS (Bronkitis Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas).. Oleh :

Catatan : Daftar Nominatif ini dapat berubah jika ada sanggahan, pengaduan, duplikasi dan sebab lainnya.. Instansi

Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah data populasi (jumlah jenis yang ditemukan, jumlah individu dan sex ratio), habitat satwa (sumber pakan, tipe

Matriks SWOT Asuransi Jiwa Perorangan AJB Bumiputera 1912 KPR Pekanbaru Faktor Internal Faktor Eksternal Strength (S) x Brand name x Kualitas pelayanan x

Pada hasil penelitian biji yang telah dikeringkan dan diuji kadar air memiliki kadar air memiliki nilai antar 9-12%, sedangkan pada hasil uji viabilitas benih seperti