• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEkTIVITAS ANTIBAkTERI SEDuHAN BuBuk DAuN lEGuNDI (Vitex trifolia) DAN DAuN PuluTAN (Urena lobata) SECARA IN VITRO In Vitro effectiveness of legundi (Vitex trifolia) and pulutan (urena lobata) leaves infussion as antibacterial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEkTIVITAS ANTIBAkTERI SEDuHAN BuBuk DAuN lEGuNDI (Vitex trifolia) DAN DAuN PuluTAN (Urena lobata) SECARA IN VITRO In Vitro effectiveness of legundi (Vitex trifolia) and pulutan (urena lobata) leaves infussion as antibacterial"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

In Vitro effectiveness of legundi (Vitex trifolia) and pulutan (urena lobata) leaves

infussion as antibacterial

Endang Suarsini

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Jl. Surabaya 6, Malang 65145, Jawa Timur e-mail: suarsini2001@yahoo.com

ABSTRAk

Trend masa kini masyarakat kota menerapkan hidup sehat secara alami. Dalam upaya menggali manfaat tanaman yang secara tradisional secara turun temurun digunakan obat untuk penyembuhan suatu penyakit. Di pasaran telah beredar bubuk daun Legundi (Vitex trifolia) dan bubuk daun Pulutan (Urena lobata) yang dijual bebas sebagai ramuan jamu. Penelitian ini bertujuan membuktikan adanya daya antibakteri dari kedua bubuk tersebut, dan menentukan kadar yang tepat sebagai antibakteri. Bakteri uji yang digunakan adalah

Escherichia coli (Gram negatif) dan Staphylococcus aureus (Gram positif). Uji antibakteri menggunakan metode MIC (Minimum Inhibitory Concentration), dilaksanakan di Laboratorium mikrobiologi FMIPA UM. Kadar yang digunakan 3% dan 6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kadar 3% dan 6% tidak ada daya antimikroba baik terhadap bakteri Gram positif maupun Gram negatif.

kata kunci:Vitex trifolia, Urena lobata, antibakteri.

ABSTRACT

Natural healty life trend in city population today is manner to dig traditionally plant utilization in generation by generation. Legundi (Vitex trifolia) and Pulutan (Urena lobata L.) pulvers was free sold in the market as a jamu material. The aim of this research to proof antibacterial of both pulv and determine the right concentracy of an-tibacterial E. coli (negative gram) and S. aureus are used as bacterial essay method material minmum inhibitory concentration (MIC) used in this research conducted in FMIPA Microbiology Laboratory concenration used 3% and 6%. The result showed that 3% and 6% concentration did not give effect as antimicrobial even gram positive or gram negative bacterias

Key words: Vitex trifolia, Urena lobata, antibacterial

PENDAHuluAN

Tanaman sebagai bahan alami herbal yang berkhasiat obat saat ini sedang menjadi trend digunakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia di perkotaan. Bahan alami sebenarnya sudah secara empiris diwariskan oleh nenek

(2)

Pulutan (Urena lobata L.) merupakan salah satu tanaman herbal dari anggota suku Malvaceae yang direkomendasikan memiliki banyak khasiat obat, seperti diuretik, antipiretik, menyembuhkan kencing nanah, sakit gigi, dan antibakteri. Menanggapi rekomendasi ini, maka dilakukan penelitian ini.

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk membuktikan fenomena yang umum pada masyarakat tentang cara mengkonsumsi jamu untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan informasi kepada masyarakat tentang cara mengkonsumsi jamu.

Tujuan Penelitian (1) menguji daya antimikroba seduhan bubuk Pulutan (Urena lobata) terhadap pertumbuhan E. coli dan S. aureus secara in vitro. (2) menguji daya antimikroba seduhan bubuk Legundi (Vitex trifolia) terhadap pertumbuhan E. coli dan S. aureus secara in vitro.

METODE PENElITIAN

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa bubuk Urena lobata L. dan bubuk Vitex trifolia yang diperoleh dari UPT Materia Medica Batu. Penelitian dilakukan secara experimental laboratory, dengan menguji daya antimikroba seduhan bubuk pulutan (Urena lobata) dan seduhan bubuk legundi (Vitex trifolia) terhadap pertumbuhan E. coli (mewakili bakteri Gram negatif) dan S. aureus (mewakili bakteri Gram positif). Penelitian dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, pada minggu ketiga September

2011.

Metode yang digunakan MIC (minimum inhibitory concentration) sederhana karena langsung menentukan konsentrasi bahan antimikroba (Baron, 1994). Hal ini dilakukan dengan alasan pada konsentrasi ini disebutkan sebagai jamu. Perlakuan pertama menggunakan konsentrasi 3% dan 6% seduhan daun U. lobata yaitu sebanyak 3 gram diseduh dalam 100 m akuades, dan 6 gram dalam 100mL akuades. Perlakuan kedua menggunakan seduhan bubuk V. trifolia pada konsentrasi 3% dan 6%. Paper disk blank direndam dalam seduhan selama 15 menit. Masing-masing seduhan dibedakan bagian lartan dan bagian endapan. Bakteri E. coli dan S. aureus masing-masing ditebar secara merata di permukaan media Mueller Hinton, kemudian di atas media diletakkan paper disk yang sudah direndam dalam seduhan. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1-2 x 24 jam. Perlakuan diulang secara duplo.

HASIl DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji antibakteri seduhan bubuk pulutan 3% dan 6% tidak menunjukkan adanya daya antibakteri terhadap E. coli maupun S.aureus. Demikian pula seduhan bubuk legundi tidak menunjukkan adanya antibakteri terhadap E. coli maupun S. aureus.

(3)

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa seduhan U. lobata dan V. trifolia dengan konsentrasi 3% dan 6% tidak dapat membunuh bakteri baik Gram positif maupun Gram negatif. Seduhan bagian tanaman dapat digunakan hanya untuk melarutkan bahan-bahan yang terlarut dalam air atau bahan yang memiliki polaritas tinggi, sedangkan bahan yang non polar tidak larut dalam air. Beberapa bahan aktif yang dapat membunuh bakteri antara lain alkaloid, fenol, glikosida, acubin, asperuloside, alizarin, flavonoid dan antraquinon, umumnya non polar. Jadi untuk melarutkan bahan aktif antibakteri ini harus diperhatikan polaritasnya terlebih dahulu. Beberapa bahan yang digunakan untuk mengekstrak bahan aktif tersebut misalnya heksan, benzena, alcohol, dll tergantung polaritas masing-masing bahan aktif.

Kebanyakan agen kimia (alkohol, fenol, Aldehid, logam berat, oksidan) berdampak denaturasi ireversibel terhadap protein, sehingga proses metabolisme sel bakteri terganggu dan berakibat matinya bakteri. Senyawa surfaktan (amfoter dan kationik) menyerang membran

sitoplasma. Mekanismenya terjadi karena derivat acridine mengikat DNA untuk mencegah replikasi dan fungsi transkripsi dalam sintesis protein (Kayser, 2005).

Senyawa-senyawa antibakteri yang terkandung dalam U. lobata antara lain bagian aerial tumbuhan mengandung menemukan flavonoid, tanin, dan saponin, sedangkan mangeferin dan quercetin, imperatorin dan furocoumarin di akarnya (Rinku, 2010). Dalam penelitian di Afrika menyatakan bahwa komposisi makanan 100 gram daun segar U. lobata mengandung 54 kalori, 3.2 protein, 0.1 gram lemak, 12,8 gram karbohidrat, 1.8 gram serat, 2.1 gram abu, 55 mg kalsium, dan 67 mg fosfor.

Salah satu senyawa antimikroba yang terdapat dalam U. lobata ialah flavonoid. Flavonoid termasuk dalam kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan Tabel 1. Diameter Zona Hambat (mm)

Seduhan bubuk konsentrasi 3% konsentrasi 6%

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 ulangan 2

Urena lobata l. 0 0 0 0 0 0 0 0

Vitex trifolia 0 0 0 0 0 0 0 0

Gambar 1. Diameter Zona Hambatan

(4)

senyawa induk “flavon“ yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar jumlahnya. Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa tunggal. Selain itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas. Misalnya antosianin dalam mahkota bunga yang berwarna merah, hampir selalu disertai oleh flavon atau flavonol yang tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan telah berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid. Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi sebagai berikut. Sebagai pigmen warna, fungsi fisiologi dan patologi, aktivitas farmakologi dan flavonoid dalam makanan.

Bahan aktif kedua yang terkandung pada pulutan adalah safonin. Bahan aktifnya senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang jika dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula. Saponin ini terdiri dari dua kelompok yakni: saponin, triterpenoid, dan saponin steroid. Saponin merupakan senyawa yang mungkin ada pada banyak tanaman yang memiliki sifat khas yakni apabila dikocok dengan air maka menimbulkan busa serta memiliki rasa pahit. Saponin bekerja dengan cara mengurangi tegangan permukaan sel bakteri sehingga membran sel mengalami kerusakan yang mengakibatkan partumbuhan sel bakteri akan terhambat bahkan akan mati. Flavonoid adalah turunan fenol dan warnanya berubah bila ditambahkan basa ammonia. Fenol dan senyawa turunannya dapat bersifat bakterisida atau bakteriostatik tergantung pada

kadar atau konsentrasi yang digunakan (Pelczar dan Chan, 1988)

Berikutnya, tanin merupakan senyawa organik yang sangat kompleks yang terdiri dari senyawa fenolitik yang memiliki berat molekul 500-3.000 M (molar), dapat bereaksi dengan protein membentuk senyawa komplek yang tidak larut. Tanin ada yang berwarna coklat atau kuning, tetapi ada juga yang tidak berwarna. Selain itu tanin memiliki rasa yang sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Tanin merupakan senyawa nabati yang bersifat asam, aromatik, dan mem-beri rasa sepat dan bersifat fenol. Tanin akan mengendapkan alkaloid, merkuri, klorida, dan logam berat.

Alkaloid merupakan senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlahnya maupun sebarannya. Alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder yang bersifat basa, mengandung satu atau lebih atom nitrogen berasal dari tanaman dan hewan, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan bersifat antibakteri.

Bakteri E. coli sebagai bakteri yang mewakili Gram negatif, biasanya digunakan indicator penyebab penyakit enteritis misalnya diare, desentri dll. Sedangkan S. aureus sebagai bakteri yang mewakili Gram positif umumnya digunakan indikator penyebab penyakit radang tenggorokan, jerawat, infeksi kulit (borok) dan lain-lain. Jika seseorang mengalami gejala penyakit tersebut disertai demam, maka dapat dipastikan penyebabnya adalah bakteri.

(5)

bengkak, muntah darah, sukar melahirkan, bisul, luka berdarah, tulang patah, payudara bengkak, gigitan ular. Pada beberapa petunjuk resep jamu tentang khasiat tanaman masih ditemukan kalimat penyembuhan beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yang disebutkan dengan cara membuat seduhan bagian tanaman. Kalimat ini jelas kurang mendidik masyarakat konsumen, karena seduhan bagian tanaman U. lobata hanya dapat melarutkan sebagian kecil dari bagian tanaman, dan tidak melarutkan zat antimikroba. Kesembuhan penderita kemungkinan disebabkan oleh adanya bahan terlarut dalam air yang memiliki aktivitas imunomodulator.

Jika digali dari pengalaman empiris dari penjual jamu, maka banyak fenomena sehari-hari yang dapat dikaji secara ilmiah tentang kebiasaan meramu jamu tidak hanya dari satu jenis tanaman, tetapi ada beberapa jenis tanaman ditambah bahan-bahan lain. Misalnya dari wawancara kepada penjual jamu, biasanya menambahkan ragi dalam ramuannya. Hal ini bila digali segi ilmiahnya adalah ragi mengandung Saccharomyces cerevisieae, yang dalam media mengandung gula dapat melakukan pertumbuhan dan menghasilkan enzim yang mampu mengubah glukosa menjadi etanol. Etanol merupakan senyawa alcohol yang mampu melarutkan bahan aktif yang terkandung pada bagian tanaman, sehingga bahan aktifnya dapat digunakan sebagai antibakteri.

Bila dikaji beberapa ramuan jamu, masih banyak cara mengkonsumsi jamu yang perlu digali sisi ilmiahnya. Misal dengan orang menginang, mengapa dibubuhkan kapur? Hal ini dapat dijelaskan dengan pemberian kapur maka

suasana mulut menjadi basa, dengan sifat basa ini ada bahan aktif dari daun sirih yang bekerja dalam suasana basa untuk meminimalkan bakteri-bakteri mulut perusak gigi yang biasanya suka suasana asam.

kESIMPulAN

Seduhan Pulutan (Urena lobata L.) maupun Legundi (Vitex trifolia) pada kadar 3% dan 6% tidak ada daya antimikroba baik terhadap bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Perlu dipertimbangkan cara mengkonsumsi jamu yang menggunakan seduhan Pulutan maupun Legundi untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, karena masih perlu kajian lebih lanjut.

DAFTAR PuSTAkA

Ellen BJ., Peterson LR., and Finegold SM. 1994. Diagnostic Microbiology 9th edition. Mosby. Bailey & Scott’s.

Kurt K., Bienz A., Eckert J., and Zinkernagel RM. 2005. Medical Microbiology. Fexibook. Pelczar MJ. dan Chan ECS. 1988. Dasar-Dasar

Mikrobiologi 2. Penerbit UI Press. Jakarta. hal. 461-467

Rinku M., Prasanth VV., Jolly CI., Somanath M. 2010. Comparative Study on The Antibacterial Activity of The Methanolic Extract of Urena lobata Root and a Standard Marketed Herbal Formulation. Journal of Pharmacy

Gambar

Tabel 1. Diameter Zona Hambat (mm)konsentrasi 3%

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara untuk memperbaiki minat dan hasil belajar kimia ialah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). Dalam

Perpaduan Pengendalian Secara Hayati dan Kimiawi Hama Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella L.; Lepidoptera: Yponomeut- idae) pada Tanaman Kubis.. Disertasi,

16.. yang bersalah dikarenakan alasan tertentu. Dari pihak masyarakat bagi pihak bengkel sendiri merasa senang karena bengkelnya mendapatkan konsumen, bukan ikut mewujudkan

Dari hasil audit keamanan sistem informasi yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan yaitu pada bidang Keamanan Sumber Daya Manusia (Klausul 7) menghasilkan

Treća struktura je specifična zbog toga što poprima drugačiji prostorni izgled, a njezino nastajanje povezuje se s mutacijom zbog koje dolazi do uranjenog

Tällöin siihen liitetään tekstissä syyllisyydentuntoa ja pohjimmaisia, tiedostamattomia aggressio-ongelmia: "Usein voi ennenaikaisessa siemensyöksyssä päätellä

Tämän pro gradu -tutkielman tarkoituksena oli paitsi kuvailla ALS-potilaiden puhemuutoksia kuuden kuukauden seurannan aikana, myös selvittää voiko puhe- ja/tai

Sama-sama Pemenuhan hak Dalam membahas istri pasca penelitian saya nafkah ‘iddah perceraian yang yang menjadi pasca dirasakan tidak titik tekan perceraian adil dan adalah