KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatNYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Untuk Menjamin Pelayanan Kesehatan Masyarakat” . Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini.untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu ,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Ungaran, 8 Oktober 2016
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...3
B. Rumusan Masalah...6
C. Tujuan ...6
D. Manfaat ...7
BAB 2 PEMBAHASAN A. Pengertian Implementasi ...8
B. Pengertian Pancasila ...9
C. Kandungan Nilai-nilai Pancasila ...12
D. Pengertian Pelayanan Kesehatan ...20
E. Penerapan nilai-nilai pancasila dalam menjamin pelayanan kesehatan masyarakat ...21
BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan ...24
B. Saran ...25
DAFTAR PUSTAKA ...26
A. LATAR BELAKANG
Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009 .WHO (world health organization) mencatat negara indonesia sebagai negara denga kasus DBD tertinggi di asia tenggara ,penyakit demam berdarah dangue masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di indonesia.jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan penduduk. (www.depkes.go.id diakses 8 oktober 2016).hal tersebut menekankan bahwa tingkat kesehatan nasional negara kita masih rendah hal tersebut juga dikarenakan tingkat pelayanan masyarakat yang masih perlu di tingkatkan lagi.
Kita semua tahu bahwa kesehatan adalah hal pokok bagi manusia ,peran tenaga kesehatan menjadi ujung tombak dalam mensukseskan tercapainya kesehatan nasional.tenaga kesehatan masyarakat sebagai lapis pertama dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, sudah selayaknya memilki kompetensi yang memadai dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan. Namun ,dalam kenyataannya pelayanan yang dilakukan masih kurang maksimal. Ada hal-hal yang sangat perlu diperhatikan dalam peningkatan pelayan masyarakat.
dan keadilan yang bersifat universal,objektif artinya pancasila bahwa nilai-nilai pancasila itu melekat paada pembawa dan pendukung nilai-nilai pancasila itu sendiri yaitu masyarakat, bangsa,dan negara indonesia. Jadi jelas bahwa jika tenaga kesehatan dapat menerapkan nilai-nilai pancasila dalam melaksanakan pelayanan masyarakat maka akan tercapai tingkat kesehatan nasional Indonesia.
rakyat indonesia,makna dalam sila ini adalah adaya kemkmuran yang merata bagi seluruh rakyat,seluruh kekayaan dan sebaginya dipergunakan untuk kebahagian bersama,dan melindungi yang lemah ,semua nilai-nilai yang tersebut tinggal bagaimana kita tenaga kesahatan sebagai warga imdonesia mengambil langkah yang menjadi kebijakan untuk tercapainya kesehatan nasional.
Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberdaan sarana kesehatan.sarana kesehatan terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan yang terdiri dari puskesmas, rumah saakit, dan upaya kesehatan bersumberdaya .peningkatan pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan harus dilalukan karena saat ini masih kurangnya pelayan masyarakat yang baik, kita sebut saja kasus beberapa bulan yang lalu tentang vaksin palsu banyak rumah sakit swasta yang menggunakan vaksin palsu untuk memberikan imunisasi kepada anak-anak.hal seperti itu sudah selayaknya di kontrol. Kita sebagi pelayan kesehatan sudah selayaknya memberikan pelayana terbaik untuk masyarakat demi tercapainya kesehatan nasional yang lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian implemenasi? 2. Apa itu pancasila?
3. Apa saja kandungan nilai-nilai pancasila ?
4. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan?
5. Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila dalam menjamin pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia serta bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. tujuan khusus
1. Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila apa saja yang dapat diterapkan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Tenaga kesehatan mampu menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dalam pelayanan kesehatan masyarakat untuk tingkat kesehatan nasional yang lebih baik.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Dapat mengerti, memahami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IMPLEMENTASI
Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli
Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi.
browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas
yang saling menyesuaikan”
implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan
diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk
Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum“Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”(Usman, 2002:70).
B. PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila terdiri dari dua kata dari Sanskerta pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Atau ideologi bangsa Indonesia.
Lima sila utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ada beberapa pengertian pancasila dari sudut pandang yang berbeda,meliputi :
1. Pengertian Pancasila secara etimologi
“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar” “syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan “susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
2. Pengertian Pancasila secara Historis.
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.
3. Pengertian Pancasila secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.
C. NILAI-NILAI PANCASILA
Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam berbagai agama dan kepercayaan, bahasa, adat istiadat, dan kebudayaan. Oleh karena di dalam agama, kepercayaan, adat istiadat dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai antara lain nilai moral, maka Pancasila pun mengandung nilai moral dalam dirinya, nilai-nilai Pancasila diungkapkan dalam 2 (dua) nilai, yaitu antara lain :
1. Mempunyai kedudukan nilai, norma, dan moral dalam masyarakat 2. Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia
Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral Dalam Masyarakat
a. Kedudukan NILAI dalam masyarakat
Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma dan moral. Kehidupan masyarakat dimana pun tumbuh dan berkembang dalam ruang lingkup interaksi nilai tersebut yang memberi motivasi dan arah sekaligus anggota masyarakat untuk berperilaku.
martabatnya. Nilai merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang suatu hal adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Oleh karena nilai dapat dihayati dalam kontek kebudayaannya
sebagai wujud kebudayaan yang abstrak.
Dalam menghadapi alam sekitarnya, manusia didorong untuk membuat hubungan yang bermakna melalui budinya, yang menilai benda-benda serta kejadian yang beraneka ragam, dipilihnya apa yang menjadi tujuan dan isi dari kelakuan kebudayannya. Melalui proses memilih, manusia sebagai individu atau anggota masyarakat menentukan sikap hidupnya, dilihat proses kehidupannya manusia berusaha agar lingkungan hidupnya dapat dikuasai dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat ada 6 macam nilai :
1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang terdapat disekitarnya.
5. Nilai politik adalah berpusat pada kekuasaan serta berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud rahasia kehidupan dan alam semesta.
Dalam pelaksanaannya nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam wujud norma, ukuran, kreteria sehingga merupakan suatu keharusan, anjuran atau larangan, tidak dikehendaki atau tercela. Oleh karena itu suatu nilai sangat berperan sebagai dasar pedoman yang menentukan suatu kehidupan manusia. Nilai berada dalam hatinurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan, kepercayaan yang bersumber dari berbagai sistem nilai.
b.Kedudukan NORMA dalam masyarakat
Manusia cenderung untuk memelihara hubungan dengan penciptanya, masyarakat dan alam sekitarnya dengan selaras. Berbagai adaptasi dilakukan oleh manusia agar mampu mempertahankan eksistensinya. Sikap demikian akan menyadarkan perlunya pengendalian diri, baik terhadap manusia sesamanya, lingkungan alam, dan kepada penciptanya yaitu Tuhan. Kesadaran tentang hubungan yang ideal dengan demikian menumbuhkan kepatuhan terhadap aturan-aturan, kaidah atau norma. Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu.
karena norma dalam perwujudannya dapat berupa norma agama, norma filsafat, kesusilaan, hukum, dan norma sosial.
Kedudukan MORAL dalam masyarakat
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut peri laku manusia. Seseorang yang taat dan patuh pada aturan-aturan, kaidah dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya dia sudah dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Bila sebaliknya, seseorang itu telah dianggap tidak bermoral. Moral dalam perwujudannya dapat berupa aturan, prinsip-prinsip, yang benar, yang baik, yang terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhdap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moralpun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, etika, hukum, ilmu dan sebagainya. Nilai, norma, dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya. Pancasila secara filsafat mengandung nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak dan abadi dari Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab sucinya, artinya di dalam nilai-nilai tersebut mengandung nilai moral, maka Pancasila pun mengandung nilai moral dalam dirinya.
Jika dijabarkan menurut sila-sila pancasila maka bisa diambil penjelasan sebagai berikut:
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
suatu kepercayaan yang berpangkal dari kesadaran manusia sebagai mahkluk Tuhan. Keyakinan yang demikian maka negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan negara memberi jaminan sesuai dengan keyakinannya, dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
Bagi kita di Indonesia tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti ketuhanan yang Maha Esa, serta anti kehidupan beragama. Sebagai sila pertama menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan, yang menjiwai dan mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk negara RI yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hakekat pengertian nilai-nilai diatas sesuai dengan Pernyataan dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu keyakinan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sila pertama ini tercakup nilai religi yang mengatur hubungan negara dan agama, hubungan manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai yang menyangkut hak asasi yang paling asasi.
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Nilai-nilai dalam sila ini adalah merupakan refleksi dari martabat serta harkat manusia yang memiliki potensi kultural. Potensi tersebut sebagai hal yang bersifat universal atau keseluruhan dan dipunyai oleh semua bangsa tanpa kecuali. Menurut sila ini setiap manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, yang menyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabatnya sebagai hamba Tuhan. Dalam sila kedua ini menyangkut nilai-nilai hak dan kewajiban asasi manusia Indonesia. Setiap Warganegara dijamin hak dan kebebasannya yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dengan orang seorang, atau masyarakatnya, dan alam lingkungannya. Di dalamnya mengandung nilai cinta kasih yang harus dikembangkan nilai etis yang menhargai keberanian untuk membela kebenaran, santun dan menghormati harkat kemanusiaan.
3. Nilai Persatuan Indonesia
dalam sila ini merupakan wujud asas kebersamaan, solidaritas, serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan kebudayaannya. Sila ini mengandung nilai-nilai kerohanian dan nilai etis yang mencakup kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat. Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara.
4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan.
Dalam sila ini, diakui bahwa negara RI menganut asas demokrasi yang bersumber kepada nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam budaya bangsa Indonesia. Perwujudan demokrasi itu dipersepsi sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan. Penghargaan yang tinggi terhadap nilai musyawarah mencerminkan sikap pandangan hidup bahwa kemauan rakyat mencerminkan nilai kebenaran dan keabsahan yang tinggi. Di dalam sila ini terungkap nilai yang mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat yang harus didahulukan. Sila ini menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan, sebagai amanat seluruh rakyat. Tanggung jawab itu bukan hanya ditujukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini pun mengandung pengakuan atas nilai kebenaran dan keadilan dalam menegakan kehidupan yang bebas, adil dan sejahtera.
keseimbangan, dan keserasian yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh rakyat Indonesia, tanpa membedakan asal suku, agama yang dianut, keyakinan politik, serta tingkat ekonominya. Didalam sila inipun terkandung nilai kedermawanan kepada sesama, memberi tempat kepada sikap hidup hemat, sederhana, dan kerja keras. Sila kelima ini juga mengembangkan nilai untuk menghargai karya, dan norma yang menolak adanya kesewenang-wenangan, serta pemerasan kepada sesama. Juga mengandung nilai vital yaitu keniscayaan secarabersama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Nilai-nilai yang tercakup dalam sila ini memberi jaminan untuk mencapai taraf kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya, dan menempatkan nilai demokrasi dalam bidang ekonomi dan sosial.
D. PENGERTIAN PELAYAN KESEHATAN. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat
Menurut Levey dan Loomba (1973)
Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah
setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:
Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi.
Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi dari padanya.
Jadi dapat disimpulkan pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
E. PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MENJAMIN PELAYANAN MASYARAKAT DALAM BIDANG KESEHATAN.
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintah negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara kebebasan hak dan asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Berikut bentuk pengamalan dari Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam pelayanan kesehatan masyarakat. 1. Manusia indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa,sesuai dengan Agama dan kepercayaan masing-masing berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati antara tenaga kesehatan dan masyarakat sehingga terbina kerukunan hidup antar Agama.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.
4. Tidak membeda-bedakan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat walaupun terdapat perbedaan agama.
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1. Mengakui persamaan derajat,persamaan hak dan persamaan kewajiban azasi antara manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
2. Saling mencintai antara tenaga kesehatan dengan masyarakat umum.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa antara satu dengan yang lainnya.
4. Tidak semena-mena saat sedang memberikan pelayanan kesehatan.
5. Sebagai tenaga kesehatan wajib menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
1. Menempatkan kesatuan,persatuan,kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Sebagai tenaga kesehatan harus rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Mencintai tanah air dan bangsanya.
4. Bangga sebagai tenaga kesehatan yang bangsa,bertanah air Indonesia.
5. Miningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH
KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARAKATAN/PERWAKILAN.
1. Warga masyarakat mempunyai kedudukan,hak dan kewajiban yang sama dengan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. 2. Saat memutuskan solusi atas sebuah masalah kesehatan yang serius
harus dimusyawarahkan dengan berbagai pihak.
3. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil putusan musyawarah.
4. Putusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan yang Maha Esa,menjunjung tinggi harkat martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan dengan mengutamakan persatuan demi kepentingan bersama.
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.
1. Mengembangkan sikap dan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong 2. Bersikap adil dalam memberikan pelayanan.
3. Selalu menghormati hak-hak orang lain.
4. Sebagai tenaga kesehatan tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
6. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan kesehatan nasional untuk Indonesia yang sehat.
BAB 3 PENUTUP A.SIMPULAN
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan merupakan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat Indonesia, maka rakyat Indonesia menjadikan pengamalan pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai oleh setiap warga negara Indonesia dan setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat maupun didaerah.
Dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehaan, memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya karena uang. Ketulusan melayani tanpa membeda- bedakan satu sama lain merupakan salah satu implementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila.
B. SARAN
harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.
2.Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diharapkan lebih pengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila untuk melakukan pelayanan yang lebih baik demi tercapainya kesehatan nasional yang sebaik mungkin.
2. http://peterpaper.blogspot.co.id/2010/04/pelayanan-kesehatan-1.html(diakses pada 14 oktober 2016)
3. sumber : http://idukasi.blogspot.com/2014/09/sikap-nilai-nilai-pancasila-pada.html()
4. https://susirananingsih26.wordpress.com/penerapan-nilai-nilai-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari/(diakses pada 8 oktober 2016)
1. Drs. Sunoto, mengenal filsafat Pancasila, 1981-1984. 2. Prof. Darji Darmodiharjo, SH. Dan Letjen. TNI Purn.
Sutopo Yuwono, Pendidikan Pancasila.
2. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/tugas-matkul-kewarganegaraan-tentang.html
5. Diposkan oleh Imam Zarkasyi di 09.09
http://zarkasyii.blogspot.co.id/2012/06/nilai-nilai-pancasila.html/)