ANALISA HIDROLIKA PERENCANAAN PINTU KLEP OTOMATIS
ANALISA HIDROLIKA PERENCANAAN PINTU KLEP OTOMATIS
FIBER RESINFIBER RESIN
PADA
PADA
COLLECTOCOLLECTOR R DRAIN DRAINLERENG DENGAN MODEL
LERENG DENGAN MODEL
SIMULASI HEC-RAS
SIMULASI HEC-RAS
Atika Prabawati.
Atika Prabawati.11,Ir. Dwi Priyantoro, MS.,Ir. Dwi Priyantoro, MS.22, Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D., Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D.22 1)
1)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik J
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijayaurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2)
2)
Dosen Jurusan Teknik
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas BrawijayaPengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya – Malang,
Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya – Malang, Jawa Timur, IndonesiaJawa Timur, Indonesia
Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145
Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 IndonesiaIndonesia
e-mail :
e-mail : Atikaprabawai93@gmail.com Atikaprabawai93@gmail.com ABSTRAK
ABSTRAK
Analisa hidraulika yang dilakukan khususnya pada
Analisa hidraulika yang dilakukan khususnya pada Collector DrainCollector Drain Lereng di Kabupaten Lereng di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah ini adalah pengaruh tinggi muka air dan tekanan terhadap bukaan Purworejo Jawa Tengah ini adalah pengaruh tinggi muka air dan tekanan terhadap bukaan pintu klep otomatis
pintu klep otomatis fiber rasin fiber rasin agar tidak terjadi luapan air dan agar tidak terjadi luapan air dan back waterback water secara analitis dansecara analitis dan simulasi HEC-RAS dengan tiga kondisi yaitu, eksisting, dengan penambahan tanggul, dan simulasi HEC-RAS dengan tiga kondisi yaitu, eksisting, dengan penambahan tanggul, dan dengan penambahan tanggul serta pintu klep otomatis.
dengan penambahan tanggul serta pintu klep otomatis.
Dari hasil perhitungan analitis di dapatkan penambahan tanggul kiri (rerata) sebesar 0,6 m Dari hasil perhitungan analitis di dapatkan penambahan tanggul kiri (rerata) sebesar 0,6 m saluran
saluran collectore draincollectore drain sehingga aman dari meluap. Dengan adanya pemasangan Pintu Klep sehingga aman dari meluap. Dengan adanya pemasangan Pintu Klep Otomatis
Otomatis fiber fiber resinresin pada pada collector draincollector drain Lereng debit sebesar 15 mLereng debit sebesar 15 m33/detik dengan elevasi/detik dengan elevasi tinggi muka air 3,56 m diharapkan akan menjadi 3,07 m. Perbandingan antara di pasang atau tinggi muka air 3,56 m diharapkan akan menjadi 3,07 m. Perbandingan antara di pasang atau tidaknya pintu klep otomatis ini adalah ketika tidak ada pintu klep otomatis maka penambahan tidaknya pintu klep otomatis ini adalah ketika tidak ada pintu klep otomatis maka penambahan tanggul sebesar 0,6 m sepanjang 5000 m pada
tanggul sebesar 0,6 m sepanjang 5000 m pada collector draincollector drain sedangkan ketika dipasang pintu sedangkan ketika dipasang pintu klep otomatis penambahan tanggul menjadi 0,3 m sepanjang 3500 m pada
klep otomatis penambahan tanggul menjadi 0,3 m sepanjang 3500 m pada collector draincollector drain.. Hasil simulasi HEC-RAS menunjukkan perbedaan antara tanpa pintu dan dengan adanya Hasil simulasi HEC-RAS menunjukkan perbedaan antara tanpa pintu dan dengan adanya pintu
pintu pintu pintu klep klep otomatis. otomatis. Untuk Untuk tanpa tanpa pintu pintu tinggi tinggi muka muka air air sebesar sebesar 2,46 2,46 m m yang yang artinyaartinya adanya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,46 m dan jika ada pintu pintu klep otomatis adanya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,46 m dan jika ada pintu pintu klep otomatis tinggi muka air menjadi 2,39 m yang artinya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,28 m tinggi muka air menjadi 2,39 m yang artinya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,28 m pada
pada collector drain.collector drain. Kata Kunci :
Kata Kunci : Main drain Main drain,, collector draincollector drain, pintu klep otomatis,, pintu klep otomatis, fiber resin fiber resin,, HEC-RAS HEC-RAS
ABSTRAC ABSTRACTT
Analysis
Analysis of of hydraulichydraulics conductes conducted specificd specifically ally on Collector Dron Collector Drain Slope in ain Slope in Purworejo,Purworejo, Central
Central Java Java this this is is the the influence influence of of high high pressure pressure water water and and pressure pressure the the door door open- open-ings automatic
ings automatic fiber rasin fiber rasin in in order order not not to water to water overflow occurs overflow occurs and and back water back water in analyticalin analytical and
and simulation simulation of of HEC-RAS HEC-RAS with with the the three three conditions conditions included included existing existing condition, condition, with with thethe addition of the embankment, and with the addition of the embankment as well as automatic addition of the embankment, and with the addition of the embankment as well as automatic valve door.
valve door. Analytic
Analytical calculatioal calculation of the results in the an of the results in the addition of the lefddition of the left embankment get (at embankment get (average) of 0.6verage) of 0.6 m collectore channel drain so it is safe from overflowing. With the installation of Automatic m collectore channel drain so it is safe from overflowing. With the installation of Automatic fiber
fiber resin resin automatic automatic valve valve door door on on a a collector dcollector drain rain discharge Slope discharge Slope of of 15 15 m3/s m3/s with with highhigh elevation face water 3.56 m expected to be 3.07 m. A comparison between the automatic valve elevation face water 3.56 m expected to be 3.07 m. A comparison between the automatic valve door in pairs or whether this is when there is no addition of embankment then automatic valve door in pairs or whether this is when there is no addition of embankment then automatic valve door 0.6 m along the 5000 m at collector drain while mounted automatic valve door addition door 0.6 m along the 5000 m at collector drain while mounted automatic valve door addition of 0.3 m along the embankment into a 3500 m at collector drain.
The results of the simulations of HEC-RAS showed the difference between without doors and with the automatic valve door. For without the door face high water of 2.46 m which means the presence of the addition of the embankment left average as high as 0.46 m and if there is a door high water became the face of automatic valve door 2.39 m which means the addition of the embankment left average as high as 0.28 m on a collector drain.
Key Words : Main drain, collector drain, automatic valve door, fiber resin, HEC-RAS
1. PENDAHULUAN
Salah satu kebutuhan mendasar
makhluk hidup di dunia ini yang tidak
dapat terpisahkan adalah air. Air
me-rupakan sumber kehidupan dan mem- punyai arti serta peran penting bagi sektor
kehidupan. Tanpa air manusia tidak
mungkin dapat hidup karena untuk ber- bagai macam kegunaan, manusia selalu mengkonsumsi air dan menggunakan ber- bagai kumpulan air di permukaan bumi ini.
Saluran Main Drain Lereng
merupakan saluran pembuang air utama dari daerah irigasi Sudagaran, air yang masuk ke main drain berasal dari air buangan beberapa saluran termasuk afvour Delangu, afvour Kemamang, afvour Galur, afvour Pengampon dan saluran Collector
Lereng. Dari beberapa saluran tersebut
mengakibatkan fluktuasi yang terjadi di main drain yang sering kali menyebabkan peluapan air.
Fluktuasi disini juga disebabkan akibat meningkatnya tinggi muka air di sungai Jali. Pintu klep adalah salah satu pintu air yang pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dengan membuka dan me-nutupnya pintu pada setiap perubahan muka air baik diudik/hulu maupun dihilir. Pintu ini juga mempunyai fungsi menahan intrusi salinitas, mampu bekerja pada tinggi muka air (head ) yang rendah serta menunjang sistem air satu arah.
Melihat permasalahan yang terjadi di saluran main drain dan collector drain Lereng dibutuhkan penanganan segera dengan merencanakan pintu klep otomatis
pada collector drain Lereng untuk
mengatur air buangan dari area persawahan
agar tidak terjadi luapan air sehingga menyebabkan banjir akibat fluktuasi.
2. BAHAN DAN METODE
2.1. Kondisi daerah studi
Lokasi daerah kajian studi berada di
Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa
Tengah. Secara geografis Kabupaten
Purworejo terletak diantara 109o
50’-110o02’ Bujur Timur dan 7o41’-7o54’
Lintang Selatan. Kabupaten Purworejo
merupakan salah satu dari wilayah
Proivinsi Jawa Tengah yang berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa.
Di dataran Purworejo ini tersusun oleh endapan alluvium yang terutama berasal dari rombakan batuan gunung api tersier penyusun Pegunungan Serayu Selatan dan Pegunungan Kulon Progo. Sehingga ter- bentuk dataran Purworejo yang berjenis
tanah alluvial, latosol, podosonik dan
regosol .
Daerah Kabupaten Purworejo dialiri oleh tiga sungai utama, yaitu Kali Wawar di sebelah barat, Kali Jali di bagian tengah, dan Kali Bogowonto di sebelah timur. Kali
Wawar juga menjadi batas antara
Kabupaten Kebumen di sebelah barat dan Kabupaten Purworejo di sebelah timur. Bagian hulu dan hilir ketiga sungai tersebut mempunyai pola aliran sejajar berarah utara-selatan. Akan tetapi di bagian tengah ketiganya mempunyai pola aliran sejajar berarah timur laut-barat daya. Di bagian
hilir Kali Bogowonto sudah
mem- perlihatkan bentuk aliran berkelok-kelok
atau meandering , yang menunjukkan
Gambar .1. Data Curah Hujan Maksimum Tahunan DAS Bendung
Bandung Sumber : Data
2.2. Drain Modul
Drainase modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data n tahun, dengan data hujan per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari.
D(n) = R(n)T + n (I-ET-P) + ∆S Dengan:
n = jumlah hari
D(n) = limpasan pembuang permukaan
selama n hari(mm)
R(n)T = curah hujan dalam n hari berturut
- turut dalam periode ulang T tahun
I = pemberian air irigasi (mm /hari)
ET = evapotranspirasi (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
∆S = genangan eksisting (Sn0) –
Genangan ijin (Sn)
Kemudian di ubah dalam satuan
lt/detik/hektar menggunakan rumus:
Dm = ()
( ,)
2.3. Evaluasi kapasitas saluran
Untuk evaluasi kapasitas penampang saluran irigasi / drainase, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap, dan untuk itu dipergunakan rumus Strickler (KP. 03): V = K R 2/3 I1/2 R = A / P A = (b + m . h) h P = b + 2 h m2 1 Q = V . A dimana: Q = debit saluran (m3/dt) V = kecepatan aliran (m/dt)
A = luas penampang basah (m2)
R = jari-jari hidrolis (m)
P = keliling basah (m)
b = lebar dasar (m)
h = tinggi air (m)
I = kemiringan dasar saluran
K = koefisien kekasaran Strickler, (m 1/3
/dt)
m = kemiringan talud (1 vert. : m hor.)
2.4. Analisa back water menggunakan
metode tahapan standar
Aliran balik terjadi apabila aliran
mengalami hambatan akibat adanya
bangunan atau rintangan pada saluran tersebut. Pengaruh kenaikan muka air pada bagian hulu bangunan tersebut perlu dianalisis dengan sasaran utama me-nentukan bentuk profil aliran (aliran berubah lambat laun/Gradually Varied Flow).
Standart Step Method juga dipakai untuk saluran tak prismatik. Pada saluran tak prismatik, unsur hidrolik tergantung pada jarak di sepanjang saluran.
=
2,22
= kelandaian garis energi
2.5. Hidrostatika pintu klep otomatis
Pintu air otomatis ini biasanya digunakan untuk pengendalian banjir di daerah yang jauh dari pemukiman. Pada saat muka air hulu rendah (tidak banjir), karena berat sendiri pintu akan menutup. Tekanan hidrostatis di sebelah hulu tidak mampu untuk me-lawan berat pintu dan tekanan hidrostatis di sebelah hilir. Pada waktu muka air hulu naik (banjir) tekanan hidrostatis akan bertambah besar. Elevasi muka air hilir dianggap konstan, yang bisa berupa daerah laut atau sungai besar. Pada
elevasi muka air hulu tertentu, tekanan hidrostatis yang terjadi sudah cukup besar sehingga mampu untuk membuka pintu. Dengan terbukanya pintu tersebut air banjir bisa di buang melalui pintu (Triatmodjo,
1993:62).
Bila sebuah permukaan bidang
tenggelam dalam fluida (in-kompresibel) maka gaya-gaya akan bekerja pada permukaan karena fluida tersebut. Berikut
langkah – langkah rumus pengerjaan: a. Kedalaman air di hilir dan hulu
ℎ = cos
b. Luas pintu =
c. Gaya tekanan hidrostatis di hilir = . . . ℎ
d. Momen inersia
= 1
12
e. Letak pusat tekanan
= +
f. Gaya tekanan hidrostatis di hulu = . . . ℎ
g. Jarak searah pintu dari sendi ke muka air
= ℎ
cos
h. Letak pusat tekanan dari muka air hulu
= +
= +
i. Pada saat pintu mulai membuka, momen statis terhadap sendi adalah nol, Σ = 0
0,5 sin − ( − 1,04 ℎ) = 0
Gambar .2. Hidrostatika Pintu Klep Otomatis
Sumber : Data Perencanaan
2.6. Simulasi HEC-RAS
Elevasi muka air pada alur
sungai/saluran perlu dianalisis untuk
mengetahui pada bagian manakah terjadi luapan pada alur sungai/saluran, sehingga dapat ditentukan dimensi untuk perbaikan sungai/saluran. Alam menganalisis kondisi sungai tersebut dapat digunakan program HEC-RAS 4.1.0 yang dikeluarkan oleh U.S Army Corps of Engineers. Program
HEC- RAS sendiri dikembangkan oleh The
Hydrologic Engineer Center (HEC), yang merupakan bagian dari oleh U.S Army Corps of Engineers.
Program HEC-RAS 4.1.0
meng-gunakan pengaturan data dimana dengan data geometri yang sama bisa dilakukan kalkulasi data aliran yang berbeda-beda,
begitu juga dengan sebaliknya. Data
geometri terdiri dari layout permodelan disertai cross section untuk saluran-saluran
yang di-jadikan model. Data aliran
ditempat-kan terpisah dari data geometri. Data aliran bisa dipakai salah satu antara data aliran tunak ( steady) atau data alira tak tunak (unsteady). Dalam masing - masing
data aliran tersebut harus terdapat
boundary condition dan initial condition yang sesuai agar permodelan dapat
PH2 PH1 PV1 ∆H = 2 cm PV4=PV2 PV3 PH3 PH4
dijalankan. Selanjutnya bisa dilakukan
kalkulasi dengan membuat skenario
simulasi. Skenario simulasi harus terdiri dari satu data geometri dan satu data aliran.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Drain Modul
Berdasarkan hasil data inventory di
lapangan terdapat beberapa saluran
pembuang yang ada di daerah irigasi Sudagaran Siwatu diantaranya yaitu afvour Pengampon kanan, kiri, tengah, afvour
Kemamang, kali / afvour Delangu,
collector drain lereng dan main drain Lereng. Afvour – afvour tersebut sebagian besar akan ber-kumpul di main drain lereng yang akhirnya menuju sungai Jali dan hanya sebagian kecil saja yang di buang ke sungai wawar yaitu dari afvour Delangu ke Kanan.
D(n) = () + ( − − ) − ∆
Dengan:
n = 3 hari
D(n) = limpasan pembuang
per-mukaan selama n hari (mm) R(3)10th = 313,00 mm IR = 4,04 mm/hari ET = 4,04 mm/hari P = 3,00 mm/hari ∆S = 50,00 mm
Kondisi air irigasi diteruskan:
D(3hr) = 313 + 3(3,55 − 3,55 − 3) − 50 D(3hr) = 254,00 Modulus pembuang: Dm = () ( ,) Dm = () ( ,) Dm = 9,80 lt/detik/ha Debit rencana: Qd = Qd = 1 9,80 585,5 Qd = 14821,57 lt/detik
Tabel 1. Debit puncak
Saluran Q (m /detik)
Collector drain 15
Main drain 40
Sumber : Anonim
3.2. Evaluasi Kapasitas Saluran
Tabel 2. Evaluasi kapasitas main drain dan collector drain eksisting
Sumber : Hasil Perhitungan
+3,174
+3,345
Gambar .3. Beda tinggi muka air antara main drain dan collector drain Sumber : Hasil Perhitungan
Dari hasil perhitungan kapasitas di dapatkan gambar pertemuan antara main drain dan collector drain dengan ∆h sebesar 1,9910 m menyebabkan terjadinya luapan ke collector drain akibat back water . Maka dari itu dilakukan analisa perhitungan Back Water.
3.3. Analisa Back Water
Tabel 3. Evaluasi tinggi muka air back water collector drain dengan metode tahapan standar
(m) (m2 /d (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt)
[1] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13]
A Main Drain Lereng
1 P. 5 - P. 3 28.0 1.43 1.67 2.57 2.36 0.00020 48.16 31.69 1.52 0.83 2 P. 3 - P. 2 27.4 1.46 1.08 2.67 2.54 0.00085 30.22 29.82 1.01 1.32 3 P. 2 - P. 1 28.4 1.41 1.23 2.99 2.42 0.00052 35.63 31.15 1.14 1.12 4 P. 1 - P. 2 27.5 1.45 2.57 2.90 2.46 0.00005 73.84 33.24 2.22 0.54
B Collector Drain Lereng
1 P.0 - P.2 12.00 1.25 2.97 1.12 2.03 0.00002 44.38 20.39 2.18 0.34 2 P.2 - P.4 12.00 1.25 2.97 1.20 2.00 0.00002 44.38 20.39 2.18 0.34 3 P.4 - P.6 11.50 1.30 1.20 1.10 1.85 0.00047 15.23 14.89 1.02 0.98 4 P.6 - P.8 11.50 1.30 1.63 1.14 2.11 0.00017 21.45 16.12 1.33 0.70 25 P.48 - P.50 16.50 0.91 1.01 2.44 3.01 0.00040 17.70 19.36 0.91 0.85 26 P.50 - P.51A 17.00 0.88 0.67 2.82 3.12 0.00150 11.79 18.89 0.62 1.27 12.04 1.28 1.84 1.69 2.39 0.0003 [2] Rata - rata R V
No. Ruas Saluran B q h I A P
Tangg ul kiri
Tangg ul
Sumber : Hasil Perhitungan
Tinggi muka air di main drain setinggi 2,6 m memberikan dampak aliran balik di collector drain rerata setinggi 2,3
m.
3.4. Analisa Hidrolika Pintu Klep
Gambar .4. Perencanaan Pintu Klep Sumber : Data Perencanaan
Dari hasil perhitungan pintu akan membuka apabila elevasi muka air hulu adalah 1,52 cm di atas elevasi muka air hilir.
3.5. Simulasi HEC-RAS
a. Kondisi Eksisting
Terjadi beberapa luapan di beberapa section, untuk itu dicoba alternatif kedua menggunakan penambahan tanggul kiri.
b. Kondisi Penambahan Tanggul
Pada simulasi kondisi II ini terlihat peluapan sudah aman, namun penambahan tnggul kiri terlalu tinggi rerata 0,46 m. Maka dicoba alternatif ketiga dengan pemasangan pintu klep otomatis.
c. Kondisi Penambahan Tanggul dan
Pintu Klep Otomatis
Pada simulasi kondisi pemasangan pintu klep ini terlihat pengurangan penambahan tanggul menjadi 0,28 m.
Gambar .5. Profil muka air di collector drain Lereng
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4. Rekapitulasi hasil analitis dan HEC-RAS
Sumber : Hasil Perhitungan
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan analitis
dan perhitungan analisa berdasarkan
simulasi bantuan softwere HEC-RAS tentang penggunaan pintu klep otomatis fiber resin sebagai alternatif pada collector
drain maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dampak yang ditimbulkan oleh back
water main drain yang mempunyai
debit puncak 40 m3/detik
me-nyebabkan luapan ke arah sisi kiri saluran collector drain yang
mem- punyai debit puncak 15 m3/detik.
Luapan tersebut mengakibatkan ter-genangnya areal sawah sebesar 348,22 ha/hr. 3 4 11 15 P.51A - P.50 2.60 2.95 0.0049 0.0000 P.50 - P.48 2.55 3.07 0.0051 0.0000 P.48 - P.46 2.55 3.15 0.0051 0.0000 P.46 - P.44 2.53 3.17 0.0052 0.0000 P.44 - P.42 2.51 3.26 0.0053 0.0000 P.6 - P.4 2.06 3.51 0.0136 0.0001 P.4 - P.2 2.02 3.56 0.0143 0.0001 P.2 - P.0 2.01 3.56 0.0144 0.0001 1 Lokasi h back water Elv. back water Tinggi energi (V2 /2g) Sf = n2.V2 /R 4/3 3.90 1.00 0.50 1.15 2.00 2.00 2.00 2.00 1.65 1.50 3.90 1.00 4.60 4.60 0.50 0.30 0.50 Tinggi muka air hilir collector drain (m) Tinggi penambahan tanggul kiri rerata (m) Volume air collector drain (m³) Waktu (jam) Tanpa Pintu Analitis Eksisting 2,60 - 166,45 3,08 Tanggul 2,60 0,60 188,94 3,50 HEC-RAS Eksisting 2,45 - 121,791 3,07 Tanggul 2,46 0,46 139,202 3,35 Dengan Pintu Analitis Pintu Klep Otomatis 2,00 0,30 140,33 2,60 HEC-RAS Pintu Klep Otomatis 2,39 0,28 125,996 4,12
2. A. Hasil perhitungan analitis
i. Penambahan tanggul kiri (rerata)
sebesar 0,6 m saluran collectore drain aman dari meluap.
ii. Dengan adanya pemasangan Pintu Klep Otomatis fiber resin pada collector drain Lereng debit se- besar 15 m3/detik dengan elevasi tinggi muka air 3,56 m diharapkan akan menjadi 3,07 m.
iii. Perbandingan antara di pasang atau tidaknya PKO ini adalah ketika tidak ada PKO maka penambahan tanggul sebesar 0,6 m sepanjang 5000 m pada collector drain sedangkan ketika
dipasang PKO penambahan
tanggul menjadi 0,3 m sepanjang 3500 m pada collector drain. Hal ini dapat menghemat pekerjaan timbunan nantinya.
B. Hasil simulasi HEC-RAS
Hasil simulasi HEC-RAS
menunjukkan perbedaan antara tanpa pintu dan dengan adanya pintu PKO. Untuk tanpa pintu tinggi muka air sebesar 2,46 m yang artinya adanya
penambahan tanggul kiri rerata
setinggi 0,46 m dan jika ada pintu PKO tinggi muka air menjadi 2,39 m yang artinya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,28 m pada collector drain. Berikut adalah hasil rekapan perbandingan perhitungan analitis dan
simulasi HEC-RAS.
Untuk hasil rekapitulasi antara hasil analitis dan simulasi HEC-RAS bisa dilihat pada tabel 5.
3. Perencanaan pemasangan pintu
klep otomatis fiber resin pada collector drain mampu mem- perkecil volume air yang awalnya
166,45 m3 menjadi 140,33 m3
se-hingga bisa mengurangi
pe-nambahan tinggi tanggul di sisi kiri saluran collector drain yang meluap.
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2012. Desain Tata Air dan Tata Ruang Pintu Klep.
http://drainase.com (diakses 10
Desember 2015).
2. Anonim. 2013. Kajian Kinerja
Pasang Surut Terhadap
Produktivitas Pertanian.
http://Kondisijawatengah.com. (diakses 7 Januari 2016).
3. Chow, Ven Te. 1989. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga. Ghosh, S. N. 1986. Flood Control and Drainage Engineering. Indian Institut of Technology: Oxford &
IBH Publishing CO. PVT. LTD.
4. Kementerian Pekerjaan Umum
Badan Penelitian dan
Pengembangan. 2006. Pintu Air Otomatis Tahan Korosi Bahan
Fiber Resin. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Air.
5. PT. Saka Buana. 2014. Laporan Nota Desain “Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Wadaslintang”. Malang: PT. Saka Buana Yasa Selaras.
6. Triatmodjo, B. 1996. Hidraulika I . Yogyakarta: Beta Offset.