• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN KONDISI FISIK JALAN DAN DRAINASE ZONA-2 KOTA MAKASSAR BERBASIS GIS OPEN SOURCE KOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN KONDISI FISIK JALAN DAN DRAINASE ZONA-2 KOTA MAKASSAR BERBASIS GIS OPEN SOURCE KOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN KONDISI FISIK JALAN DAN DRAINASE ZONA-2

KOTA MAKASSAR BERBASIS GIS OPEN SOURCE KOTA

MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Syafruddin Rauf

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 KampusTamalanrea, Makassar 90245, Sul-Sel

Tel: (0411)-587636 dan Fax: (0411)-580505 No. Anggota HPJI: ………

e-mail: syafrauf@yahoo.co.id………… Achmad Zubair

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 KampusTamalanrea, Makassar 90245, Sul-Sel

Tel: (0411)-587636 dan Fax: (0411)-580505 No. Anggota HPJI: ……….

e-mail: achmad.zubair@gmail.com

Lawalenna Samang

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 KampusTamalanrea, Makassar 90245, Sul-Sel

Tel: (0411)-587636 dan Fax: (0411)-580505 No. Anggota HPJI: B-0847

e-mail: samang_l@yahoo.com ABSTRAK

Hampir setiap layanan otoritas lokal menawarkan dan memiliki unsur geografis. Dengan demikian, memiliki akses cepat dan akurat untuk informasi geografis dapat membantu mempercepat peningkatan pelayanan bagi masyarakat. Penggunaan Sistem Informasi Geografis (GIS) sekarang ini sudah menjadi keharusan akibat makin kompleksnya permasalahan yang ada. Dan memerlukan penanganan yang cepat pula. Banyak bidang yang dapat diterapkan dengan aplikasi Sistem Informasi geografis, salah satunya adalah dalam bidang jalan dan drainase. Makalah ini membahas mengenai pemetaan kondisi fisik jalan dan drainasi dengan menggunakan program Quantum GIS opensource (QGIS). Program qgis sudah banyak digunakan didalam banyak bidang, khususnya bidang transportasi. Dengan penggunaan program tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah pengadaan program gis yang berlisensi.yang harganya cukup mahal..

Kata Kunci: Pemetaan, jalan, drainase, zona, Quantum GIS opensource.

1. PENDAHULUAN

Hampir setiap layanan otoritas lokal menawarkan dan memiliki unsur geografis. Dengan demikian, memiliki akses cepat dan akurat untuk informasi geografis dapat membantu mempercepat peningkatan pelayanan bagi masyarakat. Penggunaan Sistem Informasi Geografis (GIS) sekarang ini sudah menjadi keharusan akibat makin kompleksnya permasalahan yang ada. Dan memerlukan penanganan yang cepat pula. Banyak bidang yang dapat diterapkan dengan aplikasi Sistem Informasi geografis, salah satunya adalah dalam bidang jalan dan drainase. Makalah ini membahas mengenai pemetaan kondisi fisik jalan dan drainasi dengan menggunakan program Quantum GIS opensource (QGIS). Program qgis sudah banyak digunakan didalam banyak bidang, khususnya bidang transportasi. Dengan penggunaan program tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah pengadaan program gis yang berlisensi.yang harganya cukup mahal.

GIS telah menjadi alat penting dalam menganalisis dan menyajikan data dan peta dari berbagai sumber untuk lebih memahami permasalahan yang menyangkut masalah

(2)

teknis jalan dan kondisi drainase dan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Dengan perangkat gis dapat meprediksi daerah rawan banjir maupun pengaruh kondisi jalan terhadap kemacetan arus lalulintas. Dengan gis dapat digunakan untuk membuat pangkalan data menyangkut jaringan jalan dan utilitasnya seperti lokasi jembatan, gorong-gorong, lokasi jalur pedestrian, lampu jalan dan semua utilitas yang menyangkut geospatial.

Pengelolaan informasi spasial telah menjadi lebih mudah dilakukan dengan makin berkembangnya penggunaan aplikasi GIS. Aplikasi GIS sekarang ini berkembang dan diaplikasikan di berbagai bidang ilmu. Dengan pertumbuhan eksponensial dari internet dan penyebaran teknologi multimedia seperti internet dan Handphone. GIS menyediakan sarana yang efektif untuk manajemen jaringan jalan dan system drainase perkotaan. Para management system jaringan drainase perkotaan memungkinkan untuk menggunakan aplikasi GIS didalam manajemen jaringan drainase yang memungkinkan terintegrasi ke platform sub-sistem (seperti sistem pemantauan, design dan sistem perencanaan, dll), dikombinasikan dengan perangkat survey GPS.

Makalah ini memberikan gambaran mengenai penggunaan aplikasi Quantum gis open source dalam bidang transportasi khususnya jaringan jalan dan drainase yang ada di zona 2 (dua) Kota Makassar. Adapun tujuan dari makalah ini adalah: a). melakukan Pemetaan jaringan jalan dan system drainase dan b). menganalisis kondisi eksisting jaringan jalan dan kondisi saluran drainase yang berhubungan dengan tingkat endapan yang terjadi.

2. LANDASAN KONSEPSIONAL

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi baru yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan mentransfer data kebumian. Menurut Burrough (Dulbahri, 1996), sistem informasi geografis adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mendapatkan kembali, mentransformasi, dan menayangkan kembali data keruangan dari dunia nyata untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain, SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang dapat mengolah dan menginformasikan unsur alam dan unsur buatan yang bergeoreferensi. Unsur bergeoreferensi artinya unsur tersebut mempunyai acuan posisi tertentu dimuka bumi.

SIG mempunyai kemampuan untuk mengolah data grafis, non-grafis secara terpadu. Agar supaya konsep SIG dapat terwujud, maka diperlukan 5 komponen, yaitu sumber daya manusia, data, perangkat lunak, perangkat keras dan manajemen. Kelima komponen tersebut saling terkait satu dengan lainnya (Dulbahri, 1996).

Penerapan sistem informasi geografis sudah berkembang untuk berbagai bidang, antara lain : (1). Pemetaan kadaster, (2). Pemetaan jalan raya, (3). Perencanaan kota dan wilayah, (4). Pemilihan rute jalan raya, jalur pipa, dan jalur transmisi, (5). Bidang teknik sipil, (6). Bidang kesehatan, (7). Proses kartografi.

Keunggulan SIG terletak pada kemampuannya memadukan data untuk memperoleh informasi baru berdasarkan data base yang sudah ada, dan analisis keruangan serta integrasi. data vektor, raster, dan data atribut.

Komponen-komponen Sistem Informasi (SIG)

(3)

hubungannya satu dengan yang lain. Terlihat dengan jelas bahwa kelima komponen tersebut adalah Data, Methods (metode), People (sumber daya manusia), Hardware (perangkat keras system komputer), dan Software (perangkat lunak).

Sistem informasi meliputi software, hardware dan data. Software merupakan perangkat lunak dalam komputer untuk mengolah data yang berasal dari perangkat keras (hardware),

Peta merupakan representasi grafik dari elemen geografi yang terdistribusi menurut keruangan, dinamakan juga feature peta (map feature). Feature peta ini disajikan dengan sekumpulan elemen grafik seperti titik, garis dan area. Peta menyampaikan : o informasi tentang lokasi unsur / obyek alam buatan manusia, karakteristik unsur

dan hubungan keruangan dengan unsur yang lainnya.

o Data peta digital merupakan feature peta yang disimpan dalam besaran-besaran numeris dan angka-angka koordinat. Jadi data yang disajikan tidak lagi berupa lembaran-lembaran peta tetapi sudah dalam bentuk digital. Data geografis sebagai data keruangan (spatial data) dapat disajikan baik sebagai titik (point), garis (line), ataupun bidang (area). Dengan dukungan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, maka data tersebut dapat diolah dan dimanipulasi untuk berbagai kebutuhan dalam GIS. Hal ini tentunya dapat dilakukan karena data dalam bentuk digital bersifat fleksibel dan mudah diperbaharui. Berbeda halnya dengan peta-peta konvensional yang terbatas dalam menyajikan informasi, maka peta-peta digital dapat memuat berbagai macam informasi yang dikumpulkan dalam suatu database. Disamping data grafis (peta), maka GIS memerlukan data non-grafis (atribut/ non spasial). Data atribut yang dibutuhkan tergantung dari kebutuhan dan tujuan pemakaian GIS itu sendiri. Data atribut harus disimpan dalam bentuk digital, sehingga akan mudah digabungkan dengan data grafisnya.

Gambar 1: komponen-komponen GIS Tahapan Dalam GIS.

Secara khusus, perangkat lunak GIS (Geographic Information Systems), terdiri dari tiga tahapan yaitu tahapan Input, Proses dan Analisis, ,Output dan Visualisasi. ambar 3.4 berikut menjelaskan diagram kerja perangkat lunak tersebut.

(4)

Gambar 2: Diagram Perangkat Lunak Sistem Informasi Geografis GIS

o Input, Aplikasi GIS menerima data-data masukan dari pengguna maupun dari pengembang sistem. Adapun data-data yang dapat dijadikan data masukan bagi sistem tersebut adalah sebagai berikut:

o Peta Digital, Data utama yang membedakan sistem informasi geografik dengan sistem informasi lainnya adalah kemampuannya dalam menampilkan dan menangani basis data spasial atau data bergeoreferensi. Dalam hal inilah keberadaan peta digital menjadi sangat esensial bagi system ini.

o Data Tabular, Yang dimaksud dengan data tabular adalah data-data yang berupa teks, angka, ataupun biner yang disimpan dalam bentuk tabel-tabel. Terdapat 2 (dua) jenis data tabular yang dimaksud, yaitu data tabular yang terikat dengan objek dalam peta dan yang tidak terikat.

o Data Image, Database GIS dapat menerima data masukan berupa foto digital, gambar, dan objek grafis digital lainnya. Data-data tersebut dapat ditampilkan sebagai data pelengkap, misalnya: foto Lokasi Bangunan pelintas, pintu air, tapal batas, obyek vital, dan berbagai macam hal lainnya.

o Data Digital Lainnya, Secara umum, hampir semua jenis data dalam bentuk digital yang ingin dicantumkan dan ditampilkan dapat diterima dan disimpan dengan baik oleh basis data GIS dan dapat pula ditampilkan sesuai dengan kebutuhan. Selain data peta digital, data image, dan data tabular, data-data berbentuk digital lainnya juga dapat dengan mudah diikutkan dalam sistem ini: musik, animasi, atau film misalnya.

o Analisis, Data yang tersimpan dalam sistem basis data yang bersangkutan kemudian dijadikan bahan untuk melakukan analisis sehingga dapat ditarik sebuah informasi darinya sesuai dengan kebutuhan pengguna dan pemilik sistem. Adapun analisis-analisis yang dapat dilakukan dalam sistem ini adalah sebagai berikut: Analisis Spasial, Analisis Tabular, Analisis numeris, Analisis Statistik, Analisis Tekstual

o Output

Keluaran dari proses analisis-analisis yang telah disebutkan sebelumnya adalah berupa informasi-informasi yang diinginkan oleh pengguna. Informasi tersebut

(5)

dapat ditampilkan pada monitor komputer pada saat analisis selesai dilakukan, ia dapat juga disimpan dan dipanggil lagi saat diperlukan, dan dicetak di atas kertas setelah dilakukan penyesuaian terhadapnya.

Gambar 3: Visualisasi Peta QGIS plugin dengan Google earth

Gambar 4: pemetaan Kondisi badan Air dan Saluran Drainase

3. MEDTOLOGI STUDI

Metodologi studi terdiri atas beberapa tahapan yaitu : Survey data sekunder meliputi :

o Peta kota Makassar o Peta wilayah adminstrasi o Jaringan jalan

Survey inventarisasi yang meliputi atas :

o Survey lokasi system jaringan Jalan dan drainase yang meliputi saluran drainase primer, saluran drainase sekunder, saluran drainase tersier dan saluran drainase kuarter. Survey lokasi menggunakan alat GPS untuk penentuan Koordinat saluran.

o Survey eksisting geometric saluran. o Survey Kondisi endapan saluran.

(6)

o Survey kondisi eksisting struktur salura

Input data. Dalam penyusunan data base system drainase berbasis GIS Open Source input data berupa :

o Data kondisi eksisting system jaringan jalan dan drainase primer, sekubder, tersier serta saluran kuarter.

o Data kondisi eksisting jaringan jalan primer, sekunder,tersier dam kuarter o Data batas-batas wilayah administratif kecamatan Kota Makassar.

o Data lokasi sungai/badan air. o Data topografis,

o Data Geografis

Output Studi. Autput dari studi ini adalah : o Jaringan jalan

o Jaringan Drainase  Dimensi Saluran,  Kondisi sedimen

 Kondisi struktur bangunan drainase.  Kondisi pengaliran saluran

Peta Spatial.

Gambar 5. Metodologi penelitian

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sistem Drainase

Kota Makassar Diapit oleh dua sungai besar yaitu sungai tallo dan sungai jeneberang dan kondisi topograpinya datar. Hal tersebut menyebabkan Kota Makassar rawan terjadi banjir khususnya pada musim hujan. Penataan dan manajemen system drainase mutlak dilakukan agar terhindar dari banjir dan jaringan jalan tidak tergenang air yang dapat mengurangi umur rencana jalan Peta lokasi studi dengan menggunakan bantuan program Quantum GIS dan peta jaringan sungai / badan air yang berada di Kota Makassar diperlihatkan pada gambar 7 dibawah

(7)

Gambar 7: Peta Lokasi Daerah Studi (Badan Air dan Sistem Drainase)  Jaringan Drainase

Sistem drainase di kota makassar terdiri atas saluran primer/kanal, saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kuarter.

Panjang saluran primer/canal sekitar 14 km yang membentang dari utara ke selatan dan melalui pusat kota Makassar. Sedangkan panjang saluran sekunder berdasarkan hasil survey sekitar 1,75 km yang letaknya terpencar dan belum terintegrasi dengan baik dengan saluran primer, sehingga belum optimal dalam mengalirkan limpasan air hujan sehingga rawan terjadinya genangan air yang menggenangi badan jalan.

 Taksasi Endapan Saluran Drainase

Masalah banjir di Kota makassar erat kaitannya dengan sistem drainase dan pemeliharaannya. Banyak saluran drainase yang ditutupi oleh endapan lumpur dan sampah sehingga menghambat pengaliran. Kondisi endapan lumpur dan sampah yang mengendap pada saluran drainase sudah dalam kondisi yang kritis, khususnya pada saluran primer/canal dan perlu dikakukan tindakan pengerukan agar dapat memperlancaran pengaliran. Hasil survey pada saluran primer berdasarkan tinggi endapan dikategorikan dalam kelompok a) Taksasi Endapan 20%-30%xH, b) Taksasi Endapan 31%-40%xH, c) Taksasi Endapan pada saluran primer dikelompokkan dalam 41%-50%xH, Taksasi Endapan 51%-60%, Taksasi Endapan 61%-70%. Lokasi dan besarnya tingkat taksasi diperlihatkan pada gambar 8.

(8)

 Kondisi Struktur Saluran

Kondisi struktur saluran primer pada saat ini masih bagus karena material dinding saluran dari bahan beton. Kerusakan hanya terjadi pada beberapa lokasi koneksi berupa sambungan gorong-gorong, penampang saluran maupun koneksi lainnya seperti yang dijelaskan pada Gambar 9.

Gambar 9: Visualisasi Kondisi Struktur Penampang Saluran primer Sistem Jaringan Jalan

Sistem Jaringan jalan di Kota Makassar berdasarkan wewenangnya dapat dibagi atas jaringan jalan nasional, Sistem jaringan jalan propinsi, jaringan jalan Kabupaten/kota. Serta jaringan jalan Toll. Panjang jalan toll di Makassar sekitar 14 km dan panjang jaringan jalan nasional sekitar

(9)

KESIMPULAN

Dari Hasil survey dan pemetaan dengan bantuan program qgis open source dapat disimpulkan :

Dari hasil survey jaringan drainase primer, kondisi fisik masih dalam kondisi baik, sedangkan tingkat taksasi endapan lumpur dan sampah sudah menghawatirkan dan rata-rata 50% x H, sehingga sangat mempengaruhi kelancaran pengaliran pembuangan. Sedangkan kondisi saluran drainase sekunder pada lokasi tertentu sudah dalam kondisi rusak berat.

Jaringan jalan Kota Makassar khusus di wilayah studi menunjukkan banyak yang rusak yang diakibatkan oleh banyaknya endapan lumpur dan sampah pada saluran drainase, yang mengakibatkan terjadinya genangan air pada badan jalan pada saat musim hujan.

Dengan penggunaan aplikasi qgis database jaringan jalan dan jaringan drainase, memudahkan dalam analisis, perencanaan, dan monitoring kondisi jaringan drainase jalan.

DAFTAR PUSTAKA

Bronzini,Michael S. 2004.Handbook of Transportation Engineering. The Mcgrow-Hill Companies.

Butter,David.Davis,John W.2004.Urban Drainase. Spon Press Hamid marwan.2007. Pengukuran Topografi Dan teknik pemetaan

Prahasta, Edy.2007. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika Bandung.

Athan, Tara. Blazek, Radim.2011.Quantum GIS, User Guide, Version 1.7.0.Wroclow Allen Ibaugh. 2001. Jumping GIS: How Local Governments Can get Stared in GIS With

Limited resources. The urban and Regioanl Information System Association (URISA) 1460 Reinanssece Drive. www.urisa.org.

Gambar

Gambar 1: komponen-komponen GIS    Tahapan Dalam GIS.
Gambar 2: Diagram Perangkat Lunak Sistem Informasi Geografis GIS
Gambar 3: Visualisasi Peta QGIS plugin dengan Google earth
Gambar 5.  Metodologi penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian serta pembahasan tersebut diatas, maka penelitian ini yang berjudul “Studi Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal Kitab Tauhid Assarqowi Alal

Hasil penelitian Putri (2002) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengkonsumsi beras organik adalah harga beras organik, harga beras

Setelah diadakan penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi dan informasi tentang Efektifitas Komunikasi Organisasi dalam pelaksanaan Program Kerja

Dengan demikian, kemampuan sains dan teknologi yang semakin hebat di era post-modern ini harus tetap selalu diimbangi dengan pengembangan nilai-nilai moralitas

Dalam rangka untuk mendapatkan data-data pengujian model yang dapat menggambarkan kondisi terjadinya mabuk laut yang dipengaruhi oleh percepatan gerakan kapal, maka perlu

Penelitian yang dilakukan Carcello and Neal, (2000) menyatakan keberadaan inside dan grey director (komisaris/direktur yang berasal dari manajemen) kemungkinan

Studi kasus ini hanya di lakukan pada 1 pasien saja tanpa harus membandingkan dengan klien yang lain dengan kasus yang sama. Keterbatasan lain yang penulis