• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Total Quality Management (TQM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3. Total Quality Management (TQM)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Sistem

Manajemen

Mutu Konstruksi

Manajemen Kualitas

Total/

Total Quality

Management

(

Quality

Management Principles

)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK DisusunOleh

Teknik Teknik Sipil

03

11050 Reni Karno Kinasih, S.T.,M.T

Abstract

Kompetensi

Modul ini mengupas tentang Definisi,

Unsur, Prinsip, dan Metode Total Quality Management (TQM)

(2)

Definisi Manajemen Kualitas Total /Total

Quality Management

Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada

beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni :

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap

berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang

lain).

4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan.

Sehingga dapat didefinisikan TQM sebagai suatu pendekatan dalam menjalankan

usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui

perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

Unsur

Unsur Utama TQM

1. Fokus pada pelanggan

2. Obsesi terhadap kualitas

3. Pendekatan ilmiah.

4. Komitmen jangka panjang.

5. Kerja sama tim.

6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan.

7. Pendidikan dan pelatihan.

8. Kebebasan yang terkendali.

(3)

10.Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Prinsip - Prinsip TQM

Ada empat prinsip utama dalam TQM yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas

tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu,

tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Srimindarti

mengemukakan dalam tulisannya bahwa, Kunci persaingan dalam pasar

global adalah kualitas total yang mancakup penekanan-penekanan pada

kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan, kualitas

penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk kualitas lain

yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus kepada

pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal (Hansen dan Mowen, 1999).

Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipenuhi dalam segala aspek,

termasuk di dalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena

itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan

para pelanggan.

2. Respek Terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang menerapkan TQM, setiap karyawan dipandang

sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang khas. Dengan

demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling

bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan

dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam

tim pengambil keputusan.

(4)

Prinsip ini menekankan bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada

data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok yang

berkaitan dengan hal ini. Pertama prioritas (prioritization), yakni suatu

konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan di semua aspek pada saat

yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh

karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam

organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.

Konsep kedua, variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistic dapat

memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang

wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat

memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4. Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis

dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep ini terdiri dari

langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap

hasil yang diperoleh.

Metode TQM

Ada beberapa metode TQM, namun fokusnya adalah metode dari tiga pakar

utama pelopor dalam pengembangan TQM, yaitu W.

Edwards Deming, Joseph M. Juran, dan Philip B. Crosby.

1. Metode W. Edwards Deming

Selama ini Deming dikenal sebagai Bapak gerakan TQM. Deming mencatat

kesuksesan dalam memimpin revolusi kualitas di Jepang, yaitu

dengan memperkenalkan penggunaan teknik pemecahan masalah dan

(5)

menganjurkan penggunaan SPC agar perusahaan dapat membedakan penyebab

sistematis dan penyebab khusus dalam menangani kualitas. Ia berkeyakinan

bahwa perbedaan atau variasi merupakan suatu fakta yang tidak dapat dihindari

dalam kehidupan industri.

Siklus Deming (Deming Cycle)

Siklus ini dikembangkan untuk menghubungkan antara operasi dengan

kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua bagian dalam

perusahaan (riset, desain, operasi, dan pemasaran) secara terpadu dan sinergi

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Ross, 1994: 237). Siklus Deming adalah

model perbaikan berkesinambungan yang dikembangkan oleh W. Edward

Deming yang terdiri atas empat komponen utama secara berurutan yang dikenal

dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act)

2. Metode Joseph M. Juran

Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok / sesuai untuk digunakan (fitness for

use), yang mengandung pengertian bahwa suatu barang atau jasa harus dapat

memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya. Satu kontribusi Juran

yang paling terkenal adalah Juran’s Three Basic Steps to Progress, diantaranya :

 Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang

(6)

 Mengadakan program pelatihan secara luas.

c.Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat

manajemen yang lebih tinggi.

3. Metode Philip B. Crosby

Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan. Dalil

manajemen kualitas menurut Crosby adalah sebagai berikut :

 Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan.

Pada awalnya kualitas diterjemahkan sebagai tingkat kebagusan atau

kebaikan (goodness). Definisi ini memiliki kelemahan, yaitu tidak

menerangkan secara spesifik baik / bagus itu bagaimana. Definisi kualitas

menurut Corsby adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan

(conformance to requirements). Kurang sedikit saja dari persyaratannya

maka suatu barang atau jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan

tersebut dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan, kebutuhan

organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah, teknologi, serta pasar atau

persaingan.

 Sistem Kualitas adalah pencegahan

Pada masa lalu, sistem kualitas adalah penilaian (appraisal). Suatu produk

dinilai pada akhir proses. Penilaian akhir ini hanya menyatakan bahwa

apabila baik, maka akan diserahkan kepada distributor, sedangkan bila

buruk akan disingkirkan. Penilaian seperti ini tidak menyelesaikan

masalah, karena yang buruk akan selalu ada. Maka dari itu, sebaiknya

dilakukan pencegahan dari awal sehingga output-nya dijamin bagus serta

hemat biaya dan waktu. Dalam hal ini dikenal the law of tens. Maksudnya,

(7)

rupiah. Akan tetapi, bila ditemukan di proses kedua, maka biayanya

menjadi 10 rupiah. Atas dasar itulah sistem kualitas menurut Corsby

merupakan pencegahan.

 Kerusakan Nol (zero defect) merupakan standard kinerja yang harus

digunakan

Konsep yang berlaku di masa lalu, yaitu konsep mendekati (close enough

concept), misalnya efisiensi mesin mendekati 95 persen. Namun, coba

dihitung berapa besarnya inefisiensi 5 persen bila dikalikan dengan

penjualan. Bila diukur dalam rupiah, maka baru disadari besar sekali

nilainya. Orang sering terjebak dengan nilai persentase, sehingga Crosby

mengajukan konsep kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai bila

perusahaan melakukan sesuatu dengan benar sejak pertama proses dan

setiap proses.

Dua Puluh Strategi Perbaikan

Berkesinambungan

Goetsch dan Davis (1994) mengemukakan dua puluh strategi perbaikan

berkesinambungan sebagai berikut :

1. Pengurangan Lead Time

Lead time dapat dikurangi dengan jalan mengevaluasi faktor-faktor seperti

waktu pemrosesan order, waktu tunggu sebelum tahap produksi, lead time

pemanufakturan, waktu penyimpanan, dan waktu pengiriman.

2. Flow Production

Flow production adalah produksi yang berjalan dengan halus dan

terus-menerus tanpa gangguan.

(8)

Aliran produksi tradisional biasanya berjalan lurus. Dengan group

technology, proses diatur sehingga aliran kerjanya berbentuk huruf U. Ada

beberapa manfaat yang diperoleh dari group technology, yaitu :

o Lead time yang lebih singkat o Fleksibilitas lebih tinggi

o Waktu penanganan bahan baku yang lebih singkat o Barang dalam proses dapat diminimumkan

o Fleksibilitas dengan memperhatikan volume o Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit

4. Level Produksi

Level produksi disusun sedemikian rupa untuk mempermudah produksi

dan menghemat biaya.

5. Synchorized Production

Strategi ini berupaya mensikronkan lini produksi dan pemasok. Dengan

demikian pemasok dapat mengirimkan bahan baku yang dibutuhkan

dalam jumlah dan waktu yang tepat, serta ke tempat di lini produksi yang

tepat.

6. Overlapped/ parallel production

Strategi ini mengubah lini produksi yang panjang dengan kapasitas

produksi yang besar menjadi lini produksi dengan ukuran yang lebih kecil..

hal ini memungkinkan diproduksinya beberapa macam konfigurasi yang

berbeda- beda dari suatu produk yang sama dalam saat yang bersamaan

dan atau berjalan bersamaan (parallel).

7. Schedule yang fleksibel

Produksi dan kemampuan untuk melakukan overlap/ parallel production

memberikan kemudahan dalam

penjadwalan (scheduling). Semakin banyak pilihan yang tersedia

bagi penjadwalan produksi, mereka akan semakin felsibel dalam menyusun

(9)

8. Pull Control

Dengan pull control yang baik, aliran kerja dalam proses berlangsung tanpa

terganggu oleh waktu tunggu yang lama antar tahap produksi.

9. Visual Control

Visual control merupakan sistem penyebaran informasi yang

memungkinkan teridentifikasinya ketidaknormalan yang terjadi dalam

suatu proses.

10.Stockless Production

Strategi ini merupakan pendekatan dalam menangani pekerjaan,

persediaan, perencanaan lead time, penyeimbangan proses, pemanfaatan

kapasitas, dan siklus skedul yang mengurangi barang dalam proses.

11.Jidoka

Jidoka berarti menghentikan semua proses bila ditemukan kerusakan

sehingga tidak akan menyebabkan masalah tambahan.

12.Pengurangan waktu Setup

Strategi ini meliputi segala aktivitas yang dapat mengurangi waktu yang

dibutuhkan untuk menghentikan suatu proses dan kemudian memulai

kegiatan produksi lainnya.

13.In-process control

Barang dalam proses merupakan barang yang menganggur (idle),

menunggu untuk diproses lebih lanjut. Pengendalian terhadap jumlah

barang dalam proses meliputi usaha mengorganisasikan aliran produksi

yang lebih fleksibel.

14.Perbaikan kualitas

Selain meningkatkan produktivitas dengan menggunakan berbagai strategi,

perlu pula melakukan perbaikan kualitas secara simultan atau bersamaan.

(10)

Dalam strategi ini, keputusan lebih didasarkan pada total cost cycle

daripada biaya suatu bagian proses saja. Jadi, penekanannya adalah pada

pengurangan biaya keseluruhan.

16.Cost curve

Kurva biaya ini bermanfaat dalam membantu manajer untuk menghemat

biaya menangani order. Kurva ini enggambarkan secara grafis seberapa

besar biaya terakumulasi dan dibebankan pada pelanggan. Biaya yang

disajikan dalam kurva biaya terdiri atas biaya bahan baku dan biaya

konversi.

17.Mushroom concept

Strategi ini dirancang untuk memperluas basis pelanggan suatu peusahaan

dengan jalan menciptakan suatu produk yang bervariasi tetapi tetap dalam

bentuk baku. Hal ini dapat dicapai dengan cara mempertahankan proses

standar selama siklus produksi keseluruhan dan hanya melakukan

panambahan karakteristik (ciri-ciri) yang berbeda pada tahap akhir proses,

sehingga akhir yang dihasilkan beraneka ragam.

18.Pemasok sebagai mitra

Strategi ini melibatkan pemasok sebagai mitra dalam seluruh fase

pengembangan produk. Apabila pemasok tersebut memahami apa yang

diinginkan peusahaan, maka mereka dapat berusaha membantu sebisa

mungkin.

19.Total Industrial Engineering

Konsep ini menggabungkan tiga unsur yaitu organisasi, teknik dan

orang-orang yang terkait dalam rangka melakukan perbaikan

berkesinambungan. Fokus utama total industrial engineering adalah sistem

industrinya.

20.Total Productive Maintenance (TPM)

TPM berarti memelihara semua sistem dan peralatan secara terus-menerus

(11)

sistem kurang terpelihara. Bila hal ini terjadi, maka sistem tersebut tidak

dapat mendukung produktivitas dan kualitas yang tinggi dalam rangka

meningkatkan daya saing.

Daftar Pustaka

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality

Management. Cetakan Kedua, Andi Offset, Yogyakarta.

Gaspersz, Vincent. 2001. Total Quality Manajemen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Purnama, Nursya’bani. 2006. Manajemen Kualitas Perspektif Global. Ekonisia,

Yogyakarta.

Hitt,Michael A, R.Duane Ireland dan Robert E. Hoskisson. 2001. Manajemen

Strategis : Daya Saing dan Globalisasi. Salemba Empat, Jakarta.

Nasution, M.N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality

Management). Ghalia Indonesia, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

SMA Negeri 3 Yogyakarta memiliki komitmen melakukan peningkatan sistem manajemen mutu secara terus menerus untuk memberikan kepuasan pelanggan yakni dengan: (1)

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup

Dalam kehidupan kita sehari-hari sering kali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya mengenai kualitas barang buatan luar negeri atau barang impor yang lebih

Keunggulan daya saing dapat diperoleh apabila setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk menyajikan setiap proses dalam operasi bisnisnya secara lebih baik dalam

Karyawan di perusahaan saya diberikan kebebasan dan fleksibilitas untuk melakukan hal-hal baru yang dapat memperbaiki perusahaan ke arah yang lebih baik4. Karyawan dalam

Hasil analisis menyatakan bahwa signifikansi variabel ketidakpastian lingkungan (X4) sebesar 0,014 lebih kecil dari  (0,05) artinya ketidakpastian lingkungan

Maka berdasarkan saran penelitian sebelumnya, penelitian ini akan membahas lebih dalam lagi mengenai peran apa yang akan didapat oleh Bank Syariah dengan memasukan alasan lain yang