PENINGKATAN HASIL KEDELAI DI TANAH SALIN
DENGAN PENGGUNAAN GENOTIPA TAHAN, ASAM
ASKORBAT, DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR
DISERTASI
Oleh :
NINI RAHMAWATI
NIM 098104009
Program Doktor (S3) Ilmu Pertanian
PROGRAM DOKTOR ILMU PERTANIAN
PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN
PENINGKATAN HASIL KEDELAI DI TANAH SALIN
DENGAN PENGGUNAAN GENOTIPA TAHAN, ASAM
ASKORBAT, DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR
DISERTASI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Ilmu Pertanian pada Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara di bawah pimpinan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Drs. Subhilhar, M.A., Ph.D
Dipertahankan di hadapan Sidang Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 2015
Oleh
NINI RAHMAWATI
NIM 098104009
Program Doktor (S3) Ilmu Pertanian
PROGRAM DOKTOR ILMU PERTANIAN
PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Penelitian : Peningkatan Hasil Kedelai di Tanah Salin dengan Penggunaan Genotipa Tahan, Asam Askorbat dan Fungi Mikoriza Arbuskular
Nama Mahasiswa : Nini Rahmawati Nomor Induk : 098104009
Program Studi : Doktor (S3) Ilmu Pertanian
Menyetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS. Promotor
Dr. Delvian, SP, MP M. Basyuni, S.hut, MSi, Ph.D
Co-Promotor Co-Promotor
Ketua Program Studi Dekan Fakultas Pertanian
Diuji pada Ujian Disertasi Terbuka (Promosi Doktor) Tanggal : 4 Juni 2015
__________________________________________________________________
PANITIA PENGUJI DISERTASI
Pemimpin Sidang :
Prof. Subhilhar, Ph.D (Pejabat Rektor USU)
Ketua : Prof.Dr.Ir. Rosmayati, MS Universitas Sumatera Utara Anggota : Dr. Delvian, SP, MP Universitas Sumatera Utara M. Basyuni, S.hut,MSi, PhD Universitas Sumatera Utara Prof.Dr.Ir.T. Sabrina, MSc Universitas Sumatera Utara Dr.Ir. Sumarmadji, MS Balai Penelitian Sungei Putih Dr.Ir.Rachmat Adiwiganda, MS Research and Development
P.T. Sentana Adidaya Pratama (Wilmar Group)
PERNYATAAN
“Peningkatan Hasil Kedelai di Tanah Salin dengan Penggunaan Genotipa Tahan, Asam Askorbat dan Fungi Mikoriza Arbuskular”
Dengan ini penulis menyatakan bahwa disertasi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian pada Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri. Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian disertasi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, Juni 2015 Penulis
SUMMARY
NINI RAHMAWATI. Increasing of Soybean Yields on Saline Soil with the Utilization of Resistance Genotypes, Ascorbic Acid and Arbuscular Mycorrhiza Fungi. Supervised by Rosmayati, Delvian, and Mohammad Basyuni.
Efforts to increase domestic soybean production are directed through strategies of expansion of cultivation area under the application of specific technologies. Saline soil in marginal land that is not optimally used for the cultivation of crops, including soybeans. Soybean production in saline soil is still very low due to osmotic stress, oxidative stress and ion toxicity, and nutrient deficiencies. The purpose of this study is to increase soybean production in saline soil through the utilization of stress salinity-resistance soybean genotypes, ascorbic acid application and indigenous arbuscular mycorrhiza fungi inoculation.
The study consisted of three phases. The first phase of research was mass selection until the fourth generation (F4) to obtain salinity resistance genotypes and molecular tests carried out in the village of saline soil Paluh Merbau, Percut Sei Tuan, Regency of Deli Serdang with DHL 5-6 mmhos/cm and Laboratory Molecular Biotechnology Center of Molecular Biosciences (COMB)’s University of The Ryukyus, Okinawa, Japan. The second phase was the exploration of indigenous arbuscular mycorrhizal fungi through the extraction stages and identification of arbuscular mycorrhiza fungi, trapping and spores culture done in Soil Biology Laboratory of Faculty of Agriculture. The third phase of research was tests of the effectiveness of arbuscular mycorrhiza fungi and application of ascorbic acid in soybean genotypes resistant salinity saline soil, held in Paluh Merbau Village, Percut Sei Tuan District of Deli Serdang with three series of tests and different levels of salinity, location one with DHL 4-5 mmhos / cm, location 2 with DHL 5-6 mmhos / cm and 3 locations with DHL 6-7 mmhos / cm. The design used was separated plots design with 3 plots and 3 replications. The main plot was soybean genotype (non selection Grobogan soybean variety and the fourth generation of soybeans salinity resistant selection results (F4). The subplots were ascorbic acid application (without application of ascorbic acid and ascorbic acid application at 500 ppm dose). Sub-sub plot was indigenous arbuscular mycorrhiza fungi isolate (without mycorrhizal isolates, Glomus sp.1, Glomus sp.2,
Glomus sp.3, Glomus sp.4, Glomus sp.5, and the mixture of five types of
mycorrhizal isolates).
Selection results showed the progress of selection, crop production and value of heritability were not stable due to the influence of soil salinity changes at every stage of the selection. Molecular test on in the third generation of salinity tolerant gene showed that the mRNA expressions of Dehydration Responsive
(GPRP3), ∆1-Pyrroline-5-carboxylate synthetase (P5CS), bzip Transcription Factor (ZIP), EREBP / AP2 Transcription Factor (ERF) and Gm putative Na+/H+ antiporter (NHX1) were higher in F3 selected salinity resistance soybean of salt-stressed compared to without salinity stress, whereas the mRNA expression Gm Chloride Channel 1 (GmCLC1 ) and Purple acid phosphatases 3 (PAP3) gene were lower than those of control.
Exploration and the identification of indigenous arbuscular mycorrhizal fungi of saline soil shows that there are five distinct characteristic types, namely
Glomus sp.1, Glomus sp.2, Glomus sp.3, Glomus sp.4, Glomus sp.5. The increase
of soil salinity negatively affected the existence of the FMA, where the number of spores and the ability of AMF to infect the host plant decreased with increasing of soil salinity.
The research showed that selected salinity resistance of soybean grown and produced better than Grobogan soybean varieties through the change of morphological, physiological and biochemical characters. Application of ascorbic acid increase the growth and production of soybean in saline soil with different levels of salinity through the change of morphological, physiological and biochemical characters associated to its role as an antioxidant to cope the oxidative stress. AMF inoculation increase growth and soybean production in saline soils with different levels of salinity through the change of morphological, physiological and biochemical characters caused by AMF role to increase the uptake of water and nutrients.
This research concluded that the increase in soil salinity led to attenvation of the growth and production of soybean. The application of selected resistant salinity soybean, ascorbic acid and inoculation of mixture of AMF isolates produced the highest soybean production at various levels of soil salinity.
Keywords : indigenous arbuscular mycorrhiza fungi, ascorbic acid, resistance genotype
RINGKASAN
NINI RAHMAWATI. Peningkatan Hasil Kedelai di Tanah Salin dengan
Penggunaan Genotipa Tahan. Asam Askorbat, dan Fungi Mikoriza Arbuskular. Di
bawah bimbingan Rosmayati, Delvian, dan Mohammad Basyuni.
Upaya peningkatan produksi kedelai dalam negeri diarahkan melalui strategi
perluasan areal tanam dan penerapan teknologi spesifik lokasi. Lahan salin merupakan
lahan marjinal yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk budidaya tanaman,
termasuk kedelai. Produksi kedelai di lahan salin masih sangat rendah disebabkan
cekaman osmotik, cekaman oksidatif dan keracunan ion, dan kekurangan hara. Tujuan
penelitian ini adalah meningkatkan produksi kedelai di lahan salin melalui penggunaan
genotipa kedelai tahan cekaman salintas, aplikasi asam askorbat dan inokulasi fungi
mikoriza arbuskular indigenous.
Penelitian terdiri atas tiga tahap. Penelitian tahap pertama yaitu seleksi massa
sampai dengan generasi keempat (F4) untuk mendapatkan genotipa tahan salinitas dan uji
molekular dilaksanakan di lahan salin Desa Paluh Merbau Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang dengan DHL 5 – 6 mmhos/cm dan laboratorium Molecular
Biotechnology Center of Molecular Biosciences (COMB) University of the Ryukyus,
Okinawa, Jepang, Penelitian kedua yaitu eksplorasi fungi mikoriza arbuskular indigenous
melalui tahap ekstraksi dan indentifikasi fungi mikoriza arbuskular, pemerangkapan dan
kultur spora berdasarkan genus di laksanakan di Laboratorium Biologi Tanah dan rumah
kassa Fakultas Pertanian USU. Penelitian tahap ketiga yaitu pengujian efektivitas fungi
mikoriza arbuskular dan aplikasi asam askorbat pada genotipa kedelai tahan salinitas
dilaksanakan di lahan salin Desa Paluh Merbau Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang dengan 3 seri percobaan dengan perbedaan tingkat salinitas yaitu lokasi 1
dengan DHL 4 – 5 mmhos/cm, lokasi 2 dengan DHL 5 – 6 mmhos/cm dan lokasi 3
dengan DHL 6 – 7 mmhos/cm. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Petak Petak
Terpisah dengan 3 petak dan 3 ulangan. Petak utama yaitu genotipa kedelai (kedelai
varietas grobogan non-seleksi dan kedelai hasil seleksi tahan salinitas generasi keempat -
F4). Anak petak yaitu aplikasi asam askorbat (tanpa aplikasi asam askorbat dan aplikasi
asam askorbat dengan dosis 500 ppm). Anak-anak petak yaitu isolat fungi mikoriza
arbuskular indigenous (tanpa pemberian isolat mikoriza, Glomus sp.1, Glomus sp.2,
Glomus sp.3, Glomus sp.4, Glomus sp.5, dan isolat campuran kelima jenis mikoriza).
Hasil seleksi menunjukkan kemajuan seleksi, produksi tanaman dan nilai
heritabilitas belum stabil disebabkan pengaruh salinitas tanah tanah yang selalu berubah
pada setiap tahap seleksi.
Uji molekuler gen toleran salinitas pada generasi ketiga
menunjukkan ekspresi gen Dehydration Responsive Element Binding Protein 5 (DREB5),
Glycine and Proline Rich Proteins 3 (GPRP3), ∆1-Pyrroline-5-Carboxylate Synthetase
(P5CS), bZIP Transcription Factor (ZIP), EREBP/AP2 Transcription Factor (ERF) dan
Gm Putative Na+/H+ Antiporter (NHX1) lebih tinggi pada kedelai terseleksi tahan
salinitas F3 yang mendapat cekaman salinitas dibandingkan dengan perlakuan tanpa
cekaman salinitas, sedangkan tingkat ekspresi gen Gm Chloride Channel 1(GmCLC1)
dan Purple Acid Phosphatases 3 (PAP3) lebih rendah dibandingkan perlakuan tanpa
cekaman salinitas.
Hasil eksplorasi dan identifikasi fungi mikoriza arbuskular indigenous dari lahan
salin menunjukkan ada 5 genus dengan karakteristik berbeda yaitu Glomus sp.1, Glomus
sp.2, Glomus sp.3, Glomus sp.4, Glomus sp.5. 2.
Peningkatan
salinitas
tanah
berpengaruh negatif keberadaan FMA, di mana jumlah spora dan kemampuan FMA
dalam menginfeksi tanaman inang menurun dengan semakin meningkatnya salinitas
tanah.
Hasil penelitian menunjukkan kedelai terseleksi tahan salinitas mampu tumbuh
dan berproduksi lebih baik dibandingkan kedelai varietas Grobogan dengan adanya
perubahan karakter morfologi, fisiologi dan biokimia.
Aplikasi asam askorbat mampu
membantu kedelai untuk tumbuh dan berproduksi lebih baik di tanah salin dengan
berbagai tingkat salinitas dengan adanya perubahan karakter morfologi, fisiologi dan
biokimia terkait dengan perannya sebagai antioksidan untuk mengatasi stres oksidatif.
Inokulasi FMA dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai di tanah salin
dengan berbagai tingkat salinitas dengan adanya perubahan karakter morfologi, fisiologi
dan biokimia yang disebabkan peran FMA untuk meningkatkan serapan air dan hara.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan salinitas tanah
menyebabkan pertumbuhan dan produksi kedelai semakin tertekan. Penggunaan kedelai
terseleksi tahan salinitas, aplikasi asam askorbat dan inokulasi campuran isolat FMA
menghasilkan produksi kedelai tertinggi pada berbagai tingkat salinitas tanah.
Kata kunci : fungi mikoriza arbuskular indigenous, asam askorbat, genotipa tahan
salinitas, kedelai
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
meberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan disertasi ini.
Selama melakukan penelitian dan penulisan disertasi ini, penulis banyak
memperoleh bantuan moril dan material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1.
Bapak Prof. Drs. Subhilhar, M.A., Ph.D selaku Pejabat Rektor Universitas
Sumatera Utara dan Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS selaku Dekan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan dan fasilitas
yang diberikan selama pendidikan pada Program Doktor Ilmu Pertanian,
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP selaku Ketua Program Studi Doktor
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dr. Ir. Hamidah
Hanum, MP. selaku Sekretaris Program Doktor Ilmu Pertanian Fakultas
Pertanian USU yang telah memberikan dukungan, saran, dan motivasi
selama penulis menempuh pendidikan.
3.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan yang telah memberikan beasiswa BPPS, Hibah Penelitian
Disertasi Doktor, dan kesempatan mengikuti Sandwich like-program
kepada penulis
4.
Ibu Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS selaku Promotor, Bapak Dr. Delvian, SP,
MP dan Bapak M. Basyuni, S.hut, M.Si, Ph.D selaku Co-Promotor atas
segala motivasi, saran, pengarahan serta waktu yang telah diluangkan
dalam membimbing dengan penuh kesabaran pada perencanaan,
pelaksanaan penelitian maupun penulisan disertasi ini.
5.
Ibu Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, MSc, Bapak Dr. Ir. Sumarmadji, MS Bapak
Dr. Ir. Rachmat Adiwiganda, MS dan Bapak Dr. Ir. Didik Harnowo, MS
selaku Dosen Penguji pada seminar usulan dan hasil penelitian, ujian
sidang tertutup dan sidang terbuka yang telah memberikan saran,
bimbingan, dan pengarahan dalam penulisan disertasi ini
6.
Prof. Dr. Hirosuke Oku dan rekan-rekan di Laboratorium Molecular
Biotechnologi Center of Molecular Biosciences (COMB) University of the
Ryukyus, Okinawa, Jepang atas saran, bimbingan dan kemudahan fasilitas
laboratorium selama melaksanakan Sandwich like-program dan
pelaksanaan analisis molekular kedelai hasil seleksi tahan salinitas.
7.
Kepala Laboratorium Bioteknologi Tanah dan Laboratorium Riset dan
Teknologi Fakultas Pertanian USU atas bantuannya dalam menyediakan
fasilitas laboratorium untuk penelitian ini.
8.
Suami Heriansyah Siregar, ST, MT dan anak-anak tersayang Muhammad
Rifqi Syahputra Siregar dan Syifa Azaria Siregar atas segala kasih sayang,
kesabaran, dukungan dan doa yang tulus ikhlas serta pengertian dengan
tersitanya waktu dan perhatian selama pendidikan.
9.
Ayahanda dan guru (Alm) Ir. H. Rasjidin dan Ibunda Hj. Hamidah serta
adik-adik dan keluarga terima kasih atas kasih sayang, perhatian, motivasi,
dukungan dan do’anya selama menempuh pendidikan.
10. Ayahanda dan Ibunda mertua (Alm) A.B. Siregar Hj. Sabdarifah Harahap
serta seluruh keluarga besar Alm. A.B. Siregar terima kasih atas kasih
sayang, dukungan dan do’anya selama menempuh pendidikan.
11. Sahabat-sahabat pada Program Doktor Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian
USU, khususnya angkatan 2009 terima kasih atas persahabatan,
kekompakan, motivasi yang saling menguatkan dan bantuannya selama
perkuliahan, penelitian dan penyelesaian disertasi.
12. Alumni dan mahasiswa PS Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU
(Richa Silvia, Sanjos M.T. Siahaan, Andry Wahyudi, Siti Aminah, M.
Ardiansyah, Romi M. Sitanggang, Retno P. Astari, M. Syahril Lubis) atas
partisipasi aktif, kerja sama dan bantuannya dalam penelitian ini.
13. Keluarga Besar Laboratorium Agroklimatologi dan Ekologi Tanaman
Fakultas Pertanian USU atas kekompakan, perhatian, kerja sama dan
bantuannya dalam penelitian ini.
14. Ketua dan Sekretaris PS Agroekoteknogi Fakultas Pertanian USU,
rekan-rekan dosen dan pegawai di Fakultas Pertanian USU, khususnya PS
Agroekoteknologi dan Program Doktor Ilmu Pertanian, atas saran dan
dorongan semangatnya untuk menyelesaikan pendidikan.
15. Semua pihak yang telah banyak mendukung dalam perkuliahan, penelitian
dan penyusunan disertasi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari disertasi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh
dari sempurna. Harapan penulis semoga disertasi ini bermanfaat kepada seluruh
pembaca.
Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin.
Medan, Juni 2015
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Nini Rahmawati,
dilahirkan di Medan, tanggal 15 Februari 1972, merupakan
putri pertama dari empat bersaudara dari ayahanda (almarhum ) Ir. H. Rasjidin dan
ibunda Hj. Hamidah. Pada tahun 1999, penulis menikah dengan Heriansyah Siregar, ST,
MT dan telah dikaruniai 2 orang putera puteri yaitu Muhammad Rifqi Syahputra Siregar
(15 tahun) dan Syifa Azaria Siregar (12 tahun).
Pendidikan dasar yang ditempuh di SD Kemala Bhayangkari Medan lulus pada
tahun 1985, SMP Negeri 1 Medan lulus tahun 1988, SMA Negeri 1 Medan lulus tahun
1991, Program S1 pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Jurusan Budidaya
Pertanian, Program Studi Agronomi, lulus pada tahun 1995. Pada tahun 1996-1999
menempuh pendidikan Program Magister Sains Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan, Program Pasca Sarjana USU. Tahun 2009 penulis diterima di Program
Doktor Ilmu Pertanian dengan beasiswa BPPS dari Dirjen Dikti Depdikbud. Penulis
melaksanakan program Sandwich like-program di University of the Ryukyus Okinawa
Jepang pada bulan Oktober-Desember 2012. Penulis merupakan Staf Pengajar Program
Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dari
tahun 2001 hingga sekarang.
Sebagian dari tulisan disertasi ini telah dipresentasikan pada Seminar Nasional
Lingkungan Hidup 2013 (Medan, 20 Juni 2013) dengan judul “Eksplorasi dan
Identifikasi Fungi Mikoriza Arbuskular sebagai Upaya Penyediaan Biofertilizer di Lahan
Salin”, The 2
ndInternational Conference on Multidisciplinary Research (Banda Aceh, 2-4
November 2013) dengan judul “Effect of Indigenous Mycorrhizal Fungi on Organic
Osmotic Adjusment in Soybean under Salt Stress”, serta telah diterbitkan dalam
International Journal of Scientific and Technology Research 3(7) : 127-131, Tahun 2014,
ISSN 227-8616 dengan judul “Chlorophyll Content Of Soybean As Affected By Foliar
Application Of Ascorbic Acid And Inoculation Of Arbuscular Mycorrhizal Fungi In
Saline Soil.”
DAFTAR ISI
Halaman
SUMMARY ……… i
RINGKASAN ………. iii
KATA PENGANTAR ……… v
RIWAYAT HIDUP ……… vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ………... xi
DAFTAR GAMBAR ……….. xx
DAFTAR LAMPIRAN ………... xxi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………. 1
1.2. Perumusan Masalah ………. 5
1.3. Tujuan Penelitian ………. 6
1.4. Manfaat Penelitian ……… 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kedelai ……….. 7
2.2. Potensi dan Kondisi Tanah Salin ……….. 8
2.3. Pengaruh Cekaman Salinitas Pada Kedelai ……….. 10
2.4. Varietas Kedelai Toleran Cekaman Salinitas ……... 12
2.5. Peranan Biologi Molekuler pada Seleksi Kedelai Toleran Salinitas ………... 15
2.6. Peranan Asam Askorbat untuk Meningkatkan Ketahanan Tanaman terhadap Cekaman Salinitas ... 17
2.7. Fungi Mikoriza Arbuskular ……….. 19
2.8. Fungi Mikoriza Arbuskular pada Tanah Salin ……. 23
2.9. Efektivitas Fungi Mikoriza Arbuskular untuk Meningkatkan Hasil Kedelai pada Tanah Salin …... 26
2.10. Kerangka Konseptual Penelitian ……….. 39
2.11. Hipotesis Penelitian ……….. 41
BAB III. PENINGKATAN KETAHANAN KEDELAI TERHADAP CEKAMAN SALINITAS MENGGUNAKAN METODE SELEKSI MASSA Abstrak ……….. 43
3.1. Pendahuluan ………. 44
3.2. Hipotesis Penelitian ……….. 46
3.3. Bahan dan Metode ……… 46
3.4. Hasil dan Pembahasan ……….. 53
3.5. Kesimpulan ………... 66
BAB IV. EKSPLORASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR INDIGENOUS
4.1. Pendahuluan ………. 68
4.2. Bahan dan Metode ……… 71
4.3. Hasil dan Pembahasan ……….. 77
4.4. Kesimpulan ………... 85
BAB V. PENGUJIAN EFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN APLIKASI ASAM ASKORBAT PADA KEDELAI TAHAN SALINITAS Abstrak ……….. 86
5.1. Pendahuluan ………. 87
5.2. Hipotesis Penelitian ………. 88
5.3. Bahan dan Metode ……… 89
5.4. Hasil dan Pembahasan ……….. 98
5.5. Kesimpulan ………... 212
BAB VI. PEMBAHASAN UMUM ……….. 213
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ………... 227 7.2. Saran ………. 228 DAFTAR PUSTAKA ………... 229 LAMPIRAN ……….. 250
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1. Perbandingan Dua Metodologi Penapisan Klorida pada
Tujuh Kultivar Kedelai ……….. 14
3.1. Seleksi Bertahap dengan Metode Seleksi Massa Tetua
(parent) Sampai Generasi F4 ………. 47
3.2. Primer yang Didesain dan Digunakan untuk Analisis
Ekspresi Gen ……….. 52
3.3. Rataan Peubah Amatan Agronomis Tetua Sampai dengan
Generasi Keempat ……….. 53
3.4. Nilai Heritabilitas Generasi Kedua Sampai dengan
Generasi Keempat ……….. 53
3.5. Batas Seleksi dan Kemajuan Seleksi Tiap Generasi ………. 54
3.6. Rataan Data Iklim dan Daya Hantar Listrik pada Tiap
Tahapan Seleksi Kedelai Tahan Salinitas ……….. 54
3.7. Tingkat Ekspresi mRNA Gen Toleran Salinitas (fold) pada Beberapa Varietas kedelai pada Perlakuan Kontrol dan
Cekaman Salinitas 5 – 6 mmhos/cm ……….. 55
4.1. Karakteristik Fungi Mikoriza Arbuskular di Lahan Salin
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang …….. 78
4.2. Rataan Jumlah Spora FMA (20 g Tanah Sampel) pada
Tanah Salin DHL 5 – 6 mmhos/cm ……….. 79
4.3. Rataan Jumlah Spora FMA (20 g Tanah Sampel) pada
Tanah Salin DHL 7 – 8 mmhos/cm ……….. 79
4.4. Persentase Kolonisasi FMA (%) pada Akar
Tanaman Inang ……….. 79
4.5. Rataan Jumlah Spora (20 g Sampel Tanah) pada Kultur
Spora Berdasarkan Tipe Spora ……….. 80
4.6. Persentase Kolonisasi Akar Terinfeksi pada Kultur Spora … 81
5.1. Tinggi Tanaman (cm) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena
5.2. Tinggi Tanaman (cm) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 100
5.3. Jumlah Daun (helai) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA pada Lokasi 1
(DHL 4 – 5 mmhos/cm) ………. 101
5.4. Jumlah Daun (helai) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena
Inokulasi FMA pada Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm)……. 101
5.5. Jumlah Daun (helai) 5 MST karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 3 (DHL 6 – 7
mmhos/cm) ……… 102
5.6. Jumlah Daun (helai) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga
Lokasi ………. 103
5.7. Bobot Kering Tajuk (g) Dua Genotipa kedelai karena
Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ………... 104
5.8. Bobot Kering Tajuk (g) karena Aplikasi Asam Askorbat dan
Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ……… 105
5.9. Bobot Kering Tajuk (g) Dua Genotipa Kedelai karena
Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 3 (6 – 7 mmhos/cm) ….. 105
5.10. Bobot Tering Tajuk (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga
Lokasi ………. 106
5.11. Bobot Kering Akar (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Lokasi 1, Lokasi 2, dan Lokasi 3 ………...……… 108
5.12. Bobot Kering Akar (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 109
5.13. Total Luas Daun (cm2) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1
5.15. Total Luas Daun (cm2) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) dan
Lokasi 3 (6 – 7 mmhos/cm) ………... 112
5.16 Total Luas Daun (cm2) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga lokasi ……… 113
5.17 Jumlah Stomata (Stomata/mm) Dua Genotipa Kedelai di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 114
5.18. Jumlah Stomata (Stomata/mm) karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 114
5.19. Jumlah Stomata (Stomata/mm) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 3
(DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 115
5.20. Jumlah Stomata (Stomata/mm) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Tiga Lokasi ………... 116
5.21. Ketebalan Kutikula (µm) Dua Genotipa Kedelai di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 117
5.22. Ketebalan Kutikula (µm) karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 117
5.23. Ketebalan Kutikula (µm) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 3
(DHL 6-7 mmhos/cm) ………... 118
5.24 Ketebalan Kutikula (µm) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga
Lokasi ………. 119
5.25. Jumlah Cabang (Cabang) Dua Genotipa Kedelai karena
Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ………... 120
5.26. Jumlah Cabang (Cabang) karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (5 – 6 mmhos/cm) ………
120
5.27. Jumlah Cabang (Cabang) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga
Lokasi ………. 122
5.28. Umur Berbunga (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena
Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) …... 123
5.29. Umur Berbunga (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) dan Lokasi 3 (DHL 6 – 7
mmhos/cm) ……… 124
5.30. Umur Berbunga (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga
Lokasi ………. 125
5.31. Umur Panen (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1, Lokasi 2
dan Lokasi 3 ………...……… 126
5.32. Umur Panen (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi
Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ……… 127
5.33. Jumlah Polong per Tanaman (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi
FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/mm) ……….. 129
5.34. Jumlah Polong per Tanaman (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 129
5.35. Jumlah Polong per Tanaman (Polong) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 3 (DHL 6 – 7
mmhos/cm) ……… 130
5.36. Jumlah Polong per Tanaman (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi
FMA di Tiga Lokasi ……….. 131
5.37. Jumlah Polong Berisi (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA pada Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 3 (DHL 6 – 7
5.39. Jumlah Polong Berisi (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA pada Lokasi 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 133
5.40. Jumlah Polong Berisi (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Tiga Lokasi ……… 134
5.41. Produksi per Tanamanan (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 135
5.42. Produksi per Tanaman (g) Dua Genotipa Kedelai
di Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ……… 136
5.43. Produksi per Tanaman (g) karena Aplikasi Asam Askorbat
dan Inokulasi FMA di Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) … 136
5.44. Produksi per Tanaman (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga
Lokasi ………. 137
5.45. Bobot 100 Biji (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1, Lokasi 2
dan Lokasi 3……… 139
5.46. Bobot 100 Biji (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi
Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ……… 140
5.47. Jumlah Klorofil a (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 141
5.48. Jumlah Klorofil a (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena
Inokulasi FMA pada Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) …… 142
5.49. Jumlah Klorofil a (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 143
5.50. Jumlah Klorofil b (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1
(DHL 4 – 5 mmhos/cm) ………. 144
5.51. Jumlah Klorofil b (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena
Inokulasi FMA pada Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) …… 144
5.52. Jumlah Klorofil b (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 3 (DHL 6 – 7
mmhos/cm) ……… 145
5.53. Jumlah Klorofil b (mg/g) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA pada Lokasi 3
(DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 145
5.54. Jumlah Klorofil b (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga
Lokasi ………. 146
5.55. Jumlah Klorofil total (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 148
5.56. Jumlah Klorofil Total (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 3 (DHL 6 – 7
mmhos/cm) ……… 148
5.57. Jumlah Klorofil Total (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena
Inokulasi FMA pada Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) …… 149
5.58. Jumlah Klorofil Total (mg/g) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di lokasi 3 (DHL 6 – 7
mmhos/cm) ……… 149
5.59. Jumlah Klorofil Total (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga lokasi ……….. 150
5.60. Kandungan Fosfor Tajuk (%) karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan
Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ……….. 151
5.61. Tabel 75. Kandungan Fosfor Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5
mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 152
5.62. Kandungan Fosfor Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 3
5.64. Kandungan Kalium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm)
dan Lokasi 3 (6 – 7 mmhos/cm) ……… 155
5.65. Kandungan Kalium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………... 155
5.66. Kandungan Kalium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 156
5.67. Kandungan Magnesium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5
mmhos/cm) ……… 157
5.68. Kandungan Magnesium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm)
dan Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 158
5.69. Kandungan Magnesium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 159
5.70. Kandungan Kalsium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan
Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ……….. 160
5.71. Kandungan Kalsium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 3 (DHL 6 – 7
mmhos/cm) ……… 161
5.72. Kandungan Kalsium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 162
5.73. Kandungan Natrium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai
karena Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ……….. 163
5.74. Kandungan Natrium Tajuk (%) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5
mmhos/cm) ……… 164
5.75. Kandungan Natrium Tajuk (%) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5
mmhos/cm) ……… 164
5.76. Kandungan Natrium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ………
165
5.77. Kandungan Klor Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena
Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ……….. 167
5.78. Kandungan Klor (%) karena Aplikasi Asam Askorbat di
Tiga Lokasi ……… 168
5.79. Kandungan Klor Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 169
5.80. Perbadingan K/Na Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan
Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 170
5.81. Perbandingan K/Na Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi
FMA di Tiga Lokasi 171
5.82. Perbadingan K/Na Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi
Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ………. 172
5.83. Kandungan Air Relatif Daun (%) Dua Genotipa kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 173
5.84. Kandungan Air Relatif Daun (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 175
5.85. Kandungan Prolin Daun (µmol/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 3
(DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 176
5.86. Kandungan Prolin Daun (µmol/g) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 2
(DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 177
5.89. Kandungan Gula Tereduksi (%)Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA
di Tiga Lokasi ……… 181
5.90. Kandungan Protein Terlarut Daun (mg/g) karena Aplikasi
Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ……… 182
5.91. Kandungan Protein Terlarut Daun (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5
mmhos/cm) ……… 182
5.92. Kandungan Protein Terlarut Daun (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan
Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm)
dan Lokasi 3 (6 – 7 mmhos/cm) ……… 183
5.93. Kandungan Protein Terlarut Daun (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi
FMA di Tiga Lokasi ……….. 184
5.94. Persentase Kolonisasi FMA (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Lokasi 1, Lokasi 2 dan Lokasi 3 .………... 185
5.95. Persentase Kolonisasi FMA (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Tiga Lokasi ……… 187
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1. Pengaruh Cekaman Salinitas pada Tanaman ……... 11
2.2. Gejala Visual pada Genotipe Kedelai Sensitif (Includer) dan
Varietas Kedelai Toleran pada NaCl 120 nM ……… 14
2.3. Perbandingan Sistem Perakaran pada Genotipe Kedelai Toleran Cl dan Sensitif Cl pada Kultur Hidroponik 120
mM NaCl setelah Perlakuan NaCl 14 Hari ……… 14
2.4. Struktur Kimia Asam Askorbat ………. 18
2.5. Penampang Melintang Akar yang Menunjukkan
Karakteristik Struktur Fungi Mikroriza Arbuskular ………. 20
2.6. Pengaruh Mikoriza Arbuskular pada Ketersediaan dan
Penyerapan Unsur Hara ………. 21
2.7. Mekanisme FMA untuk Mengurangi Pengaruh Salinitas
pada Tanaman ……… 26
2.8. Bagan Alir Kerangka Konseptual Penelitian ………. 42
3.1. Tingkat Ekspresi Gen pada Kedelai Seleksi Tahan
Salinitas F3 Varietas Grobogan ………... 56
3.2. Tingkat Ekspresi Gen pada Kedelai Varietas Grobogan …... 57
3.3. Tingkat Ekspresi Gen pada Kedelai Varietas Burangrang … 57
4.1. Akar Kudzu (P. javanica) yang Terinfeksi Fungi Mikoriza
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan ………... 250
2. Deskripsi Kedelai Varietas Burangrang ……… 251
3. Hasil Analisis Tanah ……….. 252
4. Nomor-Nomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman
pada Tetua ………..
253
5. Nomor-Nomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman pada
Generasi Pertama ………...
254
6. Nomor-Nomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman pada
Generasi Kedua ……….. 256
7. Nomor-Nomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman pada
Generasi Ketiga ……….. 257
8. Nomor-Nomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman pada
Generasi Keempat ……….. 258
9. Nilai F Hitung Karakter Morfologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA pada
Lokasi Penelitian 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm ……….. 259
10. Nilai F Hitung Komponen Hasil Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Lokasi Penelitian 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ………. 260
11. Nilai F Hitung Karakter Fisiologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Lokasi Penelitian 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ………. 261
12. Nilai F Hitung Karakter Biokimia dan Kolonisasi FMA pada Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi Penelitian 1 (DHL 4 – 5
13. Nilai F Hitung Karakter Morfologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Lokasi Penelitian 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 263
14. Nilai F Hitung Komponen Hasil Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Lokasi Penelitian 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 264
15. Nilai F Hitung Karakter Fisiologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Lokasi Penelitian 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 265
16. Nilai F Hitung Karakter Biokimia dan Kolonisasi FMA pada Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi Penelitian 2 (DHL 5 – 6
mmhos/cm) ……… 266
17. Nilai F Hitung Karakter Morfologi Dua Gentipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMAdi
Lokasi Penelitian 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 267
18. Nilai F Hitung Komponen Hasil Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Lokasi Penelitian 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 268
19. Nilai F Hitung Karakter Fisiologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Lokasi Penelitian 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 269
20. Nilai F Hitung Karakter Biokimia dan Kolonisasi FMA pada Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi Penelitian 3 (DHL 6 – 7
mmhos/cm) ……… 270
21. Nilai F Hitung Karakter Morfologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di
Tiga lokasi Penelitian ………. 271
22. Nilai F Hitung Komponen Hasil Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat danInokulasi FMA di Tiga
24. Nilai F Hitung Karakter Biokimia dan Kolonisasi FMA pada Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat
dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi Penelitian ………. 274
25. Hasil Uji Korelasi Karakter Fisiologi, Biokimia, Kolonisasi FMA dan Hasil pada Penelitian di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ……… 275
26. Hasil Uji Korelasi Karakter Fisiologi, Biokimia, Kolonisasi FMA dan Hasil pada Penelitian di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ……… 276
27. Hasil Uji Korelasi Karakter Fisiologi, Biokimia, Kolonisasi FMA dan Hasil pada Penelitian di Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ……… 277
28. Penetapan Kandungan Klorofil Daun ……… 278
29. Penetapan Kandungan Prolin Daun ………... 279
30. Penetapan Kandungan Gula Tereduksi Daun ……… 280
31. Penetapan Kandungan Protein Terlarut Daun ……….. 281
32. Penetapan Persentase Kolonisasi FMA ……… 282
33. Identifikasi Tipe Spora FMA ……… 283
34. Klasifikasi Kolonisasi FMA pada Akar ……… 294