• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILM DENGAN UNSUR SEKSUAL ATAU PORNOGRAF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FILM DENGAN UNSUR SEKSUAL ATAU PORNOGRAF"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FILM DENGAN UNSUR SEKSUAL ATAU PORNOGRAFI DAN

DAMPAKNYA TERHADAP GENERASI MUDA DI INDONESIA

Ditinjau dari perspektif etika penyiaran, etika perfilman, dan teori media massa

Esai

Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Filsafat dan Etika Komunikasi

F-KOM-3

Dosen Pengampu

Dr. Antoni, S.Sos., M.Si

Oleh :

Farikha Rachmawati (135120200111068)

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

Film dengan Unsur Seksual atau Pornograf dan

Dampaknya terhadap Generasi Muda

Oleh : Farikha Rachmawati

Pesatnya perkembangan teknologi memudahkan manusia mengakses apapun dari belahan dunia manapun. Beredarnya film berunsur seksual hampir di setiap film televisi dan film pornografi di dunia maya, memudahkan setiap orang untuk menontonnya. Seperti yang tertuang dalam buku “Ethic in media communication” dijelaskan bahwa dilema etika ada dimana-mana. Studi etika kemudian menjadi penting untuk memilih pilihan moral dalam segala situasi.

Ketika dihadapkan kepada sebuah situasi dimana sahabat terdekat kita misalnya mengatakan “yuk nonton film ini, bagus loh”, kita tau bahwa film itu bukanlah hal yang baik bagi diri kita, namun ajakan sahabat yang begitu dekat untuk menonton film porno dan diikuti dengan rasa keingin tahuan generasi muda menjadikannya dilema luar biasa. Saya mungkin boleh berpendapat bahwa generasi seusia saya, sebelum saya dan sesudah saya pernah mengalami hal ini.

Film dengan unsur seksual dan pornografi sesungguhnya sangat tidak sesuai dengan etika penyiaran, etika perfilman dan budaya Indonesia. Menjadi penting untuk kita mengetahui, mengkaji, mengkritik, dan memperbaiki film-film yang mengandung unsur seksualitas dan pornografi guna meminimalisir dampaknya bagi generasi muda khususnya di Indonesia.

(3)

Sebelum berbicara mengenai seks di Indonesia, ada baiknya kita melirik budaya seks di negara barat. Seks di negara barat memang sudah menjadi hal biasa, tapi tidak di Indonesia. Di negara barat, bukan lagi seks bahkan prostitusi dianggap bukan lagi hal terendah. Seks sudah menjadi hal yang biasa, bahkan seseorang akan tampak aneh jika sudah remaja namun tidak melakukan seks.

Bagi mereka, masih ada hal lain yang lebih rendah dibandingkan prostitusi. Hal ini sesuai dengan penuturan Julie Salomon dalam karyanya “rent bodies sells ticket” yang menyebutkan bahwa “This befits Ms. Borden's self-proclaimed role as a "cinematic anthropologist" out to show the superiority of prostitution over other kinds of routine work for women. In an interview, she repeated her view that "there are other employment situations where women can feel much more demeaned than they do in prostitution." This may sound like addled Marxism, but it actually has more to do with the New York real-estate market than with dialectical materialism.”

Indonesia sebagai negara berkembang banyak berkiblat pada negara barat. Maraknya bumbu seksualitas dan pornografi di Indonesia persis seperti apa yang dituangkan dalam teori imperialisme budaya (Cultural Imperialism Theory). Budaya seks di Indonesia sebenarnya adalah sesuatu yang sangat tabu. Namun karena berkiblat kepada barat, budaya seks dilegalkan di barat, lalu seakan-akan dilegalkan pula di Indonesia. Masuknya budaya barat yang di blow up di media massa akhirnya menjadi trend baru yang membahayakan budaya Indonesia.

Trend ini kemudian dimanfaatkan oleh industri perfilman untuk menyetir perfilman Indonesia sesuai dengan ideologi barat. Negara yang sudah lama terpengaruh dan lama-kelamaan menjadi libertarian akan dipengaruhi oleh pasar sesuai dengan teori normatif media massa. Tak bisa dielakkan lagi, kemuauan pasar akhirnya menyetir arah perfilman di indonesia. Bukan lagi mementingkan etika, namun insan film harus tunduk pada kemauan ideologi pasar jika tidak akan ditinggalkan oleh investor film.

(4)

Film horror Indonesia merupakan sebuah film yang tidak sesuai judulnya. Film horror indonesia dikemas ‘manis’ hingga tak lagi terdeteksi aroma pornografinya. Film horor Indonesia lebih banyak memasukkan unsur sensualitas sebagai penarik hati penonton, kemudian dijadikan racikan utama. Kehebatan pengemasan film horor Indonesia dengan ranah komedi menjadikannya seakan-akan aman masuk di perfilman Indonesia.

Kita hanya sedang dibius dalam kedamaian, dijajah industri komersialisasi perfilman. Kita hanya tidak sadar bahwa film yang beredar bukan hanya di tonton oleh kalangan usianya, namun juga oleh anak SD, SMP, SMA yang sedang labil dan trend budaya pacaran. Memang, bioskop melarang anak dibawah umur untuk tidak menonton, tapi kini ada ganool, ada situs download film yang mudah. Sesuai dengan proses belajar manusia, khususnya remaja ialah mencoba dan melakukan apa yang dilihatnya. Miris membayangkan pemikiran dan perlakuan mereka yang dewasa sebelum waktunya.

Kasus film Jan Dara bisa kita jadikan suatu contoh kasus film porno yang beredar dalam media sosial youtube. Film Jan Dara merupakan sebuah film Thailand yang berangkat dari sebuah novel sastra. Film ini meraih kesuksesannya sejak 2001 dan dimuat jilid selanjutnya. Film yang mengisahkan seorang anak yang ditinggal mati ibu saat melahirkannya, kemudian dibenci oleh ayahnya. Film ini dikemas begitu menyedihkan, menampilkan Mario Maurer sebagai tokoh utamanya menjadikan film ini begitu terkenal dan dimuat dalam banyak versi oleh negara-negara lain.

Film Jan Dara memiliki kemasan sebuah cerita dramatis, namun tetap saja menonjolkan segi pornografi yang begitu vulgar. Industri film seakan benar-benar pintar membidik aktor yang sedang diminati remaja, mario maurer misalnya. Mario maurer sudah terkenal di beberapa film cinta seperti little thing called love, hal ini menarik remaja untuk menonton film Jan Dara. Kesuksesan film ini akhirnya memacu pembuatan film Jan Dara versi negara lain yang beredar jelas tanpa sensor di youtube.Film berunsur seksualitas dan pornografi seperti film horor Indonesia dan film Jan Dara memang memiliki nilai komersialitas yang tinggi, namun tidak sesuai dengan etika budaya Indonesia yang berdampak besar khususnya bagi generasi muda.

(5)

Seperti yang dituangkan dalam jurnal online science direct bahwa “the potential of augmented media to reinforce negative and compulsive behaviors and to distribute such socially destructive content as pornography”. Potensi media ini kemudian dapat menimbulkan dampak, diantaranya : Hasil studi Komisi Nasional (KOMNAS) Perempuan RI membuktikan, dari proses investigasi terhadap 201 kasus perkosaan tahun 2000-2004, hasilnya menunjukkan 56,71% diakui pelaku akibat menonton film porno. Sementara itu, berdasarkan catatan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK Jakarta, kebanyakan anak-anak atau remaja yang melakukan kekerasan seksual, lantaran terangsang tayangan VCD porno dan pengaruh minuman keras (berdasarkan 185 kasus kekerasan yang diterima LBH Apik sepanjang 2005).

Tak hanya itu, di tahun 2014 masih saja marak tingkat kejahatan seperti pencabulan, pemerkosaan (Tribunnews.com, 2014) dan banyak kasus seks bahkan di dunia pendidikan. Hal ini menjadi suatu hal yang kruisial karena merusak moral generasi muda kelak. Mengetahui, memahami dan menjalankan etika dewasa ini menjadi sesuatu yang penting demi mempertahankan kualitas generasi muda. Etika penyiaran dan perfilman akan membantu kita mengetahui proses produksi film yang tepat sasaran dan tidak merugikan generasi muda.

Sebuah siaran yang baik (JRKI, 2014) seharusnya mengandung informasi pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran. Isi siaran wajib dijaga netralitasnya, tidak bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong, tidak menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalah-gunaan narkotika dan obat terlarang; atau mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan. Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.

(6)

pemberantasan pengedar video porno, tidak adanya suatu tim khusus untuk lebih pro aktif dalam hal persoalan peredaran video porno.

Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan mengerikan sekali membayangkan akan ada FTV Indonesia bertransformasi menjadi film hollywood & bollywood versi Indonesia yang tayang secara bebas di televisi maupun bioskop. Budaya Indonesia benar-benar akan hilang jikalau tidak sedari dini kita mengantisipasinya. Generasi muda akan kehilangan cita-citanya ketika belum mencapai usianya, mereka sudah harus mengurus bayi.

Indonesia sebagai sebuah negara berkembang masih membutuhkan generasi-generasi muda yang cerdas, aktif, ambisius, gila, kritis, dan berani memberikan arah bagi negeri ini ke depannya. Sangat disayangkan jika generasi muda di Indonesia menyudahi pendidikan tanpa memiliki pegangan moral dan etika yang kuat. Pengambangan pendidikan berbasis moral dan etika kemudian menjadi sesuatu yang sangat penting.

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,

Dari hasil analisa citra topografi dapat rancang juga bebera pa skena rio pencegahan dan penanggulangan pada DAS yang rawan bencana, diantaranya dengan mengeruk endapan

4) Aktivitas siswa pada siklus I secara klasikal berada pada kategori cukup tinggi pada nilai rata-rata 53.3%. Namun terdapat aspek aktivitas siswa yang perlu dilakukan tindakan

Kontak Kwalifikasi pemburu Tartihy Inf terpusat Tar Bintal TNI AD Suspa Jarah 02. Bati Urpam Tuud

Dalam konteks tersebut, hegemoni dengan demikian sangat terkait dengan kontrol sosial suatu kelas atau kelompok tertentu terhadap kelas yang lain, terutama kelas

Sindrom intoksikasi kokain (menghalangi reuptake dopamin) dan amfetamin (menyebabkan pelepasan dopamin) sifatnya serupa. Oleh karena penelitian tentang penyalahgunaan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa aplikasi monitoring lampu secara jarak jauh berbasis wifi dapat berfungsi dengan baik, dibuktikan dengan konektivitas pada prototype