• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI KOTA PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI KOTA PEKANBARU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

42

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN

POSYANDU LANSIA DI KOTA PEKANBARU

The Factors that Deals with the Utilization of Posyandu for the Elderly in Pekanbaru

Dwi Sapta Aryantiningsih Stikes Payung Negeri Pekanbaru

Email : ihsanyuldi@gmail.com

Abstract

Elderly posyandu is integrated service posts to elderly in the village level in the respective work areas puskesmas .Based on health agency data pekanbaru quarter end of 2012 there is still a seniors visit only 4.4%, in fact targeted 75% .The purpose of this research to know the factors that deals with the utilization of elderly posyandu in pekanbaru .The kind of research is quantitative with the approach cross sectional , to be implemented in puskesmas in pekanbaru on the moon mei-juli 2014. The population in this study is the entire elderly aged ≥ 60 years in the working area of the health center, with a sample of 364 people. The collection of data by using primary data. Data processing is editing, coding, entry, processing, cleaning and analysis of univariate and bivariate data. Results of the study were elderly who do not utilize Posyandu is 70.3%, variables related to the utilization of Posyandu that knowledge (95% CI; POR = 1.726 (1.092 to 2.729)), family support (95% CI; POR = 3.153 (1,972- 5.042)), the support of health workers (95% CI; POR = 2.508 (1.579 to 3.982)) and variables that are not associated with the utilization of posyandu namely residence within the Elderly. It is advisable to provide counseling to the elderly and families about the benefits IHC Elderly Elderly, empowering the elderly Posyandu cadres to provide information to the elderly about Posyandu elderly, provide counseling to families Elderly to be able to provide support to the elderly in order to take advantage of the Elderly IHC, motivate health workers to provide information to each elderly who visited the health center or other health care facilities and their families about the benefits of IHC elderly.

Keywords: knowledge, family, healthcare, elderly Posyandu

Abstrak

Posyandu lansia merupakan Pos Pelayanan Terpadu terhadap Lansia di tingkat desa/kelurahan dalam wilayah kerja masing-masing Puskesmas. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru triwulan akhir tahun 2012 masih terdapat kunjungan Lansia yang hanya 4,4%, padahal ditargetkan 75%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor–faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Kota Pekanbaru. Jenis Penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang dilaksanakan di Puskesmas di Kota Pekanbaru pada bulan Mei-Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Lansia yang berumur ≥ 60 Tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas, dengan sampel 364 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan data primer. Pengolahan datanya secara editing, coding, entry, processing, cleaning dan analisa data secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian adalah Lansia yang tidak memanfaatkan posyandu yaitu 70,3%, variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu yaitu pengetahuan (CI 95%; POR=1,726 (1,092-2,729)), dukungan keluarga (CI 95%; POR=3,153 (1,972-5,042)), dukungan petugas kesehatan (CI 95%; POR= 2,508(1,579-3,982)) dan variabel yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan posyandu yaitu jarak tempat tinggal Lansia. Disarankan untuk memberikan konseling kepada Lansia dan keluarga Lansia tentang manfaat Posyandu Lansia, memberdayakan kader Posyandu Lansia untuk memberikan informasi kepada Lansia tentang Posyandu Lansia, memberikan konseling kepada keluarga Lansia untuk dapat memberikan dukungan kepada Lansia agar memanfaatkan Posyandu Lansia, memotivasi petugas kesehatan memberikan informasi kepada setiap Lansia yang berkunjung ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dan keluarganya tentang manfaat Posyandu Lansia.

(2)

43 PENDAHULUAN

Lanjut usia (lansia) yaitu seseorang yang telah mencapai 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita (Depkes, 2010). Dengan semakin meningka-tnya penduduk lansia, dibutuhkan perhatian dari semua pihak dalam mengantisipasi berbagai perma-salahan yang berkaitan dengan penuaan penduduk. Penuaan penduduk membawa berbagai implikasi baik dari aspek sosial, ekonomi, hukum, politik, dan terutama kesehatan. Permasalahan kesehatan me-rupakan salah satu permasalahan utama penduduk lansia, karena terkait dengan kemunduran fisik manusia yang terjadi secara alamiah serta menyang-kut pemenuhan kebutuhan hidup (KomNas RI, 2010).

Menurut Juniardi (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia, antara lain pengetahuan, jarak rumah dengan lokasi posyandu, dukungan keluar-ga, sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan posyandu, sikap dan perilaku lansia, penghasilan ekonomi, dukungan petugas kesehatan.

Berdasarkan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011 secara nasional persentase puskesmas yang memiliki posyandu lansia adalah 78,8%. Provinsi dengan persentase puskesmas tertinggi yang memiliki posyandu lansia adalah Provinsi DI Yogyakarta (100%) diikuti Jawa Tengah (97,1%) dan Jawa Timur (95,2%). Sedangkan per-sentase terendah ada di Papua (15%), Papua Barat (18,2%) dan Sulawesi Barat (22,2%). Bila dilihat dari lokasi, persentase puskesmas di perkotaan yang memiliki posyandu lansia 80,9%, sementara di pedesaan 78,3% (KemenKes, 2013).

Berdasarkan rekapan data laporan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru masih terdapat beberapa Puskesmas yang belum mencapai target 75%, dan yang pencapaian paling rendah kunjungan Lansia

yaitu 4,4% (Profil DinKes, 2012). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Faktor- faktor Yang Berhu-bungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Kota Pekanbaru.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuanti-tatif. Dengan jenis desain analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Lansia yang berumur ≥60 Tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas di Kota Pekanbaru dengan jumlah lansia 4097 orang. Jumlah sampel adalah 364 sampel. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan tabel cheeklist yang dirancang oleh peneliti sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh lansia yang mengunjungi Posyandu Lansia. Pengolahan datanya secara editing, coding, entry, processing, cleaning dan analisa data secara univariat dan bivariat untuk mengetahui adanya hubungan antar dua variabel digunakan uji chi square dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum hasil penelitian ini menunjuk-kan hubungan antara pengetahuan lansia, dukung-an keluarga ddukung-an dukungdukung-an petugas kesehatdukung-an ter-hadap pemanfaatan posyandu lansia di Pekanbaru.

Analisis Univariat

(3)

44

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan Lansia, Pengetahuan, Jarak Tempat Tinggal, Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan Di Kota Pekanbaru

Variabel yang diteliti Frekuensi Persentase

Pemanfaatan Posyandu Lansia

Tidak Memanfaatkan 256 70,3

Memanfaatkan 108 29,7

Pengetahuan Lansia tentang Posyandu

Rendah 176 48,4

Tinggi 188 51,6

Jarak Tempat Tinggal Lansia

Jauh 29 8

Dekat 335 92

Dukungan Keluarga Lansia

Tidak Mendukung 240 65,9

Mendukung 124 34,1

Dukungan Petugas Kesehatan

Tidak Mendukung 196 53,8

Mendukung 168 46,2

Sumber : data primer

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan pe-manfaatan posyandu lansia di Kota Pekanbaru yang dapat dilihat pada tabel 2.

Pengetahuan Lansia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat Lansia yang berpengetahuan rendah yang tidak memanfaatkan Posyandu Lansia sebanyak 134 orang (76,1%) dengan Pvalue = 0,026; CI 95%; POR = 1,726 (1,092–2,729) hal ini berarti Lansia yang memiliki pengetahuan rendah mempunyai peluang 1,726 kali untuk tidak memanfaatkan posyandu lansia dibandingkan dengan lansia yang memiliki pengetahuan tinggi.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor instrinsik yang mempengaruhi motivasi.Tingkat pengetahuan seseorang tidak selalu memotivasi perilaku logika, artinya pengetahuan yang baik (Lansia yang tahu tentang pengertian Posyandu, tujuan Posyandu, bentuk pelayanan Posyandu, dan sasaran Posyandu) tidak selalu memimpin perilaku yang benar dalam hal ini pengetahuan tentang posyandu yang baik belum tentu mau berkunjung ke posyandu (Kurniasari,2013).

Pengetahuan lansia yang kurang tentang Posyandu Lansia mengakibatkan kurangnya pema-haman lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia.

Keterbatasan pengetahuan ini akan mengakibatkan dampak yang kurang baik dalam pemeliharaan kesehatannya. Ada beberapa faktor yang mempe-ngaruhi pengetahuan yaitu tingkat pendidikan, informasi yang diperoleh, pengalaman dan sosial ekonomi. Pengetahuan Lansia akan manfaat Pos-yandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Lansia yang menghadiri kegiatan Posyandu, maka Lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Pengalaman tersebut membuat pengetahuan Lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia (Kurniasari, 2013).

Berdasarkan hal diatas, direkomendasikan agar setiap Lansia mengetahui tentang pentingnya Posyandu Lansia. Oleh karena itu disarankan agar memberikan konseling kepada Lansia, memberda-yakan kader Posyandu Lansia untuk memberikan informasi kepada Lansia tentang manfaat Posyandu Lansia.

Dukungan Keluarga

(4)

45 sebanyak 189 orang (78,8%) dengan Pvalue = 0,0005; CI 95%; POR = 3,153 (1,972-5,042) hal ini berarti Lansia yang tidak mendapatkan dukungan keluarga

mempunyai peluang 3,153 kali untuk tidak meman-faatkan posyandu lansia dibandingkan dengan lan-sia yang mendapatkan dukungan keluarga.

Tabel 2. Hubungan Variabel Independen dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Pekanbaru

Variabel

Sumber : data primer

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyempatkan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke Posyandu, mengingatkan Lansia jika lupa jadwal Posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia (Erfandi, 2008).

Menurut Zumara (2011) dukungan keluarga menjadi suatu aspek pemberdayaan Lansia terhadap perkembangan aktivitas. Selain itu juga dapat me-ningkatkan keinginan untuk mengetahui dan meng-gunakan seseuatu hal yang masih dianggap baru ataupun hal-hal yang jarang dilakukan oleh Lansia tersebut (Novita, 2013).

Berdasarkan hal diatas, direkomendasikan bahwa setiap Lansia harus mendapatkan dukungan keluarga untuk memanfaatkan Posyandu Lansia. Oleh karena itu disarankan agar memberikan kon-seling kepada keluarga Lansia tentang manfaat Posyandu Lansia, konseling agar keluarga membe-rikan dukungan kepada Lansia dan memberdayakan kader untuk dapat memberikan informasi kepada keluarga Lansia agar memberikan dukungan kepada Lansia untuk memanfaatkan Posyandu Lansia.

Dukungan Petugas

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat Lansia yang tidak mendapatkan dukungan petugas dan tidak memanfaatkan Posyandu Lansia sebanyak 155 orang (79,1%) dengan Pvalue = 0,0005; CI 95%; POR = 2,508 (1,579-3,982). Hal ini berarti Lansia yang tidak mendapatkan dukungan petugas mempunyai peluang 2,508 kali untuk tidak meman-faatkan Posyandu Lansia dibandingkan dengan Lansia yang mendapatkan dukungan petugas.

Petugas kesehatan merupakan faktor terpen-ting dalam mempengaruhi perubahan perilaku. Dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan maka masyarakat lebih terdorong dan tertarik sehingga cenderung dalam merubah tingkah lakunya. Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara health promtion (promosi kesehatan). Promosi kese-hatan sendiri dapat dilakukan dengan cara pelatihan pelatihan pada masyarakat, mentransformasikan pe-ngetahuan pepe-ngetahuan dan memberikan dukungan pada masyarakat (Notoadmodjo,2005).

(5)

46 jika peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan.

Berdasarkan hal diatas, direkomendasikan bahwa setiap petugas kesehatan harus memberikan dukungan kepada Lansia untuk memanfaatkan Posyandu Lansia. Oleh karena itu disarankan agar memotivasi petugas kesehatan memberikan infor-masi kepada setiap Lansia yang berkunjung ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dan keluarganya tentang manfaat Posyandu Lansia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Proporsi Lansia yang tidak memanfaatkan Posyandu Lansia yaitu 256 orang (70,3%). Variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia yaitu pengetahuan, dukungan keluarga dan dukungan petugas, sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah jarak tempat tinggal lansia. Per-lu diberikan konseling kepada Lansia dan kePer-luarga Lansia tentang manfaat Posyandu Lansia. Member-dayakan kader Posyandu Lansia untuk memberikan informasi kepada Lansia tentang Posyandu Lansia. Serta perlu memotivasi petugas kesehatan member-kan informasi kepada setiap Lansia yang berkunjung ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya dan keluarganya tentang manfaat Posyandu Lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad. 2007. Hubungan Sikap Kader, Keterampilan Kader dan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Lansia ke Posyandu di Surabaya

Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian, Cetakan Ketujuh. Jakarta : Rineka Cipta

Azizah, LM. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Jakarta: Graha Ilmu

Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Bandiyah, S. 2009. Lanjut usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika

DepKes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: DepKes RI

DepKes RI. 2006. Buku Kader Posyandu : Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta: DepKes RI

DepKes RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat

DepKes RI. 2013. Pentingnya Peran Masyarakat dan Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia. Jakarta: DepKes RI

DepKes RI. 2013. Populasi Lansia di Perkirakan Terus Meningkat Hingga Tahun 2020. Jakarta: DepKes RI

Depok : Universitas Indonesia

Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. Diakses dari http://Puskesmas.com pada tanggal 3 januari 2014

Fitri Handayani. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tahun 2012.

Ismawati, S.Cahyo.2010. Posyandu dan Desa Siaga. Bantul: Nuhamedika

Juniardi, Frans. 2013. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Diperoleh

Tanggal 3 Januari 2014 dari

http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/search /authors/view?FirstName=FRANS&middleN ame=&LastName=JUNIARDI&affiliation=&co untry=

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan Di Kelompok Lanjut Usia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

KemenKes RI. 2013. Buletin Lansia. Jakarta: Pusat Datadan Informasi Kementrian Kesehatan RI

(6)

47 Kurniasari, L. 2013. Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan, Tingkat Pendidikan dan Status Pekerjaan dengan Motivasi Lansia Berkunjung ke Posyandu Lansia di Desa Dadirejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. STIKes Muhammadiyah. Pekalongan

Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

Nur Fadhilah. 2012. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Desa Blitarejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu Tahun 2012. Dari

http://www.scribd.com/doc/178846482/Den

gan-Pemanfaatan-Posyandu-Lansia diakses

tanggal 29 mei 2014 pukul 22.00 WIB.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Predy. 2012. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia. Pekanbaru: STIKes Hangtuah

Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. 2012. Rekapan Laporan Lansia di Posyandu. Pekanbaru

Razak, Amran. 2000. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pesisir. Makassar: Kalammedia Pustaka.

Sucipto, Edy. 2009. Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Kader Posyandu dalam Penimbangan Balita dan Cakupan D/S di Posyandu di Wilayah Puskesmas Geyer II Kabupaten Grobogan. Semarang : Universitas Diponegoro

Suhadi. 2008. Studi Pemanfaatan Pelayanan Poliklinik Mahasiswa UNHALU Puskesmas Pembantu Mokoau di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2008. Dari

http://terrymbienugraha.blogspot.com/2013/ 07/laporan-penelitian-kesehatan_2695.html diakses tanggal 29 Mei 2014 pukul 21.30 WIB

Susanti. 2011. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia. Pekanbaru: STIKes Hangtuah

Novita, S. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. STIKes U’budiyah Banda Aceh

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan Lansia, Pengetahuan, Jarak Tempat Tinggal, Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan Di Kota Pekanbaru
Tabel 2. Hubungan Variabel Independen dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Pekanbaru

Referensi

Dokumen terkait

Inventarisasi dari potensi keanekaragaman hayati pada ruang terbuka hijau Kampus Mendalo Universitas Jambi meliputi jalur hijau utama , hutan kampus, hutan sekunder dan beberapa

Ancangan panliten kang ditetapake sajrone panliten iki yoiku panliten tindakan kelas ( PTK). Asile panliten bisa diwedarake minangka wujud.. tanggung jawab ilmiah

Sedangkan berat umbi per plot perlakuan secara interaksi yang terendah terdapat pada perlakuan D0K0 (55,52 gram), diasumsikan bahwa D0K0 merupakan kontrol atau

(5) Jumlah jurnal internasional bereputasi yang dilanggan; (6) Jumlah jurnal ilmiah di lingkungan UMyang terakreditasi; (7) Jumlah penelitian kerjasama dengan pemerintah daerah;

Penelitian ini merupakan penelitian survei tentang perilaku seksual pranikah di kalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Kristen STAKN Kupang. Teknik yang

Kedua, hasil belajar siswa pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit yang diajarkan dengan pembelajaran literasi sains dan teknologi lebih tinggi dan

Sesuai dengan bahasan atau pokok permasalahan yang tercantum dalam jurnal, dalam penelitian ini sekian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yang digunakan

Pada tahap penelitian pengem bangan ini penekanan diarahkan terhadap usaha alih teknologi kom ponen usahatani padi rintak. A dapun kornponen usahatani lainnya tetap dilaksanakan