• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA KULIAH ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. Fakultas Program Studi On Line Kode MK Disusun Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATA KULIAH ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. Fakultas Program Studi On Line Kode MK Disusun Oleh"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH ETIK UMB

ETIKET

PERGAULAN

Fakultas Program Studi On Line Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis Manajemen

09

90004 Panti Rahayu, SH, MH

Abstract

Etiket Pergaulan adalah cara seseorang berhubungan dengan orang lainnya dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial. Etiket Pergaulan memberikan kemudahan bagi seseorang untuk memasuki lingkungan sosialnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi

Memiliki kemampuan untuk bergaul ditengah-tengah komunitasnya sesuai dengan keadaan dan kemampuannya sehingga dapat diterima dengan baik di lungkungan sosialnya.

(2)

Etiket Pergaulan 1

A. PENGERTIAN PERGAULAN

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat <49>:13)

Kalau kita bicara tentang pergaulan, maka yang umumnya kita pikirkan adalah hubungan persahabatan yang ada antara seseorang dengan orang lain. Kita jarang mengasosiasikan pergaulan dengan hubungan kerja. Dengan kata lain, kita umumnya memberikan pengertian yang berbeda kepada “lingkungan-kerja” dan “lingkungan-pergaulan”.

Bagi mereka yang masih sekolah, kita pun seakan-akan membedakan antara lingkungan sekolah dengan lingkungan pergaulan. Semua ini menunjukkan bahwa orang lebih mengartikan "pergaulan" sebagai sesuatu yang lebih dekat dengan "bermain" daripada dengan sesuatu yang serius seperti "bekerja" atau "bersekolah".

Sesungguhnya, pergaulan tidak dapat begitu saja dipisahkan dari pekerjaan maupun sekolah. Tidak jarang seseorang memilih teman bergaul yang juga sekaligus merupakan teman sekolah atau teman kerja. Tetapi, walaupun demikian, umumnya dapat dipahami bahwa bergaul tidaklah sama dengan bekerja atau bersekolah. Nyatalah bahwa orang membutuhkan pergaulan sebagai kegiatan ekstra di luar kegiatan-kegiatan yang bersifat serius.

Kebutuhan manusia akan pergaulan, sebenarnya telah muncul sejak manusia masih sangat muda. Pada masa kecil, seorang anak bergaul dengan orang tuanya, dengan saudara-saudarnya, dan dengan teman-teman permainannya. Kadang-kadang ia juga bergaul dengan pembantu rumah tangganya, atau dengan siapa saja yang "dekat" dengannya. Dalam pergaulan ini, ia belajar tentang banyak hal. Ia belajar tentang hal-hal yang boleh ia lakukan dan tidak boleh ia lakukan. Ia juga belajar tentang hal-hal yang diharapkan orang lain dari padanya. Semua ini menunjukkan bahwa salah satu hal yang diberikan oleh pergaulan adalah: pelajaran tentang hidup bersama orang lain.

(3)

mengganti lingkungan pergaulan. Dari lingkungan rumah ke lingkungan di luar rumah. Ketika ia mulai bersekolah, ia bergaul dengan lebih banyak orang. Pada jam-jam istirahat di sekolah, ia bergaul dengan teman-teman sekolahnya. Dan ada kemungkinan bahwa ia akan memilih satu atau beberapa teman sekolahnya sebagai “teman-khusus”, teman dekat, atau sahabat karib. Pada mulanya, khusus ini adalah teman yang sejenis. Dengan teman-khusus ini―yang tidak selalu harus merupakan teman sekolah―ia belajar lebih banyak hal lagi. Sejalan dengan perkembangan usianya, ia mungkin memiliki beberapa hal yang hanya bisa ia bicarakan dengan teman-khusus ini. Ia mungkin punya rahasia-rahasia yang hanya bisa ia ungkapkan kepada teman-khusus-nya, karena merasa kurang layak untuk ia ceritakan kepad orang tua atau saudara-saudaranya.

Dengan makin bertambahnya usia seorang anak, makin banyak kebutuhan-kebutuhannya. Ia mulai memiliki kebutuhan untuk menyayangi orang lain dan merasakan kasih sayang orang lain. Ia pun tergerak untuk mencari teman khusus yang lebih istimewa lagi. Ia mulai mencari pacar. Ia mulai mengembangkan pergaulan khusus dengan pacarnya ini. Seperti pada tiap bentuk pergaulan, pergaulan dengan pacar ini pun mengajarkan sesuatu kepada dirinya. Ia belajar hal-hal yang diharapkan oleh seorang kekasih, ia belajar tentang rasa cemburu, belajar tentang konflik antara kepentingan pacar dengan kepentingan pribadi dan belajar tentang macam-macam hal yang lain.

Kalau kemudian suatu waktu seseorang memutuskan untuk menikah, ia pun memasuki suatu lingkungan pergaulan yang lebih khusus lagi, yaitu lingkungan pergaulan suami-istri, dengan sejumlah pelajaran-pelajaran barunya. Sebagian besar dari pelajaran ini, akan sangat sulit dipahami apabila seseorang belum pernah mengikuti pelajaran dalam masa pacaran. Dan pelajaran semasa pacaran pun banyak yang sulit dipahami jika sebelumnya seseorang tidak lebih dahulu "menamatkan" pelajarannya dalam lingkungan pergaulan yang lebih dini. Hal-hal ini sebetulnya menjelaskan mengapa orang-orang yang kurang pergaulan, sering kali juga mengalami kesulitan dalam pacaran dan dalam hubungan perkawinannya.

Jadi, jika seorang ingin sukses dalam pergaulan pada tingkat tertentu, haruslah ia lebih dahulu sukses dalam pergaulan di tingkat yang lebih awal. Dalam hal ini, lingkungan pergaulan suami-istri, dapatlah disamakan dengan pendidikan di tingkat Fakultas, sementara pergaulan semasa kanak-kanak dapat dianggap sebagai Sekolah Dasarnya.

Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang

(4)

aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya.

Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah mencipatakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaan-Nya.

Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS. Al_Hujurat <49>:13)

Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.

B. ETIKET DALAM PERGAULAN

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.

Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan

(5)

sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata karma dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan. Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan.

Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi. Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.

Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah lake sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan. Menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, 1994. yaitu selain ada persamaannya, dan juga ada empat perbedaan antara etika dan etiket, yaitu

secara umumnya sebagai berikut:

1.Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan cara, untuk melakukan perbuatan

benar sesuai dengan yang diharapkan.

2.Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya

timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan.

3.Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi. Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya. 4.Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir. Etiket hanya

berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak berlaku.

(6)

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangperlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

C. MANFAAT PERGAULAN

Pergaulan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam membentuk kepribadian,akhlak dan tingkah laku manusia. Seseorang akan terikut-ikut sifat sahabat-sahabatnya melalui pengaruh spiritual yang membuatnya mengikuti tingkah laku sahabatnya.

Manusia merupakan makhluk sosial yang harus bergaul dengan orang lain dan menjadikan sebahagian diantara mereka sebagai sahabat. Apabila ia memilih bergaul dengan orang yang perilakunya jahat atau rusak akhlaknya maka sifat-sifatnya akan terpengaruh kepada sifat tersebut tanpa disadarinya dan memungkinkan ia terjerumus ke dalam jalan hidup mereka.

Akan tetapi,jika dia memilih untuk bergaul dengan ahli iman,takwa, istiqamah dan makrifat kepada Allah,niscaya pada secara kebiasaannya dia akan melakukan jalan hidup yang sama .Dia akan dapat belajar dari mereka akhlak yang lurus,iman yang kukuh,sifat –sifat luhur dan makrifat kepada Allah. Dan ia akan terbebas dari perkara-perkara yang membawa dirinya kepada kemungkaran.

Oleh sebab itu akhlak seseorang dapat diketahui dengan mengetahui siapa sahabat yang paling rapat dengannya.Seorang penyair sufi mengatakan,

Jika engkau berada dalam satu kaum,maka bergaulah dengan orang-orang yang terbaik.Janganlah bergaul dengan orang-orang yang tercela.Sehingga engkau terjerumus kedalam kehinaan.Janganlah bertanya tentang sahabatnya sebab,setiap orang akan mengikuti sahabatnya.

Di atas, telah disebutkan bahwa fungsi utama pergaulan adalah sarana belajar tentang kehidupan bersama. Melalui pergaulan orang belajar bagaimana cara hidup bersama orang lain. Kalau pergaulan dianggap sebagai tempat belajar, tentulah harus ada yang menjadi

(7)

gurunya. Ketika masih sangat kecil, dengan sendirinya orang dewasalah yang menjadi gurunya. Tetapi ketika seseorang menanjak remaja, dan pergaulan itu terjadi antara orang-orang yang seusia, siapakah gurunya?

Guru dalam suatu pergaulan adalah semua pengalaman yang terjadi di dalam pergaulan itu. Dan pengalaman yang akan terjadi, sangat tergantung pada semua pihak yang terlibat dalam pergaulan itu. Bila seorang anak kecil tidak pernah nakal, ia tidak akan belajar mengenai akibat dari kenakalannya. Kalau ia tidak pernah merengek, ia pun tidak akan merasakan dari rengekannya. Untuk mempelajari sesuatu melalui pengalaman, seseorang harus aktif mencoba melakukan sesuatu dan kemudian mempelajari akibat-akibat yang

ditimbulkan oleh perbuatannya.

Karena guru adalah pengalaman, dan pengalaman akan tergantung pada inisiatif pelajaran, maka pelajaranlah yang bertanggung jawab terhadap hasil belajar. Ini berarti bahwa untuk bisa memetik sebanyak mungkin pelajaran, seseorang harus berani berinisiatif, atau dengan kata lain berani mengambil resiko. Dalam pacaran, seseorang harus berani mengambil resiko untuk mengatakan, "Aku CINTA kamu". Tanpa pernah berani mengatakan hal ini, ia tidak akan pernah tahu akibat yang akan ditimbulkan oleh kata-kata bertuah ini. Seseorang yang sudah berulang kali mengucapkan kata-kata ini biasanya menjadi sangat ahli. Ia akan tahu kapan saat yang tepat untuk mengatakannya, ia tahu bagaimana cara mengatakannya, dan ia juga tahu apa yang harus ia lakukan terhadap macam-macam kemungkinan jawabannya. Ia juga belajar untuk menafsirkan berbagai reaksi yang tidak langsung dari inisiatifnya ini, misalnya: Apa artinya kalau si calon pacar diam saja, apa artinya kalau si kekasih mengatakan, "Beri saya waktu untuk berpikir," dan apa pula artinya kalau jawaban yang diterima adalah, "Kita sebaiknya berteman aja deh," dan lain-lain.

Singkatnya, untuk memetik pelajaran, seseorang harus berani mengambil resiko. Ada kalanya akibat yang ditimbulkan menyakitkan hati, tapi bagaimanapun juga resiko itu harus dijalani. Bayangkanlah saat-saat pertama seorang anak akan melangkahkah kaki. Ia takut, karena ia belum pernah. Kemudian ketika ia mencoba, ia jatuh. Sakit. Rasa sakit ini membuat ia ragu untuk mencoba kedua kalinya, tapi ia tahu bahwa kalau ia tidak mencoba, ia tidak pernah akan berhasil. Kita pun harus berbuat begitu. Mungkin pengalaman pacaran pertama sangat menyakitkan sehingga kita tidak berani mencoba untuk kedua kalinya. Tapi kalau kita mau mengambil resiko, barang kali kita kemudian―seperti anak yang lalu jadi pandai berjalan―akan menjadi ahli.

D. HAMBATAN DALAM BERGAUL

Dari sekian masalah yang harus kita hadapi dalam hidup ini, kesulitan dalam bergaul adalah salah satunya. Bagi yang kebetulan sedang menghadapi masalah ini, mungkin ada dua hal yang perlu diingat:

(8)

Pertama, pergaulan itu erat kaitannya dengan kemampuan. Kemampuan di sini artinya

bukan hasil bawaan dari lahir tetapi merupakan kapabilitas yang diraih dari usaha dalam mengembangkan diri (developmental process). Jadi, apapun kepribadian anda, pada dasarnya anda punya kesempatan yang sama untuk bergaul seperti juga orang lain yang punya model kepribadian lain.

Sah-sah saja kita menyimpulkan, misalanya saja: saya orangnya termasuk Melankolis yang introvert, pemikir dan pesimis. Dia kan orangnya termasuk Sanguinis yang ekstrovert, suka ngomong dan optimis. Saya orangnya termasuk Phlegmatis yang introvert, pengamat dan pesimis. Dia kan orangnya termasuk Koleris yang ekstrovert pelaku dan optimis. Dan lainnya.

Tetapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa dunia ini tidak peduli dengan apakah kita termasuk orang berkepribadian ini dan itu. Dunia ini hanya tahu satu hal: kalau kita mengalami kesusahan bergaul, hidup kita juga mengalami kesusahan yang tidak kita inginkan. Titik. Ini adalah sebuah dalil mengapa kita perlu mengembangkan potensi yang mendukung perbaikan kemampuan kita dalam bergaul, terlepas apapun model kepribadian kita.

Sejumlah istilah ilmiah yang bisa kita temukan dalam buku-buku kepribadian itu mestinya kita gunakan untuk melihat sisi plus-minus agar kita bisa mengembangkan diri sejati kita (bukan jadi seperti orang lain). Sebab, apapun model kepribadian kita pasti ada sisi plus yang perlu kita kembangkan untuk memperbaiki hidup dan pasti pula ada sisi minus yang perlu kita kontrol agar tidak sampai merugikan atau membahayakan.

Kedua, pergaulan itu tidak identik dengan banyak ngomong atau sedikit ngomong, tidak

identik dengan apakah anda seorang pendiam atau tidak pendiam. Prinsip yang berlaku dalam pergaulan adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain (to build) dan bagaimana kita menjaga hubungan itu (to maintain). Karenanya, jangan heran bila menjumpai ada orang yang banyak ngomong tetapi pergaulannya sempit dan jangan heran pula bila melihat ada orang yang sedikit ngomong tetapi pergaulannya luas.

Kalau melihat acuan Pendidikan Ketrampilan Hidup (Life Skill Education) yang dipakai PBB (Unesco), akan kita temukan empat pilar utama yang harus dilatih untuk memperbaiki ketrampilan hidup (terlepas apapun latar belakang pendidikan formal dan apapun model kepribadian anda). Keempat pilar utama itu adalah:

§ Belajar untuk mengetahui )learning to know). Semua orang perlu meningkatkan kemampuannya di sini, yaitu: kemampuan berpikir kritis, berpikir dalam menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, memahami konsekuensi tindakan, dan seterusnya.

§ Belajar untuk menjadi (learning to be): meningkatkan kemampuan personal seperti bagaimana menangani stress, bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, kesadaran diri, dan seterusnya

(9)

§ Belajar untuk hidup bersama (learning to live together): kemampuan sosial seperti komunikasi, negoisasi, kerjasama tim, bergaul, dan seterusnya

§ Belajar untuk melakukan (learning to do): kemampuan manual / praktek atau keahlian kerja teknis sesuai dengan bidang kita masing-masing

Sekali lagi perlu kita yakinkan pada diri sendiri bahwa bergaul adalah bagian penting dari ketrampilan hidup. Kita semua sudah tahu bahwa di dunia ini pasti tidak ada buku atau perpustakaan yang bisa mengungkap manfaat pergaulan karena saking banyaknya manfaat itu.

Hambatan yang menyulitkan

Ada beberapa hal yang menghambat usaha kita untuk mengatasi kesulitan dalam bergaul, antara lain:

1. Arogansi tersembunyi

Ini biasanya sangat halus bahkan kita sendiri kurang menyadarinya. Namun demikian ada bentuk-bentuk riil yang bisa mewakili, misalnya kita menolak untuk bertanya kepada orang lain lebih dulu dengan alasan “untuk apa”, menolak berjabat tangan lebih dulu, dan seterusnya. Meski ini adalah hak kita, tetapi kalau yang kita inginkan adalah menjalin pergaulan, maka kita perlu menggantinya dengan yang lebih friendly.

Selain arogansi tersembunyi ini, ada juga yang bisa kita sebut dengan istilah “terlalu pasif”. Kita memang tidak memiliki alasan “untuk apa” yang bernada mengangkat diri kita di atas orang lain, tetapi kita terlalu pasif, misalnya menunggu ditanya lebih dulu, menunggu diajak berjabat tangan lebih dulu, menunggu disapa lebih dulu, menunggu diajak senyum lebih dulu, dan seterusnya. Dua hal ini bisa mengganggu pergaulan.

2. Terlalu memikirkan diri sendiri

Ini bisa mengganggu kelancaraan saat sedang berbicara / berdialog dengan orang lain. Ketika sedang berbicara dengan orang lain, jangan memikirkan bagaimana sepatu anda, bagaimana rambut anda, bagaimana cara duduk anda, bagaimana seluler anda, dan seterusnya. Atau juga jangan mengembangkan asumsi seperti misalnya: bagaimana orang lain menilai kostum saya, dan sejumlah “bagaimana” yang lain. Ini kerap bisa membuat konsentrasi anda bukan pada pembicaraan, tetapi kepada diri sendiri. Kalau Anda sedikit-sedikit melihat ke diri sendiri, mungkin anda akan kehilangan momen untuk menghangatkan suasana. Jadi, fokuskan pada bagaimana menciptakan suasana supaya bisa menjadi hidup, bukan memikirkan diri sendiri.

3. Terlalu banyak menilai orang lain (jugdmental)

Menilai itu tahapan berikutnya. Untuk membuka pintu pergaulan, nomor duakan itu. Atau juga, simpan dulu di batin anda. Terlalu cepat menghakimi orang lain bisa mengganggu kelancaran usaha dalam membuka pergaulan. Yang lebih dibutuhkan di sini adalah

(10)

kemampuan memunculkan asumsi bahwa semua orang itu punya sisi positif dan juga punya sisi negatif. Asumsi ini akan banyak membantu dalam melancarkan urusan pergaulan. Ada sebuah pepatah yang mengingatkan kita begini: “Kalau Anda menginginkan orang yang sempurna seperti yang Anda inginkan, sebaiknya Anda hidup seorang diri dengan mengunci kamar”

4. Terpenjara oleh pemahaman sempit dan mempersempit

Sadar atau tidak, seringkali kita menciptakan pemahaman yang mempersempit hidup kita sendiri. Ini biasanya terkait dengan urusan agama, suku, ras, almamater, status sosial, status pendidikan, dan lain-lain. Meski jarang kita ucapkan tetapi dalam prakteknya kerap kita jalankan. Kita merasa agak kurang sreg bergaul dengan lain agama, lain suku, lain almamater, lain status, dan seterusnya.

Memang ini hak kita juga tetapi bila dikaitkan dengan upaya mengatasi kesulitan pergaulan, ya hendaknya ini perlu kita pikirkan ulang. Jangan-jangan hanya karena kita punya pemahaman yang sempit lalu hidup kita menjadi sempit. Dunia ini sebetulnya tidak mempersempit kita. Tetapi karena kita punya pemahaman yang sempit tentang dunia, akhirnya dunia kita menjadi sempit.

5. Masalah kejiwaan yang umum

Ada sejumlah masalah kejiwaan umum yang juga kerap menghambat pergaulan, seperti misalnya kurang pede, malu tanpa alasan yang jelas, minder, takut, cepat ngambek, sering terjadi konflik dengan orang lain, dan lain-lain. Ada banyak tip yang bisa kita baca dari berbagai sumber untuk mengatasi masalah ini. Namun begitu, ada satu kata kunci yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu: menghilangkannya dengan cara mempraktikkan (learning by

doing), belajar memperbaiki diri dari praktik yang kita lakukan.

Keberanian Anda dalam bergaul akan membaik apabila Anda terus mempraktikkan pergaulan. Kepercayaan diri Anda akan tumbuh membaik bukan karena Anda banyak tahu tentang tip pergaulan tetapi karena Anda banyak latihan bergaul (practicing). Tip, strategi atau pengetahuan itu dibutuhkan pada saat Anda sedang mempraktikkan, bukan sedang memikirkan.

Hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diingat juga adalah mencampuradukkan antara pergaulan dengan kepentingan lain, katakanlah di sini misalnya kepentingan bisnis. Untuk orang tertentu pada keadaan tertentu dengan konteks tertentu dan pada level keakraban tertentu, terkadang bisa menganggu kalau kita bergaul tetapi tujuan kita adalah ingin memasarkan produk.

Ini memang tidak mutlak dan terkadang lebih banyak terkait dengan persoalan cara dan level keakraban. Berdasarkan omongan orang yang sering saya dengar, orang agak merasa terganggu dengan model pergaulan yang keakrabannya belum begitu mendalam tetapi sudah bicara menawarkan produk dengan cara yang agresif. Jika Anda harus

(11)

melakukannya juga, tempuhlah cara yang paling asertif (sopan, tidak bernada “memaksa”, didukung dengan alasan yang kuat).

E. SOLUSI HAMBATAN DALAM BERGAUL

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah kesulitan bergaul ini, antara lain:

1. Melatih kepedulian

Kepedulian itu bentuknya bermacam-macam dari mulai yang paling ringan bisa kita lakukan sampai ke yang paling berat. Ini misalnya adalah showing interest (menunjukkan ketertarikan) pada kehidupan orang lain, bisa diajak berbicara tentang apa yang penting menurut orang lain, memberikan alasan pada orang lain bahwa Anda tidak berada di pulau yang berbeda dengan mereka, dan seterusnya. Di sini berarti Anda perlu meningkatkan wawasan yang terkait dengan beberapa topik utama di lingkungan Anda.

Meskipun showing interest itu gratis tetapi kalau untuk kepentingan mengatasi masalah kesulitan bergaul, biasanya berperan sangat penting. Untuk selanjutnya, bentuk kepedulian ini bisa Anda tingkatkan, misalnya melibatkan diri pada aktivitas bersama dengan orang lain, memainkan peranan yang bermanfaat bagi orang lain, memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan anda, dan seterusnya. Intinya, jangan sampai kita menyalahkan model kepribadian yang kita miliki seiring dengan serangkaian kesulitan bergaul yang kita alami sementara kita sendiri jarang menunjukkan ketertarikan pada topik atau hal yang menarik buat orang lain. Kita merasa hidup di pulau yang jauh dengan orang lain.

2. Fokuskan pada pengembangan dialog dan suasana

Seperti yang sudah kita bahas di muka, terlalu memikirkan diri sendiri dan terlalu membuat penilaian atas orang lain pada saat pembicaraan berlangsung, ini bisa mengganggu suasana. Karena itu, fokuskan pada suasana, topik pembicaraan, dan kehangatan dialog. Bagaimana caranya? Di antaranya adalah: a) mengajukan pertanyaan yang bisa kita pelajari dengan menggunakan kaidah 5W+1H (what, where, who, why, when, dan how), b) mendengarkan dan mengungkapkan, c) memunculkan humor atau guyonan yang mendukung dan sesuai kebutuhan.

3. Menghormati “privacy” orang lain

Ada beberapa hal tentang orang lain yang membuatnya akan lebih suka kalau kita ketahui, tetapi juga ada beberapa hal tentang orang lain yang akan membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui. Hal-hal tentang orang lain yang membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui inilah yang saya maksudkan dengan privacy. Biasanya yang kedua ini adalah masalah-masalah yang sangat pribadi.

Setiap orang itu biasanya memiliki tiga wilayah kehidupan. Pertama adalah wilayah publik (diketahui secara umum, misalnya tinggal di mana, sekolah di mana, dst), kedua, wilayah privat (diketahui hanya oleh orang yang dekat, pacarnya siapa, musuhnya siapa, dst), dan

(12)

ketiga adalah wilayah pribadi (tidak ingin diketahui oleh siapapun kecuali dirinya atau suami-istrinya). Untuk kepentingan kelancaran bergaul, akan lebih OK kalau kita memfokuskan diri untuk mengetahui hal-hal yang memang orang lain merasa nyaman untuk diketahui (wilayah publik) dan melupakan apa saja yang membuat orang lain merasa tidak nyaman bila diketahui (wilayah pribadi)

4. Lihat orang lain yang lebih berhasil

Pergaulan itu erat kaitannya dengan seni (the art) atau permainan, (playing the game) tentang bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Karena seni, maka gayanya berbeda-beda dan ini tidak terkait dengan apakah anda orang yang tipenya banyak ngomong atau sedikit ngomong. Dan, dalam seni permainan, biasanya ada dua hal yang mendasar, yaitu: a) bagaimana anda mengontrol emosi, b) bagaimana anda mengimbangi emosi orang lain.

Dua hal ini memang agak sulit kalau dijelaskan dengan kata-kata. Akan lebih cepat bisa anda pahami dengan melihat bagaimana orang lain yang secara prestasi di atas Anda menjaga hubungan. Mereka yang telah berhasil menjaga hubungan sampai bertahun-tahun, umumnya sudah memiliki kematangan emosi yang lebih bagus. Ini bukan berarti mereka tidak pernah konflik, gap, berbeda pendapat dan lain-lain, tetapi karena mereka sudah tahu bagaimana bermain-main dengan emosi. Karena itu, ada hal-hal yang ditanggapi dengan diam, dengan bicara, dengan ketawa, dengan biasa-biasa, dengan humor, dan lain-lain. Kalau Anda kesulitan mencari contoh, lihatlah bagaiman orang tua kita yang telah bertahun-tahun mempertahankan hubungan dalam membina keluarga. Secara umum bisa kita lihat bahwa kecanggihannya dalam memainkan emosi terletak pada kemampuannya untuk tidak “meng-ekstrim-kan” sesuatu yang berpotensi akan mengacaukan keadaan atau hubungan. Untuk mencapai kemampuan ini memang perlu latihan dan ini tidak terkait langsung dengan umur tetapi terkait dengan pengalaman hidup (life experiencing).

5. Tingkatkan prestasi Anda

Ini adalah kunci untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan umum itu. Semakin banyak hal-hal positif yang bisa Anda realisasikan dari diri Anda, maka semakin baguslah Anda merasakan diri anda. Bagaimana kita merasakan diri kita akan terkait dengan bagaimana kita berhadapan dengan orang lain. Karena itu, menurut teori kesehatan mental, orang yang sedang depresi (punya perasaan negatif terhadap diri sendiri, orang lain, keadaan atau Tuhan) tidak bisa membangun hubungan dengan orang lain secara positif dan konstruktif.

F. MENGGUNAKAN ETIKET DALAM KEHIDUPAN

Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.

(13)

Dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu memperhatikan etiket dalam melakukan suatu tindakan. Misalkan dalam berkomunikasi dengan seseorang, kita harus memperhatikan etika komunikasi yang baik.

Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :

1. Jujur tidak berbohong

2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan 3. Lapang dada dalam berkomunikasi

4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik 5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien 6. Tidak mudah emosi / emosional

7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog 8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan

9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan 10. Bertingkah laku yang baik

Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik

1. Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan 2. Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara

3. Menatap mata lawan bicara dengan lembut

4. Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum 5. Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar 6. Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara 7. Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon 8. Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara

9. Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi

10. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara.

11. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.

12. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri)

(14)

ETIKET PERGAULAN 2

1. Pergaulan

Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan manusia yang terbesar adalah berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, untuk memahami dan dipahami. Jika kita tidak dimengerti, keinginan kita tidak diperhatikan, biasanya kita akan merasa sedih. Diperhatikan dan dipenuhinya keinginan kita merupakan suatu kesenangan (rasa senang). Kesenangan itu adalah perasaan yang kita rasakan atas olah pikiran kita, dan sering munculnya karena kita bergaul dengan banyak orang.

Apa sih pergaulan itu? Pergaulan berasal dari kata dasar gaul. Dari kata dasar tersebut muncullah istilah anak gaul, warung gaul, bahasa gaul, dan seterusnya. Istilah ini begitu populer dan umum diketahui setiap orang. Apa arti kata gaul itu?

Kebanyakan orang mengartikan kata gaul dengan kegiatan berteman dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama-sama (Srijanti, dkk, 2006). Tempat melakukan

kegiatan gaul tersebut biasanya adalah tempat-tempat yang santai, yang memberikan kenyamanan bagi pengunjungnya. Jatuhlah pilihan tempat-tempat café dan mall, sebagai lokasi gaul. Itulah juga salah satu alasan mengapa semakin banyak saja jumlah café dan mall belakangan ini.

Siapa yang perlu bergaul? Tua muda, pria wanita, dengan berbagai latar belakang perlu dan ingin bergaul. Namun, remaja dan orang muda adalah kelompok yang paling banyak melakukan (awal) pergaulan.

Bergaul dengan orang lain, apakah itu kawan, kerabat, sahabat, ataupun orang-orang yang baru kita kenal, bisa berarti banyak hal. Pergaulan diperlukan agar jejaring (networking) kita luas. Semakin luas jejaring yang kita ciptakan, semakin terbuka kesempatan masa depan terbentang di hadapan kita. Jika kesempatan masa depan terbentang, jalan kesuksesanpun terbuka.

Hal terpenting dalam bergaulan adalah mencoba untuk memahami orang lain dan bersimpati dengan masalah-masalah mereka. Menurut Lakukanubtfire (2010), bergaul dengan orang lain yang bahagia dan seimbang biasanya lebih mudah; bergaul dengan orang yang sulit, yang mungkin tampak menarik dan dinamis, merupakan suatu tantangan. Kita perlu menerima tantangan jika ingin merasa berhasil. Hubungan yang harmonis memerlukan kemauan yang baik dan ketekunan. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan

(15)

jika sungguh-sungguh mencara keselarasan dan siap bergaul untuk menjalin hubungan baik.

Memperhatikan pendapat Lakukanubtfire di atas, maka dalam pergaulan dibutuhkan keterampilan dalam menghadapi berbagai karakter orang dengan berbagai latar belakang. Semakin luas pergaulan kita, semakin luas jejaring kita hamparkan. Semakin luas jejaring yang kita miliki, semakin banyuak kesempatan terbukan di hadapan. Dan pada akhirnya, semakin besar kesuksesan dapat kita raih. Oleh karena itu, bagi mereka yang belum banyak bergaul mulailah lakukan kontak dengan orang lain. Bagi yang telah biasa bergaul, terus kembangkan pergaulan yang telah ada. Terus ciptakan kontak-kontak baru.

2. Manfaat Bergaul

Dengan luasnya jejaring karena pergaulan yang luas, kita akan banyak mendapat keuntungan, selain manfaat profesional. Sebagai mahasiswa, jika kita mempunyai banyak teman, kita akan memiliki banyak narasumber untuk berdiskusi, atau sumber jika perlu meminjam catatan, buku, atau keperluan perkuliahan lainnya. Dengan banyak teman, kita mudah membentuk panitia kegiatan kampus. Kita akan mudah mendapatkan nomor kontak pembicara, sponsor, perusahaan catering, dan berbagai keperluan kepanitiaan lainnya.

Semakin banyak teman bergaul, semakin mudah kita menjalani hidup. Tidak terkecuali mungkin dalam menemukan teman hidup!

3. Memulai Pergaulan

Untuk memulai pergaulan, ada banyak cara. Saat ini banyak sekali media sosialita yang bisa kita manfaatkan. Facebook, twitter, dan berbagai piranti teknologi informasi lainnya dapat menghubungkan kita dengan banyak orang. Membuka pergaulan kita.

Berkat media-media tersebut, semakin mudah kita terhubung dengan teman atau orang-orang baru maupun orang lama yang sudah lama tak bertemu. Melalui media tersebut kegiatan pertemuan, reuni, dapat lebih mudah diselenggarakan.

Kita pun bisa membuat daftar nama teman-teman lama, misalnya teman ketika kita di tingkat Taman Kanak-Kanak, atau Sekolah Dasar? Tandai berapa banyak yang masih bisa dihubungi hingga saat ini.

4. Pengertian Etiket

Intisari bergaul adalah kegiatan berteman dan melakukan hal-hal yang

menyenangkan bersama-sama sehingga tercipta hubungan yang baik. Bagaimana bisa senang bersama-sama dan tercipta hubungan yang baik, jika masing-masing pihak menggunakan tatacara bergaul yang berbeda?

Ada tata cara bergaul standar, yang dijadikan referensi umum, yaitu etiket. Etiket bergaul dari bahasa Perancis yang artinya aturan sopan santun dan tata cara pergaulan

(16)

yang baik antar manusia (Uno, 2005). Biasanya orang yang mengerti, menghayati, dan menerapkan etiket akan lebih berhasil dalam pergaulan dan pekerjaannya.

Apa beda etiket dan etika? Etika diambil dari bahasa Latin ectic, yang berarti falsafah moral dan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Sedangkan etiket adalah perangkat operasional, yang didasari etika. Sementara dalam bahasa Yunan, etika adalah ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan, atau adat kebiasaan dimana etika berhubungan erat denga konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan (anonymous, 2008). Selanjutnya etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antar kelompok manusia yang berada dalam pergaulan.

Etika dan etiket adalah hal penting dalam meningkatkan dan mengembangkan diri agar menjadi manusia yang andal. Etika dan etiket menjadi dasar utama yang bisa membuat orang memiliki kualitas diri yang prima, yang mengantarkan kesuksesan di berbagai segi kehidupan: kuliah, bekerja, bahkan berbangsa dan bernegara.

Telah diketahui secara luas bahwa peran kecerdasan intelektual (Intellegent Quotient) pada kesuksesan seseorang maksimum sebanyak 20 persen. Bagian ini biasa dikenal sebagai hardskill. Porsi terbesar kesuksesan, yaitu minimal 80 persen, ditentukan oleh softskill-nya atau etikanya. Etika bersifat universal, sedangkat etiket dipengaruhi budaya dan adat-istiadat.

5. Etiket dalam Berkomunikasi

Agar dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari dicapai komunikasi yang efektif, beberapa hal berikut merupakan etiket yang perlu menjadi perhatian. Berikut ini etiket dalam berkomunikasi mengikuti uraian Uno (2005). 1. Basa-basi

Ketika bertemu orang baru atau teman lama namun telah cukup lama tidak saling bertemu, ada baiknya lakukan basa-basi sebagai pembuka. Basa basi diperlukan untuk

mengantarkan kedua pihak yang berkomunikasi agar tune in di situasi yang sama. Resep berbasa-basi:

· bicarakan apa yang diminati lawan bicara

· cukup dimulai dengan sapaan hai, halo, selamat pagi.. plus senyum

· lihat situasi dan kondisinya, jika lawan bicara terganggu dengan kehadiran kita, sudahi basa basi.

2. Berkenalan

Dalam rangka memperluas jejaring, kita perlu memperbanyak teman. Hubungan pertemanan atau persahabatan dimulai dengan perkenalan. Pertemuan pertama akan melahirkan kesan tertentu dan menjadi patokan utama penilaian orang terhadap kita. Kesan

(17)

pertama sukar untuk diulangi dan bisa melekat selama-lamanya, oleh karena itu berhati-hatilah. Berikut tip-tip berkenalan:

· Ucapkan nama dengan jelas · Lakukan kontak mata

· Jabat tangan dengan erat · Kenalkan pria kepada wanita

· Wanita diperkenalkan kepada pria bila pria tersebut orangtua, guru, atau atasan

· Perkenalkan orang yang lebih tua/memiliki jabatan lebih tinggi kepada yang lebih muda 3. Membuat Janji

Kegiatan yang begitu banyak, terutama pada orang-orang di kota besar, membuat kita perlu membuat janji terlebih dahulu jika ingin bertemu orang lain agar pertemuan bisa terjadi dan berlangsung dalam suasana yang nyaman. Berikut tip-tip membuat janji:

· Jika janji dengan teman, sahabat, atau orang yang sudah dekat, janji bisa dibuat via telepon, sms, atau email

· Janji via fax atau bentuk tertulis jika melalui sekretari · Pastikan permintaan bertemu, diterima

· Sampaikan permintaan bertemu di jam kerja · Jelas waktu dan tempat pertemuannya. 4. Menerima/menyampaikan Pesan

Pesan dalam berkomunikasi di era digital ini dapat disampaikan melalui berbagai media, misalnya melalui komunikasi lisan (telepon), tulisan (sms, bbm, email).

Berikut tip-tip menerima/menyampaikan pesan:

· Segera jawab pesan yang diterima (terutama pesan dari orang yang kita kenal) · Gunakan bahasa yang singkat, namun jelas

· Pesan melalui telepon dari nomor yang tidak dikenal, boleh tidak dijawab (mungkin dari salesman yang menjual produk/jasa yang tidak kita minati). Jika penelepon memang ingin berbicara dengan kita, biarkan penelepon memperkenalkan diri terlebih dahulu (misalnya melalui sms).

6. Etiket sebagai Mahasiswa

Mahasiswa dalam menjalani “karir”nya sebagai mahasiswa, perlu memahami etiket sebagai mahasiswa. Etiket ini menjadi aturan yang mengatur hubungan mahasiswa dalam kelompok manusia yang berada dalam pergaulan yang beradab.

1. Etiket di Kampus a. Dengan sesama teman

- hargai mereka, seperti anda menghargai diri sendiri (agar mereka juga menhargai anda)

(18)

- saling sapa ketika bertemu

- saling membantu ketika diperlukan b. Dengan Karyawan/Dosen

Lakukan:

- panggil mereka dengan sebutan Bapak, Ibu - sapa ketika bertemu (cukup dengan kata sapaan) Hindari:

- menyebut diri “aku”

- mengirim pesan tertulis dengan bahasa “alay” c. Lingkungan Kampus

- Jaga kebersihan, kerapihan, dan keindahan kampus - gunakan pakaian (termasuk alas kaki) rapi ala mahasiswa 2. Etiket di Tempat Umum

Berikut ini adalah beberapa tips bagaimana sebaiknya kita berlaku ketika berada di tempat umum:

a. Sikap duduk

Sikap duduk mempengaruhi penilaian orang lain terhadap kita, juga berpengaruh terhadap kesehatan diri sendiri.

Lakukan:

· Duduk tegak, miring atau segaris dengan kedua kaki merapat · Letakkan tas di samping kiri kursi atau di belakang sandaran kursi b. Menggunakan ponsel

Ponsel sudah merupakan “benda wajib” yang selalu bersama kita. Berikut hal-hal yang perlu diketahui agar berponsel mengasyikkan dan tidak mengundang masalah.

Lakukan:

· Terapkan sopan santun sepertin menggunakan telapon biasa · Gunakan seperlunya, untuk hal-hal penting saja

· Gunakan sms bila pembicaraan tidak indin didengar orang lain, atau untuk memperkenalkan siapa anda sebelum menelepon

· Menyingkir dari ruangan bila ada panggilan ketika berada pada acara formal Hindari:

· Mengobrol atau bergosip, apalagi dengan suara keras · Menghidupkan ponsel pada acara formal

· Pinjam ponsel orang lain c. Berdiri dan berjalan

Cara berdiri dan berjalan kita berpengaruh pada kesehatan dan menunjang keberhasilan kita dalam berkomunikasi dengan orang lain.

(19)

Lakukan:

· Berdiri dengan posisi tegak · Tarik bahu agar tidak menutup

· Kembangkan dada dan bagian perut tertari ke dalam

· Atur posisi kaki yang nyaman untuk menopang tubuh (untuk wanita: kaki merapat, tumit rapat, kedua telapak kaki sebelah depat terbuka, membentuk segitiga, pria: usahakan lebar kedua kaki tidak melebihi bahu)

· Ayunkan kaki dengan wajar, tidak terlalu lebar atau terlalu sempit · Arahkan pandangan mata ke depan

Hindari:

· Berjalan cepat ketika bersama orang lain · Menyeret langkah atau berjingkat-jingkat · Bolak-balik menunduk

d. Berpeluk cium saat berjabat tangan

Peluk cium saat berjabat tangan pertanda kedekatan hubungan. Namun tidak semua orang terbiasa dengan hal itu.

Lakukan:

· Sebelum melakukan, perhatikan bahasa tubuhnya, jika canggung jangan lakukan peluk cium

· Inisiatif peluk cium lebih baik dari yang lebih tua/senior Hindari:

· Langsung menghapus noda lipstik yang ditinggalkan (seandainya ada) · Menunjukkan air muka bingung, panika ketika dipelukcium

e. Bersikap di depan umum · Berjalan di trotoar

- berjalan di sisi kiri

- kalau mau mendahului orang di depan, bergerak dari sisi kanannya

- pria berjalan di sisi yang melindungi wanita

· Saat menyeberang, pria membuka jalan/melindungi wanita · Saat naik turun tangga

- pria naik lebih dulu atau sejajar dengan wanita - pria turun di belakang atau sejajar dengan wanita · Menggunakan lift

- tunggu di samping, beri jalan bagi yang akan keluar - saat masuk maupun keluar lift, wanita terlebih dulu

(20)

lift

- bila anda berdiri dekat tombol, tanya tujuan penumpang lain dan bantu tekan tombol lantai yang mereka tuju

- mendekat ke pintu jika hampir sampai lantai yang dituju · Berkendaraan di jalan raya

- jangan buang sampah sembarangan - patuhi rambu lalu lintas

- berhenti di belakang lampu lalu lintas saat menyala merah

7. Etiket seorang Sarjana

Setelah kita menyelesaikan studi, tentunya kita akan menjadi seorang profesional. Entah menjadi pengusaha atau pegawai. Mengikuti uraian Uno (2005), berikut ini adalah etiket di dunia kerja, lebih khusus ketika kita menjadi pengawa.

1. Melamar Pekerjaan Lakukan:

· Promosikan diri dengan jujur

· Paparkan kemampuan dan prestasi anda

· Cantumkan dalam CV: data pribadi, pendidikan formal dan non-formal, pengalaman berorganisasi dan hobi

· Bentuk surat lamaran dan CV yang menarik perhatian Hindari:

· Salah ketik/eja, nama orang/alamat

· Berbohong atas data/informasi yang disampaikan 2. Menghadapi Wawancara

· Datang sebelum waktu yang ditentukan, agar bisa menenangkan diri, merapikan penampilan, dan melakukan persiapan lainnya

· Pastikan anda rapi, bersih, dan segar

· Berpakaian dan memakai asesori yang simpel

· Masuk ruangan dengan tenang dan wajar. Sikap wajar adalah kunci sukses memenangkan hati pewawancara

· Tersenyum dengan ramah dan sopan

· Ucapkan salam dan jangan duduk sebelum dipersilakan

· Tunjukkan rasa percaya diri melalui bahasa tubuh (kontak mata, ekspresi, gerakan tangan, posisi duduk tegak, cara berjalan)

· Bertanya, jika ada pertanyaan yang anda tidak mengerti agar jawaban yang anda berikan tepat

(21)

· Selesai wawancara ucapkan terima kasih dan katakan bahwa anda menunggu jawaban mereka

3. Menjadi Karyawan Baru

· Ikuti peraturan dan kebiasaan yang berlaku · Bekerja dengan sungguh-sungguh

· Sesuaikan penampilan dengan keadaan sekitar · Jalin pertemanan

4. Membina Hubungan dengan Rekan Kerja · Junjung tatakrama

· Berteman dengan banyak orang, pria maupun wanita

· Sampaikan pandangan atau kritik terhadap pekerjaan rekan anda secara obyektif · Boleh memberi nasehat atas curahan teman, tapi anda tidak harus memecahkan

masalahnya

· Hormati beda pendapat

Daftar Pustaka

1. Artiningrum, Primi, Ir, M.Arch dkk, 2013, Etika dan Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didukung dengan hipotesis biaya politik dalam teori akuntansi positif, dimana perusahaan- perusahaan besar yang memiliki biaya politik dan pajak yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi aktivitas sitotoksik dari ekstrak etanolik daun alpukat pada sel kanker leher Rahim HeLa dan mengidentifikasi

Mereka membaca, serta membenarkan dan bertanggungjawab atas apa yang saudara isi dan juga bertanggungjawab atas apa yang saudara isi dan kesaksian di dalam daftar isian

Nothing herein shall impose any obligation on the part of the Assignee to pay any outstanding water, electricity, telephone, utilities, gas, sewerage, taxes,

Masalah utama yang dihadapi oleh para pencinta vespa adalah, kurngnya tempat berkumpul atau bengkel yang menjual sparepart vespa secara lengkap walaupun ada

Sistem Pakar Penentuan Metode Statistika merupakan suatu aplikasi yang diimplementasikan dengan acuan rancangan model penentuan metode statistika yang dibuat dengan tujuan

Perguruan Tinggi Swasta penyelenggara Beasiswa PPA dan BPP-PPA tahun 2015 yang belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan belum melengkapi berkas

FAK-PRODI CLASS KODE KEL... NOD NOU