• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan PTO Kasus 2 Kelompok I.2"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN LAPORAN

PRAKTIKUM PEMANTAUAN TERAPI OBAT PRAKTIKUM PEMANTAUAN TERAPI OBAT

KASUS 2 “GANGREN DIABETIKUM” KASUS 2 “GANGREN DIABETIKUM”

PENYUSUN : PENYUSUN :

KELAS A KELOMPOK I.2 KELAS A KELOMPOK I.2

Elisabeth

Elisabeth Esa Esa Pasa!"a#$ Pasa!"a#$ %%&''('(''%%&''('('' D

Diiaa##a a ))aatt**  ++aa##,,aa--aa##ii %%%%&&''''((''((22'' +

+aass!!aaaattii %%%%&&''''((''((22%% E

Ellaa##$$$$a Ra Reesstt* M* Maattaa--aassaa %%%%&&''''((''((22//

PROGRAM STUDI APOTEKER  PROGRAM STUDI APOTEKER 

0AKULT

0AKULTAS AS 0ARMASI0ARMASI UNI1ERSITAS END

UNI1ERSITAS ENDRAL A)+MAD YARAL A)+MAD YANINI )IMA+I

)IMA+I 23'& 23'&

(2)
(3)

BAB I BAB I TEORI

TEORI PTO4 DATA PTO4 DATA PAPASIEN DSIEN DAN DIAGAN DIAGNOSANOSA

I.' Pe#$etia# I.' Pe#$etia#

Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu proses yang meliputi semua Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu proses yang meliputi semua fungsi yang perlu untuk menjamin terapi obat kepada pasien yang aman, efektif  fungsi yang perlu untuk menjamin terapi obat kepada pasien yang aman, efektif  dan rasion

dan rasional bagi pasien. al bagi pasien. KegiatKegiatan tersebut mencaan tersebut mencakup: pengkkup: pengkajian pilihan obaajian pilihan obat,t, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (OT!) dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Pemantauan terapi obat (OT!) dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Pemantauan terapi obat har

harus us dildilakuakukan kan secsecara ara berberkeskesinainambumbungangan n dan dan diedie"al"aluasuasi i secsecara ara terteratuatur r padpadaa  periode

 periode tertentu tertentu agar agar keberhasilan keberhasilan ataupun ataupun kegagalan kegagalan terapi terapi dapat dapat diketahui.diketahui. Tujuan: #ntuk memastikan bah$a pasien mendapat obat yang paling sesuai, Tujuan: #ntuk memastikan bah$a pasien mendapat obat yang paling sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat, di mana $aktu pemberian dan lamanya terapi dalam bentuk dan dosis yang tepat, di mana $aktu pemberian dan lamanya terapi dapat dioptimalkan, dan

dapat dioptimalkan, dan !P diminimalkan!P diminimalkan I.2

I.2 DATA DATA PASIENPASIEN %!&'T%T P%&' %!&'T%T P%&'  'ama inisial : K***  'ama inisial : K*** #mur+jenis kelamin:

#mur+jenis kelamin: - Thn+a- Thn+anitanita lamat: Kp. /*** T.... .... lamat: Kp. /*** T.... .... tatus Pasien : Kontraktor  tatus Pasien : Kontraktor 

uangra$at

uangra$at : : Kemuning Kemuning %%%%%% ub

ub 0agian 0agian : : 0edah 0edah aanitanita  'o. ekam1edik  'o. ekam1edik : 23****: 23**** Tgl. Tgl. 1asuk 1asuk :245-654-27:245-654-27 Tgl. Tgl. Keluar Keluar : : 55 tatus

tatus pulang pulang : : 55 !okter !okter : : dr.***dr.*** poteker poteker : : 55 !T !T K8K8%'%'% % 88

Keadaan #mum : akit edang Keadaan #mum : akit edang Kesadaran

Kesadaran : /1 : /1 (/ompos (/ompos 1entis)1entis) Te

Tekanan darahkanan darah : 23-+- mmh: 23-+- mmhgg  'adi

 'adi : 9-*+menit: 9-*+menit  eessppiirraassii : : 33--**++mmeenniitt uuhhuu : : 33,,44oo// ;i<i ;i<i : : 55 i$ayat

i$ayat Konsumsi Konsumsi : : 55 Obat

Obat

1 1

(4)

Tinggi

Tinggi 0adan 0adan : ...: ... 0erat

0erat 0adan 0adan : : - - kgkg

lasan masuk umah akit : lasan masuk umah akit :

8uka dikaki kanan dan terasa nyeri 8uka dikaki kanan dan terasa nyeri namnesis :

namnesis :

8uka = luka 2 bulan di kaki kanan, lecet 8uka = luka 2 bulan di kaki kanan, lecet di

di jajari ri kkakaki i ddan an teterarassa a nynyereri. i. TTiidadak k  mengkonsumsi obat.

mengkonsumsi obat. Penyakit terdahulu : Penyakit terdahulu :

!1 yang tidak terkontrol. !1 yang tidak terkontrol. !iagnosis #tama :

!iagnosis #tama : ;angren !iabetikum ;angren !iabetikum

(5)

N 5 Na!a 5bat Be#t*6  se,iaa# Ke6* ata# D 5si s R  * te

Pe!beia# 5bat "e hai

' 2 7 8 ' % 7 8 ' ( 7 8 ' & 7 8 ' 9 7 8 ' / 7 8 '  7 8 ' 8 7 8 2 3 7 8 2 ' 7 8 2 2 7 8 2 % 7 8 2 ( 7 8 2 & 7 8 2 . /eftria* one 2 gr+2-ml 4* 2 gr  % > ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 4 . 1etroni da<ole @--mg+ 2- ml 3* @ -m g % > ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 3 . Tramad ol mp 2--mg+4 ml 4* 2 a m  p % > ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 7 . anitidi ne mp @-mg+a mp 4* 2 a m  p % > ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? @ . mlodi  pin Tab @ mg A 2-mg 2* 2-m g P O 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ? 5 5 5  . Beparin 4@--- iu+@ ml "ial 4* @ -iu  / 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ? ? ? ?  . ti"an @ mg+m l dala m ampu l 4 ml 4* -, @ m g % > 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? 5 5 5 5 9 . Paracet amol Tab @--mg 3* 2 gr   p o 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? ? 5 5 5 3

(6)

6 . 1etoclo  pramid 2-mg+4 ml 2* 2 a m  p % > 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? 5 5 5 5 2 -. Ketorol ac mp 2-mg+m l A 3-mg+m l 4* 2 a m  p % > 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ? BAB ll

IN0ORMASI MENGENAI PENYAKIT

2. !efinisi !iabetes melitus

dalah Penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. indrom ini ditandai oleh adanya hiperglikemia dan  berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan  protein.

T0&8 KO'TO8 ;#8 !B

Pemeriksaan Kadar gula darah  penderita diabetes

Kadar gula darah normal

ebelum makan( puasa) C24

C2--etelah makan C4--

C2--!ua jam setelah makan C4--

C27-529-4. Tipe diabetas melitus

• Tipe 2 (%nsulin !ependent !iabetes melitus atau %!!1)

Pada diabetes mellitus tipe % tidak ditemukan insulin karena pada  jenis ini timbul reaksi autoimun yang disebabkan adanya  peradangan pada sel beta yang disebut %/ ( Islet Cell Antibody). eaksi antigen (sel beta) dengan antibodi (%/) yang

(7)

ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta. %nsulitas bisa disebabkan macam5macam diantaranya "irus, seperti "irus cocksakie, rubella, /1>, herpes dan lain5lain. #mumnya yang diserang pada insulitas itu adalah sel beta, dan biasanya sel alfa dan delta tetap utuh

• Tipe 4 ('on %nsulin !ependent !iabetes melitus atau '%!!1) Penyebab resistensi insulin pada !1 tipe %% sebenarnya tidak   begitu jelas, tetapi faktor5faktor seperti obesitas, diet tinggi lemak,

dan rendah karbohidrat, kurang akti"itas, dan faktor keturunan. Pada !1 tipe %% jumlah sel beta berkurang sampai @-5-D dari normal, jumlah sel alfa meningkat. Eang menyolok adalah adanya  peningkatan jumlah jaringan amiloid pada sel beta yang disebut amilin. 0aik pada !1 tipe %% kadar glukosa darah jelas meningkat  bila kadar itu mele$ati batas ambang ginjal, maka glukosa akan

keluar melalui urin.

3. Faktor5faktor yang mempengaruhi !iabetes 1elitus. a) ;aya Bidup

;aya hidup menjadi salah satu penyebab utama terjadinya diabetes melitus.diet dan olahraga yang tidk baik berperan besar terhadap timbulnya diabetes melitus yang dihubungkan dengan minimnya akti"itas sehingga meningkatkan jumlah kalori dalam tubuh.

 b) #sia

Peningkatan usia juga merupakan salah satu faktor resiko yang  penting dibandingkan $anita pada usia 4- an, $anita yang berusia di atas 7- tahun beresiko enam kali lipat mengalami kehamilan dengan diabetes. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif setelah usia @- tahun. Terutama pada orang5orang yang tidak aktif.

c) as dan uku 0angsa

uku bangsa merika5afrika, merika5meksiko, %ndian5merika, Ba$ai dan sebagian merika sia memiliki resiko diabetes dan  penyakit jantung yang lebih tinggi. Bal ini disebabkan oleh

(8)

tingginya angka tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes pada  populasi tersebut.

d) i$ayat Keluarga

1eskipun penyakiut ini terjadi dalam keluarga, cara pe$arisan tidak diketahui kecuali untuk jenis yang dikenal sebagai !iabetes  pada usia muda dengan de$asa.

e) Kegemukan (obesitas)

Obesitas erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri5sendiri atau secara  bersamaan. Penyakit kronik yang sering menyertai obesitas adalah

diabetes tipe 4, hipertensi dan hiperkolesterolemia. 7. Komplikasi !iabetes 1elitus

!iabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi yang paling  banyak. Bal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembukuh darah, syaraf dan struktu r eksternal lainnya. Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar <at berlemak dalam darah meningkat. ehingga mempercepat terjadinya ateros klerosis (penimbunan plak lemak di dalam  pembuluh darah).

terosklerosis ini 45 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes. irkulasi darah yang buruk melalui pembuluh darah besar bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan  pembuluh darah kecil bisa melukai mata, saraf, dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka. Penderita diabetes bisa mengalami  berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan  baik . ;angguan syaraf dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, misalnya jika saraf mengalami kelainan fungsi, maka sebuah lengan atau tungkai bisa secara tiba5tiba menjadi lemah. Gika saraf yang menuju tangan dan tungkai mengalami kerusakan maka pada lengan dan tungkai bisa merasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar atau kelemahan. Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit sering mengalami cidera karena

(9)

 penderita tidak dapat merasakan perubahan tekanan maupun suhu. 0erkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus atau  borok dimana proses penyembuhannya akan berjalan secara lambat hingga

menyebabkan amputasi. 7.2 8uka !iabetik 

dalah luka yang terjadi pada pasien diabetik yang melibatkan gangguan pada syaraf peripheral atau autonomik. 8uka diabetik adalah luka yang terjadi karena adanya kelainan pada syaraf, kelainan pembukuh darah dan kemudian adanya infeksi. 0ila infeksi tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi pembusukan bahkan diamputasi. Klasifikasi luka diabetik salah satunya adalah ;angren !iabetik.

;angren diabetik adalah luka diabetik yang sudah membusuk dan bisa melebar ditandai dengan jaringan yang mati ber$arna kehitaman dan membau karena disertai pembusukan oleh bakteri. 0eberapa faktor secara  bersama5sama berperan pada terjadinya ulkus atau gangren diabetes. !imulai dari faktor pengelolaan kaki yang tidak baik pada penderita diabetes, adanya neuropati, faktor komplikasi "askuler yang memperburuk  aliran darah ke kaki tempat luka, faktor kerentanan terhadap infeksi akibat respon kekebalan tubuh yang menurun pada keadaan !1 yang tidak  terkendali, serta kemudian faktor ketidaktahuan pasien sehingga terjadi masalah gangren diabetik. gangren diabetik biasanya terjadi akibat,

• neuropati perifer.

• insufisiensi "askuler perifer (iskemik). • %nfeksi.

•  penderita yang berisiko tingi mengalami gangren diabetik yaitu  pasien dengan lama penyakit diabetes yang melebiihi 2- tahun, usia pasien yang lebih dari 7- tahun, ri$ayat merokok, penurunan denyut nadi perifer, penurunan sensibilitas, deformitas anatomis atau bagian yang menonjol (seperti bunion atau kalus), ri$ayat

(10)

ulkus kaki atau amputasi, pengendalian kadar gula darah yang  buruk.

angkaian yang khas dalam proses timbulnya gangren diabetik pada kaki dimulai dari edem jaringan lunak pada kaki, pembentukan fisura antara jari5jari kaki atau didaerah kaki kering, atau pembentukan kalus. Garingan yang terkena mula5mula berubah $arna menjadi kebiruan dan terasa dingin bila disentuh. Kemudian jaringan akan mati, menghitam dan  berbau busuk. asa sakit pada $aktu cedera tidak dirasakan oleh pasien yang kepekaannya sudah menghilang dan cedera yang terjadi bisa berupa cedera termal, cedera kimia atau cedera traumatik. Pengeluaran nanah,  pembengkakan, kemerahan (akibat selulitis) pada gangren biasanya merupakan tanda5tanda pertama masalah kaki yang menjadi perhatian  penderita

;angren diabetik diklasifikasikan menjadi lima tingkatan yaitu

2. Tingkat -, esiko tinggi untuk megalami luka pada kaki, tidak ada luka.

4. Tingkat 2, luka ringan tanpa adanya infeksi, biasanya luka taerjadi akibat kerusakan saraf, kadang timbul kalus.

3. Tingkat 4 luka yang lebih dalam, sering kali dikaitkan dengan  peradangan jaringan sekitarnya. Tidak ada infeksi pada tulang dan  pembentukan abses.

7. Tingkat 3 luka yang lebih dalam hingga ketulang dan berbentuk abses. @. Tingkat 7 gangren yang teralokasi, seperti pada jari kaki, bagian depan

kaki atau tumit.

. Tingkat @, gangren pada seluruh kaki. Tahapan penyembuhan luka ;angren diabetik 

Penyembuhan luka terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai proses inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren, tindakan debridement yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil  pengelolaan yang pera$atan luka diabetik yang memuaskan dengan melihat

(11)

kondisi luka terlebih dahulu, apakah luka yang dialami pasien dalam keadaan kotor atau tidak, ada apus atau ada jaringan nekrotik (mati) atau tidak. etelah dikaji , barulah dilakukan pera$atan luka.

#ntuk pera$atan luka biasanya menggunakan antiseptik dan kassa steril. Gika ada jaringan nekrotik sebaiknya dibuang daengan cara digunting sedikit demi sedikit sampai kondisi luka mengalami granulasi (jaringan baru yang mulai tumbuh). 8ihat kedalam luka, pada pasien diabetes dilihat apakah terdapat sinus (luka dalam yang sampai berlubang) atau tidak. 0ila terdapat sinus, sebaiknya disemprot (irigasi) dengan 'a/l sampai pada kedalaman luka, sebab pada sinus terdapat banyak kuman. 8akukan pembersihan luka sehari minimal dua kali (pagi dan sore), setelah dilakukan pera$atan lakukan pengkajian apakah sudah tumbuh granulasi, (pembersihan dilakukan dengan kassa steril yang dibasahi larutan 'a/l). etelah luka dibersihkan lalu tutup dengan kassa basah yang diberi larutan 'a/l lalu dibalut disekitar luka, dalam penutupan dengan kassa jaga agar jaringan luar  luka tertutup. ebab jika jaringan luar ikut tertutup akan menimbulkan maserasi (pembengkakan). etelah luka ditutup dengan kassa basah  bercampur 'a/l, lalu tutup kembali dengan kassa steril yang kering untuk 

selanjutnya dibalut.

Gika luka sudah mengalami penumbuhan granulasi, selanjutnya akan ada  penutupan luka (skin dra$). Penanganan luka diabetik, harus ekstra agresif 

sebab pada luka diabetik kuman akan terus menyebar dan memperparah kondisiluka.

(12)

BAB III

IN0ORMASI MENGENAI OBAT DARI LITERATUR 

III.'. I#;5 ! asi Me#$e#ai Obat

N5 Be#t*6 se,iaa#Na!a 5bat Ke6*ata# D5sis R*te

Pe!beia# 5bat "e hai

'278 '%78 '(78 '&78 '978 '/78 '78 '878 2378 2'78 2278 2%78 2(78 2&78 2. /eftria*one 2 gr+2- ml 4*2 gr %> ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 4. 1etronida<ole @-- mg+ 2-ml 3*@--mg %> ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 3. Tramadol mp 2-- mg+4 ml amp4*2 %> ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 7. anitidine mp @- mg+amp amp4*2 %> ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? @. mlodipin Tab @ mg A 2-mg 2*2-mg PO 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ? 5 5 5 . Beparin 4@--- iu+@ml "ial 4*@--iu / 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ? ? ? ?

. ti"an @ mg+ml dalam ampul 4 ml 4*-,@ mg %> 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? 5 5 5 5 9. Paracetamol Tab @-- mg 3*2 gr PO 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? ? 5 5 5 6. 1etoclopramid 2- m g+4ml 2*2 amp %> 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? 5 5 5 5 2-. Ketorolac mp 2- mg+ml A3- mg+ml amp4*2 %> 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 ? ? ? ?

(13)

'. )e;tia<5#e

%ndikasi

/eftria*one untuk %njeksi, untuk mengurangi perkembangan bakteri resistan terhadap obat dan mempertahankan efekti"itas, #P dan obat antibakteri lain , /eftria*one untuk %njeksi , digunakan hanya untuk mengobati atau mencegah infeksi yang terbukti atau diduga kuat disebabkan oleh bakteri .

D5sis :

• 0iasa !osis !e$asa untuk %nfeksi 0akteri

• dosis harian : 2 sampai 4 g+hari %> atau %1 dalam 2 sampai 4 dosis terbagi, tergantung pada sifat dan keparahan infeksi

• #ntuk infeksi yang disebabkan oleh taphylococcus aureus (methicillin 5 rentan, 1), dosis yang dianjurkan adalah 4 sampai 7 g+hari , dalam rangka mencapai lebih dari 6-D pencapaian target .

• !osis harian total tidak boleh melebihi 7 g .

• !osis !e$asa biasa untuk 0akterimia 4 g %> setiap 47 jam selama 27 hari, tergantung pada sifat dan keparahan infeksi

• !osis !e$asa biasa untuk /hancroid 4@- mg %1 sebagai dosis tunggal Organisme penyebab adalah Baemophilus ducreyi .

• Pasien terinfeksi B%> mungkin memerlukan pengobatan lebih lama. /eftria*one hanya boleh diberikan jika pasien tindak lanjut dapat dijamin . Pasien harus diuji ulang untuk sifilis dan B%> dalam 3 bulan , jika tes a$al menunjukkan hasil negatif . Pasangan seksual pasien juga harus die"aluasi+diobati .

• !osis !e$asa biasa untuk Konjungti"itis

Konjungti"itis gonokokal : 2 g %1 sekali Terapi doksisiklin selama  hari (jika tidak hamil) atau a<itromisin dosis tunggal juga dianjurkan untuk  mengobati kemungkinan infeksi klamidia bersamaan. Pasangan seksual  pasien juga harus die"aluasi+diobati .

• !osis !e$asa biasa untuk &ndokarditis

Pasien dengan fungsi ginjal normal : %nfeksi katup asli karena sangat 5  penisilin rentan "iridans treptococcus ;rup dan  bo"is (1%/ -,24 mcg + ml atau kurang): /eftria*one 4g %> atau %1 setiap 47 jam selama 7

(14)

minggu ditambah gentamisin 3 mg+kg %> atau %1 setiap 47 jam untuk 4 minggu

%nfeksi katup asli karena "iridans  relatif tahan dan  bo"is (1%/ lebih  besar dari -,24 mcg+ml dan -,@ mcg+m8 atau kurang) : /eftria*one 4 g %> atau %1 setiap 47 jam selama 7 minggu ditambah gentamisin 3 mg + kg %> atau %1 setiap 47 jam selama 4 minggu

%nfeksi katup prostetik karena penisilin 5 rentan  "iridans dan  bo"is (1%/ -,24 mcg+ml atau kurang): /eftria*one 4 g %> atau %1 setiap 47 jam selama  minggu ditambah gentamisin 3 mg+kg %> atau %1 setiap 47 jam selama 4 minggu

%nfeksi katup prostetik karena relatif atau sepenuhnya tahan penisilin "iridans  dan  bo"is (1%/ lebih besar dari -,24 mcg + m8): /eftria*one 4 g %> atau %1 setiap 47 jam selama  minggu ditambah gentamisin 3 mg+kg %> atau %1 setiap 47 jam selama  minggu

%nfeksi katup asli atau palsu karena strain enterococcal resisten terhadap  penisilin, aminoglikosida, dan "ankomisin: /eftria*one 4 g %> atau %1 setiap 47 jam ditambah ampisilin 4 g %> setiap 7 jam selama 9 minggu atau lebih

&ndokarditis gonokokal: 2 sampai 4 g %> setiap 24 jam selama minimal 7 minggu

E;e6 sa!"i#$ :

;angguan lambung5usus, perubahan hematologikal, reaksi kulit, gangguan koagulasi, flebitis (pada injeksi %>), nyeri pada tempat penyuntikan (pada injeksi %1), sakit kepala, pusing, agranulositosis.

Pehatia# ata* Keas"a,aa# :

- /eftria*one tidak boleh digunakan untuk mengobati bayi yang baru

lahir hyperbilirubinemic , terutama bayi baru lahir prematur . !alam studi "itro telah menunjukkan perpindahan bilirubin dari albumin

(15)

serum dengan ceftria*one dan bilirubin encephalopathy dapat  berkembang pada pasien ini .

- /eftria*one merupakan kontraindikasi pada neonatus yang

memerlukan (atau diperkirakan membutuhkan) pengobatan dengan infus yang mengandung kalsium karena resiko pengendapan ceftria*one 5 kalsium. /eftria*one tidak boleh diberikan bersamaan (bahkan melalui jalur infus terpisah di lokasi yang terpisah) atau dicampur dengan produk atau solusi yang mengandung kalsium karena resiko pengendapan ceftria*one 5 garam kalsium . /ontoh reaksi yang fatal dengan ceftria*one 5 kalsium mengendap di paru5paru dan ginjal dalam jangka panjang dan bayi baru lahir prematur telah dilaporkan ,  bahkan dalam kasus ketika ceftria*one dan solusi yang mengandung

kalsium yang diresapi $aktu yang berbeda dan garis infus

- Pengencer yang mengandung kalsium (seperti larutan inger atau

larutan Bartmann) tidak boleh digunakan untuk menyusun kembali  botol ceftria*one atau lebih encer botol dilarutkan untuk pemberian intra"ena karena endapan bisa terbentuk . Pengendapan ceftria*one 5 kalsium dapat terjadi ketika ceftria*one dicampur dalam jalur  intra"ena sama dengan solusi yang mengandung kalsium. /eftria*one tidak boleh diberikan bersamaan dengan cairan infus yang mengandung kalsium melalui E 5site. 'amun, pada pasien selain neonatus , ceftria*one dan solusi intra"ena yang mengandung kalsium dapat diberikan secara berurutan jika garis infus secara menyeluruh memerah antara infus dengan cairan yang kompatibel

-   eaksi hipersensiti"itas yang serius dan kadang5kadang fatal telah

dilaporkan dengan antibiotik . Obat ini harus dihentikan segera pada  penampilan pertama dari ruam kulit atau tanda5tanda lain dari hipersensiti"itas. Parah, reaksi hipersensiti"itas akut mungkin memerlukan pengobatan dengan epinefrin dan tindakan resusitasi lainnya termasuk oksigen, cairan intra"ena, antihistamin, kortikosteroid, dukungan kardio"askular dan manajemen jalan napas sesuai indikasi klinis

(16)

-  efalosporin dapat dikaitkan dengan penurunan akti"itas protrombin .

Faktor risiko meliputi gangguan ginjal atau hati, keadaan gi<i buruk , kursus berlarut5larut terapi antimikroba, dan terapi antikoagulasi kronis. Kali protrombin harus dimonitor dan terapi "itamin K dimulai  jika diindikasikan .

2. Ra#iti,i#e %ndikasi :

Pengobatan jangka pendek tukak usus 24 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis. Terapi pemeliharaan setelah  penyembuhan tukak usus 24 jari, tukak lambung. Pengobatan keadaan

hipersekresi patologis (misal : sindroma Hollinger &llison dan mastositosis sistemik). anitidine injeksi diindikasikan untuk pasien ra$at inap di rumah sakit dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 24 jari yang sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi anitidine oral.

!osis: Ra#iti,i#e i#=e6si

%njeksi i.m. : @- mg (tanpa pengenceran) tiap  = 9 jam. %njeksi i.". : intermittent.

• %ntermittent bolus : @- mg (4 m8) tiap  = 9 jam. &ncerkan injeksi @- mg dalam larutan 'a/l -,6D atau larutan injeksi i.". lain yang cocok sampai diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 4,@ mg+m8 (total "olume 4- m8). Kecepatan injeksi tidak lebih dari 7 m8+menit (dengan $aktu @ menit).

• %ntermittent infusion : mg (4 m8) tiap  = 9 jam. &ncerkan injeksi @-mg dalam larutan dekstrosa @D atau larutan i.". lain yang cocok sampai didapat konsentrasi tidak lebih besar dari -,@ mg+m8 (total "olume 2--m8).

• Kecepatan infus tidak lebih dari @ =  m8+menit (dengan $aktu 2@ = 4-menit).

(17)

• %nfus kontinyu : 2@- mg anitidine diencerkan dalam 4@- m8 dekstrosa atau larutan i.". lain yang cocok dan diinfuskan dengan kecepatan ,4@ mg+jam selama 47 jam. #ntuk penderita sindrom Hollinger5&llison atau hipersekretori lain, anitidine injeksi harus diencerkan dengan larutan dekstrosa @D atau larutan i.". lain yang cocok sehingga diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 4,@ mg+m8. Kecepatan infus dimulai 2 mg+kg 00+jam dan harus disesuaikan dengan keadaan penderita.

&fek samping : !iare, nyeri otot, pusing dan timbul ruam kulit, malaise, nausea, konstipasi, Penurunan jumlah sel darah putih dan platelet (pada  beberapa penderita). edikit peningkatan kadar serum kreatinin (pada  beberapa penderita). 0eberapa kasus (jarang) reaksi hipersensiti"itas

(bronkospasme, demam, ruam, urtikaria, eosinofilia).

%. Met5#i,a>5le

indikasi : infeksi yang disebabkan bakteri anaerob. mubiasis, giardiasis. !osis : !e$asa: @-- mg tiap 9 jam. nak: .@mg+kg00 tiap 9jam

&fek samping: mual, muntah, gangguan daya pengecapan, lidah berbulu, gangguan gigi, ruam kulit

(. Ta!a,5l

%ndikasi : Obat ini digunakan untuk meringankan rasa sakit yang parah. Obat ini hampir sama dengan narkotika, bekerja di otak utuk mengubah respon tubuh terhadap rasa sakit.

!osis : anak5anak 2527 tahun 357 dd 254 mg+kg. di atas 27 tahun 357 dd @-52-- mg, maksimal 7-- mg sehari.

&fek samping : 1ual, muntah, mulut kering, sedasi dan sakit kepala. Tramadol juga dapat menyebabkan kon"ulsi atau kambuhnya serangan kon"ulsi.

&. A!l5,i"i#e

%ndikasi : untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina "asospastik (angina prin<metal atau "arian angina)

!osis : 2 kali @ mg, maks 2- mg.

&fek samping : edema, pulmonary edema, sakit kepala, mual, muntah 9. +e"ai#

(18)

%ndikasi : pengobatan hipertensi pulmonar primer atau sekunder karena  penyakit jaringan ikat atau karena diinduksi obat.

!osis : untuk profilaksis @--- unit / 9524 jam atau @-- unit / 24 jam. #ntuk pera$atan 9- unit+kg %> bolus, kemudian dilanjutkan infus 29 unit+kg+jam atau @--- unit %> bolus, kemudian dilanjutkan infus 23--units+jam atau units+kg (alternatif 2@-- unit) /, kemudian 4@-units+kg selama 24 jam.

&fek amping : >asodilatasi, hipotensi, sinkop, batuk, sakit kepala, trismus, dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.

/. Ati?a#

%ndikasi : merupakan turunan dari oksa<epam obat hipnotik sedatif.

!osis : untuk penenang 453 sehari -,@52 mg, sebagai obat tidur malam hari 254,@ mg. #ntuk lansia separuhnya.

&fek samping : sedasi, pusing, malas atau tak bermoti"asi, lamban, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan psikomotorik, amnesia dan bingung.

. Paaseta!5l

%ndikasi : untuk analgesik dan antipiretik 

!osis : de$asa 3-- mg sampai 2 gram 2 kali minum dengan maksimum 7 gram perhariA untuk anak 524 tahun 2@-53-- mg 2 kali, dengan maksimum 254 gram per hari. #ntuk anak 25 tahunA -524- mg 2 kali minum dan bayi diba$ah 2 tahun - mg 2 kali minumA pada keduanya diberikan maksimum  kali sehari.

&fek samping: hipersensiti"itas terhadap parasetamol, hepatotoksik,  pneumonitis

8. Met5@l5"a!i,

%ndikasi : untuk diabetik gastroparesis, mual dan muntah, mabuk   perjalanan, mual pada pagi hari, meredakan rasa panas pada ulu hati dan

keterlambatan pada pengosongan lambung yang menyertai refluks esofagitis, pencegahan mual dan muntah pasca operasi dan akibat kemoterapi kanker yang emetogenik.

!osis : untuk diabetik gastroparesis 2- mg %>

(19)

'3. Ket55la@

%ndikasi : analgesik non narkotik 

!osis : %> 3- mg dosis tunggal. %1 - mg dosis tunggal. Peroral 4- mg. 1aksimal perhari 24- mg+hari

&fek samping : berupa nyeri di tempat suntikan, gangguan saluran cerna, kantuk, pusing dan sakit kepala.

III.2. I#tea6si Obat

2. /eftria*on dengan heparin

/eftria*on akan meningkatkan efek dari heparin sebagai antikoagulan. Kemungkinan terjadinya interaksi yang serius atau mengancam nya$a. Barus dipantau. ;unakan alternatif jika tersedia. /epalosporin bisa menurunkan aktifitas prototrombin.

4. Beparin dengan ketorolac

Keduanya dapat meningkatkan efek antikoagulan. Eang secara signifikan  berpotensi terjadi interaksi yang berbahaya. ebaiknya penggunaanya

diperhatikan dan dipantau.

3. 8ora<epam (ati"an) dengan tramadol

!apat meningkatkan efek sedasi. 0erpotensi untuk berinteraksi, sehingga harus di monitoring

7. 1etronida<ol dengan parasetamol

1etronida<ole akan meningkatkan efek dari parasetamol dengan mempengaruhi metabolisme en<im /EP4&2 di hati. %nteraksi minor atau tidak signifikan.

@. 1etronida<ol dengan amlodipin

1etronida<ol akan meningkatkan efek amlodipin dengan mempengaruhi metabolisme en<im /EP3&7 di hati+intestinal. %nteraksi minor atau tidak  signifikan.

. 1etoclopramid dengan parasetamol

1etoclopramid meningkatkan absorpsi parasetamol di ;%. Gika keduanya digunakan secara oral. %nteraksi minor atau tidak signifikan.

(20)

. 8ora<epam dengan parasetamol

8ora<epam menurunkan efek parasetamol dengan meningkatkan metabolisme. %nteraksi minor atau tidak signifikan.

9. Parasetamol dengan heparin

Parasetamol meningkatkan efek dari heparin, mekanisme tidak diketahui. %nteraksi minor atau tidak signifikan.

BAB I1

PEMANTAUAN TERAPI OBAT MENGGUNAKAN METODE SOAP

I1.' SUBEKTI0

ejak 2 bulan sebelum masuk umah akit luka = luka di kaki kanan, lecet di jari kaki dan terasa nyeri. ebelum masuk umah akit tidak mengkonsumsi obat apapun. lasan masuk umah akit luka dikaki kanan dan terasa nyeri. Penyakit terdahulu !1 yang tidak terkontrol.

(21)

I1. 2 OBEKTI0

Data pemerikasaan Klinis awal

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : CM (Compos mentis  atau kesadaran

penu!  "ekanan dara! : 13#$7# mm%g &adi : 8# '$menit espirasi : 3#'$ menit Su!u :36)2 #C  "inggi *adan :+,m .erat *adan : 7# kg /0ergi :

(22)
(23)

-Data pemerikasaan penunjang laboratorium

 "est 13

sept

15 sept 16 sept 21 sept 22 sept nit &i0ai norma0

HEMATOLOGI %emog0o*in 7)2 12)7 - - g$d :12)#-16)# %ematokrit 23 38 - - -  : 35-47 ritrosit 2)54 4)43 - - - uta$0 :3)6-5)8 ekosit 11,6# # 11,### - - - $mm3 44##-113##  "rom*osit 235,## # 164,### - - - $mm3 15####-45#### INDEKS EITOSIT MC 89)# 84)7 - - - ;< 8#-1## MC% 28)3 28)7 - - - g 26-34 MC%C 31)9 33)9 - - -  32-36 KIMIA KLINIK  /0*umin 1)9 1)9 2)5 - - g$d 3)5-5)# rotein p0asma 4)8 5)2 5)3 - - g$d 6)6-8)7 Ko0estro0tota0 74 - - - - mg$d =2## Ko0estro0 %> 29 - - - - mg$d ?45 Ko0estro0> 16 - - - - mg$d =13#  "rig0iserida 79 - - - - mg$d :=135 reum 27 - - 19 - mg$d 15-5# Kreatinin #)88 - - #)66 - mg$d :#)5-#)9 @u0a dara! seaktu - 54 77 - - mg$d =14# @u0a dara! puasa 83 - 148 - - mg$d 7#-1##

(24)

&atrium 142 - - 135 135 mA$d 135-145 Ka0ium 3)3 - - 2)9 3)4 mA$ d 3)6-5)5 Ka0sium(a *e*as - - - 4)43 4)6# mg$d 4)7-5)2 Magnesium(mg - - - 1)53 1)43 mg$d 1)7#-2)25 %*/1 - - 5)4 - - mg$d 98-1#8

(25)

I1.% ASSESMENT

. Kete"ata# Pe#$$*#aa# Obat Teha,a" I#,i6asi ata* Dia$#5sis

N

5 Na!a Obat Ke6*ata#

Be#t* 6  Se,ia a# I#,i6asi !e#**t Liteat* Dia$#5sa Pasie# Kete"ata# I#,i6asi 2 /eftria*on 2 g+2-ml %njek si 1engobati atau mencegah infeksi disebabka n oleh  bakteri %nfeksi oleh  bakteri naerob Tepat

4 1etronida<ole @-- mg+2- ml %njek si

infeksi yang disebabka n bakteri anaerob %nfeksi oleh  bakteri anaerob Tepat 3 Tramadol 2-- mg+4ml %njek si 1eringan kan rasa sakit yang  parah  'yeri Tepat

7 anitidine mg+amp@- %njek si

Tukak  lambung, tukak  duodenal, refluks esofagitis 1ual muntah Tepat

@ mlodipin @ mg A 2-mg Tablet Bipertensi, angina Bipertensinti Tepat

 Beparin 4@---iu+@ ml "ial %njek  si ntikoagulan Tromboemb oli pada  pembuluh darah Tepat  ti"an @ mg+ml dalam ampul 4 ml %njek  si Bipnotik,sedatif  ;angren !iabetikum Tepat

9 Paracetamol @-- mg Tablet nalgetik,antipiretik   'yeri dandemam Tepat

6 1etoclopramid mg+4ml2- Tablet gastropare!iabetik  sis

1ual dan

(26)

2 - Ketorolac 2-mg+ml 3-mg+ml %njek 

si nalgetik   'yeri Tepat

B. Kete"ata# D5sis Obat

N5 Na!a Obat Ke6*ata

# Be#t*6  Se,iaa# D5sis !e#**t Liteat* D5sis Pasie# Kete"at a# I#,i6asi 2 /eftria*on 2 g+2- ml %njeksi 254 gr+hari 4 * 2 gr Tepat 4 1etronida<ole @-- mg+2- ml %njeksi mg+hari2@-- 3 * @-- mg Tepat

3 Tramadol 2-- mg+4ml %njeksi 7--mg+har i 4*2 amp Tepat

7 anitidine mg+amp@- %njeksi @- mg+59 jam 4 * 2 amp Tepat

@ mlodipin @ mg A 2-mg Tablet 2- mg+hari 2 * 2- mg Tepat

 Beparin

4@---iu+@ ml

"ial %njeksi @--- unit 4 * @-- iu Tepat

 ti"an @ mg+ml dalam ampul 4 ml %njeksi 453 sehari -,@52 mg. 8ansia separuhnya 4 * -,@ mg Tepat

9 Paracetamol @-- mg Tablet 7gr+hari 3 * 2 gr  Tepat 6 1etoclopramid mg+4ml2- %njeksi 2- mg 2 * 2 amp Tepat

2- Ketorolac

2-mg+ml A

3- mg+ml %njeksi

(27)

). Ke=a,ia# E;e6 Sa!"i#$ Obat N

5 Na!a Obat Ke6*ata#

Be#t*6 

Se,iaa# E;e6 sa!"i#$ !e#**t Liteat*

K5#,isi

Pasie# Ketea#$a#

2 /eftria*on 2 g+2- ml %njeksi

;angguan lambung5usus, perubahan hematologikal, reaksi kulit, gangguan koagulasi, flebitis (pada injeksi %>), nyeri pada tempat  penyuntikan (pada injeksi %1), sakit kepala,  pusing, agranulositosis. 1ual muntah ebagai antibiotik  sepktrum luas,  bakteri aerob 4 1etronida<ole @-- mg+ 2-ml %njeksi  berbulu, gangguan gigi, ruam kulitmual, muntah, gangguan daya pengecapan, lidah muntah1ual #ntuk bakterianaerob 3 Tramadol 2-- mg+4ml %njeksi

1ual, muntah, mulut kering, sedasi dan sakit kepala. Tramadol juga dapat menyebabkan

kon"ulsi atau kambuhnya serangan kon"ulsi. 1ual muntah 1eringankan nyeri

7 anitidine @- mg+amp %njeksi

!iare, nyeri otot, pusing dan timbul ruam kulit, malaise, nausea, konstipasi, Penurunan jumlah sel darah putih dan platelet (pada beberapa  penderita). edikit peningkatan kadar serum kreatinin (pada beberapa penderita). 0eberapa kasus (jarang) reaksi hipersensiti"itas (bronkospasme, demam, ruam, urtikaria, eosinofilia).

1ual, muntah

#ntuk mengatasi efek samping mual

dan muntah dari obat

@ mlodipin @ mg A 2-mg Tablet &dema, pulmonary edema, sakit kepala, mual,muntah.

Tekanan darah tinggi

1enurunkan tekanan darah  Beparin 4@--- iu+@ml "ial %njeksi

>asodilatasi, hipotensi, sinkop, batuk, sakit kepala, trismus, dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.

akit

(28)

 ti"an

@ mg+ml dalam

ampul 4 ml %njeksi

edasi, pusing, malas atau tak bermoti"asi, lamban, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan psikomotorik, amnesia dan  bingung.

edasi Penenang

9 Paracetamol @-- mg Tablet Bipersensiti"itas hepatotoksik, pneumonitis.terhadap parasetamol , muntah1ual nalgetik,antipiretik  6 1etoclopramid 2- mg+4ml %njeksi 1engantuk, gelisah, kelelahan, diare dankonstipasi. muntah1ual, nti mual

2- Ketorolac 2- mg+ml A3- mg+ml %njeksi  berupa nyeri di tempat suntikan, gangguansaluran cerna, kantuk, pusing dan sakit kepala.

;angguan saluran cerna seperti mual dan muntah nalgetik 

(29)

!. Ke=a,ia# I#tea6si Obat N

5 I#tea6si Obat

I#te#sitas

I#tea6si A6ibat I#tea6si

2 /eftria*on I heparin mengancam nya$aserius atau heparin sebagai antikoagulanmeningkatkan efek dari 4 Beparin I ketorolac interaksi yang berbahaya meningkatkan efek antikoagulan

3

8ora<epam (ati"an)

I tramadol Barus di pantau meningkatkan efek sedasi

7

1etronida<ol I

 parasetamol %nteraksi minor  meningkatkan efek dari parasetamol

@

1etronida<ol I

amlodipin %nteraksi minor  meningkatkan efek amlodipin

1etoclopramid I

 parasetamol %nteraksi minor  meningkatkan absorpsi parasetamol di ;%

8ora<epam I

 parasetamol %nteraksi minor  menurunkan efek  parasetamol

9

Parasetamol I

heparin %nteraksi minor  meningkatkan efek dariheparin

E. Asses!e#t

N5 e#is DRPs Pe#ilaia#

2 da indikasi tidak diobati da 4 Pemberian obat tanpa indikasi Tidak ada

3 !osis rendah da

7 !osis tinggi Tidak ada

@ Kejadian efek samping da

 Kejadian interaksi obat da

 Ketidakpatuhan pasien Tidak ada

9 Pemeliharaan obat tidak tepat Tidak ada

(30)

ekomendasi kepada dokter Pada penggunaan heparin banyak interaksi terhadap obat5obat yang digunakan. ebaiknya, heparin diganti dengan alteplase yang memiliki fungsi memecah gumpalan darah yang tidak diinginkan dengan  pemantauan atau dengan penggantian ceftria*on. /eftria*on dapat diganti dengan cefota*im. /efota*im dapat digunakan karena obat ini hanya mengalami interaksi minor sehingga dapat digunakan tetapi dengan pemantauan. Penggantian obat ini dapat dipilih antara obat heparin yang diganti dengan alteplase atau ceftria*on yang diganti dengan cefota*im.

ekomendasi kepada pera$at • elalu memantau keadaan pasien.

• 8akukan pembersihan luka dan penggantian perban luka pada pasien secara rutin.

• 1emperhatikan pera$atan luka pasien.

• Pemberian jeda $aktu pada penggunaan obat ati"an, tramadol, metronida<ol, paracetamol, amlodipin, metoclopramid dan heparin karena obat5 obat ini dapat menyebabkan interaksi minor.

• elalu memeriksa tekanan darah pasien dan kadar gula darah pasien.

ekomendasi kepada pasien • Barus patuh pada pengobatan yang di jalani • Perhatikan makanan yang di konsumsi • ubah gaya hidup

• 1emperhatikan pera$atan luka • 8akukan olahraga ringan.

• 8akukan pemeriksaan kembali ke dokter tentang luka.

(31)

 'y * umur - tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan, ejak 2 bulan sebelum masuk umah akit luka = luka di kaki kanan, lecet di jari kaki dan terasa nyeri. ebelum masuk umah akit tidak mengkonsumsi obat apapun. lasan masuk umah akit luka dikaki kanan dan terasa nyeri. Penyakit terdahulu !1 yang tidak terkontrol. kemudian pasien di diagnosa menderita gangren diabetik, pasien mendapat terapi selama 27 hari di rumah sakit.

Pengobatan yang diterima oleh pasien

• Pada hari 25 27 pasien mendapat obat ceftria*one, metronida<ole, tramadol ampul dan ranitidin secara intra"ena

• Kemudian pada hari ke 9 sampai hari ke 2- pasien mendapat tambahan terai obat amlodipin tablet 2 * 2- mg

• Beparin digunakan pada hari ke 9 sampai hari ke 27 4 * @-- iu , ati"an diberikan pada hari ke 2- 4 * -,@ mg secara intra"ena, paracetamol diberikan pada hari ke dan 22 3 *2 g, metoclopramide pada hari ke 2-2* 2 ampul

• Ketorolac pada hari ke 22 sampai hari ke 27 4* 2 ampul.

ntibiotik /eftria*one dikombinasikan dengan metronida<ole, diberikan kepada pasien untuk mengobati infeksi berat pada luka pasien karena luka pada  pasien gangren meliputi bakteri aerob dan anaerob. Pada penggunaan tramadol

diberikan sebagai analgetik untuk mengurangi nyeri dan demam yang dirasakan oleh pasien yang diakibatkan oleh luka sedangkan anitidin diberikan untuk  mengatasi efek samping dari ceftria*one, metronida<ole dan tramadol.

Pemberian heparin pada pasien untuk mencegah tromboemboli yang diakibatkan oleh diabetus melitus yang tidak terkontrol. heparin diberikan dengan dosis rendah yang tujuannya untuk mencegah tromboemboli, maka dosis yang diberikan pada pengobatan pasien di rekapitulasi penggunaan obat pasien tepat. Tetapi penggunaan ceftria*on bersamaan dengan heparin dapat mengakibatkan interaksi obat yg serius+moderat sehingga penggunaan heparin dapat diganti dengan alteplase untuk mencegah terjadinya interaksi yang serius, $alaupun  pengguanaan ceftria*one dan alteplase juga dapat menyababkan interkasi tetapi

(32)

interaksi ini termasuk interaksi minor sehingga hanya perlu dilakukan pemantauan atau pemberian dengan jeda $aktu.

ti"an diberikan sebagai penenang untuk pasien pada hari ke 2- bersamaan dengan paracetamol dan metoclopramid dikarenakan kondisi pasien mengalami demam dan nyeri yang hebat. Eang selanjutnya diberikan ketorolac pada hari  berikutnya. ti"an dengan tramadol mempunyai interaksi meningkatkan efek 

sedasi dari ati"an sehingga perlu pengontrolan dan jeda $aktu pada pemberian obat, pemberian jeda $aktu ini dapat dilakukan oleh pera$at. Ketorolac dengan heparin memilki interaksi yang dapat menyebabkan pendarahan sehingga perlu alternatif obat lain misalnya alteplase.

Pada pengobatan yang diterima oleh pasien terdapat interaksi serius antara ceftria*on dan heparin, heparin dan ketorolac sehingga obat5obat tersebut harus ada yang diganti. ekmendasi yang dapat dilakukan pada kasus pasien ini adalah dengan penggantian heparin, heparin diganti dengan alteplase yang memiliki fungsi memecah gumpalan darah yang tidak diinginkan, jika obat alteplase digunakan bersamaan dengan ceftria*on, akan terjadi interaksi minor sehingga  penggunaan obat ini hanya perlu dilakukan pemantauan atau pemberian jeda

$aktu. ekomendasi kedua yang dapat dilakukan adalah dengan penggantian ceftria*on, /eftria*on dapat diganti dengan cefota*im. /efota*im dapat digunakan karena obat ini hanya mengalami interaksi minor sehingga dapat digunakan tetapi dengan pemantauan. Penggantian obat ini dapat dipilih antara obat heparin yang diganti dengan alteplase atau ceftria*on yang diganti dengan cefota*im.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan suatu kegiatan pelatihan kewirausahaan budi daya ikan merupakan proses transformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dari sumber belajar kepada para santri.

Berikan daftar Devices dan media yang akan beroperasional pada akhir implementasi.(termasuk yang sudah dinyatakan pada bab III) sertakan pada lampiran B, jika konfig alat tidak

Website Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak hanya bertujuan menyebarkan informasi, tapi juga diharapkan menjadi tempat para praktisi public

Difraktogram hasil kalsinasi hidroksiapatit dengan kecepatan pengadukan 300 rpm pada suhu reaksi 90 o C yang ditunjukkan Gambar 3.5 (c), teramati puncak- puncak yang

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT

Pada gambar 9 terlihat bahwa gelombang kotak keluaran driver memiliki ampitudo sebesar 2,3 div dengan volt/div = 5 v dan faktor pengali 1x maka tegangan yang dihasilkan

istiadat Gorontalo, menu kesenian pada menu kesenian ini terbagiatas 3 kategori yaitu pakaian adat, tarian dan alat musik, menu survey untuk melihat pertanyaan- pertanyaan yang