• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Peraturan Negara Pertemuan 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perancangan Peraturan Negara Pertemuan 4"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Materi Ke-4:

(2)
(3)
(4)

C. Isi kuliah :

Bagaimana UU Direncanakan?

Sebelum fungsi legislasi DPR dimulai, terlebih dulu ada proses perencanaan. Dalam proses perencanaan ini, DPR dan pemerintah

menyusun rencana dan skala prioritas

undang-undang yang akan dibuat oleh DPR dalam suatu periode tertentu. Proses ini

diwadahi oleh suatu program yang bernama

(5)

Prolegnas

Dalam UU PPP, perencanaan juga diwadahi dalam Prolegnas. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 15 ayat (1) UU PPP, yang

menyatakan: “Perencanaan penyusunan undang-undang dilakukan dalam suatu Program Legislasi Nasional.” Namun

berbeda dengan Prolegnas periode lalu yang dituangkan dalam bentuk

undang-undang, UU PPP tidak jelas mengatur dalam bentuk apa Prolegnas ini akan dituangkan. Sedangkan ketentuan tentang tata cara

penyusunan dan pengelolaan Prolegnas

(6)

Siapa Yang Merancang Sebuah RUU?

Secara formal, RUU dirancang oleh

presiden, DPR, dan DPD. Khusus untuk

DPD, perancangan dilakukan terbatas pada RUU yang dapat diusulkan oleh DPD, sesuai dengan UUD, yaitu RUU yang berhubungan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

(7)

RUU dari Presiden

Sebelum sebuah RUU diusulkan oleh

presiden, ada beberapa tahap yang

harus dilalui. Berdasarkan UU PP,

tahap ini terdiri dari: (i) tahap

persiapan, (ii) teknik penyusunan, dan

(iii) perumusan. Ketiga tahap tersebut

dapat dikemas menjadi suatu istilah

yang umum digunakan yaitu

(8)

Proses perancangan oleh pemerintah diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 188 tahun

1999 tentang Tata Cara Mempersiapkan

Rancangan Undang-Undang. Setelah berlakunya UU PPP diganti dengan PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

PENGGANTI UNDANG-UNDANG, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH, DAN RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN

(9)

Ada model yang hampir sama dalam setiap

pembentukan tim perancang undang-undang ini. Biasanya, ketuanya adalah menteri dari

departemen teknis terkait, kemudian tim intinya terdiri dari pejabat eselon I (setingkat Direktur Jenderal), pejabat dari instansi lain yang terkait dengan substansi RUU, serta tokoh atau

akademisi yang dianggap memiliki keahlian di

bidang tersebut. Sedangkan tim asistensi biasanya melibatkan banyak masyarakat sipil seperti

kalangan LSM. Tim perancang ini kemudian akan merumuskan sekaligus mengkonsultasikan

(10)

RUU dari DPR

Sebelum sampai pada usul inisiatif DPR, ada beberapa badan yang biasanya melakukan proses penyiapan suatu RUU. Sebagai

ilustrasi, RUU Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (sekarang menjadi UU No. 30 Tahun 2002) dipersiapkan oleh Fraksi PPP, sedangkan pada RUU Tata Cara

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (sekarang menjadi UU PPP)

(11)

Di samping itu, ada beberapa badan lain

yang secara fungsional memiliki kewenangan untuk mempersiapkan sebuah RUU yang

akan menjadi usul inisiatif DPR. Badan-badan ini adalah Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I), yang bertugas melakukan penelitian atas substansi RUU, dan tim perancang sekretariat DPR yang menuangkan hasil penelitian tersebut

(12)

Dalam menjalankan fungsi sebagai penggodok RUU, baik Baleg maupun tim ahli dari fraksi

memiliki mekanisme sendiri-sendiri. Baleg misalnya, di samping melakukan sendiri

penelitian atas beberapa rancangan undang-undang, juga bekerja sama dengan berbagai universitas di beberapa daerah di Indonesia. Untuk satu RUU, biasanya Baleg akan

meminta tiga universitas untuk melakukan

(13)

Baleg juga banyak mendapatkan naskah RUU dari masyarakat sipil, misalnya RUU tentang Kebebasan Memperoleh Informasi dari ICEL (Indonesian Center for Enviromental Law), RUU tentang Kewarganegaraan dari GANDI (Gerakan Anti Diskriminasi) dan RUU

Ketenagakerjaan dari Kopbumi. Bagi

(14)

Sedangkan P3I yang memiliki 43 orang

peneliti, lebih banyak berfungsi membantu pihak Baleg maupun sekretariat guna

mempersiapkan sebuah rancangan peraturan perundang-undangan maupun dalam

memberikan pandangan atas RUU yang sedang dibahas. Selain itu, P3I juga sering melakukan riset untuk membantu para

(15)

Pada tingkat fraksi, penyusunan

sebuah RUU dimulai dari adanya

amanat dari muktamar partai.

Kemudian fraksi tersebut membentuk

tim pakar yang merancang RUU

tersebut berdasarkan masukan

(16)

RUU dari DPD

Sebagai lembaga legislatif baru, DPD

sedang dalam masa untuk membangun

sistem perancangan dan pembahasan

RUU yang baik dan efektif. Di awal masa

jabatan ini, DPD banyak mengadopsi

sistem yang dipakai oleh DPR. Untuk

merancang sebuah RUU mereka

(17)

Bedanya dengan DPR adalah saringan untuk menjadikan suatu usulan menjadi usulan

DPD. Sebab, berbeda dengan DPR, DPD tidak dapat secara langsung mengusulkan

sebuah RUU untuk dijadikan rancangan yang dibahas oleh DPR dan pemerintah.

Wewenang pembentukan undang-undang

tetap hanya ada pada DPR. Saringan internal di DPD ada pada Sidang Paripurna DPD,

(18)

Usul RUU boleh diusulkan oleh Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) atau Panitia Ad-Hoc. Sedangkan Usul

Pembentukan RUU dapat diajukan oleh

sekurang-kurangnya seperempat dari jumlah anggota DPD. Usul pembentukan RUU harus dilengkapi dengan latar belakang, tujuan, dan pokok-pokok pikiran, serta daftar nama, nama provinsi, dan tanda tangan pengusul. Baik Usul RUU maupun Usul Pembentukan RUU

(19)

Selanjutnya pimpinan PPUU akan menyampaikan Usul RUU atau Usul Pembentukan RUU kepada pimpinan DPD. Pada Sidang Paripurna DPD

berikutnya pimpinan sidang harus memberitahukan kepada anggota tentang masuknya Usul RUU atau Usul Pembentukan RUU, yang selanjutnya harus

dibagikan kepada seluruh anggota. Sidang Paripurna memutuskan apakah Usul RUU atau Usul

Pembentukan RUU tersebut diterima, ditolak, atau diterima dengan perubahan. Keputusan untuk

menerima atau menolak harus terlebih dulu memberi kesempatan kepada pengusul untuk memberi

(20)

Apabila Usul RUU atau Usul Pembentukan

RUU diterima dengan perbaikan, maka

DPD menugaskan PPUU untuk membahas

dan menyempurnakan Usul RUU atau Usul

Pembentukan RUU tersebut.

(21)

Siapa Yang Mengusulkan

Undang-undang?

Pengusulan Oleh Presiden

RUU yang datang dari presiden

disampaikan kepada ketua DPR dengan

mengirimkan Surat Pengantar Presiden

(SPP). Bersama SPP tersebut dilampirkan

RUU yang akan diajukan dan naskah

akademis atau penjelasan pemerintah

tentang RUU tersebut, serta penunjukkan

menteri yang akan mewakili presiden

(22)

Pengusulan Oleh DPD

DPD berhak mengajukan RUU yang berhubungan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta

penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

Untuk mengajukan sebuah RUU, pimpinan DPD menyampaikan kepada ketua DPR RUU beserta naskah akademisnya. Apabila tidak ada naskah akademis dari RUU yang bersangkutan, maka cukup menyampaikan keterangan atau penjelasannya.

(23)

Pengusulan Oleh DPR

Pengusulan oleh DPR dapat

dilakukan melalui beberapa pintu,

yaitu

1. Badan Legislasi

2. Komisi

3. Gabungan komisi

(24)

Usul RUU yang diajukan oleh Baleg, Komisi, Gabungan Komisi ataupun anggota diserahkan

kepada pimpinan DPR beserta dengan keterangan pengusul atau naskah akademis. Dalam Sidang Paripurna selanjutnya, pimpinan sidang akan

mengumumkan kepada anggota tentang adanya RUU yang masuk, kemudian RUU tersebut

dibagikan kepada seluruh anggota. Sidang Paripurna akan memutuskan apakah RUU

tersebut secara prinsip dapat diterima sebagai

RUU dari DPR. Sebelum keputusan diiterima atau tidaknya RUU, diberikan kesempatan kepada

(25)

Keputusan rapat paripurna terhadap suatu usul RUU dapat berupa:

1. Persetujuan tanpa perubahan 2. Persetujuan dengan perubahan 3. Penolakan

Apabila usul RUU disetujui dengan

perubahan, maka DPR akan menugaskan kepada Komisi, Baleg ataupun Panitia

(26)

Apabila RUU disetujui tanpa perubahan atau RUU telah selesai disempurnakan oleh Komisi, Baleg ataupun Pansus maka RUU tersebut disampaikan kepada presiden dan pimpinan DPD (dalam hal RUU yang diajukan berhubungan dengan

kewenangan DPD). Presiden harus menunjuk seorang menteri yang akan mewakilinya dalam pembahasan, paling lambat 60 hari setelah

(27)

Bagaimana Proses Pembahasan

RUU?

Pembicaraan tingkat satu dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

1. Pandangan fraksi-fraksi, atau pandangan fraksi-fraksi dan DPD apabila RUU berkaitan dengan kewenangan DPD. Hal ini bila RUU berasal dari presiden. Sedangkan bila RUU berasal dari DPR, pembicaraan tingkat satu didului dengan pandangan dan pendapat presiden, atau pandangan presiden dan DPD dalam hal RUU berhubungan dengan kewenangan

DPD.

2. Tanggapan presiden atas pandangan fraksi atau tanggapan pimpinan alat kelengkapan DPR atas pandangan presiden.

3. Pembahasan RUU oleh DPR dan presiden berdasarkan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM)

Dalam pembicaraan tingkat satu dapat juga dilakukan: 1. Rapat Dengar Pendapat Umum(RDPU)

2. Mengundang pimpinan lembaga negara atau lembaga lain apabila materi RUU berhubungan dengan lembaga negara lain

(28)
(29)

Referensi

Dokumen terkait

1.. Walikota Bontang Nomor 39 tahun 2011 tentang pedoman pelaksanaan fasilitasi partisipasi masyarakat dalam percepatan pembangunan. Diharapkan dengan kebijakan

Kesalah pada nozzle akan ber- pengaruh pada pemasangan komponen chip pada papan PCB yang tersendat karena belum siapnya alat nozzle beker- ja atau tidak sesuai ukuran

Lapisan pasivasi pada permukaan logam adalah suatu lapisan oksida tipis yang terbentuk pada bermacam-macam tingkat derajat (tergantung pada besar kecilnya tenaga

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada konsumsi pakan, bobot badan, konversi pakan, karakteristik karkas, dan persentase kematian antara

Mau tidak mau masyarakat  1animbar akan berhadapan dengan arus globalisasi tersebut; etiga, epulauan 1animbar dari aspek sosiokultural memiliki sistem budaya yang spesi:k

Prinsip metode ELISA untuk pemeriksaan prealbumin ini adalah Protein prealbumin pada sampel akan berikatan dengan anti-prealbumin yang telah dicoating pada permukaan

Secara umum, mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa dapat menjelaskan mengenai peradaban, budaya, ide kosmopolitanisme mempunyai andil dalam fenomena yang menjadi kajian

Gambar-gambar hasil pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan galian.