1
Oleh
Page 2
Sampling
Ada 2 topik bahasan dalam sampling:
1. Metode pengambilan sampel (
Sampling
Design
)
2. Perhitungan Besar sampel (
Sample Size
)
Ada 2 metode pengambilan sampel:
1. Random/Probability sampling
Page 3
TOPIK BAHASAN:
1.
Pengertian (Populasi & Sampel)
2.
Mengapa perlu sampling
3.
Langkah Pengambilan Sampel
4.
Potensi Bias pada pengambilan sampel
5.
Metode Probability Sampling
6.
Besar Sampel
7.
Aplikasi: menghitung besar sampel
Page 4
PENGERTIAN
Populasi target
•
Kumpulan dari satuan/unit yang ingin kita buat
inferensi atau
generalisasi hasil
penelitian
Populasi studi
•
Kumpulan dari satuan/unit (N) di mana kita akan
memilih
sampel
Kerangka sampel/
Sampling frame
•
Daftar satuan/unit/anggota populasi yang berisi identitas:
(
Nomor, Nama, & Alamat
)
Sampel
•
Kumpulan dari satuan/unit yang kita ambil dari populasi studi
di mana
pengukuran
dilakukan (n)
Unit analisis
•
Bagian dari sampel dimana kita akan melakukan
analisis
Page 5
Menjamin sampel menggambarkan populasinya
Menjamin sampel mempunyai akurasi yang terukur
Menjamin sampling dapat dilaksanakan dg efisien
Menjamin sampel menggambarkan populasinya
Menjamin sampel mempunyai akurasi yang terukur
Menjamin sampling dapat dilaksanakan dg efisien
Metode
sampling
MENGAPA PERLU
SAMPLING?
MENGAPA PERLU
SAMPLING?
1. Populasi tidak terbatas
2. Sumberdaya terbatas (tenaga, dana, waktu)
3. Tidak mungkin diteliti semua (waktu dan ruang)
4. Adanya penelitian yang destruktif
5. Tidak perlu semua diteliti, ada metode sampling
yg didasarkan pada distribusi probabilitas
1. Populasi tidak terbatas
2. Sumberdaya terbatas (tenaga, dana, waktu)
3. Tidak mungkin diteliti semua (waktu dan ruang)
4. Adanya penelitian yang destruktif
Page 6
Langkah
PENGAMBILAN
SAMPEL
Langkah
PENGAMBILAN
SAMPEL
2.Menentukan populasi penelitian
•Populasi target, Populasi studi
•Sampling frame
•UNIT ANALISIS
3.Menentukan metode pengambilan sampel
4.Menghitung besar sampel sesuai metode
5.Memilih sampel
1.Menentukan tujuan studi
23
4
Page 7
Page 8
Page 9
TEKNIK
SAMPLING
TEKNIK
SAMPLING
•
(Purposive/judgemental)
Sampel pertimbangan
•
Sampel berjatah
(Quota)
•
Sampel seadanya
(Convenience)
•
1.
Simple random sampling (
acak sederhana
)
•
2.
Systematic random sampling (
acak sistematik
)
•
3. Stratified random sampling (
acak bertingkat):
-
Sederhana (
Simple stratified random)
-
Proporsional (
Proportional stratified random)
•
4. Cluster random sampling (
acak berkelompok
)
•
5.
Multistages random sampling (
acak bertahap
)
A. Non Random
Page 10
Beda Sample Random vs Non random
Random/Probability Sample
Probabilitas
semua elemen di populasi untuk terpilih
sebagai sampel adalah
sama
Dapat merepresentasikan populasi dan hasilnya
dapat digeneralisasi ke populasi
Non Random/Non Probability Sample
Probabilitas semua elemen di populasi untuk terpilih
sebagai sampel adalah
tidak sama
Tidak merepresentasikan populasi dan hasilnya
Page 11
RANCANGAN SRS
(
Simple/Systematic Random Sapling
)
SIMPLE RANDOM
SAMPLING
1.
Tentukan populasi studi
2.
Buat
sampling frame
(N)
3.
Tentukan besar sampel
4.
Pilih sampel sejumlah n
secara random (Dengan
Tabel-random atau
Komputer
)
SYSTEMATIC RANDOM
SAMPLING
:
1.
Tentukan populasi studi
2.
Tentukan
sampling frame
3.
Tentukan besar sampel
4.
Tentukan interval (i=N/n)
5.
Pilih sampel no.1 secara
acak
6.
Secara sistematik
tentukan sampel
Page 12
STRATIFIED RANDOM SAMPLING
STRATIFIKASI SEDERHANA
(Alokasi sama):
1.
Tentukan populasi studi
2.Kelompokkan populasi
berdasarkan variabel Strata
3.
Tentukan besar sampel
4.Besar sampel dibagi rata
menurut strata
5.
Buat
sampling frame
(N) ditiap
strata
6.
Di tiap strata, pilih sampel
secara random (Tabel-random
atau
Komputer
)
STRATIFIKASI PROPORSIONAL:
1.
Tentukan populasi studi
2.Kelompokkan populasi
berdasarkan variabel Strata
3.
Tentukan besar sampel
4.Besar sampel dibagi
proporsional menurut strata
5.
Buat
sampling frame
(N) ditiap
strata
6.
Di tiap strata, pilih sampel
secara random (Tabel-random
atau
Komputer
)
Perlu Bobot Sampling
= (Jumlah populasi / jumlah sampel)
Tdk Perlu Bobot Sampling
Page 13
CLUSTER RANDOM SAMPLING
Digunakan jika sampling frame tidak tersedia atau populasi
merupakan wilayah geografis yang sulit dijangkau
1.
Tentukan populasi studi (N)
2.
Kelompokkan populasi berdasarkan cluster
•
Geografis/area/wilayah administrasi/blok/unit
3.
Tentukan jumlah sampel (n) dan jumlah cluster (n
k) dan
jumlah sampel di tiap cluster terpilih(n
s)
4.
Pilih cluster secara acak proporsional (PPS)
5.
Pada cluster terpilih: ambil semua unit
cluster 1-tahap
6.
Pada cluster terpilih: pilih secara random responden
dengan jumlah yang sama
cluster 2-tahap
(Antar cluster homogen, dalam cluster heterogen)
Page 14
Multi-stage random sampling
Digunakan jika populasi sangat besar dan menyebar
dan tidak tersedia KERANGKA SAMPEL
Contoh tingkat Propinsi:
1.
Tentukan populasi studi (N) dan sampel (n)
2.
Bagi populasi menurut wilayah/Strata (Kab/Kota)
Pilih wilayah/strata secara acak
3.
Di setiap strata terpilih, kelompokan populasi
berdasarkan cluster atau strata (Urban/Rural)
Pilih cluster/strata secara acak
4.
Tentukan besar sampel di tiap Strata & klaster
5.
Di klaster/strata terpilih, ambil sampel secara acak
Page 15
Sampling
Sampling harus memenuhi 2-kaidah berikut:
•
1. Akurasi/valid/akurat
– Mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur
– Tergantung dari
metode mengambil sampel
•
2. Presisi/konsisten/reliable
– Mengambarkan ketepatan ukuran yang diperoleh
– Tergantung dari
besar sampel
Kesalahan yang sering terjadi adalah metode
Page 16
Dasar Perhitungan Besar Sampel
utk ESTIMASI
Perhitungan besar sampel didasarkan pada
Page 17
BESAR SAMPEL
Tergantung pada:
1.
Jenis penelitian
•
Eksplorasi awal
1 sampel mungkin cukup
•
Generalisasi
harus representative
2.
Skala-ukur variabel dependen
•
Nominal/ordinal (Kategorik)
Proporsi
•
Interval/ratio (Numerik)
Mean dan SD
3.
Derajat ketepatan perkiraan yang diinginkan (
presisi
)
Semakin tinggi presisi ~ semakin besar sample
4.
Tujuan Penelitian
•
Estimasi
•
Uji Hipotesis
5.
Interval kepercayaan
dan Kekuatan Uji
Page 18
Besar sampel hanya bisa dihitung jika ada
informasi awal tentang populasi (informasi
awal tentang hal apa yang akan diteliti)
Secara garis besar, perhitungan besar
sampel dibagi menurut tujuan penelitian:
• 1. Estimasi parameter populasi
• 2. Uji hipotesis
Kesalahan yang sering terjadi, selalu
menganggap penelitian sebagai estimasi,
padahal seharusnya uji hipotesis
Page 19
1. Jumlah sampel utk ESTIMASI PROPORSI
Tujuan penelitian
: Mengetahui prevalensi diare pada balita di Kota Depok
Untuk menghitung jumlah sampel, peneliti
perlu tahu
sbb:
1.
P =
Perkiraan prevalence (dari penelitian terdahulu atau pilot studi)
2.
d =
Presisi: Ketepatan dari perkiraan prevalen –> deviasi/simpangan
yang masih dapat ditolerir (pada derajat kepercayaan tertentu)
3.
CI =
Interval kepercayaan
Contoh:
Peneliti memperkirakan prevalensi diare di Depok sama dengan Jabar
15%
p = 0.15
Peneliti 95% yakin bahwa prevalensi diare di Depok berkisar antara
10—20%
d = 0.05
(deviasi atau presisi 5%)
5—25%
d = 0.10
(deviasi atau presisi 10%)
Ada 5% kemungkinannya prevalensi diare berada diluar kisaran
10—20%
CI = 95%
Za/2 = 1,96
Page 20
1a. Jumlah Sampel untuk Estimasi Proporsi
Rumus:
p=perkiraan proporsi
d=presisi
z= nilai z pada interval kepercayaan (1-
/2)
Catatan:
•
Rumus di atas hanya untuk estimasi proporsi
•
Rumus di atas hanya untuk sampel acak sederhana
•
Untuk sampel cluster jumlah sampel perlu dikalikan dengan
Design Effect (DEFF)
2 2
/ 1
2
*
*
(
1
)
d
p
p
z
Page 21
1b. Jumlah Sampel untuk Estimasi Proporsi
Tujuan: Mengetahui prevalensi diare pada balita di Depok:
Diketahui:
•
Perkiraan proporsi 15% (p=0.15)
•
Presisi 5% (d=0.05)
•
Derajat kepercayaan 95% (Z
1-/2=1.96)
Perhitungan:
Hasil:
•
Dibutuhkan paling tidak 196 balita
Page 22
2. Besar Sampel untuk Estimasi Rata-rata
Tujuan: Mengetahui rata-rata Hb ibu hamil di Kota Depok
Untuk menghitung jumlah sampel, peneliti perlu tahu sbb:
1. (SD
2): Perkiraan varians Hb ibu hamil (dari penelitian terdahulu, atau pilot studi)
2. (d): Presisi: Ketepatan dari perkiraan rata-rata Hb ibu hamil –>
deviasi/simpangan yang masih dapat ditolerir (pada derajat kepercayaan
tertentu)
3. (CI): Derajat
kepercayaan
Contoh:
Diperkirakan (mean = 12.5 g/dl) dan (
2= 6
2= 36 g/dl
2)
Hasil penelitian terdahulu
Peneliti 95% yakin mean Hb bumil di depok berkisar .... Sd ...g/dl
d= 1.0 gr/dl (ketepatan perkiraan 1.0 gr/dl)
11.5—13.5 g/dl
d= 2.0 gr/dl (ketepatan perkiraan 2.0 gr/dl)
10.5—14.5 g/dl
d= 0.5 gr/dl (ketepatan perkiraan 0.5 gr/dl)
12.0—13.0 g/dl
Ada 5% kemungkinannya rata-2 Hb berada diluar kisaran 11.5—13.5
Page 23
2a. Besar Sampel untuk Estimasi Rata-rata
Untuk menghitung besar sampel peneliti perlu mengetahui:
• Perkiraan Varians (Kuadrat dari Std.Deviasi)
• Presisi
• Derajat kepercayaan
Rumus:
2 = perkiraan varians d = presisi
z = nilai z pada interval kepercayaan 1-/2 Catatan:
• Rumus di atas hanya untuk estimasi rata-rata
• Rumus di atas hanya untuk sampel acak sederhana
2
2
2
/
1
2
*
d
z
Page 24
Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata Kadar HB Ibu hamil di
Depok. Dari laporan terdahulu, diketahui rata-rata HB Bumil 12.5 g/dl
dengan standar deviasi 6 g/dl. Berapa besar sampel yang diperlukan
jika peneliti menginginkan derajat kepercayaan 95% dan simpangan
maksimum dari rata-rata HB sebesar 1.0 g/dl?
Berdasarkan informasi di atas,
2=6
2=36 ; d=1 ; z=1,96, maka besar
sampel
Sehingga diperlukan 139 ibu hamil sebagai sampel
(Asumsi: ibu hamil dipilih secara SRS dari sampling frame populasi)
(Bila tidak SRS, maka metode cluster bisa jadi pilihan, namun jumlah
sampel harus di kali dengan disain efek.
2b. Besar Sampel untuk Estimasi Rata-rata
139
1
6
*
96
,
1
2 2 2
TUGAS-Sampel kumpul ke
muhaninova@gmail.com
1.
FKM Unimal ingin melakukan survei untuk mengetahui
kejadian Stress pada staf administrasinya. Data penelitian
terdahulu melaporkan kejadian stress pada karyawan
mencapai 15%. Hitunglah besar sampel minimum, jika
presisi 5% (Alpha 5%) dan tingkat kepercayaan 95%.
2.
Pemda Sukabumi ingin melakukan survei untuk mengetahui
kejadian polio di kabupatennya. Data awal memperlihatkan
ditemukan 15 kasus polio dari 1500 anak-anak dibawah 15
tahun. Hitunglah besar sampel minimum pada tingkat
kepercayaan 95%, jika presisi atau tingkat kesalahan yang
ditolerir adalah 10%.
TUGAS
1.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat ingin mengetahui melakukan
survey untuk mendapatkan angka yang layak dipercaya untuk Angka
Kematian Ibu (AKI) tahun 2003. Dari survei nasional yang sudah ada
diperkirakan AKB Jawa Barat sebesar 250 per 100.000 (0,0025). Jika
peneliti menginginkan presisi sebesar 10% dari perkiraan AKI tersebut,
dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% hitunglah berapa
jumlah sampel minimal yang harus dipenuhi untuk survey tersebut.
2.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor ingin mengetahui status gizi
ibu hamil, yang diukur dengan menggunakan indikator asupan
karbohidrat dalam makanan per hari.. Berdasarkan perkiraan
sementara rata-rata asupan karbohidrat per hari adalah 200 gram
dengan standar deviasi 70 gram. Jika peneliti menginginkan presisi 5%
dan derajat kemaknaan 5% hitunglah berapa sampel minimal yang
harus dipenuhi. Asumsi: pengambilan sampel dilakukan secara
simple/
systematic random sampling.
Page 27
Dasar Perhitungan Besar Sampel
utk UJI HIPOTESIS
Page 28
2. Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi
n = besar sampel
Z1-a/2
= nilai z pada derajat kepercayaan 1-a/2 atau batas
kemaknaan a.
Perhatikan pada rumus ini uji hipotesis dilakukan dua arah (two
tailed)
Z1-a/2
= 1,64 ; 1,96 ; 2,58 untuk derajat kepercayaan 90, 95, 99%
z
1-b= nilai z pada kekuatan uji (power) 1-b.
z
1-b= 0,84; 1,28; 1,64; 2,33 untuk kekuatan uji 80, 90, 95, 99%
P
1= perkiraan proporsi pada kelompok 1
P
2= perkiraan proporsi pada kelompok 2
Page 29
Suatu pengamatan awal pada 10 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa
tinggi menunjukkan 6 orang meninggal. Sedangkan pengamatan pada 10 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa rendah menunjukkan 3 orang meninggal.
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah kadar glukosa darah dapat digunakan
sebagai faktor prognostik pasien trauma kepala. Berapa besar sampel jika interval kepercayaan 95% dan kekuatan uji 80%
Dari informasi di atas, P1=0,60 ; P2=0,30, z1-a=1, 64 ; z1-b=0,84, maka besar sampel
dapat dihitung:
Jadi untuk membuktikan apakah proporsi kematian pasien trauma kepala dengan kadar glukosa tingi berbeda dengan kadar glukosa rendah diperlukan 84 pasien, (42 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa tinggi
dan 42 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa rendah)
(Asumsi: sampel dipilih secara acak sederhana)
2a. Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi
Page 30
2a. Uji Hipotesis Beda Rata-rata
2 Kelompok Independen
Z1- = nilai z pada interval kepercayaan 1-
uji hipotesis dilakukan dua arah (two tailed)
Page 31
Seorang peneliti ingin mengetahui efek asupan natrium pada tekanan darah. Pada
pilot studi diketahui pada 20 orang yang asupan natriumnya rendah mempunyai tek. Darah diastolik rata-rata 72 mmHg dengan st. dev. 10 mmHg. Sedangkan pada 20 orang yang asupan natriumnya tinggi mempunyai tek. Darah diastolik rata-rata 85 mmHg st. dev. 12 mmHg.
Berapa besar sampel yang diperlukan jika peneliti ingin melakukan uji hipotesis
adanya perbedan tekanan darah pada kedua kelompok tersebut dengan interval kepercayaan 95% dan kekuatan uji 80% ?
Diperlukan sampel sebanyak 80 sampel (40 orang yang konsumsi natriumnya rendah dan 40 orang yang konsumsi natriumnya tinggi)
(Asumsi; sampel dipilih secara acak sederhana)
Uji Hipotesis Beda Rata-rata
2 Kelompok Independen
Page 32
2b. Uji Hipotesis Beda Rata-rata 2
Kelompok Berpasangan (Paired)
2 = varians dari beda 2 rata-rata pasangan
(didapat dari penelitian terdahulu atau penelitian awal)
Z1- = nilai z pada interval kepercayaan 1-
uji hipotesis dilakukan dua arah (two tailed)
z
1- = nilai z pada kekuatan uji (power) 1-
1 = perkiraan rata-rata sebelum intervensi 2 = perkiraan rata-rata sesudah intervensi
(didapat dari penelitian terdahulu atau penelitian awal)
1 2
22 1
2 / 1 2
z
z
Page 33
Seorang peneliti ingin menguji efek latihan aerobik terhadap penurunan
kadar kolesterol LDL pada orang dewasa. Dari penelitian awal pada 5
orang diketahui rata-rata LDL sebelum latihan aerobik adalah 185 mg/dl
dan setelah 4 minggu berlatih aerobik adalah 165 mg/dl. Jadi ada
penurunan kadar LDL rata-rata 20 mg/dl dengan st. dev. 15 mg/dl.