• Tidak ada hasil yang ditemukan

YEPE Dasar Telekomunikasi 2017 C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "YEPE Dasar Telekomunikasi 2017 C"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Dasar Telekomunikasi

Dasar Telekomunikasi

Yuliman Purwanto

2017

(2)

Silabi

Silabi

1. Sejarah Telekomunikasi

2. Sistem Telekomunikasi Elektronik

3. Modulasi Analog

4. Modulasi Digital

(3)
(4)

Teori Dasar

Pada pemancar : antena bekerja sebagai

radiator

gelombang RF

ke medium udara sehingga menjadi gelombang e.m. yang

bebas

.

Pada penerima : antena bekerja sebagai “

penangkap

” gelombang

e.m. yang bebas menjadi gelombang

terpandu

.

Antena pemancar dan penerima memiliki sifat

resiprositas

,

yakni sifat-sifat yang dimiliki tepat sama dan, baik pada saat

digunakan sebagai antena pemancar maupun antena penerima.

(5)

• Beberapa parameter penting antena : impedansi, bati (gain), pola

radiasi, keterarahan dan polarisasi.

Impedansi : besarnya impedansi pada titik pengumpanan. Contoh :

antena seperempat gelombang (1/4l) memiliki impedansi masukan

sekitar 50 W, antena dwikutub terlipat 300 W, dsb.

• Bati (gain) : merupakan nisbah antara intensitas radiasi maksimum

dengan intensitas radiasi maksimum antena standar/patokan dengan masukan daya yang sama  antena standar : isotropic antenna dan dipole antenna  bati terhadap antena isotropik : dBi, bati terhadap antena dipole : dBd  antena dipole memiliki bati sekitar 3 dBi.

Pola Radiasi : pola dari pancaran/radiasi antena  pola ke arah

vertikal dan pola ke arah horizontal.

Keterarahan : merupakan nisbah antara intensitas radiasi maksimum

dengan intensitas radiasi rata-rata. Contoh : antena dwikutub sederhana memiliki keterarahan sebesar 3/2.

(6)

Jenis Antena dan Pola Radiasi

Antena ke segala arah (

omni directional antenna

)

Antena

isotropik

: meradiasikan gelombang e.m. ke segala arah

(dalam ruang/3 dimensi)

(7)

Antena

monopole

(kutub tunggal) : meradiasikan gelombang e.m.

ke semua arah dalam satu bidang.

(8)
(9)

Antena

dipole

(dwikutub) : meradiasikan gelombang e.m. ke

semua arah dalam satu bidang (untuk polarisasi vertikal) atau

ke dua arah (untuk polarisasi horizontal).

(10)
(11)
(12)

Antena

berpengarahan

(

directional antenna

) : meradiasikan

gelombang e.m. ke satu arah tertentu.

Prinsip pengarahan radiasi gelombang e.m. : memantulkan energi

e.m. ke elemen pemantul dan mengfokuskan energi pantulan oleh

elemen pengarah.

(13)

Antena Yagi-Uda

• Ditemukan oleh Prof. Hidetsugu Yagi dan

asistennya Dr. Shintaro Uda tahun 1926. Prinsip kerja :

 Gelombang e.m. dari antena sumber (driven antenna, biasanya jenis dipole) membangkit-kan gelombang induksi di elemen pemantul dengan fasa yang berkebalikan.

 Gelombang ini saling berinteraksi dengan gelombang asli dan menghasilkan gelombang pantul.

 Pada elemen pengarah (director) terbangkit gelombang dengan fasa yang sama sehingga saling menguatkan

(14)
(15)
(16)

Antena Parabolik

• Antena parabolik mengadopsi prinsip kerja

pemantul parabolik optik  pertama diadopsi untuk pemantul gelombang e.m. oleh Heinrich Hertz tahun 1888.

Antena parabolik digunakan pada frekuensi

ultra tinggi (UHF) ke atas (SHF, EHF).

Prinsip kerja :

 Pemancar : memantulkan gelombang dari antena sumber ke sebuah pemantul

parabolik sehingga diperoleh gelombang yang sejajar (untuk pemancar)

Penerima : menerima gelombang sejajar dari pemancar dan mengfokuskannya ke antena .

• Antena parabolik memiliki bati pengarahan

(17)

• Bati antena parabolik :

• Di mana : A = luas “tingkap” antena parabolik = pd2/4, d = diameter

reflektor parabola, l = panjang gelombang, eA = efisiensi tingkap antena.

Pola radiasi :

(18)
(19)

Contoh lain :

(20)
(21)

Antena

broadcast

:

VHF TV broadcast

VHF FM broadcast UHF TV broadcast

(22)
(23)
(24)

Polarisasi Antena

Antena meradiasikan gelombang e.m.

yang terdiri medan elektrik dan medan

magnetik.

Polarisasi antena mengacu pada posisi

(25)
(26)
(27)

Refleksi, Refraksi, Difraksi dan Interferensi Gelombang

Refleksi (pantulan)

akan terjadi jika gelombang e.m. menabrak

bumi/tanah, gunung, benda logam, dan bangunan beton.

 Pantulan ini mirip dengan pantulan yang terjadi pada cahaya yang

menabrak permukaan cermin.

 Jika pemantul terbuat dari konduktor yang ideal  semua energi

dipantulkan. Jika tidak  sebagian energi akan diserap dan

(28)

Refraksi (pembelokan/pembiasan

) : terjadi bila gelombang e.m.

menabrak lapisan tak padat seperti gas (misalnya lapisan-lapisan atmosfir) yang memiliki tingkat kepadatan gas yang berbeda-beda.

 Efek yang terjadi mirip dengan efek pembiasan cahaya yang

melewati dua medium atau lebih yang berbeda indeks biasnya.

Besarnya pembelokan

ditentu-kan oleh indeks refraksi (Hukum Snell) :

 di mana k = tetapan dielektrik

untuk masing-masing medium.

(29)

Difraksi (penguraian)

: terjadi jika gelombang e.m. mengenai suatu

benda padat/logam yang bersisi tajam (misalnya bangunan tinggi) atau menerobos suatu celah kecil (lebih kecil dibanding panjang gelombangnya).

 Gelombang akan terurai (terdifraksi) ke segala arah  pada

titik masuk seakan-akan ada sumber gelombang baru yang memancarkan energi ke semua arah.

Efek difraksi bisa menguntungkan : sinyal bisa ditangkap dari

(30)

Interferensi

: terjadi jika dua buah gelombang yang berfrekuensi

sama saling mencampur.

• Pada perambatan gelombang e.m. : radiasi gelombang dari antena

menempuh jalan dan jarak yang berbeda dan tiba pada penerima yang sama.

Interferensi menyebabkan timbulnya efek penjumlahan dan

pengurangan sehingga timbul pola radiasi.

(31)

Perambatan Gelombang Radio

Gelombang radio yang dipancarkan antena akan merambat di

udara/ruang bebas dengan

kecepatan cahaya

.

Perambatan gelombang radio mengikuti pola tertentu yang

dipengaruhi oleh

frekuensi kerjanya

.

Secara umum ada 4 jenis perambatan gelombang radio :

a. merambat di

atas permukaan bumi

: gelombangnya disebut

sebagai gelombang-permukaan (

surface wave

). Kadang

disebut juga sebagai gelombang-bumi (

ground wave

).

b. merambat di

angkasa

: gelombangnya disebut sebagai

gelombang-angkasa

(

sky wave

).

(32)

IONOSPHERE

Sky wave

Space wave

Surface wave

(33)

Gelombang permukaan (surface wave)

• Merambat mengikuti kontur bumi  tidak terpengaruh bentuk

kontur bumi.

Bisa merambat sangat jauh  bisa antar benua, bahkan bisa

mengelilingi bumi  tergantung pada besarnya daya pancar.

• Frekuensi sinyal gelombang permukaan : 30 kHz – 3 MHz (pita LF

dan MF)

• Contoh implementasi : komunikasi/navigasi kapal laut di pita LF dan

stasiun penyiaran radio AM di pita MF (MW).

Gelombang Angkasa (sky wave)

Merambat ke angkasa dan dipantulkan oleh lapisan atmosfir bagian

atas (ionosfir).

• Pantulan bisa berkali-kali (jamak) : bumi  ionosfir  bumi 

ionosfir dst.  bisa menempuh jarak yang sangat jauh, bahkan

(34)
(35)
(36)

Frekuensi sinyal gelombang angkasa : 3 – 30 MHz (pita HF).

• Implementasi : komunikasi jarak jauh di pita HF (baik untuk

(37)

Ionosfir

• Merupakan lapisan teratas dari atmosfir  menerima sinar

matahari lebih banyak dibanding lapisan lain di bawahnya  terjadi

proses pemanasan dan ionisasi sebagai efek dari sinar-sinar a b, ,

dan g dari matahari.

Lapisan ionosfir terbagi dalam lapisanD, E, F. Lapisan F terdiri dari

lapisan F1 dan F2

(38)

• Lapisan D (ketinggian 70 km, tebal + 10 km) muncul pada siang hari,

merugikan transmisi sinyal MF dan HF karena akan menyerapnya. 

Jarak lompatan dipengaruhi oleh ketinggian ionosfir : pada siang hari

ionosfir lebih tinggi dibanding pada malam hari  jarak lompatan

pada siang hari lebih jauh dibanding pada malam hari, namun energi yang hilang juga lebih banyak (diserap lapisan D) sehingga sulit untuk mendapatkan lompatan jamak  jarak lebih pendek.

Secara teoritis, jarak lompatan-tunggal maksimum + 4.000 km

(39)

Gelombang Ruang (space wave)

• Gelombang ruang merambat seperti garis lurus seperti garis pandang

mata (line of sight, LOS)  terpantul oleh objek padat (bangunan,

bukit, logam, dlsb).

Jarak pancar dipengaruhi ketinggian antena pemancar dan antena

penerima  semakin tinggi semakin jauh.

• Frekuensi sinyal

gelombang ruang : 30 MHz ke atas (VHF, UHF, SHF, EHF).

• Implementasi :

(40)

Perambatan Hambur Tropo (tropo-scatter)

• Gelombang merambat di angkasa sebagai akibat dari efek penghamburan oleh troposfir : gelombangnya disebut sebagai

gelombang hambur-tropo.

Digunakan pada pita UHF/SHF (300 MHz ~ 5 GHz) untuk

(41)
(42)
(43)

Tugas

:

Buat makalah/bahasan tentang sistem

antena di dalam handphone.

Tulis tangan

Maksimum 4 halaman

Referensi

Dokumen terkait