• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagaimanakah kita Memanfaatkan Waktu?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bagaimanakah kita Memanfaatkan Waktu?"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam kehidupan yang serba sibuk seperti di sekarang ini kita sering merasa bahwa waktu berjalan begitu cepatnya, sehingga waktu satu hari penuhpun hanya terasa seperti beberapa jam saja. Demikian pula waktu yang telah berjalan selama setahun, mungkin hanya terasa seperti satu bulan saja. Hal ini sebenarnya telah diprediksi oleh Rasulullah ( S.A.W.), yang mana beliau pernah bersabda bahwa salah satu tanda sudah dekatnya hari kiamat adalah waktu akan terasa berjalan begitu cepatnya.

Bagaimanakah kita Memanfaatkan Waktu?

Segala puji hanya bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah atas Nabi yang tidak ada Nabi setelahnya, amma ba'du:

Barang siapa yang mengikuti kabar tentang umat manusia dan memperhatikan keadaan mereka, dia akan mengetahui bagaimana mereka menghabiskan waktu, bagaimana mereka menghabiskan umur, sehingga dia akan mengetahui bahwa kebanyakan dari mereka menyia-nyiakan waktunya, mereka terhindar dari kenikmatan dapat memanfaatkan umur dan menggunakan waktu, oleh karena itu kita melihat mereka menafkahkan waktunya dan menghabiskan umurnya dengan apa-apa yang tidak mendatangkan manfaat baginya.

Waktu adalah kehidupan dan dia adalah umur yang sebenarnya bagi manusia,

dan bahwa penjagaannya merupakan pokok setiap kebaikan, penyia-nyiaannya merupakan pokok setiap kejelekan, maka ia mengharuskan suatu renungan yang menjelaskan tentang berharganya waktu dalam kehidupan seorang Muslim, apa yang diwajibkan bagi seorang Muslim terhadap waktunya, apa saja penyebab-penyebab yang dapat membantu untuk menjaga waktu, dan dengan apa seorang Muslim dapat memanfaatkan waktunya.

Kita meminta kepada Allah Ta'ala agar menjadikan kita termasuk dari dia yang dipanjangkan umur dan baik amalannya, serta mengaruniai kita dengan kebaikan dalam memanfaatkan waktu, karena Dia-lah sebaik-baik yang diminta.

Keberhargaan waktu dan kepentingannya:

Karakteristik penting dari waktu adalah cepat berlalu dan apabila dia telah pergi maka dia tidak akan kembali lagi.

Oleh karena itu apabila seorang Muslim mengetahui akan keberhargaaan serta kepentingan waktunya, maka dia akan lebih berhati-hati dalam menjaga dan memanfaatkannya pada apa-apa yang mendekatkan dirinya kepada Allah.

(2)

Al-Qur'an dan Sunnah sangat perhatian terhadap waktu dari berbagai sisi dan dengan gambaran yang bermacam-macam, Allah telah bersumpah dengannya pada awal beberapa surah dalam beberapa juz yang berbeda:

"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1) dan siang apabila terang benderang" [QS. Al-Lail: 1-2],

"Demi fajar (1) dan malam yang sepuluh" [QS. Al-Fajr: 1-2],

"Demi waktu matahari sepenggalahan naik (1) dan demi malam" [QS. Adh-Dhuha: 1-2],

"Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian" [QS. Al-'Ashr: 1-2].

Sunnah datang untuk lebih menekankan tentang pentingnya waktu serta berharganya zaman, dan telah diulang-ulang bahwa manusia akan bertanggung jawab atasnya pada hari kiamat. Dari Muadz bin Jabal bahwa Rasulullah ρ bersabda:

"

لﺎﺼﺧ ﻊﺑرأ ﻦﻋ لﺄﺴُﻳ ﻰﺘﺣ ﺔﻣﺎﻴﻘﻟا مﻮﻳ ﺪﺒﻋ مﺪﻗ لوﺰﺗ ﻻ

:

ﻢﻴﻓ ﻩﺮﻤﻋ ﻦﻋ

ﻩﺎﻨﻓأ

,

ﻩﻼﺑأ ﻢﻴﻓ ﻪﺑﺎﺒﺷ ﻦﻋو

,

ﻪﻘﻔﻧأ ﻢﻴﻓو ﻪﺒﺴﺘآا ﻦﻳأ ﻦﻣ ﻪﻟﺎﻣ ﻦﻋو

,

ﻪﻤﻠﻋ ﻦﻋو

ﻪﻴﻓ ﻞﻤﻋ اذﺎﻣ

"

"Tidak akan bergerak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya pada apa dia habiskan, tentang masa mudanya pada apa dia luangkan, tentang hartanya darimana dia dapatkan dan untuk apa dia pergunakan, dan tentang ilmunya apa yang dia amalkan padanya" [HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani].

Dan Nabi-pun mengabarkan bahwa waktu merupakan salah satu dari nikmat-nikmat Allah terhadap makhluk-Nya, seorang hamba diharuskan untuk mensyukuri nikmat yang dia dapat, dan jika tidak maka ia akan ditarik dan hilang darinya. Mensyukuri nikmat waktu dilakukan dengan menggunakannya pada keta'atan dan memanfaatkannya pada amal-amal saleh, bersabda Rasulullah ρ:

"

سﺎﻨﻟا ﻦﻣ ﺮﻴﺜآ ﺎﻤﻬﻴﻓ نﻮﺒﻐﻣ نﺎﺘﻤﻌﻧ

:

غاﺮﻔﻟاو ﺔﺤﺼﻟا

"

"Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu padanya: kesehatan dan waktu luang" [HR. Bukhori]

(3)

Selama untuk waktu terdapat seluruh kepentingan-kepentingan ini, bahkan sampai dianggap kalau ia adalah kehidupan yang sebenarnya, maka bagi setiap Muslim terdapat kewajiban-kewajiban sekitar waktunya, dia harus meraihnya dan meletakkan dihadapan matanya, diantara kewajiban-kewajiban tersebut:

• Menjaga untuk selalu mengambil manfaat dari waktu

Orang-orang saleh terdahulu selalu sangat perhatian sekali terhadap waktunya; karena mereka adalah orang-orang yang paling mengetahui akan keberhargaannya, mereka menjaga dengan sebenarnya agar tidak melewati satu hari atau satu saat dari zaman walaupun sangat pendek, tanpa menambah padanya dengan ilmu yang bermanfaat, amal saleh, melawan hawa nafsu atau memberikan manfaat terhadap orang lain, berkata Al-Hasan: saya telah mendapati beberapa orang yang terhadap waktunya lebih sangat menjaga daripada kalian terhadap uang dirham dan dinar yang kalian miliki.

• Pengaturan waktu:

Diantara kewajiban-kewajiban seorang Muslim terhadap waktunya adalah menyusunnya antara kewajiban-kewajiban dengan amalan-amalan yang berbeda, baik itu secara agama ataupun keduniawiaan, sehingga sebagiannya tidak mengalahkan sebagian yang lain, dan tidak pula yang tidak penting mengalahkan yang penting.

• Memanfaatkan waktu luangnya:

Waktu luang adalah kenikmatan yang dilalaikan oleh kebanyakan orang, sehingga kita melihat mereka dalam keadaan tidak menunaikan rasa syukurnya dan tidak pula menghargai dengan sebenarnya. Dari Ibnu Abbas: bahwa Nabi ρ bersabda:

"

سﺎﻨﻟا ﻦﻣ ﺮﻴﺜآ ﺎﻤﻬﻴﻓ نﻮﺒﻐﻣ ﷲا ﻢﻌﻧ ﻦﻣ نﺎﺘﻤﻌﻧ

:

غاﺮﻔﻟاو ﺔﺤﺼﻟا

"

"Dua nikmat diantara nikmat-nikmat Allah yang kebanyakan manusia tertipu pada keduanya: kesehatan dan waktu luang" [HR. Bukhori]. Dan Nabi-pun telah menganjurkan untuk memanfaatkannya dalam sabda beliau: "Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara…", beliau menyebutkan diantaranya: "waktu luangmu sebelum waktu sibukmu" [HR. Al-Hakim dan dishahihkan oleh Al-Albani]

(4)

1. Muhasabah diri: ia termasuk perantara terpenting yang dapat membantu seorang Muslim untuk memanfaatkan waktunya dalam keta'atan kepada Allah. Ia adalah perbuatan orang-orang saleh dan jalannya mereka yang bertaqwa. Oleh karena itu hisablah diri anda wahai saudaraku yang Muslim dan tanyakanlah kepadanya apa yang telah ia lakukan pada hari yang telah dilaluinya? Pada apa ia nafkahkan waktunya? Dan pada apa saja anda

habiskan jam-jam keseharian anda? Apakah bertambah padanya kebaikan ataukah bertambah padanya kejelekan?

2. Mendidik jiwa atas tingginya harapan: barang siapa yang membiasakan dirinya untuk selalu bergantung pada perkara-perkara yang tinggi dan menjauh dari kerendahannya, maka dia akan menjadi yang paling menjaga dalam memanfaatkan waktunya, barang siapa memiliki ketinggian harapan, maka dia tidak akan merasa puas dengan kekurangan, dan sesuai dengan ukurannya, harapan akan datang seperti apa yang diharapkannya.

3. Berteman dengan mereka yang menjaga waktunya: karena sesungguhnya berteman dan bergaul bersama mereka, serta berusaha mendekati dan mengikutinya akan dapat membantu anda dalam memanfaatkan waktu, juga menguatkan diri dalam memanfaatkan usia untuk keta'atan kepada Allah, semoga Allah merahmati dia yang berkata:

a. Jika anda berada pada suatu kaum maka gaulilah yang terbaiknya *** i. janganlah berteman dengan yang rendah sehingga anda menjadi

rendah

b. Tentang seseorang janganlah ditanyakan tapi tanya siapa temannya *** a. karena setiap pendamping akan mencontoh

pendampingnya

4. Mengetahui keadaan salaf bersama waktu: karena mengetahui keadaan mereka serta dengan membaca sejarahnya merupakan bantuan terbesar bagi seorang Muslim dalam memanfaatkan waktu, karena mereka adalah orang-orang terbaik yang memahami keberhargaan waktu dan kepentingan usia, mereka adalah contoh terbaik dalam memanfaatkan setiap menitnya dari umur dan memanfaatkan setiap nafasnya dalam keta'atan kepada Allah.

5. Meragamkan apa yang dipergunakan dari waktu: karena jiwa ini menurut tabiatnya adalah cepat bosan dan selalu menghindar dari segala sesuatu yang diulang-ulang. Peragaman pekerjaan akan membantu jiwa dalam memanfaatkan bagian yang sebesar mungkin dari waktu.

6. Memahami bahwa apa yang telah lalu dari waktu tidak akan kembali dan

tidak pula bisa diganti: setiap hari yang telah dilampaui, setiap jam yang telah

lewat dan setiap saat yang telah berlalu tidak mungkin untuk dapat dikembalikan, oleh karena itu tidak mungkin untuk dapat diganti, inilah arti dari perkataan Al-Hasan: [Tidak ada suatu haripun yang berlalu dari anak Adam kecuali ia akan berkata: wahai anak Adam, aku adalah hari baru dan akan menjadi saksi atas amalanmu, apabila telah pergi darimu aku tidak akan

(5)

kembali lagi, maka hidangkanlah sesuai kehendakmu karena kamu akan mendapatkannya dihadapanmu, dan akhirkanlah sesuai kehendakmu karena ia tidak akan kembali kepadamu selamanya].

7. Mengingat kematian dan saat menjelang kematiaan: tatkala manusia meninggalkan dunia, menghadap akherat dan berharap jika seandainya dia diberi sedikit saja kesempatan untuk memperbaiki yang telah rusak dan meraih apa yang telah terlewat, akan tetapi betapa tidak mungkinnya hal tersebut, karena masa beramal telah habis dan telah tiba masa perhitungan dan pembalasan. Maka teringatnya seseorang akan ini menjadikannya perhatian terhadap pemanfaatan waktunya dalam keridhoan terhadap Allah Ta'ala.

8. Menjauh dari teman yang menyia-nyiakan waktu: sesungguhnya berteman dengan orang-orang malas serta bergaul bersama mereka yang suka membuang-buang waktu merupakan penyia-nyiaan terhadap kemampuan manusia dan waktu, sedangkan seseorang diukur dari teman dan pendampingnya, oleh karena itu berkata Abdullah bin Mas'ud: [Anggaplah seseorang itu dengan siapa dia berteman, karena seseorang akan berteman dengan yang semisalnya].

9. Mengingat akan pertanyaan tentang waktu pada hari kiamat: tatkala seseorang berdiri dihadapan Rabb-nya pada hari yang menakutkan tersebut, dia akan ditanya tentang waktu dan umurnya, bagaimana dia habiskan? Untuk apa dia pergunakan? Pada apa dia manfaatkan? Dan dengan apa dia penuhi? Bersabda Rasulullah ρ:

"

ﺲﻤﺧ ﻦﻋ لﺄﺴﻳ ﻰﺘﺣ ﺪﺒﻋ ﺎﻣﺪﻗ لوﺰﺗ ﻦﻟ

:

ﻢﻴﻓ ﻪﺑﺎﺒﺷ ﻦﻋو ؟ﻩﺎﻨﻓأ ﻢﻴﻓ ﻩﺮﻤﻋ ﻦﻋ

؟ﻩﻼﺑأ

...

"

"Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba hingga ditanya tentang lima perkara: tentang umurnya pada apa dia habiskan? Tentang masa mudanya pada apa dua luangkan?..." [HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani]. Mengingat terhadap permasalahan seperti ini akan membantu seorang Muslim dalam menjaga waktunya, serta memanfaatkannya pada apa yang Allah ridhoi.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kita lakukan dalam memanfaatkan waktu yang berjalan dengan sangat cepat ini.

Tips 1: Mengetahui goal, tugas, dan tanggung-jawab kita

Untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, kita harus mengetahui goal kita. Goal ini harus spesifik, dapat diukur dan didokumentasikan untuk dijadikan sebagai review. Disamping itu goal tersebut harus memiliki deadline, dan kita berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi deadline tersebut. Sebagai contoh, goal yang hendak kita capai sepatutnya tidak ditulis "menghapal beberapa ayat Al-Qur'an", tetapi seharusnya ditulis dengan "menhapal surat Al-Anfal sebelum 15 Desember 2007".

(6)

Disamping 'specific' goal seperti diatas, kita juga harus memiliki 'long-term' goal sebagai bagian dari misi kehidupan kita. Sebagai contoh dari long-term goal ini adalah "Apakah goal dari hidup kita?". Sebagai muslim tentunya mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu mendapatkan surga tertinggi (surga Firdaus). Dengan adanya 'long-term' goal ini, semua 'specific' goal yang kita buat, seharusnya berangkat dari 'long term' goal ini.

Satu hal yang juga harus diperhatikan dalam membuat 'specific' dan 'long term' goal tersebut di atas adalah kita juga harus mengetahui tugas dan tanggung jawab kita. Rasulullah ( S.A.W.) pernah bersabda bahwa "Masing-masing engkau adalah pemimpin (penangung-jawab), dan bertangung-jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin dari keluarganya, dan bertangung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin dari rumah (kerumah-tanggaan) suaminya, dan bertangung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang budak adalah penangung-jawab terhadap harta dari majikannya, dan bertangung jawab terhadap apa yang dipercayakan padanya. Dan seorang laki-laki bertangung jawab terhadap harta ayahnya, dan bertangung jawab terhadap apa yang dipercayakan padanya. Sehingga masing-masing engkau adalah pemimpin (penangung-jawab), dan bertangung-jawab atas apa yang dipercayakan padanya." Dengan mengetahui tugas dan tanggung jawab kita, kita lebih mudah untuk menetukan goal yang ingin kita capai.

Tips 2: Perencanaan

Perencanan menawarkan dua unsur yang membawa keteraturan dalam hidup kita. Pertama, perencanaan menggambarkan bagaimana caranya kita mencapai kepada apa yang kita inginkan dari keadaan yang ada pada saat ini. Yang kedua, perencanaan mengemukakan tugas-tugas dan resource yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Satu hal yang pertama kali diciptakan oleh Allah (S.W.T.) adalah pena. Kemudian Allah (S.W.T.) memerintahkan untuk menulis apa yang akan terjadi dari awal hingga hari akhirat nanti. Sehingga apa yang terjadi di dunia inipun sudah direncanakan oleh Allah semenjak awal yang ditulis di dalam Lauhul-Mahfuz.

Tips 3: Membuat prioritas dan fokus kepada urusannya masing-masing

Membuat prioritas adalah kunci untuk mengendurkan stress karena "waktu yang sempit". Karena yang ingin kita kerjakan membutuhkan waktu yang lebih banyak dari waktu yang ada, kita harus mengambil keputusan apa-apa saja yang harus ditinggalkan. Untuk melakukannya, kita harus mengenali tugas-tugas yang bersifat 'harus-dilakukan', 'penting-untuk-dilakukan' dan 'baik-untuk-dilakukan'. Kemudian, kita harus melakukan tugas-tugas yang bersifat 'harus-dilakukan' terlebih dahulu hingga selesai, sebelum melakukan tugas-tugas yang ada dalam priority lainnya. Hal ini disebabkan jika kita memilih untuk meluangkan waktu untuk satu tugas maka kita secara automatis menunda tugas yang lainnya. Memprioritaskan satu tugas

(7)

adalah menentukan tugas mana yang akan menghasilkan 'return on investment' (ROI) terbesar untuk waktu tertentu sehingga kita bisa menjustifikasi untuk mengatakan 'Tidak' kepada tugas-tugas yang lainnya. Sebagai sesorang Muslim, tentunya segi pahala adalah salah satu unsur yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prioritas.

Salah satu hal lain yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas adalah dengan menempatkan sesuatu hal yang bukan urusan kita diprioritas yang terendah. Dalam hadits yang dinarasikan oleh Abu Hurairah ( r.a.), Rasulullah (S.A.W.) pernah bersabda: "Kesempurnaaan keislaman seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang bukan kepentingannya (urusannya)."

Tips 4: Start in the morning

Ada pepatah dalam bahasa Inggris: "Early Birds catch the worm." Pepatah ini bermakna kurang lebih bahwa orang-orang yang bangun pagi yang akan mendapat rezeki lebih dahulu.

Pepatah ini sebenarnya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah (S.A.W.), yaitu kita hendaknya menjadi "morning person", dan mulai pekerjaan kita sebelum matahari terbit. Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya, "Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari. ( H.R. Al-Baihaqi)

Aisyah juga menarasikan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, "Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan. ( H.R. At-Tabarani)

Tips 5: Tidak menyia-nyiakan waktu luang dan tidak menunda pekerjaan

Sering terjadi yang mana kita merasa bahwa kita memiliki waktu luang, sehingga waktu tersebut kita gunakan untuk relax atau untuk suatu hal yang tidak bermanfaat. Tetapi belum lagi kita puas dengan waktu luang kita, ternyata telah banyak tugas lainnya yang sudah tertunda dan kita terburu-buru untuk melakukannya.

Wallahu-a'lam. sumber:

http://m0s4l.multiply.com/journal/item/6/Tips_dalam_memanfaatkan_waktu Bagaimanakah kita Memanfaatkan Waktu? by. Div. Ilmiyah Daar al-Wathan

Referensi

Dokumen terkait

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Basri et al.(1998) mencoba pengupasan dan pemolesan pada rotan Lambang, Batang, Tohiti dan Noko. Proses pengupasan dan pelurusan rotan berdiameter besar dapat dilakukan keadaan

Adanya persaingan antar bank syariah dalam menarik minat nasabah dan berlomba-lomba dalam memberikan keringanan di dalam pembayaran atau angsurannya, dan ditemukan

Setelah membaca, meneliti dan merevisi seperlunya, kami berpendapat bahwa tesis saudara Nurajizah yang berjudul “ PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI DAN PERHATIAN WANITA

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan

Pengunaan simbol merupakan cara yang relatif mudah untuk menyampaikan kesan atau pesan kepada orang yang melihatnya atau masyarakat luas, sehingga diharapkan dapat membentuk

Model persamaan penawaran ekspor gaharu Indonesia memiliki koefisien de- terminasi (R 2 ) sebesar 0,982 (Tabel 1), artinya bahwa 98,2% keragaman ekspor gaharu

DAFTAR NAMA DOKTER BARU FAKULTAS KEDOKTERAN.. Universitas : Universitas