• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMENAKER RI. NO. PER 04 MEN 1994 TTG T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERMENAKER RI. NO. PER 04 MEN 1994 TTG T"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PUSTAKA YAYASAN ENAMGE BAGI PRAKTISI MSDM

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

PMTK No. PER-04/MEN/1994 ttg Tunjangan Hari Raya Keagamaan

| IP | Umum | Rekrutmen | K-3 | PP-KKB-PK-Konvensi | TK Wanita | Jam Kerja & Upah | Benefit | PHI & PHK | Lain-lain | KepLak-U 13/2003 |

Acuan Informasi Tanpa Tuntutan Dikinikan: 18 Juni 2004

Ke Peraturan Menteri Istilah

Kewajiban, Yang Berhak, dan Berapa Kali Rumus THR

Definisi Upah Satu Bulan Kalau PP/KKB Lebih Baik Kapan THR Harus Dibayarkan

Sebagian THR Boleh Berbentuk Bukan Uang

Bila PHK 30 Hari Sebelum Hari Raya, THR Harus Dibayarkan Kekecualian THR Waktu PHK

Bila Transfer Dgn Masa Kerja Berlanjut Bila Perusahaan Tidak Mampu

Sanksi Pelanggaran

Pengawasan Dan Penyidikan Catatan Penyusun

Ke Awal Hala

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO. PER-04/MEN/1994

TENTANG

TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN BAGI PEKERJA DI PERUSAHAA MENTERI TENAGA KERJA R.I.

Menimbang:

bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat peme agama yang setiap tahunnya merayakan hari raya keagam sesuai dengan agamanya masing- masing;

a.

bahwa bagi pekerja untuk merayakan hari raya terse memerlukan biaya tambahan;

b.

bahwa untuk merayakan hari raya tersebut sudah sewajar pengusaha memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan; c.

bahwa untuk menciptakan ketenangan usaha, meningkat kesejahteraan pekerja dan keseragaman mengenai pembe Tunjangan Hari Raya Keagamaan perlu ditetapkan den Peraturan Menteri

(2)

Mengingat :

Undang-Undang No. 3 tahun 1951 tentang Pernyata berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan ta 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk selur Indonesia (Lembaran Negara tahun 1951 Nomor 4). 1.

Undang-Undang Nomor 14 tahun 1969 tent Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Ker (Lembaran Negara tahun 1969 No 55, Tamba Lembaran Negara No. 2912).

2.

Keputusan Presiden RI No. 96/M tahun 1993 tent Pembentukan Kabinet Pembangunan VI.

3.

Ke Awal Hala

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA TENTAN TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN BAGI PEKER DI PERUSAHAAN.

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang memperkerjakan pekerja den tujuan mencari keuntungan atau tidak baik milik swasta maupun m Pemerintah;

a.

Pengusaha adalah

Orang, Persekutuan atau Badan Hukum yang menjalankan suatu perusah milik sendiri;

1.

Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalan perusahaan bukan miliknya;

2.

Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewa perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2, y berkedudukan di luar Indonesia.

3. b.

Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja pada Pengusaha dengan menerima upa c.

(3)

Hari Raya Keagamaan adalah Hari Raya Idul Fitri bagi pekerja yang berag Islam, Hari Raya Natal bagi pekerja yang beragama Kristen Katholik dan Prostes Hari Raya Nyepi bagi pekerja yang beragama Hindu dan Hari Raya Waisak b pekerja yang beragama Budha.

e.

Ke Awal Hala

Pasal 2

(1) Pengusaha wajib memberikan THR kepada pekerja yang telah mempunyai m kerja 3 bulan secara terus menerus atau lebih.

(2) THR sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan satu kalidalam satu tahun.

Pasal 3

(1) Besarnya THR sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) ditetapkan seba berikut :

Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus a lebih sebesar 1 (satu) bulan upah.

a.

Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus te kurang dari 12 bulan diberikan secara proporsional dengan masa kerja yak dengan perhitungan :

masa kerja

___________ x 1 (satu) bulan upah. b.

12

(2) Upah satu bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah upah pokok ditam tunjangan-tunjangan tetap

(3) Dalam hal penetapan besarnya nilai THR menurut Kesepakatan Kerja (KK), a Perusahaan Perusahaan (PP) atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau kebiasa yang telah dilakukan lebih besar dari nilai THR sebagaimana dimaksud dalam a (1) maka THR yang dibayarkan kepada pekerja sesuai dengan Kesepakatan Ke Peraturan Perusahaan, Kesepakatan Kerja Bersama atau kebiasaaan yang te dilakukan.

Pasal 4

(4)

(2) Pembayaran THR sebagaimana dimasksud dalam ayat (1) wajib dibayarkan oleh Pengusaha selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Hari Raya Keagamaan.

Ke Awal Hala

Pasal 5

(1) Dengan persetujuan pekerja, THR sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 sebag dapat diberikan dalam bentuk lain kecuali minuman keras, obat-obatan atau bah obat-obatan, dengan ketentuan nilai tidak boleh melebihi 25% (dua puluh lim persen) dari nilai THR yang seharusnya diterima.

(2) Bentuk lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan bersamaan den pembayaran THR.

Pasal 6

(1) Pekerja yang putus hubungan kerjanya terhitung sejak waktu 30 (tiga puluh) h sebelum jatuh tempo Hari Raya Keagamaan, berhak atas THR.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi pekerja un waktu tertentu yang hubungan kerjanya berakhir sebelum jatuh tempo Hari R Keagamaan.

(3) Dalam hal pekerja dipindahkan ke perusahaan lain dengan masa kerja berlanjut, m pekerja berhak atas THR pada perusahaan yang baru, apabila dari perusahaan ya lama pekerja yang bersangkutan belum mendapat THR.

Ke Awal Hala

Pasal 7

(1) Perusahaan yang karena kondisi perusahaannya tidak mampu membayar THR da mengajukan permohonan penyimpangan mengenai besarnya jumlah THR kepa Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

(2) Pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1) harus diajukan paling lam 2 bulan sebelum Hari Raya Keagamaan yang terdekat.

(3) Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerj menetapkan besarnya jumlah THR, setelah mempertimbangkan hasil pemeriksana keuangan perusahaan.

Pasal 8

(1) Bagi pengusaha yang melanggar ketentuan pasal 2 ayat (1) dan pasal 4 ayat (2 diancam dengan hukuman sesuai dengan ketentuan pasal 17 Undang-Undang No tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.

(5)

(1) Pengawasan untuk ditaatinya peraturan ini dilakukan oleh Pegawai Pengawa Ketenagakerjaan.

(2) Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga kepada Pega pengawas Ketenagakerjaan yang diberi wewenang khusus sebagai Peny sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Huk Acara Pidana (Lembaran Negara tahun 1981 Nomor 76, tambahan (Lemba Negara Nomor 3209) untuk melakukan penyidikan tindak pidana pelanggaran da peraturan ini.

Pasal 10

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja No tahun 1968 tentang Tunjangan Hari Raya bagi Buruh Perusahaan Swasta dinyatakan ti berlaku lagi.

Pasal 11 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 16 September 1994 __________________________

MENTERI TENAGA KERJA R.I ttd.

DRS. ABDUL LATIEF

Ke Awal Hala

Catatan Penghimpun:

Sejumlah perusahan besar tidak lagi memakai rumusan 1 bulan upah sebulan. A perusahaan yang memberikan 230% x upah pokok per bulan, ada juga yang memberi 100% x upah per bulan setelah pekerja bekerja 9 bulan, dan ada pula sebelum m percobaan lewat. Bila rumusan itu lebih dari rumusan menurut Pasal 2 dan pasa peraturan ini, hal tersebut dibenarkan oleh Depnaker. (Lihat pasal 2 dan pasal 4).

(6)

keterbatasan pemikiran pekerja, ada persepsi demikian.

Pembayaran 7 hari sebelum Hari Raya umumnya tidak membantu pekerja da mempersiapkan Hari Raya. Disarankan sebaiknya diusahakan dibayarkan 14 hari sebel Hari Raya.

Faktor THR masih sering terlupakan oleh sejumlah praktisi dalam menyusun angga tenaga kerjanya. Secara anggaran, upah tahunan sebaiknya selalu dihitung 13 x u sebulan (kecuali ada bonus dll yang menjadikan upah tahunan lebih dari 13 x ).

Pada tahun 2000 terjadi dua kali Hari Raya Idul Fitri sehingga ada sedikit masalah b Perusahaan yang hanya menganggarkan gaji hanya 13 x Upah per bulan. Kejad demikian dapat berulang setiap interval sekitar 33 tahun (yad tahun 2032 atau 2033)/

Ke Awal Hala

| IP | Umum | Rekrutmen | K-3 | PP-KKB-PK-Konvensi | TK Wanita | Jam Kerja & Upah | Benefit | PHI & PHK | Lain-lain | KepLak-U 13/2003 |

Halaman ini disiapkan oleh Gabriel S.T. untuk fasilitasi praktisi MSDM

Referensi

Dokumen terkait

Kesepakatan Kerja Bersama (KSB) adalah perjanjian yang diselenggarakan oleh serikat pekerja atau gabungan serikat pekerja yang telah didaftarkan pada Dinas

Apabila penetapan besaran nilai THR Keagamaan berdasarkan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih

(2) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kedua belah pihak tidak dapat menyelesaikan pembuatan Kesepakatan Kerja Bersama maka salah satu atau kedua belah pihak wajib

Bingkai alat perlindungan tanpa penahan dan tidak dipasang secara kuat pada lantai kerja harus mempunyai ukuran tidak kurang dari 38 x 38 x 3 mm untuk besi siku atau diameter

(2) Dalam hal perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama tidak mengatur jaminan atau manfaat pensiun maka pengusaha wajib memberikan kepada pekerja