• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir M 6 .docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Akhir M 6 .docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMKN 1 Balige Bahan Kelas/Semester : X/I (satu)

ProgramStudi : TKR, TSM, BKP Bentuk Tes : PG

Mata Pelajaran : FISIKA Tahun Ajaran : 2018/2019

Kuriulum : K-13 Penyusunan : Lavanter J. Simamora

Standar Kompetensi

6. Menerapkan konsep suhu dan kalor

Tahapan Berpikir : C1 No : 1

Alat untuk mengukur suhu disebut. . . . A. Termosmeter

B. Termometer C. Kalorimeter D. Barometer E. Hidrometer Jawaban

Kompetensi Dasar

6.1 Menguasai konsep suhu dan kalor

B

Materi

Suhu dan kalor Indikator Soal

(2)

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMKN 1 Balige Bahan Kelas/Semester : X/I (satu)

ProgramStudi : TKR, TSM, BKP Bentuk Tes : PG

Mata Pelajaran : FISIKA Tahun Ajaran : 2018/2019

Kuriulum : K-13 Penyusunan : Lavanter J. Simamora

Standar Kompetensi

6. Menerapkan konsep suhu dan kalor

Tahapan Berpikir : C1 No : 2

Dibawah ini adalah alasan air tidak dipergunakan sebagai zat pengisi tabung termometer adalah kecuali. . . .

A. Mudah didapatkan B. Membasahi dinding C. Jernih tidak berwarna D. Jangkauan suhu terbatas

E. Merupakan konduktor yang buruk Jawaban

Kompetensi Dasar

6.1 Menguasai konsep suhu dan kalor

A

Materi

Suhu dan kalor Indikator Soal

(3)

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMKN 1 Balige Bahan Kelas/Semester : X/I (satu)

ProgramStudi : TKR, TSM, BKP Bentuk Tes : PG

Mata Pelajaran : FISIKA Tahun Ajaran : 2018/2019

Kuriulum : K-13 Penyusunan : Lavanter J. Simamora

Standar Kompetensi

6. Menerapkan konsep suhu dan kalor

Tahapan Berpikir : C3 No : 3

Suatu zat diukur menggunakan termometer Celcius menunjukkan angka 800 C. jika zat tersebut diukur menggunakan termometer Reamur akan menunjukkan suhu . . .

A. 8 0R B. 16 0R C. 40 0R D. 64 0R E. 80 0R Jawaban

Kompetensi Dasar

6.3 Mengukur suhu dan kalor

D

Materi

Suhu dan kalor Indikator Soal

(4)

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMKN 1 Balige Bahan Kelas/Semester : X/I (satu)

ProgramStudi : TKR, TSM, BKP Bentuk Tes : PG

Mata Pelajaran : FISIKA Tahun Ajaran : 2018/2019

Kuriulum : K-13 Penyusunan : Lavanter J. Simamora

Standar Kompetensi

6. Menerapkan konsep suhu dan kalor

Tahapan Berpikir : C3 No : 4

Suatu zat diukur menggunakan termometer Celcius menunjukkan angka 200 C. jika zat tersebut diukur menggunakan termometer kelvin akan menunjukkan angka . . .

A. 293 K B. 273 K C. 253 K D. 200 K E. 20 K Jawaban

Kompetensi Dasar

6.3 Mengukur suhu dan kalor

A

Materi

Suhu dan kalor Indikator Soal

(5)

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMKN 1 Balige Bahan Kelas/Semester : X/I (satu)

ProgramStudi : TKR, TSM, BKP Bentuk Tes : PG

Mata Pelajaran : FISIKA Tahun Ajaran : 2018/2019

Kuriulum : K-13 Penyusunan : Lavanter J. Simamora

Standar Kompetensi

7. Menerapkan konsep fluida

Tahapan Berpikir : C2 No : 7

Dalam fisika ilmu yang mempelajari zat alir yang mengalir disebut . . .

A. Fluida hidrostatis B. Fluida statistik C. Fluida dinamis D. Fluida stratis E. Fluida statis Jawaban

Kompetensi Dasar

7.1 Menguasai hukum fluida statis

C

Materi Fluida statis Indikator Soal

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian fluida dinamis

(6)

Jenis Sekolah : SMKN 1 Balige Bahan Kelas/Semester : X/I (satu)

ProgramStudi : TKR, TSM, BKP Bentuk Tes : PG

Mata Pelajaran : FISIKA Tahun Ajaran : 2018/2019

Kuriulum : K-13 Penyusunan : Lavanter J. Simamora

Standar Kompetensi

7. Menerapkan konsep fluida

Tahapan Berpikir : C3 No : 8

Seekor ikan berada pada kedalaman 5 m dari permukaan air sebuah danau. Jika massa jenis air 1.000 kg/m3 dan percepatan gravitasi 10 m/s2, maka tekanan yang dialami ikan tersebut adalah . . . .

A. 5 x 105 N/m2 B. 5 x 104 N/m2 C. 5 x 103 N/m2 D. 2 x 104 N/m2 E. 2 x 103 N/m2 Jawaban

Kompetensi Dasar

7.3 Menghitung fluida statis

B

Materi Fluida statis Indikator Soal

Peserta didik dapat menentukan tekanan yang dialami suatu benda melalui perhitungan

(7)

Jenis Sekolah : SMKN 1 Balige Bahan Kelas/Semester : X/I (satu)

ProgramStudi : TKR, TSM, BKP Bentuk Tes : PG

Mata Pelajaran : FISIKA Tahun Ajaran : 2018/2019

Kuriulum : K-13 Penyusunan : Lavanter J. Simamora

Standar Kompetensi

7. Menerapkan konsep fluida

Tahapan Berpikir : C3 No : 9

Perhatikan gambar kaleng disamping. kaleng tersebut diberi 3 lubang seperti gambar. Jika kaleng tersebut isi penuh dengan air maka keadaan yang akan terjadi adalah . . .

A.Jarak pancuran air pada lubang A lebih jauh dari pancuran air pada lubang B

B.Jarak pancuran air pada lubang A lebih jauh dari pancuran air pada lubang C

C.Jarak pancuran air pada lubang B lebih jauh dari pancuran air pada lubang A

D.Jarak pancuran air pada lubang A sama dengan jarak pancuran air pada lubang B E. Jarak pancuran air pada lubang B lebih jauh

dari pancuran air pada lubang C Jawaban

Kompetensi Dasar

7.1 Menguasai hukum fluida statis

C

Materi Fluida statis Indikator Soal

Peserta didik dapat menjelaskan bahwa kedalaman mempengaruhi besar tekanan yang dialami benda

(8)

A. Pengertian Tes

Istilah tes diambil dari kata “testum” suatu pengertian dalam bahasa Perancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah. Dalam perkembangannya, istilah tes diadopsi dalam psikologi dan pendidikan.

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Menurut seorang ahli bernama James Ms. Cattel, pada tahun 1890 telah memperkenalkan pengertian tes ini kepada masyarakat melalui bukunya yang berjudul “mental test and measurement”. Selanjutnya di Amerika Serikat tes ini berkembang dengan cepat sehingga dalam tempo yang tidak begitu lama masyarakat mulai menggunakannya.

Banyak ahli yang mulai mengembangkan tes ini untuk berbagai bidang, namun yang terkenal adalah sebuah tes intelegensi yang disusun oleh orang Perancis bernama Binet, yang kemudian di bantu penyempurnaannya oleh Simon, sehingga tes tersebut dikenal sebagai tes binet-simon (tahun 1904).

Pengertian tes lebih ditekankan pada penggunaan alat pengukuran. Terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan tes, yaitu tes, testing, testee dan tester, maka diterangkan sebagai berikut:

Tes: adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya : melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan dan sebagainya.

–Testing: testing merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan atau testing saat pengambilan tes.

–Testee :(dalam istilah Indonesia tercoba), adalah responden yang sedang mengerjakan, dinilai atau diukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian dan sebagainya.

Tester:(dalam istilah Indonesia: percoba), adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan lain perkataan, tester adalah subyek evaluasi (tetapi adakalanya hanya orang yang ditunjuk oleh subyek evaluasi untuk melaksanakan tugasnya). Menurut Sumadi Suryabrata (1984:22) tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana tester menjawab pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu, penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan dengan standar atau testee yang lain.

Untuk memahami tentang pengertian tes, berikut ini dikutip beberapa pendapat pendapat para ahli, yaitu :

(9)

b. Tes merupakan serangkaian tugas-tugas yang digunakan dalam berbagai observasi (Sax, 1980)

c. Tes seringkali berkonotasi dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang standar yang perlu dijawab ( Mehrenns & Lehmann, 1973)

B. Pengertian Tes Objektif

Tes objektif yang juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test) tes ya-tidak (yes-no test) dan test model baru (new tipe test) adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (item) yang dapat jawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu jawaban (atau lebih) di antara beberapa kemungkinan jawaban yang dapat dipasangkan pada masing-masing items atau dengan cara mengisikan (menuliskan) jawaban berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir items yang bersangkutan.

Dilihat dari sistem penskorannya, tes objektif akan menghasilkan skor yang sama. Sebagaimana nama yang digunakannya, soal objektif adalah soal yang tingkat kebenarannya objektif. Oleh karenanya, tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif (Arikunto, 1995: 165). Karena sifatnya yang objektif maka penskorannya dapat dilakukan dengan bantuan mesin. Soal ini tidak memberi peluang untuk memberikan penilaian yang bergradasi karena dia hanya mengenal benar dan salah. Apabila respons siswa sesuai dengan jawaban yang dikehendaki maka respons tersebut benar dan biasa diberi skor 1. Apabila kondisi yang terjadi sebaliknya, maka respons siswa salah dan biasa diberi skor 0. Jawaban siswa bersifat mengarah kepada satu jawaban yang benar (convergence).

Merujuk kepada berbagai pendapat tentang tes objektif dapat diambil kesimpulan bahwa tes objektif adalah tes yang semua informasi yang diperlukan peserta tes untuk memberikan respon telah disediakan oleh penyusun tes, sehingga peserta tes tinggal memilihnya. Jawaban yang berupa pilihan bersifat deterministik, sehingga hanya ada dua kemungkinan kebenaran jawaban – benar atau salah.

C. Ketepatan Penggunaan Tes Objektif

Tes hasil belajar bentuk objektif sebagai salah satu bentuk tes hasil belajar tepat digunakan apabila tester berhadapan dengan kenyataan-kenyataan disebutkan berikut ini:

1. Peserta tes jumlahnya cukup banyak

2. Penyusun tes (tester) telah memiliki kemampuan dan bekal pengalaman yang

luas dalam menyusun butir-butir tes obyektif.

3. Penyusunan tes memiliki waktu yang cukup longgar dalam mempersiapkan

penyusunan butir-butir soal test objektif.

4. Penyusun tes merencanakan, bahwa butir-butir tes soal objektif itu tidak hanya

akan dipergunakan dalam satu kali tes saja melainkan akan dipergunakan lagi dalam kesempatan tes hasil belajar yang akan datang.

5. Penyusunan tes mempunyai keyakinan penuh bahwa dengan menggunakan

(10)

mengetahui kualitas butir-butir itemnya, misalnya dari segi derajat kesukaran, daya pembedanya dan sebagainya.

6. Penyusunan tes objektif berkeyakinan bahwa dengan menggeluarkan butir-butir

soal tes objektif maka prinsip objektivitas akan lebih mungkin untuk diwujudkan ketimbang menggunakan butir-butir soal tes subjektif.

D. Kebaikan dan Kelemahan Tes Objektif

Seperti halnya tes uraian, sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik, tes objektif ini disamping memiliki keunggulan-keunggulan juga memiliki kekurangan-kekurangan.

Di antara keunggulan-keunggulan yang memiliki yang dimiliki oleh tes objektif ialah bahwa:

1. Tes objetif sifatnya lebih representatif dalam hal mencakup dan mewakili materi

yang telah diajarkan kepada peserta didik atau telah diperintahkan kepada peserta didik untuk mempelajarinya.

2. Tes objektif lebih memungkinkan bagi tester untuk bertindak lebih objektif, baik

dalam mengoreksi lembar-lembar soal, menentukan bobot skor maupun dalam menentukan hasil nilai tesnya.

3. Mengoreksi tes objektif jauh lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan

tes uraian, bahkan dapat menggunakan menggunakan alat-alat kemajuan teknologi misalnya mesin scanner.

4. Berbedanya dengan tes uraian, maka tes objektif memberikan kemungkinan

kepada orang lain untuk ditugasi atau dimintai bantuan guna mengoreksi hasil tes tersebut.

5. Butir-butir soal pada tes objektif jauh lebih mudah dianalisis, baik dari segi derajat kesukarannya, daya pembedanya, validitas maupun reliabilitasnya.

Adapun dari segi kelemahan dari tes objektif antara lain adalah:

1. Menyusun butir-butir soal tes objektif adalah tidak semudah seperti halnya menyusun tes uraian.

2. Tes objektif pada umumnya kurang dapat mungukur atau mengungkap proses

berpikir tinggi atau mendalam.

3. Dengan tes objektif, terbuka kemungkinan bagi testee untuk bermain spekulasi,

tebak terka, adu untung dalam memberikan jawaban soal.

4. Cara memberikan jawaban soal pada tes objektif dimana dipergunakan

simbol-simbol huruf yang sifatnya seragam seperti A, B, C, D dan sebagainya ini memungkinkan peluang bagi testee untuk saling bekerja sama.

E. Petunjuk Penggunaan Tes Objektif

Dengan tujuan agar tes objektif betul-betul dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur hasil belajar, maka petunjuk operasional berikut ini kiranya dapat dijadikan pedoman dalam menyusun butir-butir item obyektif.

(11)

Kedua, setiap kali alat pengukur hasil belajar berupa tes obyetif itu selesai digunakan, hendaknya dilakukan penganalisisan item dengan tujuan dapat mengidentifikasi butir-butir item mana yang sudah termasuk dalam kategori “baik” dan butir-butir-butir-butir item mana yang masih termasuk dalam kategori “kurang baik” dan “tidak baik”.

Ketiga, dalam rangka mencegah timbulnya permainan spekulasi dan kerjasama yang tidak sehat di kalangan testee, perlu disiapkan terlebih dahulu suatu norma yang memperhitungkan faktor tebakan. Norma dimaksud berupa sanksi yang akan diberikan kepada testee, di mana untuk setiap butir item yang dijawab salah, kepada testee yang bersangkutan akan dikenai denda berupa pengurangan skor. Dengan cara demikian maka testee diharapkan akan bekerja secara jujur dan berusaha menjawab soal menurut keyakinannya sendiri, sebab bukan mungkin bahwa “pertolongan” yang diperoleh dari kalimat testee lainnya justru akan menjadi “mala petaka” bagi dirinya sendiri.

Keempat, agar tes obyektif disamping mengungkap aspek ingatan atau hafalan juga dapat mengungkap aspek-aspek berpikir yang lebih dalam, maka dalam merancang dan menyusun butir-butir item tes obyektif hendaknya tester menggunakan alat bantu berupa tabel spesifikasi soal atau yang sering dikenal dengan istilah blue print atau kisi-kisi soal. Dengan menggunakan alat bantu tersebut diharapkan akan terjadi keseimbangan antara butir soal (yang jumlahnya cukup banyak itu) dengan aspek-aspek psikologis (yang seharusnya diungkapkan dalam tes tersebut).

Kelima, dalam menyusun kalimat soal-soal tes obyektif, bahasa atau istilah-istilah yang dipergunakan hendaknya cukup sederhana, ringkas, jelas dan mudah dipahami oleh testee. Susunan kalimat yang berkepanjangan istilah-istilah yang tidak jelas atau meragukan dapat berakibat terjadinya hambatan bagi testee untuk memberikan jawabannya.

Keenam, untuk mencegah terjadinya silang pendapat atau perbedaan antara testee dengan tester, dalam menyusun butir-butir soal tes obyektif hendaknya diusahakan sungguh-sungguh agar tidak ada butir-butir yang dapat mengahasilkan penafsiran ganda atau kerancuan dalam pemberian jawabannya.

Ketujuh, cara memenggal atau memutus kalimat, membubuhkan tanda baca seperti titik, koma dan sebagainya, penulisan tanda-tanda aljabar seperti kuadrat, akar dan sebagainya, hendak ditulis dengan secara benar, usahakan agar tidak terjadi kesalahan ketik atau kesalahan cetak sehingga tidak mengganggu konsentrasi testee dalam memberikan jawaban soal.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(2011) Pada dasarnya seseorang yang mempunyai tungkai yang panjang dapat mencapai jarak lompatan yang lebih jauh dibandingkan dengan orang yang mempunya tungkai yang

Salah satu faktor penyebab banjir adalah perubahan alih fungsi lahan dari lahan pertanian atau hutan berubah menjadi perumahan dan akan dapat menimbulkan dampak

Alasan paling umum memelihara burung adalah karena suka dengan burung (di Tobelo 42 pemeli- hara, Ternate 34 pemelihara), alasan yang lain cukup beragam diantaranya untuk

Yang bertanda tangan di bawah ini saya RIFKI FACHRUROZI, menyatakan bahwa skipsi dengan judul : “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

Dari hasil verifikasi, diperoleh bahwa semua metode yang terpilih untuk masing- masing pelumas adalah representatif dan berdasarkan hasil validasi diperoleh bahwa tidak

Pada pengembangan produk ini memiliki beberapa tujuan yaitu memasyarakatkan dan meningkatkan nilai jual Heliksmart untuk menambah daya tarik pengendara motor terhadap

„ Mereka telah memastikan bahwa Mereka telah memastikan bahwa Allah tidak memanggilnya untuk. Allah tidak

30 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hukum terhadap Notaris atas pengambilan dokumen yang berada dalam penyimpanan protokol Notaris dan pemanggilan Notaris untuk kepentingan