• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. SHORT MESSAGE SERVICE sebagai VALUE ADD SERVICE U N I V E R S I T A S MERCU BUANA. Nama: Ernis Himawan NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR. SHORT MESSAGE SERVICE sebagai VALUE ADD SERVICE U N I V E R S I T A S MERCU BUANA. Nama: Ernis Himawan NIM:"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SHORT MESSAGE SERVICE

sebagai

VALUE ADD SERVICE

U N I V E R S I T A S

MERCU BUANA

Nama: Ernis Himawan

NIM: 0140311-212

Fakultas Teknologi Industri

Jurusan Teknik Elektro Telekomunikasi

PKSM Universitas Mercubuana

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas akhir :

Short Message Service sebagai Value Add Service

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Strata-1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercubuana .

Disetujui oleh :

Pembimbing Koordinator Tugas Akhir

( Ir. Bambang Hutomo, Bc.T.T ) ( Yudhi Gunardi ST, MT )

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercubuana .

(3)

Lembar Pengesahan

Daftar Isi i

Kata Pengantar ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Maksud dan Tujuan 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Metode Penelitian 2

1.5 Sistematika Penulisan 3

BAB II SISTEM KOMUNIKASI GSM 4

2.1 Sejarah Sebelum GSM 4

2.2 Keunggulan GSM 6

2.3 Arsitektur GSM 7

2.3.1 Switching Subsistem 7 2.3.2 Base Station Subsistem 14 2.3.3 Operation and Support Sistem 18 2.3.4 Interface dalam jaringan GSM 19 BAB III SHORT MESSAGE SERVICE CENTER 24

3.1 Umum 24

3.1.1 Mobile Originating short Message Flow 24 3.1.2 Mobile Terminating short Message Flow 25 3.1.3 Cara mengambil status short Message 26 3.1.4 Daftar distribusi 27

3.1.5 Forwading 28

3.1.6 Long Message 29

3.1.7 Interface SMSC dengan PLMN 30

3.2 Pengertian Protokol 31

3.3 Protokol CCS#7 Untuk sistem kerja SMSC 31

3.3.1 SCCP 32

3.3.2 TCAP 34

3.3.3 MAP 35

3.3.4 Alur Pengiriman short Message via data base 36 3.3.4.1 Submission Interworking 38 3.3.4.2.Delivery Interworking 40 BAB IV ANALISA PERMASALAHAN SMSC DAN LARGE ACCOUNT 41 4.1 Analisa permasalahan SMSC yang berulang-ulang 41 4.2 Analisa terlambatnya delivery report pada pengirim 42

4.3 Kapasitas Signaling 42

4.4 Content Provider/Large Account 44 4.4.1 Identifikasi Large Account 46 4.4.2 Menetukan jalur Pesan 47 4.4.3 Pengaruh Large Account pada Penyampaian 48 4.4.4 Configurable Retry Scheme per Large Account 48 4.4.5 Kualitas Pelayanan 49 4.4.5.1 Large Account-Spesifik Notification Setting 50 4.4.5.2 Kualitas Differensial peran perdudukan 51 4.4.5.3 Interaksi Large Account 51 4.4.6 Akses Large Account 56 4.4.7. Multiple Physical addres per large account 57

(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 60 5.2 SARAN – SARAN 60 DAFTAR KATA 62 DAFTAR PUSTAKA 64 LAMPIRAN

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan hanya kepada Allah SWT karena hanya dengan rizki, rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Laporan tugas akhir ini saya susun sebagai syarat untuk menempuh jenjang pendidikan strata satu di Universitas Mercu Buana Jakarta. Penyusunan laporan tugas akhir saya lakukan dengan segenap daya dan upaya yang saya miliki, akan tetapi tentunya akan masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan juga saya minta kritik dan saran saudara-saudara yang menyempatkan diri membaca Tugas Akhir ini.

Penyusunan laporan tugas akhir ini tentunya tidak terlepas dari bantuan teman-teman di Telkomsel, dosen pembimbing tugas akhir, istri dan orangtua saya tercinta.Oleh karena itu pada kesempatan ini ijinkan saya untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ninuk Sri Hartati, Istri saya tercinta.

2. Ir. Bambang Hutomo,Bc.T.T , Selaku dosen Pembimbing. 3. Yudhi Gunardi ST, MT, Selaku koordinator tugas akhir 4. Ade Fernando, Rekan kerja di Telkomsel.

5. Suciati, Rekan kerja di Telkomsel. 6. Parahita, Rekan kerja di Telkomsel. 7. Endang Agus, Rekan kerja di Telkomsel.

(6)

Akhir kata saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pembaca. Saya menunggu saran dan kririk dari saudara-saudara pembaca sekalian. Wabillahi taufik Walhidayah, Wassalammualaikum Wr.Wb.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Short Message Service (SMS) kini tengah menjadi trend di kalangan masyarakat. Orang kini tak lagi mengandalnya suara untuk berkomunikasi. Dengan biaya yang relatif murah dan dipastikan teks pesan terkirim jika di mobile station/handphone terdapat fasilitas delivery report/notification, orang kian mengandalkan SMS.

SMS adalah salah satu fasilitas dasar yang diberikan kepada pelanggan telepon selular baik pasca bayar maupun pra bayar. Di mana dengan fasilitas ini pelanggan telepon selular dapat mengirimkan teks pesan kepada sesama pelanggan telepon selular melalui mobile stationnya. Jumlah maksimal karakter yang dapat dikirim dalam satu kali pengiriman adalah 160 karakter. Sedangkan jumlah maksimal karakter untuk editing teks pesan adalah tergantung dari kemampuan mobile station itu sendiri namun tetap saja jumlah karakter maksimal yang dapat dikirimkan untuk satu kali pengiriman adalah 160 karakter.

Berbeda halnya dengan pengiriman pesan melalui pager, si penerima pesan hanya dapat membaca dan tidak dapat membalas pesan yang diterima tersebut melalui pagernya ke pengirim. Ini berarti komunikasi yang berjalan adalah komunikasi satu arah saja. Sedangkan dengan teknologi SMS, komunikasi berlangsung dua arah yaitu penerima dan pengirim dapat saling membalas short message yang sudah dikirimkan dan tentunya komunikasi dapat berjalan dengan lebih baik jika dibandingkan dengan pengiriman pesan melalui pager.

(8)

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Untuk menganalisa dan meminimalis masalah yang terjadi pada pengiriman dan penerimaan Short Message Service (SMS) sebagai Value add service pada jaringan GSM.

2. Menghindari pengiriman sms yang berulang – ulang dan delivery report yang datangnya terlambat pada sisi pengirim.

3. Menggali pengetahuan sebanyak mungkin tentang Short Message Service Centre (SMS) dan aspek-aspek yang berkaitan erat serta protokol-protokol Common Channel Signaling Number#7 (CCS#7) yang digunakan dalam sistem kerjanya.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penulisan Tugas Akhir ini adalah permasalahan yang sering terjadi pada SMS dan analisa permasalahan yang terjadi.

1.4 Metode Penelitian

Dalam menulis Tugas Akhir ini, penulis memilih metode:

1. Metode observasi, yaitu mengamati secara langsung obyek yang dipelajari di lingkungan Departemen Switching and Value add service (VAS) PT Telkomsel.

2. Metode wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan pembimbing Tugas Akhir dan pihak-pihak terkait lainnya.

3. Study literatur, yaitu penulis mengumpulkan data-data yang menunjang dalam penulisan Tugas Akhir ini.

(9)

Adapun sumber data yang penulis gunakan sebagai bahan untuk menulis Tugas Akhir ini meliputi:

1. Sumber data primer, yaitu sumber data yang berasal dari peninjauan langsung pada obyek pengamatan.

2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang berasal dari buku, dokumen dan spesifikasi telekomunikasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi Tugas Akhir, maka sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bab I berisikan pendahuluan yang menjelaskan tentang hal-hal yang melatar belakangi permasalahan yang timbul, maksud, tujuan, pembatasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

2. Bab II berisikan tentang landasan teori dari arsitektur GSM.

3. Bab III berisikan sistem kerja dari Short Message Service Centre (SMSC) dan hubungannya dengan protokol-protokol CCS#7.

4. Bab IV berisikan analisa dari permasalahan SMSC, dan Large Account. 5. Bab V berisikan kesimpulan dan saran.

(10)

BAB II

SISTEM KOMUNIKASI GSM

2.1 Sejarah Sebelum GSM

Kalangan pengguna komunikasi bergerak/mobile communication menghendaki dapat memanggil dan dipanggil di manapun berada. Jaringan telepon tanpa kabel mengijinkan kita untuk menjangkau keberadaan seseorang. Jika keberadaan seseorang itu diketahui dan dapat menjawab panggilan di manapun dia berada, hal ini tentunya akan menambah aksesibilitas dari pengguna komunikasi bergerak.

Komunikasi bergerak bukanlah teknologi yang baru, tetapi teknologi yang lambat laun menjadi teknologi yang cepat berkembang. Sebuah langkah maju yang telah dibuat adalah pada permulaan tahun 1980-an, pada saat teknologi selular analog diperkenalkan. Sistem GSM yang mempunyai cabang DCS1800 adalah kontribusi Eropa untuk evolusi telekomunikasi bergerak. Sistem ini didisain selama tahun 1980-an d1980-an beroperasinya di negara-negara Eropa selama tahun 1992. Sistem GSM didisain secara international pada komite-komite standarisasi oleh operator-operator telekomunikasi Eropa dan manufakturnya.

Konsep selular diperkenalkan oleh Bell Labs dan dipelajari di berbagai tempat di dunia selama tahun 1970-an. Di Amerika Serikat, sistem selular pertama AMPS (Advanced Mobile Phone Service) terwujud pada tahun 1979 pada saat jaringan pre-operational pertama dibuka di Chicago, Illinois. Di negara-negara Eropa Utara, administrasi telekomunikasi dilaksanakan secara bersama-sama dengan beberapa manufaktur perancang sistem NMT (Nordic Mobile Telephone) yang cakupannya

(11)

mengarah pada negara-negara Scandinavia. Sistem ini dimulai operasinya di Swedia pada September 1981 dan tak lama kemudian setelah itu di Norwegia, Denmark dan Finladia. Tabel 2.1 Proyek GSM Tahun Achievement 1982 1986 1987 1989 1990 1991 1992

“Groupe Special Mobile” dibuat dalam CEPT Sebuah pusat permanen dimulai

Teknik transmisi radio utama dipilih, berdasarkan evaluasi prototype (1986).

GSM menjadi sebuah komite teknik ETSI

Phase I spesifikasi GSM900 (draft 1987-1990) dikeluarkan Adaptasi DCS1800 dimulai

Sistem pertama berjalan (pameran Telecom 91, …) Spesifikasi DCS 1800 dikeluarkan

Seluruh operator GSM900 terbesar Eropa mulai beroperasi

2.2 Keunggulan GSM

Sebelum jaringan GSM ada, terdapat Public Mobile Radio Network (selular). Mereka menggunakan teknologi analog yang berganti-ganti dari satu negara ke negara yang lainnya dan dari satu manufaktur ke manufaktur lainnya. Teknologi jaringan analog tersebut tidaklah tepat dengan standar telekomunikasi yang ada. Para pelanggan telepon selular analog yang mempunyai satu mobilephone belum tentu dapat menggunakannya di luar negaranya. Kemudian kualitas suara dari sebagian besar teknologi jaringan analog ini tidaklah memuaskan.

(12)

GSM menjadi sangat cepat terkenal karena didukung dengan peningkatan kualitas suara dan melalui standar telekomunikasi international, hal ini membuat para pelanggan selular GSM yang hanya mempunyai satu unit mobile station dan satu nomor telepon dapat digunakan di seluruh dunia. Keunggulan GSM, sebagai berikut:

1. Mendukung international roaming. 2. Kualitas suara bagus.

3. Luas area pelayanannya.

4. Interworking (misalnya dengan ISDN). 5. Fasilitas keamanan.

6.

2.3 Arsitektur GSM

Jaringan GSM dibagi dalam 3 sistem utama, yaitu: 1. Switching Subsistem (SSS)

2. Base Station Subsistem (BSS)

3. Operation and Support Sistem (OSS)

Masing-masing dari sistem utama di atas mempunyai network element yang menyempurnakan keseluruhan sistem. Network element adalah bagian dari keanekaragaman unit-unit hardware.

2.3.1 Switching Subsistem (SSS)

SSS bertanggung jawab terhadap proses panggilan/call processing, administrasi pelanggan dan data perangkat pelanggan. SSS terdiri dari network element sebagai berikut:

a. Mobile Switching Center (MSC) b. Visitor Location Register (VLR)

(13)

c. Home Location Register (HLR) d. Authentication Center (AC) e. Equipment Identity Register (EIR)

a. Mobile Switching Center (MSC)

MSC bertindak seperti sebuah sentral dalam jaringan fix telepon dan dilengkapi dengan hal-hal yang berhubungan dengan penanganan pelanggan. MSC mempunyai hubungan antar network element yang lain dari SSS dan terhubung ke Base Station Sistem (BSS). MSC juga bertindak sebagai pintu gerbang (gateway) dengan jaringan lainnya, misalnya PLMN, ISDN dan PSTN.

MSC merutekan panggilan ke dan dari pelanggan mobile, menyediakan bearer service, tele service dan supplementary service. MSC bertindak sebagai sentral/exchange untuk seluruh tipe panggilan yang berasal dari pelanggan mobile: panggilan lokal, panggilan nasional dan panggilan internasional. Seluruh tipe panggilan tersebut dikerjakan oleh seluruh fungsi switching untuk pelanggan mobile yang berlokasi di dalam sebuah area geografis atau yang disebut area MSC. Fungsi-fungsi call processing/proses panggilan khususnya untuk pelanggan mobile dalam MSC adalah sebagai berikut:

- Mengakses ke database pelanggan mobile dalam VLR dan HLR. - Mengakses ke database perangkat mobile dalam EIR.

- Memproses dasar pelayanan telekomunikasi dan supplementary services. - Mobile management, misalnya: interrogation, searching, paging, handover,

call reestablishment dan location updating.

- Interworking antara sistem signaling dari jaringan fix telepon dan sistem signaling dari BSS.

(14)

- Fungsi untuk menerima dan mengirim SMS dari dan ke pelanggan mobile. - Interworking untuk dual tone multi frequency signals.

- Informasi pelanggan (announcement).

Network element yang lain dari SSS yang juga dapat diimplementasikan dalam node jaringan MSC adalah VLR.

b. Visitor Location Register (VLR)

VLR memegang seluruh informasi pelanggan mobile yang menjelajah ke dalam area VLR yang dikontrol olehnya. Informasi ini disimpan dalam VLR yang digunakan untuk setup connection (membangun hubungan) ke dan dari pelanggan mobile. Jika seorang pelanggan mobile ternyata berada pada area VLR, hubungan dimulai antara VLR dan HLR pelanggan mobile tersebut. HLR kemudian mengetahui lokasi yang berlaku pada saat itu dari pelanggan mobile dan VLR mengetahui parameter-parameter subscription yang berlaku pada pelanggan mobile tersebut. Panggilan yang masuk untuk pelanggan mobile terutama dibangun di dalam VLR. Ini mengandung seluruh informasi (bagian informasi dari HLR) yang diperlukan untuk menangani fungsi –fungsi panggilan yang standar dan untuk mengulang-ulang sampai sah/berlakunya pelanggan mobile benar-benar berada dalam area VLR yang lain. Data pelanggan mobile yang berada pada VLR dibagi ke dalam empat bagian:

- Data yang bersifat umum (misalnya: IMSI, TMSI, MSRN, sebagai petunjuk untuk data authentication).

- Data authentication Random Number (RAND), Signed Response (SRES) dan Cipher Key (KC).

- Data pelayanan telekomunikasi (misalnya: diaktifkannya supplementary services, memasukkan call forwarding).

(15)

- Data closed user group (code CUG, pedoman CUG, notasi khusus untuk pelayanan CUG).

Lokasi memory untuk data-data yang disebutkan di atas ditempatkan secara dinamis, artinya setelah pelanggan mobile berpindah ke area yang dikontrol oleh VLRnya maka data akan dihilangkan dan kemudian berpindah ke area VLR yang lain.

Pada saat membangun sebuah hubungan, VLR dapat mengidentifikasi pelanggan mobile dengan menggunakan:

- International Mobile Subscriber Identity (IMSI) - Mobile Station Roaming Number (MSRN)

- Temporary Mobile Subscriber Identity (TMSI) bersama-sama dengan Location Area Identity (LAI)

Pada saat menerima panggilan (Mobile Terminating Call/MTC), pelanggan mobile diidentifikasi oleh MSRN dan pada saat pelanggan mobile memanggil (Mobile Originating Call/MOC) diidentifikasi oleh IMSI atau TMSI yang terkandung dalam

message yang diterima dari MSC. VLR diimplementasikan dalam node jaringan

MSC.

c. Home Location Register (HLR)

HLR menyimpan database utama pelanggan mobile. HLR membantu pelanggan mobile yang berada pada area VLRnya yang berlaku dengan menyediakan data yang diperlukan dan kemudian VLR menyediakan alamat VLR. Sebagai contoh, HLR membantu MTC dengan mengirimkan informasi ruting ke MSC Gateway (GMSC).

HLR ditunjukkan dalam unit memory dari suatu node jaringan SSS. Unit memory dibagi-bagi dalam dua bagian yaitu: bagian semipermanen dan transien.

(16)

Bagian semipermanen disimpan dalam device disk duplikat dan diperbaharui oleh masing-masing perubahan data.

Data semipermanen meliputi sebagai berikut: - Data pelanggan mobile HLR.

- Data signaling (data network dari HLR). Data transien meliputi sebagai berikut: - Data pelanggan mobile HLR. - Data pengukuran trafik.

Data semipermanen pelanggan mobile di HLR dibagi-bagi ke dalam daftar services: tele services, bearer services dan supplementary services, yang mana pelanggan mobile dapat menggunakannya. Data transien pelanggan mobile di HLR dibagi ke dalam modul-modul data sebagai berikut:

- Modul data mobility. (Misalnya: data authentication, MSRN, berhubungan dengan alamat VLR dan LMSI, dikirimkan dari IMSI

- Modul data short message waiting.

HLR menyimpan database semipermanen meliputi seluruh VLR. Daftar VLR ini digunakan dalam hal recovery HLR. HLR diimplementasikan dalam node jaringan bersama-sama dengan AC dalam konfigurasi SSS.

d. Authentication Center (AC)

AC menyimpan hal-hal penting yang diperlukan untuk mengecek apakah pelanggan mobile diberikan kebebasan untuk memasuki suatu jaringan atau membangun sebuah hubungan. Permintaan dari HLR, AC menghasilkan parameter-parameter authentication: Random Number (RAND), Signed Response (SRES) dan encipher/decipher key (KC).

(17)

Seluruh parameter-parameter authentication adalah tunggal dan ditentukan untuk satu pelanggan mobile. Parameter authentication RAND dan SRES hanya digunakan sekali untuk prosedur autentication dari satu pelanggan mobile. SRES dihasilkan oleh AC yang dibandingkan dalam VLR yang mengerjakan pengecekan autentication dengan SRES yang dihasilkan oleh modul identity pelanggan yang dihubungkan dengan satu pelanggan mobile. KC digunakan sebagai tambahan, cipher dan decipher speech data di informasi signaling dalam interface radio.

AC diimplementasikan dalam node jaringan bersama-sama dengan HLR dalam konfigurasi standar SSS.

e. Equipment Identity Register (EIR)

EIR menyimpan identitas pelengkap dari pelanggan mobile. Menggunakan informasi ini, MSC dapat mengecek apakah pelanggan mobile tersebut diijinkan, diawasi atau diblok dari pelayanan. Dalam EIR, mobile station diatur dalam tiga daftar:

- White list/daftar putih untuk pelanggan mobile yang diijinkan. - Grey list/daftar abu-abu untuk pelanggan mobile yang diawasi. - Black list/daftar hitam untuk pelanggan mobile yang diblok.

Tes EIR diminta oleh MSC, pada saat EIR menerima sebuah permintaan dari MSC mencari International Mobile Equipment Identity (IMEI) yang dikenai dalam database (daftar putih, daftar abu-abu, daftar hitam) dan mengirimkan kembali sebuah pemberitahuan ke MSC yang menunjukkan apakah IMEI tidak diketahui atau apakah termasuk ke dalam daftar putih, daftar abu-abu atau daftar hitam.

EIR dapat diimplementasikan dalam sebuah node jaringan secara bersama-sama dengan HLR/AC atau MSC/VLR. EIR dapat juga diimplementasikan dalam sebuah node jaringan yang stand alone/berdiri sendiri.

(18)

Kombinasi Network Element

Satu atau lebih network element dari SSS dapat ditempatkan dalam satu node jaringan. Komposisi network element dalam sebuah node jaringan tergantung dari keperluan operasional jaringan dan kondisi geografis dari PLMN (Public Line Mobile Network) yang beroperasi. Dynamic load, interworking dan keadaan yang dapat dipercayai adalah aspek-aspek yang harus diperhitungkan. Semua faktor-faktor ini turut menentukan apakah penyusunan network element terintegrasi atau berdiri sendiri/stand alone yang akan diambil sebagai solusi terbaik. Solusi yang paling umum diambil adalah dengan mengkombinasikan seluruh network element MSC (Mobile Switching Center), VLR (Visitor Location Register), HLR (Home Location Register), AC (Authentication Center) dan EIR (Equipment Identity Register) dalam satu node jaringan. Keuntungan yang diraih di sini adalah dynamic load, yang disebabkan oleh interworking yang melalui signaling link CCS#7 sebagai contohnya, yang harus dijaga seminimum mungkin. Kombinasi MSC/VLR dan HLR/AC (dimana EIR digabungkan dengan kombinasi MSC/VLR atau HLR/AC) atau jika perlu dapat berdiri sendiri/stand alone. Merupakan solusi yang cukup memadai dan merupakan cara yang paling fleksibel untuk dikonstruksikan dalam jaringan GSM 900/GSM1800.

Kesesuaian network element GSM 900/GSM 1800 mengijinkan konfigurasi yang berbeda dari SSS. Masing-masing konfigurasi terdiri dari network element SSS yang dimaksudkan di atas. Perusahaan PLMN yang beroperasi dapat memilih konfigurasi yang paling baik untuk disesuaikan dengan keadaan yang ada. Hal-hal berikut ini harus diperhitungkan pada saat memilih sebuah konfigurasi:

(19)

- Kapasitas penyimpanan dari coordination processor (CP). - Kapasitas transmisi link-link antara pembagian node jaringan.

Estimasi kapasitas transmisi dari CCS#7 menunjukkan bahwa VLR tidak seharusnya dibagi secara fisik dari MSC, penerapan yang sama untuk AC dan HLR. Pada saat memikirkan kombinasi network element, EIR adalah network element yang menarik dan penting pada awalnya. Kombinasi network element dapat menjadi HLR/AC/EIR atau MSC/VLR/EIR atau sebuah EIR yang stand alone.

2.3.2 Base Station Subsistem (BSS)

Sebagian besar fungsi yang berhubungan dengan radio dilaksanakan dalam BSS. BSS merupakan jaringan yang menghubungkan pelanggan mobile dengan jaringan SSS (Switching Subsistem). BSS adalah kombinasi peralatan digital dan radio frekuensi yang mana berkomunikasi dengan MSC, Operation and Maintenance Center – Radio (OMC-R)/ Pusat Operasi dan Pemeliharaan Radio dan mobile station (MS).

BSS berfungsi menjalankan penentuan call processing (proses panggilan), operasi komunikasi dari pelanggan mobile ke BTS dan BSC sertamendukung hubungan dengan interface OMC-R. BSS terdiri dari network element sebagai berikut:

a. Base Station Controller (BSC) b. Transcoder Controller (TRC)

c. Base Transceiver Station (BTS)

(20)

BSC adalah center point dari BSS, hal itu dibuktikan dengan sebagian besar fungsi-fungsi radio dilaksanakan oleh BSC. BSC mengelola seluruh jaringan radio yang meliputi:

1. Konfigurasi jaringan.

2. Administrasi dan remote control seluruh BTS.

3. Menangani hubungan pelanggan mobile termasuk handover.

BSC yang lebih dari satu dapat dihubungkan ke satu MSC. Jumlah BSC yang dapat dihubungkan ke MSC tergantung dari jumlah trafik yang diperlukan dari tiap BSC dan kapasitas penanganan panggilan dari MSC. Sebuah BSC dapat terdiri dari satu atau beberapa BTS. Dimana letak posisi BTS dapat bergabung menjadi satu tempat dengan BSC atau posisinya dapat berjauhan dengan BSC tapi masih dalam area kerja BSC tersebut dan dapat dikendalikan dari jarak jauh (remote).

b. Transcoder Controller (TRC)

TRC adalah sebagai interface yang menghubungkan MSC dengan BSC, biasanya diletakan berdekatan dengan MSC dan BSC.

c. Base Transceiver Station (BTS)

BTS bertanggung jawab terhadap transmisi radio. Semua perangkat radio dan interface yang diperlukan dalam pelaksanaan transmisi radio tersebut merupakan bagian dari BTS tersebut. Adapun fungsi-fungsi yang ditangani oleh BTS adalah:

1. Fungsi Common Resource. Menunjukkan Transceiver Sub-Sistem (TRS) keseluruhan yang digunakan untuk trafik pada semua MS yang berada pada sebuah sel. Fungsi ini meliputi:

(21)

- Permintaan kanal oleh MS (outgoing). - Broadcast informasi sistem.

2. Fungsi Dedicated Resource. Fungsi ini digunakan untuk trafik pada masing-masing MS yang berada pada bagian TRS yang melayani sebuah sel, meliputi:

- Mengaktifkan kanal. - Menonaktifkan kanal. - Memulai enkripsi. - Pendeteksian handover.

3. Fungsi Kanal Terestrial. Adalah sebuah grup fungsi yang meliputi: - Transcoding speech.

- Penyesuaian kecepatan.

- Pengendalian-band dari remote TRAU. - VAD/DTX.

4. Coding dan Multiplexing. Adalah fungsi untuk memformat informasi ke dalam kanal fisik, fungsi ini meliputi:

- Multiplexing pada lintasan radio (radio path). - Channel coding dan interleaving.

- Enkripsi/deskripsi.

5. Pengendalian Radio Subsistem. Merupakan pengendalian terhadap radio resources, meliputi:

- Pengukuran kualitas.

- Pengukuran waktu alignment. - Pengendalian power TRS dan MS.

(22)

- Pengiriman dan penerimaan informasi. - Kerusakan jalur radio.

6. Sinkronisasi. Merupakan fungsi sinkronisasi TRS, yang terdiri dari: - Referensi frekuensi.

- Penomoran frame.

7. Sistem Start dan Software Loading.

8. Konfigurasi. Berarti melakukan setting kombinasi kanal dan parameter-parameter yang berbeda di dalam TRS untuk pemakaian trafik dan atau operasi:

- Pengiriman dan penerimaan serta pengendalian Radio Frequency (RF). - Penggabungan kanal logic.

- Penetapan identitas sel.

9. Penanganan Maintenance Lokal. Merupakan fungsi operasi dan pemeliharaan lokal yang tidak berhubungan dengan BSC. Perangkat BTS dalam hal ini hanya memberikan indikasi status dan alarm secara umum. 10. Manajemen Alur Signaling. Signaling yang diatur adalah antara BSC

dengan MS. Link signaling tersebut menggunakan protokol LAPD (Link Access Protocol on D-Channel/ISDN layer 2 protocol).

11. Fungsi Pengawasan dan Pengetesan. Dilaksanakan melalui 2 cara: - Built-in test, yaitu pengetesan yang dilakukan selama sistem beroperasi

secara normal.

- Pengetesan, dilakukan melalui command-command khusus atau kondisi khusus, pengetesan ini meliputi pengetesan hardware dan software.

(23)

2.3.3 Operation and Support Sistem (OSS)

OSS mendukung sentralisasi, regional, operasi lokal dan pemeliharaan yang diperlukan oleh jaringan selular. OSS dibagi dalam 2 level fungsi managemen, untuk sentralisasi pengendalian jaringan, dilakukan oleh Network Management Center (NMC) dengan sub-ordinat Operation and Maintenance Center (OMC). Staf NMC berkonsentrasi pada sistem dengan isu-isu yang luas, di mana staf lokal dari masing-masing OMC berkonsentrasi pada isu-isu regional. OMC mempunyai akses pengendalian ke arah SSS dan BSS melalui BSC.

Fungsi dari OMC dan NMC dapat digabungkan dalam instalasi fisik yang sama atau diimplementasi di lokasi yang berlainan. Fungsi dari OSS meliputi:

1. Manajemen konfigurasi 2. Manajemen fault

3. Manajemen performansi 4.

2.3.4 Interface Dalam Jaringan GSM

a. Interface Public Line Mobile Network (PLMN) – Public Switched Telephone Network (PSTN)

Interface ini digunakan untuk menghubungkan PLMN GSM/DCS ke jaringan fix telepon PSTN. Struktur interface:

- Kanal trafik, PCM30 (A law) dengan tidak dibatasi 64 Kbit/s atau frekuensi audio yang dibatasi (ketetapan nasional) 3.1 KHz.

- Signaling CCS7 (misalnya: TUP) atau CAS channel associated signaling (misalnya: IKZ50, MFC:R2; ketetapan nasional).

(24)

b. Interface PLMN-Integrated Services Digital Network (ISDN)

Interace ini digunakan untuk menghubungkan PLMN GSM/DCS ke jaringan fix ISDN. CCS7 digunakan untuk melayani interface ini yang ditawarkan oleh PLMN GSM/DCS. Sejumlah kanal trafik dan kanal signaling yang digunakan tergantung pada muatan trafik MSC.

Struktur interface:

- Kanal trafik, PCM30 (A law) dengan tidak dibatasi 64 Kbit/s. - Signaling CCS7 (ISUP).

c. Interface PLMN ke PLMN yang lainnya melalui PSTN/ISDN

Interface dari PLMN ke PLMN lain melalui satu atau beberapa PSTN/ISDN yang spesifik dalam standar GSM/DCS seperti interface interkoneksi. Konfigurasi dari satu PLMN tidak berakibat pada PLMN yang lain, jika keduanya mengikuti standar GSM/DCS.

d. Interface MSC-VLR (Interface-B)

Interface ini digunakan untuk mengakses oleh MSC ke database VLR dari pelanggan mobile, jika data-data diperlukan MSC. Sejak MSC dikombinasikan dengan VLR, interface CCS7 eksternal tidak diperlukan. Komunikasi signaling ditangani dalam node network SSS.

e. Interface MSC-HLR (Interface-C)

Interface ini penting diperlukan pada saat MSC mengerjakan fungsi-fungsi dari sebuah jaringan yang mengakses MSC (GMSC). Pada saat MTC, interface ini membantu interogasi database HLR dengan menyediakan informasi ruting signaling. Struktur interface: signaling CCS#7 (MAP) jika MSC ditambah network element lainnya dikombinasikan dengan HLR dalam konfigurasi MSC/VLR/HLR/AC/EIR,

(25)

tidak ada interface CCS#7 eksternal yang diperlukan. Komunikasi signaling ditangani dalam node network SSS.

f. Interface VLR-HLR (Interface-D)

Interface ini digunakan untuk mentransfer data pelanggan mobile antara VLR dan database HLR. Struktur interface: signaling CCS#7 (MAP). Jika VLR ditambah network element yang lain yang dikombinasikan dengan HLR dalam konfigurasi MSC/VLR/HLR/AC/EIR, tidak ada interface CCS#7 yang diperlukan. Komunikasi signaling ditangani dalam node network SSS.

g. Interface MSC-MSC (Interface-E)

Melalui interface ini sebuah panggilan dibangun antara satu area pelayanan MSC dan yang lainnya. Interface-E digunakan untuk membangun MTC dan MOC serta handover. Interface meliputi hubungan kanal trafik dan hubungan signaling CCS#7. Struktur interface:

- Kanal trafik, PCM30 (A-law). - Signaling CCS#7 (ISUP, MAP).

h. Interface MSC-EIR (Interface-F)

Interface ini digunakan untuk interogasi status perangkat dari sebuah mobile station dengan bantuan dari IMEI pelanggan mobile tersebut. Struktur interface: signaling CCS#7 (MAP). Jika VLR ditambah network element yang lain yang dikombinasikan dengan HLR dalam kombinasi MSC/VLR/HLR/AC/EIR, tidak ada interface CCS#7 eksternal yang diperlukan. Komunikasi signaling ditangani dalam node network SSS.

(26)

Interface ini digunakan untuk mentrasmisikan data pelanggan mobile antara VLR selama masih registrasi di area VLR tersebut. Struktur interface: signaling CCS#7 (MAP).

j. Interface HLR-AC (Interface-H)

Interface ini digunakan untuk interogasi database AC untuk parameter-parameter autentication dari pelanggan mobile dalam hal ini AC yang desentralisasi. Struktur interface: signaling CCS7 (MAP). Jika VLR ditambah network element yang lain yang dikombinasikan dengan HLR dalam konfigurasi

MSC/VLR/HLR/AC/EIR, tidak ada interface CCS#7 eksternal yang diperlukan. Komunikasi signaling ditangani dalam node network SSS.

k. Interface MSC-BSS (Interface-A)

Interface A adalah interface dari BSS ke MSC. Interface A digunakan sebagai berikut;

- Trafik suara/data.

- Pengelolaaan BSS (misalnya: channel assignment).

- Pengatur hubungan (misalnya: membangun MOC dan MTC). - Mobility Management (misalnya: location update).

- Supplementary service.

- Short Message Service (SMS).

- Dual-Tone Multi-Frequency signaling (DTMF).

Interface-A berhubungan erat dengan kanal trafik dan hubungan signaling CCS#7. Struktur interface:

(27)

- Signaling CCS#7 (BSSAP, DTAPdan BSSMAP).

BAB III

SHORT MESSAGE SERVICE CENTER (SMSC)

3.1 Umum

Short Message Service Centre (SMSC) menawarkan fasilitas untuk mengirim dan menerima teks short message. Teks short message dapat saling dikirimkan antara dua mobile station atau antara sebuah mobile station dengan sebuah service provider (Large Account). Terdapat dua tipe berbeda dari short message, yaitu:

1. Mobile Originated Short Message (MO/SM) 2. Mobile Terminated Short Message (MT/SM)

Mengirim short message, berarti mentransportasikan message dari mobile station ke SMSC. Menerima short message, berarti mentransportasikan message dari SMSC ke mobile station.

3.1.1 Mobile Originated Short Message Flow (MO/SM)

SMSC pada dasarnya adalah sebuah device yang berperan untuk menyimpan dan mengirimkan message. Di Gambar 3.1 ditunjukkan Mobile Originated Short Message Flow.

(28)

Gambar 3.1 Mobile Originated Short Message Flow

Mobile station mengirimkan short message ke arah SMSC. Setelah short

message diterima oleh SMSC, SMSC kemudian mengirimkan sebuah laporan balik ke

arah mobile station pengirim yang mengindikasikan bahwa short message telah diterima oleh SMSC. SMSC kemudian mengantarkan message ke arah mobile station penerima. Jika seandainya message berhasil diterima oleh mobile station penerima, maka Short Message Entity (SME) akan mengirimkan sebuah laporan balik ke SMSC yang mengindikasi bahwa message sudah diterima.

Pengirim message dapat meminta status dari message yang dikirimkan melalui mobile stationnya (delivered, buffered atau not delivered). Pengirim message akan menerima sebuah notification, yang berisikan informasi tentang status dari message yang yang sebelumnya sudah dikirimkan.

3.1.2 Mobile Terminated Short Message Flow (MT/SM)

Di Gambar 3.2 ditunjukkan Mobile Terminated Short Message Flow. Setelah menerima message dari SMSC, mobile station mengirim informasi (laporan) balik ke arah SMSC. Kemudian laporan dikirimkan antara SMSC dan pengirim message.

(29)

Gambar 3.2 Mobile Terminated Short Message Flow

3.1.3 Cara Mengambil Status Short Message

Pada saat short message dihasilkan oleh pengirim, maka pengirim akan diberikan informasi jika short message telah disampaikan atau tidak. Dalam hal ini pengirim harus meminta laporan status pada saat mengirimkan short message. Sebagai catatan bahwa untuk mengatur penawaran ini kepada pengirim, jaringan maupun mobile stationnya harusnya mendukung fungsi ini.

Notification dikirimkan ke pengirim atas permintaan khusus per short

(30)

akan dibufferkan pada SMSC. Pengirim akan mendapatkan sebuah notification yang berisikan informasi tentang short message yang dibufferkan. Selanjutnya pada saat

short message disampaikan, pengirim akan mendapatkan notification yang berisikan

informasi bahwa short message sudah disampaikan. Jika short message tidak dapat disampaikan, pengirim juga akan mendapatkan notification yang menginformasikan kejadian ini.

Pengirim dapat meminta notification dengan memasukan perintah langsung pada saat mobile station mengirimkan short message. Operator selular dapat mengkonfigurasi SMSC sehingga SMSC selalu mengirimkan notification ke pengirim

short message.

3.1.4 Daftar Distribusi

Daftar distribusi mengijinkan pelanggan mobile mengirimkan short message ke banyak tujuan dalam satu kali pengiriman short message. Dengan pembatasan di awal, sebuah daftar distribusi penerima yang dikehendaki dapat menerima short

message yang dikirimkan oleh pengirim dan SMSC selanjutnya akan

(31)

Gambar 3.3 Mengirim Message Menggunakan Daftar Distribusi 3.1.5 Forwarding

Banyak pengguna telepon selular mempunyai mobile station pribadi maupun mobile station untuk keperluan bisnis. Hal ini tidak disukai karena membawa keduanya untuk berpergian tidaklah ringkas. Untuk situasi seperti ini, SMSC menawarkan fungsi forwarding/pengalihan. Seluruh short message dapat dialihkan ke mobile station yang lainnya secara langsung atau setelah satu kedudukan penyampaian ke nomor penerima yang telah ditentukan oleh pengirim. Fungsi seperti ini disebut unconditional dan conditional forwarding. Mengalihkan short message dapat diaktifkan dan dinon-aktifkan oleh pelanggan mobile dengan langsung memasukan perintah.

(32)

Gambar 3.5 Unconditional Forwarding 3.1.6 Long Messages

Sebuah short message dapat berisi maksimum 160 karakter. Pada sebagian besar situasi, hal ini tidaklah cukup. Akan tetapi, pada saat karakter diperlukan lebih banyak, SMSC memungkinkan pengguna untuk menyusun short message dengan panjang maksimum karakter adalah 640 karakter, dengan memasukan perintah langsung. Short message ini disebut long messages .

Dari mobile station, mempunyai panjang maksimum empat short message yang dapat dikirimkan secara berurutan dengan menggunakan perintah langsung. Sesampainya short message di mobile station penerima dalam empat short message. Isi dari masing-masing short message dimulai dengan nomor yang berurutan yang mengindikasikan posisi short message dalam long messages.

Gambar 3.6 Pengiriman Long Messages Ke Short Message Terminal

3.1.7 Interface SMSC Dengan Public Land Mobile Network (PLMN)

Fungsi Gateway dan Interworking MSC (G/IW-MSC) menyediakan interface antara SMSC dan PLMN. Tugas utamanya adalah merutekan short message berdasarkan informasi yang disediakan oleh Home Location Register (HLR), terhadap MSC yang tepat atau SGSN di mana mobile station berlokasi.

(33)

Gateway MSC berkomunikasi dalam PLMN dengan MSC/SGSN maupun HLR, selanjutnya untuk mencapai informasi ruting, mengatur penyampaian short

message yang diterima. Interworking-MSC mengirimkan short message dan message alert dari PLMN ke arah SMSC.

Ruting pada global title maupun point code didukung untuk mengatur rute seefisien mungkin dalam PLMN bilamana memungkinkan. CMG G/IW-MSC terintegrasi dalam SMSC. Hal itu membuat platform hardware dan software yang sama. G/IW mendukung MAP Phase 1, MAP Phase 2 dan MAP Phase 2+.

Gambar 3.7 SMSC Dalam Jaringan GSM

3.2 Pengertian Protokol

Untuk mengurangi kerumitan rancangan, sebagian besar jaringan diorganisasikan sebagai suatu tumpukan lapisan (layer) atau level, yang setiap layernya berada di atas layer yang berada di bawahnya. Jumlah, nama, isi dan fungsi setiap layer dapat berbeda dari jaringan yang satu dengan jaringan lainnya. Akan tetapi, pada semua jaringan, tujuan suatu layer adalah untuk memberikan layanan kepada layer yang berada di atasnya.

Layer n pada sebuah mesin melakukan pembicaraan dengan layer n pada mesin lainnya. Hukum dan konvensi yang dipakai dalam pembicaraan ini dikenal secara umum sebagai protokol layer n. Pada dasarnya, protokol adalah sekumpulan

(34)

aturan dan prosedur yang mengatur tata cara berkomunikasi antara pengirim dan penerima dalam suatu jaringan.

3.3 Protokol CCS#7 Untuk Sistem Kerja SMSC

Cara kerja dari SMSC untuk pengiriman SMS dan penerimaan SMS dibawa oleh protocol-protokol CCS#7 yang berikut ini:

3.3.1 SCCP

Signalling Connection Control Part (SCCP) merupakan suatu software blok fungsional di atas MTP. Bersama-sama dengan MTP, SCCP membentuk Network Service Part (NSP). Transfer data dilakukan dalam bentuk blok data yang disebut dengan Network Service Data Unit (NSDU).

a. Fungsi SCCP:

- Pembangunan dan kontrol hubungan signaling (misalnya hubungan logika “end to end” antara signaling point).

- Memungkinkan pengalamatan seluruh dunia untuk signaling point. SCCP mempunyai fungsi translasi dan perutingan.

- Pengiriman message dapat connection-oriented atau connectionless.

- Fungsi-fungsi tambahan untuk pengiriman message antar exchange dan signaling point lainnya (misalnya database).

- Mengirimkan informasi signaling yang berhubungan dengan sirkit maupun non-sirkit.

b. User SCCP

ISDN User Part (ISUP)

- Menggunakan layanan SCCP untuk mengirimkan ‘end-to-end informasi signaling.

(35)

- Menggunakan layanan connectionless dan connection-oriented.

Transaction Capabilities Application Part (TCAP)

TCAP menyediakan fungsi-fungsi Transaction Capability (TC) yang mana mendukung pengiriman informasi yang berhubungan dengan non-sirkit menggunakan fungsi SCCP.

User TCAP

- Operation and Maintenance Application Part (OMAP) - Mobile Application Part (MAP)

c. Layanan SCCP:

Layanan Connectionless

- Menyediakan user SCCP dengan kemampuannya untuk mengirimkan

message signaling tanpa pembangunan hubungan signaling. Layanan Connection-oriented

- Hubungan signaling dibangun dan dikontrol oleh user SCCP.

Fungsi-fungsi manajemen

- Mengelola status subsistem SCCP

- Informasi tentang penggantian dalam status subsistem yang disediakan ke node lainnya.

Fungsi Ruting dan Translasi Alamat

- Menyediakan fungsi translasi, yang mana diminta untuk layanan connectionless dan connection-oriented.

d. Kelas Protokol

Protokol yang digunakan oleh SCCP untuk menyediakan layanan jaringan dibagi dalam empat kelas protocol:

(36)

Kelas 0: Kelas basic connectionless

Mentransportasikan suatu Network Service Data Unit (NSDU) terpisah dari NSDU yang lainnya. Dengan demikian terdapat kemungkinan message tidak terkirim secara berurutan.

Kelas 1: Kelas Sequenced connectionless

Mengimplementasikan pengontrolan urutan, dengan demikian pengiriman

message secara berurutan.

Kelas 2: Kelas Basic Connection-oriented

Mengirimkan antara user SCCP dari dua node yang dilakukan dengan penyetingan hubungan signaling temporer atau permanen.

Kelas 3: Kelas flow control connection-oriented

Fasilitas dari kelas 2 dilengkapi dengan menambahkan flow control, pendeteksian loss dan mis-sequencing message.

3.3.2 TCAP (Transaction Capabilities Application Part)

TCAP merupakan application protocol CCS#7 yang digunakan untuk mendistribusikan berbagai jenis aplikasi. TCAP mempunyai kemampuan menyediakan transfer informasi non-circuit related dan membangkitkan layanan-layanan untuk aplikasi tertentu tergantung dari aplikasinya.

Fungsi TCAP:

- Menyediakan end-to-end protocol antar Transaction Capabilities user, dengan kemampuannya menyediakan transfer informasi non-circuit related.

(37)

- Menyediakan pengoperasian ke exchange tujuan dan mereplay melalui sebuah dialog.

- TCAP adalah sub-bagian dalam Component Sublayer and Transaction Sublayer.

3.3.3 MAP (Mobile Application Part)

Protokol Mobile Application Part (MAP) dirancang untuk mendukung signaling dalam Switching Subsistem (SSS) sebagai bagian dari jaringan GSM.

a. Fungsi MAP:

- Mobile Application Part (MAP) membatasi fungsi signaling mengenai informasi yang berhubungan dengan exchange untuk pelanggan mobile. - Menyediakan fungsi Transaction Capability (TC) dalam prosedur umum

yang mendukung pentransferan informasi non-circuit related antara dua atau lebih node signaling.

- Membatasi fungsi signaling yang mendukung nasional maupun internasional dan fungsi pelanggan mobile baik suara maupun non-suara.

b. Penggunaan MAP

MAP digunakan untuk yang berikut ini:

- Call Setup baik Mobile Originating Call (MOC) maupun Mobile Terminating Call (MTC).

- Location update dan cancellation. - IMSI Detach/Attach.

- Pengambilan parameter-parameter pelanggan mobile pada saat call setup. - Memperbaharui HLR dan VLR dengan informasi pelanggan mobile

dengan memperhatikan perubahan parameter-parameter pelanggan. - Authentication dan encryption.

(38)

- Handover

- Pengamanan informasi

- Mengecek pengamanan mobilephone dengan IMEI dan alokasi TMSI - Menangani supplementary services.

- Pentarifan (misalnya antara MSC dan HLR).

3.3.4 Alur pengiriman SM menggunakan service Data Base dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

(39)

2. SMS biasanya diterima oleh SMSC melalui SIW ( Submition InterWorking).

SIW menangani Application Level Protocol yang digunakan Telematic InterWorking. Bila SIW menerima pesan masuk dari jaringan, SIW akan

Mengirim pesan tersebut ke SSD (Subscription Services Director)

3. SSD membaca fitur-fitur yang tersedia pada originator (pengirim) dan penerima (recepient) dari database, dan juga menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memproses panggilan masuk atau penangan pesan.

4. SIW memeriksa apakah distibution list service dilampirkan. Apabila dilampirkan, pesan akan diteruskan ke DLH (Distribution List Handler). Jika tidak dilampirkan, pesan akan diteruskan ke SMH (Short Message Handler). 5. DLH menerima distribution list service member addresses (daftar distribusi

alamat servis pelanggan) dari database dan meneruskan copy dari pesan ke

SMH untuk setiap distribution list member.

6. SMH bertanggung jawab untuk menyimpan pesan dan mencoba memulai pengiriman. Selain itu SMH juga bertanggung jawab untuk membuat notifikasi apabila dibutuhkan.

SMH memeriksa jika Service Priority dilampirkan dalam pesan. Jika

dilampirkan, pesan dikirim ke DIW terlebih dahulu. Pesan normal akan dikirim ke DIW dengan normal.

Setelah pesan terkirim, atau masa valid telah habis, SMH memeriksa jika Faks reporting service terlampir. Apabila terlampir, pesan akan diteruskan ke FRH

(Fax Report Handler).

7. Pengiriman pesan atau notifikasi biasanya dilakukan menggunakan DIW

(40)

8. FRH mengumpulkan semua pesan untuk mengefaks laporan pelanggan pada basis harian. Pada saat pelanggan memberikan faks, FRH mengaktifkan laporan faks pada pesan yangakan dikumpulkan pada hari itu dan mengirimnya pada pelanggan di nomor alamat faks.

9. Pesan dikirim melalui GIW ke penerima. 10.

3.3.4.1 SUBMISSION INTERWORKING

SIW ( Submission InterWorking), menangani spesifik aplikasi protokol dengan

dunia luar ( Telematic InterWorking). SIW juga menangani Internal data interface dimana SIW berhubungan dengan SMH Subsistem.

Tergantung dengan jenis telematic interworking, SME ( Short Message Entity) dapat berhubungan pada jalur tanpa koneksi ( seperti subscriber number pada PLMN ), atau SME akan interaktif pada hubungan koneksi orientasi. Selain itu juga dapat menyediakan CLI (Calling Line Identification) atau tidak dalam akses network. Perbedaan ini tidak mempengaruhi perilaku dari SIW.

Tugas utama dari SIW subsistem adalah :

 Menerima incoming network connections.

 Menerima pesan (termasuk parameter seperti seperti tipe notifikasi yang diminta) dari SME.

 Menerjemahkan isi pesan ke internal coding Scheme di dalam SMSC.

 Me-Routing pesan menuju SMH dan menyediakan hasil yang verifikasi kepada SME.

 Menerima peringatan dari SME and Me-routing ke SMH.  Menangani message yang diorientasi dari SME.

(41)

 Me-routing notifikasi yang berasal dari pesan yang yang diterima sesi tertentu, dari SMH ke SME dan melaporkan keberhasilan atau kegagalan ke

SMH.(Kasus interaktif pada saat identifikasi jalur panggilan tidak tersedia

dalam jaringan)

 Me-routing pesan dan notifikasi dari SMH ke SME dan melaporkan keberhasilan atau kegagalan ke SMH. (kasus interaktif, pada saat identifikasi jalur panggilan tersedia dalam jaringan)

 Melaporkan kerusakan ke O&M subsistem.

 Mengumpulkan hasil informasi untuk digunakan oleh O&M subsytem.  Memberitahukan SMH bahwa sesi interaktif telah dimulai atau berakhir.  Memberhentikan hubungan dengan SME setelah waktu habis dari

non-aktivitas.

 Menangani pemodifikasian pesan.

- Mendukung prosedur Operation and Maintenance. - Pentransferan Short Message (SMS).

3.3.4.2 DELIVERY INTERWORKING

DIW (Delivery InterWorking), menangani spesifik aplikasi protocol dengan

dunia luar (telematic interworking) dan internal data interface melalui

SMH.tergantung pada telematic interworking, SME berkomunikasi dalam

jalurkomunikasi yang kurang atau akan berinteraksi dimana dalam kasus komunikasi dengan hubungan berorientasi.

(42)

Hubungan berorientasi, akan dibiarkan terbuka oleh DIW apabila parameter pengiriman pesan menandakan bahwa setidaknya satu atau banyak pesan sedang dikirim pada penerima yang sama.

Tugas utama dari DIW subsistem adalah:  Memulai koneksi network pengiriman.

 Menerjemahkan isi pesan kedalam format atau bentuk yang diperlukan oleh penerima SME.

 Me-routing pesan dan notifikasi dari SMH ke SME dan melaporkan keberhasilan atau kegagalan menuju SMH.

 Melaporkan kesalahan-kesalahan ke O&M subsistem.

 Mengumpulkan informasi hasil untuk digunakan oleh O&M subsistem.  Mengakhiri koneksi pengiriman.

BAB IV

Analisa dari permasalahan SMSC dan Pembahasan

Large Account

4.1

Analisa permasalahan smsc yang berulang-ulang:

Permasalahan smsc yang berulang-ulang ini masih sering terjadi pada sisi pengguna mobile selular . Dari hasil analisa dan experience yang didapat permasalahan ini banyak terjadi dikarenakan terjadinya :

(43)

- Link Transmisi yang Flicker yang menyebabkan saat smsc mengirimkan message dari A number ke arah B number, SMSC belum menerima message delivery report yang akan dikirimkan balik oleh smsc ke arah A number sebagai informasi bahwa B number telah menerima pesan tersebut, sehingga smsc akan mengirimkan message berulang-ulang kearah b number hingga b number mengirimkan sinyal balik kearah smsc bahwa message tersebut telah dikirimkan.

- Global title dari sisi MSC ataupun SMSC yang belum dikenali sehingga saat akan mengirimkan delivery report sisi smsc ataupun MSC/VLR yang menghandle b number tidak dapat mengirimkan sinyal message yang normal. - Routing Looping yang terjadi dikarenakan adanya kesalahan database dari

routing smsc ataupun dari sisi routing MSC/VLR.

4.2

Analisa permasalahan terlambatnya sistem delivery report pada sisi pengirim:

- Link Transmisi yang Flicker dari sisi MSC/VLR kearah smsc baik dari arah MSC/VLR yang menghandle A Number maupun dari arah B number yang menyebabkan saat smsc akan mengirimkan message delivery report kearah A number sisi smsc belum menerima message delivery report dari B number ataupun saat akan mengirimkan delivery report kearah A number link transmisi tersebut flicker.

(44)

- Terlalu panjangnya routing data base yang dibuat pada sisi MSC/VLR ataupun dari sisi SMSC sehingga terlalu banyak hoop yang dilewati yang akan mengakibatkan delay waktu ataupun permasalahan yang didapat saat dilewati oleh message dari NE yang dilewati semakin besar.

4.3

Permasalahan kapasitas band signaling.

Dikarenakan saat ini kemampuan mengirimkan band signaling tidak sama pada setiap NE, maka diperlukannya suatu konfigurasi yang akan mematchingkan semua NE yang dapat memanagement jalur signaling dan clusterisasi dari setiap NE sehingga ditemukan suatu format yang akan membuat kesederhanaan dari sisi data base dan sisi troubleshoot di dalam pengoperasiannya. Saat ini SMSC telah mampu menggunakan sigtran transfer signaling berbasis IP sebagai koneksinya, sedangkan untuk aligment link ke NE yang dituju belum mampu menghandle sigtran sehingga diperlukannya pengconvert sigtran kearah HSL.

Berikut ini gambar dari konfigurasi SMSC :

Vref FB Comp Reset I- sense Drain Source Shtdwn Pulse Width Modulator

BEP FEP ITP GIW SIGTRANS HSL HSL HSL

(45)

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada sisi NE SMSC telah mampu mengirimkan sigtran pada output GIW yang akan dikirimkan kepada NE yang lain, akan tetapi untuk mensinkronisasikan kemampuan signaling dari NE yan lain maka di pasangkanlah suatu NE didepan GIW yaitu ITP yang berfungsi sebagai transport protocol yang mengconvert band signaling dari kapasitas sigtran menjadi HSL. Pada sisi ITP pun berfungsi sebagai penyimpan dan pengatur database dari routing dan pengenalan alamat GT dari seluruh NE yang terkoneksi kearah SMSC. Sehingga pada sisi SMSC menghasilkan simple data base yang hanya akan mengenal GT dari satu mesin saja yaitu ITP dan dengan simple data base ini dapat mengurangi adanya looping routing ataupun berfungsi untuk meminimalisasi problem masalah yang ada. Formula simple data base ini dengan memasangkan mesin ITP didepan SMSC yang sangat menguntungkan serta berpengaruh besar pada mesin SMSC. Selain mempermudah trouble shoot sebagai tracing masalah SMS, ITP pun digunakan sebagai sarana memanagement signaling dari semua mesin yang ada dibawahnya.

4.4 CONTENT PROVIDER / LARGE ACCOUNT SERVICES

a. Tinjauan Servis

Bila Added Value Service (misalnya obrolan, game, hiburan dan jasa informasi) lebih banyak yang didasarkan pada pesan singkat diperkenalkan pada mobile network, maka penyedia informasi akan menuntut tingkat servis dari network operator yang akan melangkah lebih lanjut dari pada sekedar mengirim dan menerima pesan singkat. Para pengguna pesan singkat volume besar, seperti

(46)

perusahaan-perusahaan raksasa, memerlukan penetapan ketentuan khusus dan setting yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen (customized) dari CMG SMSC.

Jenis-jenis pengguna ini dikategorikan sebagai Large Accounts (LA) dan memainkan peran penting dalam keberhasilan pesan singkat. Mereka menyediakan jasa yang bernilai untuk pengguna pada waktu yang sama, yang mendorong penggunaan pesan singkat. Untuk mendorong loyalitas dan mengurangi hambatan yang dihadapi oleh pelanggan, operator dapat memperkenalkan jasa yang dispesialisasikan.

Large Account (penyedia jasa atau informasi) didaftar sebagai pengguna yang telah membuat susunan spesifik dengan operator untuk kepatuhan dan pengiriman pesan singkat dan pengiriman pemberitahuan. Dengan memiliki kombinasi operasi SMSC seperti Throughput Regulation, Numbers and Alphanumeric Addressing singkat, operator dapat mempersiapkan cara yang ia gunakan untuk memasarkan jasa SMS kepada pelanggan dan Large Account.

Large Account khusus mungkin menyediakan informasi berikut pada pelanggan mobile:

• Ramalan cuaca

• Berita utama (News headline)

• Informasi lalu lintas

• Bursa efek

• Perbankan / E-commerce.

• Periklanan

• Jasa informasi yang tergantung pada lokasi

• Hasil pertandingan olah raga Nasional dan Internasional

(47)

• Hasil pooling sepak bola • Picture messaging • Ringstones • Games • SMS (TV) voting. b. Logging

CMG SMSC melakukan logging semua informasi (kecuali isi) dari setiap pesan singkat (termasuk pemberitahuan) yang disampaikan atau yang dihapus (kecuali untuk pesan MENU).

c. Submission Logging / Hot Billing Suport

Bila submission logging telah diberdayakan dalam CMG SMSC, semua pesan singkat akan dimasukkan ke dalam log pada waktu submisi. Fitur atau sifat ini menjamin bahwa walaupun pesan singkat dengan waktu pengiriman yang ditangguhkan diketahui dalam log file. Informasi yang dipanggil dari log file dapat juga digunakan untuk memperoleh informasi statistik lain tentang penggunaan pesan singkat.

4.4.1 Identifikasi Large Account a. Large Account Password Check

Setiap Large Account memiliki sambungan dengan CMG SMSC untuk

menyerahkan atau menerima pesan singkat melalui, misalnya, PSTN atau x.25. Untuk mengidentifikasi Large Account, CLI dapat digunakan. Untuk menjamin identifikasi Large Account , CMG SMSC dapat dikonfigurasikan dengan sedemikian cara

(48)

b. Akses pada Jasa Large Account - Blacklist

Large Account dapat membatasi aset pada jasa yang ditawarkan melalui sebuah blacklist. Blacklist berisi MSISDN (untuk kisaran angka) dari pelanggan yang tidak diijinkan untuk menggunakan jasa tersebut. Ada dua jenis blacklist:

• MO blacklist: entry dari daftar ini tidak diijinkan untuk menyerahkan pesan singkat dari Large Account.

• MT blacklist: entry dari daftar ini tidak diijinkan untuk menerima pesan singkat dari Large Account.

- Whitelist

Selain blacklist mungkin mendefinisikan whitelist, yang digunakan untuk CMG SMSC untuk memastikan bahwa hanya satu pelanggan yang memiliki MSISDN pada whitelist dapat memberikan pesan singkat (MO whitelist) atau menerima pesan singkat (ME whitelist) pada atau dari Large Account secara berurutan. Operator dapat memperhitungkan balok blacklist maupun whitelist.

4.4.2 Menentukan Jalur Pesan

a. Secondary Addressing

Adalah mungkin menetapkan alamat kedua untuk mendefinisikan tujuan pesan singkat final, misalnya, bila Large Account menggunakan X.25 untuk menerima pesan dari CMG SMSC. Fungsi secondary addressing ini secara khusus berguna bila

(49)

Large Account hanya merupakan satu-satunya orang yang dapat menyampaikan pesan kepada alamat final.

Dengan menetapkan klas pesan dari pesan singkat, Large Account dapat juga mempengaruhi cara di mana stasiun mobil menangani pesan singkat MT. Dengan menetapkan kelas pesan, mobile station dapat diinstruksikan untuk:

• Hanya menampilkan pesan (tidak menyimpan), atau

• Menyimpan pesan di dalam MS memory, atau

• Menyimpan pesan dalam SIM memory, atau

• Memancarkan pesan ke alat eksternal.

4.4.3 Pengaruh Large Account pada Penyampaian (Pesan)

Menghubungkan Large Account pada SMSC penting sekali untuk

mendapatkan hasil pesan. Dengan memanggil informasi seperti laporan cuaca, situasi lalu lintas aktual dan status rekening bank anda adalah pelayanan yang telah banyak kita kenal yang dapat ditawarkan melalui mobile network. Semakin banyak jasa (misalnya Large Account) akan dikembangkan, semakin banyak diferensiasi jasa akan menjadi isu kunci bagi operator. Alat-alat yang berbeda memiliki syarat berbeda sehubungan dengan penyampaian pesan.

4.4.4 Configurable Retry Scheme per Large Account

Karena beberapa alasan (misalnya untuk sementara keluar dari cakupan atau usaha penyampaian yang tidak berhasil suatu pesan singkat dari CMG SMSC ke mobile station), CMG SMSC dapat menyimpan pesan dan mulai mencoba untuk menyampaikan pesan menurut skema yang didefinisikan yang dikenal sebagai “retry scheme”. Retry scheme dapat didefinisikan di dengan beberapa cara, misalnya

(50)

memiliki usaha penyampaian kemudian untuk pesan khusus yang dilakukan setelah 5 menit. Kapasitas jaringan merupakan faktor penting ketika mendefinisikan retry scheme. CMG SMSC menyediakan bagi operator suatu kemungkinan untuk

menawarkan retry scheme yang berbeda pada Large Account dengan fungsionalitas CMG SMSC “Configurable retry scheme per large Account”. Secara total, 255 retry profiles dapat dikonfigurasikan, masing-masing dengan retry schme unik. Skema-skema itu dapat ditentukan untuk satu Large Account atau lebih yang menyediakan tingkat pelayanan berbeda untuk diferensiasi jasa. Bagan 4-1 menunjukkan retry scheme yang dapat dikonfigurasikan.

Bagan 4-1: Retry Scheme yang dapat dikonfigurasikan untuk Large Account

Biasanya, kebutuhan untuk penerimaan pesan singkat secara cepat sangat tinggi (misalnya informasi tentang saham). Untuk alasan ini, Large Account bersedia untuk membayar harga lebih tinggi untuk setiap pesan singkat bila operator dapat menjamin retry cepat untuk menyampaikan usaha pengiriman pesan singkat yang tidak sukses sebelumnya (misalnya retry pertama dalam satu menit).

4.4.5 Kualitas Pelayanan

Untuk mengijinkan operator untuk melakukan diferensiasi dan bersaing dalam menawarkan tingkat-tingkat pelayanan spesifik kepada Large Account, CMG SMSC menawarkan kemungkinan untuk mendefinisikan perilaku pemberitahuan untuk lalu

(51)

lintas MO yang dikirim ke Large Account. Pemberitahuan tidak terikat oleh setting pemberitahuan SMSC umum.

4.4.5.1 Large-Account-Specifif Notification Setting

Pesan pemberitahuan adalah pesan informasi yang menunjukkan status dari pesan singkat yang diberikan sebelumnya. Kombinasi yang berbeda dari pemberitahuan dapat didefinisikan per Large Account. Pemberitahuan dapat menunjukkan apakah pesan singkat yang dikirim sebelumnya telah disampaikan, diberi buffer atau tidak dikirim. Dengan menggunakan opsi “Large Account-specific notification setting”. Operator dapat mendefinisikan tiga setting pemberian berikut untuk Large Account spesifik.

• Default SMSC setting: Large Account memiliki perilaku pemberitahuan sama dengan setting pemberitahuan SMSC umum.

• Default no notifications: Kegagalan yang diakibatkan sumber pesan singkat tidak menerima pemberitahuan walaupun sumber pesan singkat secara eksplisit meminta pemberitahuan dengan menggunakan scan command (perintah cepat).

• Default notifications: sumber pesan singkat secara otomatis menerima pemberitahuan menurut jenis pemberitahuan untuk Large Account, walaupun sumber pesan singkat tidak secara eksplisit minta pemberitahuan dengan menggunakan scan command.

Tambahan pula, Large Account dapat memilih untuk mengirim pemberitahuan kepada sumber pesan singkat untuk setiap pesan yang diserahkan (misalnya, permohonan bank yang meminta password untuk dimasuki).

(52)

Dengan menggunakan fungsionalitas diferensiasi Quality of Service (QOS), adalah mungkin menyediakan tingkat pelayanan yang berbeda pada pengguna, yang didasarkan pada access port yang dipilih. Ini dapat menjadi basis untuk mengubah secara berbeda untuk tingkat-tingkat pelayanan tertentu.

Variabel-variabel berikut dapat dikonfigurasikan per port (dudukan):

• Notifications

• Inquiry/delete

• Out-dialling allowed yes/no

• Deferred delivery (penyampaian pesan yang ditangguhkan)

• Multiple addressing

• Periode validitas

• Last-resort address.

4.4.5.3 Interaksi Large Account

Large Account diidentifikasi dengan LAID, yang dapat dikonfigurasikan melalui Provisioning X-Windows Interface (PRX) atau Provisioning Command Line Interface (PRL).

a. MO short message

MO short message diserahkan dari mobil station ke CMG SMSC yang menjadi asal pengiriman MO short message ke Large Account yang dituju (atau mobile user yang lain). Bagan 4-2 menyajikan arus dari MO short message pada sebuah Large Account.

(53)

Bagan 4-2: MO short message pada pada Large Account.

MT short message diserahkan dari sebuah Large Account pada CMG SMSC. CMG SMSC akan mengubah pesan itu ke dalam format yang diperlukan untuk pengiriman ke mobile station. Bagan 4-3 mengilustrasikan MT short message dari Large Account.

Bagan 4-3: MT short message dari Large Account.

b. Addressing Large Account

Untuk mempermudah menunjuk aplikasi/pelayanan Large Account dari mobile station jenis-jenis addessing seperti yang diilustrasikan dalam Bagan 4-4 seharusnya digunakan. Opsi itu adalah:

(54)

• Alpha numeric addressing

• Virtual SMSC addressing

Bagan 4-4: Addressing Large Account

b.1 Short Number addressing

Mencegah end-user agar tidak mengingat 10-digit service number dari Large Account, nomor singkat dapat digunakan untuk menunjuk Large Account. Pelayanan aktual yang diminta oleh user dari aplikasi dapat ditetapkan dalam isi pesan singkat. Bagan 4-5 menyajikan permintaan informasi yang menggunakan nomor singkat. Maksimum 1000 nomor singkat dalam kisaran 100-9999 dapat didefinisikan. Dalam CMG SMSC, nomor singkat diterjemahkan dalam Large Account’s X.25, ISDN, TCP/IP atau PSTN address.

(55)

Bagan 4-5: Penggunaan nomor singkat untuk mengakses Large Account. b.2 Alphanumeric Addressing

Alphanumeric addressing menyediakan bagi mobile user metode alternatif untuk mengakses (addressing) Large Account; nama simbolis dapat digunakan dan dari pada numeric address atau short number. CMG SMSC akan mengubah alphanumeric address menjadi network address dari Large Account. Alphanumeric address dapat ditetapkan untuk setiap Large Account. Alphanumeric address mungkin terdiri dari angka-angka, huruf, atau kombinasi dari keduanya seperti yang ditunjukkan dalam Bagan 4-6.

Bagan 4-6: Menggunakan Scan Command untuk mengakses Large Account.

Mobile user dapat menggunakan command-scanning feature dari CMG SMSC (phase-1 mobile dan phase-2 mobile) untuk menetapkan Large Account. Dalam contoh: ‘C’ kependekan untuk ‘Company‘ (atau bagian singkat dari bahasa yang lain)

(56)

dan dapat didefinisikan oleh operator. Penggunaan ‘C’ perlu untuk membedakan antara nama-nama perusahaan dan SMSC scan command yang lain.

Bagan 4-7: Menggunakan alphanumeric address untuk mengakses Large Account

Ketika Large Account menyediakan data yang secara struktur berubah

(misalnya, data bursa efek), adalah mungkin melakukan update pesan singkat bahkan ketika pesan ini sudah diterima. Dengan menetapkan Replace Type indicator dari pesan singkat, pesan itu dapat digantikan (dalam CMG SMSC atau bahkan pada phase-2 mobile station) dengan mengirim pesan singkat baru. Pesan singkat baru ini akan menimpa pesan yang dikirim sebelumnya, oleh karena itu selalu menyajikan informasi paling mutakhir bagi end-user. Fungsionalitas sangat mudah untuk end-user karena memori pesan singkat dalam mobile station atau SIM ini terbatas.

b.3 Virtual SMSC Addressing

Adalah mungkin membuat asosiasi antara Large Account dan Virtual SMSC (VSMSC). Setiap VSMSC diidentifikasi dengan nomornya sendiri yang unik (Service Center Address), yang harus ditetapkan di dalam mobile station bila VSMSC harus diakses. Large Account kemudian dapat diakses dengan menggunakan VSMSC khusus dan setiap pesan yang dikirim dengan menggunakan VSMSC khusus kemudian akan disampaikan kepada Large Account. Dalam hasil ini, pelanggan tidak harus mengisi nomor Large Account di dalam alamat (address) penerima MO short message bila mengirim pesan ke Large Account.

(57)

4.4.6. Akses Large Account

Komunikasi antara Large Account dan CMG SMSC dapat berlangsung dengan dua cara: melalui Universal Computer Protocol (UCP) atau short message Peer-to-Peer Protocol (SMPP).

a. UCP

Fungsionalitas berikut tersedia melalui UCP protocol: 50-range of UCP messages:

• Message submission and Delivery - Notification delivery - Modify

- Inquiry - Delete

• Session Management Operation

• List Management operation for provisioning (ADD, DELETE, dan VERIFY)

b. Session Management

b.1 Large Account password check

Opsi ini memungkinkan operator untuk mendefinisikan tingkat keamanan ekstra untuk akses Large Account. Keamanan ekstra oleh Large Account password option ini diperlukan, misalnya, bila CLI sambungan tidak cukup aman. Large Account dan operator dapat mengubah password. Bila password diminta untuk Large Account atau kepatuhan Provisioning atau Message, Large Account dapat menggunakan UCP 50 series atau List Management Operation. Dengan Session Management Operation, Large Account dapat juga mengubah kepatuhan pesan dan

Gambar

Gambar 3.1  Mobile Originated Short Message Flow
Gambar 3.2  Mobile Terminated Short Message Flow
Gambar 3.3  Mengirim Message Menggunakan Daftar Distribusi 3.1.5 Forwarding
Gambar 3.5  Unconditional Forwarding 3.1.6 Long Messages
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bila jumlah suatu barang dalam satu bundel konsumsi dikurangi maka jumlah barang yang lain harus ditambah agar dapa diperoleh kepuasan yang sama.  Tidak dapat berpotongan

Jumlah usaha start up 29.. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil capaian di atas sangat mendukung dalam pemeringkatan webometrics. Selain publikasi artikel baik di

I ndustri manufaktur Indonesia memiliki potensi untuk berperan sebagai Leading Sector penguatan perekonomian karena berkaitan dengan sektor lain dan bernilai tambah

[r]

Kebijakan aktor lain dalam menyikapi strategi militer AS yang dijalankan di Afghanistan dan Pakistan merupakan jenis sumber daya eksternal yang dapat digunakan untuk

Ketiga, tepung iles-iles perlakuan terbaik diperoleh dari penumbukan chip iles- iles dengan berat 1,5 kg, dan lama 15 jam yang dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan cyclone,

Menurut anda, Bagaimana peran orangtua yang seharusnya dalam memberikan pendidikan seks pada anak remaja anda.. Pada saat anda memberikan pendidikan seks kepada anak,

Kecerdasan spiritual sebagai kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju