Anastesi Regional versus Anastesi Umum untuk Sectio Caesarea dan Kondisi Neonatal : Sebuah Studi Population-Based
Latar Belakang
Secara internasional, penuntun anastesi obstetric merekomendasikan anastesi spinal dan epidural dibandingkan Anastesi Umum. Alasan utamanya adalah resiko gagalnya intubasi endotrakeal dan aspirasi isi gaster pada wanita hamil yang mendapatkan anastesi umum. Penelitian sebelumnya kebanyakan adalah pada satu rumah sakit dan terbatas untuk mendeteksi perbedaan pada neonatal seperti skor Apgar5, yang kebanyakan pada proses melahirkan yang darurat.
Meskipun penggunaan Anastesi regional untuk SC telah ditolak dan peningkatan penggunaan anastesi regional, baik pada SC yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan tetap dilakukan dengan menggunakan Anastesi Umum karena dapat dikatakan bahwa Anastesi Umum adalah metode anastesi yang tercepat dalam kondisi darurat karena ia dapat menghindari resiko kegagalan anastesi regional. Studi ini bertujuan adalah untuk menentukan resiko relative pada resusitasi neonatal dengan intubasi dan skor Apgar5 <7, ketika SC dilakukan dengan Anastesi Umum dibandingkan dengan Anastesi Regional. Tujuan lebih lanjut adalah untuk mengamati apakah resiko keadaan yang memburuk itu bervariasi sesuai tingkatan Rumah Sakit.
Metode
Penelitian menggunakan semua bayi lahir hidup yang dilahirkan pada New South Wales, Australia dari 1 Januari 1998 sampai 31 Desember 2004. Data diambil dari dua database populasi yang berhubungan satu sama lain, yaitu Midwives Data Collection (MDC)/ KUMPULAN DATA BIDAN yang merupakan system pengamatan resmi dari semua kelahiran dengan masa mengandung lebih dari 20 minggu di NSW atau yang dengan berat lahir lebih dari 400 gram. Hubungan antara MDC dan Catatan Kelahiran Bayi di Rumah Sakit tersedia dari 1998-2004, namun data yang tidak berhubungan juga tersedia dari tahun 2005-2006.
karateristik seperti : maternal usia 20-44 tahun, masa mengandung 38-41 minggu, kehamilan tunggal. Untuk mengamati potensi pengaruh dari variasi macam-macam anastesi yang tersedia, resiko dari intubasi, dan skor apgar5 <7 maka selanjutnya dibuat berjenjang sesuai dengan karateristik rumah sakitnya.
Hasil
Dari 1998-2004 ada 592.125 kelahiran, jumlah wanita yang melahirakan dengan SC meningkat secara bertahap, sebesar 41,5% dari 16.216 pada 1998 menjadi 22.904 pada 2004. Penurunan penggunaan Anastesi Umum lebih besar pada SC yang direncanakan dibandingkan SC yang tidak direncanakan (25.0% berbanding 18.3%). RS swasta adalah yang paling sedikit menggunakan anastesi umum dibandingkan RS negeri.
Anastesi umum lebih sering digunakan pada RS negeri pada ketiga kelompok resiko tersebut. Pada kelompok resiko rendah yang menjalani SC, 22,5% melalui Anastesi Umum pada RS negeri lainnya dibandingkan dengan 14.4% pada RS negeri yang lebih besar, dan 9.0% pada RS Swasta. Pada kelompok resiko sedang yang menjalani SC, 24,5% melalui Anastesi Umum pada RS negeri lainnya dibandingkan dengan 9.6% pada RS negeri yang lebih besar, dan 9.4% pada RS Swasta. Pada kelompok resiko tinggi yang menjalani SC, 39,0% melalui Anastesi Umum pada RS negeri lainnya dibandingkan dengan 24.0% pada RS negeri yang lebih besar, dan 14.9% pada RS Swasta.
Kelompok resiko rendah tidak menunjukan perbedaan rate resusitasi pada semua rumah sakit, tapi ada keberagaman yang tinggi pada skor apgar5. Hal ini dipengaruhi oleh RS swasta yang memiliki baik skor terendah apgar5 <7 setelah anastesi umum (1.4%) dan rate tertinggi setelah anastesi regional (1.4%)
Kelompok resiko sedang menunjukan keberagaman rate resusitasi dan skor apgar5. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya rate intubasi dimana rate intubasi (5.4%) dan apgar5 <7 (5.4%) di RS negeri yang lebih besar setelah dilakukan anastesi umum, dan baik pada RS negeri lainnya dan RS swasta memiliki rate intubasi <2.5% setelah anastesi umum. Pada kelompok resiko tinggi ada keberagaman yang tinggi pada perbedaan resiko untuk intubasi dan keberagaman yang rendah pada hasil apgar5. Hal ini terjadi karena intubasi yang relative rendah (3.9%) dan apgar5 <7 (5.7%) pada RS swasta setelah Anastesi Umum.
Diskusi
Tidak hanya bahwa Anastesi umum meningkatkan resiko intubasi tapi juga meningkatkan kemungkinan bayi yang diinkubasi memiliki apgar5 <7 dibandingkan dengan bayi yang diinkubasi setelah melalui anastesi regional.
Kesimpulan
Perhatian terhadap pengaruh anastesi umum pada neonatus kebanyakan terfokus pada status asam-basa, resusitasi, dan skor apgar pada 1 menit dengan preasumsi bahwa efek anastesi umum pada bayi itu tidak lama