• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1. Tinjauan Literatur Tentang Komik 2.1.1. Pengertian Komik

Komik lebih dari sekedar cerita bergambar yang tujuannya menghibur dan ditujukan kepada anak-anak sebagai buku bacaan maupun sebagai pengisi waktu senggang. Pemahaman masyarakat tentang komik selalu berisikan cerita anak yang sederhana yang kurang berseni dan bahasa, harganya murah, sekali dibaca lalu dibuang. Scott McCloud berpendapat dalam bukunya yang berjudul “Undernstanding Comic”, bahwa pengertian tersebut adalah kesalahpahaman pemaknaan komik di mata masyarakat padahal komik memiliki potensi yang tidak terbatas dan menggairahkan. Lebih dari itu, komik merupakan suatu bentuk media komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan maupun informasi secara popular dewasa ini serta sifatnya yang mudah dipahami siapa saja.

Kesalahpahaman tentang pengertian komik boleh jadi dikarenakan masyarakat terlalu mempersempit pengertian komik itu sendiri. Panduan gambar dan tulisan yang merangkai alur cerita adalah kekuatan komik. Gambar membuat cerita pada komik lebih mudah diserap dan teks yang ada membuatnya lebih mudah dimengerti, sementara alur membuat pesan yang hendak disampaikan lewat komik dapat diikuti dan dipahami.

Scott McCloud menjelaskan bahwa seorang maestro komik bernama Will Eisner mendefinisikan komik sebagai seni berurutan, dan McCloud sendiri mempertegasnya dengan pemahaman-pemahaman yang disertai penjelasan bahwa komik adalah gambar-gambar serta lambang lain yang terjukstaposisi dalam urutan tertentu, untuk menyampaikan pesan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Berdasarkan definisi tersebut, menurut Cloud komik memanfaatkan ruang dalam media gambar untuk meletakkan gambar demi gambar sehingga membentuk suatu alur cerita yang utuh.

Di Indonesia orang belum mempermasalahkan pengertian komik secara teoritis, kata komik diterima secara umum untuk menyebutkan sastra gambar.

(2)

Namun perbedaan ditekankan bahwa komik memiliki kelebihan karena kurang menonjolkan kepribadian penulisnya. Lewat komik, penulis lebih banyak mengungkapkan orisinalitasnya melalui gambar dan bukan cerita. Banyak penerbit dan komikus mengatakan bahwa bagi mereka komik adalah alat “untuk membuang waktu”. Komik mirip dengan publiknya, karena dialektika antara penulis dan pembaca adalah untuk memusakan pembaca bukan penulisnya, sehingga tidak mengherankan koik di Indonesia lebih dipahami sebagai media hiburan sehingga kesalahpahaman akan pengertian komik yang mendunia terjadi pula di Indonesia.(Bonnef 8)

Menurut Toni Masdiono seorang komikus dalam bukunya “14 Jurus Membuat Komik” mengutarakan pendapat bahwa komik bukanlah cergam (Cerita Bergambar), dalam cergam gambar berperan sebagai ilustrasi, pelengkap tulisan sehingga tanpa hadirnya gambar pun cerita masih bisa dinikmati pembaca. Sedangkan dalam komik yang terjadi adalah sebaliknya, teks atau tulisan berperan sebagai pelengkap gambar misalnya : memberi dialog, narasi dan sebagainya jadi lebih tepatnya komik adalah “Gamcer” atau Gambar Bercerita.

Pandangan komik yang masih dianggap sebagai buku anak-anak yang sekali baca lalu dibuang sudah tidak ada di zaman sekarang ini. Komik merupakan media untuk menyampaikan pesan secara menarik. Jadi, komik adalah gambar-gambar serta lambang dalam urutan tertentu, untuk menyampaikan pesan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya sehingga dapat diterima dengan menarik dan lebih mudah.

2.1.2. Fungsi dan peranan Komik Dalam Kehidupan Sosial

Komik merupakan salah satu buku bacaan ringan yang menghibur serta mendidik sesuai dengan isi dan pesan dari cerita yang dibawakan. Tidak seperti pada tahun 90-an dimana buku komik lebih ditujukan sebagai bacaan anak-anak, kini buku komik juga menjadi bacaan para remaja dan juga orang dewasa karena komik itu sendiri juga memiliki kategori bobot cerita yang lebih berat biasanya untuk usai remaja sampai dewasa. Sebenarnya komik tidak hanya sebatas pada bacaan yang ringan dan menghibur, komik merupakan salah satu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi

(3)

secara popular, mudah dimengerti dan mudah diingat. Hal ini dikarenakan ciri khas komik yang memadukan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar sehingga membuat informasi menjadi lebih mudah diserap oleh pembacanya. Karena sifat komik yang dapat menyampaikan informasi dan pesan dengan baik maka komik dianggap memiliki peran yang cukup penting dalam memberikan pengaruh sera perubahan perilaku pada para pembaca komik (Bonneff 195). Selain itu, komik juga dianggap sebagai media grafis yang efektif dalam menyampaikan pesan karena kekuatan bahasa gambar dan bahasa tulis yang dimilikinya.

Semakin berkembangnya jaman, dunia desain komunikasi visual juga ikut berkembang. Komik sebagai salah satu elemen didalamnya pun ikut mengikuti perkembangan jaman yang ditujukan dengan hadinya komik yang berfungsi sebagai media hiburan dalam unsur komunikasi visual lainnya seperti dalam perfilman dimana cerita dalam komik dapat diangkat menjadi sebuah film televise dan bahkan sebagai film layar lebar yang ditayangkan di bioskop. Komik selain dapat diterapkan sebagai media komunikasi visual juga dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan yang dapat menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Seperti yang kita ketahui, daya serap belajar dapat melalui aspek visual (gambar), auditori (suara), dan keptik (gerakan). Gaya belajar secara visual merupakan gaya belajar yang banyak mengandalkan gambar/visual sebagai daya serap informasi. Oleh sebab itu, komik merupakan salah satu alat yang dapat menyampaikan pesan dengan baik, karena dalam komik perpindahan pesan tersebut berjalan dari pikiran ke tangan, dari tangan ke kertas, dari kertas ke mata dan dari mata ke pikiran pembaca, yang artinya pesan dari komikus dapat mengalir tanpa terpengaruh apapun untuk sampai pada pembaca (McCloud 195). Sebagai sebuah media komunikasi, pesan yang disampaikan melalui komik sifatnya lebih jelas, runtut dan juga lebih menyenangkan. Oleh karena itu media komik memiliki potensi sebagai sumber belajar yang baik. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa media komik mampu memberikan dampak pada para remaja yang menganggur untuk menimbulkan semangat dalam memulai membuka lapangan kerja sendiri. Sehingga dapat semakin mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia yang meningkat setiap tahunnya.

(4)

2.1.3. Sejarah Perkembangan Komik

Dalam buku “Undersanding Comic”, sejarah perkembangan komik dimulai jauh sebelum komik muncul dalam bentuk sebagai media hiburan atau informal, manusia telah menggunakan bahasa visual yang berurutan untuk menyampaikan pesan atau kisah. Hal ini terbukti dengan penemuan artefak berupa naskah bergambar pada tahun 1519 temuan Cortes, yang kemudian diamati oleh Alfonso Caso, sejarahwan dan arkeolog asal Mexico. Artefak tersebut merupakan gambar berwarna sepanjang 36 kaki 12 meter berjudul “Kuku Macan 8 Rusa atau Kuku Oselot” yang bercerita tentang seorang pahlawan militer dan politikus bangsa Mexico Kuno bernama sama dengan judul naskah tersebu.

Asal muasal memang tidak dapat ditentukan pastinya kapan dan dimana, sebab nyaris semua bangsa di muka bumi menggunakan gambar sebagai bahasa visual yang digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi. Selain Hieroglif Mesir, Kuku Onselot Mexico dan masih banyak lainnya juga di muka bumi ini. Hal ini membuktikan bahwa di zaman Pra Sejarah manusia mengenal gambar dalam berkomunikasi maupun mengabadikan suatu kejadian.

Namun ada suatu peristiwa yang berdampak luar biasa dalam perkembangan komik dunia seperti halnya dalam sejarah tulisan yaitu penemuan mesin cetak. Dengan ditemukannya mesin cetak bentuk seni yang sebelumnya hanya diperuntukan bagi orang kaya dan berkuasa sekarang dapat dinikmati semua orang. Hal ini dikarenakan pada zaman sebelum ditemukan mesin cetak, karya seni selama ini dipatok pada tingkat kesulitan pembuatan sehingga harganya pun menjadi tinggi yang hanya mampu dijangkau oleh orang kaya namun dengan ditemukannya mesin cetak memungkinkan dilakukan produksi masal dengan harga terjangkau oleh siapa saja.

Rudolf Topffer terkenal dengan cerita bergambarnya yang satiris sejak pertengahan 1800, dimana dalam karyanya ia menggunakan kartun dan panel-panel pembatas, serta menyelaraskan kata dan gambar. Karya Rudolph merupakan komik pertama yang ada di Eropa, sayangnya Rudolf Topffer dalam proses memahami komik sangatlah besar walaupun hanya untuk kesadarnnya bahwa ia bukanlah seorang seniman maupun penulis. Beberapa komik yang sangat mengilhami dan inovatid pada abad sekarang tidak pernah disebut sebagai komik,

(5)

bukan karena kualitasnya yang unggul, tetapi komik lebih suka disebut illustrator, artis komersial, atau paling bagus kartunis. Jadi, rendahnya penghargaan terhadap komik disebabkan oleh perasaan minder yang dimiliki komikus itu sendiri.

Menurut Marcell Bonnef dalam bukunya yang berjudul “Komik Indonesia”, perkembangan komik di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa fase yakni:

a. Gambar prasejarah

Kelahiran komik di tanah air sudah dapat dinikmati pada relief-relief peninggalan zaman pra sejarah seperti dalam candi, dikarenakan relief-relief tersebut pada umunya merupakan bentuk cerita bergambar berurutan yang dengan sengaja dipahat pada batu yang difungsikan sebagai dinding candi. Yang terbesar adalah relief candi Borobudur yang menggambarkan ajaran-ajaran Budha dan aspek-aspek kehidupan manusia mulai dari tingkat rendah (Kamadhatu) sampai tingkat tinggi (Rupadhatu). Hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya komik di tanah air.(Bonnef 16-8)

b. Pengaruh Barat dan Cina (1931-1954)

Perkembangan berikutnya merupakan pengaruh Barat dan Cina (1931-1954) Pada era ini komik muncul pada masa penjajahan Hindia Belanda salah satunya adalah omik karya Clinge Doorenbos yang berjudul Flippie Flink yang dimuak dalam harian berbahasa Belanda De Java Bode (1938). Surat kabar Sin Po, sebuah media komunikasi Cina penakan yang berbahasa melayu, merupakan Koran pertama yang memuat komik humor. Sejak 1930 Sin Po setiap minggu memuat cerita petualangan tokoh jenaka karya komikus muda Kho Wang Gie. Namun pada era ini komik Put On merupakan salah satu komik popular di masyarakat, komik ini menceritakan seorang pemuda yang selalu sial namun tampil menyenangkan, tokoh ini digambarkan sebagai seoran Cina yang rendah hati dan mewakili rakyat kecil, setia pada tanah air Indonesia, namun sering kali Put On menjadi korban berbagai peraturan yang simpang siur. Pada masa penjajahan Jepang, pers diberangus dan dimanfaatkan untuk keperluan propaganda Asia Timur Raya sehingga perkembangan komik tanah air sempat benar-benar terhenti. Setelah proklamasi kemerdekaan,

(6)

merupakan upaya untuk menata ekmbali bagi media massa serta kebangkitan komik kembali. Di era ’50-an dikenal sosok peolopor komikus Indonesia yaitu Abdulsalam lewat karyanya “Kisah Pendudukan Jogja” yang dimuat di harian “Kedaulatan Rakyat”.

Gambar 2.1 Komik Put On

Sumber : tonyantique.blogspot.com/2014/03/40-lembar-komik-put-on.html c. Kembali ke Sumber “Kebudayaan Nasional” (1954-1960)

Periode lahir akibar serbuan komik-komik asing yang ada khususnya dari Barat, bebrapa pendidik mengkritik bahwa omik bukan hanya dari segi bentuknya yang dianggap mendidik melainkan juga dari segi gagsannya yang berbahaya. Sehingga lahirlah gerakan nasional dimana pergerakan bertujuan untuk membebaskan diri dari pengaruh Barat yang dinilai negative dengan cara menegaskan kepribadian nasionalnya. Sejak itu munculah komik jenis yang disebut “Komik Wayang” masyarakat menyambut hangat kehadiran komik wayang sehingga paa pendidik yang masih menentang komik tidak punya alasan untuk melontarkan kritik. Komik Wayang terbitan pertama muncul antara tahun 1954 dan 1955, seperti “Lahirnya Gatotkatja” (terbitan Keng Po).

d. Komik dan Nasionalisme ala Soekarno

Selain mengkomikkan legenda, Medan juga telah menghasilkan komik-komik yang mengisahkan perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan Indonesai. Sekitar tahun 1963, komik perjuangan khususnya di bawah kepemimpinan Bapak Soekarno kembali disukai dan berkembang di Jakarta dan Surabaya.

(7)

e. Masa Roman Remaja (1964-1966)

Setelah komik terbebas dari politisasi, kisah-kisah cinta dalam kehiduapan remaja mulai bermunculan. Di era ini, sudur pandang komersial, erotisme dan kekeran lebih mendatangkan untung daripada melukiskan kebaikan hati. Rok ketat yang minim di tubuh montok para wanita muda, perwujudan kasih saying yang berani dan contoh tingkah laku yang tidak patut diteladani hanya diolah sepintas. Itu sebagai alasan untuk menyajikan adegan panas yang makin memenuhi panel-panel komi.

f. Mengembalikan Ketertiban atas Nama Pancasila (1966-1967)

Setelah peritiwa bardarah Oktober 1965, TNI sebagai angkatan bersejata yang mengembalikan keamanan negeri menganggap, bahwa kelompok yang bertanggung jawa adalah partai komunis. Dampak dari peristiwa ini, komik menjadi semakin tidak jelas dikarnakan komik dinilai memberi dampak bebas berkreasi. Sehingga pengawasan peredaran komik diperketat, komik yang dinilai melanggar norma seperti pornografi serta bertentangan dengan Pancasila ditarik dari pasaran. Selain itu komik diharuskan diperiksa terlebih dahulu ketika masih berupa naskah yang kemudian dikerluarkan surat izinnya oleh Departemen Penerangan.

g. Menuju Stabilitas (1968-1971)

Setelah penertiban tahun 1967, situasi dunia perkomikan berangsur-angsur membaik sehingga terbentuk penertiban yang cukup stabil serta penanaman modal pun terjadi. Penerapan pengawasan pembentukan Ikasti (Ikatan Seniman Tjergamis Indonesia) cenderung menghimpun semua pihak yang berkepentingan. Dapat terlihat pada era ini komik Indonesia mulai berupaya melepaskan diri dari pengaruh barat sontohnya menghindari plagiat meskipun berdampak biaya semakin mahal serta membatasi komik impor. Pada masa bersamaan komik sentimental (roman remaha) merajai pasar komik, humor pun mengalami peningkatan yang signifikan dengan munculnya tokoh-tokoh yang menggantikan tokoh Punakawan tradisional.

(8)

Memasuki akhir abad ke-20, yang ditandai dengan dimulainya zaman kebebasan informasi dengan bangkitnya internet dan juga kemerdekaan penerbitan, komikus memperoleh banyak pencerahan dengan membanjirnya komik-komik dari luar negeri, sehingga mereka bisa mengeksplorasi gaya masing-masing berdasarkan acuan karya asing yang mereka sukai. Ada 2 aliran utama yang memengaruhi komik modern Indonesia, yaitu Amerika atau yang lebih dikenal dengan comics, dan Jepang dengan stereotipe manga-nya. Namun belakangan, manga-lah yang lebih mendominasi perkembangan tipikal karakter komik Indonesia. Hal ini tak bisa dihindari, mengingat yang kena pengaruh manga ini bukan cuma komikus Indonesia, tapi bahkan juga komikus Amerika dan Eropa. Menyeberangi abad, memasuki awal abad ke-21, banyak komikus Indonesia yang bangkit dan berjuang melawan hegemoni komik-komik dari luar negeri. Mereka berusaha tampil berbeda dengan membuat gaya gambar yang lebih variatif dan eksperimental. Bahkan banyak komikus indie (independen) yang memassalkan karyanya dengan mengandalkan mesin fotokopi. Dengan penuh semangat dan keberanian mereka memasarkan karya-karya mereka di pameran-pameran komik, atau bahkan dengan melakukan barter dengan sesama komikus. Bersamaan dengan itu, juga tidak sedikit yang melabeli karyanya dengan ‘copyleft’ (lawannya copyright), yang artinya: silakan digandakan, asal tidak untuk dikomersilkan. Pesatnya perkembangan internet, yang diikuti oleh semakin mudah dan murahnya pembuatan website maupun blog, maka tidak sedikit komikus Indonesia yang lantas memanfaatkannya untuk memajang dan bahkan memasarkan komiknya secara langsung. Dan perkembangan ini diikuti oleh bermunculannya toko-toko komik online, yang bagusnya, selain akan menyingkat jalur distribusi, juga akan membuat harga komik menjadi lebih terjangkau. Dan bagi komikus, sistem penjualan ini membuat mereka bisa menentukan sendiri harga komiknya, dengan resiko laku atau tidaknya akan ditanggung sendiri, karena pihak toko online biasanya hanya mengambil fee dari tiap transaksi. Di hari-hari mendatang, dengan makin majunya dunia internet,

(9)

dan juga semakin canggihnya perangkat baca-tulis jinjing, serta kian lebarnya pintu perdagangan bebas dikuakkan, akan ke mana nasib komikus Indonesia dimuarakan? Namun yang jelas, mengingat hutan sudah semakin langka maka harga kertas pun akan semakin mahal. Maka, alangkah tidak arifnya apabila komikus masih terus ingin berkutat di media cetakan di atas kertas. Jadi, rasanya, sudah waktunya komikus Indonesia mulai bermigrasi ke media digital. Ke internet, ke telepon genggam, ke buku elektronik, dan entah apa lagi yang akan dihadirkan oleh teknologi untuk kita.

Gambar 2.2. Komik Batman dan Komik Sailor Moon Sumber: dccomicsartists.com/batman/BronzeAge.htm

2.1.4. Bentuk dan Jenis Komik

Komik berkembang seiring waktu, bahkan bentuk dan jenis komik makin bervariasi dari tahun ke tahun sehingga diperlukan usaha untuk menelaah jenis-jenis rupa komik yang semakin variatif. Berikut adalah jenis-jenis-jenis-jenis rupa komik beserta contohnya dengan penjabaran sebagai berikut :

a. Kartun/Karikatur (Cartoon)

Hanya berupa satu tampilan saja, didalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisa-tulisan. Biasanya komik tipe kartun/karikatur ini

(10)

berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindiran)yang mana dari gambar tersebut dapat menimbulkan sebuah arti sehingga pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya.

b. Komik Potongan (Comic Strip)

Penggalan-penggalan gambar yang disusun/dirangkai menjadi sebuah alur cerita pendek. Namun isi ceritanya tidak terpaku harus selesai disitu bahkan bisa juga dijadikan suatu cerita bersambung atau berseru. Biasanya terdiri dari tiga hingga enam panel atau sekitarnya. Komik Potongan (Comic Strip) ini biasanya disodorkan dalam tampilan harian atau mingguan disebuah surat kabar, majalah maupun tabloid. Penyajian isi cerita juga dapat berupa humor atau cerita yang serius yang menyenagkan untuk disimak setiap periodenya hingga akhir cerita.

Gambar 2.4 Komik strip Benny & Mice Sumber :

4.blogspot.com/-7r0NUsOAfIM/ThmCjg58zJI/AAAAAAAAAJE/cyyVowHryY/s1600/benny_m ice2.jpg

c. Buku Komik (Comic Book)

Alunan gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (Comic Book) ini sering kali disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam buku komik

(11)

berisikan 32 halaman, bisanya pada umumnya ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana didalamnya berisikan isi cerita, iklan dan lain-lain. Buku komik sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

- Komik Kertas Tipis (Trade Paperback)

Buku komik ini berukuran seperti buku biasa, tidak terlalu lebar dan besar. Walau pun berkesan tipis naming bisa juga dikemas dengan menggunakan kulaitas kertas yang baik sehingga penyajian buku ini terlihat menarik. Kelebihan lainnya terletak pada paduan warna yang serasi, membuat buku komik ini sangat digemari.

- Komik Majalah (Comic Magazine)

Buku komik berukuran seperti majalah (ukuran besar), biasanya menggunakan tipe kertas yang tebal dank eras untuk sampulnya. Dengan ukuran yang besar tersebut tentunya dengan misalkan 64 halaman bisa menampung banyak gambar dan isi cerita.

- Komik Novel Grafis

Biasanya isi cerita lebih panjang dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya. Isi Buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga dalam bentuk seri atau cerita putus.

d. Komik Tahunan (Comic Annual)

Bila pembuat komik sudah dalam lingkup penerbit yang serius, penerbit akan secara teratu, misalkan setiap tahun atau beberapa bulan sekali akan menerbitkan buku-buku komik baik itu cerita putus maupun serial.

e. Album Komik (Comic Album)

Para penggemar bacaan komik baik itu komik karikatur maupun komi strip dapat mengkoleksi hasil guntingan dari berbagai sumber media bacaan, dimana hasil koleksi-koleksi itu kemudian dikumpulkan dan disusun rapi menjadi sebuah album bacaan.

f. Komik Online (Webcomic)

Selain media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid dan bulletin, media internet juga dapat dijadikan sarana dalam mempublikasikan komik-komik. Dengan menyediakan situs web maka para pembaca dapat menyimak komik sesuai keinginan bahkan tanpa paksaaan. Dengan menggunakan media

(12)

internet, jangkauan pembaca bisa lebih luas daripada media cetak. Komik Online bisa dijadikan langkah awal untuk mempublikasikan komik-komik dengan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan media cetak.

g. Buku Instruksi dalam format komik (Instruksional Comics)

Tidak sedikit sebuah panduan atau instruksi sesuatu dikemas dalam format komik, bisa dalam bentuk buku komik, poster komik, atau tampilan lainnya. Pembaca akan lebih mudah mengerti bila melihat alunan gambar daripada harus membaca prosedur-prosedur dalam bentuk tulisan. Selain itu dengan format ini membuat tampilan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. h. Rangkaian Ilustrasi (Storyboard)

Biasanya didalam dunia perfilman maupun periklanan, sebelum melangkah dalam pembuatan film akan lebih mudah dalam proses produksi apabila dibuat rangkaian ilustrasi terlebih dahulu, biasanya rangkaian ilustrasi ini dibuat dalam bentuk gambar, dan sudah tentu rangkaian ilustrasi gambar tersebut disusun menjadi sebuah rangkaian yang bisa disebut komik. Namun tidak perlu jauh-jauh kedalam dunia perfilman dan iklan, sebelum komikus membuat komik sudah pasti terlebih dahulu membuat sebuah rangkaian alur ilustrasi (storyboard)nya, setelah itu baru diproses penggambaran, penintaan, pewarnaan, dan layout.

i. Komik Ringan (Simple Comic)

Jenis komik ini terbuat dari hasil cetakan dan buatan tangan, Hal ini pembuat komik dengan biaya rendah turut dapat menciptakan komik dan berkarya, cara ini digunakan sebagai alternatif cara untuk turut berkarya kecil-kecilan, bisa dijadikan langkah awal bagi para komikus.

2.1.5. Basis Media Komik

Menggambarkan komik diseluruh dunia mempunyai empat klasifikasi atau gaya gambar utama. Yang pertama adalah cartoon style atau gaya gambar lucu. Kartun artinya gambar lucu, atau yang lebih dikenal dengan animasi kartun (cartoon animation). Cartoon animation artinya animasi gambar yang lucu. Ada beberapa contoh tokoh-tokoh dengan gaya kartun di sejumlah bagian negara. Contoh gaya gambar kartun di Amerika Serikat dan Eropa antara lain Mickey

(13)

mouse, Asterix & Obelix, Smurf, Tintin dan lain sebagaiya. Di Jepang ada Doraemon, Sinchan, Kobochan. Indonesia juga punya tokoh kartun diantaranya adalah Benny & Mice, Kompopilan, Panji Koming dan lain-lain.

Gaya kedua adalah gaya semi cartoon atau semi realism style. Gaya gambar ini merupakan gabungan gaya realis dan kartun. Karikatur adalah ciri paling khas dari gaya ini. Ada banyak pula gaya-gaya lainnya tergantung dari kemampuan menggambar realis dan kartu yang digabungkan. Ini merupakan level atau tingkatan dari pembuat komik atau comic artist itu sendiri. Aliran semirealis ini juga banyak variasi, beberapa contoh yang ada di Amerika Serikat adalah Batman, Superman, dan lain-lain. Gambar semikartun yang ada di jepang juga dapat dilihat pada Dragonball, Naruto dan lain sebagainya. Beberapa kartun lokal yaitu Doyok, Ali Topan, Sawung Kampret dan lain-lain.

Ragam ketiga adalah realism style atau gaya gambar realis, dimana gaya gambar komik dibuat semirip mungkin medekati anatomi dan fisiologi, postur tubuh, wajah, dan ras manusia atau satwa, tumbuhan dan mahkluk cerdas lainnya. Aliran realis menampilkan gaya gambar manusia yang mengarah pada wajah ras dari komik tersebut berasal. Jika pembuat komiknya dari Jepang, maka gambar wajah yang digambar cenderung wajah ras orang Jepang. Demikian juga komikus Amerika Serikat atau Eropa, mereka cenderung membuat gambar wajah Caucaisian. Sama halnya dengan ras negro, Timur Tengah, India, dan negara kita Indoneseia, akan cenderung untuk membuat komik dengan gaya gambar realis dari rasnya sendiri. Contoh gaya realis dari AS dan Eropa adalah Justice, Kingdom Come. Jepang mempunyai gaya realis pada komik City Hunter , Crying Freeman. Indonesia juga punya, yaitu Gundala, Alia, Komodo dan lain-lain.

Gaya keempat adalah fine art style. Gaya gambar fine art adalah gaya gambar dimana komikus menggambar sesuai dengan apa yang timbul di pikirannya, tanpa melihat orang tersebut punya latar belakan seni atau tidak. Hasil karyanya cenderung dekoratif dan abstrak. Tujuan utama pembuatan gambar fine art adalah rasa seni itu sendiri tanpa diikat oleh bentuk kartu, semikartun dan realis. Tidak terikat pula oleh aturan perspektif, pencahayaan maupun shading.

(14)

Seperti halnya dalam cerita bergambar, komik memiliki bebrapa komponen-komponen penting didalamnya yang menunjang dalam bentukan fisik komik yang menjadikannya ciri khas untuk membedakan dengan cerita bergambar dan novel bergambar. Berikut adalah beberapa elemen komik :

a. Panel

Panel berarti beberapa buahkotak yang berisi gambar dan teks yang nantinya akan membentuk sebuah alur cerita. Panel juga disebut sebagai frame atau representasi terhadap kejadian utama di dalam cerita yang terdapat dalam komik tersebut. Menurut McCloud (99), panel pada komik berfungsi sebagai petunjuk waktu atau ruang yang terpisah, sedangkan jangka waktu serta dimensi ruang di dalam komik diperjelas lagi oleh isi dari panel tersebut, bukannya dari panel itu sendiri. Panel frame memiliki beragam variasi bentuk, tidak terlalu berbetuk kotak persegi. Panel frame dapat memiliki bentuk bulat dan bahkan panel frame tersebut dapat dijadikan sebagai background. Bentuk panel juga disesuaikan dengan kebutuhan dari situasi keadaan yang ingin lebih ditekankan, misalnya dalam keadaan marah, panel yang ditampilkan dapat berupa frame yang bergerigi. Panel frame juga menyesuaikan dengan benda-benda yang berhubungan dalam cerita komik tersebut misalnya saha panel frame yang berbetuk lingkaran teropong dan sebagainya. Pada intinya, tidak ada hokum baku dalam pembuatan panel komik karena membuat panel frame ini membutuhkan nilai estetika. Urutan dalam membaca panel yakni dari kiri ke kanan, atas ke bawah. Urutan membaca ini telah disesuaikan dengan kebiasaan pembaca dalam membaca sebuah buku. Namun untuk komik mangan Jepang, urutan membacanya biasanya dari kanan ke kiri, atas kebawah karena juga disesuaikan dengan kebiasaan membaca di Jepang.

b. Sudut pandang

Komik disebut-sebut sebagai citra visual yang filmis, karena rangkaian gambar yang ada dalam komik menggunakan pola yang digunakan didalam film. Pergerakan kamera yang diterapkan dalam film juga dapat diterapkan ke dalam visualisasi komik, sehingga adegan yang dibawakan pun semakin dramatis. Dalam komik terdapat lima macam sudut pandang yaitu:

(15)

- Bird Eye View

Adalah sudut pandang gambar yang diambil dari posisi jauh di atas ketinggian obyek dalam gambar, Dalam sudut pandang ini, lingkungan sekitar obyek dapat ditampilkan dengan luas

- High Angle

Sudut pengambilan gambar pada High Angle ini memiliki ketinggian yang lebih rendah dibandingkan pengambilan gambar bird eye view. Selama sudut pandang yang diambil masih berada diatas obyek dapat dikatakan sebagai High Angle.

- Low Angle

Sudut pandang Low angle adalah pengambilan gambar dalam keadaan obyek berada lebih rendah dari sudut pandang mata.

- Eye Level

Merupakan sudut pengambilan gambar yang sejajar antara mata dengan obyek, dimana sudut pandang ini diambil sesuai dengan keadaan ketika seseorang melihat obyek yang memiliki ketinggian yang sama dengannya, eye level kadang juga disebut dengan istilah Level Bagi Angle.

- Frog eye

Frog eye atau mata kodok merupakan teknik pengambilan gambar dengan sudut pandang dimana mata memiliki ketinggian dibawah obyek yakni ketinggian yang paling dekat dengan tanah.

c. Ukuran Gambar dalam Panel

Biasa juga disebut dengan frame size, dimana ukuran gambar disesuaikan dengan kebutuhan adegan yang ditampilkan, karena setiap adegan memiliki maksud dan makna tertentu sehingga ukuran gambarnya pun harus menyesuaikna demi terwujudnya suadana yang diharapkan dalam adegan tersebut. Ragam ukuran tersebut antara lain

- Close Up

Adalah pengambilan gambar dari bagian kepala sampai bahu. - Extreme Close Up

Ukuran gambar ini hanya memperlihatkan bagian tertentu dari obyek gambar sehingga gambarnya seperti terpotong.

(16)

- Medium Shot

Posisi gambar yang ditampilkan terletak antara long shot dan close up dimana pada obyek manusia, pengambilan gambarnya diambil dari lutu atau dibawah pinggang sampai ke atas. Ukuran gambar dalam medium shot ini sifatnya tidak memenuhi panel, sehingga background di sekitar obyek masih dapat terlihat dengan jelas.

- Long Shot

Pengambilan gambar dengan tipe long shot ini menampilkann sebagian besar wilayah tempat kejadian. Segala macam obyek di sekitar wilayah tempat kejadian dapat diperlihatkan kepada pembaca. Long shot ini digunakan pembaca mengetahui siapa dan apa yang terlibat dalam adegan tersebut.

- Exterme Long Shot

Gambar yang ditampilkan mencakup wilayah yang lebih luas dan diambil dari jarak yang sangat jauh.

d. Parit

Istilah parit ini mengacu pada jarak antar panel. Parit atau ruang sela ini dapat menumbuhkan imajinasi pembaca, karena kedua gambar terpisah antar panel dapat diinterpretasikan oleh pembaca sebagai sebuah gagasan (McCloud 66). Parit atau ruang sela bisa bervariasi tergantung dari kebutuhan dan kreatifitas dari komikusnya.

e. Balon kata

Balon kata juga biasa disebut balon ucapan, balon dialog, text balloon. Balon kata merupakan representasi dari sebuah pembicaraan atau dialog dari peristiwa yang tengah terjadi dalam panel tersebut. Menurut Bonneff (31), balon ucapan merupakan fungsi bahasa dari komik, fungsi bahasa dalam dialog dan repliknya ditempatkan dalam balon merupakan ungkapan sekaligus monolog batin dari adegan atau ilustrasi yang terdapat dalam panel tersebut.

f. Bunyi Huruf

Bunyi huruf juga disebut sebagai Sound Lettering yang merupakan ekspresi dari ucapan yang dikeluarkan oleh tokoh dalam komik dimana bunyi huruf

(17)

biasanya digunakan untuk mendramatisir sebuah adegan. Bentuk yang disajikan pun beragam, setiap komikus mempunyai gaya sendiri dalam mebuat bunyi huruf. Sound Lettering juga disebut sebagai Onomatape yang berasal dari bahasa Yunani, dimana pengertiannya merujuk pada kata maupun sekelompok kata yang menirukan sumber yang diwakilinya. Atau dengan kata lain menyampaikan bunyi-bunyian atau suara dalam bentuk teks, selain dari bunyi dialog percakapan. Yang termasuk di dalam Onomatope antara lain adalah suara hewam, suara angina, suara benda jatuh, suara pintu terbuka/tertutup, suara-suara dalam kerumunan manusai (percakapan yang tidak jelas,tawa), suara benda yang tercebur di air, dan sebagainya.

g. Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu seni yang dipakai untuk memberikan penjelasan atas suatu tujuan atau maksud tertentu dalam bentuk visual. Ilustrasi sendiri sangat erat kaitannya dengan komik, bedanya terletak dari jumlah gambar yang digunakan. Dalam ilustrasi hanya terdapat beberapa gambar yang melukiskan isi dari suatu cerita, namun dalam komik terdapat banyak gambar yang fungsinya untuk memvisualkan keseluruhan isi cerita. Ilustrasi juga dikatakan sebagai visualisasi pesan yang tidak terbaca namun bisa menguraikan cerita. Dengan menggunakan ilustrasi, pesan yang disampaikan akan lebih berkesan karena pembaca lebih mudah mengingat gambar disbanding mengingat kata-kata.

h. Cerita

Menurut Bonneff, komik merupakan sastra gambar dimana komik terdapat dua unsur yakni unsur gambar dan cerita, sifat khas komik ini disebut sebagai medium hibrida. Sehingga dapat dikatakan bahwa unsur cerita juga merupakan bagian penting dalam komik selain unsur gambar. Didalam sebuah cerita yang akan dibuat. Tema dikatakan ebagai roh dari sebuah cerita yang harus disertai dengan penguasaan bahasa yang baik agar tercipta suatu cerita yang baik pula. Ada tiga hal yang mendasari terciptanya suatu cerita, yaitu :

- Aktualitas atau peristiwa yang menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat.

(18)

- Proximitas atau segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai-nilai social yang menjadi perhatian masyarakat.

- Human interest atau permasalahan yang mampu mempengaruhi perasaan pembaca serta memberikan informasi mengenai pelajaran dalam hidup. - Kelangkaan atau sesuatu yang bersifat khas.

- Tema yang dibawakan nantinya diharapkan dapat membuat pembaca memahami arit kehidupan baik yang mencakup dirinya sendiri maupun orang lain.

i. Splash

Splash dibagi menjadi beberapa yaitu: - Splash halaman

Splash halamn merupakan panel yang terletak pada halaman pertama dalam komik dimana ukuran panelnya lebih besar dibandingkan ukuran panel lainnya dalam halaman yang sama. Splash halaman berfungsi sebagai prolog dari certa dalam komik dan biasanya dalam panel tersebut dicantumkan judul dari komik itu sendiri.

- Splash panel

Splash panel merupakan panel yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan panel-panel lainnya dalam halaman yang sama. Beda dengan splash halaman yang terletak pada halaman pertama, splash panel tidak terletak pada halaman pertama komik. Splash panel juga di sebut sebagai Interior splash panel. Splash panel berfungsi untuk menonjolkan suatu adegan penting dalam komik.

- Splash ganda

Merupakan panel komik yang menyambung dalam satu spread halaman sehingga ukuran panel ini akan menjadi sangat besar, melebihi ukuran panel-panel lain yang terdapat di kedua halaman tersebut.

j. Garis Gerak

Garis gerak merupakan efek berupa sekumpulan garis yang gunanya untuk menunjukkan pergerakan karakter manusia atau benda dimana gerakan tersebut bisa cepat dan juga lambat, tergantung pada pemberian efek garis

(19)

gerak yang tepat sehingga pergerakan tokoh dalam komik sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

k. Symbolia

Symbolia merupakan ikon yang digunakan dalam komik dan kartun. Symbolia dapat berupa benda ataupun huruf. Beberapa macam symbolia pada komik diantaranya adalah:

- Plewds

Merupakan symbol yang menunjukan bahwa karakter dalam komik tersebut sedang bekerja keras, ataupun stress. Ditunjukan dengan menggunakan symbol keringat pada karakter komik.

- Squeans

Merupakan symbol yang menunjukkan karakter yang dalam keadaan pusing atau sakit.

- Emanata

Merupakan symbol yang menunjukkan karakter komik dalam keadaan terkejut.

- Briffits

Merupakan symbol yang menunjukkan pergeseran tempat yang dilakukan oleh tokoh secara mendadak dari tempatnya semula berdiri.

- Grawlixes

Merupakan symbol yang menunjukan perasaan tokoh yang tidak senang dan mengeluarkan kata-kata kasar.

l. Cover Komik

Cover komik merupakan salah satu bagian dari halaman komik yang berisi judul dan nama pengarangnya. Cover komik hanya dipakai untuk komik satu halaman yang langsung tamat dan biasa digunakan di komik strip dan promosi.

2.1.7. Kategori Teknik Pembuatan Komik

a. Teknik Manual

Teknik pembuatan komik secara manual juga disebut dengan manual production. Proses pembuatan komik secara manual ini dari sket, penulisan

(20)

teks pada balon ucapan hingga finishingnya dikerjakan dengan manual drawing tanpa menggunakan bantuan computer. Proses pebuatan komik secara manual ini dilakukan oleh para komikus pada jaman dahulu karena pada masa itu teknologi digital seperti saati ini masih belum ada. Pada saat ini jumlah komikus yang membuat komik dengan teknik manual 100% sudah jarang ditemui lagi. Komikus yang dapat membuat komik secara manual 100% sering disebut sebagai komikus multi talenta karena selain memiliki kemampuan menggambar, komikus ini juga memiliki kemampuan bercerita, layout, dan juga tipografi. Peralatan yang digunakan dalam teknik manual adalah pensil, penggaris, penghapus, drawing pen, dan lain-lain. Untuk proses pembuatan komik secara manual ini ada beberapa tahapan, yaitu :

- Membuat lay out panel diatas kertas dan mengisi teks dalam balon ucapan dengan pensil.

- Membuat sket ilustrasi dengan pensil. - Penintaan pada teks dan garis panel. - Penintaan pada ilustrasi.

- Membersihkan bekas pensil hasil sket. - Finishing.

b. Teknik Hybrid

Pembuatan komik dengan teknik Hybrid ini juga dianggap sebagai kelanjutan dari cara membuat komik secara manual, pembuatan komik dengan teknik hybrid ini diberi sentuhan dengan menggunakan teknologi digital. Ilustrasi awalnya digambarkan terlebih dahulu secara manual, kemudia di scan dan diolah di komputer dengan menggunakan software yang sesuai untuk mengolah gambar.

c. Teknik Digital

Pembuatan komik dengan teknik digital ini seluruhnya dikerjakan dengan menggunakan computer, mulai dari pembuatan sket, penulisan teks pada balon teks, lay out, hingga finishing. Peralatan yang digunakan dalam teknik digital ini atara lain adalah computer, alat digital yang meliputi graphic tablet, mouse, pen graphic dan juga cintig atau papan gambar/kertas digital. Pada teknik ini, proses pembuatannya mirip dengan teknik digital, bedanya yaitu

(21)

dari segi praktisnya. Teknik digital lebih praktis dibandingkan teknik manual. Tahapan-tahapan dalam teknik pembuatan komik digital ini atara lain adalah: - Membuat sket kasar lay out panel, teks dan ilustrasinya

- Membuat sket final yang lebih detail dari sket kasar. - Melakukan pewarnaan.

- Membuat finalisasi lay out.

2.1.8. Prosedur Proses Perancangan Komik

Menurut Aaron Albert dalam artikelnya yang berjudul The Process of Creating Comic Books terdapat beberapa proses perancangan komik yang amat rumit. Terdapat langkah utama yang harus ditempuh dan melibatkan banyak orang dalam memprosesnya hingga akhir.

a. Ide/ konsep

Dalam membuat komik, langkah awal yang harus dikerjakan adala pemikiran ide/konsep. Ide/konsep itu bisa berupa pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang membuat kita untuk kreatif. Bisa juga berupa suatu konsep perjalanan waktu.

b. Penulisan cerita

Seorang atau kelompok orang ini membuat keseluruhan cerita dan dialog yang ada dalam komik akan lebih muda bila penulis mempunyai ide atau konsep sendiri, tetapi ini bukanlah suatu keharusan. Penulis akan memberikan dasar struktur, ritme, setting, tokoh, dan plot yang digunakan pada komik. Terkadang cerita itu benar-benar sempurna, termasuk latar dan karakter yang ada pada cerita tersebut. Atau bisa pula penulis memberikan dasar alur cerita, kemudian dialognya akan diberikan belakangan.

c. Penulisan Storyline

Tanpa kata-kata untuk memperdalam cerita, pembaca akan kebingungan. Dalam tahap ini, penulisan skenario membubuhkan kata-kata, efek suara, judul, tulisan di bawah gambar, serta kata-kata dan pikiran dalam awan/gelembung.

(22)

Saat alur cerita selesai dikerjakan, selanjutnya tugas illustrator untuk mengembankannya. Ia menggambarkan cerita yang ada dengan pensil sehingga pemberia tinta bisa membenahi kesalahan atau perubahan yang mungkin terjadi. Ia bertanggung jawab pada seluruh tampilan komik, juga menjadi bagian penting seluruh proses pembuatan komik sebab komik sering dinilai berdasarkan hasil kerjanya.

e. Pemberian tinta

Pemberian tinta menerima gambar dari illustrator, menambahkan tinta hitam pada seluruh garis gambar sehingga menambah nilai seni dan memberi kesan tiga dimensi yang lebih dalam. Ia juga mengerjakan hal-hal lain, seperti memudahkan gambar untuk disalin dan diwarnai karena terkadang hasil gambar dari pensil agak kasar. Beberapa illustrator akan mengerjakan proses ini sendiri, tetapi penintaan membutuhkan keterampilan lain daripada yang dibutuhkan oleh illustrator. Meskipun terkadang ditujukan unutuk memperindah, penintaan merupakan proses terpenting yang memberikan kesempurnaan dan tampilan yang indah. Dan hal ini merupakan hak dari seniman itu sendiri.

f. Pemberian warna

Ia bertugas dalam menambahkan warna, pencahayaan, dan bayangan pada komik. Perhatian khusus pada setiap detail amatlah penting untuk membuat komik terlihat lebih hidup.

g. Pendistribusian

Diperlukan cara agar komik yang diproses dapat dikenal banyak orang. Cara yang paling umum adalah menyalurkannya pada pengecer. Proses pemasarannya penuh strategi dan memerlukan penjualan yang cepat, tetapi akan sangat pentin bila komik tersebut dapat sampai ke tangan para pengecer. Cara lain bisa dengan mengadakan pertemuan para pembuat komik yang juga diadakan di seluruh dunia.

2.2. Tinjauan Buku Komik Yang Akan Dirancang 2.2.1. Tinjauan Dari Segi Ide dan Tema Cerita

(23)

Jumlah pengangguran sarjana pada Februari 2013 tercatat mencapai 360.000 orang atau 5,04% dari total pengangguran 7,17 juta orang. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan data tersebut berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik. Dengan demikian para sarjana lulusan perguruan tinggi tak bisa lagi hanya mengandalkan ijazah dalam mencari pekerjaan, "Namun harus memilki kompetensi dan keterampilan kerja agar dapat terserap pasar kerja," ujarnya seperti dikutip Antara. Kesempatan kerja di Indonesia, menurut Muhaimin, masih terbuka namun sangat kompetitif. Karena itu para sarjana harus melengkapi kemampuannya dengan kompetensi kerja sehingga bisa dengan mudah menentukan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan keinginannya. Muhaimin juga mengingatkan dunia pendidikanlah yang harus secara cepat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia kerja yang sangat dinamis. "Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya mampu melahirkan sarjana formal yang berpikir secara intelektual, disiplin, tertib dan teratur, tekun dan berani secara riset dalam dunia pendidikan tapi harus siap menyongsong dunia kerja," katanya. Perguruan tinggi juga harus mampu melahirkan pribadi-pribadi yang memiliki etos kerja dan motivasi yang tinggi, kreatif dan inovatif, mampu dengan cepat menyesuaikan keterampilan dan keahliannya dengan kebutuhan dunia kerja. "Lulusan perguruan tinggi harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder, yaitu harus memenuhi kebutuhan profesional, kebutuhan masyarakat, kebutuhan dunia kerja dan kebutuhan generasi masa depan," kata Muhaimin.

2.2.2. Tinjauan Dari Aspek Dasar Filosofis

Perancangan komik banyaknya pengangguran sarjana di Indonesia ini bertujuan untuk mengedukasi dan memberi semangat pada pembaca dalam membuat lapangan kerja sendiri. Perancangan ini tentang pola kehidupan sarjana yang sudah lulus untuk memberikan suatu upaya untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Seringkali sarjana khususnya mahasiswa yang baru saja lulus masih bingung mengenai apa yang akan mereka lakukan setelah lulus ini, hal ini dikarenakan faktor dari lingkungan sekitar yang beranggapan bahwa setelah lulus mencari kerja padahal tidak selalu setelah lulus harus mencari kerja mereka juga

(24)

bisa membuka lapangan kerja sendiri. Akibatnya berdampak pada para sarjana yang sudah lulus menjadi kebingungan mencari kerja di lapangan pekerjaan yang semakin sempit di Indonesia ini sehingga persaingan akan semakin ketat dan hanya yang memiliki skill yang lebih saja yang dapat mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu, melaui perancangan komik strip untuk sarjana pengangguran di Indonesia khususnya buku ini bertujuan untuk para mahasiswa dan juga para sarjana yang pengangguran, dimana dirasa pada masa tersebut merupakan masa-masa dimana mereka mulai membutuhkan mata pencaharian.

2.2.3. Tinjauan Faktor Eksternal atau Faktor Sosial

Ditinjau dari beberapa faktor, pengangguran sarjana memiliki beberapa faktor penyebab yang saling berhubungan. Sebagai salah satu permasalahan di dunia, khususnya di Indonesia. Dari aspek politik, pengangguran sarjana merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah. Banyak kebijakan telah dikeluarkan sebagai solusi dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Dari segi social budaya, penyebab pengangguran sarjana adalah darigaya hidup di Indonesia yang beranggapan bahwa para mahasiswa yang sudah lulus untuk mencari kerja dan bukan untuk membuat lapangan kerja sendiri.

Ditinjau dari segi ekonomi, sebagian besar sarjana adalah kaum menengah keatas karena mereka mampu untuk bersekolah ketingkat yang lebih lanjut untuk mengambil gelar tersebut pastinya merupakan kaum yang cukup mampu secara ekonomi. Namun karena pengaruh yang didapat untuk membuka lapangan kerja itu juga berbeda-beda makan sebagian besar memiliki anggapan bahwa setelah lulus mereka akan mencari pekerjaan daripada berwirausaha.

2.2.4. Tinjaun Fungsi dan Peranan Komik Sebagai Media Pesan.

Komik sebagai media pesan berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pembelajar dan sumber belajar. Komik sebagai media informasi tergolong informasi tergolong ditemukan di masyarakat, karena memang diterbitkan dengan tujuan komersial seperti komik hiburan. Komik merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang bisa

(25)

dimanfaatkan oleh komik antara lain adalah komik untuk informasi pendidikan, komik untuk advertising, maupun komik sebagai media hiburan. Tiap jenis komik memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas. Komik untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan contohnya dalam pendidikan. Inti pesan-pesan harus dapat diterima dengan jelas. Namun komik sebagai media penyampaian pesan juga harus memili alur cerita yang menarik bagi pembaca. Jika tidak, komik akan terasa menggurui dan membosankan. Intinya, komik memiliki dampak kuat dalam penyampaian pesan, komik merupakan suatu media interaktif yang dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman kita mengenai suatu isu global. Pemahaman akan memunculkan kritik cerdas dan tepat sasaran pada setiap hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita. Komik merupakan situs yang kaya akan tanda dengan berbagai interpretasi yang dapat dimunculkan dalam menyampaikan pesan terselubung di dalamnya.

2.3. Tinjauan Buku Komik Pesaing

Dalam perkembangan dewasa ini, komik tidak hanya menjadi media hiburan semata layaknya komik konvensional pada zaman dahulu dibuat. Komik di era globalisasi khususnya di Indonesia telah mengalami perkembangan dan mengalami inovasi, makin banyak jenis komik yang ada di masyarakat yang isinya bersimulasi dengan beberapa segi kehidupan seperti politik, sosial ekonomi, bahkan hokum.komik ini hadir dengan berbagai macam tema yang diangkat dari bebrapa segi kehidupan maupun sebagai representasi fenomena yang ada di kehidupan masyarakat sekarang.

Beberapa diantaranya beredarnya komik berbasis kritikan terhadap kekecewaan akan pemerintahan Indonesia seperti Mas Gembol, tentang kehidupan Jakarta Beni dan Mice, komik tentang fenomena korupsi di Indonesia 100 Cara Menghukum Koruptor. Hal ini membuktikan dalam perkembangan komik di Indonesia kini mulai memasuki era kreatif, sehingga komik-komik semakin bervariasi baik dari segi bentuk, tema, bahkan dalam konten pesan yang ingin disampaikan kepada pembacanya.

(26)

2.3.1. Tinjaun Aspek Bentuk

Dari aspek bentuk, beberapa komik yang ada di masyarakat memiliki kesamaan jenis dalam bentuk format kumpulan Komik Strip yang dibukukan. Beberapa diantaranya memiliki ciri memakai 4-5 panel dalam setiap scene sub judul, artinya perhalaman memiliki 4-5 panel di dalamnya setiap halaman tidak memiliki keterkaitan cerita namun berdiri sendiri.

2.3.2. Tinjauan Aspek Ide Cerita

Dari aspek cerita sangat bervariasi, di pasaran terdapat buku komik yang bertemakan politik, hukum, biografi, pengetahuan, fiksi, dan sosial. Objek yang diangkat seputar kehidupan manusia dengan tujuan mengkritik secara halus dengan pendekatan humor. Ide cerita cenderung diangkat dari fenomena-fenomena faktual atau yang menjadi topik pembicaraan di masyarakat contohnya korupsi.

2.3.3. Tinjauan Aspek Visual

Dari segi visual, beberapa komik di pasaran mayoritas memiliki gaya kartun. Hal ini bertujuan mengupas sebuah permasalahan social dengan sisi humor sebagai unsur kritikan oleh sebab itu visualisasi kartun dipakai sebagai visual penunjang didalamnya. Visual dirancang seringan mungkin selain agar tidak menjenuhkan pembacanya juga memudahkan dalam pemahaman pesan yan disampaikan menigngat tema yang diangkat merupakan topik yang cukup berbobot dan luas. Selain itu dari segi visual, dari beberapa komik memiliki gaya ilustrasi berbeda mengikuti gaya atau style gambar komikus itu sendiri.

2.3.4. Tinjauan Aspek Content-Message

Dari segi isi pesan, komik merupakan kritikan dan juga solusi dari permasalah tema yang diangkat. Sehingga mayoritas buku komik yang ada di pasaran bertujuan sebagai solusi dan edukasi kepada pembacanya terutama tentang topik yang disampaikan yang berkaitan dengan aspek sosial maupun politik. Beberapa contoh diantaranya adalah:

(27)

a. Komik “Ngampuss”, merupakan komik tentang warna-warni kehidupan mahasiswa selama perkuliahan. Pesan yang ingin disampaikan adalah cerminan realitas mahasiswa baik suka maupun duka di kampus maupun sebagai nostalgia masa-masa kuliah yang dikemas dengan banyolan.

b. Komik “Beni & Mice”, merupakan komik cerminan masyarakat Jakarta yang hedonism serta mengkritisi seluk beluk kota Jakarta baik gaya hidup serta sarana dan prasarananya.

c. Komik “Mas Gembol”, merupakan salah satu komik yang berisikan solusi-solusi permasalahan konyol mendasar di negara seperti banjir, korupsi, dan masih banyak lainnya.

2.3.5. Data Visual

Gambar 2.5 Komik Ngampuss

Sumber:  http://dgi-indonesia.com/wp-content/uploads/2011/11/Ngampus-0-560x384.jpg

(28)

Gambar 2.6 Komik Mas Gembol Sumber:

 http://3.bp.blogspot.com/-LXfUNauTWYA/TwvjJ0OMC5I/AAAAAAAAAmg/daISPpoCwOs/s1600/mas+ gembol+kecil+cover.jpg

(29)

Gambar 2.7 Komik Benny & Mice

Sumber: http://donnyanggoro.files.wordpress.com/2010/11/benny-dan-mice.jpg

2.4. Analisis Data Lapangan 2.4.1. Analisis Profil Pembaca

Target primer perancangan komik ini ditujukan kepada mahasiswa aktif dan sarjana menganggur yaitu usia 19-26 tahun, laki laki maupun perempuan yang berada di kelas sosial menengah hingga menengah keatas. Target sekunder yang ingin dicapai dari perancangan komik adalah bersifat umum bagi siapa saja.

2.4.2. Analisis Kelemahan dan Kelebihan

Dari beberapa segi, perancangan kumpulan komik strip untuk sarjana pengangguran apabila dibandingkan dengan komik lainnya yang sejenis, dapat disimpulkan beberapa kelemahan dan kelebihannya yaitu :

Kelebihan:

- Segi Bentuk: Dari segi ukuran mudah disimpan (A4 : 27,4x 21 cm)

- Segi Cerita: Bertemakan tentang sarjana pengangguran. Tergolong masih baru, karena masih belum banyak komik yang bertemakan tentang sarjana pengangguran. Cerita dikemas dengan unsur humor, merupakan salah saru media penyampaian pesan yang efektif sekaligus menghibur yang sedang popular.

- Segi Visual: Mengadopsi dan memperbaiki kelebihan dan kelemahan dari komik serupa di pasaran.

(30)

- Segi Isi: Muatan pengetahuan dan humor dibuat seimbang, selain mengedukasi, sifat dari isinya mampu menghibur pembacanya. Ceritanya singkat dan ringan bagi pembaca.

Kelemahan:

- Segi Bentuk: Memilik kesamaan dengan jenis komik strip lainnya.

- Segi Ide Cerita: Bertemakan tentang sarjana pengangguran yang notabene cenderung membosankan.

- Segi Visual: Memiliki kesamaan tampilan visual standar komik baik secara visual cover dan isi.

- Segi Isi: Belum bisa memecahkan permasalahan sarjana pengangguran yang ada di Indonesia.

2.4.3. Analisis Prediksi Dampak Positif

Dari perancangan komik ini, diharapkan mampu mengedukasi seluruh pembacanya mengenai dampak negatif dari pengangguran sarjana baik bagi diri sendiri dan juga orang lain. Selain itu dengan perancangan ini diharapkan mampu memberikan semangat kemandirian sarjana pengangguran untuk tidak menganggur lagi.

2.5. Simpulan

Dari analisis diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Perancangan ini penting adanya untuk menjadi media pendukung dalam usaha mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

b. Media komik dewasa ini tidak hanya terbatas sebagai media hiburan semata namun dalam perkembangannya sudah beredar luas komik bertemakan kritik sosial, hukum, dan lainnya.

c. Media komik memiliki dampak kuat sebagai media edukasi dan penyampaian pesan serta control sosial.

d. Gaya hidup untuk mencari pekerjaan merupakan salah satu faktor pengangguran di Indonesia.

e. Unsur edukasi komik di pasaran hanya sedikit dikarenakan terlalu mengedepankan unsur humor.

(31)

 

2.6. Usulan Pemecahan Masalah

Dari data simpulan yang telah disebutkan maka berikut beberapa usulan pemecahan masalah bagi permasalahan utama yaitu bagaimana membangkitkan semangat wirausaha bagi mahasiswa yang akan lulus kuliah melalui buku kumpulan komik strip:

- Mengedukasi generasi muda tentang kewirausahaan dan memberikan bekal semangat kemandirian.

- Mengkritisi gaya hidup mencari pekerjaan yang menjadi pandangan umum masyarakat Indonesia.

- Memberikan gambaran tentang dampak-dampak yang diakibatkan sebagai pengangguran baik secara batin, sosial, maupun profesi.

Gambar

Gambar 2.1 Komik Put On
Gambar 2.2. Komik Batman dan Komik Sailor Moon  Sumber: dccomicsartists.com/batman/BronzeAge.htm
Gambar 2.4 Komik strip Benny & Mice  Sumber :
Gambar 2.5 Komik Ngampuss
+3

Referensi

Dokumen terkait

Orang-orang yang tidak mau melihat kenyataan runtuhnya kekuasaan Ken Arok oleh kematiannya, dan mengharap Anusapati sebagai penerus yang dengan tegas mengagungkan

Menyikapi berita yang berkembang akhir-akhir ini tentang masalah “Bakal Pos (Bapos) Yasmin” dan mengingat adanya desakan dari beberapa pihak yang menginginkan adanya

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Penulis memperkirakan hal ini dikarenakan Sekolah Dasar Negeri 16 Banda Aceh memiliki UKGS sehingga dengan adanya sarana fasilitas UKGS murid dapat mendapatkan

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan sebagaimana telah diunah dengan Peraturan

Gambar 9.8 Contoh foto bitewing horizontal kanan dan kiri pada pasien dewasa, yang dapat digunakan untuk pemeriksaan karies dan restorasi dengan bagian- bagian gigi yang terlihat

Teknik pengamatan atau observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengamatan non-partisipan yang tidak terstruktur, yaitu suatu prosedur pengamatan

Pertama : Peserta Seleksi Calon Mahasiswa Baru Jalur Mandiri Tanpa Tes Tahun 2016 yang nomor pendaftaran dan namanya tercantum pada Lampiran II Keputusan ini