• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU

IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

SEKOLAH DASAR

Hindun Yafa Chotijah1, Suparman2

1Universitas Ahmad Dahlan, [email protected] 2Universitas Ahmad Dahlan,

[email protected]

ABSTRACT

One measure of the success of learning mathematics is a pedagogic competence of teacher, therefore pedagogic ability of teachers must be improved.One of pedagogic competence of teacher guiding and development is through Lesson Study.Result of interview that teachers have difficulty in applying Lesson Study the appropriate mathematical learning. This study aims to analyze the development needs of teachers guide books in applying Lesson Study in mathematics. The object of research include: (1) the response of teachers to Lesson Study, (2) the availability of appropriate learning resources demands of the curriculum, (3) the need for teachers on alternative teaching materials, and (4) the need for teachers in the implementation of character education and 21st century skills research data collected by interviews, questionnaires, and observation and analyzed descriptively. The findings showed that (1) 88% of respondents indicated a positive response to the lesson study, (2) 80% stated that the learning resources that exist have limited / not appropriate curriculum / characterize a particular approach, (3) 97% said it's necessary teaching material alternative in applying lesson study in mathematics, and (4) 87% showed the feasibility of character education and 21st century skills in mathematics. Keyword: pedagogic competence,Lesson Study,alternative teaching materials

1. PENDAHULUAN

Fakta yang terjadi dalam dunia

pendidikan saat ini sungguh sangat

memprihatinkan diantaranya semakin

rendahnya kesadaran dalam diri siswa untuk belajar khususnya mata pelajaran matematika. Dalam sebuah penelitian (Swaditya Rizky : 2014) hal ini disebabkan karena mereka tidak senang terhadap matematika yang dianggapap sulit, ada juga yang menyatakan bahwa proses

pembelajarannya yang kurang menarik

sehingga siswa yang tidak bisa semakin malas dengan matematika. Hal itu pun dibenarkan oleh beberapa guru di sekolah tersebut yang mengatakan bahwa siswa-siswa sangat takut terhadap matematika, namun bukan berarti siswa-siwa tersebut tidak bisa jika proses

pembelajarannya terstruktur dengan

perecanaan. Dan ini merupakan salah satu kemampuan pedagogic seorang guru.

Kemampuan pedagogik seorang guru sesuai Permendiknas Republik Indonesia No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi

akademik dan kompetensi disebutkan antara lain:

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, social, kultural, emosional dan intelektual.

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang

mendididk

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran, dll

Menurut Annisa Diniawati (2014) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan pedagogic seorang guru perlu adanya pembinaan dalam pembelajaran yang

dilakukan selama ini. Selama ini,

pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak terekam dengan baik dan refleksi proses pembelajarannya pun hanya bersumber dari guru seorang, tidak dari guru yang lain. Hal

(2)

itu perlu adanya pembinaan yang tepat untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

pembinaan yang tepat tersebut adalah dengan menerapkan Lesson Study .

Lesson Study merupakan salah satu

model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. lesson study telah diperaktekan secara tekun dan terus menerus di Jepang sejak seabad lalu sebagai usaha peningkatan mutu pendidikan. lesson study sudah menjadi budaya sekolah-sekolah Jepang terutama pada tingkat pendidikan dasar sehingga mutu pendidikan merata di Jepang, baik di kota maupun di desa. Peningkatan mutu pendidikan meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang bermutu dan berakibat terhadap kemajuan bangsa Jepang walaupun mereka tidak memiliki SDA yang banyak. Pakar-pakar pendidikan di Amerika, Eropa, dan Australia belajar lesson study dari Jepang dan mengembangkannya di negara masing-masing (DIKTI:2008)

Menurut Tatang Hermawan (2009) dalam penelitianya menyatakan bahwa Lesson

Study dapat dilakukan di Sekolah Dasar untuk

memperbaiki kemampuan guru dalam

merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran matematika. Didukung juga oleh hasil penelitian Swaditya Rizki (2014) bahwa Lesson Study mengajarkan untuk lebih merancang pembelajaran, serta menjadikan seorang guru memiliki kompetensi yang baik.

Namun berdasarkan hasil wawancara terhadap guru peserta Lesson Study, mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan Lesson Study pada pembelajaran matematika dan sumber belajar yang ada belum sesuai Lesson Study. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan buku panduan guru matematika sesuai Lesson study pada Sekolah Dasar kelas IV semester genap.

2. KAJIAN LITERATUR

2.1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah proses

pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Peran guru lebih ditekankan pada merancang berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia agar dapat

dimanfaatkan siswa dalam mempelajari

sesuatu. Karakteristik penting dari istilah pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2008:

79) adalah (1) pembelajaran berarti

membelajarkan siswa, (2) proses

pembelajaran berlangsung di mana saja, dan

(3) pembelajaran berorientasi pada

pencapaian tujuan.

2.2. Pengertian Lesson Study

Lesson Study dapat diartikan suatu

model pembinaan profesi opendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjuatan berlandaskan prinsif-prinsif kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning comunity. lesson study berasal dari jepang (dari kata jugyokenkyu) yaitu suatu proses sistematik yang digunakan

oleh guru-guru jepang untuk menguji

keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematik yang di maksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif

untuk mengembangkan rencana dan

perangkat pembelajaran, melakukan

observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajaran secara siklus dan terus menerus. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung adalam lesson study sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan mealkukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan

Siklus pengkajian pembelajaran

dilaksanakan dalam tiga tahapan, seperti diperlihatkan dalam gambar 1.

(3)

2.3. Buku Panduan Guru

Model pengembangan perangkat

pembelajaran yang disusun dalam penelitian ini mengacu pada jenis pengembangan model 4-D (four D model), yang terdiri dari 4 tahap.Keempat tahap 4-D adalah tahap pendefinisian (define), tahap perancangan

(design), tahap pengembangan

(development), dan tahap penyebaran

(disseminate) (Yanidah N,. Hasil

pengembangan pada penelitian ini dibatasi hingga tahap pengembangan saja, sehingga hanya menghasilkan naskah final dari

pengembangan perangkat pembelajaran

ATI. Perangkat pembelajaran yang

dikembangkan hanya meliputi RPP dan LKK saja.

Mulyasa (2007: 213) menyatakan bahwa RPP adalah suatu rencana yang berisi prosedur atau langkah-langkah kegiatan guru dan peserta didik yang disusun secara

sistematis untuk digunakan sebagai

pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. RPP pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka

pendek untuk memperkirakan dan

memproyeksikan apa yang dilakukan dalam pembelajaran. RPP perlu dikembangkan

untuk mengkoordinasikan komponen

pembelajaran yakni, kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian.

LKK berisi masalah dan uraian singkat materi yang terkait. LKK yang baik akan dapat menuntun peserta didik dalam mengkonstruksi fakta, konsep, prinsip atau

prosedur-prosedur matematika sesuai

dengan materi yang dipelajari. Dalam LKK disediakan pula tempat bagi peserta didik untuk menyelesaikan masalah/ soal. LKK disusun untuk memberi kemudahan bagi

guru dalam mengakomodasi tingkat

kemampuan peserta didik yang berbeda-beda. Melalui LKK, pembelajaran di kelas akan berpusat kepada peserta didik, dan memudahkan guru dan peserta didik untuk melaksanakan kegiatan yang tertera di LKK.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis

penelitian pengembangan, yaitu suatu proses

penelitian yang digunakan untuk

mengembangkan suatu produk yang efektif digunakan di dunia pendidikan, dan bukan digunakan untuk menguji teori. Produk yang dihasilkan buku panduan guru matematika sesuai Lesson Study pada Sekolah Dasar Kelas IV. Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE (Analysis,

Design, Development, Implementation, Evaluation) dengan komponen-komponennya yang bisa digambarkan pada gambar berikut:

(4)

Data penelitian diperoleh dengan cara wawancara, angket dan observasi dan

dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Sebagai subyek penelitian, diambil

perwakilan guru peserta Lesson Study baik dari SD Negeri maupun Swasta, dan perwakilan guru bukan peserta Lesson Study di Kota Yogyakarta. Dengan obyek penelitian: 1) Respon guru terhadap Lesson study, 2) ketersediaan sumber belajar sesuai kurikulum, 3) kebutuhan guru akan bahan ajar alternative, dan 4) kebutuhan guru akan penerapan pendidikan karakter dan skill abad 21.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian.

a. Respon guru terhadap Lesson Study Berdasarkan hasil angket sebagian besar

guru (80 %) menyatakan sangat setuju bahwa kompetensi pedagogic guru perlu

dibina dalam rangka peningkatan

kualitas professional guru. Sebagian besar guru (80%) sangat setuju bahwa

Lesson Study bermanfaat untuk

peningkatan kompetensi pedagogic dan sebagian besar guru (60%) ingin

menerapkan lesson Study dalam

pembelajaran matematika .

b. Ketersediaan sumber belajar sesuai kurikulum

Hasil survey (angket) menunjukkan sebagian besar (80%) buku teks/buku

panduan/buku pegangan memiliki

keterbatasan misal kesesuaian silabus, kelengkapan materi, teknik penjelasan, format dll

c. Kebutuhan guru akan bahan ajar

alternative

Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa sebagian besar guru (97%) memerlukan media alternative misal video, buku teks, buku panduan guru, modul dan perangkat pembelajaran lainnya yang sesuai dengan silabus, KI/SK, KD, memuat penilaian yang terdiri aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan, berorientasi student centre dan dikemas dalam bahasa yang lugas,

mudah dipahami, disajikan dalam

tampilan sesuai karakter siswa SD. Sebagian besar guru (80%) sangat setuju diadakan pengemabangan buku panduan guru matematika sesuai Lesson Study pada Sekolah Dasar Kelas IV semester genap.

d. Kebutuhan guru akan penerapan

pendidikan karakter dan skil abad 21 Berdasarkan angket sebagian besar guru (87%) menyatakan perlu menerapkan pendidikan karakter dan skil abad 21 dalam pembelajaran matematika contoh jujur, kreatif, rasa ingintau, bekerjasama, kolaborasi

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telas diuraikan sebelumnya, bahwa sebagian besar

guru sangat setuju jika kemampuan

pedagogic guru senantiasa dibina, lesson Study memberi manfaat bagi peningkatan kompetensi pedagogic guru, dan guru

berkeinginan menerapkan pembelajaran

matematika sesuai Lesson Study. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru menunjukkan respon positif terhadap Lesson Study. Jika dikaitkan dengan tahapan pada Lesson study yaitu Plan, Do, dan See. Dalam tahap perencanaan (plan), guru-guru membuat perangkat pembelajaran sesuai silabus, menentukan materi, rancangan pembelajaran dan lembar kerja atau lembar kerja kelompok. Yang membedakan tahap ini yaitu di LessonStudy guru berkumpul berbagi pengalaman dan saling belajar,

(5)

sehingga terbentuk mutual learning (saling belajar) seperti yang dijelaskan Isoda dkk(2007) dan Lewis (2002). Dalam

merencanakan rancangan pembelajaran

memungkinkan berbagai macam

pendekatan, model, strategi dan metode mengajar diterpakan tentu saja disesuaikan dengan kondisi di kelas. Ini tentu saja sesuai dengan tuntutan Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004 yaitu guru menjadi lebih

inovatif . Rancangan pembelajaran

dilaksanakan berorientasi student centre sehingga guru berperan sebagai fasilitator (Amstrong Anthony,2011). Dalam tahap pelaksanaan (do) ini pengamat bisa belajar

(tidak mengamati guru) dari hasil

pembelajaran dan jika dinilai bagus bisa diterapkan di kelasnya. Pada tahap refleksi tidak membahas kesalahan yang dilakukan guru waktu pelaksanaan pembelajaran. Pesan-pesan yang disampaikan adalah hasil pengamatan kegiatan yang dilakukan siswa, dan cara menyampaikan pesan sebaiknya

dengan menggunakan kata-kata yang

santun.. Melalui pesan-pesan yang

disampaikan pengamat, guru model akan dapat mengevaluai diri sendiri dan dari kegiatan diskusi ini akan terbentuk sebuah

komunitas belajar dengan demikian

profesionalitas guru akan meningkat.

Namun dalam pelaksanaannya guru mengalami kesulitan jika dikaitkan dengan ketersediaan sumber ajar yang ada ternyata

sebagian besar buku teks/ buku

panduan/buku pegangan memiliki

keterbatasan misal kesesuaian silabus, kelengkapan materi, teknik penjelasan, format dll. Hal ini diduga menjadi salah satu penyebab guru kesulitan menerapkan Lesson Study dalam pembelajaran matematika. oleh karena itu diperlukan bahan ajar alternative yang didalamnya berisi petunjuk guru dalam

menerapkan pembelajaran matematika

sesuai Lesson Study. Salah satu cara yang bisa ditempuh agar guru dapat melaksanakn pembelajaran matematika sesuai Lesson Study adalah dengan pengembangan buku panduan guru matematika sesuai Lesson study. Dimana buku panduan itu harus sesuai tuntutan kurikulum, memuat penilaian terdiri aspek pengetahuan, sikap dan

keterampilan, memuat pendidikan karakter dan skil abad 21, dan dikemas dalam bahasa yang lugas, mudah dipahami, disajikan dalam tampilan sesuai karakteristik siswa sekolah dasar.

Jika dikaitkan dengan kebutuhan

penerapan pendidikan karakter dan skill abad 21, hasil angket menunjukkan sebagian besar guru sangat setuju jika buku teks/buku panduan/buku pegangan memuat pendidikan karakter dan skill abad 21. Dalam Lesson Study siswa dibiasakan berdiskusi, belajar kelompok dan berkolaborasi dengan teman. Sehingga memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya, membiasakan diskusi, berkolaborasi, terbuka dan sebagainya. Semua itu bagian dari pendidikan karakter dan skill abad 21. Hal ini sesuai dengan tuntutan Peraturan Pemerintah RI No.103 tahun 2004.

5. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil studi lapangan dapat disimpulkan bahwa 1) sebagian besar

guru (88%) menunjukkan respon yang

positif terhadap Lesson Study 2) 80% menyatakan bahwa sumber belajar yang ada

memiliki keterbatasan/belum sesuai

kurikulum/mencirikan pendekatan

tertentu,3) 97% menyatakan perlu bahan ajar alternative dalam menerapkan Lesson Study pada pembelajaran matematika, 4) 87

% menunjukkan perlunya diterapkan

pendidikan karakter dan skil abad 21 dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil studi lapangan dan hasil pembahasan disarankan untuk dilakukan pengembangan buku pedoman guru matematika sesuai Lesson Study pada pembelajaran matematika. hai ini perlu dilakukan agar guru tidak kesulitan dalam

menerapkan pembelajaran matematika

sesuai Lesson Study dengan demikian

kompetensi pendidik juga meningkat

sehingga guru akan semakin professional sesuai tuntutan Permendiknas RI No.16 tahun 2007 tentang Undang-undang Guru dan dosen.

(6)

6. DAFTAR PUSTAKA

Amstrong Anthony (2011). Lesson Study Puts a Collaboratine lens on student Learning. Vo. 14. N0.4

Annisa Diniawati (2014). Implementasi Lesson Study Menggunakan Pembelajaran Dengan

Strategi REACT Yang Memanfaatkan

Media Kemasan Kotak Minuman

Dalyana. (2004). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Perbandingan di Kelas II SLTP. Tesis Tidak Diterbitkan. Surabaya: Program Pasca Sarjana UNESA.Ermawati (2007:25)

Grafield (2006). Exploring The impact of Lesson Study on Developing effective statisyics curriculum.

Isoda dkk (2007).Japanesse Lesson Study in Mathematics-Its Impact Divercity and Potential for Education Improvement. Singapore; word Scintific publishing Co. pte.lcd

Isoda , M. (2010). Lesson Study: Problem

Solving Approachhes in Mathematics

Education as a Japanese Experience. Procedia Sosial and Behavioral Sciences: ICMER 2010. Elsevier

Lewis C (2002). Lesson Study:A handbook of

Teacher – Ied Instrucional change.

Phiadelphia, PA source

Manoharawati (2009). Lesson Study: Salah Satu Alternatif untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika SMP. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2016 pukul.09.00 WIB

Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Novi Yanidah dkk Pengembangan Perangkat

Pembelajaran dengan pendekatan Aptitude Treatmen Interaction Pada efektifitas Pembelajaran matematika. diakses pada tanggal 19 Nopember 2016 pukul 01.34 Permendiknas RI No,16 tahun2007

Swaditya Rizki (2014). Efek Lesson Study

terhadap Peningkatan Kompetensi

Pedagogik Calon Guru

Tatang Hermawan (2009). Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar melalui Lesson Study

Wina Sanjaya (2008). Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana prenada Media Grup

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, tujuan kegiatan ini ditujukan untuk membekali guru- guru SD N Gentan Baki Sukoharjo tentang inovasi pendidikan berdasar pendekatan Lesson Study agar dapat diterapkan

Hasil pengabdian menunjukkan bahwa lesson studi yang dilaksanakan di kedua sekolah dasar tersebut dapat memberikan layanan yang baik bagi guru SD dalam menyusun

Lesson study adalah salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru yang pelaksanaannya dapat berbasis sekolah

penilaian; dan 3) Mengetahui keunggulan dan kelemahan pengembangan model pembinaan profesionalisasi guru pendidikan jasmani melalui lesson study berbasis kelompok kerja guru baik

perencanaan lesson study, pelaksanaan lesson study dan evaluasi lesson study serta peningkatan kompetensi pedagogik guru kimia di SMA Negeri 2 Metro berdasarkan

Tidak dapat memperbaiki proses pembelajaran secara kolaboratif KESIMPULAN Dalam melaksanakan Lesson study aktivitas kelompok Lesson study, yaitu: 1 terjadi proses kerjasama,

Hasil riset menunjukan bahwa lesson study berpengaruh signifikan terhadap keterampilan menulis rencana pelaksanaan pembelajaran guru-guru sekolah dasar pada kelompok A/eksperimen..

Panduan bagi guru dalam menggunakan buku siswa matematika kelas I SD yang telah diterjemahkan dan disesuaikan dengan konteks budaya