• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Proses Alokasi Biaya departemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tahapan Proses Alokasi Biaya departemen "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tahapan Proses Alokasi Biaya

Menurut Armanto Witjaksono dalam bukunya Akuntansi Biaya (2006), tahapan-tahapn dalam melakukan proses alokasi biaya adalah sebagai berikut:

a. Tahap pertama melakukan alokasi biaya kepada pusat pertanggungjawaban dengan cara mengidentifikasi biaya-biaya yang akan dialokasikan terhadap objek biaya termasuk juga identifikasi atas dasar alokasi (allocation base) dari objek biaya tersebut. Missal: jumlah jam kerja pegawai, jumlah pegawai, jumlah jam mesin, dll.

b. Tahap kedua melakukan perhitungan atas tariff alokasi (allocation rate). Tariff alokasi merupakan rate yang digunakan pada saat pengalokasian biaya.

B. Metode Alokasi Biaya

1. Metode Alokasi Biaya-Biaya Support

Penentuan atas metode alokasi biaya tergantung dari kebutuhan perusahaan serta apakah alokasi tersebut bersumber dari satu departemen penunjang atau dari banyak departemen penunjang.

1) Metode Alokasi Biaya Dari Satu Departemen Penunjang

Menurut Hansen dan Mowen dalam bukunya Cost Management Accounting and Control (2005) metode alokasi biaya dari satu departemen penunjang terdiri atas:

a) Single Rate Method / Dual Rate Method

Metode alokasi biaya single-rate-cost mengelompokkan semua biaya dalam satu biaya pool dan mengalokasikan ke objek biaya dengan menggunakan tariff per unit yang sama dari single allocation base.

Sedangkan dalam metode dual-rate-cost, metode ini akan mengelompokkan dulu semua biaya pool menjadi dua sub biaya pool (variable-cost sub pools & fixed cost pool). Kemudian akan ditentukan basis alokasi dan tarif per unit alokasi yang berbeda untuk jenis biaya tetap dan jenis biaya variable.

Keuntungan menggunakan metode alokasi single rate ini adalah mudah dalam pelaksanaannya. Sedangkan keuntungan dari penggunaan metode dual rate adalah dapat memberikan indikasi atau sinyal kepada manajemen tentang bagaimana biaya variable dan biaya tetap akan bereaksi secara berbeda.

b) Budgeted Rate Or Actual Rate

▸ Baca selengkapnya: tahapan proses kerja komputer

(2)

tersebut. Sebaliknya ketika metode biaya actual digunakan, manajer tersebut juga tidak mengetahui rate/tarif yang digunakan sampai dengan akhir periode akuntansi.

2) Metode Alokasi Biaya Dari Banyak Departemen Penunjang

Problem bagi alokasi biaya timbul ketika proses alokasi terjadi pada dua atau lebih departemen penunjang dimana biaya departemen jasa ini dialokasikan kepada departemen lainnya, sementara departemen ini juga memberikan support reciprocal kepada support departemen lainnya. Contohnya departemen HRD yang memberikan service kepada departemen legal, dimana departemen legal juga memberikan service kepada departemen HRD. Colin Drury (1992) membagi metode alokasi dari Multiple Support Department sebagai berikut:

1) Metode alokasi langsung (Direct Method)

Metode ini tidak mengalokasikan biaya support dari satu support department ke support department lainnya.

2) Metode alokasi bertahap (step down method)

Metode alokasi ini mempunyain dasar bahwa biaya-biaya yang timbul pada departemen penunjang akan dialokasikan terlebih dahulu ke departemen penunjang lainnya.

3) Metode alokasi timbale balik (recioprocal method)

metode ini mengalokasikan biaya departemen support dengan secara penuh mengakui service timbal balik (mutual service) yang diberikan diantara semua departemen penunjang.

2. Metode Alokasi Biaya-Biaya Common

Biaya-biaya common merupakan biaya-biaya yang timbul dari pengoprasian suatu fasilitas, kegiatan operasional atau aktifitas yang ditanggung oleh dua atau lebih pengguna jasa atau user. Biaya common merupakan objek biaya yang ditanggung bersama oleh dua atau lebih user tujuan dari pengalokasian biaya common adalah untuk mengalokasian biaya secara proporsional dengan menggunakan basis biaya dari setiap individual.

Menurut Hansen dan Mowen (2005) terdapat beberapa metode alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari common cost antara lain:

a) Metode Alokasi Stand Alone Common Cost

(3)

sebesar $ 1,500 dari Jakarta-Moscow dan biaya tiket pulang dan pergi adalah $ 1,200 dan $ 800. maka alokasi biaya common tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan bobot sebagai berikut:

Pegawai Moscow =

Pegawai Jakarta=

Metode alokasi ini menekankan adanya persamaan ekuitas dan prinsip keadilan karena setiap pegawai akan mendapatkan bagian persentase dari total biaya yang dibandingkan dengan biaya yang timbul dari masing-masing pekerjaan.

b) Metode Alokasi Incremental

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan ranking atas setiap objek biaya serta menggunakan ranking tersebut sebagai dasar untuk mengalokasi biaya diantara objek tersebut.

c) Metode Alokasi Joint Cost

Alokasi biaya juga dibutuhkan pada saat suatu perusahaan mempunyai produk gabungan.1[4] Metode yang paling sering digunakan untuk mengalokasikan joint cost pada produk bersama adalah:

1) Physical measures

Menggunakan suatu ukuran fisik seperti poin, galon, yard, atau unit-unit atau volume yang dihasilkan pada titik split off untuk mengalokasikan joint cost pada produk bersama.

Keunggulan:

 Mudah untuk digunakan

 Kriteria untuk alokasi joint costnya bersifat obyektif Keterbatasan

 Mengabaikan kemampuan menghasilkan penerimaan dari produk-produk individual yang dapat sangat bervariasi diantara produk bersama

 Keunikan dari masing-masing produk 2) Sales value

Metode ini mengalokasikan biaya bersama ke produk bersama berdasarkan nilai jual relatif pada saat terpisah

Keunggulan

(4)

 Mudah untuk diperhitungkan

 Dialokasikan menurut penerimaan produk individual Keterbatasan

 Dalam beberapa industri harga-harga pasanya terus menerus berubah

 Harga penjualan pada split off mungkin tidak tersedia karena pemrosesan tambahan diperlukan sebelum produk tersebut dapat dijual

3) Net realizable values

Nilai penjualan produk yang diperkirakan pada titik split off, dibuat dgb mengurangkan biaya-biaya pemrosesan dan penjualan tambahan diatas titik split off dari nilai penjualan mutlak produk.

Keunggulan:

 Metode ini menghasilkan alokasi profitabilitas yang dapat diperkirakan dan dapat diperbandingkan Keterbatasan

 Metode ini kurang objektif karena nilai penjualan menggunakan suatu harga pasar yang obyektif pada split off

Penentuan biaya produk bersama

1) Produk bersama adalah produk-produk dari proses produksi yang sama yang memiliki nilai-nilai penjualan yang relatif besar.

2) Produk sampingan adalah produk-produk yang nilai penjualan totalnya kecil jika dibandingkan dengan nilai penjualan produk bersama diklasifikasikan

3) The split off point adalah titik dalam proses produksi dimana produk bersama individual dapat di identifikasikan untuk pertama kalinya

4) Additional Procesing cost atau separable cost adalah biaya-biaya tambahan yang muncul setelah titik split off dapat di identifikasikan secara langung dengan produk-produk individual2[5]

d) Kendala Dalam Mengimplementasi Metode Alokasi Biaya

Menurut Edward J. Blocher, Chen dan Lin dalam bukunya Cost Management-A Manajerial Emphasis (2005), terdapat 4 permasalahan mendasar yang dihadapi oleh manajemen dalam menentukan metode alokasi biaya departemen:

1) Kesulitan dalam menentukan dasat alokasi 2) Biaya tetap dan biaya variable yang terpisah

(5)

4) Biaya-biaya yang dialokasikan dapat melebihi biaya pembelian eksternal3[6]

3. Alokasi Biaya Departemen Jasa Dan Produksi

1) Tahap pertama: Alokasi Awal pada departemen-departemen

Tahap pertama dalam alokasi biaya departemental memiliki dua bagian:

b. Untuk melacak biaya-biaya manufaktur langsung dalam pabrik pada masing-masing departemen jasa dan produksi yang menggunakannya

c. Untuk mengidentifikasi biaya-biaya manufaktur tidak langsung dalam pabrik dan mengalokasikannya pada masing-masing departemen jasa dan produksi.

2) Tahap kedua: Alokasi Biaya-biaya departemen jasa pada departemen produksi Terdapat tiga metode untuk mengalokasikan biaya-biaya departemen jasa.

d. Metode langsung

Metode ini mengabaikan aliran-aliran resiprok. Alokasi biaya dilakukan hanya dengan menggunakan aliran-aliran jasa pada departemen-departemen produksi dan menentukan bagian dari setiap jasa yang digunakan departemen produksi.

e. Metode bertahap (the step method)

Metode ini menggunakan suatu urutan langkah (the step method) dalam alokasi biaya-biaya departemen jasa pada departemen-departemen produksi.

 Langkah pertama: Salah satu dari departemen jasa dipilih untuk dialokasikan sepenuhnya, artinya, departemen-departemen jasa lain sebagaimana juga pada masing-masing departemen-departemen produksi.

 Langkah kedua: Departemen jasa duadialkoasikan pada kedua departemen produksi dengan menggunakan metode langsung.

 Langkah ketiga f. Metode timbal balik

Metode ini memperhitungkan semua reciprocal flow antara departemen-departemen jasa. Ini didukung dengan menggunakan persamaan-persamaan simultan: aliran-aliran resiprok secara bersama-sama ditentukan dalam suatu sistem persamaan

3) Tahap ketiga : Alokasi pada produk-produk

Untuk taha ketiga, mengalokasikan biaya-biaya departemen produksi pada produk-produk 4) Isu-isu implementasi

Keempat isu yang harus dipertimbangkan pada saat menggunakan metode-metode alokasi biaya departemen adalah:

(6)

 Kesulitan dalam menentukan suatu dasar alokasi yang sesuai

 Memisahkan biaya-biaya variabel dan tetap (disebut sebagai deal allocation)  Menggunakan jumlah-jumlah yang dianggarkan daripada senyatanya

 Kasus-kasus pada saat biaya-biaya yang dialokasikan melebihi harga pembelian luar

Referensi

Dokumen terkait