• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Hidrolika Perencanaan Pintu Klep Otomatis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Hidrolika Perencanaan Pintu Klep Otomatis"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA HIDROLIKA PERENCANAAN PINTU KLEP OTOMATIS

ANALISA HIDROLIKA PERENCANAAN PINTU KLEP OTOMATIS

FIBER RESIN 

FIBER RESIN 

 PADA

 PADA

COLLECTOCOLLECTOR R DRAIN DRAIN 

 LERENG DENGAN MODEL

 LERENG DENGAN MODEL

SIMULASI HEC-RAS

SIMULASI HEC-RAS

Atika Prabawati.

Atika Prabawati.11,Ir. Dwi Priyantoro, MS.,Ir. Dwi Priyantoro, MS.22, Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D., Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D.22 1)

1)

Mahasiswa Program Sarjana Teknik J

Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijayaurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2)

2)

Dosen Jurusan Teknik

Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas BrawijayaPengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya – Malang,

Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya – Malang, Jawa Timur, IndonesiaJawa Timur, Indonesia

Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145

Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 IndonesiaIndonesia

e-mail :

e-mail :  Atikaprabawai93@gmail.com  Atikaprabawai93@gmail.com ABSTRAK

ABSTRAK

Analisa hidraulika yang dilakukan khususnya pada

Analisa hidraulika yang dilakukan khususnya pada Collector DrainCollector Drain Lereng di Kabupaten Lereng di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah ini adalah pengaruh tinggi muka air dan tekanan terhadap bukaan Purworejo Jawa Tengah ini adalah pengaruh tinggi muka air dan tekanan terhadap bukaan  pintu klep otomatis

 pintu klep otomatis fiber rasin fiber rasin agar tidak terjadi luapan air dan agar tidak terjadi luapan air dan back waterback water secara analitis dansecara analitis dan simulasi HEC-RAS dengan tiga kondisi yaitu, eksisting, dengan penambahan tanggul, dan simulasi HEC-RAS dengan tiga kondisi yaitu, eksisting, dengan penambahan tanggul, dan dengan penambahan tanggul serta pintu klep otomatis.

dengan penambahan tanggul serta pintu klep otomatis.

Dari hasil perhitungan analitis di dapatkan penambahan tanggul kiri (rerata) sebesar 0,6 m Dari hasil perhitungan analitis di dapatkan penambahan tanggul kiri (rerata) sebesar 0,6 m saluran

saluran collectore draincollectore drain sehingga aman dari meluap. Dengan adanya pemasangan Pintu Klep sehingga aman dari meluap. Dengan adanya pemasangan Pintu Klep Otomatis

Otomatis  fiber  fiber resinresin  pada  pada collector draincollector drain Lereng debit sebesar 15 mLereng debit sebesar 15 m33/detik dengan elevasi/detik dengan elevasi tinggi muka air 3,56 m diharapkan akan menjadi 3,07 m. Perbandingan antara di pasang atau tinggi muka air 3,56 m diharapkan akan menjadi 3,07 m. Perbandingan antara di pasang atau tidaknya pintu klep otomatis ini adalah ketika tidak ada pintu klep otomatis maka penambahan tidaknya pintu klep otomatis ini adalah ketika tidak ada pintu klep otomatis maka penambahan tanggul sebesar 0,6 m sepanjang 5000 m pada

tanggul sebesar 0,6 m sepanjang 5000 m pada collector draincollector drain sedangkan ketika dipasang pintu sedangkan ketika dipasang pintu klep otomatis penambahan tanggul menjadi 0,3 m sepanjang 3500 m pada

klep otomatis penambahan tanggul menjadi 0,3 m sepanjang 3500 m pada collector draincollector drain.. Hasil simulasi HEC-RAS menunjukkan perbedaan antara tanpa pintu dan dengan adanya Hasil simulasi HEC-RAS menunjukkan perbedaan antara tanpa pintu dan dengan adanya  pintu

 pintu pintu pintu klep klep otomatis. otomatis. Untuk Untuk tanpa tanpa pintu pintu tinggi tinggi muka muka air air sebesar sebesar 2,46 2,46 m m yang yang artinyaartinya adanya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,46 m dan jika ada pintu pintu klep otomatis adanya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,46 m dan jika ada pintu pintu klep otomatis tinggi muka air menjadi 2,39 m yang artinya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,28 m tinggi muka air menjadi 2,39 m yang artinya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,28 m  pada

 pada collector drain.collector drain. Kata Kunci :

Kata Kunci : Main drain Main drain,, collector draincollector drain, pintu klep otomatis,, pintu klep otomatis, fiber resin fiber resin,, HEC-RAS  HEC-RAS 

 ABSTRAC  ABSTRACTT

 Analysis

 Analysis of of hydraulichydraulics conductes conducted specificd specifically ally on Collector Dron Collector Drain Slope in ain Slope in Purworejo,Purworejo, Central

Central Java Java this this is is the the influence influence of of high high pressure pressure water water and and pressure pressure the the door door open- open-ings automatic

ings automatic fiber rasin fiber rasin in in order order not not to water to water overflow occurs overflow occurs and and back water back water in analyticalin analytical and

and simulation simulation of of HEC-RAS HEC-RAS with with the the three three conditions conditions included included existing existing condition, condition, with with thethe addition of the embankment, and with the addition of the embankment as well as automatic addition of the embankment, and with the addition of the embankment as well as automatic valve door.

valve door.  Analytic

 Analytical calculatioal calculation of the results in the an of the results in the addition of the lefddition of the left embankment get (at embankment get (average) of 0.6verage) of 0.6 m collectore channel drain so it is safe from overflowing. With the installation of Automatic m collectore channel drain so it is safe from overflowing. With the installation of Automatic  fiber

 fiber resin resin automatic automatic valve valve door door on on a a collector dcollector drain rain discharge Slope discharge Slope of of 15 15 m3/s m3/s with with highhigh elevation face water 3.56 m expected to be 3.07 m. A comparison between the automatic valve elevation face water 3.56 m expected to be 3.07 m. A comparison between the automatic valve door in pairs or whether this is when there is no addition of embankment then automatic valve door in pairs or whether this is when there is no addition of embankment then automatic valve door 0.6 m along the 5000 m at collector drain while mounted automatic valve door addition door 0.6 m along the 5000 m at collector drain while mounted automatic valve door addition of 0.3 m along the embankment into a 3500 m at collector drain.

(2)

The results of the simulations of HEC-RAS showed the difference between without doors and with the automatic valve door. For without the door face high water of 2.46 m which means the presence of the addition of the embankment left average as high as 0.46 m and if there is a door high water became the face of automatic valve door 2.39 m which means the addition of the embankment left average as high as 0.28 m on a collector drain.

 Key Words : Main drain, collector drain, automatic valve door, fiber resin, HEC-RAS

1. PENDAHULUAN

Salah satu kebutuhan mendasar

makhluk hidup di dunia ini yang tidak

dapat terpisahkan adalah air. Air

me-rupakan sumber kehidupan dan mem- punyai arti serta peran penting bagi sektor

kehidupan. Tanpa air manusia tidak

mungkin dapat hidup karena untuk ber- bagai macam kegunaan, manusia selalu mengkonsumsi air dan menggunakan ber- bagai kumpulan air di permukaan bumi ini.

Saluran  Main Drain  Lereng

merupakan saluran pembuang air utama dari daerah irigasi Sudagaran, air yang masuk ke main drain  berasal dari air  buangan beberapa saluran termasuk afvour Delangu, afvour Kemamang, afvour Galur, afvour Pengampon dan saluran Collector 

Lereng. Dari beberapa saluran tersebut

mengakibatkan fluktuasi yang terjadi di main drain  yang sering kali menyebabkan  peluapan air.

Fluktuasi disini juga disebabkan akibat meningkatnya tinggi muka air di sungai Jali. Pintu klep adalah salah satu pintu air yang pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dengan membuka dan me-nutupnya pintu pada setiap perubahan muka air baik diudik/hulu maupun dihilir. Pintu ini juga mempunyai fungsi menahan intrusi salinitas, mampu bekerja pada tinggi muka air (head ) yang rendah serta menunjang sistem air satu arah.

Melihat permasalahan yang terjadi di saluran main drain dan collector drain Lereng dibutuhkan penanganan segera dengan merencanakan pintu klep otomatis

 pada collector drain Lereng untuk

mengatur air buangan dari area persawahan

agar tidak terjadi luapan air sehingga menyebabkan banjir akibat fluktuasi.

2. BAHAN DAN METODE

2.1. Kondisi daerah studi

Lokasi daerah kajian studi berada di

Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa

Tengah. Secara geografis Kabupaten

Purworejo terletak diantara 109o

50’-110o02’ Bujur Timur dan 7o41’-7o54’

Lintang Selatan. Kabupaten Purworejo

merupakan salah satu dari wilayah

Proivinsi Jawa Tengah yang berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa.

Di dataran Purworejo ini tersusun oleh endapan alluvium  yang terutama berasal dari rombakan batuan gunung api tersier  penyusun Pegunungan Serayu Selatan dan Pegunungan Kulon Progo. Sehingga ter- bentuk dataran Purworejo yang berjenis

tanah alluvial, latosol, podosonik dan

regosol .

Daerah Kabupaten Purworejo dialiri oleh tiga sungai utama, yaitu Kali Wawar di sebelah barat, Kali Jali di bagian tengah, dan Kali Bogowonto di sebelah timur. Kali

Wawar juga menjadi batas antara

Kabupaten Kebumen di sebelah barat dan Kabupaten Purworejo di sebelah timur. Bagian hulu dan hilir ketiga sungai tersebut mempunyai pola aliran sejajar berarah utara-selatan. Akan tetapi di bagian tengah ketiganya mempunyai pola aliran sejajar  berarah timur laut-barat daya. Di bagian

hilir Kali Bogowonto sudah

mem- perlihatkan bentuk aliran berkelok-kelok

atau meandering , yang menunjukkan

(3)

Gambar .1. Data Curah Hujan Maksimum Tahunan DAS Bendung

Bandung Sumber : Data

2.2. Drain Modul

Drainase modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data n tahun, dengan data hujan per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari.

 D(n) = R(n)T  + n (I-ET-P) + ∆S  Dengan:

n = jumlah hari

 D(n) = limpasan pembuang permukaan

selama n hari(mm)

 R(n)T  = curah hujan dalam n hari berturut

- turut dalam periode ulang T tahun

 I  = pemberian air irigasi (mm /hari)

 ET  = evapotranspirasi (mm/hari)

 P = perkolasi (mm/hari)

 ∆S  = genangan eksisting (Sn0) –

Genangan ijin (Sn)

Kemudian di ubah dalam satuan

lt/detik/hektar menggunakan rumus:

 Dm = ()

(  ,)

2.3. Evaluasi kapasitas saluran

Untuk evaluasi kapasitas penampang saluran irigasi / drainase, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap, dan untuk itu dipergunakan rumus Strickler (KP. 03): V = K R 2/3 I1/2 R = A / P A = (b + m . h) h P = b + 2 h m2 1 Q = V . A dimana: Q = debit saluran (m3/dt) V = kecepatan aliran (m/dt)

A = luas penampang basah (m2)

R = jari-jari hidrolis (m)

P = keliling basah (m)

 b = lebar dasar (m)

h = tinggi air (m)

I = kemiringan dasar saluran

K = koefisien kekasaran Strickler, (m 1/3

/dt)

m = kemiringan talud (1 vert. : m hor.)

2.4. Analisa back water menggunakan

metode tahapan standar

Aliran balik terjadi apabila aliran

mengalami hambatan akibat adanya

 bangunan atau rintangan pada saluran tersebut. Pengaruh kenaikan muka air pada  bagian hulu bangunan tersebut perlu dianalisis dengan sasaran utama me-nentukan bentuk profil aliran (aliran  berubah lambat laun/Gradually Varied  Flow).

Standart Step Method   juga dipakai untuk saluran tak prismatik. Pada saluran tak prismatik, unsur hidrolik tergantung  pada jarak di sepanjang saluran.

= 

2,22

= kelandaian garis energi

2.5. Hidrostatika pintu klep otomatis

Pintu air otomatis ini biasanya digunakan untuk pengendalian banjir di daerah yang jauh dari pemukiman. Pada saat muka air hulu rendah (tidak banjir), karena berat sendiri pintu akan menutup. Tekanan hidrostatis di sebelah hulu tidak mampu untuk me-lawan berat pintu dan tekanan hidrostatis di sebelah hilir. Pada waktu muka air hulu naik (banjir) tekanan hidrostatis akan bertambah besar. Elevasi muka air hilir dianggap konstan, yang bisa  berupa daerah laut atau sungai besar. Pada

(4)

elevasi muka air hulu tertentu, tekanan hidrostatis yang terjadi sudah cukup besar sehingga mampu untuk membuka pintu. Dengan terbukanya pintu tersebut air banjir  bisa di buang melalui pintu (Triatmodjo,

1993:62).

Bila sebuah permukaan bidang

tenggelam dalam fluida (in-kompresibel) maka gaya-gaya akan bekerja pada  permukaan karena fluida tersebut. Berikut

langkah – langkah rumus pengerjaan: a. Kedalaman air di hilir dan hulu

=  cos 

 b. Luas pintu   =   

c. Gaya tekanan hidrostatis di hilir  = .  . . ℎ

d. Momen inersia

 = 1

12   

e. Letak pusat tekanan

 =  + 

  

f. Gaya tekanan hidrostatis di hulu  = .  . . ℎ

g. Jarak searah pintu dari sendi ke muka air

 = ℎ

cos

h. Letak pusat tekanan dari muka air hulu

 =  + 

 =  + 

 

i. Pada saat pintu mulai membuka, momen statis terhadap sendi adalah nol, Σ  = 0

    0,5 sin  −  ( −  1,04 ℎ) = 0

Gambar .2. Hidrostatika Pintu Klep Otomatis

Sumber : Data Perencanaan

2.6. Simulasi HEC-RAS

Elevasi muka air pada alur

sungai/saluran perlu dianalisis untuk

mengetahui pada bagian manakah terjadi luapan pada alur sungai/saluran, sehingga dapat ditentukan dimensi untuk perbaikan sungai/saluran. Alam menganalisis kondisi sungai tersebut dapat digunakan program  HEC-RAS  4.1.0 yang dikeluarkan oleh U.S  Army Corps of Engineers. Program

 HEC- RAS   sendiri dikembangkan oleh The

 Hydrologic Engineer  Center   (HEC), yang merupakan bagian dari oleh U.S Army Corps of Engineers.

Program  HEC-RAS   4.1.0

meng-gunakan pengaturan data dimana dengan data geometri yang sama bisa dilakukan kalkulasi data aliran yang berbeda-beda,

 begitu juga dengan sebaliknya. Data

geometri terdiri dari layout permodelan disertai cross section  untuk saluran-saluran

yang di-jadikan model. Data aliran

ditempat-kan terpisah dari data geometri. Data aliran bisa dipakai salah satu antara data aliran tunak ( steady) atau data alira tak tunak (unsteady). Dalam masing - masing

data aliran tersebut harus terdapat

boundary condition  dan initial condition yang sesuai agar permodelan dapat

PH2 PH1 PV1 ∆H = 2 cm PV4=PV2 PV3 PH3 PH4

(5)

dijalankan. Selanjutnya bisa dilakukan

kalkulasi dengan membuat skenario

simulasi. Skenario simulasi harus terdiri dari satu data geometri dan satu data aliran.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Drain Modul

Berdasarkan hasil data inventory di

lapangan terdapat beberapa saluran

 pembuang yang ada di daerah irigasi Sudagaran Siwatu diantaranya yaitu afvour Pengampon kanan, kiri, tengah, afvour

Kemamang, kali / afvour Delangu,

collector drain  lereng dan main drain Lereng. Afvour – afvour tersebut sebagian  besar akan ber-kumpul di main drain lereng yang akhirnya menuju sungai Jali dan hanya sebagian kecil saja yang di buang ke sungai wawar yaitu dari afvour Delangu ke Kanan.

D(n) = () + (  −   − ) − ∆

Dengan:

n = 3 hari

D(n) = limpasan pembuang

per-mukaan selama n hari (mm) R(3)10th = 313,00 mm IR = 4,04 mm/hari ET = 4,04 mm/hari P = 3,00 mm/hari ∆S = 50,00 mm

Kondisi air irigasi diteruskan:

D(3hr) = 313 + 3(3,55 − 3,55 − 3) − 50 D(3hr) = 254,00  Modulus pembuang: Dm = () (  ,) Dm = () (  ,) Dm = 9,80 lt/detik/ha Debit rencana: Qd =     Qd = 1  9,80 585,5 Qd = 14821,57 lt/detik

Tabel 1. Debit puncak

Saluran Q (m /detik)

Collector drain 15

 Main drain 40

Sumber : Anonim

3.2. Evaluasi Kapasitas Saluran

Tabel 2. Evaluasi kapasitas main drain dan collector drain eksisting

Sumber : Hasil Perhitungan

+3,174

+3,345

Gambar .3. Beda tinggi muka air antara main drain dan collector drain Sumber : Hasil Perhitungan

Dari hasil perhitungan kapasitas di dapatkan gambar pertemuan antara main drain  dan collector drain  dengan ∆h sebesar 1,9910 m menyebabkan terjadinya luapan ke collector drain  akibat back water . Maka dari itu dilakukan analisa  perhitungan Back Water.

3.3. Analisa Back Water 

Tabel 3. Evaluasi tinggi muka air back water  collector drain  dengan metode tahapan standar

(m) (m2 /d (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt)

[1] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13]

 A Main Drain Lereng

1 P. 5 - P. 3 28.0 1.43 1.67 2.57 2.36 0.00020 48.16 31.69 1.52 0.83 2 P. 3 - P. 2 27.4 1.46 1.08 2.67 2.54 0.00085 30.22 29.82 1.01 1.32 3 P. 2 - P. 1 28.4 1.41 1.23 2.99 2.42 0.00052 35.63 31.15 1.14 1.12 4 P. 1 - P. 2 27.5 1.45 2.57 2.90 2.46 0.00005 73.84 33.24 2.22 0.54

B Collector Drain Lereng

1 P.0 - P.2 12.00 1.25 2.97 1.12 2.03 0.00002 44.38 20.39 2.18 0.34 2 P.2 - P.4 12.00 1.25 2.97 1.20 2.00 0.00002 44.38 20.39 2.18 0.34 3 P.4 - P.6 11.50 1.30 1.20 1.10 1.85 0.00047 15.23 14.89 1.02 0.98 4 P.6 - P.8 11.50 1.30 1.63 1.14 2.11 0.00017 21.45 16.12 1.33 0.70 25 P.48 - P.50 16.50 0.91 1.01 2.44 3.01 0.00040 17.70 19.36 0.91 0.85 26 P.50 - P.51A 17.00 0.88 0.67 2.82 3.12 0.00150 11.79 18.89 0.62 1.27 12.04 1.28 1.84 1.69 2.39 0.0003 [2] Rata - rata R V

No. Ruas Saluran B q h I A P

Tangg ul kiri

Tangg ul

(6)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tinggi muka air di main drain setinggi 2,6 m memberikan dampak aliran  balik di collector drain  rerata setinggi 2,3

m.

3.4. Analisa Hidrolika Pintu Klep

Gambar .4. Perencanaan Pintu Klep Sumber : Data Perencanaan

Dari hasil perhitungan pintu akan membuka apabila elevasi muka air hulu adalah 1,52 cm di atas elevasi muka air hilir.

3.5. Simulasi HEC-RAS

a. Kondisi Eksisting

Terjadi beberapa luapan di beberapa section, untuk itu dicoba alternatif kedua menggunakan penambahan tanggul kiri.

b. Kondisi Penambahan Tanggul

Pada simulasi kondisi II ini terlihat  peluapan sudah aman, namun penambahan tnggul kiri terlalu tinggi rerata 0,46 m. Maka dicoba alternatif ketiga dengan  pemasangan pintu klep otomatis.

c. Kondisi Penambahan Tanggul dan

Pintu Klep Otomatis

Pada simulasi kondisi pemasangan  pintu klep ini terlihat pengurangan  penambahan tanggul menjadi 0,28 m.

Gambar .5. Profil muka air di collector drain Lereng

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 4. Rekapitulasi hasil analitis dan HEC-RAS

Sumber : Hasil Perhitungan

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan analitis

dan perhitungan analisa berdasarkan

simulasi bantuan softwere HEC-RAS tentang penggunaan pintu klep otomatis  fiber resin sebagai alternatif pada collector

drain maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dampak yang ditimbulkan oleh back

water   main drain yang mempunyai

debit puncak 40 m3/detik

me-nyebabkan luapan ke arah sisi kiri saluran collector drain  yang

mem- punyai debit puncak 15 m3/detik.

Luapan tersebut mengakibatkan ter-genangnya areal sawah sebesar 348,22 ha/hr. 3 4 11 15 P.51A - P.50 2.60 2.95 0.0049 0.0000 P.50 - P.48 2.55 3.07 0.0051 0.0000 P.48 - P.46 2.55 3.15 0.0051 0.0000 P.46 - P.44 2.53 3.17 0.0052 0.0000 P.44 - P.42 2.51 3.26 0.0053 0.0000 P.6 - P.4 2.06 3.51 0.0136 0.0001 P.4 - P.2 2.02 3.56 0.0143 0.0001 P.2 - P.0 2.01 3.56 0.0144 0.0001 1 Lokasi h back water Elv. back water Tinggi energi (V2 /2g) Sf = n2.V2 /R 4/3 3.90 1.00 0.50 1.15 2.00 2.00 2.00 2.00 1.65 1.50 3.90 1.00 4.60 4.60 0.50 0.30 0.50 Tinggi muka air hilir collector drain (m) Tinggi  penambahan tanggul kiri rerata (m) Volume air collector drain (m³) Waktu (jam) Tanpa Pintu Analitis Eksisting 2,60 - 166,45 3,08 Tanggul 2,60 0,60 188,94 3,50 HEC-RAS Eksisting 2,45 - 121,791 3,07 Tanggul 2,46 0,46 139,202 3,35 Dengan Pintu Analitis Pintu Klep Otomatis 2,00 0,30 140,33 2,60 HEC-RAS Pintu Klep Otomatis 2,39 0,28 125,996 4,12

(7)

2. A. Hasil perhitungan analitis

i. Penambahan tanggul kiri (rerata)

sebesar 0,6 m saluran collectore drain aman dari meluap.

ii. Dengan adanya pemasangan Pintu Klep Otomatis  fiber resin  pada collector drain Lereng debit se- besar 15 m3/detik dengan elevasi tinggi muka air 3,56 m diharapkan akan menjadi 3,07 m.

iii. Perbandingan antara di pasang atau tidaknya PKO ini adalah ketika tidak ada PKO maka  penambahan tanggul sebesar 0,6 m sepanjang 5000 m pada collector drain  sedangkan ketika

dipasang PKO penambahan

tanggul menjadi 0,3 m sepanjang 3500 m pada collector drain. Hal ini dapat menghemat pekerjaan timbunan nantinya.

B. Hasil simulasi HEC-RAS

Hasil simulasi HEC-RAS

menunjukkan perbedaan antara tanpa  pintu dan dengan adanya pintu PKO. Untuk tanpa pintu tinggi muka air sebesar 2,46 m yang artinya adanya

 penambahan tanggul kiri rerata

setinggi 0,46 m dan jika ada pintu PKO tinggi muka air menjadi 2,39 m yang artinya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,28 m pada collector drain. Berikut adalah hasil rekapan  perbandingan perhitungan analitis dan

simulasi HEC-RAS.

Untuk hasil rekapitulasi antara hasil analitis dan simulasi HEC-RAS bisa dilihat pada tabel 5.

3. Perencanaan pemasangan pintu

klep otomatis  fiber resin  pada collector drain  mampu mem- perkecil volume air yang awalnya

166,45 m3  menjadi 140,33 m3

se-hingga bisa mengurangi

pe-nambahan tinggi tanggul di sisi kiri saluran collector drain yang meluap.

5. DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2012.  Desain Tata Air dan Tata Ruang Pintu Klep.

http://drainase.com   (diakses 10

Desember 2015).

2. Anonim. 2013.  Kajian Kinerja

 Pasang Surut Terhadap

 Produktivitas Pertanian.

http://Kondisijawatengah.com. (diakses 7 Januari 2016).

3. Chow, Ven Te. 1989.  Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga. Ghosh, S. N. 1986.  Flood Control and Drainage Engineering. Indian  Institut of Technology: Oxford &

IBH Publishing CO. PVT. LTD.

4. Kementerian Pekerjaan Umum

Badan Penelitian dan

Pengembangan. 2006.  Pintu Air Otomatis Tahan Korosi Bahan

 Fiber Resin.  Jakarta: Pusat

Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya Air.

5. PT. Saka Buana. 2014. Laporan  Nota Desain “Desain Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Wadaslintang”. Malang: PT. Saka Buana Yasa Selaras.

6. Triatmodjo, B. 1996.  Hidraulika I . Yogyakarta: Beta Offset.

Gambar

Gambar .1. Data Curah Hujan Maksimum Tahunan DAS Bendung
Gambar .2. Hidrostatika Pintu Klep Otomatis
Tabel 1. Debit puncak
Gambar .5. Profil muka air di collector drain Lereng

Referensi

Dokumen terkait