• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN HASIL

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Kecamatan Ngadirejo terletak 20 km ke arah barat laut dari pusat kota Temanggung. Pada tahun 2012 di Kecamatan Ngadirejo terdapat 67 guru yang memenuhi syarat menjadi kepala sekolah, seperti tampak pada Tabel 4.1 berikut.

Padai Tabel 4.1, terlihat bahwa wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ngadirejo mempunyai 4 gugus, 25 SD dan 67 guru yang menjadi subjek penelitian. Dari 67 guru tersebut terdiri dari 15 laki-laki dan 52 perempuan. Ada salah satu SD yang terdiri dari enam orang dinyatakan gugur karena selama penulis melaksanakan penelitian ke SD tersebut, ada 3 responden tidak mau mengisi karena merasa takut, 2 responden tidak minat mengisi angket karena pada tahun sebelumnya pernah gagal mengikuti seleksi kepala sekolah dan satu responden hanya mengisi profil identitasnya saja. Dengan demikian hanya 61 data yang diperoleh dalam penelitian ini.

(2)

Tabel 4.1 Data Guru yang Memenuhi Syarat menjadi

Kepala Sekolah se Kecamatan Ngadirejo

NO Nama Gugus Nama Sekolah Jumlah Guru

1 Merbabu SDN 1 Ngadirejo 5 SDN 2 Ngadirejo 6 SDN 1 Mangunsari 1 SDN Ngaren 1 SDN Gondangwinangun 3 SDN 1 Dlimoyo 3 SDN 2 Dlimoyo 5 2 Prahu SDN 1 Purbosari 4 SDN 2 Purbosari 4 SDN 1 Campursari 1 SDN 2 Campursari 1 SDN 1 Tegalrejo 1 SDN 2 Tegalrejo 3 SDN 1 Giripurno 2 SDN 2 Giripurno 2 3 Merapi SDN Manggong 2 SDN Petirrejo 3 SDN Kataan 3 SDN Pringapus 2 SDN Gejagan 2 SDN Munggangsari 2 4 Sindoro SDN Karanggedong 5 SDN Medari 4 SDN 2 Katekan 1 SDN 3 Katekan 1 Jml 4 Gugus 25 SD 67 Guru

Sumber data: Arsip UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ngadirejo

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas instrumen meliputi uji validitas dan reliabilitas angket sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan minat guru menjadi kepala sekolah.

(3)

Hasil perhitungan korelasi item total dan relia-bilitas instrumen sikap, norma subjektif, kontrol peri-laku dan minat guru menjadi kepala sekolah tampak seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku dan

Minat Guru menjadi Kepala Sekolah

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi dari 14 item meliputi: sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan minat guru menjadi kepala sekolah bergerak dari terendah 0,454 sampai dengan

(4)

yang tertinggi 0,779. Dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasi ≥ 0,25, maka semua item sudah valid. Dari uji validitas yang telah dilakukan tersebut maka instrumen sikap, norma subjektif, kontrol peri-laku dan minat guru menjadi kepala sekolah memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,915 yang termasuk dalam kategori baik sekali (excellent) dan valid karena tersu-sun oleh item-item yang sudah valid.

4.3 Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah distribusi data hasil pengukuran masing-masing variabel penelitian adalah normal. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan teknik

One sample Kolmogorov-Smirnov.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas kesalahannya. Jika probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika sebaliknya probabilitas kesalahan < 0,05 maka instrumen data tidak normal.

Hasil uji normalitas data sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan minat guru menjadi kepala sekolah, dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

(5)

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas data Variabel : sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan minat menggunakan

One Sample Test Kolmogorov – Smirnov

Dalam Tabel 4.3 terlihat bahwa hasil uji Kolmogorov-Smirnov untuk sikap sebesar 0,559 pada asymp.sig (2-tailed) atau sign p >0,05. Dengan demi-kian data hasil pengukuran berdistribusi normal, untuk norma subjektif sebesar 0,062 pada asymp.sig (2-tailed) atau sign p >0,05. Maka hasil pengukuran berdistribusi normal, sedangkan kontrol perilaku pada asymp.sig (2-tailed) memiliki nilai 0,435 atau sign p >0,05, data hasil pengukuran berdistribusi normal, dan minat pada asymp.sig (2-tailed) memiliki nilai 0,016 atau sign p < 0,05 dengan demikian hasil pengukuran berdistribusi tidak normal

(6)

4.4

Uji Hipotesis

Tabel 4.4 berikut ini merangkum data komputasi regresi berganda antara sikap (X1), norma subjektif

(X2) dan kontrol perilaku (X3) dengan minat guru

menjadi kepala sekolah.

Tabel 4.4

Koefisien Regresi Ganda antara Sikap (X1), Norma Subjektif (X2) dan Kontrol Perilaku (X3) dengan

Minat Guru menjadi Kepala Sekolah

Berdasarkan tabel di atas maka didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 0,351X1+0,200X2+0,281X3

Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Nilai 0,351 pada variabel sikap (X1) adalah bernilai

positif sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi sikap guru, maka akan semakin tinggi pula minat guru menjadi kepala sekolah;

(7)

2. Nilai 0,200 pada variabel norma subjektif (X2)

adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi norma subjektif yang diberi-kan kepada seorang guru, maka adiberi-kan semakin tinggi pula minat guru menjadi kepala sekolah; 3. Nilai 0,281 pada variabel kontrol perilaku (X3)

adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kontrol perilaku guru, maka akan semakin tinggi pula minat guru menjadi kepala sekolah.

4.4.1 Uji Hipotesis 1

Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan sikap terhadap minat guru untuk menjadi kepala sekolah terbukti. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai signifikansi (P Value) sebesar 0,013 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai koefisien regresi sebesar 0,351. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama dapat diterima. Artinya ter-dapat pengaruh yang signifikan sikap guru terhadap minat untuk menjadi kepala sekolah.

4.4.2 Uji Hipotesis 2

Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan norma subjektif terhadap minat guru untuk menjadi kepala sekolah tidak terbukti. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai signifikansi (P Value) sebesar 0,118 yang jauh di atas

(8)

0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,200. Nilai tersebut tidak sesuai dengan batasan penerimaan hipotesis yaitu koefisien regresi > 2,00 dan p <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik hipotesis kedua tidak dapat diterima. Berdasarkan hasil tersebut, tidak terdapat pengaruh yang signifikan norma subjektif terhadap minat guru untuk menjadi kepala sekolah.

4.4.3 Uji Hipotesis 3

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan kontrol perilaku terhadap minat guru untuk menjadi kepala sekolah terbukti. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai signifikansi (P Value) sebesar 0,014 yang lebih kecil dari 0,05 serta nilai koefisien regresi sebesar 0,281. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dapat diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan kontrol perilaku persepsian terhadap minat guru untuk menjadi kepala sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaku-kan dapat diketahui bahwa sikap dan kontrol perilaku berpengaruh positif signifikan terhadap minat guru menjadi kepala sekolah, sedangkan norma subjektif berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap minat guru menjadi kepala sekolah.

(9)

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1 Pengaruh Sikap Guru terhadap Minat Menjadi Kepala Sekolah

Komponen sikap berdasarkan penelitian ini ber-pengaruh secara signifikan terhadap minat guru yang dilihat dari nilai P Value sebesar 0,013. Dengan demikian hipotesis 1 dari penelitian ini terdukung. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sentosa (2012) bahwa sikap berpengaruh langsung secara signifikan terhadap perilaku pembelian melalui internet. Di lain pihak Martin dan Kulinna (2004) serta Mummery (2000) melakukan penelitian dalam bidang keolahragaan. Martin dan Kulinna meneliti guru olah-raga untuk melakukan aktivitas fisik ketika mereka mengajar, sedangkan Mummery melakukan penelitian terhadap siswa mengenai minat mereka melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Kedua penelitian ini menyebutkan bahwa semakin positif sikap responden terhadap aktivitas fisik (olahraga) maka semakin kuat minat mereka untuk melakukannya. Keyakinan-keya-kinan positif akan manfaat yang akan diperoleh guru jika mereka menjadi kepala sekolah merupakan salah satu alasan yang kuat untuk tetap mengikuti seleksi kepala sekolah. Hasil-hasil yang akan mereka raih dengan mengikuti seleksi kepala sekolah antara lain: meningkatkan pengetahuan yang dapat diukur, dapat mempelajari hal-hal baru yang penuh tantangan, sehingga mereka dengan lebih mudah dapat

(10)

beradap-tasi dengan lingkungan baru. Wawancara dengan salah satu guru dikutip sebagai berikut:

Saya dapat mengembangkan wawasan dalam bidang pendidikan serta dapat memperluas per-gaulan

Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa keyakinan guru tentang hal yang positif yang akan dia raih jika menjadi kepala sekolah dengan harapan dapat mengembangkan wawasan dalam bidang pendidikan serta memperluas pergaulan.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa jika mereka memiliki keyakinan yang tinggi mengenai hal-hal yang telah dijelaskan di atas maka minat mereka untuk menjadi kepala sekolah pun juga semakin tinggi, atau hasil peneilitian untuk uji hipotesis pertama diterima.

4.5.2 Pengaruh Norma Subjektif terhadap Minat Menjadi Kepala Sekolah

Uji statistik pada hipotesis kedua menyimpulkan bahwa memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan antara norma subjektif terhadap minat guru untuk menjadi kepala sekolah. Hal ini sejalan dengan peneli-tian yang dilakukan Cruz (2005:18) yang menyatakan bahwa keyakinan normatif dan dukungan normative tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mereka untuk lulus dari perguruan tinggi.

Berdasarkan hasil uji hipotesis norma subjektif memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan. Di

(11)

mana artinya bahwa norma subjektif yang dilakukan orang lain belum terlalu besar mempengaruhi dalam menurunkan ataupun menaikkan tingkat minat. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebe-lumnya yang dilakukan oleh Martin dan Kulinna (2004) serta Mummery (2000) yang dalam penelitian-nya di bidang keolahragaan menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara norma subjektif terhadap minat berolahraga atau melakukan kegiatan fisik bagi guru olahrga dan siswa. Sejalan dengan penelitian tersebut, Reimenschneider (2011) menyebutkan bahwa subjektif juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembuatan kepu-tusan berdasarkan etika siswa dalam kontek teknologi informasi. Ditambahkan pula oleh Othman (2011) bahwa perilaku seseorang untuk melakukan sebuah pelatihan pribadi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain adalah pengaruh keluarga dan lingkung-annya. Wawancara dengan salah satu guru dikutip sebagai berikut:

Saya sering sakit-sakitan. Sekeluarga sangat tidak menyetujui mengikuti seleksi kepala sekolah. Wasiat orang tua tidak memperbolehkan menjadi kepala sekolah.

Kalimat yang disampaikan guru tersebut me-nunjukkan bahwa tidak ada dukungan dari keluarga. Pengaruh keluaga juga tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap minat untuk menjadi kepala sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai dugaan

(12)

sementara mengapa keluarga dalam memberikan dukungan untuk menjadi kepala sekolah tidak mem-pengaruhi secara signifikan terhadap minat. Begitu pula dengan harapan-harapan para sahabat dan teman sejawat juga tidak memberikan kontribusi positif terhadap minat guru untuk menjadi kepala sekolah. Dengan demikian, masalah dan hal-hal yang mempengaruhi minat mereka untuk menjadi kepala sekolah dapat dikatakan hampir sama sehingga tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi guru menge-nai harapan dan motivasi untuk memenuhi harapan sahabat dan teman sejawat mereka.

4.5.3 Pengaruh Kontrol Perilaku Persepsian ter-hadap Minat Menjadi Kepala Sekolah

Pengujian hipotesis ketiga menghasilkan kesim-pulan bahwa kontrol perilaku persepsian berpengaruh secara signifikan terhadap minat guru untuk menjadi kepala sekolah. Artinya guru mempertimbangkan kemudahan atau fasilitas yang mereka miliki dan mempertimbangkan kesulitan atau hambatan yang mereka hadapi untuk menjadi kepala sekolah. Dapat dikatakan pula bahwa guru telah memiliki kesadaran jika mereka menjadi kepala sekolah sudah tentu mereka harus berusaha memanfaatkan segala fasilitas yang ada dan mengatasi segala kesulitan atau ham-batan yang dihadapi.

(13)

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui kom-ponen kontrol perilaku memiliki pengaruh yang signi-fikan. Hal ini berarti semakin tinggi kontrol perilaku akan semakin tinggi minat guru menjadi kepala sekolah, sebaliknya semakin rendah tingkat kontrol perilaku guru akan semakin rendah minatnya. Adanya pengaruh positif dan signifikan kontrol perilaku terha-dap minat disebabkan guru memandang bahwa mengikuti seleksi kepala sekolah merupakan hal yang tidak sulit. Penempatan tugas sebagai kepala sekolah bukan merupakan hambatan dan menjadi kepala sekolah didukung oleh fasilitas.

Hasil penelitian ini didukung oleh Othman (2011) bahwa perilaku seseorang untuk melakukan sebuah penelitian pribadi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain adalah pengaruh keluarga dan ling-kungannya. Oleh karena itu seseorang dengan kontrol perilaku tinggi cenderung akan keyakinannya yang dimiliki mengenai kemampuan atau sumber daya dan kesempatan untuk melakukan sebuah perilaku.

Uji hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa sikap dan kontrol perilaku berpengaruh positif signifikan terhadap minat guru menjadi kepala sekolah, norma subjektif berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap minat guru menjadi kepala sekolah. Hal ini senada dengan pendapat Ajzen (1991: 188) yang menyatakan bahwa seseorang cenderung tidak akan membentuk suatu minat yang kuat untuk menunjukkan suatu perilaku tertentu, jika dia percaya

(14)

bahwa dia tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukan, meskipun dia memiliki sikap yang positif dan dia yakin bahwa orang-orang lain akan menyetujuinya. Temuan ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan Icek Ajzen dan Martin Fishbein dalam Myers (2010: 169) bahwa sikap, norma sosial yang dipersepsikan dan perasaan akan adanya kontrol, secara bersamaan menentukan minat sese-orang yang mengarahkan pada perilaku.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kondisi ini anak tunagrahita sedang berdasarkan tingkatan sistem keperawatan menurut Orem adalah berada pada sistem yang mengkompensasi sebagian (Partially

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa status sosial orang tua dilihat dari pendidikan, kekayaan, jabatan dan pendapatan tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

Kemudian, perlu dilakukan peningkatkan pelaksanaan Audit Maternal Perinatal untuk mengkaji kasus kematian ibu akibat pre-eklampsia berat dan melakukan program sweeping ibu hamil

Visualisasi design interior kabin penumpang pesawat boeing 737-300 dimulai dengan merancang blueprint menggunakan software adobe dalam bentuk gambar 2d, yang

5) melaporkan hasil pelaksanaan wasrik yang menjadi tugas dan kewajibannya kepada Irjen TNI; dan.. 6) Irops dibantu oleh empat orang Inspektur Utama yang

Salah satu pesan implisit dari MoU Helsinki dan UUPA adalah kekuatan-kekuatan politik di Aceh yang selama ini berseberangan garis politik dan ideologinya

Pejalan kaki dalam kesehariannya berpindah pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan kakinya sebagai alat transportasinya [4]. Berjalan kaki juga diiringi

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Faktor