• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP DESAIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONSEP DESAIN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)17. BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Komunikasi Menurut Stappers dari berbagai contoh teori komunikasi yang ada, maksud dan tujuan dari komunikasi dapat dikatakan sebagai berikut: 1. Komunikasi memadukan atau menyatukan pihak yang terlibat (Weiner, 1997) 2. Komunikasi menuju kebersamaan diantara yang terlibat (Schramm, 1997) 3. Komunikasi adalah untuk mempengaruhi (Hartley and Hartley, 1997) Dari tiga poin tersebut penulis mengimplementasikan hal tersebut dan diterapkan di proses penyampaian informasi secara visual dalam buku ini. Pada setiap kasus informasi dikomunikasikan dengan alur dan bentuk visual yang membantu dalam menyatukan pembaca dengan penulis, membersamakan sehingga informasi tersebut akan tercapai ke pembaca buku ini. 4.1.2 Teori ilustrasi Menurut Andrew Loomis, Five P’s dan Five C’s adalah dasar dalam menggambar objek dalam bukunya Succesful Drawing. 5 P’s mencakup : • Proportion (Proporsional) : proporsi objek dalam 3 dimensi (tinggi, kedalaman, dan ketebalan) • Placement (penempatan) : posisi objek di dalam sebuah ruang • Perspective (perspektif) : hubungan antara sudut pandang dengan subjek • Planes (Bidang) : penampakan permukaan yang terbentuk oleh cahaya dan bayangan • Pattern (Pola) : pertimbangan akan penyusunan tones dari subjek. 5C’s mencakup: • Conception (konsep) : visualisasi atas sebuah ide (rough sketch). • Construction (konstruksi) : sebuah upaya untuk menyempurnakan bentuk dari kehidupan ataupun dari pengetahuan dasar. • Contour (kontur) : batas-batas dari bentuk dalam ruang, berdasarkan sudut pandang. • Character (karakter) : kualitas yang khusus dari masing-masing objek.. 17.

(2) 18. • Consistency (konsistensi) : seluruh esensi dari konstruksi, pencahayaan, dan pattern tergabung sebagai satu kesatuan.. 4.1.3 Teori tipografi dan layout 4.1.3.1 Tipografi Menurut Alan Pipes dalam buku Production for Graphic Designers (1997, p40), tipografi adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dengan menggunakan ketebalan dan ukuran berbeda dan menanddai naskah untuk proses typesetting. Pada umumnya, prinsip tipografi, untuk mempermudah adalah : • Visibility : Terfokus pada apakah jenis huruf tertentu dapat dilihat atau tidak. • Readibility : Kualitas dan jenis huruf, lebih ke arah pemilihan huruf yang tepat untuk teks yang tepat • Legibility : Menekankan apakah dapat terbaca atau tidak, ada jenis huruf yang indah. tetapi jika digunakan daam teks akan mengakibatkan pembaca meninggalkan teks tersebut. • Clearly : Kejelasan huruf, mempunyai fungsi jelas dan mudah terbaca. Bovee mengatakan ada hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu type huruf, yakni: keterbacaan, adalah hal yang berperan penting dalam memilih suatu jenis huruf. Dalam pembuatan proyek ini tipografi dipakai sesuai pemikiran Rudy Vanderlans dan Suzanne Licko Emigre “ Karakter tipografi akan lebih berarti dalam pencaharian bentuk dan visual dalam mengkomunikasikan suatu informasi. Pertanyaannya bukan hanya mengapa, namun bagaimana menarik audience akan mau membaca. Dalam projek buku yang dibuat penulis, visibility, readibility, legibility, dan clearly adalah unsur penting karena dalam penyampaian informasi tentang sejarah dan asal-usul dibutuhkan hal-hal seperti diatas. Penulis juga mengikuti style “The International Typographic Style” yang mengutamakan kebersihan, keterbacaan dan tujuan. Namun penulis juga memberikan kedinamisan typography di dalam layout dengan menggabungkan gaya typography postmodern untuk memberikan ‘emosi’ di dalam lay-out..

(3) 19. 4.1.3.2 Lay Out Sebuah layout dalam desain komunikasi visual adalah menuangkan pengolahan bahan tulisan dan seni (foto, ilustrasi, atau gambar lain) pada suatu bidang kerja. Layout yang baik dapat berfungsi dengan benar apabila ada perencanaan yang akan dilakukan, penentuan tujuan dari karya, penentuan target audience, perencanaan kemana atau dimana akan ditempatkan dan bagaimana cara pendistribusiannnya. Layout yang baik teratur, dapat mengarahkan dan menggambarkan rentetan informasi untuk dipahami. Setiap unsur desain komunikasi visual di atas sangat penting keberadaannya. Untuk menghasilkan suatu visual yang baik setiap unsur tersebut perlu diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan konsep yang ada, (dikutip dari: Puspitasari, Dyah Gayatri (2000), Desain dan Layout; Layout Terencana Menghasilkan Desain yang Baik.(ed). Jurnal Aksen, p61-72. Biro Publikasi Universitas Bina Nusantara, Jakarta). Sistem layout yang dipakai penulis untuk buku ini tentunya lebih ke arah yang teratur yang akan memudahkan pembaca untuk mempelajari buku ini. 4.1.3.3 Grid System Menurut Josef Muller-Brockmann grid adalah pola dari aksis horizontal dan vertikal yang berhubungan dengan interval regular di desain dan tipografi grid system adalah metode dari mengorganisasikan dan mengklarifikasi teks dalam sebuah halaman mendukung hirarki dan dalam pengarahan arti atau informasi. Biasanya orang membagi menjadi 3 kolom vertikal dan 3 kolom horizontal karena adanya hukum The Golden Three namun bentuk grid sistem harus disesuaikan dengan bentuk medianya dan pada penerapannya tidak hanya terbatas pada garis horizontal dan vertikal namun juga grid akan membuat sebuah aksis baru karena grid sistem yang telah dibuat. Karena menurut Hans Neuberg bahwa, “Grid System tercipta karena terciptanya pembagian-pembagian di mata kita, sehingga mata kita akan menciptakan sistem di dalam sistem”. Hans Neuberg juga berkata, “Grid adalah aturan main para desainer yang digunakan untuk mempermudah desainer dalam menaruh penempatan tipografi, komposisi, dan layout, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita mendapatkannya dan bagaimana kita membuat aturannya.” 4.1.4 Teori Warna Dari semua bentuk komunikasi nonverbal, warna merupakan metode paling tepat untuk menyampaikan pesan dan tujuan. Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda benda yang mengenainya. Warna adalah bagian dari proses perlengkapan identitas. Hal terpenting dari warna bagi seorang desainer adalah efek psikologis, emosional dan persepsi yang dapat di hasilkannya. Menurut Martha Gill makna.

(4) 20. warna pada target audience bisa berbeda-beda dipengaruhi oleh : 1. Basic personality, bagaimana kepribadian target audience itu sendiri (memiliki pola pikir yang terbuka, berani menerima sesuatu yang baru) 2. Culture, warna hitam dan putih adalah warna yang paling netral dan dapat diterima semua budaya 3. Trend, trend banyak dipengaruhi oleh lingkungan, etnik dan juga media. 4. Age, usia juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap warna. Warna juga dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu terang, sedang, gelap dan sebagai pertimbangan dari daya lihat target audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut : • Warna terang adalah warna yang disukai muda-mudi, yang dapat membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata. • Warna keras/ hangat seperti merah, oranye, kuning, warna-warna ini dapat menjadi daya tarik dan dampak sangat besar, dan sangat tepat diaplikasikan pada media • Warna lembut/dingin seperti hijau dan biru, warna ini sangat dinamis dan cocok untuk produk-produk tertentu • Warna tua, seperti coklat dan hitam, warna ini harus dikomposisikan dengan warna yang tingkat pantulnya tinggi serta latar belakang yang harus diletakkan dengan warna yang lebih kontras. Warna marawa atau bendera yang dipakai oleh orang Minang adalah Merah, Hitam dan Kuning. Untuk memberikan rasa warna Padang, penulis memberikan warna-warna merah, kuning dan hitam di dalam buku ini, namun warna-warna lain juga cukup banyak didalam buku ini karena di Sumatera Barat warna tidak monoton di 3 warna diatas, namun memakai warna-warna lain juga. Warna menjadi hal yang penting dalam buku ini karena warna akan menjadi alat bantu penyampaian informasi. Buku ini akan didominasi dengan macam-macam warna yang akan memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan. 4.1.5 Teori Infografik (Information Graphics) Infograhic atau infografis menurut Doug Newsom dan Jim Haynes dalam bukunya Public Relations Writing (2004), Infografis adalah visual grafis yang menampilkan representasi dari informasi, data dan pengetahuan. Grafis Visual ini menyajikan informasi yang cepat jelas dan kompleks, seperti tanda, peta, jurnalisme, dan pendidikan dan pengetahuan. Dengan infografis informasi akan lebih mudah diproses. Buku ini dikemas dengan cara penyampaian infografis, disajikan dengan visual yang menarik juga berikut informasi di dalamnya..

(5) 21. 4.1.6 Teori Eklektik Eklektik adalah mencampur gaya atau style suatu jenis seni dan menggabungkannya menjadi satu. Menurut Helen D. Hume di dalam bukunya The Art Teacher’s Book of List (1997) eklektik adalah menggabungkan gaya dari berbagai sumber dan menjadikannya ke dalam suatu bagian. Teori ini dipakai di dalam buku ini yaitu menggabungkan antara seni pola/pattern tradisional yang di miliki Sumatera Barat dan digabungkan dengan jenis layout yang modern. 4.1.7 Teori Semiotika Charles Sanders Peirce, seorang filsuf berkebangsaan Amerika membedakan semiotika menjadi sintaksis semiotik, semantik semiotik, dan pragmatik semiotik. Sintaksis semiotik mempelajari hubungan antartanda. Hubungan ini tidak terbatas pada sistem yang sama. Contoh: teks dan gambar dalam wacana iklan merupakan dua sistem tanda yang berlainan, akan tetapi keduanya saling bekerja sama dalam membentuk keutuhan wacana iklan. Semantik semiotik mempelajari hubungan antara tanda, objek, dan interpretannya. Ketiganya membentuk hubungan dalam melakukan proses semiotis. Konsep semiotik ini akan digunakan untuk melihat hubungan tanda-tanda dalam iklan (dalam hal ini tanda non-bahasa) yang mendukung keutuhan wacana. Pragmatik semiotik mempelajari hubungan antara tanda, pemakai tanda, dan pemakaian tanda. Teori ini dipakai di dalam buku ini dikarenakan buku ini memakai ikon juga simbol-simbol dalam layout dan infografisnya. 4.2. Strategi Kreatif 4.2.1 Strategi Komunikasi Menjadikan media tersebut menjadi media yang dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan masyarakat pecinta kuliner di Indonesia, serta diharapkan menarik minat para masyarakat awam yang kurang mengerti tentang asal-usul masakan Padang. 4.2.1.1 Fakta Kunci Dari strategi komunikasi yang bertujuan untuk mengangkat minat para masyarakat dalam mengenal masakan Padang, maka fakta kunci yang mendukung strategi tersebut adalah: 1. Pembaca harus punya ketertarikan dalam dunia kuliner Indonesia. 2. Target mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap dunia kuliner Indonesia. 3. Buku tentang makanan Indonesia banyak ditemukan di toko.

(6) 22. buku terdekat, namun buku-buku tersebut hanya menampilkan resep-resep saja juga terlihat monoton dan kurang menarik secara visual, dan kurang dalam latar belakang makanan tersebut. Sehingga masyarakat di Indonesia kurang mengenal asal-usul makanannya dari bangsanya sendiri. 4. Buku masih menjadi pilihan yang efektif untuk dibaca. 4.2.1.2 Profil Target . Target Primer (Target Umum) Demografis. Jenis kelamin . : Laki-laki dan Perempuan. Usia . : 25 Tahun-40 Tahun. Pendidikan . : SMU, S1. Kelas Sosial. : B+ dan A. Penghasilan . : > 7 Juta. Geografis. Tempat tinggal. : Kota-kota Besar atau Ibukota Propinsi. Wilayah. : Semua wilayah. Kepadatan . : Perkotaan. Iklim. : Semua iklim. Target Sekunder Jenis kelamin . : Laki-laki dan Perempuan. Usia . : 40 Tahun-55 Tahun. Pendidikan . : SMU, S1, S2. Kelas Sosial. : B+ dan A. Penghasilan . : > 15 Juta.

(7) 23. Geografis. Tempat tinggal. : Kota-kota Besar atau Ibukota Propinsi. Wilayah. : Semua wilayah. Kepadatan . : Perkotaan. Iklim. : Semua iklim. Psikografis 1. Personality : • Memiliki kesenangan dalam dunia Kuliner • Aktif • Menyukai sejarah/ latar belakang • Bersikap terbuka, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi • Kreatif. 2. Behaviour : • Suka membaca buku • Suka memasak • Suka Makan • Senang berkreasi. 3. Lifestyle : • Berpendidikan dan bersekolah ditempat berakreditasi A • Senang menonton acara masak-memasak • Suka memasak untuk keluarga.

(8) 24. • Sering berpergian ke luar kota/negeri bersama keluarga • Memakai mobil yang tergolong yang sedang populer seperti Toyota Camry, Honda Jazz, Honda City, Alphard, dan mobil yang berkisar harganya lebih dari 200 juta. • Suka berkumpul bersama teman-teman. • Menyenangi hal yang sedang populer/ tren. 4.2.2 Isu yang dikomusikasikan • • • •. Teknis ilustrasi yang menarik Tampilan / layout yang tidak membosankan dan mudah dibaca. Sistem kepenulisan yang mudah, dan menarik untuk dibaca Desain yang menarik untuk dilihat dan dikoleksi dan disesuaikan dengan profil target. • Memberikan pengalaman kuliner secara visual. 4.2.2.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi dari buku “Perjalanan Kuliner Minang” ini adalah agar masyarakat di Indonesia mengenal lebih dalam tentang masakan Padang, mencintai produk dalam negeri, terutama dalam hal makanan Padang. Hal diatas didukung dengan fasilitas belajar yang akan di kemas secara menarik untuk masyarakat Indonesia. Buku tentang latar belakang makanan Padang ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengenal kuliner Padang di Indonesia lebih dekat. 4.2.3 Unique Selling Proposition Buku ini menawarkan buku tentang masakan Padang melalui latar belakangnya yang berbeda dengan buku lainnya yang rata-rata hanya memberikan petunjuk untuk memasak, namun dengan bercerita buku ini akan disajikan sehingga membuat pembaca lebih di ajak untuk berinteraksi dan merasakan pengalaman melalui visual. • Dengan tampilan desain infographics yang eksploratif dan kualitas teknis ilustrasi yang menarik, buku ini menawarkan sajian yang berbeda dari buku-buku tentang masakan Indonesia biasanya. • Selain tampilan layout dan illustrasi, didalam buku masyarakat juga diajak berinteraksi dengan merasakan pengalaman visual dan literatur..

(9) 25. 4.2.4 Rational Benefit Memberikan media pembelajaran target tentang sejarah dan latar belakang masakan Padang melalui buku ini. 4.2.5 Emotional Benefit Emotional Benefit yang akan diterima konsumen adalah rasa bangga memiliki suatu buku yang dibuat dengan visual yang menarik, unik, dan punya informasi yang mengedukasi secara menyenangkan. 4.2.6 Positioning “Satu-satunya buku informasi visual tentang masakan Padang yang ditujukan kepada masyarakat di Indonesia yang membahas sejarah, latar belakang tentang masakan di Indonesia terutama masakan Padang dikemas dengan menarik dan unik dan tidak membosankan yang bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat di Indonesia untuk mengenal lebih dalam hasil budaya tentang masakan di Indonesia”. 4.2.7 SWOT Strength : Satu-satunya buku masak yang informatif, lengkap dengan sejarah, data juga menyenangkan untuk dibaca. Weakness : Harganya tidak murah. Opportunity: Kuliner telah menjadi tren di masa kini, sehingga masyarakat cukup aware tentang masak-memasak. Threat : Buku-buku memasak lainnya dijual jauh lebih murah. 4.2.8 Big Idea “Memberikan pengalaman membaca dan belajar yang menyenangkan dengan infografis dan layout yang menarik”. 4.2.9 Keyword Dalam buku Infographics Perjalanan Kuliner Minang ini, dibutuhkan sejarah, cerita, fakta-fakta yang ada tentang masakan Padang, Maka keyword didalam buku ini adalah: • Informatif • Minang.

(10) 26. • • • • •. Data Lokal Edukasi Sejarah Journey/Perjalanan. 4.2.10 Strategi Desain 4.2.10.1 Looks, Mood, Tone & Manner Buku ini akan bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas dengan visual infographics yang menarik. Maka looks, mood, tone & manner yang dipergunakan adalah: • Clean • White Space • Pattern • Structure • Colorful • Modern. 4.2.10.2 Strategi Verbal Sesuai dengan profil target audience dan konsep buku ini maka digunakanlah gaya bahasa yang sesuai dan menarik bagi masyarakat pecinta kuliner Indonesia. Sesuai dengan kebutuhan dari segi umur target, maka akan data dan teks juga ilustrasi didalam buku ini. 4.2.10.3 Strategi Visual Warna. : Merah, kuning, hitam, hijau, orange, biru. Warna – warna cerah mendominasi dalam desain buku ini memberikan mood warna yang banyak dipakai oleh orang Minang. Namun warna ini akan berperan penting sebagai alat bantu penyampai informasi. Tipografi : Penggunaan jenis tipografi akan ada penggabungan antara san serif dan serif, ini dilakukan agar terlihat formal namun tidak membuatnya menjadi membosankan. Layout : Elemen dan motif desain disesuaikan dengan mood yang diinginkan, yaitu lebih mengarah kearah pattern dan.

(11) 27. fotografi. Layout diharapkan dapat memberikan visualisasi dari konsep edukasi, dan dinamis namun clean agar target yang membaca tidak bosan. Layout akan berbentuk infografis yang berdasar pada data-data. Illustrasi : Jenis illustrasi yang digunakan dalam materi buku ini adalah ilustrasi vector sederhana dan fotografi. Vector sederhana dan fotografi ini akan menjadi alat bantu data yang menjadi informasi. 4.2.11 Pemilihan item pendukung Item – item yang mendukung buku ini adalah : 1. Pembatas Buku 2. Postcard/ Kartu Pos 3. Poster 4. Celemek (Bordir) 5. Pin.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Komsiatin, Penerapan Model Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Pada Siswa Kelas IV di MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Tahun

Guru meminta Siswa melakukan diskusi dan meresume video yang ditonton dalam kelompok masing- masing dengan Chat Room melalui zoom meeting Buka link materi.2. Keterkaitan

Setelah melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II praktikan lebih mengerti dan memahami bagaimana cara mengajar pelajaran bahasa Arab yang baik dan benar

[r]

[r]

[r]

[r]

Menimbang : bahwa sehubungan dengan adanya alih tugas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, maka perlu menetapkan